You are on page 1of 25

DEMAM TIFOID

PENDAHULUAN
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan
gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.Penyakit ini
disebabkan oleh Salmonella typhosa dan hanya didapatkan pada
manusia. Penularan penyakit ini hampir selalu terjadi melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi.
Sampai saat ini demam tifoid masih merupakan masalah kesehatan. Hal
ini disebabkan oleh karena kesehatan lingkungan yang kurang memadai,
penyediaan air minum yang tidak memenuhi syarat, tingkat sosial
ekonomi, tingkat pendidikan masyarakat. Walaupun pengobatan demam
tifoid tidak terlalu menjadi masalah namun masalah diagnostik kadang
kadang menjadi masalah utama di mana tidak dapat dilakukan
pemeriksaan kuman maupun pemeriksaan laboratoriumnya. Mengingat
hal tersebut di atas, maka pengenalan gejala gejala klinik menjadi
sangat penting untuk membantu diagnosis.
ETIOLOGI
5

5
Penyakit ini disebabkan oleh kuman Salmonella yphosa ! "berthella
typhosa yang merupakan kuman negatif, motil dan tidak menghasilkan
spora. #uman ini dapat hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia
maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu $%
%
&
maupun oleh antiseptik. Sampai saat ini diketahui bah'a kuman ini
hanya menyerang manusia.Salmonella typhosa mempunyai ( macam
antigen, yaitu )
* Antigen O + ,hne Hauch + Somatik antigen -tidak
menyebar.
* Antigen H + Hauch -menyebar., terdapat pada /agella dan
bersifat termolabil
* Antigen V
1
+ #apsul, merupakan kapsul yang meliputi tubuh
kuman dan melindungi , antigen terhadap
fagositosis.
#etiga jenis antigen tersebut di dalam tubuh manusia akan menimbulkan
pembentukan tiga macam antibodi yang la0im disebut aglutinin.
1da ( spesies utama, yaitu )
* Salmonella typhosa -satu serotipe.
* Salmonella choleraesius -satu setotipe.
* Salmonella enteretidis -lebih dari 23%% serotipe.
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
5,7

#uman Salmonella masuk bersama makanan ! minuman setelah berada
dalam usus halus mengadakan in4asi ke jaringan limfoid usus halus
-terutama Plak peyer. dan jaringan limfoid mesenterika. Setelah
menyebabkan radang dan nekrosis setempat kuman le'at pembuluh
limfe masuk ke darah -bakteremia primer. menuju organ 5etikulo
"ndotelial Sistem -5"S. terutama hati dan limpa. Di tempat ini kuman
difagosit oleh sel sel fagosit 5"S dan kuman yang tidak difagosit,
berkembang biak. Pada akhir masa inkubasi 3 6 hari kuman kembali
masuk ke darah menyebar ke seluruh tubuh -bakteremia sekunder. dan
sebagian kuman masuk ke organ tubuh terutama limfa, kantung empedu
yang selanjutnya kuman tersebut dikeluarkan kembali dari kandung
empedu ke rongga usus dan menyebabkan reinfeksi di usus. Dalam masa
bakteremia ini kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya
sama dengan somatik antigen -lipopolisakarida. yang semula diduga
bertanggung ja'ab terhadap terjadinya gejala gejala dari demam tifoid.
Pada penelitian lebih lanjut ternyata endotoksin hanya mempunyai
peranan membantu proses peradangan lokal dimana kuman ini
berkembang. Demam tifoid disebabkan karena Salmonella typhosa dan
endotoksinnya yang merangsang sintese dan pelepasan 0at porigen oleh
lekosit pada jaringan yang meradang. Selanjutnya 0at pirogen yang
beredar di darah mempengaruhi pusat termoregulator di hipotalamus
yang mengakibatkan timbulnya gejala demam. 1khir akhir ini beberapa
peneliti mengajukan patogenesis terjadinya manifestasi klinis sebagai
berikut )
Macrophage pada penderita akan menghasilkan substansi aktif yang
disebut monokines, selanjutnya monokines ini dapat menyebabkan
nekrosis seluler dan merangsang imun sistem, instabilitas 4askuler,
depresi sumsum tulang, panas.
Perubahan histopatologi pada umumnya ditemukan in7ltrasi jaringan oleh
macrophag yang mengandung eritrosit, kuman, limfosit yang sudah
berdegenerasi yang dikenal sebagai tifoid sel. 8ila sel sel ini
beragregasi maka terbentuklah nodul, nodul ini sering didapatkan dalam
usus halus, jaringan limfa, mesenterium, limfa, hati, sumsum tulang dan
organ organ yang terinfeksi.
#elainan utama terjadi di ileum terminale dan plak peyer yang hiperplasi
-minggu pertama., nekrosis -minggu kedua. dan ulserasi -minggu ketiga.
serta bila sembuh tanpa adanya pembentukan jaringan parut. Sifat ulkus
berbentuk bulat lonjong sejajar dengan sumbu panjang usus di mana
ulkus ini dapat menyebabkan perdarahan bahkan perforasi. 9ambaran
tersebut di atas tidak didapatkan pada kasus tifoid pada bayi maupun
tifoid kongenital.
MANIFESTASI KLINIK5
Masa tunas demam tifoid berlangsung 2%*2: hari. 9ejala*gejala yang
timbul amat ber4ariasi
Minggu I
* #eluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada
umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,
mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut,
batuk, dan epistaksis. Pada pemeriksaan 7sik hanya didapatkan suhu
badan yang meningkat
Minggu II
* 9ejala*gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif,
lidah yang khas -kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor.,
hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa
somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis.
Pemeriksn L!"rt"ri#m
7

Pemeriksaan leukosit
9ambaran laboraturium yang dapat menunjang diagnosa demam
tifoid adalah leukopeni
8iakan darah
Dilakukan pada minggu pertama, biakan darah -;. memastikan
demam tifoid tetapi biakan darah -*. tidak menyingkirkan demam
tifoid, hal ini tergantung pada beberapa factor )
ehnik pemeriksaan laboraturium
Saat pemeriksaan selama perjalanan penyakit
<aksinasi di masa lampau
Pengobatan dengan antibiotika
Pemeriksaan S9, dan S9P
S9, dan S9P seringkali meningkat tetapi kembali normal setelah
demam tifoid sembuh
Pemeriksaan bakteriologis
Diagnosis pasti dengan ditemukannya kuman Salmonela hyposa pada
salah satu biakan darah, feces, urine, sumsum tulang maupun cairan
duodenum. Waktu pengambilan ontoh sangat menentukan
keberhasilan pemeriksaan bakteriologis tersebut)
darah biasanya positif pada minggu pertama perjalanan penyakit
feces dan urine positif pada minggu kedua dan ketiga biakan
sumsum tulang paling baik karena tidak dipengaruhi 'aktu
pengambilan maupun pemberian antibiotik sebelumnya
Hasil biakan negatif dua kali berturut*turut pemeriksaan feces dan
urine digunakan untuk menentukan bah'a penderita telah sembuh
atau belum atau karier.
=ji Widal
=ji Widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibody
-aglitinin.. 1ntigen yang digunakan adalah suspensi salmonella yang
sudah dimatikan dan diolah di laboraturium. 1kibat infeksi oleh S.yphi,
pasien membuat agglutinin yaitu )
* 1glutinin , -tubuh kuman .
* 1glutinin H -/agel kuman.
* 1glutinin <i -tempat kuman.
Dari ke tiga agglutinin tersebut hanya agglutinin , dan H yang
ditentukan titernya untuk diagnostik.
Kriteri Dign"sis
$

Demam naik secara bertangga lalu menetap selama beberapa hari,
demam terutama pada sore ! malam hari.
Sulit buang air besar atau diare, sakit kepala.
#esadaran berkabut, bradikardi relatif, lidah kotor, nyeri abdomen,
hepatomegali atau splenomegali
Peningkatan titer uji 'idal empat kali lipat selama > sampai ( minggu
memastikan diagnosis demam tifoid. 5eaksi 'idal tunggal dengan titer
antibody ,*2)(>% atau titer antibody H*2)?:% menyokong diagnosis
demam tifoid pada pasien dengan gambaran klinis yang khas.
K"m%&iksi
5

#omplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
@leus paralitika
#omplikasi ekstra intestinal
erjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis -bakterimia. yaitu
meningitis, kolesistitis, ensefalopati, dan lain*lain. erjadi karena infeksi
sekunder yaitu bronkopneumoni, rehidrasi dan asidosis dapat timbul
akibat masukan makanan yang kurang dan respirasi karena suhu
tubuh yang tinggi. ifoid ensefalopati berupa kesadaran
menurun,kejang*kejang, muntah*muntah, demam tinggi dan
pemeriksaan cairan otak masih dalam batas normal.
* #omplikasi kardio4askular
5enjatan sepsis, miokarditis, trombosis, dan trombo/ebitis
* #omplikasi darah
1nemia hemolitik, D@& dan sindrom uremia hemolitik
* #omplikasi paru
8ronkopneumonia, pneumonia, empiema, dan pleuritis
* #omplikasi hepar dan kandung empedu
Hepatitis dan kolesistitis
* #omplikasi ginjal
9lomerulonefritis, pielonefhritis dan perinefritis
* #omplikasi tulang
,steomielitis, periostitis, spondilitis dan arthritis
* #omplikasi neuropsikiatrik
Delirium, meningismus, meningitis, poliartritis perifer, sindrom 9uilain
8arre, psikos dan sindrom ketotenia
Pent&ksnn
$,7

Penatalaksanaan pada demam tifoid terdiri atas
@stirahat dan pera'atan professional
irah baring dan pera'atan professional bertujuan untuk mencegah
komplikasi. irah baring dengan pera'atan sepenuhnya di tempat
seperti makan, minum, mandi, miksi dan membuang air besar akan
membantu dan mempercepat masa penyembuhan. Dalam pera'atan
perlu sekali dijaga kebersihan tempat tidur, pakaian dan perlengkapan
yang dipakai. Posisi pasien perlu di4ariasi untuk mencegah dekubitus
dan hygiene perorangan tetap diperhatikandan dijaga.
Diet dan terapi penunjang
8eberapa peneliti menunjukan bah'a pemberian makanan padat dini,
yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa -pantang sayuran dengan
serat kasar. dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.
#arena ada juga pasien demam tifoid yang takut 4makan nasi, maka
selain macam makanan yang diinginkan terserah pada pasien sendiri
apakah mau makan bubur saring, bubur kasar atau nasi dengan lauk
pauk rendah selulosa.
Pemberian antimikroba
,bat*obat antimikroba yang sering digunakan ialah
#loramfenikol
Di @ndonesia kloramfenikol masih merupakan obat pilihan utama
untuk demam tifoid. Dosis untuk orang de'asa : kali 3%% mg
sehari oral atau intra4ena, sampai $ hari bebas demam.
Penyuntikan kloramfenikol suksinat intramuskular tidak dianjurkan
karena hidrolisis ester ini tidak dapat diramalkan dan tempat
penyuntikan terasa nyeri. Dengan penggunaan kloramfenikol,
deam pada demam tifoid turun rata*rata setelah 3 hari.
iamfenikol
Dosis dan efekti4itas tiamfenikol pada demam tifoid sama dengan
kloramfenikol. #omplikasi hematologis pada penggunaan
tiamfenikol lebih jarang dari pada kloramfenikol. Dengan
tiamfenikol demam pada demam tifoid turun setelah rata*rata 3*?
hari
#o*trimoksa0ol -kombinasi trimetoprim dan sulfametoksa0ol.
"fekti4itas #,*trimoksa0ol kurang lebih sama dengan kloramfenikol.
Dosis untuk orang de'asa, > kali > tablet sehari, digunakan sampai
$ hari bebas demam -2 tablet mengandung A% mg trimetoprim dan
:%% mg sulfametoksa0ol.. Dengan kotrimoksa0ol demam pada
demam tifoid turun rata*rata setelah 3*? hari.
1mpisilin dan 1moksisilin
Dalam hal kemampuannya menurunkan demam, efekti4itas
ampisilin dan amoksisilin lebih kecil dibandingkan dengan
kloramfenikol. @ndikasi mutlak penggunaannya adalah pasien
demam tifoid dengan leukopeni.Dosis yang dianjurkan berkisar
antara $3*23% mg!kgbb!hari, digunakan sampai $ hari bebas
demam. Dengan ampisilin dan amoksisilin demam pada demam
tifoid turun rata*rata setelah $*6 hari
Sefalosporin generasi ketiga
8eberapa uji klinis menunjukan bah'a sefalosporin generasi ketiga
antara lain sefopera0on, seftrikson dan sefotaksim efektif untuk
demam tifoid, tetapi dosis dan lama pemberian yang optimal
belum diketahui dengan pasti.
Bluorokinolon
Bluorokinolonefektif untuk demam tifoid, tetapi dosis dan lama
pemberian yang optimal belum diketahui dengan pasti.
K"m!insi O!t Antimikr"!
$

Pengobatan demam tifoid dengan kombinasi obat*obat antimikroba
tersebut di atas tidak memberikan keuntungan dibandingkan dengan
pengobatan dengan obat antimikroba tunggal, baik dalam hal
kemampuannya untuk menurunkan demam maupun dalam hal
menurunkan angka kejadian kekambuhan dan angka kejadian penekresian
kuman 'aktu penyembuhan.
Ter%i Sim%t"mtis
$

1ntipiretik
1ntipiretik tidak perlu di berikan secara rutin pada setiap pasien
demam tifoid, diberikan bila suhu C(6D&
#ortikosteroid
Pasien yang toksik dapat diberikan kortikosteroid atau parenteral
dalam lisis yang menurun secara bertahap -tapering oE. selama 3 hari.
Hasil biasanya sangat memuaskan terutama pada pasien tifoid
ensefalopati, kesadaran pasien menjadi cepat jernih dan suhu badan
cepat turun sampai normal. etapi kortikosteroid tidak boleh diberikan
tanpa indikasi, karena dapat menyebabkan perdarahan intestinal dan
relaps.
<itamin dan mineral
=ntuk mendukung keadaan umum pasien diharapkan dengan menjaga
keseimbangan hemostasis system imun dan en0im akan tetap
berfungsi dengan optimal.
Pen'eg(n
$

=saha pencegahan dapat dibagi atas )
=saha terhadap lingkungan hidup
=saha terhadap manusia
=saha terhadap lingkungan hidup )
* Penyediaan air minum yang memenuhi syarat
* Pembuangan kotoran manusia yang higienis
* Pemberantasan lalat
* Penga'asan terhadap penjual makanan
=saha terhadap manusia )
* @munisasi
* Menemukan dan mengobati karier
* Pendidikan kesehatan masyarakat
Im#nissi
$

<aksin yang digunakan ialah )
<aksin yang dibuat dari salmonella typhosa yang dimatikan
<aksin yang dibuat dari strai salmonella yang dilemahkan. -y >2a.
<aksin yang terbuat dari salmonella yang dimatikan pada pemberian oral
ternyata tidak memberikan perlindungan yang baik. Sedang 4aksin yang
terbuat dari salmonella yang dilemahkan dari strain y >2a pada
pemberian oral memberikan perlindungan A$ 63 F selama (? bulan.
Pr"gn"s
5

Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat
kekebalan tubuh, jumlah dan 4irulensi salmonella, serta cepat dan
tepatnya pengobatan.
ILUST)ASI KASUS
Go. catatan medik ) 2%236 ! $%A32:
n. W, seorang laki laki berusia 3% tahun, suku Ha'a, bekerja sebagai
petani, bertempat tingal di Panjang, agam @slam, masuk 5S1M tanggal (%
Huni >%%:, pukul 2>)(% W@8 dan dira'at di ruang @8.
ANAMNESIS
Alloanamnesis dan Autoanamnesis
Riwayat penyakit
#eluhan utama ) 8adan panas sejak empat hari lalu
#eluhan tambahan ) Mual, sakit kepala, nafsu makan berkurang, rasa
tidak enak di perut, menggigil, berkeringat, dan 81#
seperti air teh.
)i*+t Pen+kit Sekrng
Pasien datang dengan keluhan badan panas sejak empat hari yang lalu.
Panas badan yang timbul dirasakan makin lama makin meninggi, bersifat
naik turun, terutama dirasakan pada sore dan malam hari, kemudian
mereda pada pagi hari. Panas badan ini juga diikuti dengan menggigil
sekitar 23 menit dan berkeringat banyak sampai pakaian pasien basah,
tapi tidak diserati kejang, bintik bintik perdarahan di kulit, perdarahan
dari hidung, nyeri di otot betis, penurunana kesadaran dan mengigau.
#eluhan ini disertai dengan sakit kepala terutama di daerah dahi, badan
lemah, nafsu makan bekurang, mual tanpa muntah, serta perasaan tidak
enak diseluruh lapang perut.
Pasien mengaku 818 yang menjadi jarang - penderita 818 terakhir empat
hari yang lalu ., biasanya 818 setiap hari, dengan konsistensi tetap.
1danya keluhan 818 berdarah, ber'arna putih seperti dempul, nyeri perut
yang hebat disangkal. Pasien mengeluh 81# seperti air teh pekat sejak
panas badan timbul. 81# sebelumnya tidak ada keluhan nyeri, frek'ensi
dan jumlahnya tidak berubah.
Satu hari sebelum masuk 5S1M karena keluhan yang sama pasien
berobat ke Puskesma Panjang dan dira'at inap disana. Pasien mengaku
sudah diberikan terapi obat yang diminum sekaligus empat tablet dan
diminum enam jam kemudian dua tablet - pasien tidak tahu nama
obatnya ..
)i*+t Pen+kit D(#&#
,s mengaku belum pernah terserang sakit seperti ini sebelumnya.
5i'ayat penyakit kuning disangkal.
)i*+t Pen+kit Ke&#rg
Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.
PEME)IKSAAN FISIK
Stt#s Present
#eadaan umum ) ampak sakit sedang
#esadaran ) &ompos mentis
ekanan Darah ) 22%!$% mmHg
Gadi ) A: I!menit, reguler, isi penuh.
5espirasi ) >% I!menit
Suhu ) (A,A D&
88 ) ?% kg
inggi 8adan ) 2$% cm
Status gi0i ) &ukup
KEPALA
5ambut ) Hitam beruban, lurus, tidak mudah dicabut
Mata ) #elopak mata tidak oedem, konjungti4a ananemis,
sklera sedikit ikterik, kornea jernih, lensa jernih,
re/eks cahaya-;!;..
elinga ) 8entuk normal, simetris, liang lapang, serumen -*!*.
Hidung ) 8entuk normal, septum tidak de4iasi, pernafasan
cuping hidung-*., sekret -*.
Mulut ) 8ibir kering, sianosis -*., lidah kotor dengan tepi
hiperemis dan tremor, faring tidak hiperemis
LEHE)
8entuk ) Simetris
rakhea ) Di tengah
#98 ) idak membesar
#aku kuduk ) -*.
THO)A,
PA)U
* @nspeksi ) 8entuk dada normal, pergerakan nafas kanan kiri
simetris
* Palpasi ) Bremitus taktil simetris kanan kiri
* Perkusi ) Sonor pada kedua lapang paru
* 1uskultasi ) Suara nafas 4esikuler pada seluruh lapang paru,
ronkhi -*!*., 'hee0ing -*!*..
-ANTUNG
* @nspeksi ) @ctus cordis tidak terlihat
* Palpasi ) @ctus cordis tidak teraba
* Perkusi ) 8atas atas sela iga @@@ parasternal kiri
8atas kanan sela iga < parasternal kanan
8atas kiri sela iga < midcla4icula kiri
* 1uskultasi ) 8unyi jantung @*@@ murni, murmur -*., gallop-*.
A.DOMEN
* @nspeksi ) Perut datar simetris
* Palpasi ) Gyeri tekan epigastrium -*., supel. Hepar teraba satu
jari diba'ah arcus costae, tepi tajam, permukaan rata,
konsistensi kenyal, nyeri tekan -;., lien tidak teraba,
turgor kulit normal.
* Perkusi ) impani seluruh abdomen
* 1uskultasi ) 8ising usus -;. normal
GENITALIA E,TE)NA
Jaki*laki, idak ada kelainan
EKST)EMITAS
* Superior ) ,edem -*., sianosis -*., kulit tidak ikterik, 5umpleed
test -*.
* @nferior ) ,edem -*., sianosis -*., kulit tidak ikterik.
PEME)IKSAAN LA.O)ATO)IUM - tanggal 2 Huli >%%: .
Dr( &engk%
* Hb ) 2>,3 gr%
* J"D ) 2( mm!jam
* Jeukosit ) >%.%%%!mmK
* DiE. count ) %!%!%!A(!2(!:
* Malaria ) -;. Plasmodium Balcifarum
.i"kimi /r(
* 8ilirubin total ) (,A mg ! dl -%,>*2,% mg!dl.
* 8ilirubin direk ) (,2 mg ! dl -%*%,>3 mg!dl.
* 8ilirubin indirek ) %,$ mg!dl -%,2*%,A mg!dl.
* S9, ) $6 =!J -?*A =!J.
* S9P ) ?6 =!J -?*:3 =!J.
* Bosfatase alkali ) 2>? =!J -A%*(?% =!J.
* 9amma 9 ) :2 =!J -A*(? =!J.
Ser"&"gi
* yphi H*1g ) -;. 2!(>%
* yphi ,*1g ) -;. 2!(>%
* iphi 1*, 1g ) -*.
* iphi 8*, 1g ) -;. 2!(>%
Urine
* Warna ) #uning seperti air teh
* 8au ) 1monia
* 5eduksi ) -*.
* Protein ) -*.
* 8ilirubin ) -*.
* Jeukosit ) %*2 sel ! JP8
* "rytrosit ) -*.
* "pitel ) 2*> ! JP8
Dign"s ker0
Malaria ropika dan Demam hypoid
Dign"s !n/ing
Hepatitis
DHB
Pent&ksnn
=mum ) irah baring
Diet makanan padat dini rendah serat
Simptomatik )
@<BD 5J II gtt!menit
#loroLiun ?%% mg basa diikuti ? jam kemudian (%% mg, hari ke*
> dan ke*( masing masing (%% mg
PrimaLuin 2 I 2
#loramfenikol : I 3%% mg @<
Paracetamol ( I 3%% mg -#P.
Pemeriksn n0#rn
9aal culture
@gM anti H1<, @gM anti H8&, H8s 1g, @gM anti H&<
Boto polos abdomen, foto thorak
=S9 hepatobilier
FOLLO1 UP
TANGGAL
21 3 273 4225 243 273 4225
Ke&#(n6
Demam
Menggigil dan
berkeringat
Gafsu makan
berkurang
* Sakit kepala
Mual
Gyeri perut
818
81# seperti air teh
;
;
;
;
;
;
*
;
;
*
*
;
*
;
;
;
Ke/n Um#m ampak Sakit Sedang ampak Sakit Sedang
Kes/rn #ompos Mentis #ompos Mentis
Vit& Sign6
7 D
Gadi
22%!$% mmhg
AAI!menit
2%%!?% mmhg
A%I!menit
Pernafasan
Suhu
>:I!menit
(A,?
>>I!menit
($,$
Pemeriksn Fisik 6
#onjungti4a anemis
Skera sedikit ikterik
8ibir kering
Jidah kotor
Gyeri tekan abdomen
kanan
Hepar teraba satu jari
diba'ah arcus costae
8ising usus
*
;
;
;
;
;
; G
*
;
;
;
;
;
; G
T(er%i6
irah baring
@<BD 5J II gtt!menit
Diet makanan padat
dini rendah serat
#loramfenikol : I 3%%
mg @<
P& ( I 3%% mg -kp.
MloroLuin > tablet
&urcuma ( I 2
;
;
;
;
;
;
*
;
;
;
;
*
;
;
#esan 1da perbaikan 1da perbaikan
FOLLO1 UP
TANGGAL
283 27 3 4225 253 27 3 4225
Ke&#(n6
Demam
Menggigil dan
berkeringat
Gafsu makan
berkurang
* Sakit kepala
Mual
Gyeri perut
818
81# seperti air teh
*
*
*
*
;
*
*
;
*
*
*
*
;
*
*
;
Ke/n Um#m ampak Sakit Sedang ampak Sakit Sedang
Kes/rn #ompos Mentis #ompos Mentis
Vit& Sign6
7 D
Gadi
Pernafasan
Suhu
2>%!$% mmhg
$?I!menit
>:I!menit
($,(
2>%!$% mmhg
$>I!menit
>%I!menit
($,2
Pemeriksn Fisik 6
#onjungti4a anemis
Skera sedikit ikterik
8ibir kering
Jidah kotor
Gyeri tekan abdomen
kanan
Hepar teraba satu jari
diba'ah arcus costae
8ising usus
*
;
*
*
;
;
; G
*
*
*
*
;
;
; G
T(er%i6
* irah baring
@<BD 5J >% tts!menit
Diet makanan padat
dini rendah serat
#loramfenikol : I 3%%
mg @<
P& ( I 3%% mg -kp.
MloroLuin tab
PrimaLuin tab 2I2
&urcuma ( I 2
;
;
;
;
*
*
;
;
;
;
;
;
*
*
;
;
#esan 1da perbaikan
Pasien pulang atas
permintaan sendiri
)ESUME
Anmnes
* Pasien datang dengan keluhan demam sejak N : hari yang lalu
* Demam disertai mual, sakit kepala, nafsu makan berkurang, rasa
tidak enak di perut, menggigil, berkeringat, dan 81# seperti air teh,
belum 818 sejak empat hari yang lalu.
* Pasien menyangkal pernah menderita sakit seperti ini dan penyakit
kuning sebelumnya
Stt#s Present
#eadaan umum ) ampak sakit sedang
#esadaran ) &ompos mentis
ekanan Darah ) 22%!$% mmHg
Gadi ) A: I!menit, reguler, isi penuh.
5espirasi ) >% I!menit
Suhu ) (A,A D&
88 ) ?% kg
inggi 8adan ) 2$% cm
Status gi0i ) &ukup
Pemeriksn L!"rt"ri#m - tanggal 2 Huli >%%: .
2. Dr( &engk%
* Hb ) 2>,3 gr%
* J"D ) 2( mm!jam
* Jeukosit ) >%.%%%!mmK
* DiE. count ) %!%!%!A(!2(!:
* Malaria ) -;. Plasmodium Balcifarum
.i"kimi /r(
* 8ilirubin total ) (,A mg ! dl -%,>*2,% mg!dl.
* 8ilirubin direk ) (,2 mg ! dl -%*%,>3 mg!dl.
* 8ilirubin indirek ) %,$ mg!dl -%,2*%,A mg!dl.
* S9, ) $6 =!J -?*A =!J.
* S9P ) ?6 =!J -?*:3 =!J.
* Bosfatase alkali ) 2>? =!J -A%*(?% =!J.
* 9amma 9 ) :2 =!J -A*(? =!J.
Ser"&"gi
* yphi H*1g ) -;. 2!(>%
* yphi ,*1g ) -;. 2!(>%
* iphi 1*, 1g ) -*.
* iphi 8*, 1g ) -;. 2!:%
Urine
* Warna ) #uning seperti air teh
* 8au ) 1monia
* 5eduksi ) -*.
* Protein ) -*.
* 8ilirubin ) -*.
* Jeukosit ) %*2 sel ! JP8
* "rytrosit ) -*.
* "pitel ) 2*> ! JP8
Dign"s ker0
Malaria ropika dan Demam hypoid
Dign"s !n/ing
Hepatitis
DHB
Pent&ksnn
=mum ) irah baring
Makanan padat dini rendah serat
Simptomatik )
@<BD 5J II gtt!menit
#loroLiun ?%% mg basa diikuti ? jam kemudian (%% mg, hari ke*
> dan ke*( masing masing (%% mg
PrimaLuin 2 I 2
#loramfenikol : I 3%% mg @<
Paracetamol ( I 3%% mg -#P.
&urcuma tab ( I 2
DISKUSI
Pasien datang dengan keluhan demam N : hari, bersifat naik turun, yang
meningkat terutama pada sore dan malam hari, menggigil selama N 23
menit dan berkeringat banyak sampai pakaian penderita basah, yang
disertai sakit kepala, sakit perut, mual,muntah dan pasien juga
mengatakan kalau 81# seperti air the dan belum 818 sejak empat hari
yang lalu.
Pada pemeriksaan 7sik didapat adanya lidah yang kotor dengan tepi dan
ujung lidah hiperemis, tremor dan hepar teraba satu jari diba'ah arcus
costae, tepi tajam, permukaan rata, konsistensi kenyal, nyeri tekan -;..
Pada pemeriksaan laboratorium hasil tes serologi 'idal dengan antigen ,
terhadap S.typhi sebesar 2!(>% oleh karena itulah dan pada sediaan darah
tepi ditemukan parasit Plasmodium falcifarum. Pada pemeriksaan tes
fungsi hati dengan kadar bilirubin total, bilirubin direk en0im S9, dan
S9P, 9amma 9 yang meningkat.
Pasien didiagnosa menderita malaria tropika dan demam thypoid
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan 7sik dan hasil pemeriksaan
penunjang.
Peningkatan bilirubin direk terjadi karena adanya gangguan ekskresi intra
hepatic atau ekstra hepatic, pada kasus ini terjadi karena penurunan
aliran darah ke hepar dan akan kembali normal pada fase penyembuhan.
Mungkin ini disebabkan karena sekuestrasi dan sitoadheren yang
menyebabkan obstruksi mikro*4askuler.
S9, dan S9P meningkat dikarenakan sel sel yang kaya transaminase
mengalami nekrosis atau hancur. "n0im en0im tersebut masuk ke dalam
peredaran darah. Dalam kepustakaan dikatakan, nilai kurang dari (%% =
sulit untuk mendiagnosa dan dapat terjadi pada penyakit terjadi yang
kronik dan akut maupun ikterus yang disebabkan oleh obstruksi.
Pada pasien ini diberikan pengobatan terhadap malaria falcifarum yaitu
klorokuin yang bersifat ski0ontosida darah untuk semua jenis Plasmodium
pada manusia dan diberikan juga primakuin untuk menghancurkan bentuk
seksual termasuk stadium gametosit P. falcifarum, juga mempengaruhi
stadium perkembangan parasit malaria didalam tubuh nyamuk 1nopheles
betina.
#loramfenikol masih merupakan obat pilihan utama untuk demam tifoid
karena dapat menurunkan demam lebih cepat dan diberikan sampai tujuh
hari bebas demam.. &urcuma diberikan untuk menjaga kesehatan hati,
meningkatkan nafsu makan, mengatasi perut kembung dan sukar 818.
Paracetamol diberikan untuk menurunkan panas badan.
irah baring sampai minimal $ hari bebas demam mutlak dilakukan,
kemudian mobilisasi bertahap sesuai kekuatan pasien. Pera'atan hygiene
indi4idu dan keluarga juga diperlukan. #edua hal tersebut diatas bertujuan
untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, penularan dan
terjadinya kekambuhan.
Diet teratur sesuai tingkat kesembuhan pasien. Pemberian 4itamin dan
mineral diharapkan dapat mendukung keadaan umum pasien dan
menjaga keseimbangan dan homeostasis, sehingga system dapat
berfungsi dengan optimal.
DAFTA) PUSTAKA
P. G. Harijanto, SpPD, D5 -editor.) Malaria Epidemiologi, Patogenesis,
Manifestasi Klinis, dan Penanganan, Hakarta, "9&, &etakan @) >%%%, hal 2>
Staf Pengajar @lmu #esehatan 1nak B#=@) Malaria, Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak, Hilid @@, 8P B#=@, Hakarta, 26A3,?33*??%
Mansjoer 1rif,Suprohaita,dkk ) Kapita Selekta Kedokteran,"disi @@,Media
1esculapius,B#=@,Hakarta,>%%%,:%6*:23
9andahusada Srirasi, Prof, D5, dkk, Parasit Malaria dalam Parasitologi
Kedokteran, "disi @@@, 8alai Penerbit B#=@, 9aya 8aru, Hakarta 266A, hal)
2$2*>%?
dr. .H.5ampengan, DS1#, dr. @.5.Jaurent0, DS1, Penyakit Infeksi Tropik
Pada Anak, Penerbit 8uku #edokteran -"9&., &etakan @@@ 266$, Hal. 3(
$2.
dr. .H.5ampengan, DS1#, dr. @.5.Jaurent0, DS1, Penyakit Infeksi Tropik
Pada Anak, Penerbit 8uku #edokteran -"9&., &etakan @@@ 266$, Hal. 2A3
>%(.
Sjaifullah Goer H. M, Prof, dr, dkk, Demam hypoid dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Hilid @, 8alai Penerbit B#=@, "disi @@@, Hakarta 266?, hal) :(3*
::>

You might also like