Professional Documents
Culture Documents
METODOLOGI PENELITIAN
Pemetaan distribusi logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd dalam air sungai
25
26
Sungai Code merupakan salah satu sungai yang memiliki peranan dalam
tinggal di Daerah Aliran Sungai Code. Selain itu, sungai Code membelah propinsi
Yogyakarta menjadi dua bagian dan melewati pusat kota dengan pemukiman
penduduk yang sangat padat. Sebelum memasuki kota Yogyakarta sungai Code
melewati areal pertanian subur dan luas. Selanjutnya setelah memasuki kota
Pengambilan sampel air sungai Code dilakukan di 11 lokasi yaitu dari hulu
sampai hilir sungai Code Yogyakarta. Letak geografis yang diukur menggunakan
7˚46'
7˚46'
7˚47'
7˚47'
St. Tungkak
7˚48'
7˚48'
St. Tukangan
St. Karangkajen
7˚49'
7˚49'
Sungai Code
Batas Kota ABDURRACHMAN NUR ICHSAN
STTN‐BATAN YOGYAKARTA
2009
St. Ngoto
St. Wonokromo
3.2.1 Alat
c) 120 GB HDD
b) ArcGIS v9.2
3.2.2 Bahan
periode 2004-2006.
2. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Yogyakarta tahun 2000 dengan skala
Pada tahap ini adalah membuat daftar permasalahan yang akan dipecahkan,
yaitu cara pemetaan polusi logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd dalam air sungai
kontinyu pola distribusi polusi logam berat agar tidak melampui baku mutu yang
berlaku.
Tahap ini mencakup studi literatur mengenai cara instalasi ArcGIS 9.2 di
Notebook, studi literatur karakteristik logam berat As, Hg, Cr, Co, dan studi
Pada tahapan ini selain mengumpulkan data konsentrasi logam berat hasil
dibutuhkan.
software ArcGIS. Selanjutnya data konsentrasi logam berat As, Hg, Cr, Co, dan
3.3.1.5 Analisis
Proses analisis dilakukan pada hasil digitasi peta RBI Propinsi DIY, analisis
pola distribusi logam berat untuk setiap stasiun pengukuran, dan memetakan
Digitasi adalah proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-
objek pada peta, seperti: jalan, sungai, sawah, area industri, merupakan data raster
1. ArcMap dijalankan dengan klik Start > All Programs > ArcGIS > ArcMap
2. Pada saat ArcMap dijalankan, tampak kotak dialog Startup. Kemudian dipilih
5. Muncul jendela Create New Shapefile, dan pada kotak dialog diisikan
Type.
ditekan tombol Edit > Spatial Reference Properties > Select > Browse for
zone 50S, dengan datum WGS 1984, maka dipilih Utm > Wgs 1984 > Wgs
8. Digitasi dimulai dengan cara pada menu Editor > Start Editing
Data spasial adalah semua data yang memuat keterangan tentang lokasi dan
Definisi lainnya menyebutkan data spasial adalah semua data yang dapat
dipetakan.
37
Data spasial dalam penelitian ini berupa data konsentrasi logam berat As,
Hg, Cr, Co, dan Cd hasil analisis (data sekunder) dari Laboratorium AAN
konsentrasi logam berat untuk setiap stasiun sampling meliputi kesamaan dalam
sistem proyeksi dan sistem koordinat yang digunakan serta kesamaan data
atributnya. Dan dalam penelitian ini sistem proyeksi dan sistem koordinat yang
Data spasial konsentrasi logam berat yang disusun memiliki data atribut
yang menjelaskan tentang dimana lokasi sampling dan besar konsentrasi untuk
Tabel 3.2 Spesifikasi data atribut pada data spasial konsentrasi logam berat
Spesifikasi kolom
Nama Kolom Keterangan
Tipe Lebar Desimal
Lokasi Sampling String/character 25 - Diisi lokasi stasiun
sampling
Konsentrasi Number/numerik 16 5 Diisi besar
logam konsentrasi logam
berat
data atribut distribusi polusi logam berat berdasarkan lokasi pengambilan, yaitu
berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd dalam ArcGIS untuk setiap lokasi sampling yang
dalam hal ini dibagi menjadi tiga wilayah yaitu : wilayah Sleman, Kodya, dan
Bantul. Proses penampilan data konsentrasi logam berat berkaitan dengan data
atribut yang telah dibuat. Setelah mengecek kembali data atribut mengenai
39
konsentrasi logam berat tahap berikutnya adalah mengaktifkan charts pada Layer
Properties.
Untuk menjalankan Layer Properties, klik kanan pada layer > Properties..
> Layer Properties > Charts. Kotak dialog Layer Properties tampak dalam
gambar berikut :
sampling yaitu dalam satu garis sungai Code, perlu ditambahkan titik atau points
dalam peta. Kegunaan dari penambahan titik adalah untuk membantu dalam
proses pembuatan garis kontur dalam peta. Setelah menambahkan titik-titik dalam
peta, tahap berikutnya adalah membuat data atribut berupa data konsentrasi untuk
40
logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd di setiap lokasi sampling. Adapun tampilan
Gambar 3.17 Data atribut konsentrasi logam berat di setiap lokasi sampling
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
Spline pada extensions yang terdapat dalam ArcGIS 9.2, yaitu Spatial Analyst >
Input points, ARSEN sebagai data konsentrasi logam berat Arsen di setiap lokasi
sampling disikan pada kotak Z value field, Splien type Regularized, Weight 0.1,
Number of points 12, Output cell size akan teriisi secara otomatis, kemudian
yang diproses pada extensions Spline. Dengan hasil interpolasi tersebut dapat
dibuat garis kontur untuk masing-masing titik. Titik-titik yang terdapat dalam
Pengertian secara umum mengenai garis kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan antara titik-titik dalam peta dengan nilai ketinggian yang sama.
Nilai ketinggian dalam penelitian ini berupa konsentrasi dari logam berat As, Hg,
Cr, Co, dan Cd. Garis kontur distibusi logam berat mempunyai bentuk dan pola
bukan sebagai garis patah-patah. Secara umum sifat dari garis kontur adalah
sebagai berikut :
St.1
St.1 Mata Air Turgo
1
0.00
St.2
09
0.00
12
0.00
St.3
16
0.00
15
0.00
St.4
St.5
St.6
St.7
St.11
KonsentrasiArsen (ppm)
0.0
01
0.0
02
Elevation pada penelitian ini adalah nilai konsentrasi dari logam berat As,
Hg, Cr, Co, dan Cd dalam air sungai. Sebagai dasar pembuatan DEM adalah
kontur distribusi logam berat yang telah dibuat. Adapun tahap-tahap pembuatan
Add Data
2. Secara otomatis akan tampil data kontur konsentrasi logam Arsen dengan
3. Klik kanan pada layer Arsen_Grid pilih Properties > Base Height tab >
4. Pada Table of Contents klik kanan Scene Layer > Scene Properties >
General tab > klik Calculate from extents. Akan tampil DEM untuk
Dengan metode yang sama, DEM distibusi logam berat untuk Raksa (Hg),
Krom (Cr), Kobalt (Co, namun pada tahun 2005 logam ini tidak terdeteksi), dan
Adapun kontur untuk logam Raksa, Krom, dan Kadmium seperti pada
0,
03
2