You are on page 1of 69

BAB I

KONSEP DASAR SISTEM

PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan bahwa teknologi hanya merupakan salah satu dari
empat elemen sistem informasi dalam organisasi. Untuk mengembangkan sistem
informasi, maka kita perlu memahami prinsip, teknik, dan catatan untuk analisis
sistem dan desain sehingga kita akhirnya dapat memahami bagaimana menganalisa
keadaan bisnis yang secara logis menerapkan teknologi informasi untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Prinsip-prinsip ini perlu dikuasai oleh seorang manajer atau
pemakai sistem informasi disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.
1. Para manajer bisnis sangat mungkin mengembangkan sistem mereka sendiri.
Untuk membangun sistem dengan end-user yang berkualitas, seorang manajer
harus menerapkan prinsip yang sama jika sistem tersebut dikerjakan oleh
pihak lain.
2. Seorang manajer bisnis mungkin saja bekerjasama atau berkonsultasi dengan
professional sistem. Untuk itu seorang manajer harus menguasai konsep
sistem sehingga dapat mengkomunikasikan dan mengkonfirmasikan apa yang
diinginkan oleh perusahaan.
3. Seorang manajer bisnis harus memahami konsep sistem untuk menguasai
Sistem Informasi.

KONSEP SISTEM
Sistem adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan saling
bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan. Sistem informasi adalah kumpulan
hardware dan software komputer, prosedur, dokumentasi, formulir dan orang yang
bertanggungjawab untuk memperoleh, menggerakkan, manajemen, distribusi data
dan informasi. Proses yang harus diikuti dalam pengembangan suatu sistem yang baik
disebut sistem analysis and design (SA&D). proses SA&D ini didasarkan pada
pendekatan sistem untuk mengatasi suatu masalahyang disebabkan oleh beberapa
prinsip dasar berikut ini.
• Seorang manajer harus tahu apa (what) yang dilakukan oleh suatu sistem
sebelum membuat spesifikasi bagaimana (how) suatu sistem bekerja.
• Memilih cakupan yang tepat atas keadaan yang dianalisa akan berpengaruh
terhadap masalah apa yang bisa diatasi dan yang tidak.
• Suatu masalah (atau sistem) sebenarnya terdiri dari beberapa masalah,
sehingga strategi yang tepat adalah mengurutkan masalah yang besar ke
masalah yang kecil.
• Pemecahan suatu masalah antara satu bagian dengan bagian lain mungkin
sekali berbeda, sehingga pemecahan alternatif yang menunjukan perspektif
yang berbeda hendaknya dibuat dan diperbandingkan sebelum hasil akhir
dipilih.
• Masalah dan pemahamannya berubah ketika dilakukan analisa, sehingga
seorang manajer harus mengambil pendekatan bertahap terhadap pemecahan
masalah. Hal ini memungkinkan komitmen yang terus bertambah
(incremental) terhadap pemecahan masalah tertentu, dimana keputusannya
adalah berlanjut atau tidak ke tahap berikutnya.

KERANGKA KERJA ORGANISASIONAL DARI SUATU SISTEM


Ada berbagai macam kerangka kerja organisasional dari suatu sistem, namun
yang terpenting adalah agar organisasi dapat bekerja efektif. Kerangka kerja yang
dimaksud seperti pada gambar 1.1 berikut adalah manusia, teknologi, tugas-
tugas/prosedur, dan struktur organisasi. Hal yang harus diperhatikan adalah setiap kali
kita mengubah satu karakteristik atau lebih dari empat komponen yang ada, kita harus
mempertimbangkan perubahan karakteristik yang lain. Contoh sederhananya adalah
kalau teknologi komputer di kantor berubah, maka orang dalam organisasi tersebut
harus pula berubah, dan mungkin cara mengubahnya adalah dengan dilakukan
pelatihan ulang bagi pegawai. Kalau salah satu komponen organisasi berubah, dan
komponen yang lain juga harus berubah, maka pertanyaannya adalah dalam konteks
kepentingan organisasi, komponen manakah yang pertama kali diubah? Jawaban
secara konkret mungkin sangat sulit, namun jika teknologi berubah, maka kita harus
mempertimbangkan kompensasi perubahan tiga komponen lainnya. Kita dapat
menggunakan perubahan ini untuk memaksa komponen lain untuk ikut berubah, dan

2
kita dapat menggunakan perubahan teknologi agar terjadi inovasi yang
menguntungkan perusahaan.

Manusia
(People)

Struktur
Teknologi
Organisasi

Tugas / Prosedur

Gambar 1.1. Komponen Dasar dari Organisasi

Unsur Manusia Dalam Sistem Informasi


Manusia sebagai penyedia dan pemakai informasi merupakan bagian integral dari
sistem informasi. Pemahaman terhadap unsur manusia membantu memahami
mengapa suatu sistem tidak cocok untuk setiap orang. Newell dan Simon (1972)
membagi empat komponen pemrosesan informasi yakni penerimaan rangsangan
(reception of stimuli), mempengaruhi tindakan (effecting actions), pemrosesan
(processing), dan memori (memory). Empat komponen ini pulalah yang digunakan
dalam suatu sistem informasi yang menggunakan komputer yakni input, proses,
output dan penyimpanan. Lebih lanjut Newell dan Simon menunjukan beberapa
eksperimen bahwa manusia memiliki tiga jenis memori atau sistem penyimpanan
yang berbeda.
• Memori Jangka Panjang : Tempat penyimpanan dari fakta yang luas dan
hubungan-hubungan yang ada di otak manusia.
RANGSANGAN/
STIMULUS
• Memori Jangka Pendek : Tempat kecil di otak untuk memanipulasi data.
• Memori Eksternal : Alat-alat di luar otak (komputer, kertas, dan lain-lain)

TINDAKAN

Penerima
(Recertors)
3
Memori Memori
Yang Jangka Jangka
Lingkungan Mempengaruhi Pendek Panjang
Processor
Memori Luar
Gambar 1.2. Newell dan Simon Untuk Pemrosesan Informasi oleh Manusia Cara
Kerja EDI

Pembuatan Keputusan
Karena pembuatan keputusan merupakan tugas manajerial yang rutin, maka dapat
ditentukan bagaimana manusia membuat keputusan dalam organisasi. Pemahaman
proses pembuatan keputusan merupakan hal penting dalam sistem informasi.
Model pembuatan keputusan dapat dilihat pada gambar 1.2. Dari gambar tersebut, kita
dapat mendefinisikan masing-masing elemen proses pembuatan keputusan.
• Intelligence : Mencari kondisi lingkungan yang menimbulkan adanya
kebutuhan untuk membuat suatu keputusan, dan pengumpulan data yang
relevan.
• Desain : Mengembangkan dan menemukan solusi atau tindakan alternatif,
serta kelayakan solusi/tindakan.
• Pilihan : Pemilihan alternatif yang terbaik terhadap masalah yang ada.
• Persuasi : Mempengaruhi orang lain yang terlibat dalam implementasi
keputusan sehingga mereka menerima dan mengikuti solusi yang telah dipilih.
• Implementasi : Pembuatan dan pengelolaan solusi yang baru sehingga
dilakukan tepet waktu dan efisien.
• Follow-up : Memonitor solusi untuk menjamin bahwa keputusan tersebut
dapat bekerja seperti yang diharapakan dan memodifikasi atau memperbaiki
solusi.

4
Untuk memecahkan masalah manusia dapat dibantu atau bahkan digantikan oleh
sistem informasi. Misalnya teknik matematika seperti program linier dapat digunakan
pada tahap pemilihan alternatif keputusan. Simulasi komputer digunakan untuk
menguji pemecahan alternatif pada tahap desain. Program manajemen proyek
membantu pada tahap implementasi. Beberapa organisasi memiliki ahli tentan faktor-
faktor manusia yang terlibat dalam perancangan sistem untuk mempertimbangkan
karakteristik manusia yang memproses informasi. Spesialis sistem ini memperkirakan
jumlah informasi yang diperlukan, formatnya, pengaruh warna dan grafik dalam
memahami data, konsistensi, tataletak laporan, dan lain-lain. Dapat disimpulakan
bahwa dalam membuat sistem berteknologi tinggi harus dengan sentuhan manusia
agar pegawai dan manajer organisasi merasa puas dan senang menggunakan aplikasi
sistem informasi tersebut.

Intelligence

Follow-Up Desain

Umpan
Balik

Pilihan
Implementasi

Persuasi

Gambar 1.3 Proses Pembuatan Keputusan


KARAKTERISTIK SISTEM
Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, kita perlu membedakan
unsur-unsur dari sitem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang
dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya.
1. Batasan (Boundary) : Penggambaran dari suatu elemen/unsure mana yang
termasuk di dalam sistem dan mana yang di luar sistem.
2. Lingkungan (Environment) : Segala sesuatu di luar sistem, lingkungan
menyediakan asumsi, kendala, dan input terhadap suatu sistem.
5
3. Masukan (Input) : Sumber daya (data, bahan baku, peralatan, energi) dari
lingkungan yang dikonsumsi dan dimanipulasi oleh suatu sistem.
4. Keluaran (Output) : Sumber daya atau produk (informasi, laporan, dokumen,
tampilan di layar komputer, barang jadi) yang disediakan untuk lingkungan
sistem oleh kegiatan dalam suatu sistem.
5. Komponen (Components) : Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem
yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi ataupun output.
Komponen ini bisa subsistem dari sebuah sistem.
6. Interface : Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu
atau berinteraksi.
7. Penyimpanan (Storage) : Area yang dikuasai dan digunakan untuk
penyimpanan sementara dan tetap dari informasi, energi, bahan baku, dan
sebagainya. Penyimpanan merupakan suatu media penyangga diantara
komponen sistem yang memungkinkan komponen tersebut bekerja dengan
berbagai tingkatan yang ada dan memungkinkan komponen yang berbeda dari
berbagai data yang sama.

Komponen 1 Komponen 2

Komponen 3 Penyimpanan 1
Gambar 1.4. Karakteristik Suatu Sistem

Tabel 1.1. Contoh Karakteristik Sistem Penggajian


Sistem Penggajian
Batasan Hanya pada sistem penggajian saja, tidak pada sistem lain
Lingkungan Sistem kehadiran, sistem penyetoran uang gaji ke Bank
Input Kartu gaji
Output Cek gaji
Komponen • Menghitung total pembayaran
• Menghitung pengurangan
Interface • Mencocokan kartu gaji dengan pegawai
• Menyortir cek pembayaran menurut departemen
Storage • Tunjangan pegawai
• Tunjangan pembayaran

Sistem Logik dan Sistem Fisik (Logical and Physical System)


Terdapat dua macam penggambaran sistem secara umum, khususnya yang
menyangkut fungsi dan bentuk dari sistem, yaitu sistem logik dan sistem fisik.
a. Sistem Logik (Logical System)
Sistem logik menjelaskan fungsi dan tujuan dari sistem tanpa menyinggung
hal-hal yang bersifat fisik dimana sistem itu diimplementasikan. Sebuah
sistem logik adalah representasi dari independensi dari teknologi. Maksudnya,
dalam sebuah aplikasi sistem kita harus mendapatakan spesifikasi logik dan
berfungsi secara tepat untuk memperoleh pemahaman bagaimana memilih
diantara berbagai alternatif implementasi fisik. Lebih dari itu, biaya dan tenaga

7
untuk merubah suatu sistem akan meningkat ketika kita melakukan
implementasi lebih jauh pada sarana fisiknya.
b. Sistem Fisik (Physical System)
Sistem fisik juga merupakansebuah penggambaran atau abstraksi, tetapi sistem
ini menggunakan symbol dan notasi untuk menunjuk bentuk fisik, tentang
bagaimana dan dimana sistem beroperasi.
Contoh yang menggambarkan perbedaan sistem logik dan sistem fisik :
Sistem dalam pendaftaran atau regristrasi kuliah. Dari sistem logik akan
menunjukan langkah-langkah regristrasi kelas, pengecekan permintaan kelas
dengan persyaratan yang ada, adan membuat daftar mahasiswa yang
dibolehkan mengikuti kuliah tersebut. Sementara itu sistem fisik akan
menujukan cara-cara pendaftaran kelas dengan menggunakan punched cards
atau terminal komputer, pengecekan prasyarat yang dilakukan secara manual
atau elektronik (dengan membandingkan transkip dengan diskripsi mata
kuliah).

BAB II

KONSEP DASAR INFORMASI

LINGKUNGAN INFORMASI
Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam manajemen
modern. Banyak keputusan strategis yang bergantung kepada informasi. Sebagaimana
diketahui, sumber daya 4M+1I yang mencakup manusia (SDM), material (termasuk di

8
dalamnya energi), mesin, modal, dan informasi merupakan sumber daya vital bagi
kelangsungan organisasi bisnis.
Informasi tidak hanya dipakai untuk kepentingan internal dalam organisasi,
tetapi juga dipakai oleh pihak eksternal (di luar organisasi). Pemakai internal meliputi
staf operasi, manajemen tingkat bawah hingga manajemen tingkat atas, sedangkan
pemakai eksternal dapat berupa pelanggan, pemegang saham, pemasok atau mitra
kerja, dinas pajak, dan lain-lain.
Setiap individu, dari manajer hingga staf operasi, memerlukan informasi yang
digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Tentu saja, masing-masing
berkepentingan terhadap informasi dengan sifat yang berbeda-beda. Sebagai contoh,
manajer memerlukan informasi yang ringkas tentang kegiatan operasional, sedangkan
staf operasi memerlukan informasi yang lebih detail.
Arus informasi dalam suatu organisasi dapat mengalir dengan arah mendatar
atau vertikal. Pada arah mendatar, informasi digunakan untuk mendukung kegiatan
operasional, yang berupa infomasi rinci tentang transaksi. Pembelian barang, tagihan
hutang, dan penggunaan bahan-bahan mentah. Adapun pada arah vertikal, informasi
mengarah pada semua level manajemen. Arus informasi yang mengalir keatas berisi
rangkuman kinerja operasional. Semakintinggi level manajemen, semakin ringkas
informasi yang diperlukan. Arus informasi yang mengalir ke bawah berupa instruksi,
kuota, dan anggaran-anggaran. Selain arus informasi mendatar adan vertikal,
informasi juga mengalir dari internal ke eksternal atau sebaliknya. Interaksi anatara
pelanggan dengan internal organisasi serta pemasok dengan internal organisasi berada
pada tataran operasional. Adapun pemegang saham berinteraksi dengan internal
organisasi pada level manajemen tingkat atas. Untuk lebih jelasnya lihat agmbar
piramida di bawah ini.

9
Pemegang
Saham

Pelangga
n
Pemaso
k

Gambar 2.1. Arus Informasi Internal dan Eksternal dalam Organisasi

DATA
Secara konseptual, data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas dan
transaksi, yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung
kepada pemakai. Data sering kali disebut sebagai bahan mentah informasi. Melalui
suatu proses transformasi, data dibuat menjadi bermakna. Data dapat berupa nilai
yang terformat, teks, citra, audio, dan video.
Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya,
data yang menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang.
Teks adalah sederetan huruf, angka, dan symbol-simbol khusus (misalnya +
dan $) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara
individual.
Citra (image) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik,
foto, hasil roentgen, dan tanda tangan, ataupun gambar yang lain.
Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrument musik, suara orang atau
suara binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio.
Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan
bisa saja dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabadikan suatu
kejadian atau aktivitas.

10
INFORMASI
informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti
bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat
mendatang.

Data Proses Informasi

1.3 Perhitungan Rata-rata


1.4 rata-rata penjualan daalm
1.5 penjualan dalam kuartal terakhir
1.7 kuartal terakhir sebesar 1,3 milyar

Gambar 2.2. Transformasi Data Menjadi Informasi

Jadi, hal yang terpenting untuk membedakan informasi dengan data, informasi
itu mempunyai kandungan “makna”, data tidak. Pengertian makna di sini merupakan
hal yang sangat penting., karena berdasarkan makanlah si penerima dapat memahami
informasi tersebut dan secara lebih jauh dapat menggunakannya untuk menarik suatu
kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan.

11
Masukan Proses Keluaran
(Data) (Model) (Informasi)

Data
Penerima
(ditangkap)
Basis
Data

Hasil Tindakan
Tindakan Keputusan

Gambar 2.3. Siklus Informasi

Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut (Davis, 1999) :


1. Benar atau salah. Dalam hal ini, informasi berhubungan dengan kebenaran
terhadap kenyataan. Jika penerima informasi yang salah mempercayainya,
efeknya seperti kalau informasi itu benar.
2. Baru. Informasi benar-benar baru bagi si penerima.
3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan
terhadap informasi yang telah ada.
4. Korektif. Informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap
informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar.
5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah adasehingga
keyakinan terhadap informasi semakin meningkat.

12
HIRARKI DATA
Secara tradisional, data disusun dalam suatu hierarki yang terdiri dari elemen
data, rekaman (record), dan berkas (file), sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Berkas

Rekaman Rekaman

Elemen Data Elemen Data

Gambar 2.4. Hierarki Data

• Elemen Data
Elemen data adalah suatu data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi
unit data yang lain. Misalnya pada data kepegawaian, elemen data dapat
berupa nama pegawai, alamat, kota tempat tinggal, dan atribut lain yang
berkaitan dengan pegawai.
Istilah lain untuk elemen data adalah medan (field), kolom, item, dan atribut.
• Rekaman
Rekaman adalah gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait, sebagai
contoh, nama, alamat, kota, dan tempat tanggal lahir seorang pegawai dapat
dihimpun dalam sebuah rekaman, dan istilah lain untuk rekaman adalah tupel
dan baris.
• Berkas
Himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama membentuk sebuah berkas,
berkas dapat dikatakan sebagai kumpulan data yang berkaitan dengan suatu
subjek, dalam sistem basis data relasional, berkas mewakili komponen yang
disebut table atau relasi.

13
Dalam konteks yang lebih besar, sekumpulan berkas atau tabel membentuk
sebuah basis data, sebagai contoh, sebuah basis data kepegawaian dapat
mengandung sejumlah tabel seperti data pribadi, data presensi, sejarah kerja,
dan sebagainya.

KARAKTERISTIK DATA dan INFORMASI


Karakteristik data atau informasi yang dibahas pada satu literatur dengan
literatur yang lain sangat beragam. Perhatikan tabel di bawah ini.
Tabel 2.1. Kualitas Informasi Menurut Bodnar dan Hopwood
Karakteristik Manajer Manajer Manajer
Informasi Tingkat Bawah Tingkat Tingkat Bawah
(Pengendalian Menengah (Perencanaan
Operasional) (Pengendalian Strategis)
Manajemen)
Sumber Banyak dari internal Banyak dari eksternal

Lingkup Sempit, terdefinisi Sangat luas


dengan baik
Tingkat Rinci Ringkas
Keringkasan
Garis Waktu Masa Lalu Masa Depan

Kekinian Sangat mutakhir Cukup


Usang
Keakurasian Tinggi Rendah
yang diperlukan
Frekuensi Sangat sering jarang
Pemakaian
Tabel 2.2. Karakteristik Data atau Informasi Menurut Alter

Karakteristik Pokok Permasalahan


1. Tipe data Apakah tipe data sesuai denagn tujuan?
14
2. Akurasi/Presisi Apakah data cukup presisi?
3. Usia Apakah data tepat waktu?
4. Rentang waktu Apakah rentang waktu sesuai dengan tujuan?
5. Tingkat keringkasan Apakah data terlalu ringkas atau terlalu detail?
6. Kelengkapan Apakah data kurang lengkap atau berlebihan?
7. Kemudahan akses Apakah data mudah diakses?
8. sumber Apakah sumber bias atau tidak akurat?
9. Relevansi/Nilai Apakah data mempengaruhi keputusan?
Apakah manfaatnya sepadan dengan biaya?

KUALITAS INFORMASI
Istilah kualitas informasi (quality of information) terkadang juga dipakai untuk
menyatakan informasi yang baik, dari sekian karakteristik yang telah dibahas, kualitas
informasi sering kali diukur berdasarkan :
• Aman (Secutiy)
• Tepat Waktu (Timeliness)
• Akurat (Accurate)
• Terkait (Relevance)
• Lengkap (Completeness)
• Korektif (Corectness)
• Jelas (Clearly)
sering dikenal dengan istilah STAR-C3

INFORMASI untuk MANAJEMEN


Salah satu pemakai yang paling banyak menggunakan informasi dalam suatu
organisasi adalah pihak manajemen. Informasi yang dibutuhakan bisa berasal dari
pihak internal maupuneksternal, dalambentuk formal ataupun informal, berdasarkan
laporan ataupun komputer.
Informasi yang dibutuhkan oleh manajer bisa dibagi menjadi 6 kategori,
yaitu :
1. Informasi Penyejuk (Comfort Information) adalah informasi keadaan
sekarang yang merangkum keadaan umum bisnis atau organisasi. Misalnya,
berisi ringkasan penjualan atau produksi terakhir. Informasi ini biasanya tidak
banyak digunakan, tetapi membantu manajer merasa aman terhadap operasi
yang telah berlangsung.

15
2. Peringatan (Warning) berisi penunjuk terhadap sesuatu yang tidak biasa atau
barangkali memerlukan tindakan manajerial atau perubahan-perubahan
renacana. Idealnya, manajer seharusnya menerima peringatan-peringatan
sedini mungkin sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan sebelum
masalah penting yang tidak diharapkan terjadi.
3. Indikator Kunci (Key Indicator) berisi ukuran aspek-aspek penting yang
berkaitan dengan kinerja organisasi, seperti level keluhan pelanggan, yang
digunakan untuk memelihara pengendalian perusahaan dan mengidentifikasi
permasalahan.
4. Informasi Situasional (Situational Information) adalah informasi terkini
tentang proyek, masalah, atau isu penting yang memerlukan perhatian
manajer.
5. Gosip adalah informasi informal yang berasal dari sumber seperti pihak
industri yang terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.
6. Informasi Eksternal (External Information) adalah informasi yang berasal
adari luar departemen atau perusahaan. Kadangkala informasi ini masih hangat
dan berjangka pendek (missalnya adanya penandatanganan kontrak oleh
kompetitor), tetapi kadangkala berjangka panjang (misalnya studi lingkungan
yang dilakukan lima tahun terakhir).

16
BAB III

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

PENGERTIAN
Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang –
orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain
dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur
pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang
disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban.
Para praktisi bisnis bergantung pada banyak jenis sistem informasi yang
menggunakan berbagai teknologi informasi. Contohnya, beberapa sistem informasi
menggunakan alat hardware petunjuk sederhana (kertas dan pensil) dan saluran
informasi informal (mulut ke mulut).

KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI


Bidang sistem informasi melintasi banyak teknologi kompleks, konsep
keperilakuan yang abstrak, dan aplikasi khusus dalam bidang-bidang bisnis serta
nonbisnis yang tidak terhitung jumlahnya. Sebagai seorang manajer atau praktisi
bisnis, Anda tidak harus menyerap semua pengetahuan ini. Pada gambar 3.1 akan
diperlihatkan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengatur pengetahuan
yang disajikan dalam bacaan ini dan memberi garis besar tentang hal-hal ynag perlu
Anda ketahui mengenai sistem informasi.

17
Gambar 3.1. Kerangka Kerja Sistem Informasi

Dari gambar kerangka kerja di atas ditekankan bahwa Anda harus memusatkan usaha
Anda dalam lima area pengetahuan Sistem Informasi berikut ini.
• Konsep-konsep Dasar. Konsep dasar keperilakuan, teknis, bisnis dan
manajerial termasuk mengenai berbagai komponen dan peran sistem
informasi. Contohnya meliputi konsep sistem informasi dasar yang berasal
adari teori sistem umum, atau konsep keunggulan kompetitif yang digunakan
untuk mengembangkan aplikasi bisnis teknologi informasi dalam keunggulan
kompetitif.
• Teknologi Informasi. Konsep-konsep utama, pengembangan, dan berbagai
isu manajemen teknologi informasi—yaitu meliputi hardware, software,
jaringan, manajemen data, dan banyak teknologi berbasis Internet.
• Aplikasi Bisnis. Penggunaan utama dari sistem informasi untuk operasi,
manajemen, dan keunggulan kompetitif bisnis
• Proses Pengembangan. Bagaimana para praktisi bisnis dan pakar informasi
merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi
untuk memenuhi peluang bisnis.

18
• Tanatangan Manajemen. Tantangan untuk secara efektif dan etis mengelola
teknologi informasi pada tingkat pemakai akhir, perusahaan, dan globaldalam
bisnis.

JENIS – JENIS SISTEM INFORMASI


Secara konsep, aplikasi sistem informasi yang diimplementasiakn dalam dunia
bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara. Contohnya, beberapa jenis
sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem informasi operasi atau
manajemen.

Sistem
Informasi

Sistem Sistem
Pendukung Pendukung
Operasai Manajemen

Sistem Sistem Sistem Kerja Sistem Decision Executive


Pemrosesan Pengendalian Sama Informasi Support Information
Transaksi Proses Perusahaan Manajemen Sistem Sistem

Gambar 3.2. Klasifikasi Operasi dan Manajemen Sistem Informasi

Sistem Pendukung Operasi


Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang dihasilkan oleh, dan
digunakan dalam operasi bisnis. Sistem pendukung operasi semacam ini
menghasilkan berbagai produk informasi yang paling dapat digunakan oleh para
manajer. Peran dari sistem pendukung operasi perusahaan bisnis adalah untuk secara
efisien memproses transaksi bisnis, mengendalikan proses industrial, mendukung
komunikasi dan kerjasama perusahaan.

19
Sistem Pendukung Manajemen
Ketika aplikasi sistem informasi berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan
untuk pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer, aplikasi sistem tersebut
akan disebut sebagai sistem pendukung manajemen. Memberikan informasi dan
dukungan untuk pengambilan keputusan semua jenis manajer serta praktisi bisnis
adalah tugas yang rumit. Berdasarkan konsep, beberapa jenis utama sistem informasi
mendukungberbagai tanggung jawab penganbilan keputusan : (1) sistem informasi
manajemen, (2) sistem pendukung keputusan, dan (3) sistem informai eksekutif.

Klasifikasi Lainnya Sistem Informasi


Beberapa kategori lainnya sistem informasi dapat mendukung baik aplikasi
operasi maupun manajemen, contohnya, sistem pakar dapat memberi saran pakar
untuk tugas-tugas dasar operasi seperti diagnosa perlengkapan, atau keputusan
manajerial seperti manajemen portofolio pinjaman. Sistem manajemen pengetahuan
adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang mendukung pembentukan,
pengaturan, dan penyebaran pengetahuan bisnis ke para pegawai dan manajer di
seluruh perusahaan. Sistem informasi yang berfokus pada aplikasi operasi dan
manajerial dalam mendukung fungsi bisnis dasarnya seperti akuntansi dan
pemasaran, disebut sebagai sistem bisnis fungsional. Terakhir, sistem informasi
strategis menerapakan teknologi informasi pada produk, layanan atau proses bisnis
perusahaan, untuk membantunya mendapatkan kelebihan strategis atas para
pesaingnya. Jadi, kebanyakan sistem informasididesain untuk menghasilkan informasi
dan mendukung pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat manajemen dan
fungsi bisnis, seperti juga untuk tugas dasar pencatatan serta pemrosesan transaksi.

FUNGSI SISTEM INFORMASI


• Area fungsional utama dari bisnis yang penting daalm keberhasilan bisnis,
seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran, dan
manajemen sumber daya manusia.
• Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan moral
pegawai, serta layanan dan kepuasan pelanggan.

20
• Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan
parktisi bisnis.
• Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang
kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan startegis dalam pasar
global.
• Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan, serta menantang bagi jutaan pria
dan wanita.
• Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur, and kemampuan
perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.

KOMPONEN SISTEM INFORMASI


Dalam menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya menjadi
produk informasi sebagai outputnya, sistem informasi memerlukan beberapa
komponen-komponen untuk mencapainya. Komponen-komponen tersebut adalah :
• Manusia, hardware, software, data, dan jaringan adalah lima sumber daya
dasar sistem informasi.
• Sumber daya manusia meliputi pemakai akhir dan pakar sistem informasi,
sumber daya hardware terdiri dari mesin dam media, sumber daya software
meliputi baik program maupun prosedur, sumber daya data meliputi dasar data
dan pengetahuan, serta sumber daya jaringan yang meliputi media komunikasi
dan jaringan.
• Sumber daya data diubah melalui aktivitas pemrosesan informasi menjadi
berbagai produk informasi bagi pemakai-akhir.
• Pemrosesan informasi terdiri dari aktivitas input daalm sistem, pemrosesan,
output, penyimpanan, dan pengendalian.

21
Tabel 3.1. Contoh-contoh Sumber Daya Sistem Informasi dan Produknya
Sumber Daya Sistem Informasi dan Produknya
 Sumber Daya Manusia
Para pakar – sistem analis, pembuat software, operator sistem.
Pemakai akhir – orang-orang lainnya yang menggunakan sistem informasi.
 Sumber Daya Hardware
Mesin – komputer, monitor video, disk drive magnetis, printer, pemindai
optikal.
Media – floppy disk magnetic tape, disk optikal, kartu plastic, formulir kertas.
 Sumber Daya Software
Program – program sistem informasi, program spreadsheets, program word
processing, program penggajian.
Prosedur – prosedur entri data, prosedur untuk memperbaiki kesalahan,
prosedur pendistribusian cek gaji.
 Sumber Daya Data
Deskripsi produk, catatan pelanggan, file kepegawaian, database persediaan.
 Sumber Daya Jaringan
Media komunikasi, pemroses komunikasi, software untuk akses dan
pengendalian jaringan.
 Produk Informasi
Laporan manajemen dan dokumen bisnis yang menggunakan tampilan teks
serta grafik, respons audio, dan formulir kertas.

AKTIVITAS SISTEM INFORMASI


Mari kita lihat lebih dekat setiap aktivitas pemrosesan informasi dasar (atau
pemrosesan data) yang terjadi dalam sistem informasi.
• Input Sumber Daya Data
Data mengenai transaksi bisnis dan kegiatan lainnya harus ditangkap dan
disiapkan untuk pemrosesan untuk aktivitas input. Input biasanya berbentuk
aktivitas entri data seperti pencatatan dan pengeditan. Para pemakai akhir
biasanya memasukan data secara langsung ke dalam sistem komputer, atau
mencatat data mengenai transaksi dari beberapa jenis media fisik seperti
formulir kertas. Hal ini biasanya meliputi berbagai aktivitas edit untuk
memastikan bahwa mereka telah mencatat data dengan benar. Begitu

22
dimasukkan, data bisa dipindahkan ke dalam media yang dapat dibaca mesin,
seperti magnetic disk hingga dibutuhkan untuk pemrosesan.
• Pemrosesan Data Menjadi Informasi
Data biasanya tergantung pada aktivitas pemrosesan seperti perhitungan,
perbandingan, pemilahan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran. Aktivitas-
aktivitas ini mengatur, menganalisis, dan memanipulasi data, hingga
mengubahanya ke dalam informasi bagi para pemakai akhir. Kualitas data
apapun yang disimpan dalam sistem informasi juga harus dipelihara melalui
proses terus-menerus dari aktivitas perbaikan dan pembaruan.

• Output Produk Informasi


Informasi dalam berbagai bentuk dikirim ke pemakai akhir dan disediakan
untuk mereka dalam aktivitas output. Tujuan dari sistem informasi adalah
untuk menghasilkan produk informasi yang tepat bagi para pemakai akhir.
Produk informasi umum meliputi pesan, lapora, formulir, dan gambar grafis
yang dapat disediakan melalui tampilan video, respons audio, produk kertas,
dan multimedia.

• Penyimpanan Sumber Daya Data


Penyimpanan adalah komponen dasar sistem informasi. Penyimpanan adalah
aktivitas sistem informasi tempat data dan informasi disimpan secara teratur
untuk digunakan kemudian

• Pengendalian Kinerja Sistem


Aktivitas sistem informasi yang penting adalah pengendalian kinerja sistem.
Sistem informasi harus menghasilkan umpan balik mengenai aktivitas input,
pemrosesan, output, dan penyimpanan. Umpan balik ini harus diawasi dan
dievaluasi untuk menetapakan apakah sistem dapat memenuhi standar kinerja
yang telah ditetapkan. Kemudian, aktivitas sistem yang tepat harus disesuaikan
agar produk informasi yang tepat dihasilkan bagi para pemakai akhir.
Tabel 3.2. Contoh Aktivitas Dasar Sistem Informasi dalam Dunia Bisnis
Aktivitas Sistem Informasi
 Input. Memindai secara optikal barang-barang dengan pengenal yang

23
menggunakan kode garis.
 Pemrosesan. Menghitung pembayaran karyawan, pajak, dan potongan gaji
lainnya.
 Output. Menghasilakn laporan dan tampilan mengenai kinerja penjualan.
 Penyimpanan. Memelihara catatan mengenai pelanggan, keryawan, dan
produk.
 Pengendalian. Menghasilkan sinyal yang dapat didengar untuk menunjukkan
entri yang tepat atas data penjualan.

SISTEM

1. PENGERTIAN SISTEM

Sistem adalah sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi dengan maksud


yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem dapat abstrak maupun fisik,sebuah
sistem abstrak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling
tergantung.sebuah sistem fisik lebih lanjut dapat didefinisikan melalui contoh –
contoh sbb:
 Sistem peredaran darah
Jantung dan urat – urat tubuh yang menggerakkan darah ke seluruh tubuh.
 Sistem transportasi
Petugas,mesin, dan organisasi yang menjalankan transportasi barang.
 Sistem sekolah
Bangunan,pendidikan,petugas administrasi,buku – buku teks dan sebagainya
yang berfungsi bersama untuk memberikan pendidikan kepad asiswa.
 Sistem komputer
Peralatan yang berfungsi bersama untuk menjalankan pengolahan computer.

Pengertian Sistem Menurut:


 JOHN M. ECHOLS DAN HASSAN SHADILY dalam kamus inggris-
indonesia-nya, ”sIstem” diartikan sebagai susunan.seperti misalnya yang
terdapat dalam kata sistem syaraf berarti susunan syaraf,sistem jaringan berarti
susunan jaringan dsb.
 M.J Alexander dalam buku Information System Analysis : Teory and
Application, system merupakan suatu group dari elemen – elemen baik
berbentuk fisik maupun non – fisik ang menunjukkan suatu kumpulan saling
berhubungan diantaranya dan berinteraksi bersama – sama menuju satu atau
lebih tujuan,sasaran atau akhir dari sebuah sistem.

Model Umum Sebuah Sistem

Umpan Balik

24
Input Process Output Tujuan

Kendala

Kontrol

Gambar 1. Hubungan Komponen Dalam Sistem


Komponen Input
Komponen input adalah bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima
data masukan, data masukan ini digunakan sebagai komponen penggerak atau
pemberi tenaga dimana sistem ini dioperasikan, komponen penggerak ini terbagi
menjadi dua kelompok yaitu:
a. Maintenance input
Maintenance input merupakan energi yang dimasukkan supaya sistem dapat
beroperasi.sebagai contoh dalam suatu sistem pengambilan keputusan, maka
maintenance inputnya adalah team manajemen yang merupakan personil
utama pengambil keputusan (decision maker)
b. Signal input
Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Dalam
sistem pengambilan keputusan tersebut, maka signal inputnya adalah
informasi yang menunjang kemudahan pengambilan keputusan tersebut
(decision support system)

Komponen Proses
Komponen proses merupakan komponen dalam sistem yang melakukan
pengolahan input untuk mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan, di dalam
suatu proses,terjadi berbagai kegiatan seperti klasifikasi, peringkasan, pencarian
dat, organisasi data dan lain sebagainya, begitu kompleksnya sebuah proses, maka
pada tahap ini diperlukan terjadinya suatu integrasi yang baik antar subsistem
secara vertical maupun secara horizontal agar proses interaksi untuk mencapai
tujuan dapat berjalan lancar. Sebagai contoh, sistem pengambilan keputusan
pembelian barang yang dilakukan oleh seorang kepala bagian pengadaan di suatu
perusahaan dagang, harus melibatkan semua subsistem yang terkait seperti kepala
gudang, bagian keuangan, bagian inventory dan lain – lain.

Komponen Output
Komponen output merupakan komponen hasil pengoperasian dari suatu
sistem. Sistem pengambilan keputusan seorang kepala bagian pengadaan,
menghasilkan keputusan dibeli atau tidaknya suatu barang, kemudian menentukan
siapa yang akan membeli , jumlah pembelian, tempat atau lokasi pembelian dan
sebagainya.

Komponen Tujuan
Terdapatnya suatu tujuan yang jelas akan memberikan arah yang jelas pula
dalam proses sistem.komponen tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh

25
berjalannya sebuah sistem. Tujuan ini bias berupa tujuan usaha, kebutuhan sistem,
pemecahan suatu masalah dan sebagainya.

Komponen Kendala
Komponen kendala merupakan komponen yang berisikan aturan atau batas
– batas yang berlaku atas tujuan tersebut. Pendefinisian kendala yang jelas, akan
membuat tujuan menjadi lebih bermanfaat. Dengan adanya kendala atau batas –
batas yang jelas, maka akan mampu mengidentifikasikan apa yang harus
diantisipasikan dalam mencapaitujuan sistem.

Komponen Kontrol
Komponen control merupakan komponen pengawas dari pelaksanaan
proses pencapaian tujuan. Control disini dapat berupa control pemasukkan input,
control pengeluaran data, control pengoperasian dan lain – lain.

Komponen Umpan Balik


Komponen umpan balik merupakan komponen yang memberikan respon
atas berjalannya suatu sistem. Komponenini dapat berupa kegiatan seperti
perbaikan atau pemeliharaan sistem.

2. KARAKTERISTIK SEBUAH SISTEM

Dari contoh diatas, dapatlah dikenal karakteristik sistem.sebuah sistem terdiri


dari bagian – bagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai
beberapa sasaran atau maksud, berarti sebuah sistem bukanlah seperangkat unsure
yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri unsure yang dapat dikenal sebagai saling
melengkapi karena satunya maksud, tujuan, atau sasaran. Sifat dasar/ karakteristik
yang dimiliki oleh sebuah sistem adalah:
1. Subbsistem
Adalah unsur – unsur yang membangun terbentuknya sebuah sistem yang satu
dengan sistem yang lain saling terkait dan setiap subsistem mempunyai tugas
masing – masing.
2. Boundary
Adalah batas aktivitas atau batas gerak aktivitas pada sebuah sisten atau
subsistem
3. Interface
Adalah penghubung antar subsistem dalam rangka transformasi output

Tabel 1. Contoh subsistem dan interface

Sistem Subsistem Interface

26
Komputer unit pengolahan pusat saluran
unit masukan
unit keluaran
penyimpanan tambahan
Unit pengolahan pusat unit penghitung kawat
unit pengendali penghubung
unitpenyimpan
Pengolahan bact kerja edit alih data
dengan kerja kerja sortir kerja satu dengan
terpisah(separate run) kerja update lainnya,
misalnya
kerja keluaran pita data

4. Environment
Adalah lingkungan di luar sistem yang berpengaruh terhadap gerak sistem
dalam mencapai tujuan
 Bentuk environment, ada 2 macam : Sistem dan Non Sistem
 Sifat environment, ada 2 macam : Langsung dan Tak Langsung
 Jangka environment, ada 2 macam : Tetap dan Sementara
 Efek environment, ada 2 macam : Mendukung dan Merugikan

Gambar 2. Environment Terhadap Sistem

5. Input
Adalah masukan energi atau sesuatu yang siap untuk dikelola (proses), melalui
: menangkap (capture) dan menerima (entry)
6. Proses
Adalah aktivitas untuk mengolah sesuatu / energi untuk dimodel menjadi
sesuatu yang mempunyai nilai manfaat.
7. Output
Adalah hasil olahan sesuatu / energi yang mempunyai nilai manfaat.
8. Goal
Adalah sesuatu yang ingin diraih untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
dari sebuah sistem
9. Objective
Adalah sesuatu yang ingin diraih untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
dari sebuah subsistem

3. Klasifikasi Sistem

Klasifikasi sistem dapat dilihat dalam beberapa tinjauan, diantaranya :

27
♦ Berdasarkan Wujud Fisik (Bentuk), dibedakan
Non physical adalah suatu sistem yang secara fisik tidak ada tapi terjadi, contoh:
sistem teologi
Physical adalah suatu sistem yang secara fisik ada, contoh: sistem komputer
♦ Berdasarkan Kejadian, dibedakan
Natural (alami) adalah sistem yang terjadi karena proses alam dan tidak terdapat
proses campur tangan manusia, contoh: sistem rotasi bumi, sistem tata surya
Human mode (buatan manusia) adalah sistem yang terjadi karena adanya suatu
proses campur tangan manusia, contoh: sistem pengendalian banjir, sistem tata
kota
♦ Berdasarkan Sifat, dibedakan
Deterministic adalah sebuah sistem yang beroperasi dalam cara yang dapat
diramalkan secara tepat serta interaksi antar bagian – bagian dapat diketahui
secara pasti, contoh: sistem program computer, sistem audio visual
Probabilistic adalah suatu sistem yang diuraikan dalam istilah perilaku yang
mungkin, tetapi selalu ada sedikit kesalahan atas ramalan terhadap jalannya
system, contoh: sistem pemilihan presiden, sistem persediaan barang.
♦ Berdasarkan Metode, dibedakan
Closed ( tertutup) adalah sistem yang tidak bertukar materi, informasi, atau energi
dengan lingkungannya, contoh: sebuah reaksi kimia di dalam sebuah tabung
berisolasi dan tertutup.
Open ( terbuka ) adalah sistem yang selalu berhubungan dengan lingkungan
luarnya untuk melakukan proses dalam mendapatkan output, contoh: sistem
biologis, sistem keorganisasian

4. Pengendalian Dalam Sistem

Model dasar sebuah sistem seperti masukan, mengolah, dan keluaran tidak
menyediakan pengaturan dan pengendalian terhadap system, dalam bentuknya yang
paling sederhana, keluaran sistem dibandingkan dengan keluaraan yangdiinginkan,
dan setiap penyimpangan menyebabkan sebuah masukan dikirim pada proses atau
pengolahan untuk menyesuaikan operasi sehingga keluaran akan mendekati standar,
contoh: pengendalian umpan balik sebuah sistem.
Umpan balik (feedback) yang bertujuan melunakkan dan mengurangi
penyimpangan terhadap standar disebut umpan balik negative (negative feedback ).
Ini digunakan dalam loop pengendalian umpan balik. Sedangkan umpan balik positif (
positive feedback ) menambah kekuatan arah gerak sistem.jadi umpan balik positif
menyebabkan sistem mengulangi atau memperbesar penyesuaian atau kegiatan.

28
Masukan Keluaran
sistem Sensor

Alat pengendali

Gambar 4. Pengendalian Sistem

INFORMASI

TENTANG INFORMASI

Berikut akan disampaikan pengertian informasi dari berbagai sumber.


1. menurut Gordon B. Davis dalam bukunya management
informations sistems : conceptual foundations, structures, and development
menyebut informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang
berguna bagi penerimanya dan nyata berupa nilai yang dapat dipahami didalam
keputusan sekarang maupun masa depan.
2. menurut Barry E.Cushing dalam buku accounting
information sistem and bussines organization, dikatakan bahwa informasi
merupakan sesuatu yang menunjukan hasil pengolahan data yang diorganisasi
dan berguna kepada orang yang menerimanya.
3. menurut Robert N. Anthony dan John Dearden dalam
buku management control sistems, menyebut informasi sebagai suatu kenyataan,
data, itemyang menambah pengetahuan bagi penggunanya.
4. menurut Steven H. moscove dan Mark G.simkin dalam
bukunya accounting informations sistems : concepts and practice mengatakan
informasi sebagai kenyataan atau bentuk – bentuk yang dapat digunakanuntuk
pengambilan keputusan bisnis.
Dari keempat pengertian tersebut diatas dapat disimpulakan bahwa informasi
merupakan hasil dari pengolahan data menjadi labih berguna bagi yang
menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian nyata dan dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan, contoh hubungan
data dan informasi

Hati ja!! hati lan Hati-hati jalanan


Di proses
mai an ra ramai !!
data informasi
Gambar 5. Hubungan Data dengan Informasi
gambar diatas menunjukan hubungan data dan informasi. Data belum menunjukan
sesuatu yang bisa dipahami karenanya harus diproses terlebih dahulu. Data tersebut

29
dapat berbentuk suara, bunyi–bunyian, sinyal, gambar dan sebagainya. Sedangkan
informasi pada dasarnya merupakan sarana untuk pengambilan keputusan.

Sedangkan informasi sebagai hasil dari proses pengolahan data, dikatakan


bernilai jika memiliki kaitan dengan pengambilan keputusan. Sebagai contoh,
tulisan “hati-hati jalan ramai” diangap tidak bernilai jika dpasang didalam sebuah
gedung. Kecuali jika tulisan dipasang dijalan depan gedung sekolah, karena akan
mengakibatkan pertimbangan pengambilan keputusan bagi pemakai jalur lalu lintas
untuk lebih berhati – hati dan mengurangi kecepatan laju kendaraannya.

Istilah data dan informasi sering saling tertukar dalam pemakaiannya, tetapi ada
perbedaan mendasar yaitu bahwa data adalah bahan baku yang diolah untuk
djadikan informasi, sedangkan informasi pada umumnya dihubungkan dengan
pengambilan keputusan. Oleh karena itu informasi dapat dianggap memiliki tingkat
lebih tinggi dan aktif dibandingkan dengan data.

SIKLUS INFORMASI

Pengolahan data menjadi suatu informasi dapat digambarkan sebagai sebuah


siklus yang berkesinambungan seperti :

DAT A

PROSE
S

INFORMAS
I

KEPUTUSAN

TINDAKAN

HASIL
TINDAKAN
Gambar 6. Siklus Informasi

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa data diolah menjadi suatu informasi,
dan pada tahapan selanjutnya, sebuah informasi akan menjadi data untuk terciptanya
informasi yang lain, pada gambar diatas dapat dilihat bahwa pada awalnya data
dimasukkan kedalam model yang pada umumnya memiliki urutan proses tertentu
dan pasti, setelah diproses akan dihasilkan informasi tertentu yang bermanfaat bagi
penerima(level management)sebagai dasar dalam membuat suatu keputusan atau
melakukan tindakan tertentu. Dari keputusan atau tindakan tersebut akan

30
menghasilkan atau diperoleh kejadiaan – kejadiaan tertentu yang akan digunakan
kembali sebagai data yang nantinya akan dimasukkan kedalam model (proses),
begitu seterusnya sehingga tercipta sebuah siklus yang berkesinambungan.

KARAKTERISTIK INFORMASI

Setiap informasi, memiliki beberapa karakteristik yang menunjukan sifat dari


informasi itu sendiri. Karakteristik –karakteristik informasi tersebut antara lain
adalah:
1. Benar atau salah, karakteristik tersebut berhubungan dengan sesuatu yang
realitas atau tidak dari sebuah informasi
2. Baru, sebuah informasi dapat berarti sama sekali baru bagi penerimanya
3. Tambahan, sebuah informasi dapat memperbaharui atau memberikan nilai
tambah pada informasi yang telah ada
4. Korektif, sebuah informasi dapat menjadi bahan koreksi bagi informasi
sebelumnya, salah atau palsu
5. Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada, hal ini masih
berguna karena dapat meningkatkan persepsi penerima atas kebenaran informasi
tersebut.

NILAI INFORMASI

Nilai suatu informasi berhubungan dengan keputusan. Hal ini berarti bahwa
bila tidak ada pilihan atau keputusan, informasi menjadi tidak diperlukan. Keputusan
dapat berkisar dari keputusan strategis jangka panjang, sedangkan parameter untuk
mengukur nuilai sebuah informasi tersebut, ditentukan dari dua hal pokok yaitu:
♦ Manfaat (use)
♦ Biaya (cost)
suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan
biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar iinformasi tidak dapat ditaksir
keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

KUALITAS INFORMASI

Kualitas informasi (quality of information) sangat dipengaruhi oleh 3 hal pokok,


yaitu relevancy, accuracy dan timeliness.
a. Relevansi (relevancy)
Informasi dikatakan berkualitas jika releven bagi pemakainya. Pengukuran nilai
relevansi, akan terlihat dari jawaban atas pertanyaan “how the message used for
problem solving (decision masking)?” informasi akan relevan jika bermanfaat
bagi pemakainya. Relevansi informasi bagi tiap – tiap orang satu dengan yang
lainnya berbeda. Misalnya hasil penjualan barang mingguan kurang relevan jika
ditujukan kepada manajer teknik,tetapi akan sangat releven jika disampaikan
pada manajer pemasaran.

b. Akurasi (accuracy)
Sebuah informasi dapat dikatakan akurat jika informasi terebut tidak biasa atau
menyesatkan, bebas dari kesalahan – kesalahan dan harus jelas mencerminkan
maksudnya. Ketidak-akuratan sebuah informasi dapat terjadi karena sumber

31
informasi (data) mengalami ganguan atau kesengajaan sehingga merusak atau
merubah data asli tersebut, beberapa hal dapat berpengaruh terhadap keakuratan
sebuah informasi antara lain adalah :
* Kelengkapan (completeness) informasi
“are necessary message items present ?” informasi yang lengkap, berarti
bahwa informasi yang dihasilkan terdiri dari satu kesatuan informasi yang
menyeluruh dan mencakup berbagai hal yang terkait didalamnya. Karena
apabila informasi yang dihasilkan sebagian – sebagian tentunya akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan
secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuanya untuk
mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.
* Kebenaran (correctness) informasi
“are message items correct?” informasi yang dihasilkan oleh proses
pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan – perhitungan
yang ada dalam proses tersebut. Sebagai contoh, jika sebuah informasi
menunjukan total nilai gaji yang harus dibayarkan pada seorang pegawai,
maka informasi tersebut haruslah sudah benar dan memuat perhitungan –
perhitungan matematis yang ada diprosesnya seperti perhitungan tunjangan,
perhitungan potongan dan sebagainya.
* Keamanan (security) informasi.
Keamanan sebuah informasi, tergambar dari jawaban atas pertanyaan “did the
message reach all or only the intended sistems users?” sebuah informasi harus
aman, dalam arti hanya diakses oleh pihak – pihak yang berkepentingan
sajasesuai dengan sifat dan dan tujuan dari informasi tersebut.

c. Tepat waktu (timeliness).


“how quickly is input transformed to correct output?” bahwa informasi yang
dihasilkan dari suatu proses pengolahan data, datangnya tidak boleh terlambat.
Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang baik, sehingga kalau
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dapat menimbulkan
kesalahan dalam tindakkan yang akan diambil.
Kebutuhan akan tepat waktunya sebuah informasi itulah yang pada akhirnya
akan menyebabkan mahalnya nilai suatu informasi. Hal itu dapat dipahami
karena kecepatan mendapatkan, mengolah dan mengirimkan informasi tersebut
memerlukan teknologi – teknologi terbaru.

Selain beberapa komponen diatas, beberapa ahli juga menambahkan beberapa hal
yang ikut menentukan kualitas dari sebuah informasi, komponen – komponen
tambahan antara lain adalah :

* Ekonomis (economy).
“what level of resources is needed to move information through the problem-
solving cycle?” bahwa factor ekonomis dari sebuah informasi juga akan ikut
menentukan kualitasnya. Hal tersebut diukur dari seberapa besar sumber daya
yang diperlukan untuk mentransformasikan informasi menjadi komponen
yang berperan dalam pemecahan suatu masalah.
* Efisien (efficiency).
Informasi akan memiliki kualitas yang baik jika informasi tersebut memiliki
efisiensi, yang berarti bahwa informasi tersebut tepat guna bagi pemakainya.
* Dapat dipercaya (reliability)

32
USIA INFORMASI

Usia sebuah informasi berhubungan dengan waktu digunakannya informasi


yang terkandung dalam sebuah laporan, sebagai contoh, laporan yang bersifat
periodik akan lebih jelas menggambarkan usianya, seperti laporan operasi bulanan,
laporan posisi keuangan pada akhir sebuah periode dan lain-lain.
Pada dasarnya, usia sebuah informasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
♦ Usia informasi berdasarkan data kondisi, merupakan usia informasi
yang berhubungan dengan sebuah titik waktu, sebagai contoh adanya persediaan
barang per 31 des 2002 dalam laporan inventory
♦ Usia informasi berdasarkan data operasi, merupakan usia informasi
yang mencerminkan terjadinya perubahan data selama satu periode waktu, sebagai
contoh dalam laporan penjualan barang dalam seminggu dari tanggal 1 s/d 7 agust
2003.

MUTU INFORMASI

Dalam sebuah telaah yang dibuat oleh adam mengenai sikap manajemen
terhadap sistem informasi, 75 % manajer menilai peningkatan kualitas, kuantitas dan
mutu hampir identik dampaknya terhadap prestasi kerja, tetapi apabila diminta
memilih, maka 90 5 lebih menyukai peningkatan dalam mutu informasi dibandingkan
terhadap kuantitasnya. Informasi bervariasi dalam mutunya karena adanya bias atau
kesalahan, bias tampak pada contoh seorang wiraniaga yang cenderung menaksir
penjualan yang diharapkan terlalu tinggi atau yang memberikan tanggal pengiriman
tidak realistis, bila bias ini diketahui oleh penerima informasi, makaia akan dapat
mengadakan penyesuaian, persoalannya adalah mendeteksi bias tersebut, karena
mengadakan penyesuaian biasanya tidak sulit.
Kesalahan adalah persoalan yang lebih gawat karena terhadap hal ini tidak
dapat dilakukan penyesuaian sederhana, kesalahan dapat disebabkan oleh:
1. Metode pengumpulan dan pengukuran data yang salah
2. Tidak mengikuti pengolahan prosedur yang benar
3. Data hilang atau tidak terolah
4. Kesalahan mencatat atau mengoreksi data
5. File histories / induk yang salah ( atau keliru memilih file histories ).
6. Kesalahan dalam prosedur pengolahan ( misal kesalahan program
computer )
7. Kesalahan yang disengaja
Dalam kebanyakan sistem informasi, penerima informasi tidak memiliki
pengetahuan tentang bias atau kesalahan yang dapat mempengaruhi mutu informasi
tersebut, proses pengukuran yang menghasilkan laporan dan ketepatan data di dalam
laporan secara tak langsung menyatakan bahwa ketepatannya tidak terjamin. Sebagai
contoh, sebuah laporan sediaan barang dapat memperlihatkan bahwa ada tersedia 347
buah widget, tetapi angka ini mungkin berdasarkan pada sebuah buku sediaan barang
(invertaris) yang malar (perpetual), kemungkinan adanya berbagai kesalahan dalam
mencatat pengeluaran dan penerimaan barang dan sebagainya berarti besar terjadinya
kesalahan kecil, dan kadang – kadang, kesalahan besar.
Hal ini menjadi alasan mengapa diadakan penghitungan fisik secara periodik
untuk memper baiki buku sediaan barang, kesulitan akibat bias dapat ditangani dalam

33
pengolahan informasimelalui prosedur – prosedur untuk mencari dan mengukur bias
kemudian menyesuaikannya. Kesulitan menghadapi kesalahan dapat diatasi dengan:
1. Pengendalian intern untuk mengetahui kesalahan.
2. Audit intern dan ekstern.
3. Menambahkan “ batas – batas kepercayaan “ pada data.
4. Intruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan dapat menilai
kesalahan yang mungkin terjadi.

Bentuk penyajian Bias keputusan akibat penyajian data

Urutan berdasarkan abjad dalam sebuah susunan berdasarkan


Abjad, butir – butir pertama cenderung
Mendapat perhatian lebih banyak
Daripada yang kemudian.
Urutan berdasarkan Butir – butir dengan tingkat
Tingkat keuntungan keuntungan tertinggi diperhatikan
Dengan agak mengabaikan industri,
Ukuran dan sebagainya.
Urutan berdasarkan tingkat keuntungan dalam industri
Tingkatan keuntungan akan diperhatikan. Ukuran, dan
Dalam industri sebagainya akan kurang berpengaruh.

Ada perbedaan antara dua cara pertama dalam mengatasi kesalahan dengan
dua cara terakhir. Kedua cara terakhirberusaha memberi batas kepercayaan pada
pemakai, sedang dua cara pertama berusaha mengurangi ketidakpastian data dan
karena itu meningkatkan kandungan informasi. Pengendalian intern dan pengauditan
dalam konteks ini dapat dianggap menambah nilai informasi yang diberikan oleh
sistem informasi dengan mengurangi keraguan akan kemungkinan adanya
kebanyakan kesalahan. Prosedur pengendalian dan audit tidak cenderung
mempengaruhi biasmaupun kesalahan yang disebabkan oleh metode pengukuran da
pengumpulan data.
Cara penyajiaan data akan mempengaruhi atau menyebabkan bias pada cara
pemakaiannya. Sebagai contoh, bila seorang manajer poretefolio meminta daftar
sediaan barang berdasarkan tingkat keuntungan di atas 5 %, maka sediaan tersebut
dapat disajikan dalam cara yang berbeda – beda. Ancangan manajer dalam
pengambilan keputusan biasanya terpengaruh oleh penyajian tersebut. Sebagai
gambaran, bandingkan tiga pilihan dan bias – bias yang mungkin untuk mengambil
keputusan.

SISTEM INFORMASI

Mengacu pada pendapat james B. Bower dan kawan- kawan dalam bukunya
computer oriented accounting Informations sistem, maka sistem penghasil informasi
atau yang dikenal dengan nama sistem informasi, memiliki pengertian sebagai berikut
:

34
Sistem informasi adalah suatu cara tertentu untuk menyediakan informasi
yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan cara yang sukses
dan untuk organisasi bisnis dengan cara yang menguntungkan.

Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh
manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai
suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Sistem informasi dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat
manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu laporan-laporan yang diperlukan.
Sistem informasi menerima masukkan data dan instruksi, mengolah data
tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Model dasar sistem
menghendaki agar masukkan, pengolahan dan keluaran tiba pada saat bersamaan,
yang sesuai untuk sistem pengolahan informasi yang paling sederhana, dimana semua
masukkan tersebut tiba pada saat bersamaan tetapi hal tersebut jarang terjadi. Fungsi
pengolahan informasi sering membutuhkan data yang telah dikumpulkan dan diolah
dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data
file (data file storage) kedalam model sistem informasi; dengan begitu, kegiatan
pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan
disimpan sebelumnya.

KOMPONEN SISTEM INFORMASI

John Burch dan Gary Grudnitski dalam bukunya information sistem theory
and practice memberikan gambaran komponen sistem informasi seperti pada gambar
dibawah.

User User

Input Model Output


User User
Database Technology Control

User User

Gambar 7. Komponen – Komponen Sistem Informasi

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sistem informasi memiliki komponen –
komponen yang saling ber integrasi membentuk satu kesatuan dalam mencapai
sasaran sistem.
1. Blok masukkan (input block), meliputi metode – metode
dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, dapat berupa dokumen
– dokumen dasar

35
2. Blok model (model block), terdiri dari kombinasi
prosedur, logika dan model matematik yang berfungsi memanipulasi data untuk
keluaran tertentu
3. Blok keluaran (output block), berupa data – data keluaran
seperti dokumen output dan informasi yang berkualitas
4. Blok teknologi (technology block), digunakan untuk
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran serta membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan. Blok teknologi ini merupakan komponen Bantu yang
memperlancar proses pengolahan yang terjadi dalam system
5. Blok basis data (database block), merupakan kumpulan
data yang berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan diperangkat keras
komputer dan perangkat lunak yang memanipulasinya
6. Blok kendali (controls block), meliputi masalah
pengendalian terhadap operasional sistem yang berfungsi mencegah dan
menangani kesalahan / kegagalan sistem.

PERANGKAT SISTEM INFOMASI

Sebuah sistem informasi yang lengkap memiliki kelengkapan sistem


sebagai berikut :
1. Hardware, bagian ini merupakan bagian perangkat keras sistem informasi.
Sistem informasi modern memiliki perangkat keras seperti komputer, printer dan
teknologi jaringan computer
2. Software, bagian ini merupakan bagian perangkat lunak sistem informasi.
Sistem informasi modern memiliki perangkat lunak untuk memerintahkan
computer melaksanakan tugas yang harus dilakukannya, software dapat
digolongkan menjadi beberapa kelompok yaitu :
♦ Sistem Operasi, seperti misalnya program Microsoft windows, linux,
novel netware,dan lain sebagainya.
♦ Aplikasi seperti Microsoft office, general ledger,corel draw, dan lain
sebagainya.
♦ Utilitas, sepertianti virus, Norton utilities, disc doctor dan lain – lain.
♦ Bahasa pemrograman,seperti visual foxpro, bahasa C++, Borland
delphi, dan lain – lain.
3. Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih
lanjut dan akan menghasilkan informasi, seperti contoh adalah dokumen bukti –
bukti transaksi, nota, kuitansi dan sebagainya
4. Prosedur, merupakan bagian yang berisikan dokumentasi prosedur atau proses
– proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku - buku penuntun
operasional seperti prosedur sistem pengendalian intern atau buku penuntun
teknis seperti buku manual menjalankan program computer dan sebagainya
5. Manusia, merupakan bagian utama dalam suatu sistem informasi. yang terlibat
dalam komponen manusia antara lain adalah :
♦ Clerical Personnel, untuk menangani transaksi dan pemrosesan data
dan melakukan inquiry = operator
♦ First Level Manager, untuk mengelola pemrosesan data didukung
dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out-of-control dan
pengambilan keputusan level menengah kebawah

36
♦ Staff Specialist, digunakan untuk analis untuk perencanaan dan laporan
♦ Management, untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus,
laporan khusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang, pendukung
analisis pengambilan keputusan level atas

PENGELOLA SISTEM INFORMASI

Salah satu perangkat yang paling penting dari sistem informasi adalah manusia
sebagai pengelola informasi. Oleh karena itu hubungan antara sistem informasi
dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat tergantung
dari kebutuhan pengelolanya, pengelola sistem informasi terorganisasi dalam suatu
sruktur manajemen, oleh karena itu bentuk atau jenis sisteminformasi yang diperlukan
sesuai dengan level manajemennya
• Manajemen Level Atas, untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan
keputusan.
• Manajemen Level Menengah, untuk perencanaan taktis dan pengambilan
keputusan.
• Manajemen Level bawah, untuk perencanaa dan pengawasan operasi dan
pengambilan keputusan.
• Operator, untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.

Contoh Struktur Organisasi Sistem Informasi.

DIREKTUR SISTEM
INFORMASI

MANAJER MANAJER KOMPUTER


PENGEMBANGAN DAN OPERASIONAL
SISTEM

ANALISIS PROGRAMMER
SISTEM

kemudian pada perkembangannya, dengan semakin besarnya lingkup sebuah sistem


informasi memerlukan adanya penataan kembali personel dengan baik terutama pada
struktur manajemen organisasi pada departemen sistem operasi pada contoh di atas,
tetapi struktur organisasi seperti pada gambar tersebut dapat dimodifikasi sesuai
dengan kondisi real perusahaan, variasi struktur manajemen tersebut sangat
tergantung pada Managerial Efficiency yang dibandingkan dengan tingkat User
Service, manajemen sumber daya manusia perlu dilakukan dengan benar agar sistem

37
informasi dapat berjalan dengan baik, hal itu dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kesalahan – kesalahan yang bersifat manusiawiyang dapat mengurangi mutu
informasi yang dihasilkan sebuah sistem
Kesulitan karena suatu kesalahan dapat diatasi dengan dua teknik yaitu teknik
pengontrolan data dan penambahan batas kepercayaan pada data. Pengontrolan secara
intern dapat dilakukan untuk menemukan kesalahan – kesalahan yang terjadi. selain
itu perlu juga dilakukan pemeriksaan auditing baik secara intern maupun ekstern.

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI

Sistem informasi telah berkembang sedemikian pesatnya baik dari sistem


tehnologi maupun menajemen sistem pengoprasiannya, organisasi menggunakan
sistem informasi untuk menggolah transaksi-transaksi,mengurangi biaya dan
menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka, Bank
menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat
berbagai laporan rekening Koran dan transaksi yang terjadi, perusahaan menggunakan
sistem informasi untuk mempertahankan persedian pada tinggkat yang paling rendah
konsisten dengan jenis barang yang tersedia.Sistem informasi manajemen (SIM)
dalam sebuah perusahan adalah kumpulan dari sistem manajeman dan pengembalian
keputusan dalam suatu organisasi yang cenderung berhubungan dengan pengolahan
informasi yang berbasis informasiyang berbasis pada computer (computer based
informasi system ) Dengan pertimbangan informasi apa,untuk siapa, dan kapan untuk
di sajikan
Sistem Informasi Manajemen tergantung dari besar kecilnya organisasi yang
dapat terdiri dari sistem-sistem informasi :
• Akuntansi ( Accounting Information Systems )
• Pemasaran ( Marketing Information Systems )
• Penyediaan ( Inventory Information System )
• Personalia ( Personnel Information System )
• Distribusi ( Distribution Information System )
• Pembelian ( Purchasing Information System )
• Kekayaan ( Treasury Information System )
• Analisis kredit (credit analysis information system )
• Penelitiaan dan pengembangan ( reseach and development information system )
• Teknik ( engineering information system )

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BERBAGAI PANDANGAN MENGENAI IRM

Minat terhadap manajemen sumber informasi (IRM) meningkat sangat besar sejak
Mehdi Khosrowpour, seorang professor MIS pada Pennylvania State University di
Harrisburg, pada tahun 1988, mendirikan Information Resource Management
Association dan mulai menerbitkan Information Resource Management journal.
Dalam terbitan pertamanya, Tor Guimaraes, seorang professor MIS pada St. Cloud

38
State University, mengemukakan bahwa walaupun telah banyak tulisan mengenai
IRM, namun tak ada satupun definisi yang diterima secara umum. Ia memberi tiga
pandangan pokok. Pandangan pertama menyatakn bahwa informasi adalah sebagai
sumber yang harus dikelola, yang kedua mengenai pengelolaan siklus hidup system,
dan yang ketiga berkenaan dengan pengelolaan sumber-sumber yang menghasilkan
informasi.

IRM SEPERTI HALNYA MANAJEMEN INFORMASI SUMBER


Informasi adalah salah satu sumber utama dari perusahaan, dan ia dapat dikelola
seperti halnya sumber-sumber lain. Informasi adalah sumber konseptual yang mana
menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus dikelola oleh manajer. Jika skala
operasinya terlalu besar untuk diobservasi, maka manajer dapat memonitor sumber-
sumber fisik dengan mengunakan informasi yang menggambarkan atau mewakili
sumber-sumber tersebut.

Kritik terhadap pandangan IRM ini muncul. Alasannya adalah bahwa denga
pandangan seperti itu, maka pengukuran nilai informasi menjadi sulit. Dan adanya
kenyataanbahwa informasi bersifat konseptual bukan fisik.

IRM MERUPAKAN CARA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS SISTEM


INFORMASI
Dari pada mengandalakan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh manajemen puncak,
yang berlaku untuk seluruh organisasi, sebaiknya perhatian harus ditujukan kepada
tingkat bawah, dimana sistem dikembangkan. Pandangan ini menganggap IRM
sebagai metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan system yang
dapat menghasilkan informasi berkualitas.

Dasar dari pandangan ini adalah adanya keyakinan bahwa tugas-tugas pengelolaan
semua informasi dalam perusahaan begitu banyak bila hanya dilkakuan dengan satu
usaha.situasi ini sama seperti pada waktu usaha MIS pertama kali dilakukan, yaitu
dengan menerapkan satu sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi seluruh
organisasi. Kita telah mengetahui bahwa usaha-usaha awal tersebut umumnya gagal
dan mendorang diketemukannya DSS.

39
Walalupun argumen bahwa kebijaksanaan yang dibuat sendiri tidak akan cukup
adalah benar, namun kelemahan utama dari pandangan ini adalah bahwa ia
mengabaikan perlunya control terpusat dan control yang terkoordinasi.

IRM SEBAGAI MANAJEMEN SUMBER KOMPUTERISASI


Karena sulit untuk mengukur nilai informasi, maka perhatian diarahakan kepada
sumber-sumber yang menghasilkan informasi. Asumsi dasarnya adalah bahwa jika
perusahaan mengelola komputernya, databasenya, spesialis informasinya, dan
sebagainya, berarti ia mengelola informasinya.

Kritik terhadap pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan dapat dikelabui untuk
percaya bahwa informasinya telah dikelola, dimana pada kenyataanya pada waktu itu
ia tidak kelola. Perusahaan tidak boleh terlalu terlibat dalam manajemen sumber, yang
hal ini akan menghilangkan pandangan mengenai komoditi yang dihasilkan oleh
sumber tersebut yaitu informasi.

PANDANGAN YANG LUAS TERHADAP IRM

Mehdi Khosrowpour mengemukakan kepada penulis buku ini, melalui surat pribadi,
bahwa definisi IRM adalah, “Konsep manajemen sumber informasi mengenal
informasi sebagai sumber oraganisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat
kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominant yang lain, seperti
orang, bajan, keuangan, peralatan, dan manajemen. Lebih jauh lagi, IRM ini
menghendaki adanya manajemen komprehensif terhadap semua komponen teknologi
pemrosesan informasi maupun terhadap elemen manusia, agar keduanya dapat
mengumpulkan, memproses, menyebarkan, dan mengelola informasi, yang
merupakan aset organisasional yang utama. “Ia mengidentifikasi sumber informasi
yang meliputi: informasi, hardware pemrosesan, software pemrosesan,
telekomunikasi, otomatisasi kantor, struktur sistem informasi, para professional
system, end-user, dan struktur manajemen. Pandangan mengenai IRM dalam buku ini
adalah sesuai dengan definisi dan dafar sumber yang dikemukakan oleh Khosrowpour
ini.

40
INFORMASI SEBAGAI SUMBER STRATEGIS
Kita telah mengetahui bahwa perusahaan berada dalam lingkungan yang terdiri atas
elemen-elemen, seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, dan pesaing. Pandangan ini
dilukiskan pada gambar 19.1. Perusahaan berusaha untuk menetapkan arus sumber
fisik dan informasi secara dua arah dengan semua elemen tersebut kecuali dengan
pesaing. Secara ideal, hanya arus informasi yang masuklah yang menghubungkan
perusahaan dengan pesaingnya.

Tujuan utama dari perusahaan adalah untuk memelihara operasi yang menghasilkan
keuntungan, sehingga ia dapat terus memberikan produk dan pelayanan (barang dan
jasa) yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Perusahaan harus menjalankan tujuannya
tersebut dalam kendala yang diakibatkan oleh lingkungan.walaupun semua elemen
dapat mengakibatkan terjadinya kendala, namun yang paling kelihatan adalah yang
datangnya dari pesaing. Pesaing secara aktif berusaha untuk menyaingi keberhasilan
perusahaan tersebut.

41
Gambar 19.1 perusahaan berada dalam lingkungannya

Dengan memahami lingkungan perusahaan ini, manajemen berusaha untuk


mengerahkan semua sumber-sumbernya dengan suatu cara agar ia mencapai
competitive advantage (keuangan kompetitif) yaitu mendapatkan bagian di atas
pesaing dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Berulang-ulang perusahaan telah
mengerti bahwa salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif
adalah informasi.

Gambar 19.2 Arus informasi antara perusahaan dengan pelanggannya

42
PANDANGAN SEMPIT MENGENAI KEUNTUNGAN KOMPETITIF

Salah satu cara untuk menggunakan informasi sebagai senjata kompetitif adalah
dengan hanya memfokuskan pada pelanggan dan membangun sistem informasi yang
bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya.

Seperti terlihat pada gambar 19.2. ada tiga arus informasi utama. Pertama, arus
informasi ke perusahaan dalambentuk spesifikasi produk yang dibutuhkan. Mungkin
perusahaan melakukan riset marketing untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan,
atau mungkin pelanggan melakukan pesanan atas produk yang dibuat oleh
perusahaan. Kedua, perusahaan memenuhi pesan pelanggan dan juga memberikan
informasi kepada pelaggan tersebut mengenai cara penggunaan produk yang dibelnya.
Sebagai contoh, ada petunjuk yag disertakan pada produk, yang menjelaskan
mengenai pengasemblingannya dan fasilitas pengamannya. Ketiga, perusahaan
memperoleh informasi feedback dari pelanggan mengenai sejauh mana kebutuhannya
dapat terpenuhi. Pelanggan dapat menggunakan hotline untuk mencurahkan
keluhannya, dan riset marketing dapat melakukan survey mengenai pelanggan.

Contoh-contoh yang jelas mengenai bagaimana sistem informasi dapat digunakan


untuk mendapatkan keuntungan kompetitif adalah terjadinya sambungan atau
hubungan antara perusahaan dengan pelanggan seperti tersebut. Strategi untuk
meningkatkan atau memperkuat sambungan tersebut adalah dengan cara
menyederhanakan proses pemesanan bagi para pelanggan. Sistem reservasi bandara
udara yang menggunakan komputer adalah contohnya. Baik American Airlines
maupun United Airlines menginvestasikan dalam jumlah besar pada sistem reservasi
mereka dan membuatnya bisa digunakan oleh agen perjalanan. Dengan cara ini,
mereka dapat mencapai sisi kompetitif dan memaksa pesaing mereka untuk mengikuti
apa yang telah dilakukannya. Namun, karena merekalah yang pertama melakukannya,
maka American dan United dapat menjadi yang teratas dan memimpin yang hal ini
akan sulit dicapai oleh pesaing-pesaing yang mengikuti mereka kemudian.

Dua contoh lain mengenai bagaimana komputer dapat digunakan untuk memenangkan
persaingan adalah yang dilakukan oleh American Hospital Supply dan McKesson
Drug Company. American Hospital Supply memungkinkan para pelanggannya
43
melakukan secara langsung melalui komputernya. McKesson melakuka hal yang
sama pula. Bagi para pelnggan, proses pemesanan tersebut disederhanakan, dana para
pelanggan ini bisa menerima barangnya secara lebih cepat daripada jika ia melakukan
pemesanan melalui pengiriman. McKesson bisa mengurangi 250 klerknya yang
tugasnya mengurusi form pemesanan dan pembelian, dan American Hospita Supply
bisa meningkatkan tiga kali volume penjualannya, tanpa adanya penambahan staf.
Para pesaing kedua perusahaan tersebut terpaksa harus mengimplementasikan sistem
yang sama bila mereka tetap bisa bersaing dengan kedua perusahaan tadi.

PANDANG YANG LUAS MENGENAI KEUNTUNGAN KOMPETITIF


Walalupun sebuah sistem yang memperlancar arus informasi antara perusahaan dan
pelanggannya benar-benar telah memberikan kontribusi terhadap tercapainya
keuntungan kompetitif, namun janganlah hal ini dianggap sebagai pemecahan yang
terakhir. Bahkan, jika arus informasi pelanggan sempurna, keuntungan kompetitif
mungkin belum bisa dicapaikalau perusahaan tidak melakukan hubungan dengan
elemen-elemen yang lain. Sebagai contoh, perusahaan tidak akan dapat memenuhi
pesanan dari pelanggan jika ia tidak memperoleh bahan dari pemasok, karena
pemasok tersebut mogok. Atau, ia tidak akan dapat menjual produknya bila produk
tersebut tidak memenuhi standar keamanan yang ditetapkan oleh pemerintah. Jika
perusahaan ingin mendapatkan keuntungan kompetitif, maka sebaiknya ia
menetapkan arus informasi dengan semua elemen lingkungan. Juga, perusahaan tidak
boleh menyepelekan tentang pentingnya efisiensi operasi internalnya.
Profesor Harvard, Michael E. Porter, dan konsultan pada Arthur Anderson, Victor E.
Millar, mengungkapkan perlunya perusahaan untuk menetapkan nilai ke dalam semua
operasinya. Operasi ini mencakup hubungan dengan pemasok, operasi internal,
anggota channel distribusi, dan pelanggan.

Porter dan Millar menggunakan istilah value chain (sambungan nilai) untuk
menjelaskan urutan yang dijalankan perusahaan dalam memberikan produknya.
Seperti terlihat pada gambar 19.3., sambungan nilai perusahaan terdiri atas aktifitas
inbound logistics (logistik yang terikat masuk), yang membutuhkan bahan dari
pemasok; aktivitas operasi internal perusahaan; aktivitas outbound logistics (logistik
yang terikat keluar), yang menjadikan produk dapat keluar; aktivitas marketing dan
penjualan; dana aktivitas pelayanan pelanggan purna jual. Masing-masing aktivitas
44
utama ini mempunyai komponen fisik yang menjalankan aktivitas tersebut dana
komponen informasional yang memberikan informasi yang dibutuhkan.

Gambar 19.3 sambungan nilai perusahaan

Contoh komponen informasional dari logistik yang terikat masuk adalah informasi
yang diperlukan untuk memperoleh bahan dari pemasok. Bila perusahaan menetapkan
sambungan komunikasi data dengan pemasok, mungkn dengan menggunakan
teknologi seperti ISDN, maka arus informasi dapat diperlancar. Dengan demikian, hal
ini akan menghasilkan keuntungan kompetitif, kaitannya dengan porsi keuntungan
dari sambungan tersebut. Contoh yang sama untuk aktifitas yang lain dapat dilihat
pada gambar diatas.

Jika perusahaan menghubungkan sambungannya dengan sambungan nilai dari


pemasok, anggota channel, dan pelanggan, maka ia menciptakan value system (sistem
nilai), seperti yang terlihat pada gambar 19.4. Upstream value (nilai hulu) dapat
diperoleh melalui hubungannya dengan pemasok, dan downstream value (nilai hilir)
dapat diperoleh melalui hubunganya dengan anggota channel dan pelanggan.

Profesor Harvard, James Cash dan Benn Konssynski, menggunakan istilah


interorganizational system (sistem organisasi) atau IOS untuk menjelaskansistem
informasi yang digunakan oleh lebih dari satu perusahaan. Kunci untuk mencapai IOS
ini adalah adanya kerja sama antarperusahaan yang turut serta – yaitu IOS participant
(peserta IOS). Masing-masing harus mendapatkan manfaat darinya. Biasanya, ada
salah satu perusahaan yang mengemukakan inisiatif pembentukan sistem tersebut. Ia
merupakan IOS facilitator (fasilitator IOS). Dalam banyak kasus, fasilitator tersebut
adalah seorang dari manufaktur (manufacturer), namun ia bisa saja pedagang grosir

45
(wholesaler), seperti McKesson Drug atau pengecer yang mempunyai pengaruh
sangat kuat, seperti Sears. Tugas dari fasilitator IOS adalah menunjukkan para peserta
bahwa, dengan bekerja dalam sistem tersebut, mereka akan memperoleh keuntungan
kompetitif.

Gambar 19.4 sistem nilai

MENEMPATKAN KEUNTUNGAN KOMPETITIF DALAM PERSPEKTIF

Keputusan untuk menjadi fasilitator IOS atau pesertanya menunjukkan bahwa


manajemen telah menyadari akan pentingya perusahaan menjadi bagian aktif dari
yang lebih besar, yaitu sistem lingkungan. IOS adalah contoh yang tepat mengenai
bagaimana peserta (perusahaan) menerapkan teori sistemnya untuk memecahkan
masalah secara bersama. Dengan menetapkan hubungan kerja sama dengan elemen-
elemen lain yang terlihat dalam satu sumber, maka setiap perusahaan akan
mendapatkan tingkat penampilan yang lebih tinggi.

PERENCANAAN STRATEGIS UNTUK SUMBER-SUMBER INFORMASI

Jika informasi akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan


kompetitif maka penggunaannya harus direncanakan. Lebih dari itu perencanaan
tersebut harus dilakukan oleh eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang.
Aktifitas perencanaan yang menidentifikasikan sumner-sumber informasi yang akan

46
yang akan diperlukan pada masa yang akan dating dan cara penggunaannya
dinamakan SPIR (Strategic Planning for Information Resources). Gagasan utama
yang mendasari SPIR ini adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara
keseluruhan dengan rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber
informasi harus digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.

Berdasarkan survey selama tahun delapan puluhan mengungkapkan bahwa SPIR


adalah hal yang paling penting kaitannya dengan penggunaan computer dalam bisnis.
Namun demikian manajemen belum menyadari akan pentingnya SPIR ini. Kesadaran
tersebut berkembang secaara bertahap. William R.King professor pada University of
Pittsburgh menetapkan tiga tahapan ini yaitu pra-perencanaan IS strategis, era SPIR
awal dan era SPIR modern.

ERA PRA-PERENCANAAN IS STRATEGIS

Perencanaan sumber informasi yng pertama dilakukan oleh manajer dari unit
pelayanan informasi. Ini merupakan pendekatan atrau cara bottom up, karena ia tidak
banyak menyita perhatian dari misi organisasi. Ia digabungkan dengan sumber
hardware yang terakhir yang mempunyai kapasitas yang cukup untuk menyerap
aplikasi baru.
Pada akhir periode ini perusahaan mulai menyadari bahwa cara bottom up ini
menghasilkan system yang terpisah yang tidak dapaat saling sesuai antara satu
denganyang lainnya. Sebagai contoh, bnk mengetahui jika pelnggannya mempunyai
account cek, account tabungan, dan pinjaman. Maka pelanggan tersebut ditampilkan
pada tiga database terpisah dan sulit untuk mengkombinasikan datanya.
Pemecahannya adalah dengan mengembangkan master plan untik memastikan bahwa
proyek system yang akan dating nanti akan menghasilkan system yang dapat bekerja
sama secara koordinatif.

Gambaran yang penting dari perencanaan ini adalah daanya kenyataan bhwa ia
dilakukan dalam unit pelayanan informasi dengan partisipasi aktif eksekutif
perusahaan yang kecil.

47
ERA SPIR AWAL

Selama akhir 1970-an perusahaan-perusahaan mulai melakukan pendekatan atau cara


top down terhadap perencanaan dengan menyadari bahwa langkah pertama adalah
menentukan tujuaan organisasi. Bila hal ini telah dilakukan, maka tujuan tersebut
kemudian digunakan sebagai dasar untuk merencanakan aktifitas dari setiap unit
organisasional perusahaan. Setiap unit diharapkan bisa menetapkan rencana yang
memungkinkan unit tersebut dapat mendukung perusahaan selagi ia berjalan
mencapai tujuannya. Unit pelayanan informasi bisa dimasukkan kedalam perencanaan
ini.

Ada beberapa pendekatan dasar yang dikembangkan untuk melakukan perencanaan


top-down bagi sumber-sumber informasi ini. Pendekatan-pendekatan yang banyak
mendapatkan perhatian adalah BSP IBM, CSF, transformasi susunan strategis dan
SLC yang diperluas.

Gambar 19.5 Transformasi susunan strategis

BSP IBM. IBM mengembangkan teknologi yang metodologi yang disebut Business
System Planning (BSP). Yang merupakan pendekatan studi total. Setiap manajer di
interview untuk menentukan kebutuhan informasinya dan system diimplementasikan

48
untuk memberikan informasi yang dibutuhkan tersebut. Asumsinya bahwa manajer
bekerja untuk mencapai tujuan perusahaan dan dengan memberikan informasi yang
dibutuhkan maka tujuan tersebut akan tercapai.

Faktor keberhasilan yang penting. Awal mula terjadinya pendekatan CSF untuk
perencanaan sumber informasi ini berasal dari Professor Harvard, William Zani pada
tahun 1970 ketika ia mengidentifikasi variable keberhasilan kunci yang menentukan
keberhasilan dan kegagalan. Pendekatan ini dikembangkan oleh John Rockart lebih
dari sepuluh tahun kemudian, dan ia yang diakui menerapkan konsep CSF ini pada
system informasi.
Transformasi Susunan Strategi. Wiliam King mencetuskan istilah strategi set
information (transformasi susunan strategi). Untuk menjelaskaan bagaiman misi,
tujuan, strategi, dan atribut organisasional strategis lain (yang disebut organizational
strategy set atau susunan strategy organisasional)digunakaan sebagaai dasar untuk
mengembangkan tujuan MIS, menangani kendala, dan mengembangkan strategi
desain. Proses pentransformasian susunan strategi organisasional menjadi susunan
strategi MIS dinamakan MIS strategic planning process (proses perencanaan strategis
untuk MIS). Pendektn ini berpengaruh sangat besar terhadap strategi MIS yang
berkembang secara alamiah dalam strategi perusahaan.

Siklus Hidup Sistem Yang Diperluas. Pada awal tahun 1980-an terlihat adanya
perluasan SLC dengan tujuan untuk memberikan tempat kepada perencanaan top-
down dan juga untuk pemastian kualitas post-implementasi.

Fase perencanaan strategis lebih dulu dilakukan daripada siklus hidup system. Pada
fase ini eksekutif menentukan susunan strategi organisasional.

Fase evaluasi menurut King adalah peninjuan kembali post-implementasi, yang hal ini
kita msukkaan daalam fase control operasi. Review dilakukan dengan tujuan untuk
memastikan validitas teknis dan organisasional. Validitas teknis mengacu pada
arsitektur system baru. Berkaitan dengan ini akan ditanyakan apakah system yang
diimplementasikan sesuai dengan spesifikasinya? Validitas organisasional ,
sebaliknya, mengacu pada penggunaan system. Apakah system dapat digunakan
sesuai dengan yang diharapkan?
49
Pembahasan kita menenai tinjauan post-implementasi terutama berkaitan dengaan
validitas teknis, dan evaluasinya paling baik apabila dilakukan oleh pihak ketiga,
misalnya auditor EDP. Pemastian validitas organisasional dapat dilakukan oleh
spesialis informasi sebagai aktivitas tindak lanjutnya bersama dengan pemakai.

Yang terakhir, King menyertakan fase penyelesaian yang berkaitan dengan


pembuangan system bila ia tidak bisa dimanfaatkan lagi. Menurut King, perusahaan
tidak hanya membuang atau mengesampingkan system yang tidak terpakai lagi
tersebut, namun ia harus merencanakan pembuangan itu.

Gambar 19.6 siklus hidup sistem yang diperluas

ERA MODERN

Sekarang ini kita berada di era SPIR modern. Perusaahaan tidak hanya merencanakan
bagaimana ia menggunakan sumber-sumber informasinya, namun status sumber-

50
sumber informasi tersebut juga mempengaruhi rencana strategis dari keseluruhan
organisasi.

Gambar 19.7 Sumber-sumber informasi mempengaruhi strategi bisnis

Bila perusaahaan melakukan rencana dengan cara ini, ia akan mendapat stok
kemampuan informasi sebagaimana yang ia pertimbangkan untuk dilakukan di masa
mendatang. Penaksiran yang dilakukan diri sendiri ini memungkinkan eksekutif untuk
mengkoreksi penyimpangn di dalam system informasi yang mungkin akan
menggerakkan kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Ia juga
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kekuatan yang bisa digunakan untuk
memperoleh keuntungan kompetitif.

MENEMPATKAN PERENCANAAN INFORMMASI STRATEGIS DALAM


PERSPERKTIF

Tak ada orang yang begitu peduli terhadap pokok bahasan perencanaan informasi
strategis selain William King. Namun ia yakin bahwa perencanaan seperti itu
mungkintelah berlangsung lama. Ia melakukan studi bersama professor T.S
Raghunathan dari University Of Toledo dimana ia mengemukakan bahwa perusahaan
akan lebih mendapatkan keuntungan dari perencanaaan system tingkat bawah
daripada mendapatkannya dari perencanaan strategis tingkat yang lebih tinggi.
Nampaknya banyak perusahaan mempunyai anggapan bahwa bila dengan SPIR yang
sedikit penampilan perusahaan akan baik , maka dengan SPI yang lebih besar

51
mestinya penampilan tersebut juga akan lebih baik. Perusahaan-perusahaan tersebut
terlalu memperhatikan formalitas proses perencanaan dan kurang dalam
merealisasikan pengimplementasian rencana tersebut. King merasa bahwa situasi pada
saat itu seharusnya tidak melebih-lebihkan kemampuan SPIR.
Sementara hal ini jelas-jelas menjadi usul yang baik. Konsep perencanan informasi
memberikan gmbaran mengenai point yang penting dlm pembahaasan kita.
Perusahaan tidak boleh hanya merencanakan bagimana menggunakan sunmber-
sumber informasinya, namun juga harus menyertakan sumber-sumber tersebut dalam
perencanaan jangka panjang untuk keseluruhan organisasi. Orang yang berperan
dalam menjalankan hubungn timbale balik ini adalah CIO.

KEPALA BAGIAN INFORMASI (CIO)

Kita telah mengenaal chief information officer (CIO) dan telah menggunakan istilah
tersebut untuk menyebutkan manajer dri unit pelayanan informasi perusahaan. Kita
telah mendapatkan gambaran bhwa CIO bertugas memberi laporan langsung kepada
presiden atau CEO dan secara aktif ia turut ambil bagian pembuatan keputusan
penting dalam perusahaan, dan mungkin ia menjadi komite eksekutif.

Gambaran mengeni CIO ini merupakan pengturan yang ideal wlaupun hal ini telah
banyak dilakukan oleh berbagai perusahaan. CIO dari Kodak, Katherine Hudson,
misalny yang melaporkan secara langsung kepd presiden dan bekerja sama dengan
wakil pimpinan serta eksekutif. Dalam menjelaskan hubungan ini, ia mengemukakan
bahwa Manajemen bagian di Kodak bisa melakukan investasi jutaan dolar dalam
teknologi , namun persetujuan investasi tersebut harus dibawa ke tingkat atas, seperti
ke pemimpin perusahaan, kemudian pimpinan tersebut akan memanggil saya dan
bertanya apakah hal ini merupakan rencana yang tepat? Saya melihat hal ini bukanlah
kekuatan veto. Saya melihatnya sebagai suatu peran yang mendukung. situasi di
Kodak ini merupakan cirri khas di perusahaan besar, bukaan cirri perusahaan kecil.
Jug konsep CIO lebih lazim di Amerika Serikat daripada di Negara-negara lain,
wlaupun ia mulai diterapkan di eropa.

52
KENDALA PADA CIO

Walaupun perusahaan menetapkan CIO, orang yang diangkat sering kali tidak
mempunyai kekuatan pengaruh seperti yang dimiliki Hudson di Kodak. Pada tahun
1988, perusahaan accounting Coopers & Lybrand bekerjasama dengan majalah
Datamation untuk melakukan survey terhadap 400 manajer pelayanan informasi.
Tujuan survey ini adalah untuk mendapatkan gambaran dari status posisi CIO. Survey
tersebut mengungkapkan bahwa 59 persen dari responden mengaku dirinya sebagai
CIO namun hanya 14 persen yang bisa dinamakan CIO tersebut. Pangkat yang paling
popular adalah Direktur MIS sebanyak 37 persen. Diikuti oleh Wakil Presiden Bidang
Pelyanan Informasi sebanyak 32 persen.

Gambar 19.9 status CIO dalam perusahaan

53
Yang lebih membingungkan daripada penggunaan pangkat yang tidak konsisten ini
adalah hubungan pelaporannya. Hanya 27 persen responden yang melaporkan
langsung kepada CEO atau presiden. Sebagian besar atau sebaanyak 35 persen
memberikan laporan kepada kepala bagian keuangan (CFO), dimana hal ini akan
kembali kepada ciri-ciri masa lalu yaitu jika peralatan pemrosesan data yang
ditempatkan pada departemen accounting. 15 persen responden tersebut melaporkan
kepada bagian administrasi , misalny wakil presiden di bidang dministrasi.

Gambaran hubungan pelaporan sangat kontras dengan gambaran yang


menggambarkan bagaimana seharusnya hubungan CIO yang ideal. 87 persen
responden percaya bahwa mereka harus melaporkan kepada CEO atau chief operating
officer (kepala bagian operasi) seperti wakil presiden eksekutif. CIO sebenarnya tidak
puas mengenai hubungan pelaporannya dengan CFO dan bgian administrasi.

Dengan demikian, CIO tidak mempunyai pengaruh terhadap penentuan kebijaksanaan


perusahaan sebagaimana yang kita maksudkan dalam pembahasan. Banyak CIO
sekarang ini yang tidak menerima akan anggapan terhadap dirinya sebagai teknisi,
yang hal ini jugaa dialami oleh para manajer computer dimasa lalu. Eksekutif lain
menganggap bahwa CIO adalah mempunyai keckapan teknis, namun kemmpun
tersebut tidak bisa digunakan untuk melaakukan perencanaaan strategis bersama.
Beberapa perusahaan telah berusaha untuk mengatasi masalah kesan ini dengan cara
mempromosikan seseorang menjadi manajer non-komputer atau merekrut CIO yang
mempunyai keterampilan bawaan yang dibutuhkan.

Kenyataan menunjukkan bahwa untuk mencapai penerimaan pengaruh yang


dibutuhkan unit pelayanan informasi kepada manajemen puncaak membutuhkn waktu
yang lama. Strategi CIO tidak akan diterima begitu saja oleh manajemen tingkat
puncak sebelum ia menunjukkan kemampuannya dalam memberikan kontribusi
terhadap pembuatan keputusan oleh manajemen tingkat atas tersebut. Paling tidak hal
ini akan menjadi kenytaan jika para spesialis informasi dan CIO yang mempunyai
pemahaman yang lebih baik mengenai bisnis dan maanajemen ini meningkat
posisinya di manajemen tingkat atas. Namun hal ini membutuhkan waktu yang lama.

54
MANAJEMEN DARI END-USER COMPUTING

Bila CIO mempunyai pengaruh, sumber-sumber informasi perusahaan juga akan


mengalami perubahan. Selama beberapa tahun, trend operasi pelayanan informasi
terpusat telah berubah menjadi trend pendistribusian sumber-sumber komputerisasi
keseluruh perusahaan, terutama dalam bentuk mikrokomputer.

Sebagian besar dari peralatan yang didistribusikan ini digunakan oleh pemakaian yang
tidak mempunyai pemahaman komputer secara khusus. Aplikasi-aplikasi dari
pemakai ini terdiri atas software tertulis yang telah dibuat oleh bagian unitpelayanan
informasi atau diperoleh dari sumber-sumber luar. Namun demikian, ada juga
pemakai yang hanya mengunakan komputer. Mereka ini juga mendisain dan
mengimplementasikan aplikasinya sendiri.

Sekarang perusahaan dihadapkan pada tantangan untuk mengolah sumber-sumber


informasi yang tersebar tersebut . dalam bagian in, kita akan meneliti gejal-gejalanya
dan mencari beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar ia dapat
mencapai tingkat kontrol yang diharapkan.

JENIS END-USER

Salah satu study pertama mengenai end-user dilakukan pada tahun 1993 oleh John
Rockart dari MIT dan Lauren S. Flannery, seorang mahasiswa jurusan MIT. Mereka
menginterview 200 end-user ditujuh perusahaan dan menidentifikasi enam jenis.

End-User Non-Pemrograman. Pemakai (user) ini hanya mempunyai pemahaman


komputer yang sedikit atau mungkin tak punya sama sekali, dan ia hanya
menggunakan sofware yang telah dibuat oleh orang lain. Ia berkomunikasi dengan
hadware dengan bantuan menu dan mengandalkan orang lain untuk memberikan
bantuan teknis.

User Tingkatan Perintah. Pemakai (user) ini menggunakan sofware tertulis yang
telah tersedia, namun ia juga menggunakan 4GL untuk mengakses database dan
membuat laporan khusus.
55
Progemmer End-User. Selain menggunakan sofware tertulis dan 4GL, pemakaian ini
juga dapat menulis programnya sendiri dan menggunakan bahasa programan. Karena
ia mempunyai pemahaman komputer yang lebih baik, ia biasanya menghasilkan
informasi untuk pemakian non-programan dan pemakai tingkat perintah. Contoh
pemakai jenis ini adalah aktuaris (penaksir), analis keuangan, dan insiyur.

Personel Pendukung Fungsional. Pemakai ini ditugaskan di unit fungsional


perusahaan dan menangani penggunaan komputer. Ia mempunyai tingkatan sebagai
ahli seperti yang ada di unit pelayanan informasi.

Personel Pendukung Komputerisasi End-User. Spesialis informasi ini ditugaskan di


unit pelayanan informasi, namun membantu end-user dalam pengembangan sistem.

Programmer DP. Ia merupakan golongan programer khusus, yang ditugaskan di


pelayanan informasi, yang diharapkan memberikan dukungan kepada end-user.
Dukungan ini biasanya diberikan untuk menentukan harga kontrak.

Klasifikasi ini terlalu luas. Ia memasukkan pemakai yang tidak mempunyai


pemahaman komputer (end-user non-pemrograman) dan pemakai yang merupakan
spesialis informasi (personel pendukung profesional, personel pendukung
komputerisasi end-user, dan pemrograman DP). Dua jenis yang terakhir seharusnya
bahkan tidak termasuk ke dalam area pemakai.

Kita telah mnggunakan istilah end-user computing untuk menjelaskan pengembangan


sistem berdasarkan komputer oleh orang yang mengunakan output dari sistem
tersebut. Penekanannya adalah pada pengembangan. Hal yang sama juga dilakukan
oleh Suzanna Rivard dari Ecole des Hautes etudes Commerciales, Montreal dan Sid
L. Huff dari University of Western Ontario, dalam study mereka terhadap 272 end-
user. Mereka membatasi klasifikasi mereka terhadap tiga kategoti tengah yang
dikemukakan oleh Rockart dan Flannery:
• User tingatan perintah
• Pemrograman end-user

56
• Personel pendukung fungsional

Hal ini nampaknya merupakan kesepakatan yang masuk akal, dan kita
menganggapnya sebagai klasifikasi end-user. Ia tidak menyertakan pemakai yang
tidak mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistemnya sendiri, dan juga
spesialis informasi yang ditugaskan dalam unit pelayanan informasi, ia juga
mengetahui, dengan memasukkan atau menyertakan personel pendukung fungsional,
bahwa departemen pemakai dapat memperoleh spesialis komputernya sendiri.

Walaupun klasifikasi Rockart dan Flannery nampaknya terlalu luas untuk standar
sekarang ini, namun studi mereka memberikan kontribusi yang penting bagi end-user
computing, karena mereka mengungkapkan bahwa tak ada end-user khusus. Ada
benyak jenisnya, tergantung pada tingkat pemahaman komputer dari pemakai, dan
setiap jenis tersebut mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri.

APLIKASI END-USER POTENSIAL

Nampaknya beralasan bila ada anggapan bahwa end-user lebih berusaha menerapkan
aplikasinya untuk memenuhi kebutuhan informasinya sendiri atau kebutuhan
informasi untuk unitnya, dari pada untuk kebutuhan informasi perusahaan. Oleh
karena itu, end-user sebenarnya tidak mengembangkan aplikasi pemrosesan data,
MIS, dan otomatisasi kantor, seperti voice mail dan video conferencing, sebab ia
biasanya mengimplementasikan secara umum. Juga, end-user sebenarnya tidak boleh
mengembangkan expert system karena sistem ini mempunyai sifat khusus.

Hal ini berarti bahwa end-user computing hanya terbatas pada aplikasi DSS dan
otomatisasi kantor, seperti word processing, pengiriman elektronik, dan
pengkalenderan elektronik, yang dapat disesuaikan dengan sekelompok kecil
pemakai.

Dengan memahami aplikasi yang mana yang mungkin dikembangkan dan yang
mungkin tidak bisa dikembangkan oleh end-user , maka hal ini akan menjadi teka-teki

57
bagi arah perkembangan en-user computing. Ia membrikan indikasi mengenai
bagaimana end-user dan spesialis informasi akan berdampingan dimasa mendatang.

TAHAP PERTUMBUHAN END-USER COMPUTING

Selama jangka waktu yang pendek ketika end-user computing telah mendapatkan
popularitas, para pemakai dan aplikasi mereka menjadi lebih canggih. Kita telah
melihat bagaimana Richard Nolan menggunakan tahapan siklus hidup untuk
mendefinisikan evolusi jangka panjang penggunaan perusahaan dalam penggunaan
komputer. Cara yang sama dapat dilakukan untuk mendeskripsikan evolusi end-user
computing dalam perusahaan.

Sid Huff bersama dengan Malcolm Munro, profesor pada University of Calgary, dan
Barbara Marin, seorang konsultan free-lance, menjelaskan bagaiman aplikasi end-user
berevolusimelalui tahapan pertumbuhan dan menjadi lebih matang pada setiap
tahapan tersebut. Mereka mendefinisikan kematangan dengan istilah connectivity –
yaitu kemampuan aplikasi-aplikasi untuk saling berinterface melalui transfer data.

Isolasi, selama tahap isolasi, pemakai melihat tiap aplikasi sebagai entry yang
terpisah. Pemakai menerima dukungan nyata yang sedikit dari sistem dan pemakai ini
menggunakan sistem tersebut terutama untuk mendapatkan pengenalan dengan
pemrosesan komputer.

Sound-Alone, pemakai mulai melihat hubungan logis antara sistem-sistemnya. Dalam


usahanya untuk memadukan sistem tersebut, pemakai biasanya akan memasukkan
kembalioutput dari satu sistem untuk meberikan input kepada sistem lain.

Integrasi Manual, para pemakai mulai menukarkan data diantara mereka dan dengan
fasilitas komputerisasi sentral. Namun demikian, pertukaran ini dilakukan dengan
mentransfer file dari satu program ke program yang lain biasanya dalam bentuk
disket. Contohnya adalah penggunaan file dBASE sebagai input bagi spreadsheet 1-2-
3. jika pelayanan informasi tidak menentukan standar untuk aktivitas ini, maka
pemakai mebuat standarnya sendiri.

58
Integritas Otomatisasi, pemakai bisa menukar data dengan database sentral dengan
menggunakan jaringan komunikasi . pertukaran ini dilakukan oleh DBMS yang
mengelola database sentral. Agar dapat membuat dan mengunakan system ini,
pemakai harus menyesuaikan standar yang telah ditentukan oleh pelayanan informasi.

Integrasi Terdistribusi, pada tingkat kematangan yang paling tinggi ini, aplikasi end-
user berada pada tingkat organisasional, kelompok kerja, dan pemakai perorangan.
Database terpisah didistribusikan ke seluruh perusahaan pada setiap tingkat, dan
integrasi dilakukan oleh DBMS terdistribusi.

Professor Munro dan Huff, bersama dengan mahasiswa S2 dari University British
Columbia, Gary Moore, mempelajari status end-user computing di 47 organisasi, dan
mendapati bahwa tak ada perusahaan yang dijadikan obyek studi tersebut telah
mencapai tahap kematangan integrasi terdistribusinya. Mungkin hal tersebut
disebabkan adanya kebutuhan DBMS yang lebih canggih untuk mendukung database
terdistribusinya. Namun demikian, muff, Munro, dan Martin, mendapatkan suatu
kesimpulan bahwa, “walaupun dengan alat yang lebih baik, pasti akan ada hal (point)
– yang belum diketahui – yang berada diatas jangkauan pemakai, yang tidak akan bias
dijelajahi oleh pemakai.

FAKTOR YANG MENDORONG END-USER COMPUTING

Pada sebagian besar perusahaan, bagian pelayanan informasi terlalu banyak muatan
kerja dan disitu terdapat antrean panjang pekerjaan yang menunggu
pengimplemenstasiannya. Adanya timbunan pelayanan informasi ini merupakan
sebab utama mengapa end-user computing menjadi popular, dimana pemakai menjadi
tidak sabar dan memutuskan untuk melakukan pekerjaannya sendiri.

Faktor lain adalah murahnya dan mudahnya penggunaan hardware dan software.
Pemakai dapat membeli PC dan beberapa software pengembangan aplikasi dengan
hanya seribu dolar atau sekitarnya, seringkali tidak usah melalui channel yang resmi.

59
Pemahaman pemakaimengenai komputer dan informasi juga merupakan faktor
menjadi populernya en-user omputing ini. Sekarang semakin banyak pemakai yang
telah mempelajari keterampilan komputer di sekolah dan mereka
mempunyaikeyaknan yang kuat terhadap kemampuannya ini. Mereka tidak ragu-ragu
lagi untuk mengembangkan dan membuat aplikasinya sendiri.

Beberapa pemakai terdorong oleh prospek mengenai diperolehnya kemampuan untuk


melakukan kontrol yag lebih cermat atas komputerisasi mereka. Pandangan ini
diakibatkan oleh ketidakpercayaan mereka terhadap pelayanan informasi. Mungkin
ada beberapa kasu-kasus kesalahan dan penembusan keamanan dalam pelayanan
informasi.

Pemakai mungkin juga terdorong untuk mengurangi biaya pemrosesan. Situadi ini
terjadi dalam perusahaan yang memindahkan pembiayaan pengembangan dan
penggunaan sistemkepada departemen yang memakai sistem tersebut, dan biaya
tersebut diangap terlalu tinggi.

Pengaruh atau dorongan eksekutif juga merupaka faktor. Phillip Ein-Dor dan Eli
Segev, profesor pada Tel Aviv Univeristy, mangumpulkan data dari 21 perusahaan d
wilayah Los Angeles dan mendapatkan bahwa persentasi end-user manajemen dan
non-manajemen akan lebih tinggi jika CEO adalah pemakai.

KEUNTUNGAN DARI END-USER COMPUTING

End-user computing memberika kuntunga baik kepada perusahaan maupun pemakai.


Pertama, perusaaa akan memperoleh keuntungan dengan memindahkan beberapa
muatan kerja dari bagian pelayanan informasi kepada end-user. Hal ini
memungkinkan bagian pelayaan informasi untuk mengembangkan sistem
organisasional yang mungkin lebih menjadi muatan kerja yang menumpuk selama
beberapa bulan atau tahun. Ia juga memungkinkannya lebih mempunyai waktu untuk
memelihara sistem yang telah berada pada komputer.

Kedua, tidak dikutsertakannya spesialis informasi dalam proses pengembangan bisa


mengatasi masalah yang telah menggangu pengimpleentasian sepanjang era komputer
60
– yaitu komunikasi. Banyak pemakai yang tidak memahami jargon komputer yang
diungkapkan spesialis informasi, dan banyak spesialis informasi yang tidak
memahami tugas atau tanggung jawab pemakai. Karena para pemakai memahami
kebutuhannya sendiri dengan lebh baik dari pada orang lain, maka ketika mereka
mengembangkan sistem mereka sendiri, mereka mungkin akan lebih puas dengan
hasilnya. Mereka juga mempunyai perasaan memiliki – “ini adalah sistem saya.”

Hasil akhir dari kedua keuntungan tersebut adalah bahwa akan tercapainya tingkat
keterampilan penggunaan komputer yang lebih tinggi. Sedangkan keuntungan yang
paling penting adalah dalam dukungan kebutuhan pemakai dalam memecahkan
masalah dan sistem memberikan apa yang dibutuhkan oleh pemakai.
Tabel 19.1risiko dan kontrol end-user computing
Life cycle phase Risiko Possible control
Analysis Incompatible end-user Hardware/software
tools standards

Threats to data security Policyfor end-user acces to


and integrity coorporate database

Overanalisysand Provide user training in


insufficient search for the problem solving and
solution modeling

Solving the wrong Involve analisys in the


problem design process for review

Design Enforce documentation


Little or no documentation standard

Lack of oxtensive testing Testing/validation “walk-


through”

Auditor reviews

Coomon application library

Threats to data integrity User training in data


integrity issues

Taxing the mainframe Integrating EUC and DP


computer resource planning
Implementation
Control of EUC growth
through budgets and

61
Threat to security charge-backs

Password

Physical acces control


(restricted areas)

Failure to document and Standards for backups


test modification
Maintenance review by
analyst

Periodic system review by


user analysts

RISIKO DARI END-USER COMPUTING

Perolehan keuntungan dari end-user computing pasti disertai dengan risiko-risiko.


Maryam Alavi dari Universty of Maryland di College park dan Ira R. Weiss dari
Universityt of Houston mengungkapkan berbagai risiko yang muncul selamasiklus
hidup sistem. Tabel 19.1 menyebutkan bebrapa risiko yang telah didentifikasi. Paling
tidak satu mekanisme kontrol dapat diimplementasikan untuk mengatasi risiko
tersebut.

Salah satu kekhawatiran, bila pemakai diberi keleluasan untuk menerapkan apa yang
menjadi pertimbangannya sendiri, adalah bahwa pemakai akan merancang hardware
campuran yang tidak dapat diinterface dan menerapkan software yang tidak dapat
digunakan secara bersama-sama. Inilah risiko analis yang pertama yang ada dalam
tabel tersebut. Perusahaan dapat mencegah terjadinya hal ini dengan menetapkan
standar untuk pemerolehan hardware dan software.

Munro, Huff, dan Moore menemukan bahwa perusahaan yang menjadi obyek
studinya mengontrol pembelian mikrokomputer. 21 persen dari perusahaan-
perusahaan tersebut melakukan kontrol seketat mungkin dengan cara menetukan
hanya satu peralatan dari suatu pabrikan yang bisa diterima. 19 persen dari
perusahaan-perusahaan tersebut menetapkan kontrol minimum dengan memberi
keleluasan kepada pemakai untuk memilih peralatan (hardware dan software) dari
daftar yag telah disediakan. Mayoritas dari perusahaan-perusahaan tersebut (60

62
persen) melakukan kebijaksanaan yang tidak berlebihan dengan juga menerima
peralatan dari pabrik tertentu lainnya. Tak ada dari perusahaan-perusahaan tersebut
yang mengijinkan pemakainya untuk mendapatkan peralatan secara bebas.

Risiko analisis yang kedua, yang terlihat pada tabel 19.1, berkenaan dengan
pengontrolan keamanan dengan cara membatasi akses pemakai ke database sentral.
Munro, Huff dan Moore juga menyangsikan perusahaan-perusahaan tersebut.
Kaitannya dengan point ini, dan penemuan mereka. Tak ada perusahaan yang
memberi kebebasan kepada pemakainya untuk mendapatkan akses yang tak terbatas
dengan membaca dari dan menulis ke semua file. Hanya 4 persen dari perusahaan-
perusahaan tersebut yang tidak mengijinkan sama sekali pemakai melakukan akses ke
semua file. Sebagian besar perusahaan mengikuti kebijaksanaan yang moderat (tidak
berlebih-lebihan) dengan memberika keleluasan pemakai untuk mengakses file
tertentu, akses untuk mengkopy file, dan memberikan kemampuan read-only.

Dengan cara ini perusahaan menetapkan kebijaksanaan untuk mencapai tingkat


kontrol bagi tiap risiko seperti yang dikehendakinya. Kolom sebelah kanan pada tabel
19.1 memberikan gambaran mengenai berbagai macam kontrol yang ada.

STRATEGI END-USER COMPUTING

Tugas perusahaan adalah untuk menetapkan kebijaksanaan end-user computing yang


memberikan fleksibilitas kepada pemakai untuk melekukan inovasi dalam
penggunaan komputer, namun juga harus menetapkan kontrol untuk memastikan
bahwa penggunaan tersebut mendukung tujuan perusahaan.

Suatu strategi yang telah terkenal adalah penetapan atau pembangunan pusat
informasi, ini merupakan pemecahan yang dapatdiimplemestasikan dengan cepat,
namun hal ini harus diikuti oleh perubahan-perubahan yang mendasar dari sifat-sifat
yang telah permanen. Sutu contoh perubahan yang mendasar ini adalahbahwa
pelayanan informasi melepaskan tugas sebagai pemrosesan dan ia diberi tugas khusus
untuk mengontrol jaringan. Pada bagian dibawah ini, kita akan membahas dua strategi
tersebut.

63
PUSAT INFORMASI
Information center (pusat informasi) adalah area dalam perusahaan yang berisi
sumber-sumber komputerisasi yang perlu dikembangkan oleh pemakai dan dengan
aplikasinya sendiri. Sumber-sumber tersebut meliputi hardware, seperti terminal,
mikros, printer, letter-quality, plotter, dan juga meliputi software, seperti paket
spreadsheet elektronik, DBMS, 4GL, dan paket grafik. Disitu terdapat pula spesialis
informasi, yang ditugaskan untuk membantu pemakai dalam mengembangkan atau
membuat sistemnya. Tujuan dari hal ini adalah agar pemakai mendapatkan kepuasan
dalam menggunakan komputer.

IBM Canada dianggap yang membangun pusat komputer yang pertama pada
tahun1974, dan ide tersebut secara cepat tersebarke berbagai perusahaan-perusahaan.
Beberapa pusatnya bersifat sangat sederhana, yaitu hanya dikelola oleh satu orang.
Sedangkan yang lain memiliki lebih dari 50 spesialis yang dapat membantu para
pemakai. Rata-rata ada 8 spesialis yang menjadi staff di satu pusat informasi itu.

Pusat informasi yang baru dibuka setiap tahunnya, namun berbagai pusat yang sudah
tua ditutup. Perusahaan merasa bahwa pusat-pusat tersebut memberikan kegunaan;
para pemakai bisa mengembangkan apa yang menjadi kepuasannya dan mereka dapat
emperoleh sumber-sumber mereka sendiri. Itulah yang terjadi di Quaker Oats. Pusat
informasinya dibuka pada tahun 1984, dankurang dari tiga tahun, perusahaan tersebut
mencapai tujuannya. Lebih dari dua ribu pemakai diberi pelatihan, dan lebih dari 1200
mikros dan tiga ribu paket software telah diinstal.

Salah satu masalah yang berkaitan dengan pusat informasi ini adalah perelokasian
para spesialis. Mereka dapat diberi berbagai tugas dalam perusahaan, dengan
dipekerjakan di pelayanan informasi atau dipekerjakan di departemen pemakai.
Strategi yagmungkin dengan menugaskan mereka delam area perusahaan yang
ketinggalzn dalam menggunakan komputer.

64
Gambar 19.14Empat kebijaksanaan komputerisasi desentralisasi

KONTROL JARINGAN

Seorang profesor MIT dan konsultan, John D. Donovan menggambarkan penyebaran


end-user computingdalam suatu organisasi dengan diagram tiga dimensi, yag terlihat
pada gambar 19.14. Aksis X menunjukkan bagaimana perusahaan mendistribusikan
peralatan komputerisasinya , dan aksis Y menunjukkan bagaimana perusahaan
mendesentralisasi proses pengembangan sistemnya.

Bila perusahaan menaikan aksis Y dari gambar tersebu, maka pemakai menjadi lebih
mampu merancang dan mengembangkan sistemnya sendiri, tidak tergantung kepada
unit pelayanan informasi sentralaksis Z juga menunjukkan bagaimana perusahaan
mendesentralisasikan pembuatan keputusan mengenai sumber-sumberinformasinya –
yaitu membuat keputusan, misalnyaperalatan yang bagaimana yang akan didapatkan
dan aplikasi apa yang akan dikembangkan.

Point awal dari ketiga aksis itu adalah gambaran tempat perusahaan pada waktu
pertama kali menggunakan komputer. Segala sesuatunya telah dilakukan dalam
pelayanan informasi sentral. Sebagian perusahaan telah bergerak ke point A, yang
disebut sebagai Big brother (keluarga besar). Disini, peralatan didistribusikan, namun

65
pelayanan informasi masih mebuat keputusan dan mengembangkan sistem. Masalah
yang dihadapi perusahaan ketika ia berada di point A adalah terjadinya momentum
diman trend end-user computing muncul. Jauh sebelumnya, permintaan akan
dukungan informasi meningkat begitu besar, dan pelayana informasi tidak bisa
mengatasi permintaan ini.

Dalam situasi ini, perusahaan bisa melakukan salah satu dai tiga strategi dasar. Ia
dapat memberika keleluasaan kepada pemakai untuk menentukan aplikasi mana yang
ia ingin kembangkan, namun pelayanan informasi mengembangkannyajuga. Strategi
ini menggerakan perusahaan ke point B, yang diebut Helping Hand pelayana
inforamsi juga membiarkan pemakai untuk mengembangkan sistemnya sendiri,
namun pelayanan informasi yang memutuskan sistem yang akan dikembangkan
tersebut. Ini berada di point C, yang disebut Watchdog.

Menurut Donovan, point Helping Hand dan Watchdog ini tidak memiliki tujuan
jangka panjang yang berguna. Bila penggunaan komputer meluas ke area-area lain,
seperti sistem informasi eksekutif dan expert system, maka akan lebih sulit bagi
pelayanan informasi untuk memberikan semua bantuan yang dibutuhkan oleh point
Helping Hand. Juga, mustahil bagi unit pelayanan informasi sentral untuk mengawasi
segala sesuatu yang terjadi pada point Watchdog. Oleh karena itu, tujuan terakhir dari
perusahaan adalah mencapai point D. Pada point ini, sumber-sumber komputerisasi
diberikan dan pembuatan keputusan mengenai sumber-sumber tersebut
didesentralisasi. Tanggung jawab utama pelayanan informasi adalah menghubungkan
network ke sumber-sumber tersebut.

Agar pencapaian status network ini lancar, Donovan menyarankan bahwa CIO harus
memelopori meninggalkan atau melepaskan sumber-sumber komputerisasi
perusahaan dan membiarkannya agar dikontrol oleh departemen yang
menggunakannya. Tujuan CIO dan pelayanan informasi adalah terjadinya
penyambungan atau hubungan dalam network.

Jika car diatas benar-benar dilakukan, nampaknya akan menarik. Satu pertanyan
mengenai aplikasi yang kita kemukakan sebelumnya maka tidak akan berlaku lagi
bagi end-user computing. Jika pelayanan informasi melepaskan diri dari sumber-
66
sumber pemrosesan, maka siapa yang akan mengembangkan dan memelihara sistem
pemrosesan data, MIS, aplikasi OA berskala perusahaan, dan expert system? Secara
realistis, tujuan seharusnya tidak berada di point D, namun pada tempat yang
mendekati point D. Pelayanan informasi mungkin dapat melepaskan diri dari porsi
besar pengurusan sumber-sumber pemrosesan.

MENEMPATKAN MANAJEMEN SUMBER-SUMBER INFORMASI DALAM


PERSPEKTIF

Dalam membicarakan IRM, kita telah membahas beberapa topik – yaitu informasi
sebagai sumber strategis, bagaimana menggunakan informasi untuk mendapatkan
keuntungan kompetitif, pertimbangan sumber informasi dalam perecanaan jangka
panjang perusahaan, perencanaan strategis untuk sumber informasi, peranan CIO, dan
end-user computing. Gamabr 19.15 menunjukkan bagaimana topik-topik tersebut
bergabung bersama untuk membentuk IRM. Nomor-nomor yang ada pada gambar
tersebut sesuai dengan nomor-nomor yang ada dibawah ini:

1. Eksekutif perusahaan memahami persaingan yang ada pada lingkungan.


Pamahaman ini tidak hanya terbatas pada pelanggan atau pesaing, namun juga
meliputi pemasok dan elemen-elemen lain yang dapat mempengaruhi
penampilan perusahaan. Dalam setting lingkungan ini, eksekutif melakukan
perencanaan jangka panjang untuk perusahaan. Pada waktu membuat rancana
ini, eksekutif mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan sumber-sumber
perusahaan, termasuk informasi. CIO adalah peserta aktif dalam membuat
perencanaan strategis ini.
2. Bila rencana strategis perusahaan telah ditetapkan, eksekutif membuat rencana
strategis untuk sumber-sumber informasi. Disini, sebaiknya perlu diingat
bahwa CIO tidak mengembangkan atau membuat rencana sumber inforamsi
sendiri; ini merupakan aktifitas perencanaa bersama, yang melibatkan semua
eksekutif.
3. Kemudian, pengimplementasian sumber informasi strategis dalam organisasi
merupakan tanggung jawab CIO. Hal ini dilakukan dengan cara bekerja sama
dengan end-user dan pelayanan informasi yang mengelolanya. End-user
menggunakan sumber-sumber informasi untuk memecahkan masalahnya.
67
Pelayanan informasi menggunakan sumber-sumber tersebut untuk
menghasilkan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan secara
keseluruhan.
4. data dan informasi yang dihasilkan oleh sumber-sumber informasi tersebut
memungkinkan perusahaan untuk menjalankan operasinya. Perusahaan
merespon terhadap kebutuhan lingkungan, bekerja didalam kendala yang
diakibatkan oleh lingkungan, dan memasok lingkungan dengan produk yang
dibutuhkannya.

Dalam proses ini, kita dapat melihat dengan mudah peranan penting yang dilakukan
oleh CIO. CIO (1) menampilkan sumber-sumber informasi perusahaan dalam
perencaaan strategis, (2) merupakan sumber ahli dalam pengembangan strategis untuk
sumber-sumber informasi, dan (3) berperan pokok dalam pengimplentasian strategis
informasi dalam perusahaan.

Kita dapat menyimpulkan pembahasan kita mengenai IRM ini, bahwa CO merupakan
elemen kunci, dimana ia dapat berfungsi dalam ketiga area.

DAFTAR PUSTAKA

Teguh Cahyono, Sistem Informasi : Konsep Dasar, Analisis Desain dan


Aplikasi,Penerbit Graha Ilmu.

Raymond McLeod, Jr. System Informasi Manajemen, penerjemah: Hendra Teguh


SE,AK. editor: Hardi Sukardi MBA,Msc.,SE (MM – UI).

Gordon B. Davis, kerangka dasar System Informasi Manajemen bagian I pengantar.


Husein, Muhammad Fakhri dan Amin Wibowo. Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002.

O’Brien, James A. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta : Salemba Empat, 2005.

Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset, 2003.

Catatan teori mata kuliah Sistem Information Manajemen.

68
69

You might also like