You are on page 1of 6

TUGAS MATA KULIAH

AKUNTANSI KEPEMERINTAHAN


Pengelolaan Uang Negara/Daerah




Dosen Pembimbing :
Drs. Ikhsan Budi R.,M.Si.,Ak.

Penyusun : 7 SA-ASX-1
12 Denny Susanto (1010106395)
24 Teguh Arfianto (1010106765)
33 Arofah Artimaharani (1010106924)
39 Ronny Januar K. (1010106937)
42 Abdu Fadjar B. (1010107028)


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2013
Pengelolaan Uang Negara/Daerah

10.1 Landasan hukum pengelolaan uang (kas) negara/daerah.
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 1 Tahun 2004 tersebut maka sejak
tanggal 19 Juli 2004, diundangkan juga UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. UU No. 15 Tahun 2004 memberikan
kejelasan posisi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai badan pemeriksa keuangan
negara yang bebas dan mandiri, sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 23E Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ketiga Undang-undang ini kemudian diistilahkan sebagai paket Undang-undang di bidang
Keuangan Negara menggantikan peraturan peninggalan jaman kolonial yang masih
digunakan sebelumnya, dan menjadi dasar pembentukan Undang-Undang lainnya, dan
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Lembaga Tinggi
Negara, serta Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, terutama yang terkait dengan
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, diantaranya adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
menjadi Undang-Undang, dan telah dirubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan sebagaimana telah digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (LPPD) kepada Pemerintah dan Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
Informasi LPPD kepada Masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Laporan
Pertanggungjawaban Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas
Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di
Wilayah Provinsi.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, dan diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah.
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum
Sistem Akuntansi Pemerintahan (PUSAP)
10.2 Tujuan dan sasaran pengelolaan kas.
Tujuan Pengelolaan Kas Negara adalah
Menentukan jumlah dan alokasi dana untuk keperluan pelaksanaan kegiatan
operasional pemerintahan dan kegiatan investasi.
Mendapatkan sumber dana yang paling efisien untuk membiayai kegiatankegiatan
pemerintahan.
Meminimalisasi kas menganggur (idle cash)
Mempercepat penyetoran penerimaan negara
Melakukan pembayaran atas pengeluaran negara secara tepat waktu

Sasaran Pengelolaan Kas
- Manajemen Likuiditas
Artinya adalah bahwa PKN ini mengharapkan bahwa pemerintah bisa mengatur
sedemikian rupa tentang penggunaan likuiditas yang dimiliki secara efektif dan efisien
(ingat definisi PKN). Contoh : Memonitoring penerimaan dan pengeluaran kas, antisipasi
overage atau shortage kas.

- Minimalisasi Idle Cash
Dengan PKN, diharapkan pemerintah bisa belajar dari pengalaman dalam penggunaan
uang negara. Bagaimana tingkat penyerapan anggaran yang factual, sehingga pemerintah
bisa meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran menjadi lebih baik. Dengan
begitu, maka secara otomatis idle cash (dana menganggur)pun akan berkurang dengan
sendirinya.
Contoh : Meningkatkan pendapatan negara melalu investasi, atau buyback SUN,
mengurangi cost of financing (pembayaran pokok utang dan bunganya)

- Mengurangi biaya transaksi keuangan pemerintah
Dengan PKN, kan kita bisa paham tuh bahwa rekening pemerintah yang banyak itu
sangatlah merugikan. Oleh karena itu, kita menerapkan TSA (Treasury Single Account).
Maksudnya dari penggunaan TSA itu adalah untuk mengurangi biaya akibat
pemeliharaan rekening2 yang dimiliki oleh pemerintah. Dengan 1 rekening saja, maka
pemerintah bisa menghemat biaya sampai ratusan milyar rupiah.




10.3 Bendahara Umum Negara (BUN) dan Bendahara Umum Daerah (BUD)

Bendahara Umum Negara adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
bendahara umum negara. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
mengangkat Kuasa Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan sebagian wewenang
Bendahara Umum Negara dan tugas kebendaharaan yang berkaitan dengan pengelolaan
uang dan surat berharga.
Kuasa Bendahara Umum Negara terdiri atas:
a. Kuasa Bendahara Umum Negara pusat; dan
b. Kuasa Bendahara Umum Negara di daerah.

Wewenang Bendahara Umum Negara dalam pengelolaan Uang Negara yang dilaksanakan
oleh Kuasa Bendahara Umum Negara pusat meliputi:
a. menetapkan sistem penerimaan dan pengeluaran Kas Negara;
b. menunjuk bank dan/atau lembaga keuangan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran negara;
c. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran
negara;
d. menyimpan Uang Negara;
e. menempatkan Uang Negara;
f. mengelola/menatausahakan investasi melalui pembelian Surat Utang Negara;
g. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran atas
beban Rekening Kas Umum Negara; dan
h. menyajikan informasi keuangan negara.

Kuasa Bendahara Umum Negara di daerah bertugas:
a. menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan, dan mempertanggung
jawabkan uang yang berada dalam pengelolaannya; dan/atau
b. menerima, menyimpan, menyerahkan, mencatat, dan mempertanggung jawabkan
surat berharga yang berada dalam pengelolaannya.

Bendahara Umum Daerah adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi
bendahara umum daerah. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku
Bendahara Umum Daerah dibantu oleh Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk
melaksanakan tugas-tugas kebendaharaan yang berkaitan dengan pengelolaan Uang Daerah
dan surat berharga.

Wewenang Bendahara Umum Daerah dalam pengelolaan Uang Daerah meliputi:
a. memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran
Kas Daerah;
b. memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau
lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;
c. mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;
d. menyimpan Uang Daerah;
e. melaksanakan penempatan Uang Daerah;
f. mengelola/menatausahakan investasi;
g. melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat Pengguna Anggaran atas
beban Rekening Kas Umum Daerah; dan
h. menyajikan informasi keuangan daerah.

Kuasa Bendahara Umum Daerah bertugas :
a. menyiapkan anggaran kas;
b. menyiapkan surat penyediaan dana;
c. menerbitkan surat perintah pencairan dana; dan
d. menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan daerah.

10.4 Uang Negara/Daerah.

Uang Negara meliputi rupiah dan valuta asing. Uang Negara terdiri atas uang dalam Kas
Negara dan uang pada Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran kementerian
negara/lembaga.
Penambahan Uang Negara bersumber dari:
a. pendapatan negara, antara lain penerimaan pajak, Penerimaan Negara Bukan
Pajak, dan hibah;
b. penerimaan pembiayaan, antara lain penerimaan pinjaman, hasil penjualan
kekayaan negara yang dipisahkan, dan pelunasan piutang; dan
c. penerimaan negara lainnya, antara lain penerimaan perhitungan pihak ketiga.

Pengurangan Uang Negara diakibatkan oleh:
a. belanja negara;
b. pengeluaran pembiayaan, antara lain pembayaran pokok utang, penyertaan modal
negara, dan pemberian pinjaman; dan
c. pengeluaran negara lainnya, antara lain pengeluaran perhitungan pihak ketiga.

Uang Daerah meliputi rupiah dan valuta asing. Uang Daerah terdiri dari uang dalam Kas
Daerah dan uang pada Bendahara Penerimaan daerah dan Bendahara Pengeluaran
daerah.

Penambahan Uang Daerah bersumber dari:
a. pendapatan daerah, antara lain Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah;
b. penerimaan pembiayaan, antara lain penerimaan pinjaman daerah, hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan dan penerimaan pelunasan piutang; dan
c. penerimaan daerah lainnya, antara lain penerimaan perhitungan pihak ketiga.

Pengurangan Uang Daerah diakibatkan oleh:
a. belanja daerah;
b. pengeluaran pembiayaan, antara lain pembayaran pokok utang, penyertaan modal
pemerintah daerah, dan pemberian pinjaman; dan
c. pengeluaran daerah lainnya, antara lain pengeluaran perhitungan pihak ketiga.

10.5 Pengelolaan rekening.
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara membuka Rekening Kas Umum
Negara dan rekening lainnya pada Bank Sentral dalam rangka pengelolaan Uang
Negara. Semua penerimaan negara masuk ke Rekening Kas Umum Negara dan semua
pengeluaran negara keluar dari Rekening Kas Umum Negara. Guna memperlancar
pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, Bendahara Umum Negara dapat
membuka subrekening Kas Umum Negara dan rekening lainnya di Bank Sentral. Penarikan
dana dari Rekening Kas Umum Negara, subrekening Kas Umum Negara dan rekening
lainnya di Bank Sentral dilakukan atas perintah Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara atau Kuasa Bendahara Umum Negara pusat.
Bendahara Umum Negara berkoordinasi dengan Gubernur Bank Sentral menetapkan kriteria
dan persyaratan untuk memilih Bank Umum yang dapat melayani penerimaan dan/atau
pengeluaran baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
10.6 Perencanaan kas pemerintah pusat/daerah
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara atau Kuasa Bendahara Umum Negara
pusat bertanggung jawab untuk membuat perencanaan kas dan menetapkan saldo kas
minimal.Berdasarkan perencanaan arus kas dan saldo kas minimal, Bendahara Umum Negara
atau Kuasa Bendahara Umum Negara pusat menentukan strategi manajemen kas untuk
mengatasi kekurangan kas maupun untuk menggunakan kelebihan kas.Strategi manajemen kas
yang dilaksanakan oleh Bendahara Umum Negara atau Kuasa Bendahara Umum Negara pusat
dapat memastikan:
a. negara selalu memiliki akses yang cukup untuk memperoleh persediaan kas guna
memenuhi pembayaran kewajiban negara; dan/atau
b. saldo kas di atas saldo kas minimal diarahkan untuk mendapatkan manfaat yang
optimal.
Dalam rangka penyusunan perencanaan kas, kementerian negara/lembaga dan pihak-pihak lain
yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran APBN wajib menyampaikan proyeksi
penerimaan dan pengeluaran secara periodik kepada Bendahara Umum Negara atau Kuasa
Bendahara Umum Negara.
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah bertanggung
jawab untuk membuat perencanaan kas dan menetapkan saldo kas minimal. Berdasarkan
perencanaan arus kas dan saldo kas minimal, Bendahara Umum Daerah menentukan strategi
manajemen kas untuk mengatasi kekurangan kas maupun untuk menggunakan kelebihan
kas.Strategi manajemen kas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dilaksanakan oleh
Bendahara Umum Daerah harus dapat memastikan:
a. pemerintah daerah selalu memiliki akses yang cukup untuk memperoleh
persediaan kas guna memenuhi pembayaran kewajiban daerah; dan/atau
b. saldo kas di atas saldo kas minimal diarahkan untuk mendapatkan manfaat yang
optimal.
Dalam rangka penyusunan perencanaan kas, satuan kerja perangkat daerah wajib
menyampaikan proyeksi penerimaan dan pengeluaran secara periodik kepada Bendahara Umum
Daerah.

Referensi
1. http://deganterbaik.blogspot.com/2012/04/review-kuliah-pkn-pertemuan-i.html
2. Republik Indonesia. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 39 Tahun 2007
Pengelolaan Uang Negara/Daerah
3. http://andichairilfurqan.wordpress.com/2012/05/25/regulasi-pengelolaan-keuangan-negara-
daerah/

You might also like