Professional Documents
Culture Documents
Table of Contents
Pasal / Article
BAB I: KETENTUAN UMUM
3-4
8-17
8
9-14
15-17
18-29
18
19-24
25-26
27-28
29
30-32
33-41
33
34-36
37-41
42-45
ENGINEERING
Bagian Kesatu: Lingkungan Hidup
Bagian Kedua: Keteknikan
42
43-45
46
47
48
49-55
56
57
NOTE: WHERE NO ELUCIDATION IS PROVIDED UNDERNEATH A CLAUSE, THE CLAUSE IS SUFFICIENTLY CLEAR.
Menimbang:
Considering:
a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk a. that national development aims to achieve just
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
and prosperous society in a manner materially
merata materiil dan spiritual berdasarkan
and spiritually distributive under Pancasila and
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
the 1945 Constitution of the Republic of
Republik Indonesia Tahun 1945;
Indonesia;
b.
c.
d.
e.
Mengingat:
Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 20, dan Pasal 33
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
Bearing in Mind:
Article 5 section (1), Article 18, Article 20, and
Article 33 of the 1945 Constitution of the State of
the Republic of Indonesia;
MEMUTUSKAN:
HAS DECIDED:
To enact:
LAW CONCERNING
ELECTRICITY.
Penjelasan Umum
Pembangunan sektor ketenagalistrikan bertujuan
untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa guna mewujudkan
tujuan pembangunan nasional, yaitu menciptakan
masyarakat adil dan makmur yang merata materiil
dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Tenaga listrik, sebagai salah satu hasil
pemanfaatan kekayaan alam, mempunyai peranan
penting bagi negara dalam mewujudkan pencapaian
tujuan pembangunan nasional.
General Elucidation
Development in electricity sector has aim to improve
the public welfare and advance the intellectual life
of the people in order to meet the objectives of
national development for the creation of just and
prosperous society through a fair distribution both
in material and spiritual manner under Pancasila
and the 1945 Constitution of the Republic of
Indonesia. Electric power as one of the outcomes of
natural resource utilization has important role in the
realization of attainment of the objectives of national
development.
Pemerintah
dan
pemerintah
daerah
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1.
CHAPTER I
GENERAL PROVISIONS
Article 1
In this Law:
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Izin usaha penyediaan tenaga listrik adalah 10. Power supply license means a license to
izin untuk melakukan usaha penyediaan tenaga
conduct public power supply business.
listrik untuk kepentingan umum.
11. Izin operasi adalah izin untuk melakukan 11. Operating license means a license under
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan
which to provide captive power supplies.
sendiri.
12. Wilayah usaha adalah wilayah yang 12. Business area means an area the Government
ditetapkan Pemerintah sebagai tempat badan
determines as a place at which power supply
usaha distribusi dan/atau penjualan tenaga listrik
business is conducted by power distributing
melakukan usaha penyediaan tenaga listrik.
and/or selling entities.
13. Ganti rugi hak atas tanah adalah penggantian 13. Land damages means any payment in
atas pelepasan atau penyerahan hak atas tanah
compensation for release or transfer of land title,
berikut bangunan, tanaman, dan/atau benda lain
including the buildings, plants and/or other
yang terdapat di atas tanah tersebut.
objects related to land.
14. Kompensasi adalah pemberian sejumlah uang 14. Compensation means an award of a sum of
kepada pemegang hak atas tanah berikut
monies to land title holders, including the
bangunan, tanaman, dan/atau benda lain yang
buildings, plants and/or other objects related to
terdapat di atas tanah tersebut karena tanah
land for the benefit of indirect use of the land
tersebut digunakan secara tidak langsung untuk
for electricity constructions without the land
pembangunan ketenagalistrikan tanpa dilakukan
title being released or transferred.
pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.
15. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut 15. The Central Government, hereinafter called
Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia
the Government, means the President of the
yang memegang kekuasaan pemerintah negara
Republic of Indonesia that holds the power in
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
the government of the state of the Republic of
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia as intended by the 1945 Constitution
Indonesia Tahun 1945.
of the State of the Republic of Indonesia.
16. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, 16. The Regional government
atau walikota, dan perangkat daerah sebagai
governors, the regents, or the
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
regional instrumentalities that
elements of the administrators of
Administration.
means the
mayors and
act as the
the Regional
17. Menteri adalah menteri yang membidangi 17. Minister means the minister in charge of
urusan ketenagalistrikan.
electricity affairs.
18. Setiap orang adalah orang perorangan atau 18. Any person means any individual or entity of
badan baik yang berbadan hukum maupun yang
either legal entity or nonlegal entity.
bukan berbadan hukum.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
CHAPTER II
PRINCIPLES AND PURPOSES
Article 2
a.
manfaat;
a.
benefit;
b.
b.
efisiensi berkeadilan;
just efficiency;
c.
c.
berkelanjutan;
sustainability;
secara berkelanjutan.
d.
e.
d.
e.
self-reliance;
f.
f.
sound business;
g.
g.
h.
h.
i.
i.
otonomi daerah.
regional autonomy.
(2) Pembangunan ketenagalistrikan bertujuan untuk (2) Electricity development shall aim to guarantee
menjamin ketersediaan tenaga listrik dalam
the availability of power at adequate quantity,
jumlah yang cukup, kualitas yang baik, dan
good quality, and reasonable price to improve
harga yang wajar dalam rangka meningkatkan
public welfare and prosperity in a just and
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
distributive manner as well as to realize
adil
dan
merata
serta
mewujudkan
sustainable development
pembangunan yang berkelanjutan.
BAB III
PENGUASAAN DAN PENGUSAHAAN
Bagian Kesatu
Penguasaan
Pasal 3
CHAPTER III
CONTROL AND COMMERCIALIZATION
Part One
Control
Article 3
(1) Penyediaan tenaga listrik dikuasai oleh negara (1) Power supplies shall be under the control of the
yang penyelenggaraannya dilakukan oleh
state, which supplies shall be provided by the
Pemerintah dan pemerintah daerah berlandaskan
Government and the regional governments
prinsip otonomi daerah.
under the principle of regional autonomy.
Penjelasan Pasal 3 Ayat (1):
Mengingat tenaga listrik merupakan salah satu
cabang produksi yang penting dan strategis dalam
kehidupan nasional, usaha penyediaan tenaga listrik
dikuasai
oleh
negara
yang
dalam
penyelenggaraannya ditujukan untuk sebesarbesarnya bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat.
(2) Untuk penyelenggaraan penyediaan tenaga (2) To provide power supplies as intended by
listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
section (1), the competent Government and
Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
regional governments shall establish policies,
dengan kewenangannya menetapkan kebijakan,
regulation, and supervision and manage/conduct
pengaturan, pengawasan, dan melaksanakan
power supply business.
usaha penyediaan tenaga listrik.
Bagian Kedua
Pengusahaan
Pasal 4
Part Two
Commercialization
Article 4
(1) Pelaksanaan usaha penyediaan tenaga listrik (1) The conduct of power supply business by the
oleh Pemerintah dan pemerintah daerah
Government and the regional governments shall
dilakukan oleh badan usaha milik negara dan
be authorized to state-owned entities and regionbadan usaha milik daerah.
owned entities.
Penjelasan Pasal 4 Ayat (1):
Badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah dalam ketentuan ini adalah yang berusaha di
bidang penyediaan tenaga listrik.
(2) Badan usaha swasta, koperasi, dan swadaya (2) Private entities, cooperatives, and self-reliant
masyarakat dapat berpartisipasi dalam usaha
communities may participate in power supply
penyediaan tenaga listrik.
business.
Penjelasan Pasal 4 Ayat (2):
Partisipasi badan usaha swasta, koperasi, dan
swadaya masyarakat dilakukan dalam rangka
memperkuat pemenuhan kebutuhan tenaga listrik.
Swadaya masyarakat dapat berbentuk badan hukum
(3) Untuk penyediaan tenaga listrik sebagaimana (3) With respect to power supplies as intended by
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), Pemerintah
Article 3 section (1), the Government and the
dan pemerintah daerah menyediakan dana
regional governments shall set up funds for:
untuk:
a.
a.
b.
b.
c.
c.
d.
d.
BAB IV
KEWENANGAN PENGELOLAAN
Pasal 5
CHAPTER IV
AUTHORITY OF MANAGEMENT
Article 5
(1) Kewenangan
Pemerintah
ketenagalistrikan meliputi:
kebijakan
di
a.
penetapan
nasional;
ketenagalistrikan
a.
b.
b.
c.
c.
d.
d.
e.
e.
f.
f.
g.
g.
issue cross-border
licenses;
h.
h.
electricity
trading
1.
1.
2.
2.
3.
3.
i.
i.
j.
j.
set consumer power tariffs for Governmentappointed power supply license holders;
k.
k.
10
n.
n.
o.
o.
p.
p.
q.
q.
r.
r.
(2) Kewenangan pemerintah provinsi di bidang (2) The authority of the province governments in
ketenagalistrikan meliputi:
the field of electricity shall include:
a.
a.
b.
b.
c.
c.
d.
penetapan izin
instalasinya
kabupaten/kota;
fasilitas
lintas
d.
e.
e.
f.
f.
operasi yang
mencakup
11
g.
g.
h.
h.
i.
i.
j.
j.
k.
k.
(3) Kewenangan pemerintah kabupaten/kota di (3) The authority of the district/city governments in
bidang ketenagalistrikan meliputi:
the field of electricity shall include:
a.
a.
b.
b.
c.
c.
d.
d.
e.
e.
f.
f.
12
district/city governments;
g.
g.
h.
h.
i.
i.
j.
j.
k.
k.
l.
l.
BAB V
PEMANFAATAN SUMBER ENERGI PRIMER
Pasal 6
CHAPTER V
BENEFICIAL USE OF PRIMARY ENERGY
SOURCES
Article 6
(1) Sumber energi primer yang terdapat di dalam (1) Primary energy sources domestically available
negeri dan/atau berasal dari luar negeri harus
and/or imported/coming from abroad must be
dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan
beneficially used in an optimum manner within
kebijakan energi nasional untuk menjamin
the national energy policy to enable guarantee of
penyediaan tenaga listrik yang berkelanjutan.
the sustainable power supplies.
(2) Pemanfaatan sumber energi primer sebagaimana (2) Beneficial use of primary energy sources as
dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan
intended by section (1) must be made while
dengan mengutamakan sumber energi baru dan
giving precedence over new energy and
energi terbarukan.
renewable energy sources.
Penjelasan Pasal 6 Ayat (2):
Sumber energi baru dan energi terbarukan
dimanfaatkan
dengan
tetap
memperhatikan
keekonomiannya
(3) Pemanfaatan
sumber
energi
primer
BAB VI
RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN
Pasal 7
CHAPTER VI
GENERAL ELECTRICITY PLAN
Article 7
(1) Rencana umum ketenagalistrikan nasional (1) General electricity plan shall be prepared under
disusun berdasarkan pada kebijakan energi
the national energy policy and adopted by the
nasional dan ditetapkan oleh Pemerintah setelah
Government upon consultation with the House
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat
of Representatives of the Republic of Indonesia.
Republik Indonesia.
Elucidation of Article 7 Section (1):
National energy policy means national energy
policy as intended by Law concerning Energy.
(2) Rencana umum ketenagalistrikan nasional (2) General electricity plan as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
(1) shall be prepared in which the regional
dengan mengikutsertakan pemerintah daerah.
governments are involved.
(3) Rencana umum ketenagalistrikan daerah (3) Regional general electricity plan shall be
disusun berdasarkan pada rencana umum
prepared under the national general electricity
ketenagalistrikan nasional dan ditetapkan oleh
plan and adopted by the regional governments
pemerintah daerah setelah berkonsultasi dengan
upon consultation with the Regional House of
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Representatives.
(4) Pedoman
penyusunan
rencana
umum (4) Guidelines to preparation of general electricity
ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud pada
plan as intended by section (1) and section (3)
ayat (1) dan ayat (3) ditetapkan oleh Menteri.
shall be issued by the Minister.
BAB VII
USAHA KETENAGALISTRIKAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
CHAPTER VII
ELECTRICITY BUSINESS
Part One
General
Article 8
a.
a.
b.
b.
Bagian Kedua
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
Pasal 9
Part Two
Power Supply Business
Article 9
Usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimana Power supply business as intended by Article 8 shall
dimaksud dalam Pasal 8 huruf a terdiri atas:
include:
a.
listrik
untuk a.
b.
usaha
listrik
untuk b.
penyediaan
tenaga
14
kepentingan sendiri.
Pasal 10
Article 10
(1) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk (1) Public power supply business as intended by
kepentingan umum sebagaimana dimaksud
Article 9 item (a) shall include the following
dalam Pasal 9 huruf a meliputi jenis usaha:
types of business:
a.
a.
power generation;
b.
b.
power transmission;
c.
c.
d.
d.
power sale.
(2) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk (2) Public power supply business as intended by
kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada
section (1) may be conducted in an integrated
ayat (1) dapat dilakukan secara terintegrasi.
manner.
(3) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk (3) Public power supply business as intended by
kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada
section (2) shall be conducted by 1 (one) entity
ayat (2) dilakukan oleh 1 (satu) badan usaha
within 1 (one) business area.
dalam 1 (satu) wilayah usaha.
(4) Pembatasan wilayah usaha sebagaimana (4) Limited business areas as intended by section
dimaksud pada ayat (3) juga berlaku untuk
(3) shall also apply to public power supply
usaha penyediaan tenaga listrik untuk
business limited to only power distribution
kepentingan umum yang hanya meliputi
and/or power sale.
distribusi tenaga listrik dan/atau penjualan
tenaga listrik.
(5) Wilayah usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (5) Business areas as intended by section (3) and
(3) dan ayat (4) ditetapkan oleh Pemerintah.
section (4) shall be determined by the
Government.
Penjelasan Pasal 10 Ayat (5):
Wilayah usaha bukan merupakan
administrasi pemerintahan.
wilayah
Pasal 11
Article 11
(1) Usaha penyediaan tenaga listrik untuk (1) Public power supply business as intended by
kepentingan umum sebagaimana dimaksud
Article 10 section (1) shall be conducted by
dalam Pasal 10 ayat (1) dilaksanakan oleh badan
state-owned entities, region-owned entities,
usaha milik negara, badan usaha milik daerah,
private entities, cooperatives, and self-reliant
badan usaha swasta, koperasi, dan swadaya
communities engaged in the field of power
masyarakat yang berusaha di bidang penyediaan
supplies.
tenaga listrik.
(2) Badan usaha milik negara sebagaimana (2) State-owned entities as intended by section (1)
dimaksud pada ayat (1) diberi prioritas pertama
shall receive first priority to conduct public
melakukan usaha penyediaan tenaga listrik
power supply business.
untuk kepentingan umum.
Penjelasan Pasal 11 Ayat (2):
Pemberian prioritas kepada badan usaha milik
(3) Untuk wilayah yang belum mendapatkan (3) The competent Government or regional
governments shall allow opportunities to regionpelayanan tenaga listrik, Pemerintah atau
owned entities, private entities, or cooperatives
pemerintah daerah sesuai kewenangannya
to conduct integrated power supply business in
memberi kesempatan kepada badan usaha milik
areas where power service is not yet provided.
daerah, badan usaha swasta, atau koperasi
sebagai penyelenggara usaha penyediaan tenaga
listrik terintegrasi.
(4) Dalam hal tidak ada badan usaha milik daerah, (4) Where no region-owned entities, private entities,
badan usaha swasta, atau koperasi yang dapat
or cooperatives are able to supply power in
menyediakan tenaga listrik di wilayah tersebut,
those areas, the Government must commission a
Pemerintah wajib menugasi badan usaha milik
state-own entity(ies) to supply power.
negara untuk menyediakan tenaga listrik.
Pasal 12
Article 12
Usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan Captive power supply business as intended by
sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b Article 9 item (b) shall include:
meliputi:
a.
a.
power generation;
b.
c.
Pasal 13
Article 13
Pasal 14
Article 14
Ketentuan lebih lanjut mengenai usaha penyediaan Ancillary provisions on power supply business as
tenaga listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 intended by Article 9 through Article 13 shall be
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
16
sampai dengan Pasal 13 diatur dengan Peraturan governed by Regulation of the Government.
Pemerintah.
Bagian Ketiga
Usaha Penunjang Tenaga Listrik
Pasal 15
Part Three
Power Support Business
Article 15
Usaha penunjang tenaga listrik sebagaimana Power support business as intended by Article 8 item
dimaksud dalam Pasal 8 huruf b terdiri atas:
(b) shall include:
a.
a.
b.
b.
Pasal 16
Article 16
(1) Usaha
jasa
penunjang
tenaga
listrik (1) Power service business as intended by Article
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a
15 item (a) shall include:
meliputi:
a.
konsultansi
dalam
bidang
penyediaan tenaga listrik;
instalasi
a.
b.
b.
c.
c.
d.
d.
e.
e.
f.
f.
g.
g.
h.
laboratorium pengujian
pemanfaat tenaga listrik;
dan
h.
i.
i.
j.
sertifikasi kompetensi
ketenagalistrikan; atau
teknik
j.
electricity
technician
certification; or
k.
j.
peralatan
tenaga
competency
(2) Usaha
jasa
penunjang
tenaga
listrik (2) Power service business as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) shall be conducted by state-owned entities,
dilaksanakan oleh badan usaha milik negara,
region-owned entities, private entities, and
badan usaha milik daerah, badan usaha swasta,
cooperatives with certification, classification,
dan koperasi yang memiliki sertifikasi,
and qualification under provisions of laws and
klasifikasi, dan kualifikasi sesuai dengan
regulations.
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Badan usaha milik negara, badan usaha milik (3) In the conduct of power service business, statedaerah, badan usaha swasta, dan koperasi dalam
owned entities, region-owned entities, private
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
17
Article 17
(1) Usaha industri penunjang tenaga listrik (1) Power industry business as intended by Article
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf b
15 item (b) shall include:
meliputi:
a.
a.
b.
b.
(2) Usaha industri penunjang tenaga listrik (2) Power industry business as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(1) shall be conducted by state-owned entities,
dilaksanakan oleh badan usaha milik negara,
region-owned entities, private entities, and
badan usaha milik daerah, badan usaha swasta,
cooperatives.
dan koperasi.
(3) Badan usaha milik negara, badan usaha milik (3) In the conduct of power industry business, statedaerah, badan usaha swasta, dan koperasi dalam
owned entities, region-owned entities, private
melakukan usaha industri penunjang tenaga
entities, and cooperatives must give precedence
listrik wajib mengutamakan produk dan potensi
over domestic products and potential.
dalam negeri.
Penjelasan Pasal 17 Ayat (3):
Penggunaan produk dan potensi luar negeri dapat
digunakan apabila produk dan potensi dalam negeri
tidak tersedia.
(4) Kegiatan usaha industri penunjang tenaga listrik (4) Power industry business activities as intended
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
by section (1) shall be performed under
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
provisions of laws and regulations.
perundang-undangan.
BAB VIII
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 18
CHPATER VIII
LICENSING
Part One
General
Article 18
Usaha penyediaan tenaga listrik dan usaha Power supply business and power support business
penunjang tenaga listrik sebagaimana dimaksud as intended by Article 8 shall be conducted upon
dalam Pasal 8 dilaksanakan setelah mendapatkan receipt of business licenses.
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
18
izin usaha.
Bagian Kedua
Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik dan Izin
Operasi
Pasal 19
Part Two
Power Supply Licenses and Operating Licenses
Article 19
(1) Izin usaha untuk menyediakan tenaga listrik (1) A license under which to supply power shall
terdiri atas:
include:
a.
a.
b.
Izin operasi.
b.
An operating license.
(2) Setiap
orang
yang
menyelenggarakan (2) Any person to engage in public power supply
penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan
must hold a power supply license.
umum wajib memiliki izin usaha penyediaan
tenaga listrik.
Pasal 20
Article 20
Pasal 21
Article 21
Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan The competent Government or regional governments
kewenangannya menetapkan izin usaha penyediaan shall issue power supply licenses.
tenaga listrik.
Penjelasan Pasal 21:
Dalam penetapan izin, Pemerintah atau pemerintah
daerah
memperhatikan
kemampuan
dalam
penyediaan tenaga listrik pemegang izin usaha
penyediaan tenaga listrik yang memiliki wilayah
usaha setempat.
Izin usaha penyediaan tenaga listrik memuat, antara
lain, nama dan alamat badan usaha, jenis usaha
yang diberikan, kewajiban dalam penyelenggaraan
usaha, syarat teknis, dan ketentuan sanksi.
Pasal 22
Article 22
Pasal 23
Article 23
(1) Izin operasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) Operating licenses as intended by Article 22
22 ditetapkan oleh Pemerintah atau pemerintah
shall be issued by the competent Government or
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
19
regional governments.
(2) Izin operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Operating licenses as intended by section (1)
(1) ditetapkan setelah memenuhi persyaratan
shall be issued upon meeting the administrative,
administratif, teknis, dan lingkungan.
technical, and environmental requirements.
(3) Pemegang izin operasi dapat menjual kelebihan (3) Operating license holders may sell excess power
tenaga listrik untuk dimanfaatkan bagi
for the benefit of public interest upon receipt of
kepentingan
umum
setelah
mendapat
approval from the competent Government or
persetujuan dari Pemerintah atau pemerintah
regional governments.
daerah sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 24
Article 24
Ketentuan lebih lanjut mengenai izin usaha Ancillary provisions on power supply licenses and
penyediaan tenaga listrik dan izin operasi diatur operating licenses shall be governed by Regulation
dengan Peraturan Pemerintah.
of the Government.
Bagian Ketiga
Izin Usaha Penunjang Tenaga Listrik
Pasal 25
Part Three
Power Support Licenses
Article 25
(1) Usaha
jasa
penunjang
tenaga
listrik (1) Power service business as intended by Article
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf a
15 item (a) and Article 16 section (2) shall be
dan Pasal 16 ayat (2) dilaksanakan setelah
conducted upon receipt of power service
mendapatkan izin usaha jasa penunjang tenaga
licenses from the competent Government or
listrik dari Pemerintah atau pemerintah daerah
regional governments.
sesuai dengan kewenangannya.
(2) Penetapan izin usaha jasa penunjang tenaga (2) Power service licenses and power industry
listrik dan izin usaha industri penunjang tenaga
licenses shall be issued under the provisions of
listrik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
laws and regulations.
peraturan perundang-undangan.
Pasal 26
Article 26
Ketentuan lebih lanjut mengenai izin usaha jasa Ancillary provisions on power service licenses shall
penunjang tenaga listrik diatur dengan Peraturan be governed by Regulation of the Government.
Pemerintah.
Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban Pemegang Izin Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik
Pasal 27
Part Four
Rights and Obligations of Power Supply License
Holders
Article 27
(1) Untuk kepentingan umum, pemegang izin usaha (1) In the conduct of power supply business as
penyediaan tenaga listrik dalam melaksanakan
intended by Article 10 section (1) power supply
usaha penyediaan tenaga listrik sebagaimana
license holders shall in the public interest be
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) berhak untuk:
entitled to:
a.
a.
b.
b.
20
permukaan;
c.
c.
d.
d.
e.
e.
f.
f.
g.
g.
cross
over
land
or
(2) Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana (2) In the performance of activities as intended by
dimaksud pada ayat (1), pemegang izin usaha
section (1), power supply license holders must
penyediaan
tenaga
listrik
harus
exercise them under laws and regulations.
melaksanakannya
berdasarkan
peraturan
perundang-undangan.
Pasal 28
Article 28
Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik Power supply license holders must:
wajib:
a.
b.
c.
memenuhi
ketentuan
ketenagalistrikan; dan
d.
keselamatan c.
Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban Konsumen
Pasal 29
(1) Konsumen berhak untuk:
Part Five
Consumer Rights and Obligations
Article 29
(1) Consumers shall have the rights to:
a.
a.
b.
mendapat tenaga listrik secara terusmenerus dengan mutu dan keandalan yang
baik;
b.
c.
c.
21
price;
d.
d.
e.
e.
a.
melaksanakan
pengamanan
terhadap
bahaya yang mungkin timbul akibat
pemanfaatan tenaga listrik;
a.
b.
b.
c.
c.
d.
d.
e.
menaati persyaratan
ketenagalistrikan.
e.
observe
the
requirements.
teknis
di
bidang
electricity
technical
(3) Konsumen bertanggung jawab apabila karena (3) Consumers shall be responsible for their
kelalaiannya mengakibatkan kerugian pemegang
negligence resulting in losses to power supply
izin usaha penyediaan tenaga listrik.
license holders.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung (4) Ancillary provisions on consumer responsibility
jawab konsumen sebagaimana dimaksud pada
as intended by section (3) shall be governed by
ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri.
Regulation of the Minister.
BAB IX
PENGGUNAAN TANAH
Pasal 30
CHAPTER IX
USE OF LAND
Article 30
(1) Penggunaan tanah oleh pemegang izin usaha (1) Use of land by power supply license holders as
penyediaan tenaga listrik untuk melaksanakan
of right as intended by Article 27 shall require
haknya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27
payment of damages with respect to land title or
dilakukan dengan memberikan ganti rugi hak
compensation to land, building, and plant title
atas tanah atau kompensasi kepada pemegang
holders under provisions of laws and
hak atas tanah, bangunan, dan tanaman sesuai
regulations.
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
(2) Ganti
rugi
hak
atas
tanah
(3) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Compensation as intended by section (1) shall
(1) diberikan untuk penggunaan tanah secara
be made for the indirect use of land by power
tidak langsung oleh pemegang izin usaha
supply license holders who results in
penyediaan tenaga listrik yang mengakibatkan
depreciation of economic value of land,
berkurangnya nilai ekonomis atas tanah,
buildings, and plant over which electricity
bangunan, dan tanaman yang dilintasi transmisi
pylons cross.
tenaga listrik.
Penjelasan Pasal 30 Ayat (3):
Secara tidak langsung dalam ketentuan ini antara
lain penggunaan tanah untuk lintasan jalur
transmisi.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perhitungan (4) Ancillary provisions on calculation of
kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat
compensation as intended by section (3) shall be
(3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
governed by Regulation of the Government.
(5) Dalam hal tanah yang digunakan pemegang izin (5) Where power supply license holders use land,
usaha penyediaan tenaga listrik terdapat bagianthe parcels of which are possessed by land title
bagian tanah yang dikuasai oleh pemegang hak
holders or state land users, power supply license
atas tanah atau pemakai tanah negara, sebelum
holders must prior to commencing any activities
memulai kegiatan, pemegang izin usaha
solve the land problem under provisions of land
penyediaan tenaga listrik wajib menyelesaikan
laws and regulations.
masalah tanah tersebut sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang
pertanahan.
(6) Dalam hal tanah yang digunakan pemegang izin (6) Where power supply license holders use land,
usaha penyediaan tenaga listrik terdapat tanah
the partial area of which is communal land, any
ulayat, penyelesaiannya dilakukan berdasarkan
solution thereto shall be achieved under
peraturan perundang-undangan di bidang
provisions of land laws and regulations subject
pertanahan dengan memperhatikan ketentuan
to the local customary law.
hukum adat setempat.
Pasal 31
Article 31
23
lokasi untuk usaha penyediaan tenaga listrik dan supply business and to whom damages or
sudah diberikan ganti rugi hak atas tanah atau compensation with respect to land title are already
kompensasi.
paid.
Pasal 32
Article 32
(1) Penetapan dan tata cara pembayaran ganti rugi (1) Valuation of and procedures for payment of
hak atas tanah atau kompensasi sebagaimana
damages with respect to land title or
dimaksud dalam Pasal 30 dilakukan sesuai
compensation as intended by Article 30 shall be
dengan ketentuan peraturan perundangconducted under provisions of laws and
undangan.
regulations.
(2) Ganti rugi hak atas tanah atau kompensasi (2) Damages with respect to land title or
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
compensation as intended by Article 30 shall be
dibebankan kepada pemegang izin usaha
for the account of power supply license holders.
penyediaan tenaga listrik.
BAB X
HARGA JUAL, SEWA JARINGAN, DAN TARIF
TENAGA LISTRIK
Bagian Kesatu
Harga Jual Tenaga Listrik dan Sewa Jaringan
Tenaga Listrik
Pasal 33
CHAPTER X
POWER SALES PRICES, ELECTRICAL GRID
RENT PRICES, AND TARIFFS
Part One
Power Sales Prices and Electrical Grid Rent Prices
Article 33
(1) Harga jual tenaga listrik dan sewa jaringan (1) Power sales prices and electrical grid rent prices
tenaga listrik ditetapkan berdasarkan prinsip
shall be set under the principle of sound
usaha yang sehat.
business.
Penjelasan Pasal 33Ayat (1):
Pengertian harga jual tenaga listrik meliputi semua
biaya yang berkaitan dengan penjualan tenaga
listrik dari pembangkit tenaga listrik.
Pengertian harga sewa jaringan tenaga listrik
meliputi semua biaya yang berkaitan dengan
penyewaan jaringan transmisi dan/atau distribusi
tenaga listrik.
(2) Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai (2) The competent Government or regional
dengan
kewenangannya
memberikan
governments shall give approval for power sales
persetujuan atas harga jual tenaga listrik dan
prices and electrical grid rent prices.
sewa jaringan tenaga listrik.
Penjelasan Pasal 33Ayat (2):
Dalam menetapkan persetujuan harga jual tenaga
listrik dan sewa jaringan tenaga listrik, Pemerintah
atau
pemerintah
daerah
memperhatikan
kesepakatan di antara badan usaha.
(3) Pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik (3) At no time shall power supply license holders
dilarang menerapkan harga jual tenaga listrik
charge power sales prices and electrical grid rent
dan sewa jaringan tenaga listrik tanpa
prices without approval of the Government or
persetujuan Pemerintah atau pemerintah daerah.
the regional governments.
24
Bagian Kedua
Tarif Tenaga Listrik
Pasal 34
Part Two
Power Tariffs
Article 34
(1) Pemerintah sesuai dengan kewenangannya (1) The competent Government shall set consumer
menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen
power tariffs upon consent of the House of
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat
Representatives of the Republic of Indonesia.
Republik Indonesia.
Penjelasan Pasal 34 Ayat (1):
Tarif tenaga listrik untuk konsumen meliputi semua
biaya yang berkaitan dengan pemakaian tenaga
listrik oleh konsumen, antara lain, biaya beban
(Rp/kVA) dan biaya pemakaian (Rp/kWh), biaya
pemakaian daya reaktif (Rp/kVArh), dan/atau biaya
kVA maksimum yang dibayar berdasarkan harga
langganan (Rp/bulan) sesuai dengan batasan daya
yang dipakai atau bentuk lainnya.
(2) Pemerintah
daerah
sesuai
dengan (2) The competent regional governments shall set
kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik
consumer power tariffs upon consent of the
untuk konsumen dengan persetujuan Dewan
Regional House of Representatives under
Perwakilan Rakyat Daerah berdasarkan
guidelines adopted by the Government.
pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
(3) Dalam hal pemerintah daerah tidak dapat (3) Where the regional governments are unable to
menetapkan tarif tenaga listrik sebagaimana
set power tariffs as intended by section (2), the
dimaksud pada ayat (2), Pemerintah menetapkan
Government shall set power tariffs for said
tarif tenaga listrik untuk daerah tersebut dengan
regions upon consent of the House of
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Representatives of the Republic of Indonesia.
Indonesia.
(4) Tarif
tenaga
listrik
untuk
konsumen (4) Consumer power tariffs as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
(1), section (2), and section (3) shall be set with
dan ayat (3) ditetapkan dengan memperhatikan
due regard to the balanced interests of nation,
keseimbangan kepentingan nasional, daerah,
regions, consumers, and power supply business
konsumen, dan pelaku usaha penyediaan tenaga
actors.
listrik.
Penjelasan Pasal 34 Ayat (4):
Kepentingan daerah mencakup, antara lain,
pembangunan ekonomi dan industri di daerah.
(5) Tarif
tenaga
listrik
untuk
konsumen (5) Any region within one business area may vary
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
in consumer power tariffs as intended by section
(2) dapat ditetapkan secara berbeda di setiap
(1) and section (2).
daerah dalam suatu wilayah usaha.
Pasal 35
Article 35
25
Pasal 36
Article 36
Bagian Ketiga
Jual Beli Tenaga Listrik Lintas Negara
Pasal 37
Part Three
Cross-Border Electricity Trading
Article 37
Jual beli tenaga listrik lintas negara dilakukan oleh Cross-border electricity trading shall be conducted
pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik by power supply license holders under a license by
berdasarkan izin Pemerintah.
the Government.
Pasal 38
Article 38
Jual beli tenaga listrik lintas negara dapat dilakukan Cross-border electricity trading may be conducted
melalui pembelian atau penjualan tenaga listrik.
through power purchase or sale.
Pasal 39
Article 39
Pembelian tenaga listrik lintas negara sebagaimana Cross-border power purchase as intended by Article
dimaksud dalam Pasal 38 dapat dilakukan dengan 38 may be made on the following conditions:
syarat:
a.
b.
c.
d.
keandalan d.
e.
f.
Pasal 40
Article 40
Penjualan tenaga listrik lintas negara sebagaimana Cross-border power sale as intended by Article 38
dimaksud dalam Pasal 38 dapat dilakukan apabila:
shall be made if:
26
a.
b.
c.
keandalan c.
Pasal 41
Article 41
Ketentuan lebih lanjut mengenai jual beli tenaga Ancillary provisions on cross-border electricity
listrik lintas negara sebagaimana dimaksud dalam trading as intended by Article 37 through Article 40
Pasal 37 sampai dengan Pasal 40 diatur dengan shall be governed by Regulation of the Government.
Peraturan Pemerintah.
BAB XI
LINGKUNGAN HIDUP DAN KETEKNIKAN
Bagian Kesatu
Lingkungan Hidup
Pasal 42
CHAPTER XI
THE ENVIRONMENT AND ENGINEERING
Part One
The Environment
Article 42
Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib Any electricity business activities must meet the
memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam provisions as stated in the environmental laws and
peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan regulations.
hidup.
Bagian Kedua
Keteknikan
Pasal 43
Part Two
Engineering
Article 43
a.
a.
b.
Pasal 44
Article 44
(1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib (1) Any electricity business activities must meet the
memenuhi
ketentuan
keselamatan
electricity safety requirements.
ketenagalistrikan.
(2) Ketentuan
keselamatan
ketenagalistrikan (2) The electricity safety requirements as intended
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan
by section (1) shall aim at achieving condition
untuk mewujudkan kondisi:
that is:
a.
a.
b.
b.
c.
ramah lingkungan.
c.
environment-friendly.
27
(3) Ketentuan
keselamatan
ketenagalistrikan (3) The electricity safety requirements as intended
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
by section (1) shall include:
a.
a.
to meet power
standardization;
tool
and
b.
b.
c.
c.
equipment
(4) Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi (4) Any power installation in operation must hold a
wajib memiliki sertifikat laik operasi.
commissioning certificate.
(5) Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik (5) Any power tool and equipment must meet the
wajib memenuhi ketentuan standar nasional
Indonesian national standard requirements.
Indonesia.
(6) Setiap
tenaga
ketenagalistrikan
kompetensi.
teknik
dalam
usaha (6) Any technician with electricity business must
wajib memiliki sertifikat
hold a competency certificate.
(7) Ketentuan
mengenai
keselamatan (7) Provisions on electricity safety, commissioning
ketenagalistrikan, sertifikat laik operasi, standar
certificates, Indonesian national standard, and
nasional Indonesia, dan sertifikat kompetensi
competency certificates as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai
(1) through section (6) shall be governed by
dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan
Regulation of the Government.
Pemerintah.
Pasal 45
Article 45
(1) Pemanfaatan jaringan tenaga listrik untuk (1) Electrical grid utilization in the interests of
kepentingan telekomunikasi, multimedia, dan
telecommunications,
multimedia,
and
informatika hanya dapat dilakukan sepanjang
informatics may only be conducted to the extent
tidak mengganggu kelangsungan penyediaan
not affect the viability of power supplies.
tenaga listrik.
(2) Pemanfaatan
jaringan
tenaga
listrik (2) Electrical grid utilization as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya
(1) may only be conducted upon approval of
dapat dilakukan dengan persetujuan pemilik
grid owners.
jaringan.
(3) Pemanfaatan
jaringan
tenaga
listrik (3) Electrical grid utilization as intended by section
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
(1) shall be conducted upon a grid utilization
berdasarkan izin pemanfaatan jaringan yang
license that is issued by the competent
diberikan oleh Pemerintah atau pemerintah
Government or regional governments.
daerah sesuai dengan kewenangannya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemanfaatan (4) Ancillary provisions on electrical grid utilization
jaringan tenaga listrik sebagaimana dimaksud
as intended by section (1) and section (2) shall
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan
be governed by Regulations of the Government.
Peraturan Pemerintah.
28
BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 46
CHAPTER XII
DIRECTION AND SUPERVISION
Article 46
(1) Pemerintah atau pemerintah daerah sesuai (1) The competent Government or regional
dengan kewenangannya melakukan pembinaan
governments shall direct and supervise power
dan pengawasan terhadap usaha penyediaan
supply business pertaining to:
tenaga listrik dalam hal:
a.
a.
b.
b.
c.
c.
d.
d.
e.
e.
f.
f.
g.
g.
h.
h.
licensing eligibility;
i.
i.
j.
j.
(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana (2) In the exercise of supervision as intended by
dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dan
section (1), the Government and the regional
pemerintah daerah dapat:
governments may:
a.
melakukan
lapangan;
inspeksi
pengawasan
di
a.
b.
b.
c.
c.
d.
d.
of
(3) Dalam melaksanakan pengawasan keteknikan (3) In the exercise of engineering supervision as
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
intended by section (1), the Government and the
Pemerintah dan pemerintah daerah dibantu oleh
regional governments shall be with the
inspektur ketenagalistrikan dan/atau Penyidik
assistance of an electricity inspector(s) and/or a
Pegawai Negeri Sipil.
Civil Servant Investigator(s).
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan (4) Ancillary provisions on direction and
pengawasan
diatur
dengan
Peraturan
supervision shall be governed by Regulation of
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
29
Pemerintah.
the Government.
BAB XIII
PENYIDIKAN
Pasal 47
CHAPTER XIII
INVESTIGATIONS
Article 47
(1) Selain Penyidik Kepolisian Negara Republik (1) In addition to Investigators of the State Police of
the Republic of Indonesia, specified Civil
Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu
Service Officials with the scope of duties and
yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di
responsibilities in the field of electricity shall be
bidang ketenagalistrikan diberi wewenang
granted special authority as Investigators as
khusus sebagai Penyidik sebagaimana dimaksud
intended by the Law of Criminal Procedure to
dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana
conduct criminal investigations in the field of
untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
electricity.
bidang ketenagalistrikan.
(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana (2) Civil Service Investigators as intended by
dimaksud pada ayat (1) berwenang:
section (1) shall be authorized to:
a.
a.
b.
b.
c.
c.
d.
menggeledah
tempat
yang
diduga
digunakan untuk melakukan tindak pidana
dalam kegiatan usaha ketenagalistrikan;
d.
e.
e.
f.
f.
g.
g.
h.
h.
30
berdasarkan
undangan.
peraturan
perundang-
(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana (3) Civil Service Investigators as intended by
dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
section (1) shall inform Officials of the State
dimulainya penyidikan perkara pidana kepada
Police of the Republic of Indonesia of the
Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia
initiation of criminal case investigations under
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangprovisions of laws and regulations.
undangan.
(4) Pelaksanaan
kewenangan
sebagaimana (4) Authority as intended by section (2) shall be
dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan
exercised under provisions of laws and
ketentuan peraturan perundang-undangan.
regulations.
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 48
CHAPTER XIV
ADMINISTRATIVE SANCTIONS
Article 48
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan (1) Any person in violation of the provisions as
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (3),
intended by Article 16 section (3), Article 17
Pasal 17 ayat (3), Pasal 27 ayat (2), Pasal 28,
section (3), Article 27 section (2), Article 28,
Pasal 33 ayat (3), Pasal 35, Pasal 37, Pasal 42,
Article 33 section (3), Article 35, Article 37,
atau Pasal 45 ayat (3) dikenai sanksi
Article 42, or Article 45 section (3) shall be
administratif berupa:
imposed administrative sanctions through:
a.
teguran tertulis;
a.
written warning:
b.
b.
suspension; and/or
c.
c.
revocation of license.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud (2) Administrative sanctions as intended by section
pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
(1) shall be effected by the competent Minister,
atau
bupati/walikota
sesuai
dengan
governors, or regents/mayors.
kewenangannya.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara (3) Ancillary provisions on procedures for
pengenaan sanksi administratif sebagaimana
imposition of administrative sanctions as
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan
intended by section (1) shall be governed by
Pemerintah.
Regulation of the Government.
BAB XV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 49
CHAPTER XV
PENAL PROVISIONS
Article 49
(1) Setiap orang yang melakukan usaha penyediaan (1) Any person who conducts public power supply
tenaga listrik untuk kepentingan umum tanpa
business without a license as intended by Article
izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat
19 section (2) shall be sentenced to
(2) dipidana dengan pidana penjara paling lama
imprisonment of at most 3 (three) years and a
3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
fine of at most Rp2,000,000,000.00 (two billion
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
rupiah).
(2) Setiap orang yang melakukan usaha penyediaan (2) Any person who conducts public power supply
tenaga listrik tanpa izin operasi sebagaimana
business without an operating license as
dimaksud dalam Pasal 22 dipidana dengan
intended by Article 22 shall be sentenced to
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
31
(3) Setiap orang yang menjual kelebihan tenaga (3) Any person who sells excess power for the
listrik untuk dimanfaatkan bagi kepentingan
benefit of public interest without approval of the
umum tanpa persetujuan dari Pemerintah atau
Government or the regional governments as
pemerintah daerah sebagaimana dimaksud
intended by Article 23 section (3) shall be
dalam Pasal 23 ayat (3) dipidana dengan pidana
sentenced to imprisonment of at most 2 (two)
penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
years and a fine of at most Rp2,000,000,000.00
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar
(two billion rupiah).
rupiah).
Pasal 50
Article 50
(1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan (1) Any person who fails to meet the electricity
ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam
safety as intended by Article 44 section (1)
Pasal 44 ayat (1) yang mengakibatkan matinya
resulting in death of person from power shall be
seseorang karena tenaga listrik dipidana dengan
sentenced to imprisonment of at most 10 (ten)
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
years and a fine of at most Rp500,000,000.00
dan denda paling banyak Rp500.000.000,00
(five hundred million rupiah).
(lima ratus juta rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada (2) Power supply license holders or operating
ayat (1) dilakukan oleh pemegang izin usaha
license holders who commit acts as intended by
penyediaan tenaga listrik atau pemegang izin
section (1) shall be sentenced to imprisonment
operasi dipidana dengan pidana penjara paling
of at most 10 (ten) years and a fine of at most
lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling
Rp1,000,000,000.00 (one billion rupiah).
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(3) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Other than sentences as intended by section (2),
(2), pemegang izin usaha penyediaan tenaga
power supply license holders or operating
listrik atau pemegang izin operasi juga
license holders are also obligated to compensate
diwajibkan untuk memberi ganti rugi kepada
the victims in damages.
korban.
(4) Penetapan dan tata cara pembayaran ganti rugi (4) Requirements and procedures for payment in
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
damages as intended by section (3) shall be
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
implemented under provisions of laws and
perundang-undangan.
regulations.
Pasal 51
Article 51
(1) Setiap orang yang tidak memenuhi keselamatan (1) Any person who fails to meet the electricity
safety as intended by Article 44 section (1) to
ketenagalistrikan sebagaimana dimaksud dalam
affect the viability of power supplies shall be
Pasal 44 ayat (1) sehingga mempengaruhi
sentenced to imprisonment of at most 3 (three)
kelangsungan penyediaan tenaga listrik dipidana
years and a fine of at most Rp500,000,000.00
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
(five hundred million rupiah).
tahun
dan
denda
paling
banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(2) Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada (2) If an act as intended by section (1) results in
ayat (1) mengakibatkan terputusnya aliran listrik
power outage/failure to the detriment of the
sehingga merugikan masyarakat, dipidana
public shall be sentenced to imprisonment of at
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
32
(3) Setiap orang yang menggunakan tenaga listrik (3) Any person who consumes electricity in an
unauthorized manner unlawfully shall be
yang bukan haknya secara melawan hukum
sentenced to imprisonment of at most 7 (seven)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7
years and a fine of at most Rp2,500,000,000.00
(tujuh) tahun dan denda paling banyak
(two billion five hundred million rupiah).
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah).
Pasal 52
Article 52
(1) Setiap orang yang melakukan usaha penyediaan (1) Any person engaged in power supply business
tenaga listrik yang tidak memenuhi kewajiban
not meeting obligations to the land, building,
terhadap yang berhak atas tanah, bangunan, dan
and plant title holders as intended by Article 30
tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
section (1) shall be sentenced to imprisonment
ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
of at most 5 (five) years and a fine of at most
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp3,000,000,000.00 (three billion rupiah)..
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Selain pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Other than sentences as intended by section (1),
(1) dapat dikenai sanksi tambahan berupa
additional sanctions of revocation of power
pencabutan izin usaha penyediaan tenaga listrik
supply license or operating license may be
atau izin operasi.
imposed.
Pasal 53
Article 53
Pasal 54
Article 54
(1) Setiap orang yang mengoperasikan instalasi (1) Any person who operates power installations
tenaga listrik tanpa sertifikat laik operasi
without a commissioning certificate as intended
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (4)
by Article 44 section (4) shall be sentenced to
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
imprisonment of at most 5 (five) years and a
(lima) tahun dan denda paling banyak
fine of at most Rp500,000,000.00 (five hundred
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
million rupiah).
(2) Setiap orang yang memproduksi, mengedarkan, (2) Any person who produces, distributes, or trades
in power tools and equipment other than in
atau
memperjualbelikan
peralatan
dan
accordance with the Indonesia national standard
pemanfaat tenaga listrik yang tidak sesuai
as intended by Article 44 section (5) shall be
dengan standar nasional Indonesia sebagaimana
sentenced to imprisonment of at most 5 (five)
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (5) dipidana
years and a fine of at most Rp5,000,000,000.00
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
(five billion rupiah).
tahun
dan
denda
paling
banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro
33
Pasal 55
Article 55
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud (1) Where criminal acts as intended by Article 49
dalam Pasal 49 sampai dengan Pasal 54
through Article 54 are committed by an entity,
dilakukan oleh badan usaha, pidana dikenakan
the sentence shall be imposed on the entity
terhadap badan usaha dan/atau pengurusnya.
and/or its management.
(2) Dalam hal pidana sebagaimana dimaksud pada (2) Where the sentence as intended by section (1) is
ayat (1) dikenakan terhadap badan usaha, pidana
imposed on an entity, the sentence to be
yang dikenakan berupa denda maksimal
imposed shall be a maximum fine plus one third
ditambah sepertiganya.
of it.
BAB XVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 56
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
CHAPTER XVI
TRANSITIONAL PROVISIONS
Article 56
Upon this Law coming into effect:
1.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) as stateowned entity that is formed under Regulation of
the Government Number 23 of 1994 concerning
Change in the Form of Public Enterprise into
Limited Liability Company shall be deemed to
have held a power supply license.
2.
3.
Izin
Usaha
Ketenagalistrikan
Untuk 3.
Kepentingan
Umum,
Izin
Usaha
Ketenagalistrikan Untuk Kepentingan Sendiri,
dan Izin Usaha Penunjang Tenaga Listrik yang
telah dikeluarkan berdasarkan Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
1985
tentang
Ketenagalistrikan tetap berlaku sampai habis
masa berlakunya.
4.
34
CHAPTER XVII
CONCLUDING PROVISIONS
Article 57
(1) Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, (1) Upon this Law coming into effect, Law Number
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang
15 of 1985 concerning Electricity (State Gazette
Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik
of the Republic of Indonesia Number 74 of
Indonesia Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan
1985, Supplement to State Gazette of the
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Republic of Indonesia Number 3317) is revoked
3317) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
and declared no longer valid.
(2) Peraturan
pelaksanaan
di
bidang (2) Ancillary regulations on electricity already
ketenagalistrikan yang telah ada berdasarkan
existing under Law Number 15 of 1985
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang
concerning Electricity shall remain valid to the
Ketenagalistrikan tetap berlaku sepanjang tidak
extent not against or not yet replaced under this
bertentangan atau belum diganti berdasarkan
Law.
Undang-Undang ini.
(3) Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini (3) Ancillary regulations to this Law must have
harus telah ditetapkan dalam waktu paling lama
been issued not longer than 1 (one) from when
1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini
this Law is promulgated.
diundangkan.
Pasal 58
Article 58
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal This Law shall take effect from the date it is
diundangkan.
promulgated.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan In order that every person may know of it, the
pengundangan
Undang-Undang
ini
dengan promulgation of this Law is ordered by placement in
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik the State Gazette of the Republic of Indonesia
Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 23 September 2009
Ratified in Jakarta
on September 23, 2009
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
sgd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 23 September 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
ANDI MATTALATTA
Promulgated in Jakarta
on September 23, 2009
MINISTER OF LAW AND HUMAN RIGHTS OF
THE REPUBLIC OF INDONESIA,
sgd.
ANDI MATTALATTA
35
36