You are on page 1of 24

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

INFEKSI SALURAN KEMIH


Oleh : Penaten O.M.K. Tokan, S.Ked
Pembimbing : dr. Kamilus K. D. Karangora, Sp.PD
SMF ILMU PENYAKIT DALAM
BLUD RSUD PROF.W.Z. JOHANNES
FAKULTAS KEDOKTERAN UNDANA
KUPANG
2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penakit infeksi ang sering
ditemukan dalam masarakat !alaupun perkembangan teknologi dan pengobatan di
bidang kesehatan seperti penggunaan antiboitk sudah "ukup ma#u dan beredar luas di
masarakat. Se"ara epidemiologis, hampir $%&'%( perempuan de!asa pernah mengalami
ISK selama hidupna
1
. Di )merika Serikat, terdapat *+ #uta kun#ungan pasien dengan
ISK di tempat praktik umum
$
.
Sebagian besar ke#adian infeksi saluran kemih disebabkan oleh bakteri
Escherichia coli ang melakukan in,asi se"ara asending ke saluran kemih dan
menimbulkan reaksi peradangan. Ke#adian infeksi saluran kemih dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti usia, #enis kelamin, kelainan pada saluran kemih, kateterisasi,
penakit diabetes, kehamilan, dan lain&lain.
1,$,',-.
Ilmu kesehatan modern saat ini telah
memudahkan diagnosis dan terapi infeksi saluran kemih sehingga dengan deteksi dini
faktor predisposisi dan pengobatan ang adekuat dengan antibiotik ang sesuai maka
pasien dapat sembuh sempurna tanpa komplikasi
-
.
Pada bab selan#utna akan dibahas se"ara lebih mendalam mengenai infeksi
saluran kemih, dalam hal ini termasuk epidemiologi, penebab, patogenesis, diagnosis,
terapi, komplikasi, serta prognosis dari infeksi saluran kemih pada orang de!asa.
$
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anato! "an F!#!o$o%!
&
Sistem urinarius terdiri dari $ gin#al .ren), $ ureter, ,esika urinaria dan uretra. Sstem
urinarius berfungsi sebagai sstem ekskresi dari "airan tubuh. /in#al berfungsi untuk
membentuk atau menghasilkan urin dan saluran kemih lainna berfungsi untuk
mengekskresikan atau mengeliminasi urin. Sel&sel tubuh memproduksi 0at&0at sisa seperti
urea, kreatinin dan ammonia ang harus diekskresikan dari tubuh sebelum terakumulasi
dan menebabkan toksik bagi tubuh. Selain itu, gin#al #uga berfungsi untuk regulasi
,olume darah tubuh, regulasi elekterolit ang terkandung dalam darah, regulasi
keseimbangan asam basa, dan regulasi seluruh "airan #aringan tubuh. Saluran kemih
bagian atas adalah gin#al, sedangkan ureter, kandung kemih .,esika urinaria1 dan uretra
merupakan saluran kemih bagian ba!ah.
/ambar 1. Struktur saluran kemih manusia
Sumber: !!!.kidne.org
'
/in#al memiliki tiga bagian penting aitu korteks, medulla dan pel,is renal.
2agian paling superfisial adalah korteks renal, ang tampak bergranula. Di sebelah
dalamna terdapat bagian lebih gelap, aitu medulla renal. 3#ung ureter ang
berpangkal di gin#al, berbentuk "orong lebar disebut pel,is renal. Pel,is renal ber"abang
dua atau tiga, disebut kaliks maor ang masing&masing ber"abang membentuk beberapa
kaliks minor. Dari kaliks minor, urin masuk ke kaliks maor, ke pel,is renal kemudian ke
ureter, sampai akhirna ditampung di dalam kandung kemih.
3reter terdiri dari dua saluran pipa ang masing&masing menambung dari
gin#al ke kandung kemih .,esika urinaria1. Pan#angna kira&kira $%&'4 "m, dengan
penampang 5 4,% "m. 3reter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian
terletak dalam rongga pel,is.
Kandung kemih adalah kantong ang terbentuk dari otot tempat urin mengalir
dari ureter. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar .peritonium1.
/ambar.$ Struktur anatomi gin#al,
Sumber: Essential of Anatomy and Physiology 5
th
edition, $44+, 6al. -$$.
2agian akhir saluran keluar ang menghubungkan kandung kemih
denganluar tubuh ialah uretra. 3retra pria sangat berbeda dari uretra !anita. Pada laki&
laki, sperma ber#alan melalui uretra !aktu e#akulasi. 3retra pada laki&laki merupakan
-
tuba dengan pan#ang kira&kira 1+&$4 "m dan meman#ang dari kandung kemih ke u#ung
penis.
3retra pada laki&laki mempunai tiga bagian aitu : uretra prostatika, uretra
membranosa dan uretra spongiosa. 3retra !anita #auh lebih pendek daripada pria, karena
hana $,%&- "m pan#angna dan meman#ang dari kandung kemih ke arah ostium diantara
labia minora kira&kira $,% "m di sebelah belakang klitoris.
.
/ambar '. 7esika urinaria dan uretra pada perempuan dan laki&laki
Sumber: Essential of Anatomy and Physiology 5
th
edition,$44+, 6al. -'$
2.2 D'(!n!#!
2eberapa istilah ang perlu dipahami:
2akteriuria bermakna .significant backteriuri) adalah keberadaan mikroorganisme
murni .tidak terkontaminasi flora normal dari uretra1 lebih dari 14
%
colony forming
units per m8 ."fu9ml1 biakan urin dan tanpa lekosituria
1,-
.
2akteriuria simtomatik adalah bakteriuria bermakna dengan manifestasi klinik
1,-
%
2akteriuria asimtomatik .covert bacteriuria) adalah bakteriuria bermakna tanpa
manifestasi klinik
1,-
.
Infeksi saluran kemih .ISK1 merupakan istilah ang digunakan untuk menun#ukkan
bakteriuria patogen dengan colony forming units per m8 :;39 ml urin * 14
%
, dan
lekositouria *14 per lapangan pandang besar, disertai manifestasi klinik
-
.
ISK akhir&akhir ini #uga didefinisikan sebagai suatu respon inflamasi tubuh terhadap
in,asi mikroorganisme pada urothelium
',<
.
2.) E*!"'!$o%!
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penakit ang paling sering ditemukan di
praktik umum. Ke#adian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, gender,
pre,alensi bakteriuria, dan faktor predisposisi ang mengakibatkan perubahan struktur
saluran kemih termasuk gin#al. ISK "enderung ter#adi pada perempuan dibandingkan
laki&laki. ISK berulang pada laki&laki #arang dilaporkan, ke"uali disertai fa"tor
predisposisi
1
.
Menurut penelitian, hampir $%&'%( perempuan de!asa pernah mengalami ISK
selama hidupna. Pre,alensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada
perempuan. Pre,alensi selama periode sekolah .School girls) 1( meningkat men#adi % (
selama periode aktif se"ara seksual. Pre,alensi infeksi asimtomatik meningkat men"apai
'4( pada laki&laki dan perempuan #ika disertai faktor predisposisi
1
.
Di )merika Serikat, terdapat *+ #uta kun#ungan pasien dengan ISK di tempat
praktik umum. Sebagian besar kasus ISK ter#adi pada perempuan muda ang masih aktif
se"ara seksual dan #arang pada laki&laki =%4 tahun
%
. Insiden ISK pada laki&laki ang
belum disirkumsisi lebih tinggi .1,1$(1 dibandingkan pada laki&laki ang sudah
disirkumsisi .4,11(1
'
.
<
Tabel $.1 >pidemiologi infeksi saluran kemih berdasarkan umur dan #enis kelamin
Sumber: Smith?s /eneral urolog 1+th edition, $44@, halaman 1A-
2.+ Et!o$o%!
Pada umumna ISK disebabkan oleh mikroorganisme .MO1 tunggal seperti:
1
Eschericia coli merupakan MO ang paling sering diisolasi dari pasien dengan
ISK simtomatik maupun asimtomatik
Mikroorganisme lainna ang sering ditemukan seperti Proteus spp .''( ISK
anak laki&laki berusia % tahun1, Klebsiella spp dan Stafilokokus dengan koagulase
negatif
Pseudomonas spp dan MO lainna seperti Stafilokokus #arang di#umpai, ke"uali
pas"a kateterisasi
+
/ambar. - gambaran bakteri E.coli, berbentuk basil dan adana fimbrae atau pili
Sumber: http:99!!!.kidneatlas.org9book$9adk$B4+.pdf
Tabel $.$ 2akteri Penebab Infeksi Saluran Kemih
@
Sumber: Cefrologi Klinik, edisi III. $44<, hal.''
2.& Pato%'n'#!#
Patogenesis bakteriuri asimtomatik men#adi bakteriuri simtomatik tergantung dari
patogenitas bakteri sebagai agent, status pasien sebagai host dan "ara bakteri masuk ke
saluran kemih .bacterial entry)
1,'
.
$.%.1 Peranan Patogenisitas 2akteri .agent)
Tidak semua bakteri dapat menginfeksi dan melekat pada #aringan saluran kemih. 2akteri
tersering ang menginfeksi saluran kemih adalah E.coli ang bersifat uropathogen.
1,',+,@
.
Strain bakteri E. coli hidup atau berkoloni di usus besar atau kolon manusia.
2eberapa strain bakteri E. coli dapat berkoloni di daerah periuretra dan masuk ke ,esika
urinaria. Strain E. coli ang masuk ke saluran kemih dan tidak memberikan ge#ala klinis
memiliki strain ang sama dengan strain E. coli pada usus .fecal E.coli), sedangkan strain
E. coli ang masuk ke saluran kemih manusia dan mengakibatkan timbulna manifestasi
klinis adalah beberapa strain bakteri E. coli ang bersifat uropatogenik dan berbeda dari
sebagian besar >."oli di usus manusia .fecal E.coli). Strain bakteri E.coli ini merupakan
uropatogenik E.coli .3P>:1 ang memiliki faktor ,irulensi
@
.
Penelitian intensif berhasil menentukan faktor ,irulensi E.coli dikenal sebagai
virulence determinalis
1
.
A
/ambar %. Penampang pemukaan Escherichia coli
Sumber: Cefrologi Klinik >disi III, $44<, hal. @<
Tabel $.' ;aktor 7irulensi E.coli
Penentu ,irulensi )lur
imbriae
Kapsul antigen K
!ipopolysaccharide side
chains "O antigen1
8ipid ) .endotoksin1
Membran protein lainna
6emolsin
)dhesi
Pembentuk #aringan ikat .scarring)
Desistensi terhadap pertahanan tubuh
Perlengketan .attachment)
Desistensi terhadap fagositosis
Inhibisi peristalsis ureter
Proinflamatori
Kelasi besi
)ntibiotika resisten
Kemungkinan perlengketan
Inhibisi fungsi fagosit
Sekuestrasi besi
Sumber: Sumber: 2uku )#ar Ilmu Penakit Dalam Eilid II >disi 7, $44A, hal.1414
14
2akteri patogen dari urin dapat menebabkan manifestasi klinis bergantung pada
perlengketan mukosa oleh bakteri, faktor ,irulensi, dan ,ariasi faktor ,irulensi
1
.
Peranan Perlengketan Mukosa oleh 2akteri .#acterial attachment of mucosa)
Menurut penelitian, fimbriae .proteinaceous hair$like pro%ection from bacterial surface)
merupakan salah satu pelengkap patogenesitas ang mempunai kemampuan untuk
melekat pada permukaan mukosa saluran kemih
1
.
imbriae atau pili memiliki ligand di permukaanna ang berfungsi untuk
berikatan dengan reseptor glikoprotein dan glikolipid pada permukaan membran sel
uroepithelial. imbriae atau pili dibagi berdasarkan kemampuan hemaaglutinasi dan tipe
sugar ang berada pada permukaan sel. Pada umumna P fimbriae ang dapat
menaglutinasi darah, berikatan dengan reseptor glikolipid antigen pada sel uroepithelial,
eritrosit .antigen terhadap P blood group) dan sel&sel tubulus renalis. Sedangkan fimbriae
tipe 1 berikatan dengan sisa mannoside pada sel uroepithelial
'
.
2erdasarkan penelitian P fimbriae terdapat pada A4( bakteri E.coli ang
menebabkan pelonefritis dan hana = $4( strain E.coli ang menebabkan ISK
ba!ah. Sedangkan fimbriae tipe 1 lebih berperan dalam membantu bakteri untuk melekat
pada mukosa ,esika urinaria
'
.
Peranan ;aktor 7irulensi
Setelah fimbrae atau pili berhasil melekat pada sel uroepithelial .sel epitel saluran
kemih1, maka proses selan#utna dilakukan oleh faktor ,irulensi lainna. Sebagian besar
uropatogenik E.coli .3P>:1 menghasilkan hemolysin ang befungsi untuk menginisiasi
in,asi 3P>: pada #aringan dan mengakti,asi ion besi bagi kuman patogen .sekuestrasi
besi1. Keberadaan kaspsul K antigen dan O antigen pada bakteri ang mengin,asi
#aringan saluran kemih melindungi bakteri dari proses fagositosis oleh neutrofil. Keadaan
ini mengakibatkan 3P>: dapat lolos dari berbagai mekanisme pertahanan tubuh host.
2eberapa penelitian terakhir #uga mengatakan bah!a banak bakteri seperti E.coli
memiliki kemampuan untuk mengin,asi sel host sebagai patogen oportunistik
intraseluler
1,',-
.
11
Sifat patogenitas lain dari strain E.coli aitu toksin, dikenal beberapa toksin
seperti &$haemolysin, cytoto'ic necroti(ing factor$) .:C;&11 dan iron uptake system
.aeroba"tin dan enteroba"tin1. 6ampr A%( sifat &$haemolysin ini terikat pada kromosom
dan berhubungan dengan phatogenicity island .P)IS1 dan hana % ( terikat pada gen
plasmid
-
.
Peranan 7ariasi ;ase ;aktor 7irulensi
7irulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami perubahan bergantung
dari respon faktor luar. Konsep ,ariasi MO ini menun#ukkan peranan beberapa penentu
,irulensi ang ber,ariasi di antara indi,idu dan lokasi saluran kemih. Oleh karena itu
ketahanan hidup bakteri berbeda dalam ,esika urinaria dan gin#al
1
.
$.%.$ Peranan ;aktor Tuan Dumah .host)
;aktor Predisposisi Pen"etus ISK
Menurut penelitian, status saluran kemih merupakan faktor risiko pen"etus ISK. faktor
bakteri dan status saluran kemih pasien mempunai peranan penting untuk kolonisasi
bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bakteri sering mengalami kambuh .eksaserbasi1
bila sudah terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih. Dilatasi saluran kemih
termasuk pel,is gin#al tanpa obstruksi saluran kemih dapat menebabkan gangguan
proses klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi
1
.
Selain itu urin #uga memiliki karakter spesifik .osmolalitas urin, konsentrasi urin,
konsentrasi asam organik dan p61 ang dapat menghambat pertumbuhan dan kolonisasi
bakteri pada mukosa saluran kemih. Menurut penelitian urin #uga mengandung faktor
penghambat perlekatan bakteri akni *amm$+orsfall glycoprotein, dikatakan bah!a
bakteriuria dan tingkat inflamasi di saluran kemih meningkat pada defisit T6/. T6/
membantu mengeliminasi infeksi bakteri pada saluran kemih dan berperan sebagai salah
satu mekanisme pertahanan tubuh
'
.
Detensi urin, stasis, dan refluks urin ke saluran "erna bagian atas #uga dapat
meningkatkan pertumbuhan bakteri dan infeksi. Selain itu, abnormalitas anatomi dan
fungsional saluran kemih ang dapat menganggu aliran urin dapat meningkatkan
kerentanan host terhadap ISK
1,'
. Keberadaan benda asing seperti adana batu, kateter,
stent dapat membantu bakteri untuk bersembuni dari mekanisme pertahanan host
',A
1$
Tabel $.- ;aktor predisposisi .pen"etus1 ISK
;aktor predisposisi .pen"etus1 ISK
8itiasis
Obstruksi saluran kemih
Penakit gin#al polikistik
Cekrosis papilar
DM pas"a transplantasi gin#al
Cefropati analgesik
Penakit Sickle$cell
Senggama
Kehamilan dan peserta K2 dengan tablet progesteron
Kateterisasi
Sumber: 2uku )#ar Ilmu Penakit Dalam Eilid II >disi 7, $44A, halaman 144A
Status Imunologi Pasien
8apisan epitel pada dinding saluran kemih mengandung membran ang melindungi
#aringan dari infeksi dan berkapasitas untuk mengenali bakteri dan mengakti,asi
mekanisme pertahanan tubuh. Sel uroepithelial mengekspresikan toll$like receptors
"*!,s) ang dapat mengikat komponen spesifik dari bakteri sehingga menghasilkan
mediator inflamasi. Despon tubuh dengan mengsekresikan kemotraktan seperti
interleukin$- untuk merekrut neutrofil ke area #aringan ang terin,asi. Selain itu, gin#al
#uga memproduksi antibodi untuk opsonisasi dan fagositosis bakteri serta untuk
men"egah perlekatan bakteri. Mekanisme imunitas seluler dan humoral ini berperan
dalam pen"egahan ISK, oleh karena itu imunitas host berperan penting dalam ke#adian
ISK
',-
Penelitian laboratorium mengungkapkan bah!a golongan darah dan status
se"retor mempunai kontribusi untuk kepekaan terhadap ISK. Pre,alensi ISK #uga
meningkat terkait dengan golongan darah )2, 2 dan PI .antigen terhadap tipe fimbriae
bakteri1 dan dengan fenotipe golongan darah le!is
1
.
1'
$.%.' :ara 2akteri Mengin,asi Saluran Kemih .bacterial entry)
Terdapat beberapa rute masuk bakteri ke saluran kemih. Pada umumna, bakteri di area
periuretra naik atau se"ara ascending masuk ke saluran genitourinaria dan menebabkan
ISK
1,$,'
Sebagian besar kasus pielonefritis disebabkan oleh naikna bakteri dari kandung
kemih, melalui ureter dan masuk ke parenkim gin#al. Ke#adian ISK oleh karena in,asi
MO se"ara ascending #uga dipermudah oleh refluks ,esikoureter. Pendekna uretra
!anita dikombinasikan dengan kedekatanna dengan ruang depan ,agina dan rektum
merupakan predisposisi ang menebabkan perempuan lebih sering terkena ISK
dibandingkan laki&laki
',-
Penebaran se"ara hematogen umumna #arang, namun dapat ter#adi pada pasien
dengan immunocompromised dan neonatus. Staphylococcus aureus, Spesies .andida, dan
/ycobacterium tuberculosis adalah kuman patogen ang melakukan per#alanan melalui
darah untuk menginfeksi saluran kemih
$,',-,A
.
Penebaran limfatogenous melalui dubur, limfatik usus, dan periuterine #uga
dapat menebabkan in,asi MO ke saluran kemih dan mengakibatkan ISK. Selain itu,
in,asi langsung bakteri dari organ ang berdekatan ke dalam saluran kemih seperti pada
abses intraperitoneal, atau fistula ,esi"ointestinal atau ,esiko,aginal dapat menebabkan
ISK
'
.
2., K$a#!(!-a#!
2erdasarkan letak anatomi, ISK digolongkan men#adi:
Infeksi Saluran Kemih )tas
Infeksi saluran kemih atas terdiri dari pielonefritis dan pielitis. Pielonefritis terbagi
men#adi pielonefritis akut .PC)1 dan pielonefritis kronik .PCK1. Istilah pielonefritis
lebih sering dipakai dari pada pielitis, karena infeksi pielum .pielitis1 ang berdiri sendiri
tidak pernah ditemukan di klinik
-
.
Pielonefritis akut .PC)1 adalah radang akut dari gin#al, ditandai primer oleh radang
#aringan interstitial sekunder mengenai tubulus dan akhirna dapat mengenai kapiler
glomerulus, disertai manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan kelainan
radiologik
',-
. PC) ditemukan pada semua umur dan #enis kelamin !alaupun lebih sering
1-
ditemukan pada !anita dan anak&anak. Pada laki&laki usia lan#ut, PC) biasana disertai
hipertrofi prostat
-
.
Pielonefritis Kronik .PCK1 adalah kelainan #aringan interstitial .primer1 dan sekunder
mengenai tubulus dan glomerulus, mempunai hubungan dengan infeksi bakteri
.immediate atau late effect) dengan atau tanpa bakteriuria dan selalu disertai kelainan&
kelainan radiologi. PCK ang tidak disertai bakteriuria disebut PCK fase inaktif.
2akteriuria ang ditemukan pada seorang penderita mungkin berasal dari pielonefritis
kronik fase aktif atau bakteriuria tersebut bukan penebab dari pielonefritis tetapi berasal
dari saluran kemih bagian ba!ah ang sebenarna tidak memberikan keluhan atau
bakteriuria asimtomatik. Eadi diagnosis PCK harus mempunai dua kriteria akni telah
terbukti mempunai kelainan&kelainan faal dan anatomi serta kelainan&kelainan tersebut
mempunai hubungan dengan infeksi bakteri. Dari semua faktor predisposisi ISK,
nefrolithiasis dan refluks ,esiko ureter lebih memegang peranan penting dalam
patogenesis PCK
-
. Pielonefritis kronik mungkin akibat lan#ut dari infeksi bakteri
berkepan#angan atau infeksi se#ak masa ke"il. Pada PCK #uga sering ditemukan
pembentukan #aringan ikat parenkim
1
.
Infeksi Saluran Kemih 2a!ah
Infeksi saluran kemih ba!ah terdiri dari sistitis, prostatitis dan epidimitis, uretritis, serta
sindrom uretra. Presentasi klinis ISK2 tergantung dari gender. Pada perempuan biasana
berupa sistitis dan sindrom uretra akut, sedangkan pada laki&laki berupa sistitis,
prostatitis, epidimitis, dan uretritis
1
.
Sistitis terbagi men#adi sistitis akut dan sistitis kronik. Sistitis akut adalah radang
selaput mukosa kandung kemih .,esika urinaria1 ang timbulna mendadak, biasana
ringan dan sembuh spontan .self$limited disease) atau berat disertai penulit ISK)
.pielonefritis akut1. Sistitis akut termasuk ISK tipe sederhana .uncomplicated type).
Sebalikna sistitis akut ang sering kambuh .recurrent urinary tract infection) termasuk
ISK tipe berkomplikasi .complicated type), ISK #enis ini perlu perhatian khusus dalam
pengelolaanna
-
.
Sistitis kronik adalah radang kandung kemih ang menerang berulang&ulang
.recurrent attact of cystitis1 dan dapat menebabkan kelainan&kelainan atau penulit dari
1%
saluran kemih bagian atas dan gin#al. Sistitis kronik merupakan ISK2 tipe berkomplikas,
dan memerlukan pemeriksaan lan#utan untuk men"ari faktor predisposisi
-
.
Sindrom uretra akut .S3)1 adalah presentasi klinis sistitis tanpa ditemukan
mikroorganisme .steril1, sering dinamakan sistitis abakterialis karena tidak dapat diisolasi
mikroorganisme penebabna. Penelitian terkini menun#ukkan bah!a S3) disebabkan
oleh MO anaerobik
1,-
.
2.. Man!('#ta#! K$!n!#
Manifestasi klinis ISK .simtomatologi ISK1 dibagi men#agi ge#ala&ge#ala lokal, sistemik
dan perubahan urinalisis. Dalam praktik sehari&hari ge#ala "ardinal seperti disuria,
polakisuria, dan urgensi sering ditemukan pada hampr A4( pasien ra!at #alan dengan
ISK akut
-
.
Tabel $.% Simtomatologi ISK
Lo-a$
Disuria
Polakisuria
Stranguria
Tenesmus
Cokturia
>nuresis no"turnal
Prostatismus
Inkontinesia
Ceri uretra
Ceri kandung kemih
Ceri kolik
Ceri gin#al
S!#t'!-
Panas badan sampai
menggigil
Septi"emia dan sok
P'/01a2an 0/!na$!#!#
6ematuria
Piuria
:hlusuria
Pneumaturia
Sumber: Cefrologi Klinik >disi III, $44<, hal. '+
Manifestasi klinik pada infeksi saluran kemih atas dan infeksi saluran kemih
ba!ah pada pasien de!asa dapat dilihat pada gambar berikut:
1<
/ambar <. 6ubungan antara lokasi infeksi saluran kemih dengan keluhan
Sumber: Cefrologi Klinik >disi III, $44<, hal. @%
Pada pielonefritis akut .PC)1, sering ditemukan panas tinggi .'A.%C&-4,%C),
disertai menggigil dan sakit pinggang
1
. Pada pemeriksaan fisik diagnostik tampak sakit
berat, panas intermiten disertai menggigil dan takikardia. ;rekuensi nadi pada infeksi
E.coli biasana A4 kali per menit, sedangkan infeksi oleh kuman staphylococcus dan
streptococcus dapat menebabkan takikardia lebih dari 1-4 kali per menit. /in#al sulit
teraba karena spasme otot&otot. Distensi abdomen sangat nata dan rebound tenderness
mungkin #uga ditemukan, hal ini menun#ukkan adana proses dalam perut, intra
peritoneal. Pada PC) tipe sederhana .uncomplicated) lebih sering pada !anita usia subur
dengan ri!aat ISK2 kronik disertai neri pinggang .flank pain1, panas menggigil, mual,
dan muntah. Pada ISK) akut .PC) akut1 tipe complicated seperti obastruksi, refluks
,esiko ureter, sisa urin banak sering disertai komplikasi bakteriemia dan sok,
1+
kesadaran menurun, gelisah, hipotensi hiper,entilasi oleh karena alkalosis respiratorik
kadang&kadang asidosis metabolik
-
.
Pada pielonefritis kronik .PCK1, manifestasi klinikna ber,ariasi dari keluhan&
keluhan ringan atau tanpa keluhan dan ditemukan kebetulan pada pemeriksaan urin rutin.
Presentasi klinik PCK dapat berupa proteinuria asimtomatik, infeksi eksaserbasi akut,
hipertensi, dan gagal gin#al kronik .//K1
-
.
Manifestasi klinik pada sistitis akut dapat berupa keluhan&keluhan klasik seperti
polakisuria, nokturia, disuria, neri suprapubik, stranguria dan tidak #arang dengan
hematuria. Keluhan sistemik seperti panas menggigil #arang ditemukan, ke"uali bila
disertai penulit PC). Pada !anita, keluhan biasana ter#adi '<&-@ #am setelah
melakukan senggama, dinamakan honeymoon cystitis. Pada laki&laki, prostatitis ang
terselubung setelah senggama atau minum alkohol dapat menebabkan sistitis
sekunder
1,-
.
Pada sistitis kronik, biasana tanpa keluhan atau keluhan ringan karena
rangsangan ang berulang&ulang dan menetap. Pada pemeriksaan fisik mungkin
ditemukan neri tekan di daerah pinggang, atau teraba suatu massa tumor dari
hidronefrosis dan distensi ,esika urinaria
-
.
Manifestasi klinis sindrom uretra akut .S3)1 sulit dibedakan dengan sistitis.
/e#alana sangat miskin, biasana hana disuri dan sering ken"ing
1
.
2.3 P''/!-#aan P'n0n4an% D!a%no#!#
$.@.1 )nalisis urin rutin
-
Pemeriksaan analisa urin rutin terdiri dari p6 urin, proteinuria .albuminuria1, dan
pemeriksaan mikroskopik urin.
3rin normal mempunai p6 ber,ariasi antara -,'&@,4. 2ila bahan urin masih segar
dan p6 *@ .alkalis1 selalu menun#ukkan adana infeksi saluran kemih ang berhubungan
dengan mikroorganisme peme"ah urea .ureasplitting organism). )lbuminuria hana
ditemukan ISK. Sifatna ringan dan kurang dari 1 gram per $- #am.
Pemeriksaan mikroskopik urin terdiri dari sedimen urin tanpa putar .144 F1 dan
sedimen urin dengan putar $%44 F9menit selama % menit. Pemeriksaan mikroskopik
dengan pembesaran -44F ditemukan bakteriuria *14
%
:;3 per ml. 8ekosituria .piuria1
1@
1498P2 hana ditemukan pada <4&@%( dari pasien&pasien dengan bakteriuria bermakna
.:;3 per ml *14
%
1. Kadang&kadang masih ditemukan $%( pasien tanpa bakteriuria.
6ana -4( pasien&pasien dengan piuria mempunai bakteriuria dengan :;3 per ml
*14
%
. )nalisa ini menun#ukkan bah!a piuria mempunai nilai lemah untuk prediksi ISK.
Tes dipsti"k pada piuria untuk deteksi sel darah putih. Sensiti,itas 144( untuk
*%4 leukosit per 6P;, A4( untuk $1&%4 leukosit, <4( untuk 1$&$4 leukosit, -- ( untuk
<&1$ leukosit. Selain itu pada pemeriksaan urin ang tidak disentrifuge dapat dilakukan
pemeriksaan mikroskopik se"ara langsung untuk melihat bakteri gram negatif dan gram
positif. Sensiti,itas sebesar @% ( dan spesifisitas sebesar <4 ( untuk 1 PMC atau
mikroorganisme per 6P;. Camun pemeriksaan ini #uga dapat mendapatkan hasil positif
palsu sebesar 14(
14
.
$.@.$ 3#i 2iokimia
-
3#i biokimia didasari oleh pemakaian glukosa dan reduksi nitrat men#adi nitrit dari
bakteriuria terutama golongan Enterobacteriaceae. 3#i biokimia ini hana sebagai u#i
saring .skrinning) karena tidak sensitif, tidak spesifik dan tidak dapat menentukan tipe
bakteriuria.
$.@.' Mikrobiologi
-
Pemeriksaan mikrobiologi aitu dengan .olony orming 0nit .:;31 ml urin. Indikasi
:;3 per ml antara lain pasien&pasien dengan ge#ala ISK, tindak lan#ut selama pemberian
antimikroba untuk ISK, pas"a kateterisasi, u#i saring bakteriuria asimtomatik selama
kehamilan, dan instrumentasi. 2ahan "ontoh urin harus dibiakan lurang dari $ #am pada
suhu kamar atau disimpan pada lemari pendingin. 2ahan "ontoh urin dapat berupa urin
tengah ken"ing .3TK1, aspirasi suprapubik selektif.
Interpretasi sesuai dengan kriteria bakteriura patogen akni :;3 per ml *14
%
.$F1 berturut&turut dari 3TK, :;3 per ml *14
%
.1F1 dari 3TK disertai lekositouria * 14
per ml tanpa putar, :;3 per ml *14
%
.1F1 dari 3TK disertai ge#ala klinis ISK, atau :;3
per ml *14
%
dari aspirasi supra pubik. Menurut kriteria Kunin akni :;3 per ml *14
%
.'F1 berturut&turut dari 3TK..
$.@.- ,enal 1maging Procedures
1
,enal imaging procedures digunakan untuk mengidentifikasi faktor predisposisi ISK,
ang biasa digunakan adalah 3S/, foto polos abdomen, pielografi intra,ena, micturating
1A
cystogram dan isotop scanning. In,estigasi lan#utan tidak boleh rutin tetapi harus sesuai
indikasi antara lain ISK kambuh, pasien laki&laki, ge#ala urologik .kolik gin#al, piuria,
hematuria1, hematuria persisten, mikroorganisme #arang .Pseudomonas spp dan Proteus
spp), serta ISK berulang dengan inter,al G< minggu.
2.5 T'/a*!
$.A.1 Infeksi saluran kemih atas .ISK)1
1
Pada umumna pasien dengan pielonefritis akut .PC)1 memerlukan ra!at inap untuk
memelihara status hidrasi dan terapi antibiotik parenteral minimal -@ #am. Indikasi ra!at
inap pada PC) antara lain kegagalan dalam mempertahankan hidrasi normal atau
toleransi terhadap antibiotik oral, pasien sakit berat, kegagalan terapi antibiotik saat ra!at
#alan, diperlukan in,estigasi lan#utan, faktor predisposisi ISK berkomplikasi, serta
komorbiditas seperti kehamilan, diabetes mellitus dan usia lan#ut.
*he 1nfectious 2isease Society of America mengan#urkan satu dari tiga alternati,e
terapi antibioti" I7 sebagai terapi a!al selama -@&+$ #am, sebelum adana hasil kepekaan
biakan akni fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa ampisilin dan sefalosporin
spektrum luas dengan atau tanpa aminoglikosida.
$.A.$ Infeksi saluran kemih ba!ah .ISK21
Prinsip mana#emen ISK2 adalah dengan meningkatkan intake "airan, pemberian
antibiotik ang adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk alkanisasi urin dengan
natrium bikarbonat 1<&$4 gram per hari
1,-
Pada sistitis akut, antibiotika pilihan pertama antara lain nitrofurantoin, ampisilin,
penisilin /, asam nalidiksik dan tetrasiklin. /olongan sulfonamid "ukup efektif tetapi
tidak ekspansif. Pada sistitis kronik dapat diberikan nitrofurantoin dan sulfonamid
sebagai pengobatan permulaan sebelum diketahui hasil bakteriogram
-
.
2.10 Ko*$!-a#!
1
Komplikasi ISK bergantung dari tipe aitu ISK tipe sederhana .uncomplicated1 dan ISK
tipe berkomplikasi .complicated1.
$.14.1 ISK sederhana .uncomplicated)
$4
ISK akut tipe sederhana aitu non&obstruksi dan bukan pada perempuan hamil pada
umumna merupakan penakit ringan .self limited disease) dan tidak menebablan akibat
lan#ut #angka lama.
$.14.$ ISK tipe berkomplikasi .complicated1
ISK tipe berkomplikasi biasana ter#adi pada perempuan hamil dan pasien dengan
diabetes mellitus. Selain itu basiluria asimtomatik .2)S1 merupakan risiko untuk
pielonefritis diikuti penurun la#u filtrasi glomerulus .8;/1.
Komplikasi emphysematous cystitis, pielonefritis ang terkait spesies kandida dan
infeksi gram negatif lainna dapat di#umpai pada pasien DM. Pielonefritis emfisematosa
disebabkan oleh MO pembentuk gas seperti E.coli, .andida spp, dan klostridium tidak
#arang di#umpai pada pasien DM. Pembentukan gas sangant intensif pada parenkim gin#al
dan #aringan nekrosis disertai hematom ang luas. Pielonefritis emfisematosa sering
disertai sok septik dan nefropati akut ,asomotor.
)bses perinefritik merupakan komplikasi ISK pada pasien DM .-+(1, nefrolitiasis
.-1(1, dan obstruksi ureter .$4(1.
Tabel $.< Morbiditas ISK selama kehamilan
Kondisi Disiko Potensial
2)S tidak diobati
ISK trimester III
Pielonefritis
2ai prematur
)nemia
Pregnancy$induced hypertension
2ai mengalami retardasi mental
Pertumbuhan bai lambat
.erebral palsy
etal death
Sumber: 2uku )#ar Ilmu Penakit Dalam Eilid II, $44A, hal. 141$
2.11 P/o%no#!#
+
Prognosis pasien dengan pielonefritis akut, pada umumna baik dengan penembuhan
144( se"ara klinik maupun bakteriologi bila terapi antibiotika ang diberikan sesuai.
2ila terdapat faktor predisposisi ang tidak diketahui atau sulit dikoreksi maka -4(
pasien PC) dapat men#adi kronik atau PCK. Pada pasien Pielonefritis kronik .PCK1
$1
ang didiagnosis terlambat dan kedua gin#al telah mengisut, pengobatan konser,atif
hana semata&mata untuk mempertahankan faal #aringan gin#al ang masih utuh. Dialisis
dan transplantasi dapat merupakan pilihan utama.
Prognosis sistitis akut pada umumna baik dan dapat sembuh sempurna, ke"uali
bila terdapat faktor&faktor predisposisi ang lolos dari pengamatan. 2ila terdapat infeksi
ang sering kambuh, harus di"ari faktor&faktor predisposisi. Prognosis sistitis kronik baik
bila diberikan antibiotik ang intensif dan tepat serta faktor predisposisi mudah dikenal
dan diberantas.
$$
BAB III
SIMPULAN
Infeksi saluran kemih .ISK1 merupakan istilah ang digunakan untuk
menun#ukkan bakteriuria patogen bermakna dengan colony forming units per m8 :;39
ml urin * 14
%
disertai manifestasi klinik. ISK lebih sering ter#adi pada perempuan
dibandingkan laki&laki karena uretra perempuan lebih pendek dibandingkan laki&laki.
)dapun faktor predisposisi ISK antara lain: litiasis, obstruksi saluran kemih, penakit
gin#al polikistik, DM, nefropati analgesik, senggama, kehamilan, kontrasepsi, dan
kateterisasi.
Sebagian besar ISK disebabkan oleh in,asi bakteri Escherichia coli se"ara
asending ke saluran kemih. Patogenesis ISK dipengaruhi oleh patogenisitas bakteri
.perlekatan mukosa dan faktor ,irulensi1, faktor tuan rumah .host1 dan bacterial entry.
ISK terbagi men#adi infeksi saluran kemih atas .pielonefritis akut dan pielonefritis
kronik1 serta infeksi saluran kemih ba!ah .sistitis akut, sistitis kronik, sindrom uretra
akut, uretritis, epididimitis1. ISK akut belum menimbulkan kelainan struktural atau
radiologis dengan ge#ala a!itan akut seperti demam, neri pinggang, neri suprapubi",
disuria, polakisuria, stranguria, nokturia. Sedangkan ISK kronik sudah menimbulkan
kelainan struktural atau radiologis dan biasana kurang berge#ala.
Pilihan terapi untuk pasien ISK adalah antibiotik ang sensitif terhadap kuman
patogen penebab. Penanganan ang dini dan sesuai dapat menghindari komplikasi dan
pasien dapat sembuh sempurna.
$'
DAFTAR PUSTAKA
1. Sukandar, >. 1nfeksi Saluran Kemih. In Sudoo ).H, et all.ed. #uku A%ar 1lmu
Penyakit 2alam 3ilid 11 Edisi 4. Eakarta: Internal Publishing. $44A:144@&141-.
$. )nonim. 0rinary *ract 1nfections "Acute 0rinary *ract 1nfection5 0rethritis, .ystitis,
and Pyelonephritis). In Kasper, et all ed. +arrison6s /anual of /edicine)7th
Edition. Ce!ork: M" /ra! 6ill Medi"al Publishing Di,ision. $44%:+$-
'. Cguen, 6.T. #acterial 1nfections of *he 8enitourinary *ract. In Tanagho >. I
M")nin"h E.H. ed. Smith6s 8eneral urology )9th edition. Ce!ork: M" /ra!
6ill Medi"al Publishing Di,ision. $44@: 1A'&1A%
-. Sukandar, >. 1nfeksi "non spesifik dan spesifik) Saluran Kemih dan 8in%al. In
Sukandar >. :efrologi Klinik Edisi 111. 2andung: Pusat Informasi Ilmiah .PII1
2agian Ilmu Penakit Dalam ;K 3CP)D. $44<: $A&+$
%. S"anlon, 7.: I Sanders, T. Essential of Anatomy and Physiology 5
th
edition.
Philadelpia: ;) Da,is :ompan. $44+: -$4&-'$
<. Ma"farlane, M.T. 0rinary *ract 1nfections. In, 2ro!n 2, et all ed. ;
th
0rology.
:alifornia: 8ippin"ott Hilliams I Hilkins. $44<: @'&1<
+. Donald ).D I Ci"ollJ 8.>. 1nfections of the 0pper 0rinary *ract. In S"hrier D.H, ed.
2iseases of the Kidney and 0rinary *ract 9th edition 4ol.). Ce!ork: 8ippin"ott
Hilliams I Hilkins Publishers. $441: 1<@+
@. Heissman, S.E, et all. +ost$Pathogen 1nteractions and +ost 2efense /echanisms. In
In S"hrier D.H, ed. 2iseases of the Kidney and 0rinary *ract -th edition 4ol.).
Ce!ork: 8ippin"ott Hilliams I Hilkins Publishers. $44+: @1+&@$<
A. )bdelmalak, E.2, et all. 0rinary *ract 1nfections in Adults. In Potts E.M, ed. Essential
0rology, A 8uide to .linical Practice. Ce! Eerse: 6umana Press. $44-:1@'&1@A
14. )nonim. Pyelonephritis Acute. In Hilliamson, M.) I Snder 8.M. <allach6s
1nterpretation of 2iagnostic *est =
th
. Philadelphia: 8ippin"ott Hilliams I Hilkins
a Holters Klu!er Publishers. $411: +'4&+'1
11. Merier, ). 0rinary *ract 1nfection. ),ailable from:
http:99!!!.kidneatlas.org9book$9adk$B4+.pdf .diakses $$ Mei $41$1
$-

You might also like