You are on page 1of 40

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya tumor paru terbagi atas tumor jinak (5%) antara lain adenoma,
hamartoma dan tumor ganas (90%) adalah karsinoma bronkogenik. Kanker paru atau
Karsinoma bronkus, tumor primer paru yang paling sering hampir 95%. Kanker paru
adalah pembunuh nomor satu diantara pria di U!. "amun, kanker paru ini meningkat
dengan angka yang lebih besar pada #anita dibanding pada pria dan sekarang melebihi
kanker payudara sebagai penyebab paling umum kematian akibat kanker pada #anita.
$
Pada hampir %0% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat lim&atik
regional dan tempat lain pada saat di diagnosis. ebagai akibat, angka sur'i'al pasien
kanker paru adalah rendah. (ukti)bukti menunjukkan bah#a karsinoma *enderung
untuk timbul ditempat jaringan parut sebelumnya (tuber*ulosis, &ibrosis) dalam paru.
ebagian besar kanker paru berasal dari sel)sel di dalam paru+ tetapi kanker paru bisa
juga berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru. Kanker paru
merupakan kanker yang paling sering terjadi, baik pada pria maupun #anita
,ugaan meningkat pada mereka yang merupakan bagian dari kelompok resiko
tinggi yaitu, apakah pasien merokok, apakah pasien telah terpapar dengan suatu bahan
berbahaya dalam pekerjaannya, dan pernakah pasien menderita &ibrosis paru kronis.
Kebanyakan kasus kanker paru dapat di*egah jika merokok dihilangkan.
,i !merika erikat Kanker Paru adalah penyebab kematian kedua diantara semua
ma*am kanker. Kanker Paru bahkan menyebabkan kematian melebihi kanker payudara,
kanker prostat dan kanker usus besar, apabila kematian ketiga ma*am kanker ini
bersama)sama dihitung.
$
1
Keganasan di rongga thorak men*akup kanker paru, tumor mediastinum,
metastasis tumor paru dan keganasan di pleura. Kanker paru dalam arti luas adalah
semua penyakit keganasan di paru, men*akup keganasan yang berasal dari paru sendiri
(primer) maupun metastasis tumor di paru.
,iagnosis sering terlambat atau -Inoperable Stage-, maka prognosanya jelek
dan sur'i'al rate rendah. Keluhan dan gejala hampir sama dengan penyakit paru lain,
sehingga sering tidak terpikirkan. .eningkatnya ilmu, ketrampilan dokter, alat
diagnostik dan perhatian penderita diagnosis semakin *epat. Penatalaksanaan baik
penderitaan berkurang, kualitas hidup meningkat dan ketahanan hidup lebih baik.
,eteksi dini sangat penting dan perlu di usahakan.
$
B. Tujuan Penulisan
$. .engetahui dan memahami penyakit tumor paru, terutama mengenai gambaran
radiologinya.
/. .emenuhi sebagian syarat untuk kepaniteraan klinik di bagian 0adiologi 0 1K 22
Pelamonia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi Paru
Paru)paru adalah organ pada system pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan
system peredaran darah (sirkulasi). 3ungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan
karbon dioksida dari darah. Paru)paru terdiri dari organ)organ yang sangat kompleks.
(ernapas terutama digerakkan oleh otot dia&ragma (otot yang terletak antara dada dan perut).
aat menghirup udara, otot dia&ragma akan mengerut, ruang yang menampung paru)paru
akan meluas. (egitu pula sebaliknya, saat menghembuskan udara, dia&ragma akan
mengembang dan paru)paru akan mengempis mengeluarkan udara.
$,/
!kibatnya, udara terhirup masuk dan terdorong keluar paru)paru melalui trakea dan
tube bron*hial atau bron*hi, yang ber*abang)*abang dan ujungnya merupakan al'eoli, yakni
kantung)kantung ke*il yang dikelilingi kapiler yang berisi darah. ,i sini oksigen dari udara
berdi&usi ke dalam darah, dan kemudian diba#a oleh hemoglobin.
elama hidup paru kanan dan kiri lunak dan berbentuk seperti spons dan sangat
elasti*. 4ika rongga thora5 dibuka 'olume paru akan segera menge*il sampai $67 atau kurang.
Paru)paru terletak di samping kanan dan kiri mediastinum. Paru satu dengan yang lain
dipisahkan oleh jantung dan pembuluh)pembuluh besar serta struktur lain di dalam
mediastinum. .asing)masing paru berbentuk keru*ut dan diliputi oleh pleura 'is*eralis, dan
terdapat bebas di dalam *a'itas pleuralis masing)masing, hanya dilekatkan pada mediastinum
oleh radi5 pulmonalis.
$,/
etiap paru)paru memiliki 8
a. !peks 8 tumpul, menonjol ke atas ke dalam leher sekitar /,5*m di atas *la'i*ula
b. Permukaan *osto)'ertebral 8 menempel pada bagian dalam dinding dada
*. Permukaan mediastinal 8 menempel pada peri*ardium dan jantung
3
d. (asis pulmonis 8 terletak pada dia&ragma
(atas)batas paru 8
a. !peks 8 atas paru (atas *ostae) sampai dengan di atas *la'i*ula
b. !tas 8 dari *la'i*ula sampai dengan *ostae 22 depan
*. 1engah 8 dari *ostae 22 sampai dengan *ostae 29
d. (a#ah 8 dari *ostae 29 sampai dengan dia&ragma
. Pulmo De!ter"Paru Kanan
Pulmo de5ter sedikit lebih besar dari pulmo sinister dan dibagi oleh &issura
obli:ua dan &issura hori;ontalis pulmonis de5ter menjadi tiga lobus 8 lobus superior,
lobus medius, dan lobus in&erior. 3issura obli:ue berjalan dari pinggir in&erior ke atas
dan ke belakang menyilang permukaan medial dan *ostalis sampai memotong pinggir
posterior sekitar <,/5*m di ba#ah ape5 pulmonis. 3issura hori;ontalis berjalan
hori;ontal menyilang permukaan *ostalis setinggi *artilage *ostalis 29 dan bertemu
dengan &issure obli:ua pada linea a5illaris media.Pulmo de5ter mempunyai sepuluh
segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus
medial, dan tiga buah segmen pada lobus in&erior. 1iap)tiap segmen ini terbagi lagi
menjadi belahan)belahan yang bernama lobules.
$,/
,iantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang
berisi pembuluh darah, getah bening, dan sara&. ,alam tiap lobules terdapat sebuah
bronkeolus. ,i dalam lobules, bronkeolus ini ber*abang)*abang yang disebut duktus
al'eolus. 1iap duktus al'eolus berakhir pada al'eolus yang diameternya antara 0,/)
0,7mm.
egmen pulmo de5ter 8
a. =obus superior 8
- egmen api*ale
- egmen posterior
- egmen anterior
b. =obus medius 8
- egmen lateral
- egmen medial
*. =obus in&erior 8
- egmen api*obasal
- egmen mediobasal
4
- egmen anterobasal
- egmen laterobasal
- egmen posterobasal
>ilus pulmonalis de5ter terdiri dari 8
a. !. pulmonalis de5tra
b. (ron*hus prin*ipales de5tra 8 bron*hus lobaris superior, medius dan in&erior
*. 9'. Pulmonalis de5tra
d. "odule lymphideus
#. Pulmo Sinister"Paru Kiri
Pulmo sinister dibagi oleh &issure obli:ue dengan *ara yang sama menjadi dua
lobus 8 lobus superior dan lobus in&erior. Pada pulmo sinister tidak ada &issure
hori;ontalis.
$,/
egmen pulmo sinister 8
a. =obus superior 8
- egmen api*oposterior
- egmen anterior
- egmen lingual superior
- egmen lingual in&erior
b. =obus in&erior 8
- egmen api*obasal
- egmen antero medial basal
- egmen laterobasal
- egmen posterobasal
>ilus pulmo sinister 8
a. !. pulmonalis sinistra
b. (ron*hus prin*ipales sinistra
*. 9'. Pumonalis sinistra
d. "oduli lymphoideus
Pada pulmo sinister terdapat in*isura *ardia* yang merupakan lengkung untuk jantung
(cardiac notch) dan impression *ardia* yang lebih besar, karena /67 jantung terletak di
pulmo sinistra.
$,/
5
?ambar $. =obus Paru ,e5tra dan inistra
?ambar /. egmen Paru ,e5tra dan inistra
6
?ambar 7. (atas)batas Paru
?ambar @. ?ambaran 0adiologi Paru "ormal
B. Tumor Paru
7
. De$inisi Tumor Paru
1umor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk keru*ut dan letaknya didalam
rongga dada. 4enis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi A=A (Small
Cell Lung Cancer) dan "=A (Non Small Cell Lung Cancer6Karsinoma kuamosa,
adenokarsinoma, karsinoma sel besar).
$,/,7
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh diparu, sebagian besar
kanker paru berasal dari sel)sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh
lain yang terkena kanker.
1umor paru merupakan abnormalitas dari sel B sel yang mengalami proli&erasi
dalam paru. Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru.

Karsinoma
bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas.
@,5
#. Etiologi
.eskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada
beberapa &aktor yang agaknya bertanggung ja#ab dalam peningkatan insiden kanker
paru8
a. .erokok.
1ak diragukan lagi merupakan &aktor utama. uatu hubungan statistik yang
de&eniti& telah ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari)
dari kanker paru (karsinoma bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai
ke*enderung sepuluh kali lebih besar dari pada perokok ringan. elanjutnya orang
perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan kebiasaannya akan kembali
ke pola resiko bukan perokok dalam #aktu sekitar $0 tahun. >idrokarbon
karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan
pada kulit he#an, menimbulkan tumor.
b. 0adiasi.
2nsiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di *hneeberg dan
penambang radium di 4oa*himsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)
berkaitan dengan adanya bahan radioakti& dalam bentuk radon. (ahan ini diduga
merupakan agen etiologi operati&.
8
*. Kanker paru akibat kerja.
1erdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel
(pelebur nikel) dan arseni* (pembasmi rumput). Pekerja peme*ah hematite (paru B
paru hematite) dan orang B orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat
juga mengalami peningkatan insiden.
d. Polusi udara.
.ereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi
dari pada mereka yang tinggal di desa dan #alaupun telah diketahui adanya
karsinogen dari industri dan uap diesel dalam atmos&er di kota.
e. ?enetik.
1erdapat perubahan6mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,
yakni8
$) Proton on*ogen.
/) 1umor suppressor gene.
7) ?ene en*oding en;yme.
&. ,iet.
,ilaporkan bah#a rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan 'itamin !
menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru.
<
%. Pato$isiologi
,ari etiologi yang menyerang per*abangan segmen6 subbronkus menyebabkan
*ilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. ,engan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia.
(ila lesi peri&er yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul e&usi pleura, dan bisa diikuti in'asi langsung
pada kosta dan korpus 'ertebra. =esi yang letaknya sentral berasal dari salah satu
*abang bronkus yang terbesar. =esi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus
dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. ?ejala B gejala yang timbul dapat
berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Chee;ing unilateral dapat
terdengan pada auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya
metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur B struktur
terdekat seperti kelenjar lim&e, dinding eso&agus, peri*ardium, otak, tulang rangka.
9
ebab)sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi 'irus, &aktor
lingkungan, &aktor hormonal dan &aktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko
terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya ;at yang
bersi&at intiation yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. ,iperlukan
perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memi*u timbulnya penyakit
tumor.
2ntiation agen biasanya bisa berupa unsur kimia, &isik atau biologis yang
berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik
(,"!). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan
berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama
mingguan sampai tahunan.
Kanker paru ber'ariasi sesuai tipe sel daerah asal dan ke*epatan
pertumbuhan. Dmpat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid
(sel skuamosa). Karsinoma sel ke*il (sel oat), karsinoma sel besar (tak terde&erensiasi)
dan adenokarsinoma. el skuamosa dan karsinoma sel ke*il umumnya terbentuk di
jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel ke*il umumnya terbentuk dijalan napas
utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh di*abang
bronkus peri&er dan al'eoli. Karsinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat
*epat sehingga mempunyai progrosis buruk. edangkan pada sel skuamosa dan
adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk keru*ut dan letaknya di
dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini
lambat.
&. 'ani$estasi Klinis
a. =okal (tumor tumbuh setempat) 8
$) (atuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
/) >emoptisis
7) .engi (wheezing 6 stridor) karena ada obstruksi saluran napas
@) Kadang terdapat ka'itas seperti abses paru
5) !telektasis
b. 2n'asi lokal 8
$) "yeri dada
10
/) ,ispneu karena e&usi pleura
7) 2n'asi ke perikardium (terjadi tamponade atau aritmia)
@) indrom 'ena ka'a superior
5) indrom >orner (anhidrosis &a*ialis, ptosis, miosis)
<) uara serak, karena penekanan ner'us laringis rekuren
%) indrom Pan*oast, karena in'asi pada pleksus brakhialis dan sara&
simpatis ser'ikalis
*. ?ejala penyakit metastasis 8
$) Pada otak, tulang, hati, adrenal
/) =im&adenopati ser'ikal dan suprakla'ikula
d. indrom paraneoplastik, terdapat pada $0 % kanker paru dengan gejala 8
$) istemik 8 penurunan berat badan, anoreksia, demam
/) >ematologi 8 leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
7) >ipertro&i osteoartropati
@) "eurologis 8 demensia, ataksia, tremor, neuropati peri&er
5) "euromiopati
<) Dndokrin 8 sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)
%) ,ermatologis 8 eritema multi&ormis, hiperkeratosis, jari tabuh
E) 0enal 8 syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (2!,>)
e. !simtomatik dengan kelainan radiologis
(. Pemeriksaan )iagnostik
a. *a)iologi.
$) 3oto thora5 posterior B anterior (P!) dan leteral
.erupakan pemeriksaan a#al sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker
paru. .enggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. ,apat menyatakan massa
udara pada bagian hilus, e&&use pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau
'ertebra.
/) (ronkhogra&i.
Untuk melihat tumor di per*abangan bronkus.
7) A1)*anning, untuk menge'aluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
@) .02, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
+. La+oratorium.
$) itologi (sputum, pleural, atau nodus lim&e).
,ilakukan untuk mengkaji adanya6 tahap karsinoma.
/) Pemeriksaan &ungsi paru dan ?,!
,apat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan 'entilasi.
7) 1es kulit, jumlah absolute lim&osit.
,apat dilakukan untuk menge'aluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
,. Histo-atologi.
$) (ronkoskopi.
.emungkinkan 'isualisasi, pen*u*ian bagian, dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
/) (iopsi 1rans 1orakal (11().
11
(iopsi dengan 11( terutama untuk lesi yang letaknya peri&er dengan ukuran F /
*m, sensiti'itasnya men*apai 90 B 95 %.
7) 1orakoskopi.
(iopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan *ara
torakoskopi.
@) .ediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
5) 1orakotomi.
1otakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan bila berma*am B ma*am
prosedur non in'asi& dan in'asi& sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
.. Klasi$ikasi Tumor Paru
a. Tumor Jinak Paru
1umor jinak paru jarang dijumpai, hanya sekitar /% dari seluruh tumor paru,
biasanya ditemukan se*ara kebetulan pada pemeriksaan rutin, karena tumor jinak jarang
memberikan keluhan dan tumbuh lambat sekali. 1umor jinak paru yang sering dijumpai
adalah hamartoma. 4enis tumor jinak lain yang lebih jarang dijumpai adalah &ibroma,
kondroma, lipoma, hemangioma, tumor neurogenik, papiloma, leiomio&ibroma, dan lain)
lain.
$,7
$) >amartoma
>amartoma merupakan tumor jinak paru yang pertambahan besarnya
berlangsung dengan sangat lambat. 1umor ini jarang didapati pada anak)anak,
biasanya di atas umur @0 tahun. ebagian besar (90%0 ditemukan di peri&er paru dan
sebagian lagi di sentral (endobronkial) dan sering terdapat di beberapa bagian paru
(multiple).

(entuk tumor bulat atau bergelombang (globulated) dengan batas yang tegas.
(iasanya ukuran kurang dari @ *m dan sering mengandung kalsi&ikasi berbentuk
ber*ak)ber*ak garis atau gambaran pop corn. Kalsi&ikasi ini akan bertambah dengan
bertambah besarnya tumor. Pembentukan ka'itas tidak pernah terjadi.
$,7
12
?ambar 5. >amartoma
/) Kista Paru
1erbentuknya kista paru merupakan hiperin&lasi udara ke dalam parenkim paru
melalui suatu *elah berupa klep akibat suatu peradangan kronis. Kista paru dapat pula
disebabkan kelainan kongenital yang se*ara radiologik tidak dapat dibedakan dengan
kista paru didapat (akibat peradangan). ?ambaran radiologik memberi bayangan bulat
berdinding tipis dengan ukuran ber'ariasi. (ila kista paru lebih dari satu dan tersebar
di kedua paru dikenal sebagai paru polikistik.
$,7
?ambar <. Kista Paru
+. Tumor /anas Paru
emua keganasan mengenai paru, baik berasal dari paru sendiri maupun dari
tempat lain yang bermetastasis ke paru.
$,7
e*ara garis besar kanker paru dibagi menjadi / bagian yaitu Small Cel Lung
Cancer (SCLC) dan Non Small Cel Lung Cancer (NCLC).
a. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
13
Kejadian kanker paru jenis A=A ini hanya sekitar /0 % dari total kejadian
kanker paru. "amun jenis ini berkembang sangat *epat dan agresi&. !pabila
tidak segera mendapat perlakuan maka hanya dapat bertahan / sampai @ bulan.
(/)
b. Non Small Cell Lung Cancer
E0 % dari total kejadian kanker paru adalah jenis "A=A. e*ara garis besar
dibagi menjadi 7 yaitu8 .
(/)
!deno*arsinoma, jenis ini adalah yang paling banyak ditemukan (@0%).
(/)
Karsinoma el ekuamosa, banyaknya kasus sekitar /0 B 70 %.
(@)
Karsinoma el (esar, banyaknya kasus sekitar $0 B $5 %.
(/)
ebagian besar pasien yang didiagnosa dengan "A=A (%0 B E0 %) sudah
dalam stadium lanjut 222 B 29.
(/)
Klasi&ikasi tumor ganas paru menurut =eebo# adalah 8
2. 1umor ganas epitelial (Primary malignant epithelial tumours)
!. Karsinoma bronkogen
$. Dpidermoid (s:uamous *ell *a) 8 @5)<0%.
/. !denokarsinoma 8 $5%.
7. Karsinoma anaplastik 8 70%.
@. Aampuran (mied).
(. Karsinoma bronkiolar (!l'eolar *ell *arsinoma6Pulmonary adenomatosis)
A. !denoma bronkial
22. arkoma
!. !ifferentiated spindle cell sarcoma
(. !ifferentiated sarcoma
A. =im&osarkoma primer
222. "ied epithelial and sarcomatous tumor (Carcinosarcoma)
29. "eoplasma asal sistem retikuloendotelial (0D) dalam paru
9. .etastasis pada paru
ebagian besar (@5)<0%) tumor ganas paru termasuk karsinoma bronkogen
adalah jenis epidermoid. !gaknya insiden karsinoma paru mempunyai ke*enderungan
meningkat, mungkin berhubungan dengan meningkatnya polusi udara dan mental
stress yang sering dihubung)hubungkan. alah satu pendekatan diagnosis dini adalah
pemeriksaan radiologik.
7
,ikatakan karsinoma epidermoid ditemukan terutama pada laki)laki dengan
rasio $0)/0 banding $ dengan golongan umur terbanyak pada <0 tahun. Karsinoma
14
epidermoid dapat mengalami nekrosis dan membentuk ka'itas+ tumor ini dapat
menjalar melalui hematogen pada stadium lanjut.
!denokarsinoma lebih sering ditemukan pada #anita dan letaknya sering di
peri&er paru, kadang)kadang di sentral, perkembangan jenis tumor ini *epat dan *epat
bermetastasis melalui hematogen atau lim&ogen.
Karsinoma anaplastik sering ditemukan sentral dengan pembesaran kelenjar
hilus dan metastasis melalui saluran lim&e, oleh karena itu sering dianggap suatu
lim&osarkoma. 4enis ini jarang mengalami nekrosis dan membentuk ka'itas.
Karsinoma sel al'eolar bersi&at multilokal tetapi beberapa penyelidik
menganggap &okus tunggal (single focus) dengan *epat menjalar se*ara lim&ogen.
!da / bentuk yaitu 8
$. (entuk noduler
/. (entuk di&us yang se*ara radiologik menyerupai konsolidasi pneumonia
!denoma bronkial digolongkan ke dalam tumor ganas karena bermetastasis
se*ara lim&ogen, tetapi prognosisnya lebih baik dibanding tumor ganas paru lain
meskipun pada operasi sudah ditemukan metastasis ke kelenjar hilus. 1umor ini
terjadi pada umur relati& muda dan &rekuensi pada #anita lebih daripada laki)laki (fi#e
years sur#i#al rate $%& atau lebih).
/am+aran ra)iologik
Pemeriksaan radiologik untuk men*ari tumor ganas berma*am)ma*am antara
lain bronkogra&i in'asi&, A1)*an dengan pesa#at yang *anggih, tetapi pemeriksaan
radiologik kon'esional (toraks P!, lateral, &luoroskopi) masih tetap mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi, meskipun kadang)kadang tumor itu sendiri tidak terlihat tetapi
kelainan sebagai akibat adanya tumor akan sangat di*urigai ke arah keganasan,
misalnya kelainan em&isema setempat, atelektasis, peradangan sebagai komplikasi
tumor atau akibat bronkus terjepit dan pembesaran kelenjar hilus yang unilateral.
D&usi pleura yang progresi& dan ele'asi dia&ragma (paralisis ner'us &renikus) juga
perlu dipertimbangkan sebagai akibat tumor ganas paru).
7


0 Atelektasis
15
?ambaran perselubungan padat akibat hilangnya aerasi yang disebabkan
sumbatan bronkus oleh tumor, dapat terjadi se*ara segmental, lobaris, atau
seluruh hemitoraks. ?ambaran atelektasis yang disebabkan oleh penyumpatan
bronkus lainnya.
7


?ambar %. !telektasis
#0 Pem+esaran 1ilus unilateral
uatu perbedaan besar hilus antara kedua hilus atau perbedaan besar hilus
dengan &oto)&oto sebelumnya perlu di*urigai adanya suatu tumor dan perlu penelitian
bronkus dengan tomogra&i atau bronkoskopi.
7
?ambar E. Pembesaran hilus unilateral
%0 Em$isema lokal 2setem-at0
Penyumbatan sebagian lumen bronkus oleh tumor akan menghambat
pengeluaran udara se#aktu ekspirasi sehingga terjadi densitas yang rendah atau
em&isema setempat dibandingkan daerah lain.
16
Karsinoma bronkogen jenis anaplastik sering mengenai bronkus utama yang
mengakibatkan pelebaran mediastinum. Keadaan ini sukar dibedakan dengan lim&oma
maligna.
7

?ambar 9. Dm&isema lokal (setempat)
&0 Ka3itas atau a+ses 4ang soliter
uatu ka'itas soliter dengan tanda in&eksi yang tidak berarti terutama pada
orang berusia lanjut, perlu dipikirkan suatu karsinoma bronkogen jenis epidermoid.
(iasanya dinding ka'itas tebal dan irregular.
7

?ambar $0. 3oto 1hora5 Posisi =ateral, tampak adanya *a'itas dengan air)&luid le'el
yang merupakan karakteristik dari abses paru.
(0 Pneumonitis 4ang sukar sem+u1
Peradangan paru sering disebabkan aerasi tidak sempurna akibat sumbatan
sebagian bronkus dan pengobatan dengan antibiotik umumnya tidak memberikan
hasil yang sempurna atau berulang kembali peradangannya. ering setelah
17
peradangan berkurang, di daerah peradangan berkurang, di daerah peradangan terlihat
gambaran massa yang sangat di*urigai sebagai keganasan paru.
7
.0 No)ul soliter -a)a -aru
(ayangan nodul pada paru berukuran beberapa milimeter sampai @ *m atau
lebih dan tidak mengandung kalsi&ikasi harus diutamakan pada ke*urigaan sebagai
karsinoma bronkogen terutama pada usia di atas @0 tahun.
(ayangan nodul sering menjadi masalah perdebatan dalam hal menentukan
keganasan. !da pendapat mengatakan bah#a si&at nodul yang ganas batasnya tidak
jelas, apalagi berbenjol)benjol atau adanya nodul)nodul ke*il sekitarnya sebagai
gambaran satelit atau adanya gambaran kaki)kaki in&iltrasi yang berasal dari nodul
tersebut (pseudopodi).
7
?ambar $$. (entuk nodul dengan kaki (pseudopodi)
(er*ak kalsi&ikasi dalam nodul sering dinyatakan sebagai proses jinak. (ila
suatu nodul tidak terlihat adanya kalsi&ikasi, maka perlu dilakukan pemeriksaan
tomogra&i untuk memastikan adanya kalsi&ikasi di dalamnya+ tetapi nodul yang ganas
bisa berkalsi&ikasi di dalamnya. Keadaan ini dapat terjadi bila tumor ganas tumbuh
sekitar sisa proses peradangan lama atau sisa e&ek primer ('hon tubercle). ,apat pula
terjadi pada tumor ganas yang memang mengalami kalsi&ikasi, meskipun keadaan ini
jarang terjadi.
50 E$usi -leura
18
!danya gambaran *airan dalam rongga pleura yang *epat bertambah
(progresi&) atau bersamaan ditemukan bayangan massa dalam paru, perlu
dipertimbangkan suatu keganasan paru yang sudah bermetastasis ke pleura. (iasanya
*airan pleura tersebut terdiri atas *airan darah.
7
?ambar $/. D&usi pleura
60 Ele3asi )ia$ragma
=etak tinggi dia&ragma sesisi dengan bayangan massa tumor yang diakibatkan
kelumpuhan ner'us &renikus dapat diperlihatkan pada pemeriksaan &luoroskopi di
mana pergerakan dia&ragma berkurang atau tak ada sama sekali.
7
?ambar $7. Dle'asi dia&ragma
70 Perselu+ungan )engan )estruksi tulang sekitarn4a
uatu perselubungan padat terutama dipun*ak paru dengan gambaran
destruksi tulang iga atau korpus 'ertebra sekitarnya merupakan tumor ganas primer
pada paru (sulkus superior) yang lanjut yang dikenal sebagai tumor Pancoast, klinis
disertai dengan sindroma (orner.
7
19
?ambar $@. 1umor pan*oast, perselubungan padat di paru kanan atas dengan destruksi
tulang iga 2)22 kanan.
80 'etastasis -aru
Paru merupakan salah satu alat tubuh yang sering dihinggapi penyebaran
tumor ganas asal tempat lain. Penyebaran dapat melalui hematogen dan lim&ogen.
7
a0 'etastasis 1ematogen
1umor ganas anak yang sering bermetastasis ke paru adalah tumor
)ilms, neuroblastoma, sarkoma osteogenik, sarkoma *wing+ sedangkan
tumor ganas de#asa adalah karsinoma payudara, tumor)tumor ganas alat
*erna, ginjal, dan testis.
?ambaran radiologik dapat bersi&at tunggal (soliter) atau ganda
(multiple) dengan bayangan bulat berukuran beberapa milimeter sampai
beberapa sentimeter, batas tegas. (ayangan tersebut dapat mengandung
ber*ak kalsi&ikasi, misalnya pada penyebaran sarkoma osteogenik dan
ka'itas dapat terbentuk meskipun jarang (5%) yang disebabkan nekrosis
iskemik.
7
+0 'etastasis lim$ogen
Penyebaran melalui saluran lim&ogen sering menyebabkan
pembesaran kelenjar mediastium yang dapat mengakibatkan penekanan
pada trakea, eso&agus, dan 'ena ka'a superior, dengan keluhan)
keluhannya.
7
20
Penyebaran juga bisa menetap di saluran lim&e peribronkial atau
peri'askular yang se*ara radiologik memberi gambaran bronko'askular
yang kasar se*ara dua sisi atau satu sisi hemitoraks atau gambaran garis)
garis berdensitas tinggi yang halus seperti rambut.
(eberapa penyebaran tumor ganas misalnya karsinoma tiroid,
silidroma dan kelenjar air liur dapat menetap di paru bertahun)tahun
dengan keadaan umum yang baik.
a. b.
?ambar $58 a. .etastasis Paru >ematogen b. .etastasis Paru =im&ogen
21
BAB III
KESI'PULAN
1umor adalah neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang
abnormal. Paru merupakan organ elastis berbentuk keru*ut dan letaknya didalam
rongga dada.
Kanker paru adalah tumor ganas yang tumbuh diparu, sebagian besar kanker
paru berasal dari sel)sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain
yang terkena kanker.
1umor paru merupakan abnormalitas dari sel B sel yang mengalami proli&erasi
dalam paru. Kanker paru merupakan keganasan pada jaringan paru.

Karsinoma
bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas.
@,5
Penyebab tumor paru yakni dari etiologi yang menyerang per*abangan segmen6
sub bronkus menyebabkan *ilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan
karsinogen. ,engan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,
hyperplasia dan displasia. (ila lesi peri&er yang disebabkan oleh metaplasia,
hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul e&usi pleura, dan bisa
diikuti in'asi langsung pada kosta dan korpus 'ertebra. =esi yang letaknya sentral
berasal dari salah satu *abang bronkus yang terbesar. =esi ini menyebabkan obstuksi
dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. ?ejala B gejala
yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.
DAFTA* PUSTAKA
$. Pri*e, yl'ia. /00@. Patofisiologi +onsep +linis Proses,Proses Penya-it. 9olume
/ Ddisi < 4akarta 8 D?A
/. Under#ood, 4.A.D, ($999), Patologi Umum dan istematik, Ddisi /, 4akarta8 D?A
7. jahriar 0asad. /0$$. 0adiologi ,iagnostik. Ddisi Kedua. (adan Penerbit 3KU2.
4akarta
@. !min, G. (/00%). +an-er Paru. ,alam .u-u /0ar Ilmu Penya-it !alam 1ilid II
*disi I2. 4akarta 8 Pusat Penerbitan ,epartemen 2lmu Penyakit ,alam 3K U2.
22
5. Kligerman, ., !bbott, ?. (/0$0). / 3adiologic 3e#iew 4f 5he New 5N"
Classification 4f Lung Cancer. ,ari
http866###.ajronline.org*gireprint$9@75</.pd&
<. jamsuhidajat, 0., de 4ong, C. (/005). .u-u /0ar Ilmu .edah *disi 6. 4akarta 8
D?A.
%. utton, ,. ($995). .u-u /0ar 3adiologi 7ntu- "ahasiswa +edo-teran *disi 8.
4akarta 8 >ipokrates.
E. Perhimpunsn ,okter Paru 2ndonesia, +an-er Paru9 Pedoman !iagnosis dan
penatala-sanaan di Indonesia. 4akarta8 /007
23
LAP9*AN KASUS
I)entitas
"ama 81n. 4
Usia 8 %0 tahun
!gama 8 2slam
!lamat 8 ?ambuhan 0160C 0760/ kalitengah =amongan
"o .0 8 0@.@@.5%
Anamnesa
Keluhan Utama 8 Penurunan kesadaran
0P 8 pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak @ hari yang lalu, menurut
keluarga pasien a#alnya mengalami saria#an sehingga pasien tidak na&su makan
dan hanya minum saja. Pasien juga mengeluh sesak na&as dan panas badan. ejak $
minggu .0 kondisi pasien bertambah lemah. (atuk ())
0P, 8 >1 disangkal, ,. terkontrol, ri#ayat pengobatan 1b disangkal, p5 pernah .0
dg keluhan yang sama dan didiagnosis sebagai 1umor paru
0PK 8 )
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum 8 tidak sadar
?A 8 D/ 9/ .5
1, 8 $%/6E% mm>g
" 8 $$$ 56 menit
8 7E,% 0A
P 8 /E5 6 menit
Ke-ala
24
Kepala 8 .ata *ekung ()6)), *onjungti'a anemis ()6)), sklera ikterik ()6)), edema ()), re&lek
pupil (H) normal, isokor
=eher 8 49P tidak meningkat, pembesaran thyroid ()), kaku kuduk ()), bud;inky 2 ()).
T1ora!
Pulmo
o 2nspeksi 8 simetris (H), retraksi (H)
o Palpasi 8 pergerakan diding dada tertinggal pada sisi kanan atas
o Perkusi 8 onor dikedua lapang paru
o !uskultasi 8 9esikuler ( 6H), Chee;ing ()6)), 0onkhi ()6))
4antung
o 2nspeksi 8 2*tus kordis tidak tampak.
o Palpasi 8 2*tus kordis teraba di 2A 9 =.A inistra / *m ke medial, thrill ()),
kuat angkat ())
o Perkusi 8 (atas kiri atas 2A 22 parasternal (atas kanan atas 2A 22 parasternal
kanan (atas kiri ba#ah 2A 9 .A= () (atas kanan ba#ah 2A 9 0(
o !uskultasi 8 (4 2 I (4 22, reguler, bising ()), gallop ())
A+)omen
2nspeksi 8 ,atar, pulsasi epigastrium ()), sikatrik()), stria ())
!uskultasi 8 peristaltik (H) normal, suara abnormal ())
Palpasi 8 "yeri tekan epigastrik ()), nyeri ketok ginjal ()) de&ans mus*uler ()), murphy
sign ()), hepatomegali ()), splenomegali ()), nyeri ketok *osto'ertebra ()6))
Perkusi 8 1ympani diseluruh regio abdomen
Ekstremitas
uperior 8 Ddema ()6)), hambatan gerak ()6)), akral dingin ()6))
2n&erior 8 Ddema ()6)), hambatan gerak ()6)), akral dingin ()6))
Pemeriksaan Penunjang
=!( $/6$$6/0$/
,= 8 ,i&&*ount 0606EE656%
>ematokrit 77,/
25
>b $$,0
=D, E$69/
=ekosit $E.500
1rombosit 775.000
=31
?J1 7/
?P1 /0
erum Dlektrolit
K 7,$
"a $@/
Al $09
031
erum kreatinin /,E
Urea $7$
?,! $/<
(lood ?as
(eb 9,0
(ee*& 9,9
>A07 77,0
2on Aal*ium /,7$
J/ at 9E,/
PAo/ @/,%
p> %.50/
1Ao7 7@,@
Assessment:
1umor Paru
26
Foto T1oraks AP
>asil pemeriksaan 8
Aor 8 (esar dan (entuk tak "ampak kelainan
27
Pulmo 8 1ampak massa di suprahiller kanan, batas tidak tegas, lobulated.
1ampak nodul satelit di parahiller kanan)kiri. 1ampak pneumoni*
re*tion pulmo de5tra dan para*ardial kiri. 1ampak destruksi *osta $)@
kanan. Kedua sinus phreni*o*ostalis tajam. 1ulang dan so&t tissue tak
"ampak kelainan.
Kesimpulan 8
Aa Paru de5tra H destruksi *osta $)@ kananH multiple satelit nodul H pneumoni*
rea*tion
Planning :
,iagnosa 8 (iopsi.
1erapi 8 J/ masker ketat
293, !ssering $000 **6/@jam
2nj. >e5ilon 75$
2nj. =e'o&lo5a*in $5$
Konsul p.P
.onitoring 8 Keluhan
9ital sign
Ddukasi 8 .enjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang diagnosa, komplikasi
dan prognosa penyakit pasien
28
TINJAUAN PUSTAKA
KANKE* PA*U
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru)paru. ebagian besar kanker paru)
paru berasal dari sel)sel di dalam paru)paru, tetapi kanker paru bisa juga berasal dari kanker
di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru)paru.
($)
'ani$estasi Klinis
&. =okal (tumor tumbuh setempat) 8
<) (atuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
%) >emoptisis
E) .engi (wheezing 6 stridor) karena ada obstruksi saluran napas
9) Kadang terdapat ka'itas seperti abses paru
$0) !telektasis
g. 2n'asi lokal 8
E) "yeri dada
9) ,ispneu karena e&usi pleura
$0) 2n'asi ke perikardium (terjadi tamponade atau aritmia)
$$) indrom 'ena ka'a superior
$/) indrom >orner (anhidrosis &a*ialis, ptosis, miosis)
$7) uara serak, karena penekanan ner'us laringis rekuren
$@) indrom Pan*oast, karena in'asi pada pleksus brakhialis dan sara&
simpatis ser'ikalis
h. ?ejala penyakit metastasis 8
7) Pada otak, tulang, hati, adrenal
@) =im&adenopati ser'ikal dan suprakla'ikula
i. indrom paraneoplastik, terdapat pada $0 % kanker paru dengan gejala 8
9) istemik 8 penurunan berat badan, anoreksia, demam
$0) >ematologi 8 leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
$$) >ipertro&i osteoartropati
$/) "eurologis 8 demensia, ataksia, tremor, neuropati peri&er
$7) "euromiopati
$@) Dndokrin 8 sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)
$5) ,ermatologis 8 eritema multi&ormis, hiperkeratosis, jari tabuh
$<) 0enal 8 syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (2!,>)
j. !simtomatik dengan kelainan radiologis
Jenis;jenis Kanker Paru 2lung cancer0.
29
e*ara garis besar kanker paru dibagi menjadi / bagian yaitu Small Cel Lung Cancer
(SCLC) dan Non Small Cel Lung Cancer (NCLC).
a. Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Kejadian kanker paru jenis A=A ini hanya sekitar /0 % dari total kejadian kanker
paru. "amun jenis ini berkembang sangat *epat dan agresi&. !pabila tidak segera
mendapat perlakuan maka hanya dapat bertahan / sampai @ bulan.
(/)
b. Non Small Cell Lung Cancer
E0 % dari total kejadian kanker paru adalah jenis "A=A. e*ara garis besar dibagi
menjadi 7 yaitu8 .
(/)
!deno*arsinoma, jenis ini adalah yang paling banyak ditemukan (@0%).
(/)
Karsinoma el ekuamosa, banyaknya kasus sekitar /0 B 70 %.
(@)
Karsinoma el (esar, banyaknya kasus sekitar $0 B $5 %.
ebagian besar pasien yang didiagnosa dengan "A=A (%0 B E0 %) sudah dalam
stadium lanjut 222 B 29.
Staging
Pada kanker paru jenis A=A ada / stages yaitu =imited tage dan D5tensi'e tage.
edangkan pada "A=A staging dilakukan dengan sistem 1". (1K1umor,"KKelenjar
?etah (ening dan .K.etastase). Kalsi&ikasi stadium berdasarkan 1". dapat dilihat pada
tabel berikut 8
(7)
30
Keterangan 1abel 8
1 K 1umor
1$ 8 1umor dengan ukuran kurang dari 7 *m
1/ 8 1umor dengan ukuran dan perluasan sbb 8
L Ukuran lebih dari 7 *m
L .elibatkan bronkus utama yang letaknya sampai M / *m dari distal karina.
L Perluasan ke pleura 'iseral.
L Perluasan ke hilus
17 8 1umor dengan segala ukuran, meliputi 8
L 1umor mengin'asi dinding thora5, dia&ragma, pleura mediastinalis
L 1umor di dalam bron*hus primarius, ma5 / *m distal dari *arina (tetapi tanpa
melibatkan *arina). .
(/)
L 1umor disertai dg atelektasis atau obstrukti'e pneumonitis pada seluruh paru.
1 @ 8 1umor dengan segala ukuran, meliputi 8
L 1umor mengin'asi mediastinum, *or, pembuluh darah besar, tra*hea, esophagus,
*orpus 'ertebra, atau *arina.
(/)
L 1umor dengan e&usi pleura dan e&usi peri*ard maligna.
L 1umor dengan nodul satelit tumor yang masih dalam satu lobus pulmo ipsilateral
" K tatus lim&onodi regional 8
31
"0 8 1idak ada metastasis lim&onodi regional.
"$ 8 .etastasis di lim&onodi regional atau hilar atau lim&onodi intrapulmonar sebagai akibat
perluasan langsung dari tumor primer.
(/)
"/ 8 .etastasis di lim&onodi retrotra*heal, midline pre'as*ular, sub*arinal dan mediastinal
ipsilateral.
"7 8 .etastasis nodal hilar *ontralateral atau mediastinal *ontralateral, serta nodus
supra*la'i*ular dan s*alenus *ontralateral atau ipsilateral." 5 8 ,iskripsi " tambahan (tetapi
jarang dipakai) metastasis di lim&onodi regional sulit diperkirakan.
. K .etastasis 4auh, meliputi 8
.0 8 1idak ada metastasis jauh.
.$ 8 !da metastasis jauh atau nodul tumor terpisah pada lobus lain dalam pulmo yang sama
atau "odul tumor pada pulmo kontralateral (dinyatakan sebagai .$ jika jenis histloginya
sama dengan sel tumo primer.
(/)
(. Prose)ur Diagnosa
Penegakkan diagnosa kanker paru meliputi pemeriksaan klinis, laboratoium (sputum
sitologi dan tumor marker) dan pemeriksaan 0adiologi yang meliputi 8 &oto thora5, A1
*an, U?, (one *aning, PD1, .02 dan bron*hos*opi.
(/)
PE'E*IKSAAN <T S<AN TH9*A= PADA KANKE* PA*U
. 'an$aat <T S,an T1ora! Pa)a Kanker Paru
Pada kasus kanker paru At *an berman&aat untuk mendeteksi adanya tumor paru juga
sekaligus digunakan dalam penentuan staging klinik yang meliputi 8
$. .enentukan adanya tumor dan ukurannya
/. .endeteksi adanya in'asi tumor ke dinding thora5, bronkus, mediatinum dan
pembuluh darah besar.
7. .endeteksi adanya e&usi.
32
@. .endeteksi adanya penyebaran ke lim&onodi dan hepar.
(/)
,isamping diagnosa kanker paru A1 *an juga dapat digunakan untuk menuntun
tindakan trans thora*al needle aspiration (11"!), e'aluasi pengobatan, mendeteksi
kekambuhan dan A1 planing radiasi.
(/)
PEN/9BATAN
Pengobatan kanker paru adalah *ombined modality therapy (multi)modaliti terapi).
Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada jenis histologis,
derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non)medisseperti &asiliti yang
dimilikirumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan &aktor yang amat menentukan.
(@)
. Pem+e)a1an
2ndikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk KPK(K stadium 2 dan 22.
Pembedahan juga merupakan bagian dari -*ombine modality therapyN, misalnya kemoterapi
neoadju'an untuk KP(KK stadium 222!. 2ndikasi lain adalah bila ada kega#atan yang
memerlukan inter'ensi bedah, seperti kanker paru dengan sindroma 'ena ka'a superiror
berat.
(@)
Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut jaringan
K?( intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi. egmentektomi atau
reseksi baji hanya dikerjakan jika &aal paru tidak *ukup untuk lobektomi. 1epi sayatan
diperiksa dengan potong beku untuk memastikan bah#a batas sayatan bronkus bebas tumor.
K?( mediastinum diambil dengan diseksi sistematis, serta diperiksa se*ara patologi
anatomis.
(@)
Alur Tin)akan Diagnosis Kanker Paru
33
>al penting lain yang penting dingat sebelum melakukan tindakan bedah adalah
mengetahui toleransi penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. 1oleransi
penderita yang akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji &aal paru dan jika tidak
memungkin dapat dinilai dari hasil analisis gas darah (!?,) 8
(@)
yarat untuk reseksi paru
. 0esiko ringan untuk Pneumonektomi, bila K9P paru kontralateral baik, 9DP$I<0%
. 0isiko sedang pneumonektomi, bila K9P paru kontralateral I 75%, 9DP$ I <0%
#. *a)iotera-i
0adioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kurati& atau paliati&. Pada terapi
kurati&, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadju'an untuk KPK(K stadium
222!. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternati& terapi kurati&.
0adiasi sering merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk meringankan keluhan
penderita, seperti sindroma 'ena ka'a superiror, nyeri tulang akibat in'asi tumor ke dinding
dada dan metastasis tumor di tulang atau otak.
(@)
34
Penetapan kebijakan radiasi pada KPK(K ditentukan beberapa &aktor
ii. taging penyakit
iii. tatus tampilan
i'. 3ungsi paru
(ila radiasi dilakukan setelah pembedahan, maka harus diketahui 8
) 4enis pembedahan termasuk diseksi kelenjar yang dikerjakan
) Penilaian batas sayatan oleh ahli Patologi !natomi (P!)
,osis radiasi yang diberikan se*ara umum adalah 5000 B <000 *?y, dengan *ara
pemberian /00 *?y65, 5 hari perminggu.
yarat standar sebelum penderita diradiasi adalah 8
$. >b I $0 g%
/. 1rombosit I $00.0006mm7
7. =eukosit I 70006dl
0adiasi paliati& diberikan pada un&a'ourable group, yakni 8
$. P F %0.
/. Penurunan (( I 5% dalam / bulan.
7. 3ungsi paru buruk.
%. Kemotera-i
Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. yarat utama harus
ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance status) harus lebih dan <0
menurut skala Karnos&ky atau / menurut skala C>J. Kemoterapi dilakukan dengan
menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan
tertentu, penggunaan $ jenis obat anti kanker dapat dilakukan.
(@)
Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi adalah8
'. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)
35
'i. 0espons obyekti& satu obat antikanker s $5%
'ii. 1oksisiti obat tidak melebihi grade 7 skala C>J
'iii. harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian / sikius pada penilaian terjadi
tumor progresi&.
0egimen untuk KPK(K adalah 8
$.Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)
/.PD (sisplatin atau karboplatin H etoposid)
7.Paklitaksel H sisplatin atau karboplatin
@.?emsitabin H sisplatin atau karboplatin
5.,osetaksel H sisplatin atau karboplatin
Syarat standar yang harus dipenuhi se+elum kemoterapi
$. 1ampilan I %0)E0, pada penderita dengan P F %0 atau usia lanjut, dapat diberikan
obat antikanker dengan regimen tertentu dan6atau jadual tertentu.
/. >b I $0 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut, meski >b F $0 g%
tidak perlu tran&usi darah segera, *ukup diberi terapi sesuai dengan penyebab anemia.
(@)
7. ?ranulosit I $5006mm7
@. 1rombosit I $00.0006mm7
5. 3ungsi hati baik
<. 3ungsi ginjal baik (creatinin clearance lebih dari %0 ml6menit)
Evaluasi hasil pengobatan
Umumnya kemoterapi diberikan sampai < sikius6sekuen, bila penderita menunjukkan
respons yang memadai. D'aluasi respons terapi dilakukan dengan melihat perubahan ukuran
36
tumor pada &oto toraks P! setelah pemberian (sikius) kemoterapi ke)/ dan kalau
memungkinkan menggunakan A1)*an toraks setelah @ kali pemberian.
(@)
D'aluasi dilakukan terhadap
- 0espons subyekti& yaitu penurunan keluhan a#al
- 0espons semisubyekti& yaitu perbaikan tampilan, bertambahnya berat badan
- 0espons obyekti&
- D&ek samping obat
0espons obyekti& dibagi atas @ golongan dengan ketentuan
(@)
$. 0espons komplit (complete response 9 A0) 8 bila pada e'aluasi tumor hilang $00%
dan keadan ini menetap lebih dari @ minggu.
/. 0espons sebagian (partial response9 P0) 8 bila pengurangan ukuran tumor I 50%
tetapi F $00%.
7. .enetap :stable disease9 S!) ; bila ukuran tumor tidak berubahatau menge*il I /5%
tetapi F 50%.
@. 1umor progresi& (progresi#e disease9 P,) 8 bila terjadi petambahan ukuran tumor I
/5% atau mun*ul tumor6lesi baru di paru atau di tempat lain.
>al lain yang perlu diperhatikan datam pemberian kemoterapi adalah timbulnya e&ek
samping atau toksisiti. (erat ringannya e&ek toksisiti kemoterapi dapat dinilai berdasarkan
ketentuan yang dibuat C>J
Imunotera-i
!da beberapa *ara dan obat yang dapat digunakan meskipun belum ada hasil penelitian
di 2ndonesia yang menyokong man&aatnya.
Hormonotera-i
!da beberapa *ara dan obat yang dapat digunakan meskipun belum ada hasil penelitian
di 2ndonesia yang menyokong man&aatnya.
37
Tera-i /en
1ehnik dan man&aat pengobatan ini masih dalam penelitian.
(@)
PEN<E/AHAN
1idak ada *ara pasti untuk men*egah kanker paru)paru, tetapi !nda dapat mengurangi
risiko jika
(7)
!nda8
$. 1idak merokok. 4ika !nda belum pernah merokok, jangan mulai. (i*aralah dengan
anakanak. !nda untuk tidak merokok sehingga mereka bisa memahami bagaimana untuk
menghindari &aktor risiko utama kanker paru)paru. (anyak perokok mulai merokok di usia
remaja. .emulai per*akapan tentang bahaya merokok dengan anak)anak !nda lebih a#al
sehingga mereka tahu bagaimana harus bereaksi terhadap tekanan teman sebaya.
(7)
/. (erhenti merokok. (erhenti merokok sekarang. (erhenti merokok mengurangi risiko
kanker paru)paru, bahkan jika anda telah merokok selama bertahun)tahun. Konsultasi dengan
dokter !nda tentang strategi dan bantuan berhenti merokok yang dapat membantu !nda
berhenti. Pilihan meliputi produk pengganti nikotin, obat)obatan dan kelompok)kelompok
pendukung.
(7)
7. >indari asap rokok. 4ika !nda tinggal atau bekerja dengan perokok, dorong dia
untuk berhenti. Paling tidak, minta dia untuk merokok di luar. >indari daerah di mana orang
merokok, seperti bar dan restoran, dan memilih area bebas asap.
(7)
@. 1es radon rumah !nda. Periksa kadar radon di rumah !nda, terutama jika !nda
tinggal di daerah di mana radon diketahui menjadi masalah. Kadar radon yang tinggi dapat
diperbaiki untuk membuat rumah !nda lebih aman. Untuk in&ormasi mengenai tes radon,
hubungi departemen kesehatan.
(7)
38
5. >indari karsinogen di tempat kerja. 1indakan pen*egahan untuk melindungi diri dari
paparan bahan kimia bera*un di tempat kerja. Perusahaan !nda harus memberitahu !nda jika
!nda terkena bahan kimia berbahaya di tempat kerja !nda. 2kuti tindakan pen*egahan atasan
!nda. .isalnya, jika !nda diberi masker untuk perlindungan, selalu memakainya. 1anyakan
kepada dokter apa lagi yang bisa !nda lakukan untuk melindungi diri di tempat kerja. 0esiko
kerusakan paru)paru dari karsinogen ini meningkat jika !nda merokok.
(7)
<. .akan makanan yang mengandung buah)buahan dan sayuran. Pilih diet sehat
dengan berbagai buah)buahan dan sayuran. .akanan sumber 'itamin dan nutrisi yang
terbaik. >indari mengambil dosis besar 'itamin dalam bentuk pil, karena mungkin akan
berbahaya. ebagai *ontoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko kanker paru)paru
pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten. >asilnya menunjukkan
suplemen benar)benar meningkatkan risiko kanker pada perokok.
(7)
%. .enghindari minuman beralkohol. (atasi diri !nda untuk satu gelas sehari jika anda
seorang #anita atau dua gelas sehari jika anda seorang laki)laki. etiap orang usia <5 atau
lebih tua harus minum alkohol tidak lebih dari satu gelas satu hari.
(7)
E. Jlah raga. Aapai minimal 70 menit olah raga pada setiap hari dalam seminggu.
Periksa dengan dokter !nda terlebih dahulu jika !nda belum berolahraga se*ara teratur.
.ulailah perlahan)lahan dan terus menambahkan lebih akti'itas. (ersepeda, berenang dan
berjalan adalah pilihan yang baik.
Da$tar Pustaka
$. 1au&ik, !hmad >udoyo. 'e0ala +an-er Paru. .3 Paru 0U, (ekasi ,epartemen
Pulmonologi dan 2lmu Kedokteran 0espirasi 3KU2)0 Persahabatan. /005. 4akarta.
/. 1au&ik, Dlisna yahruddin, dkk. 3aktor 0isiko, 'e0ala +linis dan !iagnosis +an-er
Paru !i .agian Pulmonologi <a-ultas +edo-teran 7ni#ersitas /ndalas,3umah Sa-it
39
!r. ". !0amil9 Padang 5ahun 6%%8, (agian Pulmonoli dan 2lmu Kedokteran
0espirasi, 3kultas Kedokteran Uni'ersitas !ndalas)0. .. ,jamil. /005. Padang.
7. !;i;a 2*ksan, 0...3aisal, dkk. +riteria !iagnosis +an-er Paru Priner .erdasar-an
'ambaran "orfologi pada C5 Scan 5ora-s !ibanding-an dengan Sitologi. .3
0adiologi 0 Persahabatan63KU2 ,epartemen Pulmonologi 3KU260 Persahabatan,
.3 Patologi !natomi 0 Persahabatan, ,epartemen 2lmu Kedokteran Komunitas
3KU2. /00E. 4akarta.
@. Perhimpunan dokter paru 2ndonesia. +an-er Paru Pedoman !iagnosis dan
Penatala-sanaan di Indonesia. /007. 4akarta
40

You might also like