You are on page 1of 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No.

7, (2013) 1-6

1
Abstrak Salah satu bagian dari turbin savonius adalah
jumlah sudu yang digunakan. Jumlah sudu ini memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam menentukan performa
turbin, karena semakin banyak jumlah sudu, massa turbin akan
meningkat sehingga momen inesia bertambah. Meningkatnya
momen inersia juga menyebabkan kecepatan angin awal yang
dibutuhkan untuk membuat turbin berputar turut meningkat.
Selain itu banyak jumlah sudu membuat gaya drag dengan
returning blade meningkat sehingga menyebabkan torsi dengan
arah negatif. Untuk meminimalkan torsi berlawanan arah gerak,
salah satu cara adalah dengan memasang penghalang di depan
returning blade sehingga meminimalkan torsi negatif yang
dihasilkan. Dalam tugas akhir ini penghalang yang akan
dipasang berbentuk lengkung (circular). Dari percobaan dapat
ditarik kesimpulan bahwa turbin konvensional 2 sudu dengan
adanya memperlihatkan performa yang lebih baik dibandingkan
dengan turbin angin lebih dari 2 sudu. Circular shiled mampu
menambah dan meningkatkan torsi awal untuk memulai putaran
awal turbin dan mampu menambah rpm turbin secara
signifikan. Nilai Cp meningkat cukup tinggi rata-rata
peningkatan Cp sebesar 80%.

Kata KunciDaya, Jumlah Sudu, profil kurva blade, turbin
angin Savonius.
I. PENDAHULUAN
Angin merupakan salah satu energi terbarukan yang
banyak dimanfaatkan. Indonesia merupakan negara dengan
potensi energi angin kecepatan rendah, yaitu dengan
kecepatan sekitar 3-6 m/s
[1]
. Turbin angin tipe Savonius
merupakan salah satu turbin angin yang cocok untuk daerah
dengan potensi energi angin kecepatan rendah. Turbin angin
Savonius pertama kali ditemukan oleh S.J. Savonius pada
tahun 1920. Pada prinsipnya turbin angin tipe Savonius pada
mulanya (konvensional) adalah plat tabung yang dibelah dua
dan saling disatukan sehingga berbentuk huruf S. Sehingga
pada turbin angin Savonius konvensional hanya terdiri atas
dua buah sudu saja.
Untuk daerah dengan kecepatan angin yang berbeda
diperlukan desain turbin angin yang berbeda. Selain itu
posisi turbin angin dan arah datangnya angin pada saat
berhembus menimbulkan permasalahan apakah torsi yang
dihasilkan dapat melampaui nilai kecepatan minimal angin
yang mampu membuat turbin angin berputar. Sehingga
diperlukan kajian mengenai mengenai pada kecepatan angin
berapa turbin berputar dan torsi yang dihasilkan untuk setiap
orientasi arah angin dengan turbin angin. Jumlah sudu dalam
hal ini dapat meningkatkan rata-rata torsi untuk tiap orientasi
arah angin. Sehingga diperlukan penelitian mengenai
pengaruh jumlah sudu yang cocok untuk kecepatan angin
yang berbeda.
Pada penelitian yang telah lalu, Gary Le (2011) telah
melakukan penelitian bagaimana pengaruh jumlah sudu
untuk nilai performansi turbin angin Savonius .Overlap
Ratio yang digunakan pada model turbin tersebut bernilai
negatif. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan UK. Saha(2008), yang dalam desainnya
menggunakan nilai Overlap Ratio 20% - 30%. Desain
tersebut berdasar pada penelitian yang telah lalu oleh
Ushiyama and Nagai (1988); Fujisawa(1992) . Tetapi desain
tersebut untuk Savonius konvensional. Masalah terbesar
pada penambahan sudu, menyebabkan hambatan torsional
pada returning blade. Returning blade mengalami
tumbukan dengan aliran udara sehingga menghasilkan torsi
berlawanan arah gerak. Tetapi bila dipandang gaya torsional
untuk tiap derajat posisi turbin, jumlah sudu yang semakin
banyak dapat menangkap aliran udara lebih banyak.
Penambahan sudu juga menyebabkan peningkatan massa,
sehingga momen inersia juga meningkat. Peningkatan
momen inersia ini harus relatif kecil agar tidak menambah
nilai momen negatif
[2]
. Untuk meminimalkan torsi
berlawanan arah gerak, salah satu cara adalah dengan
memasang penghalang di depan returning blade sehingga
meminimalkan torsi negatif yang dihasilkan
[3]
. Dalam tugas
akhir ini penghalang yang akan dipasang berbentuk
lengkung (circular). Oleh karena itu dalam tugas akhir ini
diambil judul Rancang Bangun Turbin Angin Sumbu
Vertikal Tipe Savonius dengan Variasi Jumlah Sudu
Terintegrasi Circular Shield Untuk Menghasilkan Daya
Maksimum. Dalam penelitian ini dilakukan studi
performansi secara eksperimental turbin angin tipe Savonius
untuk beberapa jumlah sudu yang berbeda dengan dan tanpa
circular shield. Sehingga didapatkan nilai performansi yang
paling maksimum untuk diterapkan pada wilayah-wilayah
dengan kecepatan angin yang berbeda. Tujuan yang akan
Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal Jenis
Savonius dengan Variasi Jumlah Blade
Terintegrasi Circular Shield untuk Memperoleh
Daya Maksimum
M. Haydarul Haqqqi, Dr. Gunawan Nugroho, ST. MT. dan Dr. Ir. Ali Musyafa M.Sc
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Haydarul.Haqqi@gmail.com , gunawan@ep.its.ac.id dan musyafa@ep.its.ac.id
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6

2
diselesaikan dalam penelitian ini aadalah mampu merancang
turbin angin sumbu vertikal dengan fariasi jumlah sudu dan
integrasi circular shield . selain itu, menentukan berapa
jumlah sudu pada turbin angin Savonius yang memiliki nilai
daya maksimum untuk kecepatan angin yang berbeda
Mengetahui pengaruh circular shield pada daya turbin angin
tipe Savonius.
II. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tahapan Penelitian
Secara umum prosedur penelitian ini secara umum
dituliskan dalam bentuk diagram alir seperti gambar 3.1
berikut:

Gambar 1 Flow Chart Penelitian
Gambar 1.Diagram Alir Penelitian
B. Spesifikasi Geometri Rotor Turbin Angin
Prototipe turbin angin yang akan dibuat
menggunakan material PVC karena memiliki ketahanan yang
baik dan memiliki massa jenis yang ringan yaitu 1,3 hingga
1,45 g/cm
3
. Selain itu bentuk PVC yang melingkar
memudahkan proses manufaktur turbin angin.
Pada penelitian ini, secara umum turbin angin Savonius
yang dibuat memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Bahan untuk pembuatan end plate dan blade turbin
angin Savonius menggunakan serat fiber glass
2. Tinggi blade turbin angin adalah 36 cm
3. Lebar blade turbin angin adalah 10 cm
4. Lebar endplate turbin angin adalah 20,5 cm
5. Overlap ratio yang digunakan adalah 20% (2 cm)
6. Aspect ratio yang digunakan adalah 4.0 (36 cm : 9
cm)
7. End plate parameter yang digunakan adalah 1.1
(20,5cm)
8. Shaft menggunakan batang aluminium dengan
diameter 0,8 cm
Bahan sudu yang terbuat dari PVC, ditempelkan pada
endplate menggunakan perekat berbahan dasar resin dengan
campuran pengeras. Perekat ini digunakan karena kuat dan
cocok untuk material PVC, plastik dan serat fiber.
Desain model prototipe turbin angin yang dibuat, dengan
variasi jumlah sudu 2, 3 dan 4. Tiap model dari turbin yang
dibuat digambarkan dalam software AutoCAD seperti tampak
pada gambar 3.2 ; 3.3 dan 3.4. Model turbin angin savonius 2
blade seperti pada gambar 3.1 berikut:



Gambar 2 Model Turbin Savonius 2 Blade a) Isometric View b) Top View

Model turbin angin savonius 3 blade berbeda dengan 2
blade dikarenakan overlap ratio tidak ada. Dalam hal ini,
desain trubin angin savonius 3 blade bagian tengah turbin
tetap diberi celah kosong seolah ada overlap ratio. Begitu juga
untuk 4 blade. Sketsa turbin angin untuk 3 dan 4 blade seperti
pada gambar 3.3 dan 3.4.

a) b)
Gambar 3 Model turbin Savonius 3 Sudu a) top view b) isometric view











a) b)
Gambar 4 Model Turbin Angin Savonius 4 Blade a) Top View b) Isometric
View
a)
b)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6

3
Dari ketiga model terssubut, dihubungkan dengan shaft
yang terkoneksi dengan generator DC. Generator DC
berfungsi untuk mengetahui berapakah besarnya daya yang
dihasilkan. Sumber energi angin yang digunakan dalam
penelitian ini besarnya dapat divariasikan antara 3,8-4,6 m/s
dengan resolusi 0,2m/s.
Pengujian yang dilakukan pada turbin savonius yang dibuat,
secara keseluruhan dilakukan dengan dua variasi. Yaitu tanpa
circular shield dan dengan circular shield. Untuk bentuk
circular sield yang digunakan pada tugas akhir ini adalah
seperti gambar 5 berikut.

Gambar 5 Bentuk Circular Shield
Pengukuran dan Pengkondisian Kecepatan Angin
Kecepatan angin didapatkan dari sumber fan 80W dengan
pemandu terowongan angin buatan. Angin yang dihasilkan
oleh fan dialirkan masuk kedalam terowongan angin buatan
menuju ke prototipe turbin. Keluaran dari terowongan angin
buatan diukur kecepatannya menggunakan anemometer
digital. Pengukuran kecepatan ini dilakukan di tiga titik yaitu
pada bagian bawah, tengah dan atas untuk kemudian diambil
nilai rata-ratanya.


a) b)

Gambar 5 a) Pengukuran Kecepatan Angin b) Sumber angin berupa fan dan
kontroler kecepatan fan

Dari pengukuran kecepatan angin yang telah dilakukan,
diputuskan untuk menggunakan variasi kecepatan angin 3,8
m/s hingga 4,6 m/s dengan resolusi 0,2 m/s. Nilai ini diambil
karena, rata-rata protoripe turbin Savonius berputar pada
kecepatan 3,6 m/s.
C. Pemasangan dan Pengujian
Ketiga model tersebut diletakkan di luar terowongan
angin buatan. Kecepatan angin yang dihasilkan oleh
terowongan angin divariasikan nilainya. Tiap variasi nilai
kecepatan akan diujikan untuk masing-masing model.
Kemudian diukur kecepatan putar yang dihasilkan oleh
masing-masing model dengan beban berupa generator DC
yang dikoneksikan dengan beban 56 ohm dan tanpa beban
(generator DC). Untuk pengambilan data rpm, alat ukur yang
digunakan adalah stroboscob tachometer. Untuk
mempermudah pengambilan data, bagian bawah dari turbin
yang akan dikenai cahaya stroboscob diberikan spot kecil dari
alumunium foil.



Gambar 6 Penambahan spot alumunium foil pada turbin

3.4 Pengujian Daya
Sebagaimana telah disebutkan, bahwa shaft dari
turbin angin akan dikoneksikan dengan generator DC untuk
dapat diukur tegangan yang dihasilkan dan menghitung daya
yang dihasilkan dengan persamaan P = V

x I. Pada
pengukuran ini digunakan dua multimeter yang berfungsi
sebagai voltmeter dan amperemeter.


Gambar 7 Pengukuran Daya dengan Multimeter

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6

4

Gambar 8. Pengujian Turbin Angin
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini disajikan dan dilakukan analisa data hasil
eksperimen yang telah dilakukan. Eksperimen yang telah
dilakukan meliputi pengujian model Savonius yang telah di
buat. Analisa akan dibuat untuk mengamati perubahan rpm
(rotation per minutte) dan daya yang dihasilkan untuk masing-
masing model savonius yang telah dibuat.

Tanpa Circular Shield












A B
Grafik 1 A. Grafik hubungan kecepatan angin dan RPM turbin B. Grafik
hubungan kecepatan Angin dan TSR

Dari data di atas, tampak pada turbin savonius dengan
jumlah sudu konvensional, memiliki nilai Rpm yang lebih
baik, bila dibandingkan dengan jumlah sudu 3 dan 4. Hal ini
disebabkan, penambahan sudu juga akan menambah massa
turbin. Penambahan massa turbin ini akan meningkatkan
momen inersia. Oleh sebab itu, dari grafik 1A, dapat iamati
pada turbin dengan jumlah sudu 4, tidak berputar saat
diberikan kecepatan angin 3,8. Penambahan nilai momen
inersia, akan mengkatkan nilai torsi awal untuk membuat
turbin berputar. Sementara adanya torsi merupakan tidak lain
adalah gaya drag yang berasal dari tumbukan angin dengan
sudu. Nilai rpm maksimum yang mampu dihasilkan oleh
turbin 2 sudu adalah 175,5Rpm, oleh turbin angin 3 sudu
150,3 Rpm dan oleh turbin angin 4 sudu 141,3 Rpm.
Pada grafik 1B, nilai TSR memiliki trend yang sama
dengan Rpm. Karena, TSR dalam hal ini memberikan arti
perbandingan kecepatan output (rotor) dengan kecepatan input
(angin) atau dengan kata lain TSR sebanding dengan Rpm.
Semakin mendatarnya grafik nilai TSR pada kecepatan angin
besar, disebabkan karena karakteristik savonius yang kurang
mampu mengkonversi angin dengan kecepatan angin tinggi.


Grafik 2. Grafik Hubungan Daya Input (Kinetik Angin) dengan Daya Rotor
(Mekanik Turbin)

Dari grafik 2 diatas, dapat diamati, bahwa turbin angin
savonius konvensional (2 sudu) mampu mengekstraksi daya
input yang dikenakan padanya menjadi daya mekanik rotor
(output) lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Hasil daya
ini menunjukkan hal yang sama dengan Grafik 1 A dan 1 B,
yaitu pada daya lebih dari 3,2, grafik semakin horisontal. Hal
ini memberikan arti bahwa nilai koefisien daya (Cp) akan
menurun. Untuk lebih jelasnya, berikut pada grafik 3
memperlihatkan bagaimana bentuk hubungan TSR dan Cp.


Grafik 3. Grafik hubungan tip speed ratio dengan Cp

Dari grafik 3, nilai Cp pada 3 data terahir menurun. Hal itu
saat nilai Daya Rotor mulai melandai pada grafik 2 (3 data
terakhir). Pada kondisi tersebut, penambahan kecepatan angin
tidak sebanding dengan penambahan kecepatan putar rotor
terjadi. Sehingga berhubungan langsung dengan Cp,
penambahan energi input hanya menambah sedikit energi
output.


JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6

5
Dengan Circular Shield

.








A B

Grafik 4 A. Grafik hubungan kecepatan angin dan RPM turbin B. Grafik
hubungan kecepatan Angin dan TSR

Dari data di atas, sama seperti hasil yang tanpa DA,
tampak pada turbin savonius dengan jumlah sudu
konvensional, memiliki nilai Rpm yang lebih baik, bila
dibandingkan dengan jumlah sudu 3 dan 4. Nilai rpm
maksimum yang mampu dihasilkan oleh turbin 2 sudu adalah
225 Rpm, oleh turbin angin 3 sudu 210 Rpm dan oleh turbin
angin 4 sudu 205 Rpm. Nilai Rpm ini meningkat bila
dibandingkan dengan tanpa menggunakan circular shield. Hal
ini disebabkan pada saat sebelum diapasang circular shield,
torsi negatif yang disebabkan karena tumnbukan udara dengan
returning blade telah dihilangkan (ditutupi). Dan untuk posisi-
posisi seperti pada orientasi arah 0
o
dan 180
o
.
Pada grafik 1B, nilai TSR memiliki trend yang sama
dengan Rpm. Karena, TSR dalam hal ini memberikan arti
perbandingan kecepatan output (rotor) dengan kecepatan input
(angin) atau dengan kata lain TSR sebanding dengan Rpm.
Semakin mendatarnya grafik nilai TSR pada kecepatan angin
besar, disebabkan karena karakteristik savonius yang kurang
mampu mengkonversi angin dengan kecepatan angin tinggi.



Grafik 5. Grafik Hubungan Daya Input (Kinetik Angin) dengan Daya Rotor
(Mekanik Turbin)

Dari grafik 5 diatas, sama seperti hasil tanpa circular shield,
dapat diamati, bahwa turbin angin savonius konvensional (2
sudu) mampu mengekstraksi daya input yang dikenakan
padanya menjadi daya mekanik rotor (output) lebih baik
dibandingkan dengan yang lain. Hasil daya ini menunjukkan
hal yang sama dengan Grafik 1 A dan 1 B, yaitu pada daya
lebih dari 3,2, grafik semakin horisontal. Hal ini memberikan
arti bahwa nilai koefisien daya (Cp) akan menurun. Untuk
lebih jelasnya, berikut pada grafik 6 memperlihatkan
bagaimana bentuk hubungan TSR dan Cp.



Grafik 6. Grafik hubungan tip speed ratio dengan Cp

Dari grafik 3, nilai Cp pada 3 data terahir menurun. Hal itu
saat nilai Daya Rotor mulai melandai pada grafik 2 (3 data
terakhir). Pada kondisi tersebut, penambahan kecepatan angin
tidak sebanding dengan penambahan kecepatan putar rotor
terjadi. Sehingga berhubungan langsung dengan Cp,
penambahan energi input hanya menambah sedikit energi
output. Dengan penggunaan circular shield, secara rata-rata
Cp dari savonius konvensional tetap terbaik. Namun dalam hal
ini yang menjadikan hasil 4 sudu lebih baik daripada 3 sudu.
Secara rpm, 3 sudu lebih tinggi daripada 4 sudu. Namun,
secara energi mekanik 4 sudu lebih besar daripada 3 sudu.
IV. KESIMPULAN
Dari eksperimen yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
Telah dirancang turbin angin savonius dengan variasi
jumlah sudu 2, 3 dan 4 dengan ketinggian turbin 36 cm
dan diameter 21 cm. Overlap ratio pada turbin 2 sudu
20% dan pada turbin 3 sudu dan 4 sudu dirancang
tanpa adanya lengan (arm)
Turbin konvensional 2 sudu dengan adanya circular
shield memperlihatkan performa yang lebih baik
dibandingkan dengan turbin angin lebih dari 2 sudu.
Circular shiled mampu menambah dan meningkatkan
torsi awal untuk memulai putaran awal turbin dan
mampu menambah rpm turbin secara signifikan. Nilai
Cp meningkat cukup tinggi rata-rata peningkatan Cp
sebesar 87%
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada seluruh dosen dan staff pengajar
jurusan Teknik Fisika yang telah memberikan ilmunya,
Utamanya kepada Bapak Gunawan dan Bapak Ali selaku
dosen pembimbing. Serta kepada seluruh Mahasiswa Teknik
Fisika atas bantuan kerjasamanya selama kuliah di jurusan
Teknik Fisika.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 7, No. 7, (2013) 1-6

6
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ir. Sahat Pakpahan, MM, IPM, APU, Pemetaan Energi
Angin untuk Pemanfaatan dan Melengkapi Peta Potensi
SDA Indonesia, Teks Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti
Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
[2] M.Sc. Mohamed Hassan Ahmed Mohamed, Design
Optimization of Savonius and Wells Turbines,
Desertation University of Magdeburg (2011)
[3] Burcin Deda Altan, An experimental study on
improvement of a Savonius rotor performance with
curtaining , Experimental Thermal and Fluid Science
32 (2008) 16731678
[4] Kemendikbud Indonesia (Online) (http://belajar.
kemdiknas.go.id/index7.php?display=view&mod=script
&cmd=Bahan%20Belajar/Pengetahuan%20Populer/view
&id=66&uniq=424, diakses tanggal 31-05-2013)
[5] (http://konversi.files.wordpress.com/2008/11/potensiangi
n.jpg, diakses tanggal 31-05-2013)
[6] (http://www.free-online-private-pilot-groundschool.
com/images/forces_airfoil.gif, diakses tanggal 31-05-
2013)
[7] Hariyo Priambudi Setyo Pratomo, Perancangan
prototype turbin angin poros vertikal sebagai pembangkit
listrik, Tugas Akhir Teknik Mesin Universitas Petra
Surabaya
[8] SahaUK,RajkumarMJ.On the performance analysis of
Savonius rotor with twisted blades. Renewable Energy
2006;31(11):1776e88.
[9] IrabuK,RoyJNCharacteristicsofwindpoweronSavoniusr
otorusing guide boxtunnel. Experimental Thermal and
Fluid Science2007;32 (2):580e6.
[10] Andrew Tendai Zhuga, Benson Munyaradzi, Design of
Alternative Energy Systems: A Self-Starting Vertical Axis
Wind Turbine for Stand-Alone Applications School of
Engineering Sciences and Technology; Chinhoyi
University of Technology

You might also like