You are on page 1of 12

K 1.

KEBERADAAN AIR

Air yang dapat dimanfaatkan pada suatu daerah dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis.

1.

Air atmosferik. (atmospheric water), komponen air atmosferik yang penting


adalah air hujan. Seberapa banyak air hujan yang dapat bermanfaat di daerah
anda ?

2.

Air permukaan (surface water),

Jenis air ini adalah air yang berada di

permukaan tanah. Air ini dapat berupa air sungai, air danau, air rawa, air waduk,
air embung, dan berbagai jenis air yang berada di permukaan tanah. Apakah
anda telah tahu secara meyakinkan berapa banyak air permukaan di wilayah
anda ?
3.

Air bawah permukaan (subsurface water), Air ini dapat berupa air tanah, lengas
tanah, dan air sungai bawah tanah. Air yang digunakan di sumur-sumur
termasuk jenis air bawah permukaan ini. Berapa banyak air bawah permukaan
di tempat anda yang dapat digunakan ?

Keberadaan air, jumlahnya, dan kualitasnya akan menentukan besarnya biaya


untuk pengusahaannya. Sering dijumpai, orang menggunakan salah satu jenis air untuk
suatu keperluan.

Namun, sering juga untuk satu jenis usaha digunakan kombinasi

misalnya air hujan dan air sungai untuk mengairi padi di sawah.
Keberadaan air, baik air hujan, air sungai, dan air tanah serta air lainnya, banyak
sedikitnya dapat sangat dipengaruhi oleh waktu.
Tentu sudah kita kenal dengan baik, jumlah air sungai musim kemarau dan
musim hujan sangat berbeda.

Berbagai ilustrasi grafik keberadaan air dan

interpretasinya disajikan dalam appendix K-1.


Ilustrasi keberadaan air baik air atmosferik, air permukaan, dan air bawah
permukaan dapat dilihat pada Gambar 01. berikut ini.

Gambar 01. Ilustrasi keberadaan air.

Air di bagian mana paling bermanfaat untuk wilayah saudara ? Kombinasi


pemanfaatan bagaimana, di bulan apa pantas ditingkatkan operasinal pelayanannya ?
Perlukah investasi ? Kenapa diperlukan ? Adakah nilai sosial dan nilai ekonominya ?
Bagaimana membuat perhitungannya ?
Grafik K-1. 01 memberikan gambaran tentang keberadaan air atmosferik di
Kabupaten X. Dengan skala datar adalah waktu, dan skala tegak volume air. Grafik ini
memberi sumber gagasan tentang rencana pemanfaatan air tersebut.

Volume Air Atmosferik


250

Volume (10 m )

300

200
150
100
50
0
Jan

Peb Mar Apr

Mei

Jun

Jul

Bulan

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Contoh 01.
Suatu wilayah Kabupaten X yang mempunyai luas daerah 642 km2. Catatan
hujan yang terjadi dalam satu tahun adalah 2.316 mm.

Berapakah volume air

atmosferik di Kabupaten tersebut ? Data hujan rerata bulanan Kabupaten X sebagai


berikut :

No.

Bulan

Curah Hujan (mm)

Jan

422

Peb

435

Mar

326

Apr

280

Mei

120

Jun

68

Jul

35

Agt

29

Sep

10

Okt

84

11

Nop

223

12

Des

286

Jumlah

2316

Volume air atmosferik (air hujan)

luas daerah x tebal hujan

642 106 x 2,316

1.486,872 juta m3

Contoh 02.
Apabila air hujan tersebut yang menjadi aliran sebesar 34 % , berarti ada air
yang tidak menjadi aliran. Berapakah koefisien runoffnya ? Adapun air yang tidak
menjadi aliran dipermukaan tanah akan meresap ke dalam tanah sebagai lengas tanah
atau air tanah serta sebagian ada yang menguap. Sedangkan yang menjadi aliran ada
juga yang menjadi lengas tanah bahkan menguap..
Koefisien runoff =

Jumlah air hujan yang menjadi aliran


Jumlah seluruh air hujan

= 34 % = 0,34

Coontoh 03.
Apabila dari air hujan (100 % = 1.487 juta m3) yang jatuh di daerah kabupaten
X tersebut diuraikan menjadi : air atmosferik, air permukaan dan air bawah permukaan
sebagai berikut :
1. Air atmosferik

2. Air permukaan

Air hujan

= 100 %

= 1.487

Penguapan

5%

74

Aliran permukaan (sungai) =

34 %

506

Sumber

7%

104

Danau, Waduk, Sumur

2%

30

43 %

639

4%

59

48 %

714

52 %

773

Jumlah
3. Air bawah permukaan : Lengas tanah
Air tanah
Jumlah

Gambarkan diagram pie sesuai keberadaan air tersebut.

Diagram Air Atmosferik


Penguapan
5%
Air permukaan
43%
Air bawah
permukaan
52%

Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa daerah kabupaten X


tersebut mendapat aliran permukaan dari kabupaten di hulunya, yang berarti akan
menambah jumlah air permukaan di kabupaten tersebut. Begitu juga untuk aliran bawah
permukaan dan aliran air tanah. Dan sebaliknya baik air permukaan maupun air tanah
juga bisa mengalir ke daerah kabupaten lainnya.

Hal ini disebabkan wilayah

administratif daerah kabupaten tidak sama dengan wilayah daerah aliran sungai.

Contoh 04.
Penggunaan lahan untuk suatu daerah kabupaten yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda. Sebagai ilustrasi bahwa daerah kabupaten X dengan luas lahan 642 km2
mempunyai tata guna lahan (land use) sebagai berikut :
No.

Tata guna lahan

Luas (km2)

Prosentase (%)

Hutan

84,7

13,20

Pemukiman pada penduduk

41,1

6,40

Pemukiman pedesaan

142,5

22,20

Sawah

202,9

31,60

Tegalan

144,5

22,50

Lain-lain

26,3

4,10

642,0

100,00

Jumlah

Tata guna lahan ini juga mempengaruhi keberadaan air di daerah tersebut. Misal
mempengaruhi besarnya koefisien limpasan, resapan tanah dan sebagainya.

Contoh 05.
Seandainya seluruh luas kabupaten X tersebut merupakan daerah yang ditanami
seluruhnya (meskipun sebenarnya ada yang berupa bangunan).

Evapotranspirasi yang terjadi di daerah tersebut (evaporasi dan transpirasi)


sebesar 6 mm/hari. Cukupkah air atmosferik / air hujan untuk mencukupi kebutuhan
tanaman tersebut ?
Jumlah air hujan yang terjadi selama satu tahun 2316 mm.
Jumlah evapotranspirasi di daerah tersebut dalam satu tahun adalah :
=

evapotranspirasi x jumlah hari

6 mm/hari x 365 hari

2090 mm.

Jadi jumlah air hujan lebih besar daripada evapotranspirasi, berarti air hujan
tersebut cukup untuk kebutuhan tanaman dengan catatan bahwa distribusi hujan dari
bulan ke bulan harus sama besarnya.

Contoh 06.
Dengan menggunakan data hujan rerata bulanan di Kabupaten X tersebut, kita
mencoba untuk membagi satu tahun menjadi empat musim sebagai berikut
No.

Luas (km2)

Tata guna lahan

Hujan

Januari, Pebruari, Maret

Peralihan hujan kemarau

April, Mei, Juni

Kemarau

Juli, Agustus, September

Peralihan kemarau - hujan

Oktober, Nopember, Desember

Buatlah grafik distribusi hujan dan evapotranspirasi dalam satu tahun. Musim
apa saja yang berlebihan air dan musim apa saja yang kekurangan ?

Hujan / Evapotranspirasi (mm)

500

422

435

400

326
286

280

300

223
180

200

120
84

68

100

35

29

Jul

Agt

0
Jan

Peb

Hujan

Mar

Apr

Mei

Jun

Hujan - Kemarau

Sep

Kemarau

Okt

Nop

Des

Kemarau - Hujan

K 1. KEBERADAAN AIR

Air yang dapat dimanfaatkan pada suatu daerah dapat dikelompokkan menjadi
tiga jenis yaitu air atmosferik, air permukaan, dan air bawah permukaan.
4.

Air atmosferik. (atmospheric water), komponen air atmosferik yang penting


adalah air hujan. Seberapa banyak air hujan yang dapat bermanfaat di daerah
anda ?

5.

Air permukaan (surface water), jenis air ini adalah air yang berada di permukaan
tanah.

Air ini dapat berupa air sungai, air danau, air rawa, air waduk, air

embung, dan berbagai jenis air yang berada di permukaan tanah. Apakah anda
telah tahu secara meyakinkan berapa banyak air permukaan di wilayah anda ?
6.

Air bawah permukaan (subsurface water), Air ini dapat berupa air tanah, lengas
tanah, dan air sungai bawah tanah. Air yang digunakan di sumur-sumur
termasuk jenis air bawah permukaan ini. Berapa banyak air bawah permukaan
di tempat anda yang dapat digunakan ?
Ilustrasi keberadaan air baik air atmosferik, air permukaan, dan air bawah

permukaan dapat dilihat pada Gambar 01. Ilustrasi ini mengingatkan kita kembali
tentang siklus hidrologi.

Gambar 01. Ilustrasi keberadaan air.

Air di bagian mana paling bermanfaat untuk wilayah saudara ? Kombinasi


pemanfaatan bagaimana, di bulan apa pantas ditingkatkan operasinal pelayanannya ?
Perlukah investasi ? Kenapa diperlukan ? Adakah nilai sosial dan nilai ekonominya ?
Bagaimana membuat perhitungannya ?

Keberadaan air, jumlahnya, dan kualitasnya akan menentukan besarnya biaya


untuk pengusahaannya. Sering dijumpai, orang menggunakan salah satu jenis air untuk
suatu keperluan.

Namun, sering juga untuk satu jenis usaha digunakan kombinasi

misalnya air hujan dan air sungai untuk mengairi padi di sawah.
Keberadaan air, baik air hujan, air sungai, dan air tanah serta air lainnya, banyak
sedikitnya dapat sangat dipengaruhi oleh waktu. Tentu sudah kita kenal dengan baik,
jumlah air sungai musim kemarau dan musim hujan sangat berbeda.

Berikut ini disampaikan beberapa contoh-contoh ilustrasi keberadaan air di suatu


daerah kabupaten. Suatu wilayah Kabupaten X yang mempunyai luas daerah 642 km2.
Catatan hujan yang terjadi dalam satu tahun adalah 2.316 mm. Berapakah volume air
atmosferik di Kabupaten tersebut ? Data hujan rerata bulanan Kabupaten X sebagai
berikut :

Bulan

Jan

Peb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Hujan (mm)

422

435

326

280

120

68

35

29

84

223

286 2.316

Volume air atmosferik (air hujan)

luas daerah x tebal hujan

642 106 x 2,316

1.486,872 juta m3

Jml

Grafik 01 memberikan gambaran tentang keberadaan air atmosferik di


Kabupaten X. Dengan skala datar adalah waktu, dan skala tegak volume air. Grafik ini
memberi sumber gagasan tentang rencana pemanfaatan air tersebut.

Volume Air Atmosferik


250

Volume (10 m )

300

200
150
100
50
0
Jan

Peb Mar Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

Sep

Okt

Nop

Des

Bulan
Grafik 01. Volume Air Atmosferik

Apabila air hujan tersebut yang menjadi aliran sebesar 34 % , berarti ada air
yang tidak menjadi aliran. Berapakah koefisien runoffnya ? Adapun air yang tidak
menjadi aliran dipermukaan tanah akan meresap ke dalam tanah sebagai lengas tanah
atau air tanah serta sebagian ada yang menguap. Sedangkan yang menjadi aliran ada
juga yang menjadi lengas tanah bahkan menguap..
Koefisien runoff =

Jumlah air hujan yang menjadi aliran


Jumlah seluruh air hujan

= 34 % = 0,34

Coontoh 03.
Apabila dari air hujan (100 % = 1.487 juta m3) yang jatuh di daerah kabupaten
X tersebut diuraikan menjadi : air atmosferik, air permukaan dan air bawah permukaan
sebagai berikut :
1. Air atmosferik

2. Air permukaan

Air hujan

= 100 %

= 1.487

Penguapan

5%

74

Aliran permukaan (sungai) =

34 %

506

Sumber

7%

104

Danau, Waduk, Sumur

2%

30

43 %

639

Jumlah

3. Air bawah permukaan : Lengas tanah


Air tanah
Jumlah

4%

59

48 %

714

52 %

773

Gambarkan diagram pie sesuai keberadaan air tersebut.

Diagram Air Atmosferik


Penguapan
5%
Air permukaan
43%
Air bawah
permukaan
52%

Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa daerah kabupaten X


tersebut mendapat aliran permukaan dari kabupaten di hulunya, yang berarti akan
menambah jumlah air permukaan di kabupaten tersebut. Begitu juga untuk aliran bawah
permukaan dan aliran air tanah. Dan sebaliknya baik air permukaan maupun air tanah
juga bisa mengalir ke daerah kabupaten lainnya.

Hal ini disebabkan wilayah

administratif daerah kabupaten tidak sama dengan wilayah daerah aliran sungai.

Contoh 04.
Penggunaan lahan untuk suatu daerah kabupaten yang satu dengan yang lainnya
berbeda-beda. Sebagai ilustrasi bahwa daerah kabupaten X dengan luas lahan 642 km2
mempunyai tata guna lahan (land use) sebagai berikut :
No.

Tata guna lahan

Luas (km2)

Prosentase (%)

Hutan

84,7

13,20

Pemukiman pada penduduk

41,1

6,40

Pemukiman pedesaan

142,5

22,20

Sawah

202,9

31,60

Tegalan

144,5

22,50

Lain-lain

Jumlah

26,3

4,10

642,0

100,00

Tata guna lahan ini juga mempengaruhi keberadaan air di daerah tersebut. Misal
mempengaruhi besarnya koefisien limpasan, resapan tanah dan sebagainya.

Contoh 05.
Seandainya seluruh luas kabupaten X tersebut merupakan daerah yang ditanami
seluruhnya (meskipun sebenarnya ada yang berupa bangunan).

Evapotranspirasi yang terjadi di daerah tersebut (evaporasi dan transpirasi)


sebesar 6 mm/hari. Cukupkah air atmosferik / air hujan untuk mencukupi kebutuhan
tanaman tersebut ?
Jumlah air hujan yang terjadi selama satu tahun 2316 mm.
Jumlah evapotranspirasi di daerah tersebut dalam satu tahun adalah :
=

evapotranspirasi x jumlah hari

6 mm/hari x 365 hari

2090 mm.

Jadi jumlah air hujan lebih besar daripada evapotranspirasi, berarti air hujan
tersebut cukup untuk kebutuhan tanaman dengan catatan bahwa distribusi hujan dari
bulan ke bulan harus sama besarnya.

Contoh 06.
Dengan menggunakan data hujan rerata bulanan di Kabupaten X tersebut, kita
mencoba untuk membagi satu tahun menjadi empat musim sebagai berikut
No.

Tata guna lahan

Luas (km2)

Hujan

Januari, Pebruari, Maret

Peralihan hujan kemarau

April, Mei, Juni

Kemarau

Juli, Agustus, September

Peralihan kemarau - hujan

Oktober, Nopember, Desember

Buatlah grafik distribusi hujan dan evapotranspirasi dalam satu tahun. Musim
apa saja yang berlebihan air dan musim apa saja yang kekurangan ?

Hujan / Evapotranspirasi (mm)

500

422

435

400

326
286

280

300

223
180

200

120
84

68

100

35

29

Jul

Agt

0
Jan

Peb

Hujan

Mar

Apr

Mei

Jun

Hujan - Kemarau

Sep

Kemarau

Okt

Nop

Des

Kemarau - Hujan

You might also like