You are on page 1of 8

Kawasan Peternakan Terpadu

Pulau Sumbawa merupakan salah satu sentra peternakan sapi potong


di Indonesia. Pulau Sumbawa memiliki lahan kosong yang luas dan penduduk
yang relatif masih jarang sehingga pemilikan lahan kering per keluarga cukup
luas.
Dari jaman dahulu Pulau Sumbawa sudah terkenal dengan hasil ternak, yaitu
kerbau dan kuda. Orang-orang kaya pada jaman dahulu dapat diukur
kekayaannya dengan jumlah kerbau kerbau yang dimiliki. Belakangan ini
produk susu kuda liar dari Sumbawa menjadi terkenal karena khasiatnya
dipercaya dapat meningkatkan vitalitas.
Di antara masyarakat Sumbawa terdapat sebuah bentuk kearifan lokal dalam
hal peternakan yang disebut dengan LAR ternak. LAR berupa
suatu padang penggembalaan terbuka yang cukup luas (antara 10-30 ha) yang
dapat dipakai secara bebas oleh siapa saja di sekitar lahan tersebut. Setiap
penduduk yang memiliki ternak sapi dapat melepas sapinya di padang LAR
tersebut. Sapi dilepas begitu saja tanpa perlu dikandangkan atau diberi minum.
Untuk mengenali ternak milik masing-masing, setiap peternak memberi tanda
pada sapi-sapinya.
Permasalahan yang ada di Pulau Sumbawa adalah kurangnya hujan yang
menyebabkan pakan rumput pada musim kemarau berkurang dan air minum
untuk sapi juga berkurang. Pada kondisi seperti ini, banyak peternak terpaksa
menjual ternaknya karena tidak dapat memberi makan dan minum yang cukup.
Ternak tersebut memiliki harga jual yang rendah karena peternak berada pada
posisi yang lemah di depan tengkulak dan Karena tubuh sapi yang telah
mengurus.
Salah satu cara untuk menanggulangi masalah ini adalah dengan membangun
infrastruktur lahan dan air di kawasan peternakan tersebut.

Kegiatan pembangunan
infrastruktur lahan dan air
tersebut berupa:
1. Pembuatan sumur
tanah dalam yang
dilengkapi dengan
pompa
2. Pembuatan pagar
hidup di sekeliling
lahan
3. Menanam rumput di
atas lahan yang akan
berfungsi sebagai
makanan ternak.
Rumput dipelihara dan
disiram sehingga
menghasilkan banyak
biomassa.
4. Membangun kandang
pembesaran

Gambar model sistem peternakan
terintegrasi



Satu unit kawasan luasnya 35 ha terdiri dari 10 ha lahan HMT (hijauan
makanan ternak), 5 ha ladang pembesaran kandang, dan 20 ladang
penggembalaan terbuka.


Gambar Skema Pembagian Lahan


Seluruh lahan ditanami rumput dengan terlebih dahulu dibajak/dicangkul. Di
lahan HMT, ditanam rumput king grass (rumput gajah) yang kemudian dipupuk
dan disiram secara teratur.

Gambar Lahan HMT

Di lahan pembesaran dan penggembalaan terbuka ditanam rumput jenis lain
yang kuat diinjak-injak oleh sapi. Lahan ini hanya disiram selama penanaman

rumput saja, selanjutnya dibiarkan begitu saja.

Gambar Kondisi Lahan dengan Tanaman Rumput Unggul

Ladang penggembalaan terbuka diperuntukkan bagi sapi betina yang nantinya
menghasilkan anak (bibit sapi). Bibit sapi berumur 6 bulan selanjutnya
dipindahkan ke ladang atau kandang pembesaran.
Ladang Penggembalaan seluas 20 ha ini dapat menampung sekitara 100 ekor
sapi, dan diharapkan dapat menghasilkan 100 ekor bibit sapi per tahun dengan
harga jual sekitar Rp. 2,5 juta/ekor.
Di ladang pembesaran berkumpul bibit-bibit sapi yang dibesarkan. Di tengah
ladang terdapat kandang yang berfungsi sebagai tempat berteduh dan tempat
pemberian makan/minum. Sapi-sapi juga dapat merumput di luar kandang. Di
ladang/kandang pembesaran seekor sapi dipelihara selama 2 tahun untuk
dapat mencapai besar badan 450 kg yang laku dijual dengan harga sekitar Rp.
6750000.


Berikut adalah gambar kandang pembesaran sapi bibit hasil seleksi.


Makanan bagi sapi-sapi yang dibesarkan diambil dari lahan HMT. Rumput di
lahan HMT dipanen secara bergiliran dengan periode 42 hari ( satu tempat
dapat dipanen setiap 42 hari sekali, 8 kali dalam setahun). Jumlah rumput yang
dihasilkan sekitar 40 ton/ha/panen.


Gambar Sapi yang sedang Makan di Kandang


Data-data lain:
Umur ekonomis sumur = 15 tahun
Umur ekonomis pompa = 6 tahun
Peremajaan rumput setiap 5 tahun
Tenaga kerja sebanyak 10 orang dengan gaji Rp25000/hari dengan beban
kerja 60% di HMT (panen) 30% di kandang dan 10% ladang gembala.
Harga induk sapi Rp3.5 juta dengan umur produksi 6 tahun dan harga jual yang
tetap.
Biaya pagar hidup Rp25350000, umur ekonomis selamanya
Penyiapan lahan rumput Rp42500000, umur ekonomis 10 tahun

Daftar biaya-biaya
Rencana anggaran biaya penanaman HMT dan padang penggembalaan

Anggaran biaya pembuatan HMT dengan rumput King grass
(10 ha)
No Kegiatan/Bahan
Jumlah
satuan Biaya satuan

1. Infrastruktur
a. Pembuatan sumur 1 buah *) 20000000
b. Pompa air 1 buah *) 25000000
c. Jaringan pipa 1 paket 30000000

2. Pemagaran dengan Tanaman Hidup (1800 meter)
a. Bibit/stek kayu 7600 batang 2000
b. Bambu 950 batang 5000
c. Kawat 32 kg 12500
d. Tenaga kerja 5000000

3. Penyiapan Lahan Rumput
a. Land clearing 3500000
b. Pembajakan 6000000
c. Pembedengan 4000000
d. Penanaman 3000000
e. Penyiangan 2 kali 3500000
f. Pengairan 20 kali 300000
g. Pemupukan 3000000
e. Bibit rumput
10 x 10000
stek 100

4. Saprotan
a. Pupuk Urea 7500 kg 1400
b. Pupuk SP36 1000 kg 1700
c. Pupuk KCl 1000 kg 5000
d. Insektisida 1500000
Catatan:
Satu sumur dan pompa dipakai oleh 3 unit (HMT, kandang, dan ladang
penggembalaan). Porsi biaya HMT dianggap 25%.

Anggaran biaya pembuatan padang penggembalaan
(20 ha)
No Kegiatan/Bahan Jumlah satuan Biaya satuan

1. Infrastruktur
a. Pembuatan sumur 1 buah *) 24000000
b. Pompa air 1 buah *) 30000000
c. Jaringan pipa 1 paket *) 10000000
d. Bak air 4 buah 15000000

2. Pemagaran dengan Tanaman Hidup (1800 meter)
a. Bibit/stek kayu 11400 batang 2000
b Pohon peneduh 20x4 batang 30000
c. Bambu 1425 batang 5000
d. Kawat 46 kg 12500
e. Tenaga kerja 7500000

3. Penyiapan Lahan Rumput
a. Land clearing 7000000
b. Pembajakan 12000000
c. Pembedengan 8000000
d. Penanaman 6000000
e. Penyiangan 2 kali 7000000
f. Pengairan 20 kali 600000
g. Pemupukan 6000000
i. Bibit rumput benggala 20x7000 pols 125
j. Bibit rumput sentrosema 20x2 kg 25000

4. Saprotan
a. Pupuk Urea 20 x 250 kg 1400
b. Pupuk SP36 20 x 100 kg 1700
c. Pupuk KCl 20 x 100 kg 5000
d. Insektisida 3000000
Catatan:
Satu sumur dan pompa dipakai oleh 3 unit (HMT, kandang, dan ladang
penggembalaan). Porsi biaya HMT dianggap 25%.

Anggaran biaya pembuatan kandang pembesaran
(5 ha)
No Kegiatan/Bahan Jumlah satuan
Biaya
satuan

1. Infrastruktur
a. Pembuatan sumur 1 buah *) 36000000
b. Pompa air 1 buah *) 45000000
c. Jaringan pipa 1 paket 5000000
d. Bak air 4 buah 3000000

2 Kandang
a. Kandang pembesaran (m2) 400 200000
Catatan:
Satu sumur dan pompa dipakai oleh 3 unit (HMT, kandang, dan ladang
penggembalaan). Porsi biaya HMT dianggap 25%.

Soal
Hitung besarnya:
a Biaya pokok produksi rumput King Grass di lahan HMT
b. Biaya pokok produksi rumput di padang penggembalaan
c. Biaya pokok produksi sapi
d. Biaya pokok produksi bibit sapi sampai umur sapih
e. Biaya pemeliharaan sapi (Rp/tahun)
f. Biaya pokok produksi sapi siap jual (450 kg)

Jawaban

You might also like