Oleh: Ira Rahmanita 108103000014 em!im!in": #r$ %&!!'( S)A MO#UL KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM USAT FATMA*ATI ROGRAM STU#I EN#I#IKAN #OKTER FAKULTAS KE#OKTERAN #AN ILMU KESEHATAN UNI+ERSITAS ISLAM NEGERI S,ARIF HI#A,ATULLAH -AKARTA .013 INFEKSI SALURAN KEMIH Infeksi saluran air kemih adalah infeksi yang terjadi pada saluran air kemih, mulai dari uretra, buli-buli, ureter, piala ginjal sampai jaringan ginjal. Infeksi ini dapat berupa : - Pielonefritis akut - Pielonefritis kronik - Infeksi saluran air kemih berulang - Bakteriuria bermakna - Bakteriuria asimtomatis ETIOLOGI Kuman penyebab infeksi saluran air kemih : - Kuman gram negatif : E.Coli !"#$, Klebsiela, Entero-bakter, Proteus, dan Pseudomonas. - %tafilokokus &ureus, %treptokokus fe'alis, kuman anaerob, (BC, jamur, )irus dan bentuk * bakteri protoplas. ATOFISIOLOGI Infeksi dapat terjadi melalui penyebaran hematogen neonatus$ atau se'ara asending anak- anak$. +aktor predisposisi infeksi adalah fimosis, alir-balik )esikoureter refluks )esikoureter$, uropati obstruktif, kelainan kongenital buli-buli atau ginjal, dan diaper rash. Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti faktor pejamu host$ dan faktor organismenya. Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal, pielum, ureter, )esika urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi I%K adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau konstipasi yang lama. Pada bayi dan anak anak biasanya bakteri berasal dari tinjanya sendiri yang menjalar se'ara asending. Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter. ,elekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan )irulensi bakteri tersebut. ,ukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. -obeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis 'airan films of fluid$, apalagi bila ada refluks )esikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli buli yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos )esika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus urgency$ atau miksi berulang kali frequency$, sakit .aktu miksi dysuri$. ,ukosa )esika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan hematuria$. Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pel)is dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau /at mediator toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal renal scarring$. GE-ALA KLINIS 0ejala klinis infeksi saluran air kemih bagian ba.ah se'ara klasik yaitu nyeri bila buang air ke'il dysuria$, sering buang air ke'il fre1uen'y$, dan ngompol. 0ejala infeksi saluran kemih bagian ba.ah biasanya panas tinggi, gejala gejala sistemik, nyeri di daerah pinggang belakang. 2amun demikian sulit membedakan infeksi saluran kemih bagian atas dan bagian ba.ah berdasarkan gejala klinis saja. 0ejala infeksi saluran kemih berdasarkan umur penderita adalah sebagai berikut : 3.4 Bulan : 0angguan pertumbuhan, anoreksia, muntah dan diare, kejang, koma, panas5hipotermia tanpa diketahui sebabnya, ikterus sepsis$. 4 bln-6 thn : Panas5hipotermia tanpa diketahui sebabnya, gangguan pertumbuhan, anoreksia, muntah, diare, kejang, koma, kolik anak menjerit keras$, air kemih berbau5berubah .arna, kadang-kadang disertai nyeri perut5pinggang. 6-7 thn : Panas5hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat menahan ken'ing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah .arna, diare, muntah, gangguan pertumbuhan serta anoreksia. 7-4! thn : 2yeri perut5pinggang, panas tanpa diketahui sebabnya, tak dapat menahan ken'ing, polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah .arna. #IAGNOSIS %ia/an air /emih : 8ikatakan infeksi positif apabila : - &ir kemih tampung porsi tengah : biakan kuman positif dengan jumlah kuman 943 " 5ml, 6 kali berturut-turut. - &ir kemih tampung dengan pungsi buli-buli suprapubik : setiap kuman patogen yang tumbuh pasti infeksi. Pembiakan urin melalui pungsi suprapubik digunakan sebagai gold standar. 8ugaan infeksi : - Pemeriksaan air kemih : ada kuman, piuria, torak leukosit - :ji kimia : ((C, katalase, glukosuria, lekosit esterase test, nitrit test. Men0ari 1a/t&r re2i/& in1e/2i 2al3ran /emih : - Pemeriksaan ultrasonografi ginjal untuk mengetahui kelainan struktur ginjal dan kandung kemih. - Pemeriksaan ,iksio %isto :retrografi5,%: untuk mengetahui adanya refluks. - Pemeriksaan pielografi intra )ena PI;$ untuk men'ari latar belakang infeksi saluran kemih dan mengetahui struktur ginjal serta saluran kemih. #IAGNOSA %AN#ING <ang penting adalah membedakan antara pielonefritis dan sistitis. Ingat akan pielonefritis apabila didapatkan infeksi dengan hipertensi, disertai gejala-gejala umum, adanya faktor predisposisi, fungsi konsentrasi ginjal menurun, respons terhadap antibiotik kurang baik. ENATALAKSANAAN &da = prinsip penatalaksanaan infeksi saluran air kemih : - ,emberantas infeksi - ,enghilangkan faktor predisposisi - ,emberantas penyulit Me4i/ament&2a Penyebab tersering I%K ialah Es'heri'hia 'oli. %ebelum ada hasil biakan urin dan uji kepekaan, untuk eradikasi infeksi akut diberikan antibiotik se'ara empirik selama >-43 hari. ?enis antibiotik dan dosis dapat dilihat pada lampiran. %e4ah Koreksi bedah sesuai dengan kelainan saluran kemih yang ditemukan untuk menghilangkan faktor predisposisi.. S3)&rti1 %elain pemberian antibiotik, penderita I%K perlu mendapat asupan 'airan 'ukup, pera.atan higiene daerah perineum dan periuretra, pen'egahan konstipasi. Lain5lain 6r373/an 23!2)e2iali2( r373/an 2)e2iali2a2i lainn'a 4ll8 -ujukan ke Bedah :rologi sesuai dengan kelainan yang ditemukan. -ujukan ke :nit -ehabilitasi ,edik untuk buli-buli neurogenik. -ujukan kepada %p&K$ bila ada faktor risiko. EMANTAUAN 8alam 6 @ 6A jam setelah pengobatan fase akut dimulai gejala I%K umumnya menghilang. Bila gejala belum menghilang, dipikirkan untuk mengganti antibiotik yang lain sesuai dengan uji kepekaan antibiotik. 8ilakukan pemeriksaan kultur dan uji resistensi urin ulang = hari setelah pengobatan fase akut dihentikan, dan bila memungkinkan setelah 4 bulan dan setiap = bulan. ?ika ada I%K berikan antibiotik sesuai hasil uji kepekaan. Bila ditemukan ada kelainan anatomik maupun fungsional yang menyebabkan obstruksi, maka setelah pengobatan fase akut selesai dilanjutkan dengan antibiotik profilaksis lihat lampiran$. &ntibiotik profilaksis juga diberikan pada I%K berulang, I%K pada neonatus, dan pielonefritis akut. KOMLIKASI Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi, parut ginjal, dan gagal ginjal kronik Pielonefritis berulang timbul karena adanya faktor predisposisi$. -eni2 4an 4&2i2 anti!i&ti/ 3nt3/ tera)i ISK Tabel : Dosis antibiotika pareneteral (A), ral (!), "ro#ilaksis ($$ Obat Dosis mg/kgBB/hari Frekuensi/ (umur bayi) (A) "arenteral Ampisilin 100 tiap 12 jam (bayi < 1 minggu) tiap !" jam (bayi # 1 minggu) $e%otaksim 1&0 'ibagi setiap jam( )entamisin & tiap 12 jam (bayi < 1 minggu) tiap " jam (bayi # 1 minggu) $e%triakson *& sekali sehari $e%ta+i'im 1&0 'ibagi setiap jam $e%a+olin &0 'ibagi setiap " jam ,obramisin & 'ibagi setiap " jam ,i-arsilin 100 'ibagi setiap jam (!) ral .a/at jalan antibiotik oral (pengobatan stan'ar) Amoksisilin 20!00 mg/1g/hari 2"h Ampisilin &0!100 mg/1g/hari 2h Amoksisilin!asam kla%ulanat &0 mg/1g/hari 2"h $e%aleksin &0 mg/1g/hari 2!"h $e%iksim 0 mg/kg 212h 3itro%urantoin4 !* mg/kg 2h $ul%isoksa+ole4 120!1&0 2!"h ,rimetoprim4 !12 mg/kg 2h $ul%ametoksa+ole 50!0 mg/kg 2!"h 4 ,i'ak 'irekomen'asikan untuk neonatus 'an pen'erita 'engan insu%isiensi ginja ($) Terapi pro#ilaksis 3itro%urantoin4 1 !2 mg/kg (%& 'ala' (ari) $ul%isoksa+ole4 &0 mg/1g ,rimetoprim4 2mg/1g $ul%ametoksa+ole 50!0 mg/kg #AFTAR USTAKA 4. Brauhard BB, (ra)is B*, 4C!=. Infe'tion of the urinary tra't. In : Kelley ;C, ed. Pra'ti'e of Pediatri's. ;olume ;III. 2e. <ork : Barper and -o. Publ., 4-4". 6. 8a)is, 0othefors, 4C!A. Ba'terial Infe'tions in the +etus and 2e.born Infant. Philadelphia : DB %aunders Co., 47!. =. Banson %, ?odal :, 4CCC. :rinary (ra't Infe'tion. In Barratt (,, &)ner E8, Barmon DE. A th E8. Baltimor, ,aryland :%&: *ippin'ott Dilliam E Dilkins., !="-!>4. A. Boberman &, Charron ,, Bi'key -D et al, 633=. Imaging studies after febrile urinary tra't infe'tion in young 'hildren. 2 Engl ? ,ed F =A! :4C"-636. ". Kempe CB, %il)er BK, G,Brien 8, 4C!3. Current Pediatri' 8iagnosis and (reatment. 7 th ed. %ingapore : ,aru/en Co.5*ange ,edi'al Publ., "4A. 7. *ambert B, Coulthard ,, 633=. (he 'hild .ith urinary tra't infe'tion. In : Debb 2?.&, Postleth.aite -? ed. Clini'al Paediatri' 2ephrology.= rd E8. 0reat Britain: G@ford :ni)erssity Press., 4C>-66". >. -usdidjas, -amayati -, 6336. Infeksi saluran kemih. In &latas B, (ambunan (, (rihono PP, Pardede %G. Buku ajar 2efrologi &nak. 6 nd .Ed. ?akarta : +akultas Kedokteran :ni)ersitas IndonesiaF 4A6-47=.