Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
PENDAHULUAN
2
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
DASAR TEORI
3
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
Flip-Flop
Flip-flop adalah suatu rangkaian yang memiliki dua keadaan stabil.
Keluaran flip-flop bertahan pada satu keadaan hingga ada pulsa pemicu yang
menyebabkan keluarannya berubah ke keadaan yang lain. Pulsa pemicu tersebut
berlangsung sangat singkat (pendek) dan tepat. Sekali dipicu flip-flop akan
mempertahankan keadaannya yang baru dan menyimpan data sesudah adanya
perintah masukan berhenti. Pada dasarnya flip-flop merupakan rangkaian logika
dengan dua keluaran (Q dan Q’) dengan keadaan yang saling berkebalikan. Jika
sebuah flip-flop dikatakan berada pada keadaan tinggi (1) atau rendah (0), maka
yang dimaksud adalah keadaan pada keluaran normal (Q). Tentu saja keadaan
keluaran komplemen (Q’) selalu berkebalikan dengan Q. Dengan demikian ada
dua keadaan kerja yang mungkin dari suatu flip-flop. Flip-flop memiliki banyak
jenis yaitu FF-SR, FF-SR Berdetak, FF-JK, FF-JKMS, FF-D, FF-T.
1. Flip-Flop S-R
Flip-flop adalah susunan gerbang logika yang menjaga keluaran tetap
stabil walaupun masukan sudah tidak aktif. Keluaran flip-flop ditentukan oleh
nilai masukan dan juga nilai keluaran sebelumnya, sehingga unit logika
kombinasional tidak cukup untuk menangani hal ini. Flip-flop dapat
digunakan untuk menyimpan informasi bit tunggal, dan berlaku sebagai
pembangun memori komputer. Jika kedua masukan pada gerbang NOR dua
masukan bernilai 1, maka keluarannya akan 0, selain itu keluarannya akan 1.
Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran dari masukan gerbang
logika tidaklah seketika tetapi sebesar yang merupakan waktu perambatan
melalui gerbang logika. Waktu tunda ini kadang-kadang dimunculkan sebagai
rangkaian tunda untuk keperluan analisis. Waktu tunda ini secara normal
tidak dimunculkan tetapi tetap ada. Waktu perambatan melalui gerbang NOR
mempengaruhi operasi flip-flop. Jika kita isikan 1 pad S, maka Q akan
bernilai 0 setelah waktu tunda, yang menyebabkan Q bernilai 1 (dianggap R
bernilai 0) setelah waktu tunda 2. Akibatnya adalah selama penggalan waktu
tertentu ada waktu singkat sebesar yang Q dan Q bernilai 0, yang secara logis
tidak dibenarkan, tetapi kondisi ini dapat diperbaiki dengan konfigurasi tuan-
hamba (master-slave) yang akan kita bahas nanti. Jika kemudian S diisi
4
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
5
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
tinggi. Dengan demikian S dan R dibuat mantap dahulu pada posisi detak
rendah, baru kemudian detak menjadi tinggi dan nilai yang stabil akan
tersimpan dalam flip-flop.
3. Flip-Flop D
Kelemahan dari flip-flop S-R adalah bahwa untuk menyimpan nilai 1
atau 0, kita harus mengisi 1 pada S atau R. Konfigurasi alternatif untuk
menyimpan nilai 1 atau 0 adalah dengan menggunakan flip-flop D. Flip-flop
D disusun dari flip-flop yang dipasangi pembalik antara masukan S dan R.
Dengan demikian ketika detak bergerak naik, maka nilai pada jalur D akan
disimpan. Flip-flop biasa digunakan pada rangkaian yang mempunyai umpan
balik dari keluaran kembali ke jalur masukan melalui rangkaian lain. Hal ini
kadang-kadang menyebabkan keadaan flip-flop berubah lebih dari sekali
dalam satu siklus detak. Untuk memastikan bahwa dalam satu siklus hanya
terjadi 1 perubahan keadaan pada flip-flop, kita cegat kalang umpan balik
dengan membentuk flip-flop tuan-hamba.
Flip-flop tuan-hamba berisi 2 flip-flop yang disusun berurutan dengan
detak untuk flip-flop kedua dipasang pembalik. Flip-flop tuan akan berubah
saat detak tinggi, tetapi flip-flop hamba tidak berubah sampai detak rendah.
Dengan demikian diperlukan detak naik kemudian turun untuk memindahkan
isi jalur D pada flip-flop tuan ke keluaran Qs pada flip-flop hamba. Simbol
segitiga pada flip-flop tuan-hamba menunjukkan bahwa perubahan keadaan
hanya terjadi pada saat detak berubah naik ( dari 0 ke 1) atau turun (dari 1 ke
0). Flip-flop picuan level keadaan berubah terus-menerus selama detka
bernilai tinggi (atau rendah tergantung desain flip-flop). Flip-flop picuan tepi
berubah hanya saat terjadi perubahan detak dari tinggi-ke-rendah atau dari
rendah-ke-tinggi. Beberapa buku tidak memasang simbol segitiga pada
masukan detak. Untuk membedakan antara flip-flop picuan level atau picuan
tepi digunakan cara lain. Penggunaan simbol segitiga membuat tipe flip-flop
menjadi jelas.
6
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
4. Flip-Flop JK dan T
Selain flip-flop S-R dan D, flip-flop J-K juga termasuk flip-flop yang
cukup terkenal. Flip-flop J-K mempunyai kelakuan yang mirip dengan flip-
flop S-R kecuali bahwa flip-flop ini akan mempunyai keluaran Q=1 untuk
J=1 dan K=0. Saat J=0 dan K=1 maka keluarannya Q=0. Jika J dan K bernilai
1, maka nilai keluaran akan berkebalika dengan nilai keluaran sebelumnya.
Namun untuk J dan K sama-sama bernilai 0, keluaran akan tetap.
Permasalahan pada saat dioperasikan dalam mode bergantian maka jika J dan
K keduanya bernilai tinggi dan detak juga tinggi, flip-flop dapat bergantian
nilainya lebih dari satu kali sampau detak menjadi rendah. Situasi ini
merupakan salah satu alasan penggunaan konfigurasi tuan-hamba.
7
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
yang menyimpan dan memproses data sekian banyak satu demi satu sesuai
dengan isi rangkaian logika yang menyusun sebuah counter. Ada beberapa
jenis counter yaitu :
1. Synchronous Counter
Sycrhronous counter merupakan suatu rangkaian yang
mempunyai fungsi menghitung secara berurutan (urutannya tertentu)
baik dari angka kecil ke besar maupun sebaliknya, dimana perubahan
output secara sinkron/serempak diperoleh setelah satu clock (semua
clock input diperoleh dari satu sumber pulsa input).
L1 L3
L2 L4
S1
5V
S3
0V
2. Asynchronous Counter
Asynchronous counter merupakan suatu rangkaian yang
mempunyai fungsi menghitung secara berurutan (urutannya tertentu)
baik dari angka kecil ke besar maupun sebaliknya, masing-masing clock
dari input tidak dihubungkan kepada sumber yang sama.
S1
L3 L4 5V
L1 L2
S3
0V
8
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
9
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
Pada verifikasi ini menggunakan bahasa “high order logic” (HOL) yang
merupakan formal verifikasi tipe “Theorem proving”.
a
A
b
B c
d
C
e
D f
BCD to 7 segment g
Bl
Pada gambar diatas devais ini didefinisikan BCD yang mempunyai input
eksternal A, B, C, D, Bl dan output eksternal a, b, c, d, e, f, g yang menyatu dalam
satu paket berupa rangkaian terintegrasi (IC/Integrated Circuit).
Pada spesifikasi dekoder ini digunakan input sebanyak lima buah dan
tujuh output sesuai dengan karakteristik IC TTL 74LS49, sehingga didefinisikan
menjadi BCD(A, B, C, D, Bl, a, b, c, d, e, f, g). Dekoder BCD to seven segment
mempunyai spesifikasi cara kerja sebagai berikut :
10
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
11
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
Masukan Keluaran
D C B A a B c d e f g
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0
0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1
1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1
1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
12
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
RANCANGAN FINAL PROJECT
Batery
Batery
7 Segment
pemilih jarak
Motor
reset
on/off
pengatur kecepatan
1cm
Pin
Limit Switching
Komponen yang Dipakai
a. IC Counter 74191 atau 74193 sebanyak 3 buah.
b. IC Decoder BCD to Seven Segment 7447 sebanyak 3 buah.
c. IC Decoder BCD to Decimal 74145 sebanyak 1 buah.
d. Lampu display 7 Segment sebanyak 3 buah.
e. Resistor 1 KΩ sebanyak 1 buah.
f. IC Quad 2-input AND Gate 7408 sebanyak 1 buah.
g. Switch sebanyak 1 buah.
h. Limit Switch.
i. Regulator.
13
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
IMPLEMENTASI FINAL PROJECT
Display 7 Display 7 Display 7
segment segment segment
Decoder
BCD to Counter m Counter dm Counter cm
decimal
motor roda clock
Switch input
Cara Kerja
Jarak tempuh yang kita inginkan kita masukkan dalam saklar
inputan, berapa jarak yang diinginkan untuk ditempuh. Dari inputan yang
diinginkan akan menentukan output decoder 74145 yang dihubungkan ke
motor sebagai sumber tegangan bagi motor untuk menggerakkan motor
sehingga apabila motor bergerak maka roda dari mainan akan bergerak.
Truth table decoder disajikan di bawah. Masing-masing ouput pada
decoder dihubungkan dengan switch input. Jika saklar input = n di mana n
adalah input jarak dalam meter maka motor akan berhenti jika counter
meter = n. Hal ini terjadi karena saat counter meter pada keadaan kurang
dari n maka output decoder yang terhubung ke motor dalam keadaan high
sehingga motor bisa berputar sedangkan jika counter meter pada keadaan n
maka ouput yang terhubung ke motor berada dalam keadaan low sehingga
motor berhenti.
14
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
INPUT OUTPUT
A B C D Q0 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Truth Table Decoder 74145
Motor kita hubungkan ke sebuah roda di mana roda tersebut memiliki
keliling berkelipatan 1 cm. Setiap 1 cm keliling roda tersebut kita beri dua
keadaan gelap dan terang sebagai sensor untuk LDR atau photo diode. LDR kita
hubungkan ke suatu sumber tegangan. LDR berfungsi sebagai saklar on/off yang
kita hubungkan ke sebuah counter sebagai clock. Jika roda berputar maka akan
terjadi suatu transisi dari 0 ke 1 dan sebaliknya. Transisi inilah yang akan kita
jadikan sebagai clock pada counter cm (centimeter). Sedangkan untuk counter
desimeter memperoleh clock dari ripple counter cm dan untuk counter meter
memperoleh clock dari ripple counter desimeter.
15
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
PENGUJIAN
Masalah lain yang terjadi adalah putaran dynamo tidak dapat menghasilkan torsi
yang cukup untuk memutar clock.
16
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
ANALISIS DATA
Dari pengujian terhadap alat yang kami buat, dapat kami analisis dari tiap-
tiap komponen. Dari rangkaian project board, counter dapat berjalan dengan
memakai clock IC timer 555. Pada alat kami counter berfungsi sebagai pengukur
jarak tempuh motor.
Ouput dari counter sebanyak 4 bit akan dijadikan input dari decoder BCD
to Desimal 74145. Output dari decoder ini akan dijadikan supply pada motor atau
dynamo. Jika kita memasukkan input bernilai n maka output ke-n dari decoder
7445 akan dijadikan supply bagi motor. Pada saat counter meter berada pada
bilangan kurang dari n maka output ke-n dari decoder 7445 akan menghasilkan
logic 1 sehingga mampu memberikan supply tegangan bagi motor. Jika counter
meter berada pada bilangan ke-n maka output dari decoder 7445 akan berada pada
logic 1 sehingga motor tidak akan memperoleh supply tegangan dari decoder dan
akibatnya motor tidak bisa bergerak dan clock akan berhenti sehingga counter
juga akan berhenti.
Counter yang kami gunakan akan didispaly pada 7-segment. Karena driver
yang kami gunakan adalah IC decoder 7447 maka display 7-segment yang kami
gunakan adalah 7-segment common anoda.
17
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
18
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
KENDALA‐KENDALA
Kendala – kendala yang kami hadapi antara lain adalah :
1. Pencetakan board yang kurang sempurna
2. Penyolderan yang kurang sempurna
3. Pemasangan IC yang kurang sempurna
4. Motor yang kami pakai sebagai penggerak clock memiliki torsi yang kecil
19
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
KESIMPULAN
Alat pengukur jarak yang kami buat adalah meggunakan keliling roda
sebagai indikasi untuk menentukan seberapa jauh jarak yang telah ditempuh oleh
alat. Alat ini kami buat dengan ketelitian dalam cm. Input yang dapat kita
masukkan hanya berkisar antara 1 hingga 9 meter saja.
Alat bekerja jika kita memasukkan suatu input yang bernilai n maka
output ke-n dari decoder 7445 akan dijadikan supply bagi motor. Pada saat
counter meter berada pada bilangan kurang dari n maka output ke-n dari decoder
7445 akan menghasilkan logic 1 sehingga mampu memberikan supply tegangan
bagi motor. Jika counter meter berada pada bilangan ke-n maka output dari
decoder 7445 akan berada pada logic 1 sehingga motor tidak akan memperoleh
supply tegangan dari decoder dan akibatnya motor tidak bisa bergerak dan clock
akan berhenti sehingga counter juga akan berhenti.
Kemungkinan alat tidak dapat berjalan disebabkan oleh torsi motor atau
dynamo yang terlalu kecil sehingga tidak mampu memutar roda pada alat ukur
tersebut sehingga counter tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu
kemungkinan yang lain adalah kesalahan dalam pembuatan circuit pada PCB,
20
Yuni Almaadin <2206 100 035> almaadin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya
terputusnya circuit, dan penyolderan yang kurang sempurna sehingga arus tidak
bisa mengalir.
21