You are on page 1of 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang / Perumusan Masalah Studi Kasus
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara yang digambarkan melalui
pertumbuhan ekonomi, umur harapan hidup dan tingkat pendidikan. Untuk itu
diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi
masyarakat melalui perbaikan gizi dalam keluarga maupun pelayanan gizi dalam
indiidu yang karena suatu hal mereka harus tinggal di suatu institusi kesehatan
diantaranya rumah sakit.
!elayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, serta status
metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat mempengaruhi proses
penyembuhan penyakit. "erdasarkan mekanisme kerja, kegiatan pokok !elayanan
#izi $umah Sakit (!#$S) dikelompokkan menjadi % kegiatan yaitu pengadaan
dan penyajian makanan, pelayanan gizi diruang ra&at inap, penyuluhan dan
konsultasi gizi, penelitian dan pengembangan gizi terapan.
Salah satu pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi ruang ra&at
inap. !elayanan gizi ruang ra&at inap merupakan serangkaian kegiatan pelayanan
gizi yang berkesinambungan dimulai dengan pengkajian data dari hasil
pemeriksaan fisik, antropometri, laboratorium dan pemeriksaan lainnya sampai
pada peren'anaan terapi gizi(diit serta ealuasinya.
)erapi gizi medis merupakan salah satu faktor penunjang utama
penyembuhan penyakit dan sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien
sehingga harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan metabolisme. Dalam upaya pemenuhan zat gizi yang
optimal pada pelaksanaan asuhan gizi dan terapi gizi medis pada pasien
diperlukan keterlibatan dan kerjasama yang erat antar berbagai profesi terkait
yang bergabung dalam tim asuhan gizi. )iap anggota tim memberi sumbangan
spesifik sesuai dengan keahliannya, yang diharapkan saling mengisi dalam upaya
memberikan asuhan gizi(terapi gizi medis yang optimal.
1
Menurut data yang diperoleh hingga sekarang penyakit jantung merupakan
pembunuh nomor satu. *+, menyebutkan rasio penderita gagal jantung di dunia
adalah satu sampai lima orang setiap -... penduduk. !enderita penyakit jantung
di /ndonesia kini diperkirakan men'apai 0. juta atau sekitar -.1 dari jumlah
penduduk di 2usantara. 3aktor yang dapat menimbulkan penyakit jantung adalah
kolesterol darah tinggi, tekanan darah tinggi, merokok, gula darah tinggi (diabetes
mellitus), kegemukan, dan stres. 4kibat lebih lanjut, jika penyakit jantung tidak
ditangani dengan baik maka akan mengakibatkan kerusakan otot jantung hingga
%.1 dan kematian.
"erdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mengambil permasalahan
tersebut sebagai studi kasus dengan judul La!"ran Studi Kasus
Penatalaksanaan #era!i Diit Pasien $"ngesti% Heart &ailure dan E%usi Pleura
dengan Anemia di 'uang Pen(akit Dalam Kelas II )anita 'umah Sakit
Umum Daerah Dr. A*hmad Mu*htar Bukittinggi #ahun +,1-.
1.+ #u.uan Umum dan Khusus Studi Kasus
1.+.1 #u.uan Umum studi kasus
Mahasis&a mampu melaksanakan kegiatan pelayanan gizi dan
penatalaksanaan diet pada pasien 'ongestif heart failure dan efusi pleura dengan
anemia di ruang penyakit dalam kelas 0 &anita rumah sakit umum daerah dr.
4'hmad Mo'htar "ukittinggi
1.+.+ #u.uan khusus studi khusus
a. Mahasis&a mampu mengkaji data ri&ayat diet pasien.
b. Mahasis&a mampu mengkaji data antropometri pasien.
'. Mahasis&a mampu mengkaji data fisik dan klinis pasien.
d. Mahasis&a mampu mengkaji data biokimia pasien.
e. Mahasis&a mampu mengkaji dan memonitor asupan gizi pasien
f. Mahasis&a mampu memberikan edukasi gizi kepada pasien.
1./ Man%aat
1./.1 Bagi Mahasis)a
Mahasis&a mampu meren'anakan dan melaksanakan terapi diit pasien
sesuai dengan data 5 data penyakit, memahami pelayanan gizi, menambah
2
&a&asan dalam melakukan studi kasus dan dapat menerapkan ilmu yang
diperoleh selama di bangku kuliah.
1./.+ Bagi Instalasi
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi /nstalasi untuk dapat
melihat permasalahan apa yang dijumpai selama pelaksanaan studi kasus pada
ruang ra&at inap khususnya ruang ra&at inap penyakit dalam kelas 0 &anita
tentang diet dan pengolahan makanan untuk pasien.
3
BAB II
#IN0AUAN PUS#AKA
+.1 1agal 0antung Kr"nis/$"ngesti% Heart &ailure 2$H&3
a. De%enisi
6ongestie +eart 3ailur (6+3) adalah keadaan patofisiologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memopa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peninggian olume diastolik se'ara abnormal.
!ada penyakit jantung kongestif terjadi edema kaki yang disebabkan
terjadinya dekompensasi jantung (pada kasus payah jantung), bendungan bersifat
menyeluruh. +al ini diakibatkan oleh kegagalan enterikel kanan jantung
memopakan darah dengan baik sehingga darah terkumpul pada ena atau kapiler,
sehingga menyebabakan timbulnya edema pada bagian eksterimitas ba&ah yang
disebabkan adanya bendungan balik dari ena ke jantung.
4. Eti"l"gi dan Pat"%isi"l"gi
Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal jantung men'akup keadaan5
keadaan yang meningkatkan beban a&al, beban akhir atau menurunkan
kontraktilitas miokardium. Keadaan5keadaan yang meningkatkan beban a&al
meliputi 7 regurgitasi aorta dan 'a'at septum entrikel. Dan beban akhir
meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertensi sistemik.
Kontraktilitas miokardium dapat menurun pada imfark miokardium dan
kardiomiopati.
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal
jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan
entrikel yang efektif. Kontraktilitas entrikel kiri yang menurun mengurangi
'urah sekun'up dan meningkatkan olume residu entrikel.
)ekanan arteri paru5paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan
kronis tekanan ena paru. +ipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap
ejeksi entrikel kanan. Serentetan kejadian seprti yang terjadi pada jantung kiri,
juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi kongesti
sistemik dan edema.
4
!erkembangan dari kongesti sistemik atau paru5paru dan edema dapat
dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub5katub trikuspidalis atau
mitralis bergantian. $egurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari
annulus katub atrioentrikularis atau perubahan5perubahan pada orientasi otot
papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga meknisme primer yang dapat
dilihat8 meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban a&al
akibat aktiasi istem rennin5angiotensin5aldosteron dan hipertrofi entrikel.
Ketiga respon ini men'erminkan usaha untuk mempertahankan 'urh jantung.
Meknisme5meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan 'urah jantung
pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan
istirahat. )etapi kelainan pad kerj entrikel dan menurunnya 'urah jantung
biasanya tampak pada keadaan berktiitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung
maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.
#agal jantung kronis (6+3) disebabkan oleh penyakit lain atau kondisi yang
merusak atau kebanyakan kerja otot jantung. Seiring &aktu, otot jantung melemah
dan tidak mampu memompa darah yang seharusnya. #agal jantung kronis yang
terkemuka adalah7
9 !enyakit arteri koroner (64D)
9 )ekanan darah tinggi ( hipertensi )
9Diabetes
4rteri koroner penyakit, termasuk angina dan serangan jantung , merupakan
penyebab paling umum yang mendasari gagal jantung kronis. ,rang yang
memiliki serangan jantung beresiko tinggi mengembangkan gagal jantung kronis.
Kebanyakan orang dengan gagal jantung juga memiliki tinggi tekanan darah, dan
sekitar satu dari setiap tiga orang dengan gagal jantung juga memiliki diabetes.
Kondisi5kondisi lain dan faktor5faktor yang dapat menyebabkan gagal jantung
kronis meliputi7
a) Kardiomiopati (penyakit dari otot jantung)
b) !enyakit katup jantung
') 4bnormal detak jantung atau aritmia
d) "a&aan penyakit jantung
5
e) !engobatan untuk kanker, seperti radiasi dan obat kemoterapi tertentu
f) #angguan tiroid
*. 1e.ala Klinis
!ada gagal jantung kongestif terjadi gejala sebagai berikut 7
5 "atuk kronis.
5 Darah didalam dahak (lendir)
5 Kehilangan selera makan.
5 Kemampuan berolahraga menjadi kurang
5 :antung berdebar debar.
5 Menderita aritmia
5 Menderita as'ites
5 Mual
5 !embengkakak pada mata kaki dan tungkai kaki.
5 Udem
5 !ertambahan berat badan se'ara tiba5tiba dari retensi 'airan.
5 $asa sakit didada
d. Diagn"sis Pen(akit
4dapun diagnosa penyakit gagal jantung kronis bisa melalui 7
-. ;K# 7 +ipertrofi atrial atau entrikuler, penyimpangan aksis, iskemia san
kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia mis 7 takhikardi, fibrilasi atrial.
Kenaikan segmen S)() persisten < minggu atau lebih setelah imfark miokard
menunjukkan adanya aneurime entri'ular.
0. Sonogram 7 Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan
dalam fungsi(struktur katub atau are penurunan kontraktilitas entri'ular.
=. Skan jantung 7 )indakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan
pergerakan dinding.
%. Kateterisasi jantung 7 )ekanan bnormal merupakan indikasi dan
membantu membedakan gagal jantung sisi kanan erus sisi kiri, dan stenosi
katup atau insufisiensi, :uga mengkaji potensi arteri kororner. >at kontras
disuntikkan kedalam entrikel menunjukkan ukuran bnormal dan ejeksi
fraksi(perubahan kontrktilitas.
6
e. Hu4ungan gagal .antung kr"nis dengan anemia
!atofisiologi anemia adalah multifaktorial dan berhubungan dengan
berbagai faktor seperti8 hemodilusi, kerugian besi dari obat anti5platelet, aktiasi
dari kaskade inflamasi, kerugian urin erythropoietin dan insufisiensi ginjal terkait
Angiotensin-converting enzyme inhibitors (46; inhibitor) yang dipreskripsi pada
pasien gagal jantung juga berkaitan dengan kekurangan hemoglobin melalui
supresi produksi eritropoietin. Selain itu, sitokin proinflamasi seperti interleukin5-
dan 5< dan juga tumor nekrosis faktor5a dapat eleasi pada gagal jantung yang
kronis dimana dapat menyebabkan pengurangan eritropoietin. "ahkan, seperti
tingkat keparahan 6+3 berlangsung, temuan kenaikan anemia, dan anemia berat
karena sebab apapun bisa memperburuk 6+3.
4nemia pada 6+3 kemungkinan disebabkan oleh kombinasi dari beberapa
faktor,termasuk7
#a4el 1 . Pat"%isi"l"gi anemia dengan gagal .antung k"ngesti%
-. #agal ginjal kronis di mana produksi ;!, di ginjal tidak tepat rendah untuk
tingkat anemia.
7
0. !eningkatan sitokin diuraikan dalam 6+3.
Seperti alpha faktor tumor nekrosis dan /?<, yang menyebabkan empat
kelainan hematologi7 mengurangi produksi ;!, di ginjal, kegiatan berkurangnya
;!, dalam sumsum tulang, hep'idin5diinduksi kegagalan penyerapan zat besi
dari usus, dan hep'idin5 diinduksi perangkap besi di makrofag. +ep'idin adalah
suatu protein dilepaskan dari hati oleh /?<. Menghambat ferroportin protein, yang
ditemukan dalam usus dan di makrofag dan bertanggung ja&ab untuk pelepasan
besi dari kedua jenis sel ke dalam darah. Karena itu, jika ferroportin ini dihambat,
zat besi tidak diserap dari usus dan tidak dibebaskan dari penyimpanan dalam
makrofag. +asilnya adalah zat besi serum rendah dan penurunan pengiriman besi
ke sumsum tulang, sehingga menyebabkan anemia kekurangan zat besi.
=. !enggunaan 46; inhibitor dan angiotensin reseptor blockers.
+al ini dapat menyebabkan penurunan aktiitas ;!, dalam sumsum tulang
karena angiotensin adalah stimulator dari erythropoiesis. 46; inhibitor juga
meningkatkan tingkat erythropoietic inhibitor dalam darah, menghambat
eritropoiesis lebih lanjut.
%. Diabetes
Di mana sel5sel yang memproduksi ;!, di ginjal dapat rusak dini oleh
glikosolasi.
@. +emodilusi.
<. Masalah gastrointestinal
!endarahan dari aspirin, tumor ganas, polip atau esophagitis, atau penyerapan
zat besi berkurang akibat gastritis atrofi.
g. Penanganan dan Mana.emen Nutrisi
#agal jantung ditngani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban
kerja jantung dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi
miokardium, baik se'ara sendiri5sendiri maupun gabungan dari beban a&al,
kontraktilitas dan beban akhir.!enanganan biasanya dimulai ketika gejala5gejala
timbul pad saat beraktiitas biasa. $ejimen penanganan se'ar progresif
ditingkatkan sampai men'apai respon klinik yang diinginkan. ;ksaserbasi akut
dari gagal jantung atau perkembangan menuju gagal jantung yang berat dapat
8
menjadi alasan untuk dira&at dirumah sakit atau mendapat penanganan yang lebih
agresif .
!embatasan aktiitas fisik yang ketat merupakan tindakan a&al yang sederhana
namun sangat tepat dalam pennganan gagal jantung. )etapi harus diperhatikan
jangan sampai memaksakan lrngan yng tak perlu untuk menghindari kelemahan
otot5otot rangka. Kini telah dikethui bah&a kelemahan otot rangka dapat
meningkatkan intoleransi terhadap latihan fisik. )irah baring dan aktifitas yang
terbatas juga dapat menyebabkan flebotrombosis. !emberian antikoagulansia
mungkin diperlukan pada pembatasan aktifitas yang ketat untuk mengendalikan
gejala.
2utrisi pasien yang kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi zat5zat gizi sekunder terhadap penurunan 'urah jantung
/nterensi gizi yang baik antara lain 7
5 Memantau adanya tanda tanda malnutrsi seperti penurunan "" drastis,
stormatitis, anoreksia dan kelemahan.
5 Menimbang "" pasien setiap hari.
5 Mempertahankan diet sesuai indikasi dan support klien menghabiskan diet.
5 "erikan makanan sedikit dengan porsi ke'il dan sering.
5 Melakukan nutrisi parenteral sesuai keadaan pasien
5 Memberikan informasi tentang diet jantung, meliputi pembatasan garam dan
air, makanan yang dianjurkan dan yang dianjurkan
+.+. E%usi Pleura
a. De%enisi
!leura adalah membran tipis terdiri dari 0 lapisan yaitu pleura iseralis dan
pleura parietalis. ;fusi pleura adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan
'airan melebihi normal di dalam 'aum pleura diantara pleura parietalis dan
is'eralis. !ada keadaan normal rongga pleura hanya mengandung 'airan
sebanyak -.5 0. ml.
;fusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan 'airan dalam
rongga pleura. ;fusi pleura adalah adanya 'airan yang berlebih dalam rongga
oleura baik transudat maupun eksudat.
9
:adi, efusi pleura adalah akumulasi 'airan abnormal atau penimbunan 'airan
yang berlebih dalam rongga pleura baik transudat maupun eksudat. !eningkatan
abnormal dalam jumlah 'airan pleura menyebabkan dinding dada terpisah dari
paru5paru. ;fusi pleura membatasi kemampuan paru5paru berkembang sehingga
pasien kesulitan untuk bernafas.
4. Eti"l"gi dan Pat"%isi"l"gi
Didalam rongga pleura terdapat A @ ml 'airan yang 'ukup untuk membasahi
seluruh permukaan pleura parietalis dan iseralis. 6airan ini dihasilkan oleh
kapiler pleura parietalis karena adanya tekanan hidrostastik, tekanan koloid dan
daya tarik elastis. Sebagian 'airan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura
iseralis, sebagian ke'il lainnya (-.50. 1) mengalir kedalam pembuluh limfe
sehingga 'airan men'apai - liter sharinya.
)erkumpulnya 'airan di rongga pleura disebut efusi pleura, ini terjadi bila
keseimbangan antara produksi dan absorbsi terganggu misalnya pada hyperemia
akibat inflamsi, perubahan tekanan osmotik (hipoalbumin), peningkatan tekanan
ena (gagal jantung).
4tas dasar kejadiannnya efusi dapat dibedakan atas transudat dan eksudat.
)ransudat misalnya terjadi pada gagal jantung karena bendungan ena serta
peningkatan tekanan hidrostatik, dan sirosis hepatis karena tekanan osmotik
koloid yang menurun. Sedangkan eksudat dapat disebabkan antara lain oleh
keganasan dan infeksi. 6airan keluar langsung dari kapiler sehingga kaya akan
protein dan berat jenisnya tinggi. 6airan ini juga mengandung banyak sel darah
putih. Sebaliknya trasudat kadar proteinnya rendah sekali atau nihil sehingga berat
jenisnya rendah.
*. 1e.ala Klinis
4dapun tanda dan gejala klinis dari efusi pleura yang mungkin timbul
antara lain 7
5 "atuk
5 "ernafas dengan 'epat.
5 6egukan.
5 Demam.
5 Mengalami kesulitan bernafas saat berbaring.
10
5 $asa sakit di dada.
5 Sesak nafas
5 Keringat berlebihan.
5 Ke'emasan.
d. Diagn"sa Pen(akit
Diagnosis efusi pleura ganas dengan mudah dan 'epat dapat ditegakkan
hanya dengan prosedur diagnosa dan alat bantu diagnostik yang sederhana,
misalnya berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis, foto toraks dan torakosentesis
saja.
!erhimpunan Dokter !aru /ndonesia dalam alur diagnosa dan
penatalaksanaannya menuliskan langkah a&al yang paling penting untuk
diagnosis efusi pleura ganas adalah memastikan apakah 'airan bersifat eksudat
dan(atau menemukan tumor primer di paru atau organ lain. Selain itu disingkirkan
juga penyebab lain misalnya pleuritis akibat infeksi bakteri atau penyakit
nonkeganasan lain.
e. Penalataksanaan
!enalataksanaan pada efusi pleura adalah 7
-. )horakosentris
6airan efusi perlu dikelurakan segera untuk men'egah meningkatnya edema
paru. :ika jumlah 'airan efusi lebih banyak maka pengeluaran 'airan berikutnya
baru dapat dilakukan - jam kemudian.
a. !emberian antibiotik jika ada infeksi.
b. !leurodesis
!ada efusi karena keganasan diberikan obat (tetraBilin, kalk, dan dieomisin)
melalui selang interkostalis untuk melekatkan kedua lapisan pleura dan men'egah
'airan terakumulasi kembali.
'. )irah baring
"ertujuan menurunkan kebutuhan oksigen karena peningkatan aktiitas
akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga dyspnea akan meningkat.
d. "iopsi pleura untuk mengetahui adanya keganasan.
11
BAB III
1AMBA'AN PENDE'I#A
/.1 Identitas Pasien
a. 2ama !asien 7 #usmaniar
b. Umur 7 @C tahun
'. :enis kelamin 7 !erempuan
d. 4gama 7 /slam
e. 4lamat 7 !andai Sikek
f. !ekerjaan pasien 7 $umah )angga
g. $uang ra&at 7 !enyakit Dalam *anita kelas //
h. )anggal masuk $S 7 0< 4pril 0.-%
i. )anggal !engkajian 7 =. 4pril D 0 Mei 0.-%
j. Diagnosa Medis 7 #agal :antung Kronis (6ongenital +eart 3ailure)
dan ;fusi !leura
/.+ Assesment
1. 'i)a(at Nutrisi
a. Nutrisi Dahulu
Dari hasil &a&an'ara pasien makan nasi hanya -Bsehari ( siang( sore) dengan
jumlah -@. gr. !asien suka makan beras (tiap hari7= Bsehari5-. gr). Suka ngemil
biskuit = kali sehari @5-. keping( @. gr. 4lergi ikan laut dan telur, dan ayam. ?auk
yang sering dikonsumsi ikan air ta&ar(@.gr), ikan asin kering(0@gr), daging
sapi(@.gr). Konsumsi tempe(0.gr) dan tahu(0@gr) =B seminggu. !asien suka
makanan yang diolah dengan digoreng dan bersantan. :arang makan sayur, sayur
hanya sekali sehari dalam jumlah yang sedikit (- sendok makan). :arang makan
buah (=B(mgg), buah yang sering dikonsumsi adalah buah jeruk dan pisang
ambon. Minum teh tiap pagi setiap hari. Sedikit minum air putih (A= gelas(hari).
/ntake makanan sehari sebelum masuk rumah sakit dibandingkan dengan
4ngka Ke'ukupan #izi adalah 7
; E -.<0C kkal (-=. 1)
! E =C,- gr (F.,@1)
? E << gr (0%-1)
K+E 00%,0 gr (--@1)
3e E G % gr ( 0,@ 1)
12
Kolesterol E F@ mg
4. Nutrisi Sekarang
Dari hasil pengkajian pada tanggal 0F 4pril 0.-% diperoleh hasil bah&a nafsu
makan makan kurang karena daya terima pasien yang kurang terhadap nasi lunak
yang diberikan rumah sakit,sehingga banyak bersisa. Kemudian pasien tidak
memakan sayur yang diberikan begitu juga dengan buah yang dimakan separo
begitu juga dengan selingan. Ditambah lagi dengan pasien tidak menyukai ikan,
ayam dan telur.
/ntake makanan saat dirumah sakit dibandingkan dengan 4ngka Ke'ukupan
#izi adalah 7
;nergi E 0%- kkal (-H,= 1)
!rotein E -.,- gr ( 00 1)
?emak E =,@ gr (-= 1)
K.hidrat E %=,= gr (001)
"esi E 0,. mg (-<1)
+. 'i)a(at Pen(akit
a. Pen(akit Dahulu
!asien belum pernah di ra&at dirumah saki sebelumnya akan tetapi punya
penyakit asma dahulunya dan hanya diberi obat jalan.
4. Pen(akit sekarang
"erdasarkan diagnosa dokter pasien mengalami gagal jantung kronis (6+3)
dan efusi pleura.
/. Pemeriksaan
a. Status 1i5i 2Data Antr"!"metri3 6
"" E <@ kg
)"E -%. 'm
""KE <@kg5(-@1I<@kg) E@@,0@ kg
Karena as'ites dan udem maka berat badan dikurangi -@ 1.
/M) E 0C,-C kg(m
0

!enilaian 7 status gizi pasien berdasarkan /ndeks Massa )ubuh (/M)) adalah
gizi lebih.(*+,70...)
4. Data %isik dan Klinis 6
Klinis
5 )D E -=.(F.
5 2adi E CCB(i
5 Suhu E =<,@
.
6
13
5 !ernafasan E 0-B(i
3isik
5 !erut pasien terasa tegang
5 Sesak nafas apalagi saat berbaring ke kanan
5 Udem pada kaki
5 4s'ites
5 Sklera pada mata ikterik
!enilaian 7 dari gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik pasien menunjukkan
gejala gagal jantung kronis, yaitu sesak nafas, kuning, serta penumpukan 'airan
(udem dan as'ites)
*. Data Bi"kimia
#a4el +. Data Pemeriksaan Nilai La4"r Pasien tanggal +7 A!ril +,1-
!emeriksaan Satuan 2orml +asil Kategori
+D? mg(dl =@5@@ -C 'endah
"ili D mg(dl G .,% -,.0 #inggi
"ili ) mg(dl .,=5- 0,-C #inggi
+b g(dl -05-% C,% 'endah
#DS mg(d G0.. -.0 2ormal
Ureum mg(dl -.5@. -H,- 2ormal
Kreatinin mg(dl G -,@ .,C 2ormal
?eukosit rb(ml @5-. %= #inggi
4lbumin g(dl %5@,0 =,H 2ormal
!enilaian 7 berdasarkan hasil pemeriksaan labor pasien menunjukka salah satu
penyebab 'hf yaitu +D? yang rendah, gangguan hati karena nilai bilirubin, serta
anemia karena hemoglobin yang rendah.
d. Data !endukung
+asil US#
5 6ordis membesar J @. 1
5 Splenomegali
5 ;fusi pleura deBtra.
5 Sinus dan diafragma kanan terselubing
14
!enilaian 7 berdasarkan hasil US# pasien menunjukkan 6+3,efusi pleura, dan
splenomegali.
e. Ek"n"mi 8 S"sial8 dan Buda(a
!asien adalah ibu rumah tangga biasa yang tinggal berdua dengan suami, dan
tidak punya anak. Dahulunya pasien bekerja sebagai penenun tapi sudah berhenti
sejak @ tahun yang lalu. !asien jarang masak dirumah, dan lebih memilih beli nasi
di luar. !asien juga jarang berolahraga, dan sehari5harinya kurang aktiitas.
%. 94at (ang di4erikan
1. 9ral
KS$ 7 menambah kalium yang hilang saat injeksi furoBemid
Spironala'ton 7 diuretik
6ur'umin 7 hepar prote'tor
6iprofloBa'in 7 antibiotik
!ropanolol 7 menjaga tekanan darah
4mbroBol 7 obat batuk
+. In.eksi
/nj furosemiB 7 antibiotik
/njeksi 'eftriaBin 7 antibiotik
6efoperasi 7 antibiotik
/./ Diagn"sis
a. Diagn"sa Medis
5 #agal jantung kronis
5 ;fusi !leura
Disertai 7 anemia, splenomegali, udem dan as'ites.
4. Diagn"sa 1i5i
D"main Intake 6
5 2/ 0.- 4supan oral tidak adekuat (!) berkaitan dengan daya terima makanan
yang kurang dirumah sakit (;) ditandai dengan asupan ;nergiE -H,= 1, !rotein
00 1, lemak -= 1, dan K+ 00 1 (S).
D"main $linik 6
5 26 0.0 !erubahan nilai laboratorium terkait gizi (!) berkaitan dengan anemia
dan iketerik (;) ditandai dengan kadar +" darah rendah, "ili ) dan "ili D yang
tinggi, dan +D? yang rendah (S)
15
5 26 =.= Kelebihan "" berkaitan dengan suka selingan goreng5gorengan serta
kue kue dan selingan beras ditandai dengan /M) E 0C,-C kg(m
0
.
D"main Beha:i"r 6
5 2" -.F !emilihan makanan yang salah dahulunya, berkaitan dengan kurang
pengetahuan tentang makanan dan gizi, ditandai dengan makanan yang
dikonsumsi tidak berariasi dan kebiasaan makan yang tidak baik.
/.- Inter:ensi
Diet 6 Diet 0antung II 'endah 1aram II
a. #u.uan 7
-. Men'apai status gizi paasien yang normal.
0. Memberikan makanan yang tidak memberatkan kerja jantung dan paru.
=. Men'apai hasil labor normal.
%. Menghilangkan gejala klinis pasien.
4. Prinsi! 7
-. ;nergi diberikan 'ukup untuk menurunkan berat badan, sehingga status
gizi pasien normal.
0. !rotein tinggi -@ 1 dari total energi untuk membantu memperbaiki
kerusakan dan gangguan yang terjadi di paru dan hati.
=. ?emak sedang 0. 1 , kolesterol dibatasi G 0@. mg, lemak jenuh G -. 1
dan tak jenuh G 0@ 1
%. Karbohidrat 'ukup <@ 1 dari energi total.
@. #aram rendah karena udem dan as'ites 7 0gr( hari
<. Makanan tinggi 3e untuk men'apai +b normal 7 -0 mg
F. !emberian Kitamin 6 F@ gr, Kitamin 4 @..ug ,Kalisum C.. mg, 3osfor
<..mg, magnesium 0F.mg dan Kalium %,Fgr
C. 6ukup serat untuk pen'ernaan pasien (men'egah konstipasi) 0@ gr.
*. S(arat 6
-. Makanan tanpa 'abe dan tidak merangsang.
0. !emberian makan porsi ke'il tapi sering.
=. Makan diberikan mudah 'erna sesuai kemampuan pasien.
d. Perhitungan 'umus Mi%%lin St. 0e"ur
16
'EE ;2 -.B"".Kering)L(<,0@B)") D(@BUmur)5-<- E HF<,@ Kkal
Pe2<3an energi untuk pasien obes, pengurangan "" -kg(bulan, maka pengurangan
energi perhari adalah B
(B(F...) I Mhari E - kg
(B(F...) I =. hari E- kg
=; +// kkal
$;; E HF<,@ kkal
!en(5) ;nergi E 0== kkal
F%=,@ kkal
S3 0.1 B $;;E -H@,= kkal
H=C,C kkal
43 0.1 B $;;E -H@,= kkal
-.-=%,- kkal
); -.1B--=%,-E--=,% kkal
)otal ;nergi E -0%F kkal
Pr"!"rsi E
!rotein E -@1 I -0%F kkal E @%,@ gr
?emak E 0. 1 I -0%F kkal E 0F,F gr
K+idrat E <@ 1 I-0%F kkal E 0.0, F. gr
e. Edukasi
)ema 7 Diet :antung dan $endah #aram
Sasaran 7 !asien N Keluarga !asien
*aktu 7 A 0. menit
)empat 7 $uang $a&at /nap !asien
Media 7 ?eaflet dan Daftar bahan penukar
Metode 7 Konseling #izi dan )anya ja&ab
Materi 7
-. !engertian, tujuan, prinsip dan syarat diet .
0. "ahan makanan yang dianjurkan dan dipantangkan untuk diet.
=. 6ara menggunakan daftar bahan penukar.
%. 6ara pengolahaan makanan yang baik.
;aluasi 7
17
-. Menanyakan kembali tentang materi yang diberikan
0. Melihat kepatuhan pasien terhadap diet
/.> M"nit"ring dan E:aluasi
a. M"nit"ring 6
Status #izi !asien
4supan #izi !asien
2ilai ?aboratorium !asien
#ejala 3isik dan Klinis !asien
4. E:aluasi 6
Status #izi !asien tetap dalam keadaan normal
4supan #izi !asien membaik dari yang sebelumnya
2ilai ?aboratorium !asien menjadi normal
#ejala 3isik dan Klinis !asien mulai hilang
18
BAB I?
HASIL DAN PEMBAHASAN
-.1. M"nit"ring Asu!an Pasien
/ntake zat gizi merupakan asupan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup
sehat yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, itamin dan mineral. Di dalam
tubuh, zat gizi tersebut berfungsi sebagai sumber energi atau tenaga (terutama
karbohidrat dan lemak), sebagai zat pembangun (protein), serta itamin dan
mineral sebagai zat pengatur di dalam tubuh. "erikut data hasil monitoring
terhadap asupan atau intake makanan pasien salama = hari berturut5turut.
#a4el -.1. Asu!an Pasien Selama #iga Hari M"nit"ring
>at gizi /ntake >at #izi $ata5
$ata
Kebutuhan !en'a
paian
(1)
Kate
gori
=- 4pr - Mei 0 Mei
;nergi
-.<% -0.- --H0,C -.-@= -.0%F kal
H0 "aik
!rotein
=C,= %F,= %H,% %@ @%,@ gr
C0,@ "aik
?emak
0%,@ 0-,< 0@,- 0=,F 0F,F gr
C@.< "aik
K.+idrat
-F=,H 0.@,H 0.C,F -H< 0.0 gr
HF,- "aik
>at "esi
@,. F,0 H,F F,= -0 mg
F= "aik
Kolesterol
0=.,C <=,C @= --< G 0.. gr
@C "aik
MU34
<,- %,C @,< @,< @ 0@ 1
0<,@ "aik
!U34
%,0 =,% =,F %,% @ 0@ 1
<F,= "aik
S434
-.,% -.,- F,% H,= G -. 1
CH,C "aik
Kitamin 6
<@,% %<,= H.,% <F,% F@ mg
H@ "aik
Kitamin 4
%F@,@ <0%,H =0<,= %F@ @.. ug
@@ 6ukup
Serat
F,- C,C C,@ C -@ gr
=.,@ 6ukup
Kalsium
-=F,@ -FC,C %-<,- 0%%,- C.. mg
F= 6ukup
Magnesium
-@.,H 0%-,- 0.=,H -HC 0F. mg
-.% "aik
3osfor
@.C <@-,@ F0=,0 <0F <.. mg
F@ "aik
Kalium
0,.CH -,@F% 0,0H< -,H %,F
%0,0 "aik
19
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bah&a dari hari ke hari asupan gizi
(intake) pasien mengalami peningkatan yang 'ukup signifikan. 4supan pasien
tersebut sudah memenuhi kebutuhan tubuhnya meskipun belum -..1, tetapi
masih kekurangannya masih dalam rentang -.1.
Dari setiap hari yang dilakukan monitoring didapatkan bah&a rata5rata
asupan energi sehari pasien adalah H0 1, protein C01, lemak C@1 dan
karbohidrat HF1. :umlah asupan yang dihitung disini adalah berdasarkan jumlah
asupan yang didapatkan pasien dari oral saja.
Sedangkan untuk 'airan dari oral maupun infus dilihat dari tabel %.0 di
ba&ah 7
#a4el -.+. M"nt"ring Asu!an $airan
6airan =.(% -(@ 0(@
Makanan 0@. =@. =..
Minuman -... -... -...
/nfus @.. @.. @..
:umlah -F@. -C@. -C..

$ata5rata asupan 'airan pasien adalah -C.. ml, untuk pasien gagal jantung
kronis seharusnya diukur input (makanan, minuman, dan infus) dan output 'airan
(keringat dan urin). 4kan tetapi pada pasien ini, tidak bisa diukur pengeluaran
'airan karena pasien tidak bisa menggunakan kateter tetapi menggunakan
pampers.
-.+. M"nit"ring Perkem4angan Status 1i5i
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat5zat gizi. Status gizi dibedakan atas status gizi buruk, kurang, baik
dan lebih. Menurut Supariasa status gizi merupakan ekspresi dari keadaan
keseimbang dalam bentuk ariabel tertentu.
Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut
20
dapat dilihat dari ariabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan(panjang
badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai.
#a4el -./ Kateg"ri Am4ang Batas IM# De)asa Untuk Ind"nesia
Menurut &A9 dan AH9
Kateg"ri IM#
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat berat G -F,.
Kekurangan berat badan tingkat
ringan
-F,.O-C,@
2ormal J -C,@O0@,.
#emuk
Kelebihan berat badan tingkat ringan J 0@,.O0F,.
Kelebihan berat badan tingkat berat J 0F,.
Sumber7 Supariasa, 0..0
#a4el -.- Perkem4angan Status 1i5i Pasien
!engukuran =. 4pril 0.-% - Mei 0.-% 0 Mei 0.-%
"erat "adan <@ kg <@ kg <@ kg
)inggi "adan -%. 'm -%. 'm -%. 'm
/ndeks Massa )ubuh 0C, -C 0C, -C 0C, -C
)abel diatas menjelaskan berat badan pasien belum ada perubahan selama =
hari interensi. !ada saat a&al masuk rumah sakit dan pada saat dilakukan
anamnesa data antropometri pasien termasuk status gizi lebih tingkat berat
berdasarkan patokan standar status gizi menurut 34, dan *+,. Setelah
dilakukan interensi dan monitoring selama = hari belum tampak terjadinya
penurunan "" badan pasien. +al tersebut dikarenakan "" badan tidak terjadi
kenaikan yang terlalu signifikan.
-./. M"nit"ring Data &isik dan Klinis
Data klinis merupakan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan klinis
pasien yang biasanya digunakan untuk menetukan keadaan klinis dari seseorang
yaitu berupa tekanan darah, pernafasan, denyut nadi dan suhu tubuh.
Monitoring terhadap data hasil pemeriksaan klinis pasien yang dilakukan
selama = hari berturut5turut. "erikut data hasil monitoring terhadap data hasil
pemeriksaan klinis pasien salama = hari.
#a4el -.> Perkem4angan 1e.ala Klinis dan Pemeriksaan &isik Pasien
21
!emeriksaan =. 4pril 0.-% - Mei 0.-% 0 Mei 0.-%
)ekanan Darah --.(H. mm+g --.(F. mm+g -..(F. mm+g
2adi C.B (i C.B (i C.B (i
2afas 0.B ( i 00B ( i 0.B ( i
Suhu =<
.
6 =<,@
.
6 =<
.
6
)abel diatas menunjukkan bah&a keadaan klinis dan nilai pemeriksaan fisik
pasien membaik meskipun udem dan as'ites pasien masih ada.
"erdasarkan pengamatan yang dilakukan selama = hari berturut5turut dapat
dilihat bah&a tekanan darah pasien tetap normal hingga hari ketiga monitoring.
Keadaan fisik pasien seperti sesak, perut tidak sakit lagi dan mual sudah hilang,
begitu juga dengan tidur pasien di malam hari sudah nyenyak. Untuk 'airan di
pleura pasien melakuka )horakosentris yaitu pengeluaran 'airan di pleura untuk
men'egah meningkatnya edema paru serta pemberian antibiotik untuk men'egah
infeksi. 4kan tetapi meskipun keadaan fisik dan klinis pasien pada umumnya
sudah membaik, udem dan as'ites pasien masih ada hingga pasien pulang.
-.-. M"nit"ring Data La4"rat"rium
Data hasil laboratorium adalah hasil dari suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari pasien berupa
darah, urin atau biopsi jaringan.
Monitoring terhadap data hasil pemeriksaan laboratorium pasien dilakukan
selama = hari berturut5turut. "erikut data hasil monitoring terhadap data hasil
pemeriksaan laboratorium pasien salama = hari.
#a4el B. Perkem4angan Nilai La4"r Pasien
!engukuran =. 4pril 0.-% - Mei 0.-% 0 Mei 0.-%
+emoglobin H,C g(dl )idak diperiksa -= g(dl
Kadar +emoglobin pasien sudah normal. 4kan tetapi untuk nilai labor
pasien yang lain belum keluar hingga pasien pulang. !asien pada tanggal - Mei
melakukan transfusi darah karena dalam beberapa hari sebelumnya +b pasien
tetap rendah. Dari segi interensi gizi, asupan zat gizi pasien khususnya zat besi
dan itamin 6 juga baik sehingga mendukung perubahan nilai +b.
-.>. Perkem4angan Edukasi 1i5i Penderita
22
Dengan diberikannya edukasi gizi tentang penyakit yang dialami pasien,
keluarga dan pasien sendiri khususnya dapat menerima edukasi gizi yang
diberikan. Sehingga ada perkembangan penyakit pasien yang gejalanya dari hari
ke hari mengalami kesembuhan. !asien patuh dengan diet yang diberikan, dia
per'aya bah&a dia bisa sembuh asalkan bisa memenuhi syarat diet yang harus
dipatuhinya. Setelah mendapatkan edukasi gizi, pasien menjadi tahu apa saja
makanan yang tidak boleh dikonsumsinya agar penyakitnya tidak semakin parah.

23
BAB ?
PENU#UP
>.1 Kesim!ulan
Dari pelaksanaan studi kasus yang dilaksanakan selama tiga hari interensi
dan monitoring diperoleh kesimpulan sebagai berikut 7
-. Sebelum melakukan asuhan gizi pada pasien, perlu melakukan pengkajian
terlebih dahulu pada pasien meliputi ria&ayat penyakit, nutrisi,
antropometri, data klinis, biokimia serta ri&ayat sosial budaya pasien.
0. Saat di ra&at di $S4M, pasien mendapatkan diet M" D:0 $g0 . Diet ini
diberikan sejak pengamatan hari pertama. Sebelumnya pasien
mendapatkan diet M?D:0$g0.
=. Selama = hari monitoring dari hari ke hari asupan gizi (intake) pasien
mengalami peningkatan yang 'ukup signifikan.
%. "erat badan pasien belum ada perubahan selama = hari interensi,
sehingga /M) masih menunjukkan gizi lebih, namun pola makan pasien
sudah baik.
@. Keadaan klinis dan nilai pemeriksaan fisik pasien membaik meskipun
udem dan as'ites pasien masih ada dalam tiga hari monitoring.
<. Kadar +emoglobin pasien sudah normal. 4kan tetapi untuk nilai labor
pasien yang lain belum keluar hingga pasien pulang.
F. Dengan diberikannya edukasi gizi tentang penyakit yang dialami pasien,
keluarga dan pasien sendiri khususnya dapat menerima edukasi gizi yang
diberikan. Sehingga ada perkembangan penyakit pasien yang gejalanya
dari hari ke hari mengalami kesembuhan
>.+ Saran
-. Diharapkan pasien selama ra&at jalan menerapkan terapi diit sesuai dengan
kebutuhan yang diberikan di rumah sakit.
0. Diharapkan pasien tetap mematuhi makanan yang boleh dan makanan yang
tidak boleh untuk penyakit jantung.
DA&#A' PUS#AKA
4lmatsier, Sunita. 0..%. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. :akarta 7 #ramedia !ustaka.
4lmatsier, Sunita. 0.-.. Penuntun Diet. !) #ramedia !ustaka Utama 7 :akarta.
Depkes, $/. 0.-=. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS! Depkes $/ 7
:akarta.
24
3akultas Kedokteran U/. 0..=. Ilmu Penyakit Dalam "ilid III. 3K U/ 7 :akarta.
3akultas Kedokteran U/. 0..=. Ilmu Penyakit Dalam "ilid I#. 3K U/ 7 :akarta.
2yoman, Supariasa. 0..0. Penilaian Status Gizi. !enerbit buku Kedokteran 7
;#6 . :akarta.
:aya, +asrat. 0..H. 4suhan Kepera&atan !asien #agal :antung P:ournalQ
25

You might also like