You are on page 1of 4

DEFINISI

Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau
fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau
hiatus genitalis.
KLASIFIKASI
Mengenai istilah dan klasifikasi prolapsus uteri terdapat perbedaan pendapat antara para ahli
ginekologi. Friedman dan Little (1961) mengemukakan beberapa macam klasifikasi yang dikenal,
yaitu:
A. Prolapsus uteri tingkat I : serviks uteri turun sampai introitus vagina.
Prolapsus uteri tingkat II : serviks uteri menonjol keluar dari introitus vagina.
Prolapsus uteri tingkat III : seluruh uterus keluar dari vagina. Prolaps ini juga dinamakan Prosidensia
Uteri.
B. Prolapsus uteri tingkat I : serviks masih berada dalam vagina.
Prolapsus uteri tingkat II : serviks mendekati atau sampai introitus vagina.
Prolapsus uteri tingkat III : serviks keluar dari introitus vagina.
Prosidensia Uteri : uterus seluruhnya keluar dari vagina.
C. Prolapsus uteri tingkat I : serviks mencapai introitus vagina.
Prolapsus uteri tingkat II : uterus keluar dari introitus kurang dari bagian.
Prolapsus uteri tingkat III : uterus keluar dari introitus vagina lebih besar dari bagian.
D. Prolapsus uteri tingkat I : serviks mendekati processus spinosus.
Prolapsus uteri tingkat II : serviks terdapat antara processus spinosus dan introitus vagina.
Prolapsus uteri tingkat III : serviks keluar dari introitus vagina.
G. Klasifikasi ini sama dengan klasifikasi D, ditambah dengan prolapsus uteri tingkat IV (Prosidensia
Uteri).
Klasifikasi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Desensus uteri : uterus turun tetapi serviks masih dalam vagina.
Prolapsus uteri tingkat I : uterus turun dengan serviks uteri turun sampai introitus vagina.
Prolapsus uteri tingkat III (Prosidensia Uteri) : uterus keluar seluruhnya dari vagina, disertai
inversion uteri.
Prolapsus uteri tingkat II : uterus untuk sebagian keluar sampai vagina.

ETIOLOGI
Dasar panggul yang lemah oleh kerusakan dasar panggul pada partus (rupture perinea atau regangan) atau
karena usia lanjut.
Menopause, hormon estrogen telah berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah.
Tekanan abdominal yang meninggi karena ascites, tumor, batuk yang kronis atau mengejan (obstipasi atau
strictur dari tractus urinalis).
Partus yang berulang dan terjadi terlampau sering.
Partus dengan penyulit.
Tarikan pada janin sedang pembukaan belum lengkap.
Ekspresi menurut creede yang berlebihan untuk mengeluarkan placenta.
FISIOLOGIS
Posisi serta letak uterus dan vagina dipertahankan oleh ligament, fascia serta otot-otot dasar
panggul. Te Linde (1966) membagi atas 4 golongan, yaitu :
1. Ligamen-ligamen yang terletak dalam rongga perut dan ditutupi oleh peritonium :
ligamentum rotundum (lig teres uteri) : ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi dan
berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri dan kanan.
Ligamentum sacrouterina : ligamentum yang juga menahan uterus supaya tidak banyak bergerak,
berjalan melengkung dari bagian belakang serviks kiri dan kanan melalui dinding rektum ke arah
os sacrum kiri dan kanan.
Ligamentum cardinale (Mackenrodt) : ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar uterus
tidak turun. Ligamentum ini terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari serviks dan puncak
vagina ke arah lateral ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah a v
uterina.
Ligamentum latum : ligamentum yang berjalan dari uterus ke arah lateral dan tidak banyak
mengandung jaringan ikat. Sebetulnya ligamentum ini adalah bagian peritoneum visceral yang
meliputi uterus dan kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan. Di bagian lateral dan belakang
ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistrum dan dekstrum). Untuk memfiksasi
uterus ligamentum ini tidak banyak artinya.
Ligamentum infundibulopelvikum (lig. Suspensorium ovarii) : ligamentum yang menahan tuba
fallopii, berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Didalamnya ditemukan urat saraf,
saluran-saluran limfe, a v ovarika. Sebagai alat penunjang ligamentum ini tidak banyak artinya.

1. Jaringan jaringan yang menunjang vagina
Fasia puboservikalis (antara dinding depan vagina dan dasar kandung kemih) membentang dari
belakang simfisis ke serviks uteri melalui bagian bawah kandung kencing, lalu melingkari urethra
menuju ke dinding depan vagina.
Kelemahan fasia ini menyebabkan kandung kencing dan juga uretra menonjol ke arah lumen
vagina.
Fasia rektovaginalis (antara dinding belakang vagina dan rectum)
Kelemahan fasia ini menyebabkan menonjolnya rektum ke arah lumen vagina.
1. Kantong Douglas
Dilapisi peritonium yang berupa kantong buntu yang terletak antara ligamentum sacrouterinum di
sebelah kanan dan kiri , vagina bagian atas di depan dan rektum di belakang. Di daerah ini, oleh
karena tidak ada otot atau fasia, tekanan intraabdominal yang meninggi dapat menyebabkan hernia
(enterokel).
1. Otot-otot dasar panggul, terutama otot levator ani
Dasar panggul terdiri dari :
diafragma pelvis
diafragma urogenital
otot penutup genitalia eksterna
v Diafragma pelvis :
- otot levator ani : iliokoksigeus, pubokoksigeus dan puborektalis
- koksigeus
- fasia endopelvik
Fungsi levator ani :
mengerutkan lumen rektum, vagina, urethra dengan cara menariknya ke arah dinding tulang
pubis, sehingga organ-organ pelvis diatasnya tidak dapat turun (prolaps).
mengimbangkan tekanan intraabdominal dan tekanan atmosfer, sehingga ligamen-ligamen tidak
perlu bekerja mempertahankan letak organ-organ pelvis diatasnya.
Sebagai sandaran dari uterus, vagina bagian atas, rectum dan kantung kemih. Bila otot levator
rusak atau mengalami defek maka ligamen seperti ligamen cardinale, sacrouterina dan fasia akan
mempunyai beban kerja yang berat untuk mempertahankan organ-organ yang digantungnya,
sebaliknya selama otot-otot levator ani normal, ligamen-ligamen dan fasia tersebut otomatis
dalam istirahat atau tidak berfungsi banyak.
M. Pubovaginalis berfungsi sebagai :
- penggantung vagina. Karena vagina ikut menyangga uterus serta adnexa, vesica urinaria
serta urethra dan rectum, maka otot ini merupakan alat penyangga utama organ-organ dalam
panggul wanita.
- Robekan atau peregangan yang berlebihan merupakan predisposisi terjadinya prolapsus
cystocele dan rectocele
- Sebagai sphincter vaginae dan apabila otot tersebut mengalami spasme maka keadaan ini
disebut vaginismus
M. puborectalis berfungsi sebagai :
- penggantung rectum
- mengontrol penurunan feces
- memainkan peranan kecil dalam menahan struktur panggul.
M. iliococcygeus berfungsi sebagai :
- Sebagai lapisan musculofascial.
v Diafragma urogenital
Fungsi diafragma urogenital:
memberi bantuan pada levator ani untuk mempertahankan organ-organ pelvis

You might also like