ANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
ANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
ANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFATANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Pancasila merupakan filsafat bangsa Indonesia mengandung pengertian sebagai hasil perenungan mendalam dari para tokoh pendiri negara (the founding fathers) ketika berusaha menggali nilai-nilai dasar dan merumuskan dasar negara untuk di atasnya didirikan negara Republik Indonesia. Hasil perenungan itu secara resmi disahkan bersamaan dengan Undang-Undang Dasar egara Republik Indonesia (UUD RI) !ahun "#$% oleh Panitia Persiapan &emerdekaan Indonesia (PP&I) pada "' (gustus "#$% sebagai Dasar )ilsafat egara Republik Indonesia. &elima dasar atau prinsip yang terdapat dalam sila-sila Pancasila tersebut merupakan satu kesatuan bagian-bagian sehingga saling berhubungan dan saling beker*asama untuk satu tu*uan tertentu sehingga dapat disebut sebagai sistem. Pengertian suatu sistem+ sebagaimana dikutip oleh &aelan (,---. //) dari 0hrode dan Don 1oich memiliki ciri-ciri sebagai berikut2 ") suatu kesatuan bagian-bagian2 ,) bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri2 3) saling berhubungan+ saling ketergantungan2 $) kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tu*uan bersama (tu*uan sistem)2 dan %) ter*adi dalam suatu lingkungan yang kompleks. 4erdasarkan pengertian tersebut+ Pancasila yang berisi lima sila+ yaitu 0ila &etuhanan yang 5aha 6sa+ 0ila &emanusiaan yang (dil dan 4eradab+ 0ila Persatuan Indonesia+ 0ila &erakyatan yang dipimpin oleh Hikmat &ebi*aksanaan dalam Permusya7aratan8Per7akilan dan 0ila &eadilan 0osial bagi seluruh Rakyat Indonesia+ saling berhubungan membentuk satu kesatuan sistem+ yang dalam proses beker*anya saling melengkapi dalam mencapai tu*uan. 5eskipun+ setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri+ memiliki fungsi sendiri- sendiri+ namun memiliki tu*uan tertentu yang sama+ yaitu me7u*udkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pancasila sebagai sistem filsafat+ mengandung pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan!uhan+ dengan diri sendiri+ dengan sesama+ dengan masyarakat bangsa yang semua itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. 9leh sebab itu+ sebagai sistem filsafat+ Pancasila memiliki ciri khas yang berbeda dengan sistem- 1 sistem filsafat lain yang ada di dunia+ seperti materialisme+ idealisme+ rasionalisme+ liberalisme+ komunisme dan lain sebagainya. &ekhasan nilai filsafat yang terkandung dalam Pancasila berkembang dalam budaya dan peradaban Indonesia+ terutama sebagai *i7a dan asas kerohanian bangsa dalam per*uangan kemerdekaan bangsa Indonesia. 0elan*utnya nilai filsafat Pancasila+ baik sebagai pandangan hidup atau filsafat hidup (Weltanschauung) bangsa+ maupun sebagai *i7a bangsa atau *atidiri (Volksgeist) nasional itu memberikan identitas dan integritas serta martabat bangsa dalam menghadapi budaya dan peradaban dunia. 5enurut Darmodihard*o ("#:#. '/)+ Pancasila adalah ideologi yang memiliki kekhasan+ yaitu2 1!br0ken!! kekhasan pertama+ !uhan ;ang 5aha 6sa sebab &etuhanan ;ang 5aha 6sa mengandung arti bah7a manusia Indonesia percaya adanya !uhan2 2!br0ken!! &ekhasan kedua+ penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya2 3!br0ken!! kekhasan ketiga+ bangsa Indonesia men*un*ung tinggi persatuan bangsa2 4!br0ken!! kekhasan keempat+ kehidupan manusia Indonesia bermasyarakat dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi2 dan 5!br0ken!! kekhasan kelima+ keadilan sosial bagi hidup bersama. &elahiran ideologi bersumber dari pandangan hidup yang dianut oleh suatu masyarakat. Pandangan hidup kemudian berbentuk sebagai keyakinan terhadap nilai tertentu yang diaktualisasikan dalam kehidupan masyarakat. 0elain itu+ ideologi berfungsi sebagai alat membangun solidaritas masyarakat dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai baru. 0ebagai ideologi+ Pancasila berfungsi membentuk identitas bangsa dan negara Indonesia sehingga bangsa dan negara Indonesia memiliki ciri khas berbeda dari bangsa dan negara lain. Pembedaan ini dimungkinkan karena ideologi memiliki ciri selain sebagai pembeda *uga sebagai pembatas dan pemisah dari ideologi lain. A!br0ken!! Penertian Filsa!at 2 Istilah <filsafat= berasal dari bahasa ;unani2 (philosophia) terususun dari kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan+ tertarik kepada dan kata sophos yang berarti kebi*aksanaan+ pengetahuan+ ketrampilan+ pengalaman praktis+ inteligensi (4agus+ "##/. ,$,). Dengan demikian philosophia secara harfiah berarti mencintai kebi*aksanaan. &ata kebi*aksanaan *uga dikenal dalam bahasa Inggris2 wisdom. 4erdasarkan makna kata tersebut maka mempela*ari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebi*aksanaan hidup yang nantinya bisa men*adi konsep yang bermanfaat bagi peradaban manusia. 0uatu pengetahuan bi*aksana akan mengantarkan seseorang mencapai kebenaran. 9rang yang mencintai pengetahuan bi*aksana adalah orang yang mencintai kebenaran. >inta kebenaran adalah karakteristik dari setiap filsuf dari dahulu sampai sekarang. )ilsuf dalam mencari kebi*aksanaan+ mempergunakan cara dengan berpikir sedalam-dalamnya. )ilsafat sebagai hasil berpikir sedalam- dalamnya diharapkan merupakan pengetahuan yang paling bi*aksana atau setidak- tidaknya mendekati kesempurnaan. (dapun istilah <philosophos= pertama kali digunakan oleh Pythagoras (%:, -$#: 05) untuk menun*ukkan dirinya sebagai pecinta kebi*aksanaan (lover of wisdom)+ bukan kebi*aksanaan itu sendiri. 0elain Phytagoras+ filsuf-filsuf lain *uga memberikan pengertian filsafat yang berbeda-beda. 9leh karena itu+ filsafat mempunyai banyak arti+ tergantung pada bagaimana filsuf-filsuf menggunakannya. 4erikut disampaikan beberapa pengertian filsafat menurut beberapa filsuf+ yaitu antara lain2 1!br0ken!! Plato ($,:05 - 3$:05)2 filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada atau ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli2 2!br0ken!! (ristoteles (3'$ 05 - 3,,05)2 filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran+ yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika+ logika+ retorika+ etika+ ekonomi+ politik+ dan estetika atau filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda2 3 3!br0ken!! 5arcus !ullius >icero ("-/ 05 - $305)2 filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya2 4!br0ken!! Immanuel &ant (":,$ - "'-$)2 filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan+ yaitu2 ?apakah yang dapat kita ketahui@ (di*a7ab oleh metafisika)+ apakah yang dapat kita ker*akan@ (di*a7ab oleh etika)+ sampai di manakah pengharapan kita@ (di*a7ab oleh antropologi)A. 0ecara umum+ filsafat merupakan ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. 4erdasarkan pengertian umum ini+ ciri-ciri filsafat dapat disebut sebagai usaha berpikir radikal+ menyeluruh+ dan integral+ atau dapat dikatakan sebagai suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. 0e*ak kemunculannya di ;unani+ dan menyusul perkembangan pesat ilmu pengetahuan+ kedudukan filsafat kemudian dikenal sebagai The Mother of Science (induk ilmu pengetahuan). 0ebagai induk ilmu pengetahuan+ filsafat merupakan muara bagi ilmu pengetahuan+ termasuk ilmu pengetahuan yang bersifat positiBistik+ seperti ilmu komunikasi dan teknologi informasi yang baru sa*a muncul dalam era kema*uan ilmu pengetahuan dan teknologi (IP!6&) saat ini. Demikian pulan+ dibandingkan dengan ilmu pengetahuan lain+ filsafat merupakan kegiatan intelektual yang metodis dan sistematis+ namun lebih menekankan aspek reflektif dalam menangkap makna yang hakiki dari segala sesuatu. Dalam &amus )ilsafat+ 4agus ("##/. ,$,) mengartikan filsafat sebagai sebuah pencarian. 4eran*ak dari arti harfiah filsafat sebagai cinta akan kebi*aksanaan+ menurut 4agus ("##/. ,$,-,$3)+ arti itu menun*ukkan bah7a manusia tidak pernah secara sempurna memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan kebi*aksanaan+ namun terus menerus harus menge*arnya. 4erkaitan dengan apa yang dilakukannya+ filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio manusia yang menembusi dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu. )ilsafat menggumuli seluruh realitas+ tetapi teristime7a eksistensi dan tu*uan manusia. 4 Dalam pengertiannya sebagai pengetahuan yang menembusi dasar-dasar terakhir dari segala sesuatu+ filsafat memiliki empat cabang keilmuan yang utama+ yaitu sebagai berikut2 1!br0ken!! 5etafisika2 cabang filsafat yang mempela*ari asal mula segala sesuatu yang-ada dan yang mungkin-ada. 5etafisika terdiri atas metafisika umum yang selan*utnya disebut sebagai ontologi+ yaitu ilmu yang membahas segala sesuatu yang-ada+ dan metafisika khusus yang terbagi dalam teodesi yang membahas adanya !uhan+ kosmologi yang membahas adanya alam semesta+ dan antropologi metafisik yang membahas adanya manusia. 2!br0ken!! 6pistemologi2 cabang filsafat mempela*ari seluk beluk pengetahuan. Dalam epistemologi+ terkandung pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang pengetahuan+ seperti kriteria apa yang dapat memuaskan kita untuk mengungkapkan kebenaran+ apakah sesuatu yang kita percaya dapat diketahui+ dan apa yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan yang dianggap benar. 3!br0ken!! (ksiologi2 cabang filsafat yang menelusuri hakikat nilai. Dalam aksiologi terdapat etika yang membahas hakikat nilai baik-buruk+ dan estetika yang membahas nilai-nilai keindahan. Dalam etika+ dipela*ari dasar-dasar benar-salah dan baik-buruk dengan pertimbangan-pertimbangan moral secara fundamental dan praktis. 0edangkan dalam estetika+ dipela*ari kriteria-kriteria yang mengantarkan sesuatu dapat disebut indah. 4!br0ken!! Cogika2 cabang filsafat yang memuat aturan-aturan berpikir rasional. Cogika menga*arkan manusia untuk menelusuri struktur-struktur argumen yang mengandung kebenaran atau menggali secara optimal pengetahuan manusia berdasarkan bukti-buktinya. 4agi para filsuf+ logika merupakan alat utama yang digunakan dalam meluruskan pertimbangan- pertimbangan rasional mereka untuk menemukan kebenaran dari problem- problem kefilsafatan. B!br0ken!! Filsa!at Pan"asila )ilsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa+ dengan tu*uan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan 5 menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai filsafat+ karena Pancasila merupakan hasil permenungan *i7a yang mendalam yang dilakukan oleh the founding fathers Indonesia+ yang dituangkan dalam suatu sistem ((bdul Dani+ "##'). Pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap+ dipercaya dan diyakini sebagai kenyataan+ norma-norma dan nilai-nilai yang benar+ adil+ bi*aksana+ dan paling sesuai dengan kehidupan dan kepribadian bangsa Indonesia. )ilsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh 0oekarno se*ak "#%% sampai kekuasaannya berakhir pada "#/%. Pada saat itu 0oekarno selalu menyatakan bah7a Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia+ serta merupakan akulturasi budaya India (Hindu- 4uddha)+ 4arat (&risten)+ dan (rab (Islam). )ilsafat Pancasila menurut 0oeharto telah mengalami Indonesianisasi. 0emua sila dalam Pancasila adalah asli diangkat dari budaya Indonesia dan selan*utnya di*abarkan men*adi lebih rinci ke dalam butir-butir Pancasila. )ilsafat Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat praktis sehingga filsafat Pancasila tidak hanya mengandung pemikiran yang sedalam-dalamnya atau tidak hanya bertu*uan mencari+ tetapi hasil pemikiran yang ber7u*ud filsafat Pancasila tersebut dipergunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari (way of life atau weltanschauung) agar hidup bangsa Indonesia dapat mencapai kebahagiaan lahir dan bathin+ baik di dunia maupun di akhirat (0alam+ "#''. ,3-,$). 0ebagai filsafat+ Pancasila memiliki dasar ontologis+ epistemologis+ dan aksiologis+ seperti diuraikan di ba7ah ini. #. $asar %nt%l%is Pan"asila Dasar-dasar ontologis Pancasila menun*ukkan secara *elas bah7a Pancasila itu benar-benar ada dalam realitas dengan identitas dan entitas yang *elas. 5elalui tin*auan filsafat+ dasar ontologis Pancasila mengungkap status istilah yang digunakan+ isi dan susunan sila-sila+ tata hubungan+ serta kedudukannya. Dengan kata lain+ pengungkapan secara ontologis itu dapat memper*elas identitas dan entitas Pancasila secara filosofis. &aelan (,--,. /#) men*elaskan dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya 6 adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak mono-pluralis. 5anusia Indonesia men*adi dasar adanya Pancasila. 5anusia Indonesia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal yang mutlak yaitu terdiri atas susunan kodrat+ raga dan *i7a *asmani dan rohani+ sifat kodrat manusia sebagai makhluk indiBidu dan sosial+ serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk !uhan ;ang 5aha 6sa (&aelan+ ,--,.:,). >iri-ciri dasar dalam setiap sila Pancasila mencerminkan sifat-sifat dasar manusia yang bersifat dwi-tunggal. (da hubungan yang bersifat dependen antara Pancasila dengan manusia Indonesia. (rtinya+ eksistensi+ sifat dan kualitas Pancasila amat bergantung pada manusia Indonesia. 0elain ditemukan adanya manusia Indonesia sebagai pendukung pokok Pancasila+ secara ontologis+ realitas yang men*adikan sifat-sifat melekat dan dimiliki Pancasila dapat diungkap sehingga identitas dan entitas Pancasila itu men*kadi sangat *elas. 0oekarno menggunakan istilah Pancasila untuk memberi lima dasar negara yang dia*ukan. Dua orang sebelumnya 0oepomo dan 5uhammad ;amin meskipun menyampaikan konsep dasar negara masing-masing tetapi tidak sampai memberikan nama. Panitia Persiapan &emerdekaan Indonesia (PP&I) atau &omite asional Indonesia Pusat (&IP) yang didalamnya duduk 0oekarno sebagai anggota+ menggunakan istilah Pancasila yang diperkanankan 0oekarno men*adi nama resmi Dasar egara Indonesia yang isinya terdiri dari lima sila+ tidak seperti yang diusulkan 0oekarno melainkan seperti rumusan PP&I yang tercermin dalam Pembukaan UUD "#$% alinea keempat. 4erhubung dengan pengertian Pancasila merupakan kesatuan+ menurut otonagoro ("#'3. 3,)+ maka lebih seyogyanya dan tepat untuk menulis istilah Pancasila tidak sebagai dua kata ?Panca 0ilaA+ akan tetapi sebagai satu kata ?PancasilaA. Penulisan Pancasila bukan dua kata melainkan satu kata *uga mencerminkan bah7a Pancasila adalah sebuah sistem bukan dua buah sistem. ama Pancasila yang men*adi identitas lima dasar negara Indonesia adalah bukan istilah yang diperkenalkan 0oekarno tanggal " Euni "#$% di depan sidang 4PUP&I+ bukan Pancasila yang ada dalam kitab 0utasoma+ bukan yang ada dalam Piagam Eakarta+ melainkan yang ada dalam alinea keempat Pembukaan UUD "#$%. Eika ditin*au menurut se*arah asal-usul pembentukkannya+ Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar filsafat negara. (da empat macam sebab (causa) 7 yang menurut otonagoro dapat digunakan untuk menetapkan Pancasila sebagai Dasar )ilsafat egara yaitu sebab berupa materi (causa material) sebab berupa bentuk (causa formalis) sebab berupa tu*uan (causa finalis) dan sebab berupa asal mula karya (causa eficient) (otonagoro+"#'3. ,%). Cebih *auh otonagoro men*elaskan keempat causa itu seperti berikut2 pertama+ bangsa Indonesia sebagai asal mula bahan (causa materialis) terdapat dalam adaat kebiasaan+ kebudayaan dan dalam agama-agamanya+ kedua+ seorang anggota 4adan Penyelidik Usaha- usaha Persiapan &emerdekaan Indonesia (4PUP&I)+ yaitu 4ung &arno yang kemudian bersama-sama 4ung Hatta men*adi Pembentuk egara+ sebagai asal mula bentuk atau bangun (causa formalis) dan asal mula tu*uan (causa finalis) dari Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara+ ketiga+ se*umlah sembilan orang+ di antaranya kedua beliau tersebut ditambah dengan semua anggota 4PUP&I yang terdiri atas golongan-golongan kebangsaan dan agama+ dengan menyususn rencana Pembukaan Undang-Undang Dasar "#$% tempat terdapatnya Pancasila+ dan *uga 4adan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan &emerdekaan Indonesia yang menerima rencana tersebut dengan perubahan sebagai asal mula sambungan+ baik dalam arti asal mula bentuk maupun dalam arti asal mula tu*uan dari Pancasila sebagai >alon Dasar )ilsafat egara. &eempat+ Panitia Persiapan &emerdekaan Indonesia (PP&I) sebagai asal mula karya (causa eficient) yaitu yang men*adikan Pancasila sebagai Dasar )ilsafat egara yang sebelumnya ditetapkan sebagai calon Dasar )ilsafat egara (otonagoro+ "#'3. ,%-,/). &. $asar e'istem%l%is Pan"asila 6pistemologi Pancasila terkait dengan sumber dasar pengetahuan Pancasila. 6ksistensi Pancasila dibangun sebagai abstraksi dan penyerderhanaan terhadap realitas yang ada dalam masyarakat bangsa Indonesia dengan lingkungan yang heterogen+ multi kultur+ dan multi etnik dengan cara menggali nilai-nilai yang memiliki kemiripan dan kesamaan untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat bangsa Indonesia (0alam+ "##'. ,#). 5asalah-masalah yang dihadapi yaitu menyangkut keinginan untuk mendapatkan pendidikan+ kese*ahteraan+ perdamaian+ dan ketentraman. Pancasila itu lahir sebagai respon atau *a7aban atas keadaan yang ter*adi dan dialami masyarakat bangsa Indonesia dan sekaligus merupakan harapan. Diharapkan Pancasila men*adi cara yang efektif dalam memecahkan kesulitan hidup yang dihadapi oleh masyarakat bangsa Indonesia. Pancasila memiliki kebenaran korespondensi dari aspek epistemologis 8 se*auh sila-sila itu secara praktis didukung oleh realita yang dialami dan dipraktekkan oleh manusia Indonesia. Pengetahuan Pancasila bersumber pada manusia Indonesia dan lingkungannya. Pancasila dibangun dan berakar pada manusia Indonesia beserta seluruh suasana kebatinan yang dimiliki. &aelan (,--,. #/) mengemukakan bah7a Pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta+ manusia+ masyarakat+ bangsa dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Dasar epistemologis Pancasila *uga berkait erat dengan dasar ontologis Pancasila karena pengetahuan Pancasila berpi*ak pada hakikat manusia yang men*adi pendukung pokok Pancasila (&aelan+ ,--,. #:). 0ecara lebih khusus+ pengetahuan tentang Pancasila yang sila-sila di dalamnya merupakan abstraksi atas kesamaan nilai-nilai yang ada dan dimiliki oleh masyarakat yang pluralistik dan heterogen adalah epistemologi sosial. 6pistemologi sosial Pancasila *uga dicirikan dengan adanya upaya masyarakat bangsa Indonesia yang berkeinginan untuk membebaskan diri men*adi bangsa merdeka+ bersatu+ berdaulat dan berketuhanan ;ang 5aha 6sa+ berkemanusiaan yang adil dan beradab+ berpersatuan Indonesia+ berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi*aksanaan dalam permusya7aratan8per7akilan+ serta ingin me7u*udkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 0umber pengetahuan Pancasila dapat ditelusuri melalui se*arah terbentuknya Pancasila. Dalam penelusuran se*arah mengenai kebudayaan yang berkait dengan lahirnya Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia telah diuraikan didepan yang secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut. (kar sila-sila Pancasila ada dan berpi*ak pada nilai serta budaya masyarakat bangsa Indonesia. ilai serta budaya masyarakat bangsa Indonesia yang dapat diungkap mulai a7al se*arah pada abad I1 5asehi di samping diambil dari nilai asli Indonesia *uga diperkaya dengan dimasukkannya nilai dan budaya dari luar Indonesia. ilai- nilai dimaksud berasal dari agama Hindu+ 4udha+ Islam+ serta nilai-nilai demokrasi yang diba7a dari 4arat. 4erdasartkan realitas yang demikian maka dapat dikatakan bah7a secara epistemologis pengetahuan Pancasila bersumber pada nilai dan budaya tradisional dan modern+ budaya asli dan campuran. 0elain itu+ sumber historis itu+ menurut tin*auan epistemologis+ Pancasila mengakui kebenaran pengetahuan yang bersumber dari 7ahyu atau agama serta 9 kebenaran yang bersumber pada akal pikiran manusia serta kebenaran yang bersifat empiris berdasarkan pada pengalaman. Dengan sifatnya yang demikian maka pengetahuan Pancasila mencerminkan adanya pemikiran masyarakat tradisional dan modern. 3!br0ken!! $asar aksi%l%is Pan"asila (ksiologi terkait erat dengan penelaahan atas nilai. Dari aspek aksiologi+ Pancasila tidak bisa dilepaskan dari manusia Indonesia sebagai latar belakang+ karena Pancasila bukan nilai yang ada dengaan sendirinya !given value) melainkan nilai yang diciptakan (created value) oleh manusia Indonesia. ilai- nilai dalam Pancasila hanya bisa dimengerti dengan mengenal manusia Indonesia dan latar belakangnya. ilai berhubungan dengana ka*ian mengenai apa yang secara intrinsik+ yaitu bernilai dalam dirinya sendiri dan ekstrinsik atau disebut instrumental+ yaitu bernilai se*auh dikaitkan dengan cara mencapai tu*uan. Pada aliran hedonisme yang men*adi nilai intrinsik adalah kesenangan+ pada utilitarianisme adalah nilai manfaat bagi kebanyakan orang (0mart+ E.E.>.+ and 4ernard Filliams+ "#:3. :"). Pancasila mengandung nilai+ baik intrinsik maupun ekstrinsik atau instrumental. ilai intrinsik Pancasila adalah hasil perpaduan antara nilai asli milik bangsa Indonesia dan nilai yang diambil dari budaya luar Indonesia+ baik yang diserap pada saat Indonesia memasuki masa se*arah abad I1 5asehi+ masa imperialis+ maupun yang diambil oleh para kaum cendekia7an 0oekarno+ 5uhammad Hatta+ &i Ha*ar De7antara+ dan ka7an-ka7an pe*uang kemerdekaan Indonesia lain yang mengambil nilai-nilai modern saat bela*ar ke negara 4elanda. &ekhasan nilai yang melekat dalam Pancasila sebagai nilai intrinsik terletak pada diakuinya nilai-nilai ketuhanan+ kemanusiaan+ persatuan+ kerakyatan+ dan keadilan sosial sebagai satu kesatuan. &ekhasan ini yang membedakan Indonesia dari negara lain. ilai-nilai ketuhanan+ kemanusiaan+ persatuan+ kerakyatan+ dan keadilan memiliki sifat umum uniBersal. &arena sifatnya yang uniBersal+ maka nilai-nilai itu tidak hanya milik manusia Indonesia+ melainkan manusia seluruh dunia. Pancasila sebagai nilai instrumental mengandung imperatif dan men*adi arah bah7a dalam proses me7u*udkan cita-cita negara bangsa+ seharusnya menyesuaikan dengan sifat-sifat yang ada dalam nilai ketuhanan+ kemanusiaan+ persatuan+ kerakyatan+ dan keadilan sosial. 0ebagai nilai instrumental+ Pancasila tidak hanya mencerminkan identitas manusia Indonesia+ melainkan *uga berfungsi 10 sebagai cara (mean) dalam mencapai tu*uan+ bah7a dalam me7u*udkan cita-cita negara bangsa+ Indonesia menggunakan cara-cara yang berketuhanan+ berketuhanan yang adil dan beradab+ berpersatuan+ berkerakyatan yang menghargai musya7arah dalam mencapai mufakat+ dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila *uga mencerminkan nilai realitas dan idealitas. Pancasila mencerminkan nilai realitas+ karena di dalam sila-sila Pancasila berisi nilai yang sudah dipraktekkan dalam hidup sehari-hari oleh bangsa Indonesia. Di samping mengandung nilai realitas+ sila-sila Pancasila berisi nilai-nilai idealitas yaitu nilai yang diingini untuk dicapai. 5enurut &aelan (,--,. ",')+ nilai-nilai yang terkandung dalam sila I sampai dengan sila 1 Pancasila merupakan cita-cita+ harapan+ dambaan bangsa Indonesia yang akan di7u*udkan dalam kehidupannya. amun+ Pancasila yang pada tahun "#$% secara formal men*adi das Sollen bangsa Indonesia+ sebenarnya diangkap dari kenyataan real yang berupa prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam adat-istiadat+ kebudayaan dan kehidupan keagamaan atau kepercayaan bangsa Indonesia. 9leh karena itu+ sebagaimana dikutip oleh &aelan (,--,. ",#) Driyarkara menyatakan bah7a bagi bangsa Indonesia+ Pancasila merupakan Sein im Sollen. Pancasila merupakan harapan+ cita-cita+ tapi sekaligus adalah kenyataan bagi bangsa Indonesia. ilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mempunyai tingkatan dan bobot yang berbeda. 5eskipun demikian+ nilai-nilai itu tidak saling bertentangan+ bahkan saling melengkapi. Hal ini disebabkan sebagai suatu substansi+ Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh+ atau kesatuan organik (organic whole). Dengan demikian berarti nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh pula. ilai-nilai itu saling berhubungan secara erat dan nilai-nilai yang satu tidak dapat dipisahkan dari nilai yang lain. (tau nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia itu akan memberikan pola (patroon) bagi sikap+ tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia (&aelan+ ,--,. ",#). otonagoro ("#'3. 3#) menyatakan bah7a isi arti dari Pancasila yang abstrak itu hanya terdapat atau lebih tepat dimaksudkan hanya terdapat dalam pikiran atau angan-angan+ *ustru karena Pancasila itu merupakan cita-cita bangsa+ yang men*adi dasar falsafah atau dasar kerokhanian negara. !idak berarti hanya tinggal di dalam pikiran atau angan-angan sa*a+ tetapi ada hubungannya dengan 11 hal-hal yang sungguh-sungguh ada. (danya !uhan+ manusia+ satu+ rakyat+ dan adil adalah tidak bisa dibantah. C. (akikat sila)sila Pan"asila &ata <hakikat= dapat diartikan sebagai suatu inti yang terdalam dari segala sesuatu yang terdiri dari se*umlah unsur tertentu dan yang me7u*udkan sesuatu itu+ sehingga terpisah dengan sesuatu lain dan bersifat mutlak. Ditun*ukkan oleh otonagoro ("#:%. %')+ hakikat segala sesuatu mengandung kesatuan mutlak dari unsur-unsur yang menyusun atau membentuknya. 5isalnya hakikat air terdiri atas dua unsur mutlak yaitu hidrogen dan oksigen. &ebersatuan kedua unsur tersebut bersifat mutlak untuk me7u*udkan air. Dengan kata lain+ kedua unsur tersebut secara bersama-sama menyusun air sehingga terpisah dari benda yang lainnya misalnya dengan batu+ kayu+ air raksa dan lain sebagainya. !erkait dengan hakikat sila-sila Pancasila+ pengertian kata <hakikat= dapat dipahami dalam tiga kategori+ yaitu2 ") Hakikat abstrak yang disebut *uga sebagai hakikat *enis atau hakikat umum yang mengandung unsur-unsur yang sama+ tetap dan tidak berubah. Hakikat abstrak sila-sila Pancasila menun*uk pada kata2 ketuhanan+ kemanusiaan+ persatuan+ kerakyatan+ dan keadilan. 5enurut bentuknya Pancasila terdiri atas kata-kata dasar !uhan+ manusia+ satu+ rakyat+ dan adil yang dibubuhi a7alan dan akhiran+ berupa ke dan an (sila I+ II+ I1+ dan 1)+ sedangkan yang satu berupa per dan an (sila III). &edua macam a7alan dan akhiran itu mempunyai kesamaan dalam maksudnya yang pokok+ ialah membikin abstrak atau mu*arad+ tidak mau*ud atau lebih tidak mau*ud arti daripada kata dasarnya (otonagoro+ "#/:. 3#). ,) Hakikat pribadi sebagai hakikat yang memiliki sifat khusus+ artinya terikat kepada barang sesuatu. Hakikat pribadi Pancasila menun*uk pada ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia+ yaitu adat istiadat+ nilai-nilai agama+ nilai-nilai kebudayaan+ sifat dan karakter yang melekat pada bangsa Indonesia sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain di dunia. 0ifat-sifat dan ciri-ciri ini tetap melekat dan ada pada bangsa Indonesia. Hakikat pribadi inilah yang realisasinya sering disebut sebagai kepribadian+ dan totalitas kongkritnya disebut kepribadian Pancasila. 3) Hakikat kongkrit yang bersifat nyata sebagaimana dalam kenyataannya. Hakikat kongkrit Pancasila terletak pada fungsi Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Dalam realisasinya+ Pancasila adalah pedoman praktis+ yaitu dalam 7u*ud 12 pelaksanaan praktis dalam kehidupan negara+ bangsa dan negara Indonesia yang sesuai dengan kenyataan sehari-hari+ tempat+ keadaan dan 7aktu. Dengan realisasi hakikat kongkrit itu+ pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan negara setiap hari bersifat dinamis+ antisipatif+ dan sesuai dengan perkembangan 7aktu+ keadaan+ serta perubahan Gaman (otonagoro+ "#:%. %'-/"). Pancasila yang berisi lima sila+ menurut otonagoro ("#/:. 3,) merupakan satu kesatuan utuh. &esatuan sila-sila Pancasila tersebut+ diuraikan sebagai berikut2 1!br0ken!! &esatuan sila-sila Pancasila dalam struktur yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal 0usunan secara hirarkhis mengandung pengertian bah7a sila-sila Pancasila memiliki tingkatan ber*en*ang+ yaitu sila yang ada di atas men*adi landasan sila yang ada di ba7ahnya. 0ila pertama melandasi sila kedua+ sila kedua melandasi sila ketiga+ sila ketiga melandasi sila keempat+ dan sila keempat melandasi sila kelima. Pengertian matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhis sila-sila Pancasila menurut urut-urutan luas (k7antitas) dan *uga dalam hal sifat-sifatnya (k7alitas). Dengan demikian+ diperoleh pengertian bah7a menurut urut-urutannya+ setiap sila merupakan pengkhususan dari sila-sila yang ada dimukanya. Dalam susunan heararkhis dan piramidal+ sila &etuhanan yang 5aha 6sa men*adi basis kemanusiaan+ persatuan Indonesia+ kerakyatan dan keadilan sosial. 0ebaliknya &etuhanan ;ang 5aha 6sa adalah &etuhanan yang berkemanusiaan+ yang membangun+ memelihara dan mengembangkan persatuan Indonesia+ yang berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Demikian selan*utnya+ sehingga tiap-tiap sila di dalamnya mengandung sila-sila lainnya. 0ecara ontologis+ kesatuan sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal tersebut dapat di*elaskan sebagai berikut+ sebagaimana diungkapkan oleh otonagoro ("#'$. /" dan "#:%. %,+ %:)+ bah7a hakikat adanya !uhan adalah ada karena dirinya sendiri+ !uhan sebagai causa prima. 9leh karena itu segala sesuatu yang ada termasuk manusia ada karena diciptakan !uhan atau manussia ada sebagai akibat adanya !uhan (sila pertama). (dapun manusia adalah sebagai sub*ek pendukung pokok negara+ karena negara adalah lembaga kemanusiaan+ negara adalah sebagai persekutuan hidup bersama yang anggotanya adalah manusia (sila kedua). Dengan demikian+ negara adalah sebagai akibat adanya manusia yang bersatu (sila ketiga). 13 0elan*utnya terbentuklah persekutuan hidup bersama yang disebut rakyat. Rakyat pada hakikatnya merupakan unsur negara di samping 7ilayah dan pemerintah. Rakyat adalah totalitas indiBidu-indiBidu dalam negara yang bersatu (sila keempat). (dapun keadilan yang pada hakikatnya merupakan tu*uan bersama atau keadilan sosial (sila kelima) pada hakikatnya sebagai tu*uan dari lembaga hidup bersama yang disebut negara. 2!br0ken!! Hubungan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi 0ila-sila Pancasila sebagai kesatuan dapat dirumuskan pula dalam hubungannya saling mengisi atau mengkualifikasi dalam kerangka hubungan hierarkhis piramidal seperti di atas. Dalam rumusan ini+ tiap-tiap sila mengandung empat sila lainnya atau dikualifikasi oleh empat sila lainnya. Untuk kelengkapan hubungan kesatuan keseluruhan sila-sila Pancasila yang dipersatukan dengan rumusan hierarkhis piramidal tersebut+ berikut disampaikan kesatuan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi. a!br0ken!! 0ila pertama2 &etuhanan ;ang 5aha 6sa adalah &etuhanan yang berkemanusiaan yang adil dan beradab+ yang berpersatuan Indonesia+ yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi*aksanaan dalam permusya7aratan8per7akilan+ yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia2 b!br0ken!! 0ila kedua2 kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang ber-&etuhanan ;ang 5aha 6sa+ yang berpersatuan Indonesia+ yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi*aksanaan dalam permusya7aratan8per7akilan+ yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia2 c!br0ken!! 0ila ketiga2 persatuan Indonesia adalah persatuan yang ber- &etuhanan ;56+ berkemanusiaan yang adil dan beradab+ yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi*aksanaan dalam permusya7aratan8per7akilan+ yang berkeadila sosial bagi seluruh rakyat Indonesia2 d!br0ken!! 0ila keempat2 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi*aksanaan dalam permusya7aratan8per7akilan+ adalah kerakyatan yang ber-&etuhanan ;ang 5aha 6sa+ berkemanusiaan yang adil dan 14 beradab+ yang berpersatuan Indonesia+ yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia2 e!br0ken!! 0ila kelima2 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah keadilan yang ber-&etuhanan ;ang 5aha 6sa+ berkemanusiaan yang adil dan beradab+ yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi*aksanaan dalam permusya7aratan8per7akilan (otonagoro+ "#:%. $3-$$). 15 $AFTA* P+STA,A (bdul Dani+ Ruslan+ "##'+ "ancasila dan reformasi 5akalah 0eminar asional &(D(5(+ ' Euli "##' di ;ogyakarta 4agus+ Corens+ "##/+ #amus $ilsafat Eakarta. P!. Dramedia &aelan+ ,---+ "endidikan "ancasila ;ogyakarta. Paradigma 9ffset -----------------+ ,--,+ $ilsafat "ancasila "andangan %idup &angsa Indonesia ;ogyakarta. Paradigma 9ffset otonagoro+ "#/:+ &e'erapa hal mengenai $alsafah "ancasila( "engertian Inti- Isi Mutlak daripada "ancasila )asar $alsafah *egara "okok "angkal "elaksanaan Secara Murni dan #onsekuen >etakan &edua+ Eakarta. Pancuran !ud*uh ----------------+ "#'3+ "ancasila Secara Ilmiah "opuler >etakan &elima+ Eakarta. 4ina (ksara 0alam+ H. 4urhanuddin+ "##'+ $ilsafat "ancasilaisme+ Eakarta. Rineka >ipta 0mart+ E.E.>.+ and 4ernard Filliams+ "#:3+ +tilitarianism( $or and ,gainst United &ingdom+ >ambridge UniBersity Press 16
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita