You are on page 1of 105

BUKU I

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN PROVINSI BANTEN
J alan Raya Palka Nomor 1, Palima, Serang, Banten
Telepon 0254-250025 Faksimili 0254-250037

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI
ATAS
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI BANTEN
TAHUN 2010

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
LAPORAN KEUANGAN












Nomor : 02/LHP/XVIII.SRG/05/2011
Tanggal : 27 Mei 2011

BPK RI Perwakilan Provinsi Banten i


DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................................i
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ......................... 1
LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
1. Laporan Realisasi Anggaran untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan
2009
2. Neraca per 31 Desember 2010 dan 2009
3. Laporan Arus Kas untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2009
GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN .......................................................................... 4
1. Dasar Hukum Pemeriksaan ...................................................................................... 4
2. Tujuan Pemeriksaan ................................................................................................. 4
3. Sasaran Pemeriksaan ................................................................................................ 4
4. Standar Pemeriksaan ................................................................................................ 5
5. Metodologi Pemeriksaan.......................................................................................... 5
6. Waktu Pemeriksaan ................................................................................................. 6
7. Objek Pemeriksaan .................................................................................................. 6










BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
dan Undang-Undang terkait lainnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah memeriksa
Neraca Pemerintah Provinsi Banten per 31 Desember 2010 dan 2009, Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Arus Kas, untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut
dan catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan adalah tanggung jawab
Pemerintah Provinsi Banten. Tanggung jawab BPK terletak pada pernyataan pendapat
atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.
Kecuali seperti yang diuraikan dalam paragraf berikut ini, BPK melaksanakan
pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Standar
tersebut mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu pemeriksaan meliputi eksaminasi, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan
juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan
yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Banten, serta penilaian terhadap penyajian laporan
keuangan secara keseluruhan. BPK yakin bahwa pemeriksaan tersebut memberikan dasar
memadai untuk menyatakan pendapat.
Dalam Laporan BPK Nomor 34/LHP/XVIII.SRG/05/2010 tanggal 31 Mei 2010, BPK
menyatakan pendapat Wajar Dengan Pengecualian atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Banten Tahun 2009 karena permasalahan : (1) Persediaan yang
penatausahaannya tidak memadai; (2) penilaian aset tetap yang belum mencerminkan
nilai wajar; (3) aset lainnya yang masih terdapat ketidaksinkronan data SK Penghapusan,
daftar inventaris lama dan hasil sensus barang.
Pada Tahun 2010, Pemerintah provinsi Banten telah : (1) memperbaiki penatausahaan
atas persediaan, namun masih terdapat persediaan yang belum ditatausahakan secara
memadai; (2) menginventarisasi dan menilai tanah dan bangunan, namun belum
menyeluruh; (3) menginventarisasi dan merekonsiliasi sebagian aset lainnya.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan butir 5.1.1. huruf b,
Pemerintah Provinsi Banten menyajikan Pendapatan Retribusi dalam Laporan Realisasi
Anggaran TA 2010 senilai Rp3,20 Miliar. Jumlah tersebut belum termasuk pencairan
Dana Jamkesmas oleh RSU Malingping sebesar Rp2,8 Miliar yang digunakan langsung
2

BPK RI Perwakilan Provinsi Banten


oleh RSU Malingping diluar mekanisme APBD. Penggunaan dana tersebut belum disertai
dengan bukti-bukti pertanggungjawaban. Selain itu, pencairan Dana Jamkesmas tersebut
tidak dilakukan sesuai dengan prosedur sebagaimana diatur dalam pedoman pelaksanaan
Jamkesmas.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan butir 5.1.8.1. nomor 5,
akun Persediaan disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2010 sebesar Rp30,36 Miliar.
Nilai persediaan tersebut belum termasuk obat dan alat kesehatan pada Dinas Kesehatan
Provinsi Banten yang berasal dari Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Droping
Kementrian Kesehatan. Dinas Kesehatan tidak menatausahakan persediaan tersebut
secara memadai dan tidak melakukan stock opname pada akhir tahun. Dokumen dan
catatan yang tersedia tidak memungkinkan BPK melakukan prosedur pemeriksaan yang
memadai untuk meyakini saldo persediaan obat dan alat kesehatan yang bersumber dari
dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Droping dari Kementrian Kesehatan.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan atas Laporan Keuangan butir 5.1.8.4, akun Aset
Lainnya disajikan dalam Neraca per 31 Desember TA 2010 sebesar Rp857,19 Miliar. Di
dalam nilai Aset Lainnya tersebut diantaranya termasuk aset yang telah diserahterimakan
pada pemerintah kabupaten/kota senilai Rp588,98 Miliar. Aset tersebut semula berasal
dari belanja modal sesuai dengan kegiatan pada masing-masing SKPD sejak TA 2001
sampai dengan 2010. Aset tersebut diserahterimakan kepada pemerintah kabupaten/kota
dengan berita acara serah terima antara SKPD terkait di Pemerintah Provinsi Banten dan
SKPD di pemerintah kabupaten/kota. Dalam berita acara tersebut antara lain
menyebutkan bahwa dengan adanya berita acara ini maka status kepemilikan barang
berpindah ke SKPD di pemerintah kabupaten/kota. Sementara itu, proses penghapusan
oleh kepala daerah belum dilakukan sehingga aset tersebut masih dicatat sebagai Aset
Lainnya di Neraca Pemerintah Provinsi Banten. Dengan demikian secara substansi Aset
Lainnya menjadi lebih saji sebesar Rp588,98 Miliar karena aset tersebut tidak lagi
dikuasai dan dimiliki maupun digunakan oleh Pemerintah Provinsi Banten. Lebih lanjut,
Pemerintah Provinsi Banten tidak mengadministrasikan penyerahan barang secara
memadai sehingga tidak dapat mengidentifikasi rincian penyerahan aset pada masing-
masing kabupaten/kota.
Menurut pendapat BPK, kecuali untuk dampak tidak dikelolanya Dana Jamkesmas oleh
RSU Malingping dalam mekanisme APBD dan dampak masih disajikannya Aset Lainnya
yang telah diserahterimakan kepada kabupaten/kota, serta dampak penyesuaian yang
mungkin timbul jika Pemerintah Provinsi Banten dapat menyajikan nilai persediaan yang
berasal dari Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Droping dari Kementrian
Kesehatan, Neraca Pemerintah Provinsi Banten per 31 Desember 2010 dan 2009, Laporan
Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan Pemerintah Provinsi Banten per 31 Desember 2010 dan
2009, realisasi anggaran, arus kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan
keuangan tersebut, BPK melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas
3

BPK RI Perwakilan Provinsi Banten


Sistem Pengendalian Intern dan Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan
disajikan dalam Laporan Nomor 02a/LHP/XVIII.SRG/05/2011 dan Nomor
02b/LHP/XVIII.SRG/05/2011 tanggal 27 Mei 2011, yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari laporan ini.

Serang, 27 Mei 2011
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Perwakilan Provinsi Banten
Penanggung Jawab Pemeriksaan




I Nyoman Wara, S.E., Ak.
Akuntan, Register Negara No. D-45.160

BPK RI Perwakilan Provinsi Banten 4


GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN

1. Dasar Hukum Pemeriksaan
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2010
berdasarkan ketentuan berikut.
a. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
b. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
c. UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara.
d. UU Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan.

2. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan LKPD Tahun 2010 adalah memberikan opini atas tingkat
kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang
didasarkan pada kriteria:
a. Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP);
b. Kecukupan pengungkapan (adequate disclosures);
c. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
d. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern.

3. Sasaran Pemeriksaan
Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2010
meliputi pengujian atas:
a. Efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern termasuk
pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya;
b. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Penyajian saldo akun-akun dan transaksi-transaksi pada Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir 31 Desember
2010 sesuai dengan SAP;
d. Penyajian saldo akun-akun dalam neraca per 31 Desember 2010;
e. Pengungkapan informasi keuangan pada Catatan Atas Laporan Keuangan.
Pengujian atas laporan keuangan bertujuan untuk menguji semua pernyataan
manajemen (asersi manajemen) dalam informasi keuangan, efektifitas pengendalian
intern dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
berikut.
a. Keberadaan dan keterjadian
5

BPK RI Perwakilan Provinsi Banten




Bahwa seluruh aset dan kewajiban yang disajikan dalam neraca per 31 Desember
2010 dan seluruh transaksi penerimaan, belanja dan pembiayaan anggaran yang
disajikan dalam LRA untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 benar-benar ada
dan terjadi selama periode tersebut serta telah didukung dengan bukti-bukti yang
memadai.
b. Kelengkapan
Bahwa seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana yang dimiliki telah dicatat dalam
neraca dan seluruh transaksi penerimaan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
yang terjadi selama tahun 2010 telah dicatat dalam LRA.
c. Hak dan Kewajiban
Bahwa seluruh aset yang tercatat dalam neraca benar-benar dimiliki atau hak dari
pemerintah daerah dan utang yang tercatat merupakan kewajiban pemerintah
daerah pada tanggal pelaporan.
d. Penilaian dan Alokasi
Bahwa seluruh aset, utang, penerimaan dan belanja daerah, serta pembiayaan telah
disajikan dengan jumlah dan nilai semestinya; diklasifikasikan sesuai dengan
standar/ ketentuan yang telah ditetapkan; dan merupakan alokasi biaya/anggaran
tahun 2010.
e. Penyajian dan Pengungkapan
Bahwa seluruh komponen laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan ketentuan
dan telah diungkapkan secara memadai dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Standar Pemeriksaan
Peraturan BPK RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara.

5. Metodologi Pemeriksaan
Metodologi pemeriksaan atas LKPD Tahun 2010 meliputi perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan Pemeriksaan
1) Pemahaman Entitas dan Sistem Pengendalian Intern
Pemahaman atas entitas dan sistem pengendalian intern dapat diperoleh dari
laporan hasil pemeriksaan sebelumnya, laporan hasil pemeriksaan pendahuluan,
catatan atas laporan keuangan yang diperiksa, pemantauan tindak lanjut, dan
database yang telah dimiliki serta peraturan atau kebijakan tertulis/formal kepala
daerah terkait.
Pemahaman atas entitas tersebut meliputi pemahaman atas latar
belakang/dasar hukum pendirian pemerintah daerah, kegiatan utama entitas
termasuk sumber pendapatan daerah, lingkungan yang mempengaruhi, pejabat
terkait sampai dengan dua tingkat vertikal ke bawah di bawah kepala daerah, dan
6

BPK RI Perwakilan Provinsi Banten




kejadian luar biasa yang berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan daerah.
Pemeriksa perlu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan signifikan atau area-area
kritis yang memerlukan perhatian mendalam, sehingga membantu Pemeriksa untuk
(1) mengidentifikasi jenis potensi kesalahan, (2) mempertimbangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, (3) mendesain pengujian
sistem pengendalian intern, dan (4) mendesain prosedur pengujian substantif.
2) Pertimbangan Hasil Pemeriksaan Sebelumnya
Pemeriksan harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut
hasil pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksa harus meneliti pengaruh hasil
pemeriksaan sebelumnya dan tindak lanjutnya terhadap LKPD yang diperiksa,
terutama terkait dengan kemungkinan temuan-temuan pemeriksaan yang berulang
dan keyakinan pemeriksa atas saldo awal akun atau perkiraan pada neraca yang
diperiksa.
3) Penentuan Metode Uji Petik
Penentuan metode uji petik berdasarkan pertimbangan profesional pemeriksa
dengan memperhatikan beberapa aspek antara lain sebagai berikut.
a) Tingkat risiko.
b) Jika hasil pengujian SPI disimpulkan pengendalian intern suatu akun lemah,
maka sampel untuk pengujian substantif atas akun tersebut harus lebih besar.
Jika akun-akun tertentu mempunyai risiko bawaan (inherent risk) yang lebih
tinggi dari akun-akun lainnya, maka sampel untuk pengujian substantif untuk
akun-akun tersebut harus lebih besar.
c) Tingkat materialitas yang telah ditentukan. Jika tingkat materialitas kecil, maka
sampel yang diambil harus lebih besar dan begitu juga sebaliknya. Jumlah
sampel tidak hanya didasarkan pada nilai saldo akun, tetapi memperhatikan
transaksi-transaksi yang membentuk saldo tersebut.
d) Saldo akun yang kecil bisa dibentuk dari transaksi-transaksi positif dan negatif
yang besar.
e) Cost and benefit, manfaat uji petik atas suatu transaksi atau saldo akun harus
lebih besar dari biaya pengujian tersebut.
b. Pelaksanaan Pemeriksaan
1) Pengujian Analitis
Pengujian analitis dalam pelaksanaan pemeriksaan dapat dilakukan dengan
Analisa Data dan Analisa Rasio dan Tren, sesuai dengan area yang telah ditetapkan
sebagai uji petik. Pengujian analitis terinci ini diharapkan dapat membantu
pemeriksa untuk menemukan hubungan logis akun pada LKPD dan menilai
kecukupan pengungkapan atas setiap perubahan pada pos/akun/unsur pada laporan
keuangan yang diperiksa, serta membantu menentukan area-area signifikan dalam
pengujian sistem pengendalian intern dan pengujian substantif atas transaksi dan
saldo.
2) Pengujian Pengendalian
7

BPK RI Perwakilan Provinsi Banten




Petunjuk pengujian pengendalian meliputi pengujian yang dilakukan
pemeriksa terhadap efektivitas desain dan implementasi sistem pengendalian intern
dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Dalam pengujian desain
sistem pengendalian intern, pemeriksa mengevaluasi apakah sistem pengendalian
intern telah didesain secara memadai dan dapat meminimalisasi secara relatif salah
saji dan kecurangan. Sementara, pengujian implementasi sistem pengendalian
intern dilakukan dengan melihat pelaksanaan pengendalian pada kegiatan atau
transaksi yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Pengujian sistem pengendalian intern merupakan dasar pengujian substantif
selanjutnya. Pengujian tersebut dilakukan baik pada saat pemeriksaan interim,
maupun pemeriksaan laporan keuangan.
3) Pengujian Substantif atas Transaksi dan Saldo
Pengujian substantif meliputi pengujian atas transaksi dan saldo-saldo
akun/perkiraan serta pengungkapannya dalam laporan keuangan yang diperiksa.
Pengujian tersebut dilakukan setelah pemeriksa memperoleh LKPD (unaudited)
dan dilakukan untuk meyakini asersi manajemen atas LKPD, yaitu: (1) keberadaan
dan keterjadian, (2) kelengkapan, (3) hak dan kewajiban, (4) penilaian dan
pengalokasian, serta (5) penyajian dan pengungkapan.
4) Penyelesaian Penugasan
Hal-hal yang terkait dengan pekerjaan dalam penyelesaian penugasan beserta
form-form pelaporan pemeriksaan (Daftar Koreksi, Form Risalah Pembahasan TP,
Form TP, Form Tanggapan).
c. Pelaporan
Setelah melakukan pengujian terinci di atas, pemeriksa menyimpulkan hasil
pemeriksaan dan dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan.

6. Waktu Pemeriksaan
Pemeriksaan dilaksanakan selama 60 hari kerja sejak tanggal 2 Maret s.d. 27
Mei 2011.

7. Objek Pemeriksaan
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Provinsi Banten
Tahun 2010 yang terdiri atas Neraca per 31 Desember 2010, Laporan Realisasi
Anggaran (LRA) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, Laporan Arus Kas
(LAK) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CALK) Tahun 2010.


1 3 4 5 6=(5/4) 7=(4-5) 8
1 PENDAPATAN 5.1.1
2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.1.1.1
3 PendapatanPajakDaerah a. 1.846.500.000.000,00 2.208.083.478.083,00 119,58 (361.583.478.083,00) 1.617.821.795.281,00
4 PendapatanRetribusi Daerah b. 2.949.000.000,00 3.195.528.167,76 108,36 (246.528.167,76) 2.921.743.038,00
5 PendapatanHasil PengelolaanKekayaanDaerahyangDipisahkan c. 37.485.634.850,00 37.874.447.006,00 101,04 (388.812.156,00) 29.415.351.892,00
6 Lain-lainPADyangsah d. 37.600.000.000,00 72.595.068.697,24 193,07 (34.995.068.697,24) 37.591.859.190,00
7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 1.924.534.634.850,00 2.321.748.521.954,00 120,64 (397.213.887.104,00) 1.687.750.749.401,00
8
9 PENDAPATAN TRANSFER 5.1.1.2
10 TRANSFER PEMERI NTAH PUSAT - DANAPERI MBANGAN a.
11 DanaBagi Hasil Pajak 1). 426.749.573.603,00 416.150.981.756,00 97,52 10.598.591.847,00 351.030.720.581,00
12 DanaBagi Hasil Sumber DayaAlam 2). 385.708.397,00 863.573.115,00 223,89 (477.864.718,00) 635.705.797,00
13 DanaAlokasi Umum 3). 381.979.019.000,00 381.979.019.000,00 100,00 - 361.179.087.000,00
14 DanaAlokasi Khusus 4). 13.660.600.000,00 13.660.600.000,00 100,00 - 32.121.000.000,00
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan 822.774.901.000,00 812.654.173.871,00 98,77 10.120.727.129,00 744.966.513.378,00
16
17 TRANSFER PEMERI NTAH PUSAT - LAI NNYA b.
18 DanaOtonomi Khusus b. - - - - -
19 DanaPenyesuaian b. - 552.787.500,00 - (552.787.500,00) 362.850.000,00
20 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya - 552.787.500,00 - (552.787.500,00) 362.850.000,00
21
22 Total Pendapatan Transfer 822.774.901.000,00 813.206.961.371,00 98,84 9.567.939.629,00 745.329.363.378,00
23
24 LAI N-LAI N PENDAPATAN YANG SAH 5.1.1.3
25 PendapatanHibah 5.1.1.3 3.592.500.000,00 4.482.142.371,00 124,76 (889.642.371,00) 3.016.009.562,00
26 PendapatanDanaDarurat 5.1.1.3 - - - - -
27 PendapatanLainnya 5.1.1.3 - 13.684.000,00 - (13.684.000,00) -
28 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 3.592.500.000,00 4.495.826.371,00 125,14 (903.326.371,00) 3.016.009.562,00
29 JUMLAH PENDAPATAN 2.750.902.035.850,00 3.139.451.309.696,00 114,12 (388.549.273.846,00) 2.436.096.122.341,00
30
31 BELANJA 5.1.2
32 BELANJAOPERASI 5.1.2.1
33 BelanjaPegawai A.1.1 437.413.863.664,17 388.923.689.858,00 88,91 48.490.173.806,17 401.165.597.561,00
34 BelanjaBarang A.1.2 633.755.814.801,02 594.936.799.857,00 93,87 38.819.014.944,02 457.752.098.414,00
35 Bunga - - - - -
36 Subsidi - - - - -
37 Hibah A.1.3 239.270.064.940,00 231.830.048.931,00 96,89 7.440.016.009,00 247.815.419.971,00
38 BantuanSosial A.1.4 51.529.935.060,00 51.428.250.000,00 99,80 101.685.060,00 48.116.099.994,00
39 Jumlah Belanja Operasi 1.361.969.678.465,19 1.267.118.788.646,00 93,04 94.850.889.819,19 1.154.849.215.940,00
40
41 BELANJAMODAL 5.1.2.2
42 BelanjaTanah 1 183.217.402.950,00 151.572.165.870,00 82,73 31.645.237.080,00 105.334.687.567,00
43 BelanjaPeralatandanMesin 2 207.711.395.615,50 197.164.790.055,00 94,92 10.546.605.560,50 195.820.134.711,00
44 BelanjaGedungdanBangunan 3 216.974.565.898,33 215.141.834.254,00 99,16 1.832.731.644,33 160.629.069.500,00
45 BelanjaJalan, Irigasi danJaringan 4 249.512.939.664,98 248.512.690.859,00 99,60 1.000.248.805,98 208.146.827.000,00
46 BelanjaAset TetapLainnya 5 12.536.746.416,00 12.213.278.600,00 97,42 323.467.816,00 11.192.258.250,00
47 BelanjaAset Lainnya 6 2.074.918.100,00 1.957.926.800,00 94,36 116.991.300,00 1.443.150.500,00
48 Jumlah Belanja Modal 872.027.968.644,81 826.562.686.438,00 94,79 45.465.282.206,81 682.566.127.528,00
49
50 BELANJATAK TERDUGA 5.1.2.3
51 BelanjaTakTerduga 5.1.2.3 5.120.000.000,00 4.120.000.000,00 80,47 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00
52 Jumlah Belanja Tak Terduga 5.120.000.000,00 4.120.000.000,00 80,47 1.000.000.000,00 2.000.000.000,00
53 JUMLAH BELANJA 2.239.117.647.110,00 2.097.801.475.084,00 93,69 141.316.172.026,00 1.839.415.343.468,00
54
55 TRANSFER 5.1.3
56 TRANSFER/BAGI HASI L PENDAPATAN KE KAB/KOTA
57 Bagi Hasil Pajak 742.655.897.349,00 736.769.053.366,00 99,21 5.886.843.983,00 581.405.597.705,00
58 Bagi Hasil Retribusi - - - - -
59 Bagi Hasil PendapatanLainnya - - - - -
60 JUMLAH TRANSFER/BAGI HASI L PENDAPATAN KE KAB/KOTA 742.655.897.349,00 736.769.053.366,00 99,21 5.886.843.983,00 581.405.597.705,00
61 JUMLAH BELANJADAN TRANSFER 5.1.4 2.981.773.544.459,00 2.834.570.528.450,00 95,06 147.203.016.009,00 2.420.820.941.173,00
62
63 SURPLUS/DEFI SI T 5.1.5 (230.871.508.609,00) 304.880.781.246,00 (132,06) (535.752.289.855,00) 15.275.181.168,00
2
SELISIH
ANGGARAN
DENGAN
REALISASI
NO URAIAN % Ref
GUBERNUR BANTEN
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2010 DAN 31 DESEMBER 2009
(DalamRupiah)
REALISASI TAHUN
2009 (AUDITED)
ANGGARAN TAHUN
2010
REALISASI TAHUN
2010 (AUDITED)
1 3 4 5 6=(5/4) 7=(4-5) 8 2
SELISIH
ANGGARAN
DENGAN
REALISASI
NO URAIAN % Ref
REALISASI TAHUN
2009 (AUDITED)
ANGGARAN TAHUN
2010
REALISASI TAHUN
2010 (AUDITED)
64
65
66 PEMBI AYAAN 5.1.6
67
68 PENERI MAAN PEMBI AYAAN a.
69 PenggunaanSiLPA 235.495.508.609,00 235.495.508.609,00 100,00 - 234.720.327.441,00
70 PencairanDanaCadangan - - - - -
71 Hasil PenjualanKekayaanDaerahyangDipisahkan - - - - -
72 PinjamanDalamNegeri - PemerintahPusat - - - - -
73 PinjamanDalamNegeri - PemerintahDaerahLainnya - - - - -
74 PinjamanDalamNegeri - LembagaKeuanganBank - - - - -
75 PinjamanDalamNegeri - LembagaKeuanganBukanBank - - - - -
76 PinjamanDalamNegeri - Obligasi - - - - -
77 PinjamanDalamNegeri - Lainnya - - - - -
78 PenerimaanKembali PinjamankepadaPerusahaanNegara - - - - -
79 PenerimaanKembali PinjamankepadaPerusahaanDaerah - - - - -
80 PenerimaanKembali PinjamankepadaPerusahaanDaerahLainnya - - - - 3.000.000.000,00
81 Jumlah Penerimaan 235.495.508.609,00 235.495.508.609,00 100,00 - 237.720.327.441,00
82
83 PENGELUARAN PEMBI AYAAN b.
84 PembentukanDanaCadangan - - - - -
85 PenyertaanModal PemerintahDaerah 4.624.000.000,00 4.528.000.000,00 97,92 96.000.000,00 17.500.000.000,00
86 PembayaranPokokPinjamanDalamNegeri - PemerintahPusat - - - - -
87 PembayaranPokokPinjamanDalamNegeri - PemerintahDaerahLainnya - - - - -
88 PembayaranPokokPinjamanDalamNegeri - LembagaKeuanganBank - - - - -
89 PembayaranPokokPinjamanDalamNegeri - LembagaKeuanganBukanBank - - - - -
90 PembayaranPokokPinjamanDalamNegeri - Obligasi - - - - -
91 PembayaranPokokPinjamanDalamNegeri - Lainnya - - - - -
92 PemberianPinjamankepadaPerusahaanNegara - - - - -
93 PemberianPinjamankepadaPerusahaanDaerah - - - - -
94 PemberianPinjamankepadaPerusahaanDaerahLainnya - - - -
95 PembayaranBiayaPemungutanPajakDaerahdanPajakBumi danBangunan( PBB) Terutang - - - - -
96 PenjaminanPinjamanDaerah - - - - -
97 Jumlah Pengeluaran 4.624.000.000,00 4.528.000.000,00 97,92 96.000.000,00 17.500.000.000,00
98 PEMBI AYAAN NETO 230.871.508.609,00 230.967.508.609,00 100,04 (96.000.000,00) 220.220.327.441,00
99 ` ` `
100 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (63+98) 5.1.7 - 535.848.289.855,00 n/a (535.848.289.855,00) 235.495.508.609,00
RATU ATUT CHOSIYAH
GUBERNUR BANTEN

(DalamRupiah)
1 ASET 5.1.8
2 ASET LANCAR
5.1.8.1
3 Kas
535.947.887.769,00 235.778.728.321,00
4
- Kas di Kas Daerah
520.440.014.735,00 234.720.197.885,00
5 - Kas di Bendahara Pengeluaran
15.505.374.682,00 1.039.751.952,00
6 - Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran
1.772.352,00 18.778.484,00
7
- Kas di Bendahara Penerimaan
726.000,00 -
8 Piutang Pajak
2.037.081.822,00 1.396.211.745,00
9 Piutang Retribusi
122.695.751,69 122.695.751,69
10
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
- -
11 Piutang Dana Bagi Hasil
- -
12 Piutang Lainnya
- 370.000.000,00
13 Persediaan 30.363.735.582,00 9.140.760.495,00
14 Jumlah Aset Lancar (4 s/d 13) 568.471.400.924,69 246.808.396.312,69
15 INVESTASI JANGKA PANJANG
5.1.8.2
16 Investasi Non Permanen
-
17 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
- -
18 Jumlah Investasi Non Permanen (17) - -
19 Investasi Permanen
20 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
147.800.949.437,17 145.001.318.868,39
21 Investasi Permanen lainnya
22 Jumlah Investasi Permanen (20 s/d 21) 147.800.949.437,17 145.001.318.868,39
23 Jumlah Investasi Jangka Panjang (18+22) 147.800.949.437,17 145.001.318.868,39
24 ASET TETAP
5.1.8.3
25 Tanah
2.337.701.114.988,00 942.133.385.318,00
26 Peralatan dan Mesin
413.010.422.970,36 334.921.790.147,92
27 Gedung dan Bangunan
622.129.859.737,91 455.747.440.928,00
28 Jalan Irigasi dan Jaringan
2.080.713.023.998,00 1.299.002.843.437,00
29 Aset Tetap Lainnya
6.244.729.954,00 5.855.048.586,49
30 Konstruksi dalam Pengerjaan
151.019.775.722,00 102.259.472.212,00
31 Akumulasi Penyusutan
- -
32 Jumlah Aset Tetap (25 s/d 31) 5.610.818.927.370,27 3.139.919.980.629,41
33 DANA CADANGAN
34 Dana Cadangan
35 Jumlah Dana Cadangan (34) - -
36 ASET LAINNYA
5.1.8.4
37 Tuntutan Perbendaharaan
114.797.210,00 114.797.210,00
38 Tuntutan Ganti Rugi
1.125.274.262,00 1.255.664.900,00
39 Aset Tidak Berwujud
3.561.052.599,00 2.018.316.199,00
40 Piutang Pajak Daluwarsa
134.798.346,00 161.629.596,00
41 Piutang Retribusi Tidak Lancar
7.304.000,00 7.304.000,00
42 Aset Lain-lain
852.256.346.474,72 649.376.628.021,76
43 Jumlah Aset lainnya (37 s/d 42) 857.199.572.891,72 652.934.339.926,76
44 JUMLAH ASET (14+23+32+35+43) 7.184.290.850.623,85 4.184.664.035.737,25
Ref U R A I A N
NILAI PER 31 DESEMBER
2010 (AUDITED)
NILAI PER 31 DESEMBER
2009 (AUDITED)
PER 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
GUBERNUR BANTEN
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
NERACA DAERAH
NO.

Ref U R A I A N
NILAI PER 31 DESEMBER
2010 (AUDITED)
NILAI PER 31 DESEMBER
2009 (AUDITED)
NO.
45
KEWAJIBAN 5.1.9
46 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
47 Utang Perhitungan Pihak ketiga
97.099.562,00 264.441.228,00
48 Utang Bunga
- -
49 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
- -
50 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah
- -
Lainnya
51 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan
- -
Bank
52 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan
- -
Bukan Bank
53 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi
- -
54 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya
- -
55 Utang Jangka Pendek Lainnya
134.237.011.705,44 -
56 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (47 s/d 55) 134.334.111.267,44 264.441.228,00
57 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
58 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat
- -
59 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya
- -
60 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank
- -
61 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank
- -
62 Utang Dalam Negeri - Obligasi
- -
63 Utang Jangka Panjang lainnya
- -
64 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (58 s/d 63)
- -
65 JUMLAH KEWAJIBAN (56+64) 134.334.111.267,44 264.441.228,00
66
EKUITAS DANA 5.1.10
67 EKUITAS DANA LANCAR
5.1.10.1
68 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA)
535.848.289.855,00 235.495.508.609,00
69 Pendapatan yang Ditangguhkan
2.498.352,00 18.778.484,00
70 Cadangan Piutang
2.159.777.573,69 1.888.907.496,69
71 Cadangan Persediaan
30.363.735.582,00 9.140.760.495,00
72 Dana yg harus disediakan utk Pemb Utang Jk Pendek
(134.237.011.705,44) -
73 Jumlah Ekuitas Dana Lancar (68 s/d 72) 434.137.289.657,25 246.543.955.084,69
74 EKUITAS DANA INVESTASI
5.1.10.2
75 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
147.800.949.437,17
145.001.318.868,39
76 Diinvestasikan dalam Aset tetap
5.610.818.927.370,27
3.139.919.980.629,41
77 Diinvestasikan dalam Aset lainnya
857.199.572.891,72
652.934.339.926,76
78 Dana yg harus disediakan utk Pemb Utang Jk Panjang
-
-
79 Jumlah Ekuitas Dana Investasi (75 s/d 78) 6.615.819.449.699,16 3.937.855.639.424,56
80 EKUITAS DANA CADANGAN
81 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
- -
82 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan (81) - -
83 JUMLAH EKUITAS DANA (73+79+82) 7.049.956.739.356,41 4.184.399.594.509,25
84 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (65+83) 7.184.290.850.623,85 4.184.664.035.737,25
RATU ATUT CHOSIYAH
GUBERNUR BANTEN
(DalamRupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI 5.1.11.1
a. Arus Kas Masuk :
Pajak Daerah 2.208.083.478.083,00 1.617.821.795.281,00
Retribusi Daerah 3.195.528.167,76 2.921.743.038,00
Hasil Pengelolaan Kekayaaan Daerah yang Dipisahkan 37.874.447.006,00 29.415.351.892,00
Lain - Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 72.595.068.697,24 37.591.859.190,00
Dana Bagi Hasil Pajak 416.150.981.756,00 351.030.720.581,00
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak ( Sumber Daya Alam ) 863.573.115,00 635.705.797,00
Dana Alokasi Umum 381.979.019.000,00 361.179.087.000,00
Dana Alokasi Khusus 13.660.600.000,00 32.121.000.000,00
Dana Penyesuaian 552.787.500,00 362.850.000,00
Hibah 4.482.142.371,00 3.016.009.562,00
Pendapatan Lainnya 13.684.000,00 -
Jumlah 3.139.451.309.696,00 2.436.096.122.341,00
b. Arus Kas Keluar :
Belanja Pegawai 388.923.689.858,00 401.165.597.561,00
Belanja Barang dan Jasa 594.936.799.857,00 457.752.098.414,00
Belanja Hibah 231.830.048.931,00 247.815.419.971,00
Belanja Bantuan Sosial 51.428.250.000,00 48.116.099.994,00
Belanja Tidak Terduga 4.120.000.000,00 2.000.000.000,00
Belanja Bagi Hasil ke Kabupaten/Kota 736.769.053.366,00 581.405.597.705,00
Uang Persediaan dan TUP yang belum dikembalikan 15.408.275.120,00 775.310.724,00
Jumlah 2.023.416.117.132,00 1.739.030.124.369,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi ( a - b ) 1.116.035.192.564,00 697.065.997.972,00
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI ASET NON KEUANGAN 5.1.11.2
c. Arus Kas Masuk :
Pendapatan Penjualan atas Tanah - -
Jumlah - -
d. Arus Kas Keluar :
Belanja Tanah 151.572.165.870,00 105.334.687.567,00
Belanja Peralatan dan Mesin 197.164.790.055,00 195.820.134.711,00
Belanja Gedung dan Bangunan 215.141.834.254,00 160.629.069.500,00
Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 248.512.690.859,00 208.146.827.000,00
Belanja Aset Tetap Lainnya 12.213.278.600,00 11.192.258.250,00
Belanja Aset Lainnya 1.957.926.800,00 1.443.150.500,00
Jumlah 826.562.686.438,00 682.566.127.528,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan ( c-d) (826.562.686.438,00) (682.566.127.528,00)
GUBERNUR BANTEN
URAIAN 2010 (AUDITED) 2009 (AUDITED)
Untuk tahun yang berakhir sampai dengan 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009
PEMERINTAH PROVINSI BANTEN
LAPORAN ARUS KAS
Ref
URAIAN 2010 (AUDITED) 2009 (AUDITED) Ref
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN 5.1.11.3
e. Arus Kas Masuk :
Penerimaan Pinjaman dan Obligasi - -
Penerimaan Kembali Pinjaman - 3.000.000.000,00
Penerimaan Piutang - -
Penyetoran Sisa UYHD Tahun Lalu 775.310.724,00 1.939.026.733,00
Jumlah 775.310.724,00 4.939.026.733,00
f. Arus Kas Keluar :
Pembentukan Dana Cadangan - -
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 4.528.000.000,00 17.500.000.000,00
Pembayaran Pokok Utang -
Penjaminan Pinjaman Daerah -
Pengembalian Pendapatan Tahun Lalu 29.382.500,00
Jumlah 4.528.000.000,00 17.529.382.500,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan ( e-f ) (3.752.689.276,00) (12.590.355.767,00)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN 5.1.11.4
g. Arus Kas Masuk :
Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga 140.262.427.263,00 109.360.815.790,00
Jumlah 140.262.427.263,00 109.360.815.790,00
h. Arus Kas Keluar :
Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga 140.262.427.263,00 109.360.815.790,00
Jumlah 140.262.427.263,00 109.360.815.790,00
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Non Anggaran ( g-h ) - -
Kenaikan (Penurunan) Bersih Kas Selama Periode 285.719.816.850,00 1.909.514.677,00
Saldo Awal Kas di BUD / Kas Daerah
234.720.197.885,00 232.810.683.208,00
Saldo Akhir Kas di BUD / Kas Daerah 520.440.014.735,00 234.720.197.885,00
Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran 15.505.374.682,00 1.039.751.952,00
Saldo Akhir Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran 1.772.352,00 18.778.484,00
Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan 726.000,00 -
Saldo Akhir Kas 535.947.887.769,00 235.778.728.321,00
GUBERNUR BANTEN
RATU ATUT CHOSIYAH

1

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Banten Tahun 2010 disusun pada masa dimana peraturan perundang-undangan bidang
keuangan telah relatif lengkap yaitu meliputi Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab
Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Pasal 31 Ayat (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD terdiri dari Laporan Realisasi APBD, Neraca Daerah,
Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Lebih lanjut pada pasal 101 Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa
Kepala Daerah menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) paling lambat 6 (enam) bulan setelah Tahun Anggaran berakhir.
Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Proses penyusunan
Laporan Keuangan juga berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan Laporan Keuangan Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010
dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban Pemerintah Provinsi Banten atas pelaksanaan
APBD sebagaimana telah diamanatkan dalam Peraturan Perundangan. Catatan Atas
Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010 merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi
Banten Tahun Anggaran 2010 berupa laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Arus Kas, Neraca Daerah dan Catatan Atas Laporan Keuangan.

2

Adapun tujuan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
Tahun 2010 untuk memberikan gambaran yang komprehensif terhadap pelaksanaan kinerja
keuangan sebagai berikut :
a. Memberikan informasi secara wajar dan menyeluruh dari kegiatan Pemerintah Daerah,
pencapaian kinerja keuangan daerah dan pemanfaatan sumber daya ekonomis serta
ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan;
b. Menggambarkan perbandingan antara realisasi dengan anggaran serta penyebab
terjadinya selisih antara realisasi dengan anggarannya;
c. Menyajikan secara konsisten laporan keuangan antara satu periode akuntansi dengan
periode akuntansi sebelumnya;
d. Menjelaskan kebijakan akuntansi yang diterapkan;
e. Menggambarkan transaksi atau kejadian penting yang terjadi setelah tanggal tutup
buku yang mempengaruhi kondisi keuangan; dan
f. Mengungkapkan catatan-catatan terhadap isi laporan keuangan dan informasi
tambahan lainnya yang diperlukan serta merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaporan keuangan.

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1. Undang-undang Dasar Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten;
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan
Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD;

3

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
15. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Banten.

1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
1.2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan
1.3. Sistematika Penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
BAB II. EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET
KINERJA APBD
2.1. Ekonomi Makro
2.2. Kebijakan Keuangan
2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
BAB III. IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN
3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
3.2. Hambatan dan Kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah
ditetapkan
BAB IV. KEBIJAKAN AKUNTANSI
4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
4.2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
4.4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada
dalam Standar Akuntansi Pemerintahan


4

BAB V. PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1. Rincian dan Penjelasan masing-masing pos-pos laporan keuangan
5.1.1. Pendapatan
5.1.2. Belanja
5.1.3. Transfer
5.1.4. Belanja dan Transfer
5.1.5. Surplus/(Defisit)
5.1.6. Pembiayaan
5.1.7. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
5.1.8. Aset
5.1.9. Kewajiban
5.1.10. Ekuitas Dana
5.1.11. Komponen-komponen Laporan Arus Kas
5.2. Pengungkapan Atas Pos-pos Aset dan Kewajiban

BAB VI. PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN.
BAB VII. PENUTUP



















5

BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN
PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

2.1. Ekonomi Makro

Perekonomian wilayah Provinsi Banten dalam kurun waktu lima tahun terakhir
mengalami pertumbuhan yang cukup berarti. Pada tahun 2010 tercatat angka sementara
(BPS : 31 Desember 2010) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 5,94 persen, atau
naik dibandingkan LPE tahun 2009 yaitu sebesar 4,69 persen. Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Banten Tahun 2010 atas dasar harga berlaku mencapai Rp170,53 Trilyun
atau naik sebesar 2,65 persen dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar Rp151,98 Trilyun.
Kontribusi sektor terhadap PDRB yang menunjukan struktur ekonomi Banten tahun
2010 yaitu : Kesatu, Kelompok Sektor Sekunder sebesar 55,28 persen yang terdiri dari
kontribusi Industri dan Pengolahan sebesar 48,75 persen, Listrik, Gas dan Air Bersih
sebesar 3,53 persen, dan Sektor Konstruksi sebesar 3,00 persen. Kedua, Kelompok Sektor
Tersier sebesar 36,30 persen yang terdiri dari Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
sebesar 18,36 persen, Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 9,07 persen, Keuangan,
Real Estat dan Jasa Perusahaan sebesar 3,81 persen dan Sektor Jasa-jasa sebesar 5,06
persen. Ketiga, Kelompok Sektor Primer sebesar 8,42 persen yang terdiri dari Sektor
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 8,31 persen dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,11 persen. Dengan demikian struktur ekonomii
Banten tahun 2010 berdasarkan tiga kontribusi terbesar terhadap PDRB adalah Sektor
Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran serta Sektor Pengangkutan &
Komunikasi.
Struktur Ekonomi Banten tahun 2010 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2009 yaitu pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan yang merupakan
andalan Sektor Primer mengalami peningkatan dari 7,92 persen menjadi 8,31 persen dan
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran yang merupakan andalan Sektor Tersier
mengalami peningkatan dari 18,20 persen menjadi 18,36 persen.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah merupakan indikator untuk mengukur tingkat
kemandirian dan kemajuan ekonomi daerah serta keberhasilan daerah dalam menggali
potensi pendapatan. Dalam struktur APBD Provinsi Banten selama kurun waktu 10 tahun

6

terakhir, trend penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) cenderung selalu menunjukkan
peningkatan. Pada tahun 2001 penerimaan PAD sebesar Rp203.91 Milyar, tahun 2002
penerimaan PAD sebesar Rp440,07 Milyar, kemudian tahun 2003 meningkat menjadi
Rp614,67 Milyar, tahun 2004 sebesar Rp818,25 Milyar, tahun 2005 mencapai Rp1.070,24
Milyar, tahun 2006 mencapai Rp1.118,15 Milyar, tahun 2007 mencapai Rp1.298,36 Milyar,
pada tahun 2008 mencapai Rp1.661,17 Milyar, tahun 2009 mencapai Rp1.687,75 Milyar
dan pada tahun 2010 mencapai Rp2.321,75 Milyar. Pada tahun 2010 realiasasi penerimaan
PAD meningkat sebesar 37,56 persen dibandingkan tahun 2009.


Grafik 2.1 : Perkembangan Nilai PAD Provinsi Banten Tahun 2001-2010 (dalam Milyar Rupiah)

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Banten masih didominasi oleh besarnya
penerimaan dari sektor pajak daerah yang selama ini memberikan konstribusi rata rata
sebesar 95 persen dari total Pendapatan Asli Daerah dalam APBD Provinsi Banten. Pada
tahun 2010 komposisi ini pun belum bergeser, realisasi Penerimaan Pajak Daerah sebesar
Rp2.208.083.478.083,00 atau 95,10, persen dari total Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp2.321.748.521.954,00.
Komposisi masing-masing objek pendapatan dari kelompok PAD Tahun
Anggaran 2010 yaitu : Pajak Daerah sebesar 95,10 persen, Retribusi Daerah sebesar 0,14
persen, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar 1,63 persen dan
Lain-lain PAD yang Sah sebesar 3,13 persen.
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pajak Daerah 203,91 429,74 602,62 797,04 1.037,941.071,221.246,281.601,611.617,822.208,08
Retribusi Daerah - 1,00 1,93 2,16 2,50 2,71 3,05 3,19 2,92 3,20
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan
- - - - 9,36 13,20 17,84 21,48 29,42 37,87
Lain-lain PAD yang Sah - 9,33 10,12 19,04 20,45 31,02 31,20 34,90 37,59 72,60
Pendapatan Asli Daerah 203,91 440,07 614,67 818,24 1.070,251.118,151.298,371.661,181.687,752.321,75
0
500
1000
1500
2000
2500

7

Pajak Daerah
95,10%
Retribusi Daerah
0,13%
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
1,63%
Lain-lain PAD yang
Sah
3,13%


Grafik 2.2 : Komposisi Realisasi PAD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010


2.2. Kebijakan Keuangan.
Kebijakan keuangan daerah tidak hanya ditujukan untuk mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah, namun juga diperlukan dalam rangka peningkatan capaian
pendapatan dan mengefektifkan serta efisiensi belanja dan pembiayaan daerah.
Kebijakan keuangan Provinsi Banten tidak terlepas dari Visi Pemerintah Provinsi
Banten yaitu : Rakyat Banten Sejahtera Berlandaskan Iman dan Taqwa yang
dijabarkan kepada 7 (tujuh) misi sebagai sarana untuk mewujudkan visi tersebut.
Yang terkait dengan kebijakan keuangan diantaranya adalah misi Melakukan
revitalisasi dan refungsionalisasi lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan menuju tata pemerintahan yang bersih, transparan dan profesional yang
berorientasi pada pelayanan publik (Misi 1).

2.2.1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Sejalan dengan arah kebijakan penganggaran khususnya kebijakan
pendapatan, tantangan pokok yang dihadapi akan banyak berkaitan dengan upaya
untuk terus meningkatkan pendapatan asli daerah melalui pajak, non pajak daerah
dan bagi hasil pajak pusat dengan tidak menimbulkan biaya ekonomi tinggi bagi
masyarakat guna membiayai prioritas pembangunan yang ditetapkan.
Sasaran dalam peningkatan pendapatan antara lain adalah :
1. Terpeliharanya suatu capaian dan peningkatan pendapatan daerah dari pajak
maupun non pajak. Dalam hal capaian penerimaan pajak, upaya optimalisasi
melalui perluasan jangkauan dan kualitas pelayanan terhadap potensi yang
bersinergi dengan perkembangan perekonomian daerah, serta tidak
menghambat kegiatan ekonomi yang menjadi basis pajak;

8


2 Pajak Daerah sebesar Rp1,846 Trilyun, Retribusi Daerah sebesar Rp2,95
Milyar, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sebesar Rp37,49
Milyar serta LainLain PAD Yang Sah sebesar Rp37,60 Milyar, sehingga dalam
tahun 2010 Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar Rp1,925 Trilyun;
3. Dana Bagi Hasil Pajak sebesar Rp426,75 Milyar, Bagi Hasil SDA sebesar
Rp385,70 Juta, Dana Alokasi Umum ditargetkan sebesar Rp381,98 Milyar,
Dana Alokasi Khusus ditargetkan sebesar Rp13,66 Milyar, sehingga
Pendapatan Transfer ditargetkan sebesar Rp822,77 Milyar;
4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ditargetkan sebesar Rp3,59 Milyar;
Kebijakan yang ditempuh untuk mencapai sasaran tersebut adalah
meningkatkan pendapatan daerah dengan mempertimbangkan perkembangan
dunia usaha dan aspek keadilan masyarakat. Langkahlangkah yang ditempuh
antara lain melalui :
a. Intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan;
b. Penyempurnaan sistem administrasi dan pelayanan perpajakan;
c. Peningkatan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan publik bidang pajak
daerah;
d. Peningkatan kualitas pelayanan publik bidang pajak daerah melalui
peningkatan kinerja aparatur pelayanan pajak daerah;
e. Peningkatan kordinasi bidang pajak daerah, retribusi daerah dan pajak pusat;
f. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui program sosialisasi perpajakan;
g. Penataan ketentuan peraturan di bidang perpajakan dan retribusi daerah.

2.2.2. Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakan belanja daerah merupakan langkahlangkah yang ditempuh
untuk mengefisiensikan dan mengefektifitaskan belanja tidak langsung dan belanja
langsung oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di
Pemerintah Provinsi Banten berdasarkan program pembangunan yang telah
dijabarkan.
Langkahlangkah kebijakan yang akan ditempuh, antara lain :
1. Belanja pegawai pada belanja tidak langsung diarahkan se-efisien mungkin
berdasarkan kebutuhan aktivitas pemerintahan sesuai peraturan perundang-
undangan;

9

2. Belanja hibah dan belanja bantuan sosial dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah yang peruntukannya diarahkan tepat sasaran,
berskala prioritas tinggi, mempunyai dampak langsung terhadap kesejahteraan
masyarakat dan mendorong kelancaran penyelenggaraan program
pembangunan fisik dan sumber daya manusia;
3. Belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan kepada Kabupaten/Kota
diarahkan untuk memperkuat kemampuan keuangan pemerintah
Kabupaten/Kota dan belanja bantuan keuangan yang diarahkan untuk
meningkatkan program dan kegiatan urusan wajib;
4. Menyiapkan anggaran belanja tak terduga untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam
atau sosial yang tidak direncanakan sebelumnya, kegiatan yang bersifat tidak
biasa yaitu untuk tanggap darurat ganggungan terhadap stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan, ketentraman dan
ketertiban masyarakat di daerah dan pengembalian atas kelebihan penerimaan
daerah tahuntahun sebelumnya yang telah ditutup;
5. Belanja langsung diprioritaskan pada (a) kegiatan yang mendesak, (b)
berdampak luas, (c) yang berkaitan langsung pada kegiatan penanganan
kemiskinan, (d) pemberdayaan petani, nelayan dan usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi, dan (e) membuka kesempatan kerja yang luas untuk
mengatasi pengangguran;
6. Mengevaluasi kinerja program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dengan
program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian
agenda daerah;

2.2.3. Kebijakan Pembiayaan
Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, bahwa pembiayaan adalah setiap penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Oleh
karena sifatnya lintas tahun, maka pembiayaan merupakan bagian dari sistem
pengelolaan keuangan negara, mencakup penerimaan dan pengeluaran pada
tahun berjalan yang berfungsi menutup defisit atau mengalokasikan surplus antara
pendapatan dan belanja.


10

Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2010 berasal dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun lalu dan penerimaan pengembalian pinjaman
yang pada akhirnya menentukan jumlah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
sebagai persediaan dana tahun berikutnya. Adapun pengeluaran pembiayaan
diarahkan untuk memperkuat investasi pemerintah daerah yang relatif aman dan
produktif, berupa penyertaan modal pada lembaga keuangan bank yang
aktivitasnya selain berorientasi kepada profit dan mempunyai misi memperkuat
perekonomian daerah.

2.3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Indikator pencapaian target kinerja merupakan hasil perhitungan untuk melihat
perkembangan suatu pekerjaan (kegiatan) dibandingkan dengan target yang hendak
dicapai atau perkembangan periode sebelumnya yang biasanya dilambangkan dengan
angka persentase/indek/rasio atau klasifikasi dengan skala ordinal dalam suatu kurun waktu
tertentu. Kegunaan indikator adalah sebagai salah satu bahan untuk membuat evaluasi
kemajuan pekerjaan sekaligus dapat dijadikan bahan untuk menyusun perencanaan
kegiatan/program kedepan.

2.3.1. Pendapatan
Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih daerah, dalam APBD Tahun Anggaran 2010
ditetapkan target Pendapatan Daerah Provinsi Banten sebesar
Rp2.750.902.035.850,00 dengan realisasi mencapai 114.12 persen atau sebesar
Rp3.139.451.309.696,00. Capaian realisasi Pendapatan Tahun 2010 lebih tinggi
sebesar Rp703.355.187.355,00 dari Tahun 2009 sebesar Rp2.436.096.122.341,00
atau meningkat sebesar 28,87 persen.
Realisasi Pendapatan Tahun 2010 ini berasal dari Pos Pendapatan Asli
Daerah dari target Rp1.924.534.634.850,00 tercapai sebesar
Rp2.321.748.521.954,00 atau 120,64 persen, sedangkan Pendapatan Transfer dari
target sebesar Rp822.774.901.000,00 tercapai sebesar Rp813.206.961.371,00
atau 98.84 persen yang seluruhnya berasal dari Pendapatan Transfer Pemerintah
Pusat berupa Dana Perimbangan dan Dana Penyesuaian, sedangkan Pos Lain-lain
Pendapatan Yang Sah dari target sebesar Rp3.592.500.000,00 tercapai sebesar
Rp4.495.826.371,00 atau 125,14 persen.


11

Secara ringkas realisasi pendapatan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Target Tahun Anggaran 2010
Rp. Rp. %
1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1,924,534,634,850.00 2,321,748,521,954.00 120.64
2 Pendapatan Transfer 822,774,901,000.00 813,206,961,371.00 98.84
3 Lain-lain Pendapatan yang Sah 3,592,500,000.00 4,495,826,371.00 125.14
JUMLAH 2,750,902,035,850.00 3,139,451,309,696.00 114.12
No. Kelompok Pendapatan
Realisasi Tahun Anggaran 2010

Tabel 2.1: PerbandinganTarget dan Realisasi Pendapatan Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010

Kinerja pendapatan Provinsi Banten tahun 2010 berdasarkan indikator Tax Ratio
yaitu nisbah penerimaan pajak terhadap PDRB terealisasi sebesar 1,22 persen
melampaui dari target kinerja sebesar 1,11 persen. Demikian pula kinerja
pendapatan berdasarkan Income Ratio yaitu realisasi pendapatan terhadap PDRB
terealisasi sebesar 1,83 persen melampaui target kinerja 1.73 persen.
-
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
PAD
Pendapatan
Transfer
Lain-lain
Pendapatan
yang Sah
PAD Pendapatan Transfer
Lain-lain Pendapatan
yang Sah
Target 2010 1,924.53 822.77 3.59
Realisasi 2010 2,321.59 813.21 4.50

Grafik 2.3 : Perbandingan Target dan Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2010


12

PAD
73,95%
Pendapatan
Transfer
25,90%
Lain-lain
Pendapatan yang
Sah
0,14%

Grafik 2.4: Komposisi Realisasi Pendapatan Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010

2.3.2. Belanja
Indikator pencapaian target kinerja APBD untuk tahun berjalan dapat
dicermati melalui: a) optimalisasi capaian kinerja output pada sejumlah input; atau
b) minimalisasi jumlah input yang dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah output.
Jumlah input berdasarkan nilai uang (in monetary term) merupakan batas tertinggi
belanja yang dikeluarkan sebagaimana tercantum dalam APBD Provinsi Banten
Tahun 2010 sebesar Rp2.239.117.647.110,00 dan terealisasi sebesar
Rp2.097.801.475.084,00 atau 93.69 persen dengan rincian sebagai berikut:
a. Belanja Operasi, yaitu belanja dalam rangka menunjang aktivitas
pemerintahan, mendorong aktivitas dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, pembiayaan program pembangunan Kabupaten/Kota terealisasi
sebesar Rp1.267.118.788.646,00 atau 93.04 persen dari target sebesar
Rp1.361.969.678.465,19;
b. Belanja Modal, yaitu belanja yang dimaksudkan perolehan manfaat lebih dari
satu tahun dalam rangka penyediaan sarana prasarana pemerintahan dan
sarana prasara publik terealisasi sebesar Rp826.562.686.438,00 atau 94.79
persen dari target sebesar Rp872.027.968.644.81;
c. Belanja Tak Terduga terealisasi sebesar Rp4.120.000.000,00 atau 80.47
persen dari target sebesar Rp5.120.000.000,00.
Secara ringkas target dan realisasi belanja tahun 2010 seperti yang tercantum
dalam tabel dan gambar sebagai berikut:

13

Target TA 2010
Rp. Rp. %
Belanja Operasi 1,361,969,678,465.19 1,267,118,788,646.00 93.04
Belanja Modal 872,027,968,644.81 826,562,686,438.00 94.79
Belanja Tak Terduga 5,120,000,000.00 4,120,000,000.00 80.47
JUMLAH 2,239,117,647,110.00 2,097,801,475,084.00 93.69
Belanja
Realisasi TA 2010

Tabel 2.2: PerbandinganTarget dan Realisasi Belanja Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010

-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
1,400.00
Belanja Operasi
Belanja Modal
Belanja Tak Terduga
Belanja Operasi Belanja Modal Belanja Tak Terduga
Target 2010 1,361.97 872.03 5.12
Realisasi 2010 1,267.12 826.56 4.12

Grafik 2.5: PerbandinganTarget dan Realisasi Belanja Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010

Belanja Operasi
60.40%
Belanja Modal
39.40%
Belanja Tak
Terduga
0.20%

Grafik 2.6: Komposisi Realisasi Belanja Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010




14

2.3.3. Transfer
Realisasi Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota Tahun 2010
adalah sebesar Rp736.769.053.366,00 atau 99,21 persen dari jumlah anggaran
transfer sebesar Rp742.655.897.349,00. Jumlah tersebut seluruhnya merupakan
realisasi Bagi Hasil Pajak Daerah.
Anggaran transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota tahun 2010
memiliki diantaranya untuk mendorong pembangunan di Kabupaten/Kota melalui
penguatan kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota.




























15

BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

3.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
Pada Tahun Anggaran 2010 target pendapatan setelah perubahan adalah
sebesar Rp2.750.902.035.850,00 yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah,
Pendapatan Transfer dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Berdasarkan
pengelompokkan belanja menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007,
target pendapatan tersebut selanjutnya dialokasikan untuk Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung.
Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun 2010 adalah sebesar
Rp1.361.145.378.413,17 yang dialokasikan untuk membiayai Belanja Pegawai, Belanja
Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, Belanja
Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa serta Belanja Tidak
Terduga. Sedangkan Anggaran Belanja Langsung sebesar Rp1.620.628.166.045,83
dialokasikan untuk membiayai 62 (enam puluh dua) program dan 669 (enam ratus enam
puluh sembilan) kegiatan. Sehingga secara keseluruhan anggaran belanja adalah sebesar
Rp2.981.773.544.459,00.
Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2010 adalah sebesar
Rp1.304.622.475.955,00 atau 95,85 persen dari anggaran, sedangkan realisasi Belanja
Langsung adalah sebesar Rp1.529.948.052.495,00 atau 94,40 persen dari anggaran.
Selanjutnya dari 62 (enam puluh dua) program yang dilaksanakan pada Tahun
Anggaran 2010, rincian realisasi masing-masing program yang dilaksanakan pada Tahun
2010 adalah sebagai berikut :

1 Program Fasilitasi dan Penataan Daerah Otonomi Baru dianggarkan sebesar
Rp450.000.000,00 terealisasi sebesar Rp140.187.500,00 atau 31,15 persen;
2 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial sebesar
Rp3.076.189.600,00 terealisasi sebesar Rp2.979.176.800,00 atau 96,85 persen;
3 Program Pelestarian dan Pengembangan Nilai Budaya Lokal sebesar
Rp587.552.300,00 terealisasi sebesar Rp576.234.300,00 atau 98,07 persen;
4 Program Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan sebesar
Rp273.534.248.100,00 terealisasi sebesar Rp264.360.581.912,00 atau 96,65
persen;

16

5 Program Pemberdayaan Kelembagaan Sosial sebesar Rp650.000.000,00
terealisasi sebesar Rp626.461.400,00 atau 96,38 persen;
6 Program Pemberdayaan Masyarakat Miskin sebesar Rp7.208.086.300,00
terealisasi sebesar Rp7.089.208.800,00 atau 98,35 persen;
7 Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur sebesar Rp9.600.623.200,00
terealisasi sebesar Rp9.214.460.867,00 atau 95,98 persen;
8 Program Pemeliharaan Keamanan, Ketentraman, Ketertiban, dan Perlindungan
Masyarakat sebesar Rp5.090.805.510,00 terealisasi sebesar Rp4.604.942.312,00
atau 90.46 persen;
9 Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan sebesar
Rp2.870.065.000,00 terealisasi sebesar Rp2.787.192.700,00 atau 97,11 persen;
10 Program Penataan Perumahan, Pemukiman dan Kawasan Sentra Produksi
sebesar Rp217.429.205.015,83 terealisasi sebesar Rp216.426.555.018,00 atau
99,54 persen;
11 Program Penataan Ruang sebesar Rp13.371.630.650,00 terealisasi sebesar
Rp13.262.226.123,00 atau 99,18 persen;
12 Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit sebesar Rp4.084.524.000,00
terealisasi sebesar Rp4.036.360.000,00 atau 98,82 persen;
13 Program Pendidikan Anak Usia Dini dianggarkan sebesar Rp12.136.744.675,00
terealisasi sebesar Rp11.920.401.045,00 atau 98,22 persen;
14 Program Pendidikan Berkebutuhan Khusus dianggarkan sebesar
Rp27.064.730.500,00 terealisasi sebesar Rp25.721.455.716,00 atau 95,04 persen;
15 Program Pendidikan Menengah dianggarkan sebesar Rp26.090.308.900,00
terealisasi sebesar Rp25.597.252.504,00 atau 98,11 persen.;
16 Program Pendidikan non Formal, informal dan Kecakapan Hidup dianggarkan
sebesar Rp19.777.714.750,00 terealisasi sebesar Rp19.158.498.337,00 atau 96,87
persen;
17 Program Pendidikan Politik Masyarakat dan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan dianggarkan sebesar Rp2.322.930.000,00 terealisasi sebesar
Rp2.249.836.650,00 atau 96,85 persen;
18 Program Pendidikan Tinggi dianggarkan sebesar Rp9.217.400.000,00 terealisasi
sebesar Rp8.917.026.850,00 atau 96,74 persen;
19 Program Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata dianggarkan sebesar
Rp3.791.758.550,00 terealisasi sebesar Rp2.745.652.150,00 atau 72,41 persen;

17

20 Program Pengelolaan dan Pengembangan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
dianggarkan sebesar Rp1.284.345.000,00 terealisasi sebesar Rp1.260.727.800,00
atau 98,16 persen;
21 Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya Lokal dianggarkan
sebesar Rp1.914.174.100,00 terealisasi sebesar Rp1.818.038.300,00 atau 94,98
persen;
22 Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan dianggarkan sebesar
Rp1.550.000.000,00 terealisasi sebesar Rp1.509.415.300,00 atau 97,38 persen;
23 Program Pengembangan Agribisnis dianggarkan sebesar Rp10.425.760.000,00
terealisasi sebesar Rp10.054.257.790,00 atau 96,44 persen;
24 Program Pengembangan Lingkungan Sehat dianggarkan sebesar
Rp4.190.700.000,00 terealisasi sebesar Rp4.031.856.000,00 atau 96,21 persen;
25 Program Pengembangan Manajemen, Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
dianggarkan sebesar Rp5.631.672.500,00 terealisasi sebesar Rp5.483.627.000,00
atau 97,37 persen;
26 Program Pengembangan Perpustakaan Sekolah dan Taman Bacaan Masyarakat
dianggarkan sebesar Rp2.171.315.000,00 terealisasi sebesar Rp2.122.174.000,00
atau 97,74 persen;
27 Program Pengembangan Pertambangan dan Energi dianggarkan sebesar
Rp43.316.217.280,00 terealisasi sebesar Rp41.490.048.478,00 atau 95,78 persen;
28 Program Pengembangan Telematika dan Informatika dianggarkan sebesar
Rp10.737.688.800,00 terealisasi sebesar Rp10.528.902.343,00 atau 98,06 persen;
29 Program Pengembangan Transportasi, Pos dan Telekomunikasi dianggarkan
sebesar Rp8.731.543.950,00 terealisasi sebesar Rp8.437.115.500,00 atau 96,63
persen;
30 Program Pengembangan Usaha dan Kelembagaan UMKM-K dianggarkan sebesar
Rp1.143.790.000,00 terealisasi sebesar Rp1.097.928.775,00 atau 95,99 persen;
31 Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Pengendalian Sumberdaya Air
dianggarkan sebesar Rp59.564.882.479,00 terealisasi sebesar
Rp58.865.598.023,00 atau 98,83 persen;
32 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
dianggarkan sebesar Rp2.022.000.000,00 terealisasi sebesar Rp2.008.915.700,00
atau 99,35 persen;


18

33 Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
dianggarkan sebesar Rp1.280.019.000,00 terealisasi sebesar Rp1.183.833.850,00
atau 92,49 persen;
34 Program Peningkatan Hubungan Industri Hulu - Hilir dianggarkan sebesar
Rp3.760.000.000,00 terealisasi sebesar Rp3.653.643.800,00 atau 97,17 persen;
35 Program Peningkatan Hubungan Kemitraan Industri Hulu - Hilir dianggarkan
sebesar Rp2.430.200.000,00 terealisasi sebesar Rp2.291.336.500,00 atau 94,29
persen;
36 Program Peningkatan Investasi dunia usaha dianggarkan sebesar
Rp9.166.477.750,00 terealisasi sebesar Rp7.133.201.600.00 atau 77,82 persen;
37 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Pemerintah Daerah dianggarkan
sebesar Rp412.019.942.237,00 terealisasi sebesar Rp373.238.991.528,00 atau
90,59 persen;
38 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah dianggarkan
sebesar Rp55.320.877.930,00 terealisasi sebesar Rp41.349.704.258,00 atau 74,75
persen;
39 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dan Lembaga Perdesaan
dianggarkan sebesar Rp8.644.675.000,00 terealisasi sebesar Rp8.136.644.000,00
atau 94,12 persen;
40 Program Peningkatan Kemitraan dalam Pelayanan Kesehatan dianggarkan
sebesar Rp400.000.000,00 terealisasi sebesar Rp399.407.500,00 atau 99,85
persen;
41 Program Peningkatan Kerjasama Pembangunan dianggarkan sebesar
Rp1.613.150.000,00 terealisasi sebesar Rp1.534.784.900,00 atau 95,14 persen;
42 Program Peningkatan Kesadaran dan Pengembangan Produk Hukum dan HAM
dianggarkan sebesar Rp4.150.000.000,00 terealisasi sebesar Rp3.160.815.075,00
atau 76,16 persen;
43 Program Peningkatan Ketahanan Pangan dianggarkan sebesar
Rp16.796.803.900,00 terealisasi sebesar Rp16.349.986.693,00 atau 97,34 persen;
44 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan, Produktivitas dan Perlindungan
Tenaga Kerja dianggarkan sebesar Rp3.478.850.000,00 terealisasi sebesar
Rp3.258.294.450,00 atau 93,66 persen;
45 Program Peningkatan Manajemen Pelayanan Pendidikan sebesar
Rp14.034.807.825.,00 terealisasi sebesar Rp9.452.009.276,00 atau 67,35 persen;

19

46 Program Pendidikan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dianggarkan
sebesar Rp10.400.798.000.00 terealisasi sebesar Rp10.134.483.000,00 atau 97,44
persen;
47 Program Peningkatan Mutu Sumberdaya Kesehatan dianggarkan sebesar
Rp30.392.254.500,00 terealisasi sebesar Rp30.226.505.000,00 atau 99,45 persen;
48 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Ibu-Anak dan Revitalisasi Keluarga
Berencana dianggarkan sebesar Rp5.220.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp5.124.703.600,00 atau 98,17 persen;
49 Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur dianggarkan
sebesar Rp6.205.118.800,00 terealisasi sebesar Rp6.076.133.300,00 atau 97,92
persen;
50 Program Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Pemerintah Daerah
dianggarkan sebesar Rp22.465.957.804,00 terealisasi sebesar
Rp19.722.845.750,00 atau 87,79 persen;
51 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan dianggarkan sebesar
Rp1.120.250.000,00 terealisasi sebesar Rp1.087.360.000,00 atau 96,26 persen;
52 Program Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja dan Berusaha dianggarkan
sebesar Rp4.270.680.000,00 terealisasi sebesar Rp4.128.138.469,00 atau 96,66
persen;
53 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan dianggarkan sebesar
Rp135.740.040.000,00 terealisasi sebesar Rp133.574.771.320,00 atau 98,40
persen;
54 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga dianggarkan sebesar
Rp360.052.500,00 terealisasi sebesar Rp356.475.500,00 atau 99,01 persen;
55 Program Penyediaan Obat, Perbekalan Kesehatan, Pengawasan Makanan dan
Kefarmasian dianggarkan sebesar Rp7.500.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp7.370.764.700,00 atau 98,28 persen;
56 Program Perbaikan Gizi Masyarakat dianggarkan sebesar Rp5.897.500.000,00
terealisasi sebesar Rp5.783.607.100,00 atau 98.07 persen;
57 Program Perencanaan Pembangunan Daerah dianggarkan sebesar
Rp8.743.157.200,00 terealisasi sebesar Rp8.582.851.100,00 atau 98,17 persen;
58 Program Perlindungan dan Jaminan Sosial dianggarkan sebesar
Rp2.035.000.000,00 terealisasi sebesar Rp1.978.178.000,00 atau 97,21 persen;


20

59 Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam dianggarkan sebesar
Rp4.569.000.000,00 terealisasi sebesar Rp4.384.955.400,00 atau 95,97 persen;
60 Program Promosi dan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat dianggarkan
sebesar Rp18.849.350.000,00 terealisasi sebesar Rp17.335.973.343,00 atau 91,97
persen;
61 Program Revitalisasi Keluarga Berencana dianggarkan sebesar Rp146.030.000,00
terealisasi sebesar Rp141.995.000,00 atau 97,24 persen;
62 Program WAJAR DIKDAS 9 Tahun dan WAJAR 12 Tahun dianggarkan sebesar
Rp32.578.567.440,00 terealisasi sebesar Rp31.682.342.490,00 atau 97,25 persen.

3.2. Hambatan dan Kendala.
Secara umum tidak terdapat hambatan dan kendala yang berpengaruh secara
signifikan terhadap pencapaian target yang ditetapkan. Realisasi pendapatan secara
keseluruhan telah melampaui target yang ditetapkan, kecuali Dana Perimbangan yang
bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak yaitu Bagi Hasil pajak Orang Pribadi
dalam Negeri dan PPh Pasal 21 terealisasi sebesar Rp185.585.322.349,00 atau 85,56
persen dari target sebesar Rp216.901.241.182,00. Jenis penerimaan ini merupakan jenis
Pajak Pusat, sehingga realisasi sangat tergantung upaya yang dilakukan oleh pusat.
Disamping itu, penetapan target sebagaimana tercantum dalam APBD perubahan Tahun
Anggaran 2010 masih berdasarkan pada Alokasi Sementara Bagi Hasil Pajak Penghasilan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Sedangkan Alokasi definitif Bagi Hasil Pajak
Penghasilan baru ditetapkan Menteri Keuangan setelah Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD ditetapkan.
Berkaitan dengan pelaksanaan program-program yang telah ditetapkan, secara
umum telah tercapai sesuai dengan sasaran, kecuali beberapa kegiatan yang tidak seluruh
tolok ukurnya dapat dilaksanakan, diantaranya :
1 Kegiatan Piloting Project Sekolah berbasis ICT pada Dinas Pendidikan dianggarkan
sebesar Rp5.946.646.325,00 terealisasi sebesar Rp1.984.818.000,00 atau 33,38
persen hal tersebut disebabkan terdapat 2 (dua) tolok ukur yang tidak dilaksanakan
yaitu pengadaan belanja modal pengadaan Fasilitasi Model Kelas Multimedia dan
Pengadaan Fasilitasi Pengembangan teknologi pendidikan berbasis ICT karena
waktu yang tidak mencukupi.
2 Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan pada RSU Malimping
dianggarkan sebesar Rp817.000.000,00 terealisasi sebesar Rp394.710.000,00 atau
48,31 persen, disebabkan Honorarium tenaga ahli/insrtruktur khususnya Honorarium

21

dokter spesialis tidak terserap karena terbatasnya tenaga yang bersedia ditempatkan
di RSU Malimping;
3 Kegiatan dan Penyuluhan Kebijakan Penanaman Modal pada Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah dianggarkan sebesar Rp490.875.000,00 terealisasi
sebesar Rp255.175.000,00 atau 51,98 persen. Hal tersebut diakibatkan waktu yang
tidak mencukupi.
4 Kegiatan Penyelenggarakan Promosi Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal
Daerah dianggarkan sebesar Rp3.099.950.000,00 terealisasi sebesar
Rp1.590.620.050,00 atau 51,31 persen. Hal tersebut diakibatkan karena terdapat
efisiensi Belanja Langsung dan 2 (dua) tolok ukur kegiatan tidak dilaksanakan
karena pembatalan pelaksanaan kegiatan oleh pihak penyelenggara.
5 Kegiatan Penyiapan Sarana dan Materi Promosi pada Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dianggarkan sebesar Rp1.484.303.000,00 terealisasi sebesar
Rp522.678.000,00 atau 35,21 persen. Hal tersebut diakibatkan Kegiatan Penyiapan
Sarana dan Materi Promosi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dianggarkan
sebesar Rp1.484.303.000,00 terealisasi sebesar Rp522.678.000,00 atau 35,21
persen. Hal tersebut diakibatkan karena batalnya pengadaan Billboard pada
kegiatan Penyiapan Sarana dan Materi Promosi Budaya dan Pariwisata. Setelah
persiapan Lelang dilakukan, namun hingga tanggal terakhir pemasukan penawaran
tidak ada Perusahaan yang mendaftarkan diri serta mengikuti anwzjing/penjelasan
pekerjaan sehingga panitia pengadaan barang dan jasa Dinas Budaya dan
Pariwisata Provinsi Banten mengusulkan melaksanakan lelang ulang. Namun
mengingat waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan lelang maupun pembuatan
Billboard tidak akan mencukupi maka lelang dibatalkan.
6 Kegiatan Penyusunan Capaian Kinerja, Perencanaan Program dan Kegiatan Biro
Hukum pada Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Banten dianggarkan sebesar
Rp150.000.000,00 terealisasi sebesar Rp93.954.600,00 atau 62,62 persen. Hal
tersebut diakibatkan adanya efisiensi.
7 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah pada Biro Hukum Sekretariat Daerah
Provinsi Banten dianggarkan sebesar Rp800.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp461.525.500,00 atau 57,69 persen. Hal tersebut disebabkan karena : (1) Usulan
dari RSUD Malingping untuk perubahan Perda No. 14 Tahun 2005, tidak
disampaikan kepada Gubernur. Cq. Biro Hukum; (2) Usulan dari Dinas Pertanian
dan Peternakan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD)
diusulkan kepada Gubernur melalui Biro Hukum pada Bulan Desember sehungga

22

belum dapat diusulkan Gubernur kepada DPRD; (3) Komparasi tidak dilaksanakan
karena 3 (tiga) Raperda yang menjadi prioritas tidak dibahas pada Triwulan I, II dan
III; (4) Efisiensi terhadap pelaksanaan Program Legislasi Daerah yang seharusnya
dilaksanakan pada Bulan Desember 2010 diundur pelaksanaannya pada Bulan
Januari 2011, sehingga honorarium Tim Proleda tidak diserap.
8 Fasilitasi Pembentukan Keluarga Sadar Hukum / KADARKUM pada Biro Hukum
Sekretariat Daerah Provinsi Banten dianggarkan sebesar Rp300.000.000,00
terealisasi sebesar Rp186.077.500,00 atau 62,03 persen. Hal tersebut disebabkan
(1) terdapat 2 (dua) kegiatan /tolok ukur yang tidak dapat dilaksanakan, yaitu :
Sosialisasi Pembentukan Kadarkum di Kabupaten Tangerang dan Fasilitasi
Pembentukan Kadarkum di Tingkat Kecamatan ( 7 Kecamatan); (2) Terdapat
efisiensi pada Belanja Perjalanan.
9 Fasilitasi Koordinasi Konflik Sosial yang Bermotif Agama pada Biro Kesejahteraan
Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Banten dianggarkan sebesar Rp591.270.000,00
terealisasi sebesar Rp392.997.900,00 atau 66,47 persen. Terdapat 1 (satu) Tolok
Ukur yang tidak terlaksana, yaitu : Penyusunan Profile Keagamaan di Provinsi
Banten karena belum ada MoU dengan pihak perguruan tinggi terkait, sehingga tidak
dapat dilaksanakan dan dianggarkan kembali di tahun 2011.
10 Kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Penyelenggaraan Daerah Otonomi Baru pada
Biro Pemerintahan dianggarkan sebesar Rp350.000.000,00 terealisasi sebesar
Rp61.702.500,00 atau 17,63 persen. Hal tersebut disebabkan adanya efisiensi
Honorarium Tim yang dilakukan.














23

BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTANSI

4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah
Pemerintah Provinsi Banten adalah merupakan entitas pelaporan yang meliputi
Sekretariat Daerah, Dinas, Badan, Kantor serta Sekretariat DPRD. Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) bertindak sebagai entitas akuntansi yang mempunyai kewajiban
melaksanakan proses Akuntansi. Termasuk dalam entitas akuntansi adalah Kepala Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Sedangkan SKPD yang bertindak sebagai
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) adalah Dinas Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPKAD) yang mempunyai tugas diantaranya melakukan konsolidasi
Laporan Keuangan seluruh SKPD.
Proses penyusunan Laporan Keuangan dimulai dari proses akuntansi pada entitas
akuntansi, selanjutnya output dari entitas akuntansi berupa Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan SKPD dikonsolidasikan oleh SKPKD menjadi
Laporan Keuangan Provinsi Banten yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Aliran Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan Provinsi Banten.
Penyusunan Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2010 ini didasarkan pada
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah serta berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.

4.2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
Basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah
Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010 adalah basis kas untuk pengakuan
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan
Aliran Kas, sedangkan basis akrual diterapkan untuk pengakuan aset, kewajiban, dan
ekuitas dana dalam neraca.
Basis Kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan
penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah, serta belanja dan
pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah. Pemerintah
daerah tidak menggunakan istilah laba, melainkan menggunakan sisa (lebih/kurang)
pembiayaan anggaran untuk setiap tahun anggaran. Sisa pembiayaan anggaran
merupakan penjumlahan realisasi surplus/defisit anggaran dengan realisasi pembiayaan

24

netto.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan
dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, bukan pada saat kas diterima atau
dibayar.

4.3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan
Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah menggunakan
nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas atau sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat
sebesar nilai rupiah. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang
Rupiah.

4.4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintahan.
a. Kebijakan Akuntansi Pendapatan
(01) Pendapatan diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi
dan kelompok;
(02) Pendapatan diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum Daerah.
(03) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan.
(04) Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang atas penerimaan
pendapatan yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama sedangkan apabila
terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana
lancar pada akun SILPA pada periode ditemukannya koreksi dan pengembalian
tersebut.
(05) Pendapatan diukur dan dicatat berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto dan tidak mencatat jumlah netonya.
(06) Pendapatan Jasa Giro yang diterima pada rekening SKPD dicatat oleh PPKD
selaku BUD pada saat diterima di Rekening Kas Umum Daerah.




25

b. Kebijakan Akuntansi Belanja
(01) Belanja daerah diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
program dan kegiatan serta kelompok;
(02) Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah;
(03) Koreksi atas pengeluaran belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja
dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila
diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan
dalam lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
(04) Belanja diukur dan dicatat berdasarkan nilai perolehan.

c. Kebijakan Akuntansi Pembiayaan
(01) Pembiayaan diklasifikasikan menurut sumber pembiayaan dan pusat
pertanggungjawaban;
(02) Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat diterima dan
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah.
(03) Akuntansi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan berdasarkan
azas bruto dan tidak mencatat jumlah netto.
(04) Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Netto;
(05) Selisih lebih/kurang pembiayaan anggaran anatara realisasi penerimaan dan
pengeluaran selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA).

d. Kebijakan Akuntansi Aset
(01) Aset diklasifikasikan menjadi aset lancar dan aset non lancar.
(02) Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan
handal dan pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya
berpindah.
(03) Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.


26

(04) Persediaan bahan baku yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan
pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, tidak termasuk sebagai
persediaan dalam neraca;
(05) Persediaan pada akhir tahun anggaran dicatat berdasarkan hasil inventarisasi
fisik;
(06) Piutang diakui pada akhir periode ketika akan di susun Neraca dan diakui
sebesar Surat Ketetapan tentang Piutang yang belum dilunasi, atau pada saat
terjadinya pengakuan hak untuk menagih piutang pada saat terbitnya Surat
Ketetapan tentang Piutang;
(07) Aset lainnya adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam aktiva
lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan dana cadangan;
(08) Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset yang proses perolehannya dan/atau
pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai;
(09) Investasi Jangka Panjang diakui apabila memenuhi salah satu kriteria :
- Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah;
- Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable).
(11) Penilaian investasi pemerintah dilakukan dengan tiga metode yaitu :
- Metode biaya;
Dengan menggunakan metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya
perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian hasil
yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan
usaha/badan hukum yang terkait.
- Metode Ekuitas;
Dengan menggunakan metode ekuitas pemerintah mencatat investasi awal
sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau
rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali deviden dalam
bentuk saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi
pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap
nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi
pemerintah, misalnya adanya perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta
asing serta revaluasi aset tetap.


27

- Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk
kepemilikan yang akan dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
(12) Metode penilaian investasi tersebut didasarkan pada kriteria sebagai berikut :
- Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;
- Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi
memiliki pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas;
- Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
- Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang
direalisasikan.
(13) Pengakuan aset tetap akan sangat handal bila aset tetap telah diterima atau
diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah
dan dinilai dengan biaya perolehan;
(14) Aset Tetap yang berasal dari dana APBD yang dimaksudkan untuk diserahkan
kepada pihak ketiga tidak dicatat sebagai Aset Tetap dalam neraca, kecuali
apabila sampai dengan akhir periode pelaporan aset tersebut belum
diserahterimakan, maka dicatat sebagai aset tetap. Tetapi apabila sudah
diserahterimakan namun belum ada surat keputusan tentang hibah dan
penghapusan aset tersebut, maka dicatat pada aset lainnya.
(15) Pencatatan penyusutan tidak dilakukan terhadap Aset Tetap;
(16) Nilai minimum pengakuan aset berupa mesin, peralatan dan inventaris kantor
adalah jumlah pengeluaran untuk per satuan aset tersebut yang jumlahnya sama
dengan atau lebih dari Rp500.000 (lima ratus ribu rupiah);
(17) Nilai minimum pengakuan aset berupa gedung dan bangunan adalah jumlah
pengeluaran untuk per satuan aset tersebut yang jumlahnya sama dengan atau
lebih dari Rp15.000.000 (lima belas juta rupiah);

e. Kebijakan Akuntansi Kewajiban/Hutang
(01) Hutang adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat transaksi masa
lalu;
(02) Hutang dikelompokkan menjadi hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang;
(03) Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang diukur dengan nilai nominal
mata uang rupiah yang harus dibayar kembali;


28

f. Kebijakan Akuntansi Ekuitas Dana
(01) Ekuitas Dana adalah jumlah kekayaan bersih yang merupakan selisih antara
jumlah aset dan kewajiban;
(02) Ekuitas Dana terdiri dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan
Ekuitas Dana Cadangan;
(03) Ekuitas Dana Lancar adalah selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek;
(04) Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah yang tertanam
dalam aset non-lancar selain dana cadangan, dikurangi dengan kewajiban jangka
panjang;
(05) Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan
untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya sesuai peraturan perundang-
undangan.

g. Kebijakan penyajian Laporan Arus kas
(01) Laporan Arus Kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas
selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi,
investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran . Arus kas keluar
selama periode akuntansi serta saldo kas pada awal dan akhir periode akuntansi.
(02) Arus Kas masuk/keluar diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan pada
rekening umum Kas Daerah pada periode berjalan.
(03) Penyajian Laporan Arus Kas dilakukan dengan metode langsung.














29

BAB V
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2010

Penyusunan dan penyajian laporan keuangan Pemerintah Provinsi Banten Tahun
Anggaran 2010 serta pelaksanaan penatausahaan keuangan daerah mengacu kepada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.
Memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, penyusunan dan penyajian laporan keuangan dilakukan melalui
konversi dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 kepada Standar Akuntansi
Pemerintahan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Konversi yang dilakukan mencakup jenis laporan, pengungkapan pos-pos laporan,
struktur APBD, klasifikasi anggaran, aset, kewajiban, ekuitas, arus kas, serta catatan atas laporan
keuangan. Konversi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan dilakukan dengan cara
mentrasir kembali (trace back) pos-pos laporan keuangan menurut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
dengan pos-pos laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan.
Gambaran umum mengenai Laporan Keuangan Provinsi Banten Tahun 2010, adalah
sebagai berikut :
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran (TA) 2010 adalah sebesar Rp3.139.451.309.696,00,
sedangkan realisasi Belanja dan Transfer sebesar Rp2.834.570.528.450,00 terdiri dari Belanja
sebesar Rp2.097.801.475.084,00 dan Transfer kepada Pemerintah Kabupaten/Kota sebesar
Rp736.769.053.366,00.
Berdasarkan Realisasi Pendapatan Sebesar Rp3.139.451.309.696,00, realisasi Belanja
dan Transfer sebesar 2.834.570.528.450,00, maka terdapat Surplus Anggaran pada TA. 2010
sebesar Rp304.880.781.246,00.
Sementara itu realisasi Pembiayaan Neto adalah sebesar Rp230.967.508.609,00, sehingga TA.
2010 menghasilkan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran sebesar Rp535.848.289.855,00.


30

5.1. RINCIAN DAN PENJELASAN MASING-MASING POS-POS LAPORAN KEUANGAN
5.1.1. PENDAPATAN
Realisasi Anggaran Pendapatan Pemerintah Provinsi Banten Tahun 2010
merupakan rangkuman dari seluruh kegiatan pengelolaan pendapatan daerah yang
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah penghasil dimana keseluruhan jenis
pendapatan didukung oleh dasar hukumnya.
Secara keseluruhan jumlah realisasi pendapatan Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp3.139.451.309.696,00, atau 114,12 persen dari target yang direncanakan dalam APBD
sebesar Rp2.750.902.035.850,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp2.436.096.122.341,00 realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2010 lebih
besar Rp703.355.187.355,00 atau naik 28,87 persen.
Secara ringkas realisasi pendapatan dapat dilihat dalam tabel berikut :
Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/
(Kurang)
Realisasi
Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
PENDAPATAN 2,750,902,035,850.00 3,139,451,309,696.00 114.12 388,549,273,846.00 2,436,096,122,341.00
Pendapatan Asli Daerah 1,924,534,634,850.00 2,321,748,521,954.00 120.64 397,213,887,104.00 1,687,750,749,401.00
Pendapatan Pajak Daerah 1,846,500,000,000.00 2,208,083,478,083.00 119.58 361,583,478,083.00 1,617,821,795,281.00
Pendapatan Retribusi Daerah 2,949,000,000.00 3,195,528,167.76 108.36 246,528,167.76 2,921,743,038.00
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
37,485,634,850.00 37,874,447,006.00 101.04 388,812,156.00 29,415,351,892.00
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang
Sah
37,600,000,000.00 72,595,068,697.24 193.07 34,995,068,697.24 37,591,859,190.00
Pendapatan Transfer 822,774,901,000.00 813,206,961,371.00 98.84 (9,567,939,629.00) 745,329,363,378.00
Transfer Pemerintah Pusat -Dana
Perimbangan
822,774,901,000.00 812,654,173,871.00 98.77 (10,120,727,129.00) 744,966,513,378.00
Dana Bagi Hasil Pajak 426,749,573,603.00 416,150,981,756.00 97.52 (10,598,591,847.00) 351,030,720,581.00
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 385,708,397.00 863,573,115.00 223.89 477,864,718.00 635,705,797.00
Dana Alokasi Umum 381,979,019,000.00 381,979,019,000.00 100.00 0.00 361,179,087,000.00
Dana Alokasi Khusus 13,660,600,000.00 13,660,600,000.00 100.00 0.00 32,121,000,000.00
Transfer Pemerintah Pusat -Lainnya 0.00 552,787,500.00 0.00 552,787,500.00 362,850,000.00
Dana Otonomi Khusus 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Dana Penyesuaian 0.00 552,787,500.00 0.00 552,787,500.00 362,850,000.00
Lain-lain Pendapatan Yang Sah 3,592,500,000.00 4,495,826,371.00 125.14 903,326,371.00 3,016,009,562.00
Pendapatan Hibah 3,592,500,000.00 4,482,142,371.00 124.76 889,642,371.00 3,016,009,562.00
Pendapatan Dana Darurat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Pendapatan Lainnya 0.00 13,684,000.00 0.00 13,684,000.00 0.00
Uraian
Realisasi Tahun 2010

Penjelasan lebih rinci mengenai realisasi pendapatan dapat diuraikan sebagai berikut :


31

5.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah
Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp2.321.748.521.954,00 atau 120,64 persen dari target yang direncanakan dalam
APBD sebesar Rp1.924.534.634.850,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp1,687.750.749.401,00 penerimaan Pendapatan Asli
Daerah lebih besar Rp633.997.772.553,00 atau naik 37,56 persen. Adapun rincian
Pendapatan Asli Daerah berdasarkan objek pendapatan adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan Pajak Daerah
Rekening Pendapatan Pajak Daerah menampung sumber pendapatan dari
pajak daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp2.208.083.478.083,00 atau 119,58 persen dari target yang direncanakan
dalam APBD sebesar Rp1.846.500.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp1.617.821.795.281,00 penerimaan Pajak
Daerah Tahun Anggaran 2009 lebih besar Rp590.261.682.802,00 atau naik
36,48 persen. Adapun rincian jenis penerimaan pajak daerah diuraikan sebagai
berikut:
1) Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
Realisasi Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor Tahun Anggaran 2010
sebesar Rp689.076.910.840,00 atau 112,14 persen dari target sebesar
Rp614.500.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp562.722.964.415,00 penerimaan Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB) Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp126.353.946.425,00
atau naik 22,45 persen.
2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
Realisasi Pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)
Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp1.086.432.898.500,00 atau 126,48
persen dari target sebesar Rp859.000.000.000,00. Dibandingkan dengan
realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp673.401.042.500,00
penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Tahun
Anggaran 2009 lebih besar Rp413.031.856.000,00 atau naik 61,34 persen.


32

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
Realisasi Pendapatan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp400.147.797.867,00 atau 115,65 persen
dari target sebesar Rp346.000.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp352.625.776.452,00 penerimaan Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) Tahun Anggaran 2009 lebih
besar Rp47.522.021.415,00 atau naik 13,48 persen.
4) Pajak Pemanfaatan Air Permukaan (AP)
Realisasi Pendapatan Pajak Pemanfaatan Air Permukaan (AP) Tahun
Anggaran 2010 Rp16.609.499.645,00 atau sebesar 118,64 persen dari
target sebesar Rp14.000.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp14.821.397.675,00 penerimaan Pajak
Pemanfaatan Air Permukaan (AP) Tahun Anggaran 2009 lebih besar
Rp1.788.101.970,00 atau naik 12,06 persen.
5) Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah (ABT)
Realisasi Pendapatan Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah (ABT)
Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp15.816.371.231,00 atau 121,66 persen
dari target sebesar Rp13.000.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp14.250.614.239,00 penerimaan Pajak
Pemanfaatan Air Bawah Tanah (ABT) Tahun Anggaran 2009 lebih besar
Rp1.565.756.992,00 atau naik 10,99 persen.
Secara ringkas realisasi pajak daerah dapat dilihat dalam tabel berikut :
Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/ (Kurang) Realisasi Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 PKB 614,500,000,000.00 689,076,910,840.00 112.14 74,576,910,840.00 562,722,964,415.00
2 BBNKB 859,000,000,000.00 1,086,432,898,500.00 126.48 227,432,898,500.00 673,401,042,500.00
3 PBBKB 346,000,000,000.00 400,147,797,867.00 115.65 54,147,797,867.00 352,625,776,452.00
4 AP 14,000,000,000.00 16,609,499,645.00 118.64 2,609,499,645.00 14,821,397,675.00
5 ABT 13,000,000,000.00 15,816,371,231.00 121.66 2,816,371,231.00 14,250,614,239.00
Jumlah 1,846,500,000,000.00 2,208,083,478,083.00 119.58 361,583,478,083.00 1,617,821,795,281.00
No Uraian
Realisasi Tahun 2010


33

M
i
l
y
a
r

R
u
p
i
a
h
614.50
859.00
346.00
14.00 13.00
689.08
1,086.43
400.15
16.61 15.82
-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
PKB BBNKB PBBKB AP ABT
Anggaran Realisasi

Grafik dan Tabel 5.1 : Perbandingan Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Banten
Tahun Anggaran 2010







Grafik dan Tabel 5.2 : Komposisi Realisasi Pajak Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010

6
8
9
.
0
8

1
,
0
8
6
.
4
3

4
0
0
.
1
5

1
6
.
6
1

1
5
.
8
2

5
6
2
.
7
2

6
7
3
.
4
0

3
5
2
.
6
3

1
4
.
8
2

1
4
.
2
5

-
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
PKB BBNKB PBBKB AP ABT
Jenis Pajak Daerah
Realisasi Tahun 2010
Realisasi Tahun 2009

Grafik 5.3 : Perbandingan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010 dan 2009


P K B
31.21%
BBNK B
49.20%
P BBK B
18.12%
AP
0.75%
ABT
0.72%

34

b. Pendapatan Retribusi Daerah
Rekening Pendapatan Retribusi Daerah menampung sumber pendapatan
berasal dari retribusi daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp3.195.528.167,76 atau 108,36 persen dari target sebesar
Rp2.949.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp2.921.743.038,00 penerimaan Retribusi Daerah Tahun Anggaran
2009 lebih besar Rp 273.785.129,76 atau naik 9,37 persen.
Adapun Pendapatan Retribusi Daerah dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Retribusi Pelayanan Kesehatan
Realisasi Pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran
2010 yang diterima/dipungut dan dicatat oleh Dinas Kesehatan sebesar
Rp142.339.300,00 dan RSUD Malingping sebesar Rp71.318.000,00
sehingga dengan jumlah total sebesar Rp213.657.300,00 atau 134,38
persen dari target sebesar Rp159.000.000,00. Dibandingkan dengan
realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp217.956.960,00 penerimaan
Retribusi Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2010 lebih rendah
Rp4.299.660,00 atau turun 1,97 persen.
2) Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
Realisasi Pendapatan Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang Tahun
Anggaran 2010 yang diterima/dipungut dan dicatat oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan sebesar Rp676.318.650,00 atau 127,85
persen dari target sebesar Rp529.000.000,00. Dibandingkan dengan
realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp582.850.730,00 penerimaan
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang Tahun Anggaran 2009 lebih besar
Rp93.467.920,00 atau naik 16,04 persen.
3) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Realisasi Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah Tahun
Anggaran 2010 dikelola oleh Dinas Bina Marga dan Tata Ruang, Dinas
Sumber Daya Air dan Pemukiman, Kantor Penghubung serta Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah pada Dinas Bina Marga dan Tata Ruang terealisasi sebesar

35

Rp316.617.054,00 yang terdiri dari Retribusi Pemakaian Sepadan Jalan
sebesar Rp250.729.054,00 dan Retribusi Sewa Peralatan Laboratorium
sebesar Rp65.888.000,00, pada Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman
yaitu Retribusi Pemakaian Bantaran Sungai terealisasi sebesar
Rp107.921.813,76, pada Kantor Penghubung yaitu Retribusi Sewa
Gedung/Wisma terealisasi sebesar Rp37.650.000,00 dan pada Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yaitu Retribusi Sewa
Lahan/Tempat terealisasi sebesar Rp90.600.000,00 sehingga jumlah
keseluruhan sebesar Rp552.788.867,76 atau 100,55 persen dari target
yang direncanakan dalam APBD sebesar Rp550.000.000,00.
Pendapatan dari sewa lahan/tempat pada Dinas Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah sebesar Rp90.600.000,00 Penetapannya tidak
menggunakan SKRD (Surat Ketetapan Retribusi Daerah) tetapi dengan
kesepakatan bersama dalam naskah Perjanjian/MOU karena kebutuhan
penyewaan jangka panjang tidak diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 8
Tahun 2008 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp821.974.508,00 penerimaan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
Tahun Anggaran 2010 lebih rendah Rp269.185.640,24 atau turun 32,75
persen.
4) Retribusi Balai Benih Ikan
Realisasi Pendapatan Retribusi Balai Benih Ikan Tahun Anggaran 2010
yang diterima/dipungut dan dicatat oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Banten sebesar Rp100.815.000,00 atau 100,82 persen dari target
sebesar Rp100.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp44.300.000,00, penerimaan Retribusi Balai
Benih Ikan Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp56.515.000,00 atau naik
127,57 persen.
5) Retribusi Ijin Usaha Perikanan
Realisasi Pendapatan Retribusi Ijin Usaha Perikanan Tahun Anggaran
2010 yang diterima/dipungut dan dicatat oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan sebesar Rp10.556.000,00 atau 62,09 persen dari target sebesar
Rp17.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009

36

sebesar Rp9.952.000,00 penerimaan Retribusi Ijin Usaha Perikanan Tahun
Anggaran 2010 lebih besar Rp604.000,00 atau naik 6,07 persen.
6) Sertifikasi Pengujian Hasil Mutu Perikanan
Realisasi Pendapatan Sertifikasi Pengujian Hasil mutu Perikanan Tahun
Anggaran 2010 yang diterima/dipungut dan dicatat oleh Dinas Kelautan
dan Perikanan sebesar Rp64.735.350,00 atau 134,87 persen dari target
sebesar Rp48.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp48.210.490,00 penerimaan Sertifikasi
Pengujian Hasil mutu Perikanan Tahun Anggaran 2010 lebih besar
Rp16.524.860,00 atau naik 34,28 persen.
7) Retribusi Jasa Perhubungan
Realisasi Pendapatan Retribusi Jasa Perhubungan Tahun Anggaran 2010
yang diterima/dipungut dan dicatat oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika sebesar Rp 1.576.657.000,00 atau 101,98 persen dari
target sebesar Rp1.546.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp1.196.498.350,00 penerimaan Retribusi Jasa
Perhubungan Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp 380.158.650,00 atau
naik 31,77 persen.
Secara ringkas realisasi retribusi daerah dapat dilihat dalam tabel berikut :
Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/
(Kurang)
Realisasi
Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 Retribusi Pelayanan Kesehatan 159,000,000.00 213,657,300.00 134.38 54,657,300.00 217,956,960.00
2 Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang 529,000,000.00 676,318,650.00 127.85 147,318,650.00 582,850,730.00
3 Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah 550,000,000.00 552,788,867.76 100.51 2,788,867.76 821,974,508.00
4 Retribusi Balai Benih Ikan 100,000,000.00 100,815,000.00 100.82 815,000.00 44,300,000.00
5 Retribusi Ijin Usaha Perikanan 17,000,000.00 10,556,000.00 62.09 (6,444,000.00) 9,952,000.00
6 Sertifikasi Pengujian Hasil Mutu
Perikanan
48,000,000.00 64,735,350.00 134.87 16,735,350.00 48,210,490.00
7 Retribusi Jasa Perhubungan 1,546,000,000.00 1,576,657,000.00 101.98 30,657,000.00 1,196,498,350.00
Jumlah 2,949,000,000.00 3,195,528,167.76 108.36 246,528,167.76 2,921,743,038.00
No Uraian
Realisasi Tahun 2010


c. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
Rekening Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
menampung sumber pendapatan dari bagian laba atas Penyertaan Modal pada
Perusahaan daerah/BUMD.

37

Realisasi Penerimaan Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp37.874.447.006,00 atau 101,04
persen dari target sebesar Rp37.485.634.850,00. Dibandingkan dengan
realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp29.415.351.892,00 penerimaan
Pendapatan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran
2010 lebih besar Rp8.459.095.114,00 atau naik 28,76 persen.

Adapun Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Bagian Laba pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten.Tbk
Realisasi Bagian Laba pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jabar
Banten.Tbk Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp37.378.634.850,00 atau
100,00 persen dari target. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp29.234.500.936,00 penerimaan Bagian Laba pada PT.
Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten.Tbk Tahun Anggaran 2010 lebih
besar Rp8.144.133.914,00 atau naik 27,86 persen.
2) Deviden BPR/LPK
Realisasi Deviden BPR/LPK Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp495.812.156,00 atau 463,38 persen dari target sebesar
Rp107.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp180.850.956,00, penerimaan Deviden BPR /LPK Tahun
Anggaran 2010 lebih besar Rp314.961.200,00 atau naik 174,16 persen.
Realisasi Tahun Anggaran 2010 termasuk Deviden LPK Bayah Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp496.000,00 yang baru dibayarkan pada tanggal
5 Februari 2010. Dengan demikian Deviden yang diterima Provinsi Banten
Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp495.316.156,00.







38

Tabel rincian deviden Tahun Anggaran 2010 dapat digambarkan sebagai
berikut :
Deviden Untuk Provinsi
Tahun 2010 Tahun 2009
I PD.BPR Kab.Serang 361.738.652,00 140.844.897,00
BPR. Serang 361.738.652,00 140.844.897,00
II PD.BPR LPK. Kab.Tangerang 50.879.902,00 29.654.343,00
BPR Kertaraharja 23.802.884,00
LPK Sepatan 731.443,00
LPK Balaraja 8.853.072,00 17.297.374,00
LPK Kronjo 1.755.743,00 2.300.347,00
LPK Kresek 8.607.646,00 2.988.087,00
LPK Curug 7.860.557,00 6.337.092,00
III PD.BPR LPK. Kab.Pandeglang 56.456.014,00 8.290.075,00
BPR Saketi 32.206.603,00 1.374.621,00
LPK Cimanuk 1.783.033,00 545.033,00
LPK Cibaliung 4.294.951,00 1.381.421,00
LPK Cigeulis/Sobang 10.013.532,00 2.855.914,00
LPK Pandeglang 3.004.647,00 925.014,00
LPK Cadasari 2.457.362,00 430.345,00
LPK Labuan 1.692.000,00 666.980,00
LPK Bojong 1.003.886,00 110.747,00
IV PD.BPR LPK. Kab.Lebak 26.241.588,00 2.061.641,00
BPR Cipanas 2.483.953,00 663.860,00
BPR Malingping 3.575.201,00
LPK Rangkasbitung 4.206.471,00
LPK Maja 1.019.008,00
LPK Cimarga 1.850.479,00 408.134,00
LPK Leuwidamar 747.311,00
LPK Muncang 4.996.711,00 989.647,00
LPK Gunung Kencana 470.946,00
LPK Banjarsari 325.824,00
LPK Panggarangan 3.725.619,00
LPK Bayah 2.840.065,00
495.316.156,00 180.850.956,00 Jumlah
No Nama Lembaga
Deviden Untuk Provinsi Banten

Secara ringkas realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
dapat dilihat dalam tabel berikut :
Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/
(Kurang)
Realisasi
Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 Pendapatan Deviden dari Bank
Jabar Banten
37.378.634.850,00 37.378.634.850,00 100,00 0,00 29.234.500.936,00
2 Pendapatan Deviden dari BPR/LPK 107.000.000,00 495.812.156,00 463,38 388.812.156,00 180.850.956,00
Jumlah 37.485.634.850,00 37.874.447.006,00 101,04 388.812.156,00 29.415.351.892,00
No Uraian
Realisasi Tahun 2010

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Rekening Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah merupakan pendapatan
yang tidak dapat diklasifikasikan baik ke dalam Pajak Daerah, Retribusi Daerah
maupun Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan.

39


Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2010
sebesar Rp72.595.068.697,24 atau 193,07 persen dari target sebesar
Rp37.600.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp37.591.859.190,00 penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp35.003.209.507,24 atau naik
93,11 persen.
Adapun Penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan
Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan Tahun Anggaran
2010 terealisasi sebesar Rp136.200.100,00 atau 136,20 persen dari target
sebesar Rp100.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp101.248.290,00 Pendapatan Hasil Penjualan
Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan Tahun Anggaran 2010 lebih besar
Rp34.951.810,00 atau naik 34,52 persen. Pendapatan Hasil Penjualan
Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan, terdiri dari:
a. Penjualan Hasil Obat-obatan dan Hasil Farmasi pada RSU Malingping
terealisasi sebesar Rp89.900.100,00 atau 89,90 persen dari target
Rp100.000.000,00. Dibandingkan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp90.848.290,00 Penjualan Hasil Obat-obatan dan Hasil
Farmasi lebih rendah sebesar Rp948.190,00 atau turun 1,04 persen.
b. Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdapat dua
kode rekening pendapatan Hasil Penjualan Aset Daerah yang tidak
dipisahkan yaitu Penjualan bahan-bahan bekas bangunan, merupakan
hasil penjualan bekas bangunan Sekretariat Daerah dengan realisasi
sebesar Rp25.400.000,00 dan Penjualan Peralatan/Perlengkapan
Kantor tidak terpakai, pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah sebesar Rp20.900.000,00 yang terdiri dari: Rp3.750.000,00
dan Rp17.150.000,00 yang merupakan hasil lelang barang daerah
oleh KP2LN.



40

2) Jasa Giro
Realisasi Jasa Giro Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp4.054.350.439,00
atau 62,37 persen dari target sebesar Rp6.500.000.000,00. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp3.594.462.779,00
penerimaan Jasa Giro Tahun Anggaran 2010 lebih besar
Rp459.887.660,00 atau naik 12,79 persen.
Tahun 2010
JASA GIRO KASDA 3,907,180,981.00
JASA GIRO SKPD 147,169,458.00
1 DINAS PENDIDIKAN -
2 DINAS KESEHATAN -
3 RSUD MALINGPING 586,863.00
4 DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG 51,331,184.00
5 DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PEMUKIMAN 7,594,271.00
6 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH -
7 DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO 5,193,149.00
8 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH -
9 BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN MASYARAKAT DESA -
10 DINAS SOSIAL 806,107.00
11 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI 390,495.00
12 DINAS KOPERASI DAN UMKM 469,485.00
13 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAERAH -
14 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA -
15 DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA 786,825.00
16 BADAN KESBANG DAN POLITIK -
17 KANTOR POL.PP 1,736,220.00
18 DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH -
19 BADAN PENELITIAN DAN PEMBANGUNAN 245,545.00
20 BADAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN -
21 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH 360,464.00
22 INSPEKTORAT PROVINSI -
23 SEKRETARIAT DPRD 31,609,677.00
24 KANTOR PENGHUBUNG -
25 BIRO ADMINISTRASI PEMBANGUNAN 1,685,030.00
26 BIRO PEREKONOMIAN -
27 BIRO HUKUM 1,976,498.00
28 BIRO HUMAS 1,647,160.00
29 BIRO KESRA 463,728.00
30 BIRO ORGANISASI 514,164.00
31 BIRO PEMERINTAHAN 1,617,568.00
32 BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN 34,345,841.00
33 DPRD -
34 KEPALA DAN WAKIL KEPALA DAERAH -
35 BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH 3,030,090.00
36 BADAN KETAHANAN PANGAN DAERAH 779,094.00
37 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN -
38 DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN -
39 DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI -
40 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN -
41 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN -
4,054,350,439.00 JUMLAH JASA GIRO
URAIAN
Jasa Giro
No
a
b

3) Pendapatan Bunga
Realisasi Pendapatan Bunga Tahun Anggaran 2010 yang berasal dari
penerimaan Bunga Deposito pada bank bjb sebesar Rp40.824.657.527,00

41

atau 189,88 persen dari target sebesar Rp21.500.000.000,00.
Dibandingkan dengan realisasi pendapatan bunga Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp16.579.934.590,00, realisasi Pendapatan Bunga Tahun
Anggaran 2010 lebih besar Rp24.244.722.937,00 atau naik 146,23 persen.
4) Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Realisasi Penerimaan Pendapatan Denda Atas Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan terdiri dari Dari Dinas Pendidikan sebesar
Rp41.000.000,00 dan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebesar
Rp12.020.410,00 sehingga realisasi Pendapatan Denda Atas
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp53.020.410,00 dari anggaran sebesar Rp0,00. Dibandingkan dengan
realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp65.881.588,00, penerimaan
Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Tahun
Anggaran 2010 lebih rendah Rp12.861.178,00 atau turun 19,52 persen.
5) Pendapatan Denda Pajak
Realisasi Pendapatan Denda Pajak Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp14.455.094.374,00 atau 152,16 persen dari target sebesar
Rp9.500.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp11.548.644.025,00, penerimaan Pendapatan Denda
Pajak Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp2.906.450.349,00 atau naik
25,17 persen.
Pendapatan Denda Pajak terdiri dari realisasi Pendapatan Denda Pajak
Kendaraan Bermotor (PKB) sebesar Rp13.876.117.815,00, Pendapatan
Denda Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) sebesar
Rp560.851.550,00, Pendapatan Denda Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor Rp8.758.095,00 berasal dari Penalti PBBKB bulan Maret Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp2.538.558,00 dan dari PT.Patra Niaga sebesar
Rp6.219.537,00. Pendapatan Denda Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan
Air Permukaan (AP) sebesar Rp226.031,00, dan Pendapatan Denda Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah (ABT) sebesar
Rp9.140.883,00.



42

6) Pendapatan Denda Retribusi
Realisasi Pendapatan Denda Retribusi Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp12.142.685,24 dari anggaran Rp0,00. Pendapatan Denda Retribusi
terdiri dari realisasi pendapatan denda Retribusi Daftar Ulang Ijin Trayek
AKDP (Dishubkominfo) sebesar Rp10.175.500,00, pendapatan denda
Retribusi Bantaran Sungai sebesar Rp1.701.339,24 (Dinas SDAP) dan
pendapatan denda Retribusi Sepadan Jalan sebesar Rp265.846,00.
7) Pendapatan dari Pengembalian
Realisasi Pendapatan dari Pengembalian Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp13.059.603.162,00 dari anggaran sebesar Rp0,00. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp5.701.687.918,00
penerimaan Pendapatan dari Pengembalian Tahun Anggaran 2010 lebih
besar Rp7.357.915.244,00 atau naik 129,05 persen.
Pendapatan Pengembalian terdiri dari Pengembalian Kelebihan Gaji dan
Tunjangan sebesar Rp162.084.096 yang merupakan pengembalian
kelebihan pembayaran asuransi pada PT.Taspen, Pengembalian Temuan
Inspektorat Provinsi, BPK dan Itjen Kemendagri sebesar
Rp12.450.183.490,00, Kelebihan Setoran sebesar Rp6.496.595,00 untuk
menampung kelebihan setoran yang tidak sesuai dengan peruntukannya,
Pengembalian TPTGR sebesar Rp11.943.000,00, pengembalian atas
Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2009 berupa Bantuan
Penanggulangan Situ Gintung sebesar Rp370.000.000,00 serta
pengembalian lainnya sebesar Rp58.895.981,00.
Tidak termasuk dalam Realisasi Pendapatan Lain-lain Tahun Anggaran
2010 adalah penerimaan yang berasal dari Pajak Hiburan Kabupaten
Tangerang sebesar Rp108.695.700,00. Jumlah tersebut sudah
dikembalikan pada Pemerintah Kabupaten Tangerang pada Tahun
Anggaran 2010.





43


Secara ringkas realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/
(Kurang)
Realisasi
Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1
Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak
Dipisahkan
100,000,000.00 136,200,100.00 136.20 36,200,100.00 101,248,290.00
2 Jasa Giro 6,500,000,000.00 4,054,350,439.00 62.37 (2,445,649,561.00) 3,594,462,779.00
3 Pendapatan Bunga 21,500,000,000.00 40,824,657,527.00 189.88 19,324,657,527.00 16,579,934,590.00
4
Pendapatan Denda Atas Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan
0.00 53,020,410.00 N/A 53,020,410.00 65,881,588.00
5 Pendapatan Denda Pajak 9,500,000,000.00 14,455,094,374.00 152.16 4,955,094,374.00 11,548,644,025.00
6 Pendapatan Denda Retribusi 0.00 12,142,685.24 N/A 12,142,685.24 -
7 Pendapatan Dari Pengembalian 0.00 13,059,603,162.00 N/A 13,059,603,162.00 5,701,687,918.00
Jumlah 37,600,000,000.00 72,595,068,697.24 193.07 34,995,068,697.24 37,591,859,190.00
No Uraian
Realisasi Tahun 2010


5.1.1.2. Pendapatan Transfer
Realisasi Pendapatan Transfer Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp813.206.961.371,00 atau 98,84 persen dari target yang direncanakan dalam
APBD sebesar Rp822.774.901.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp745.329.363.378,00, penerimaan Pendapatan Transfer
Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp68.240.447.993,00 atau naik 9,16 persen.
Adapun rincian Pendapatan Transfer adalah sebagai berikut :
a. Transfer Pusat Dana Perimbangan
Realisasi Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2010
sebesar Rp812.654.173.871,00 atau 98,77 persen dari target sebesar
Rp822.774.901.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp744.966.513.378,00 realisasi Transfer Pemerintah Pusat Dana
Perimbangan Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp67.687.660.493,00 atau naik
9,09 persen.

Penjelasan lebih rinci dari Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan ini
adalah sebagai berikut :
1. Dana Bagi Hasil Pajak
Realisasi Bagi Hasil Pajak Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp416.150.981.756,00 atau 97,52 persen dari target sebesar

44

Rp426.749.573.603,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp351.030.720.581,00 Bagi Hasil Pajak Tahun Anggaran
2010 lebih besar Rp65.120.261.175,00 atau naik 18.55 persen.
Rincian Penerimaan dari Bagi Hasil Pajak adalah sebagai berikut :
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Realisasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Tahun Anggaran 2010
sebesar Rp121.457.346.439,00 atau 102,47 persen dari target sebesar
Rp118.529.319.141,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp108.045.027.844,00 Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) Tahun Anggaran 2010 lebih besar
Rp13.412.318.595,00 atau naik 12,41 persen.
- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Realisasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp108.397.217.368,00 atau 118,70
persen dari target sebesar Rp91.319.013.280,00. Dibandingkan dengan
realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp75.017.860.173,00 Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Tahun Anggaran
2010 lebih besar Rp33.379.357.195,00 atau naik 44,50 persen.
- Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan PPh 21
Realisasi Pajak Penghasilan Orang Pribadi dan PPh 21 Tahun
Anggaran 2010 sebesar Rp185.585.322.349,00 atau 85,56 persen dari
target sebesar Rp216.901.241.182,00. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp167.967.832.564,00 Pajak
Penghasilan Orang Pribadi dan PPh 21 Tahun Anggaran 2010 lebih
besar Rp17.617.489.785,00 atau naik 10,49 persen.
- Bagi Hasil Pajak Cukai Tembakau
Pada Tahun Anggaran 2010 terdapat satu komponen Bagi Hasil Pajak
Pusat yang diberikan kepada Provinsi Banten yaitu Bagi Hasil Pajak
Cukai Tembakau dengan realisasi sebesar Rp711.095.600,00 dari
target sebesar Rp0,00. Sedangkan pada Tahun Anggaran 2009 dan
sebelumnya tidak terdapat realisasi.
2. Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam
Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam Tahun Anggaran

45

2010 sebesar Rp863.573.115,00 atau 223,89 persen dari target sebesar
Rp385.708.397,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp635.705.797,00 Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam
Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp227.867.318,00 atau naik 35,84
persen.
Rincian realisasi penerimaan dari Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya
Alam adalah sebagai berikut :
- Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)
Realisasi Bagi Hasil Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Tahun
Anggaran 2010 sebesar Rp733.971.286,00 atau 226,89 persen dari
target sebesar Rp323.495.897,00. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp558.145.187,00 Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH) Tahun Anggaran 2010 lebih besar Rp 175.826.099.00
atau naik 31,50 persen.
- Iuran Tetap (Landrent)
Realisasi Iuran Tetap (Landrent) Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp0,00
atau 0,00 persen dari target sebesar Rp32.282.500,00. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp8.990.918,00 Iuran
Tetap (Landrent) Tahun Anggaran 2010 lebih rendah Rp8.990.918,00
atau turun 100,00 persen.
- Iuran Eksploitasi (Royalti)
Realisasi Iuran Eksploitasi (Royalti) Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp129.601.829,00 atau 433,02 persen dari target sebesar
Rp29.930.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp68.569.692,00 Iuran Eksploitasi (Royalti) Tahun
Anggaran 2010 lebih besar Rp61.032.137,00 atau naik 89,01 persen.
3. Dana Alokasi Umum
Realisasi Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp381.979.019.000,00 atau 100,00 persen dari target sebesar
Rp381.979.019.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp361.179.087.000,00 Dana Alokasi Umum Tahun
Anggaran 2010 lebih besar Rp20.799.932.000.00 atau naik 5,76 persen.


46


4. Dana Alokasi Khusus
Realisasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp13.660.600.000,00 atau 100,00 persen dari target sebesar
Rp13.660.600.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp32.121.000.000,00 Dana Alokasi Khusus Tahun
Anggaran 2010 lebih rendah Rp18.460.400.000,00 atau turun 57,47
persen.
Realisasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2010 terdiri dari:
1). DAK Bidang Kesehatan sebesar Rp2.110.400.000,00
2). DAK Bidang Jalan sebesar Rp7.272.900.000,00
3). DAK Bidang Irigasi sebesar Rp4.217.700.000,00
Secara ringkas realisasi Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan dapat
dilihat dalam tabel berikut :
Anggaran Realisasi
Tahun 2010 Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 Dana Bagi Hasil Pajak: 426.749.573.603,00 416.150.981.756,00 97,52 (10.598.591.847,00) 351.030.720.581,00
1.1 PBB 118.529.319.141,00 121.457.346.439,00 102,47 2.928.027.298,00 108.045.027.844,00
1.2 BPHTB 91.319.013.280,00 108.397.217.368,00 118,70 17.078.204.088,00 75.017.860.173,00
1.3 PPh Pasal 21 216.901.241.182,00 185.585.322.349,00 85,56 (31.315.918.833,00) 167.967.832.564,00
1.4 Cukai Tembakau 0,00 711.095.600,00 N/A 711.095.600,00 0,00
2 Bagi Hasil SDA : 385.708.397,00 863.573.115,00 223,89 477.864.718,00 635.705.797,00
1.1 PSDH 323.495.897,00 733.971.286,00 226,89 410.475.389,00 558.145.187,00
1.2 Landrent 32.282.500,00 0,00 0,00 (32.282.500,00) 8.990.918,00
1.3 Royalti 29.930.000,00 129.601.829,00 433,02 99.671.829,00 68.569.692,00
3 Dana Alokasi Umum 381.979.019.000,00 381.979.019.000,00 100,00 0,00 361.179.087.000,00
4 Dana Alokasi Khusus 13.660.600.000,00 13.660.600.000,00 100,00 0,00 32.121.000.000,00
Jumlah 822.774.901.000,00 812.654.173.871,00 98,77 (10.120.727.129,00) 744.966.513.378,00
No
Selisih Lebih/
(Kurang)
Realisasi Tahun 2010
Uraian


b. Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Dana Penyesuaian sebesar
Rp552.787.500,00 dari anggaran Rp0,00 berasal dari pemerintah pusat yang
diperuntukan dalam memenuhi ketersediaan belanja tunjangan profesi guru dan
tambahan penghasilan guru non sertifikasi yang bertugas di lingkungan Pemerintah
Provinsi Banten. Dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp362.850.000,00, Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Dana

47

Penyesuaian lebih besar sebesar Rp189.937.500,00 atau naik 52,35 persen.
5.1.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Rekening Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah menampung penerimaan yang
berasal dari Pendapatan Hibah dan Pendapatan Lainnya.
Realisasi penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun
Anggaran 2010 tersebut terdiri dari:
a. Pendapatan Hibah
Pendapatan Hibah ini merupakan Pendapatan Hibah dari
Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri yang ditargetkan
memberikan kontribusi kepada Pemerintah Provinsi melalui pendapatan
hibah adalah PT.Pelindo II, PT.Taspen, PT.ASDP, PT.Jasa Raharja,
Perum Perhutani dan Perum Damri. Realisasi Pendapatan Hibah dari
Badan/Lembaga/Organisasi Swasta Dalam Negeri Tahun Anggaran 2010
sebesar Rp4.482.142.371,00 atau 124,76 persen dari target sebesar
Rp3.592.500.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp3.016.009.562,00 penerimaan Hibah Tahun Anggaran
2010 lebih besar Rp1.466.132.809,00 atau naik 48,61 persen.
b. Pendapatan Lainnya
Pendapatan Lainnya Sebesar Rp13.684.000,00 merupakan kesalahan
transfer oleh Bank bjb yang terdiri dari Pajak Daerah Kota Serang sebesar
Rp3.684.000,00 dan Pengembalian TU/UP Kota Tangerang Selatan
sebesar Rp10.000.000,00.
Secara ringkas realisasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah dapat dilihat dalam tabel
berikut:

Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/
(Kurang)
Realisasi
Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 Badan/Lembaga/Organisasi
Swasta DalamNegri
3,592,500,000.00 4,482,142,371.00 124.76 889,642,371.00 3,016,009,562.00
-PT.Pelindo 300,000,000.00 300,000,000.00 100.00 0.00 91,188,000.00
-PT.Taspen 31,200,000.00 - 0.00 (31,200,000.00) 73,199,082.00
-PT.ASDP 500,000,000.00 505,476,871.00 101.10 5,476,871.00 507,092,980.00
-PT.Jasa Raharja 2,500,000,000.00 3,416,665,500.00 136.67 916,665,500.00 2,344,529,500.00
-PerumPerhutani 260,000,000.00 260,000,000.00 100.00 0.00 0.00
-PerumDamri 1,300,000.00 0.00 0.00 (1,300,000.00) 0.00
2 Pendapatan Lainntya - 13,684,000.00 N/A 13,684,000.00 0.00
Jumlah 3,592,500,000.00 4,495,826,371.00 125.14 903,326,371.00 3,016,009,562.00
No Uraian
Realisasi Tahun 2010


48


5.1.2. BELANJA
Realisasi Belanja Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp2.097.801.475.084,00 atau 93,69 persen dari anggaran sebesar
Rp2.239.117.647.110,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp1.839.415.343.468,00 realisasi belanja Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar
Rp258.386.131.616,00 atau naik 14,05 persen. Realisasi Belanja terdiri dari Belanja
Operasi, Belanja Modal dan Belanja Tak Terduga.
5.1.2.1. Belanja Operasi
Realisasi Belanja Operasi Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar
Rp1.267.118.788.646,00 atau 93,04 persen dari anggaran sebesar
Rp1.361.969.678.465,19. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp1.154.849.215.940,00 realisasi belanja operasi Tahun Anggaran 2010
meningkat sebesar Rp112.269.572.706,00 atau naik 9,72 persen. Rincian realisasi
belanja operasi dijabarkan sebagai berikut :
Anggaran Tahun 2010 Selisih Lebih/ (Kurang) Realisasi Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
Belanja Operasi 1,361,969,678,465.19 1,267,118,788,646.00 93.04 (94,850,889,819.19) 1,154,849,215,940.00
Belanja Pegawai 437,413,863,664.17 388,923,689,858.00 88.91 (48,490,173,806.17) 401,165,597,561.00
Belanja Barang 633,755,814,801.02 594,936,799,857.00 93.87 (38,819,014,944.02) 457,752,098,414.00
Hibah 239,270,064,940.00 231,830,048,931.00 96.89 (7,440,016,009.00) 247,815,419,971.00
Bantuan Sosial 51,529,935,060.00 51,428,250,000.00 99.80 (101,685,060.00) 48,116,099,994.00
Uraian
Realisasi Tahun 2010



A.1.1. Belanja Pegawai
Jumlah Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp388.923.689.858,00 atau 88,91 persen dari anggaran sebesar
Rp437.413.863.664,17. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp401.165.597.561,00 realisasi Belanja Pegawai Tahun
Anggaran 2010 berkurang sebesar Rp12.241.907.703,00 atau turun 3,05
persen yang terdiri dari :
a. Belanja Pegawai Tidak Langsung dengan realisasi sebesar
Rp280.475.123.658,00 atau 86,95 persen dari anggaran sebesar
Rp322.569.481.064,17. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp294.424.404.211,00, realisasi Belanja
Pegawai Tidak Langsung Tahun Anggaran 2010 berkurang sebesar

49

Rp13.949.280.553.00 atau turun 4,74 persen. Belanja pegawai tidak
langsung digunakan untuk pembayaran gaji dan tunjangan PNS,
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta Anggota DPRD.
b. Belanja Pegawai Langsung dengan realisasi sebesar
Rp108.448.566.200,00 atau 94,43 persen dari anggaran sebesar
Rp114.844.382.600,00. Hal ini berarti realisasi Belanja Pegawai
Langsung Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar
Rp1.707.372.850,00 atau 1,6 persen dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp106.741.193.350,00. Realisasi
belanja pegawai langsung digunakan untuk belanja pegawai yang
berhubungan langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
A.1.2. Belanja Barang
Belanja Barang yang dimaksudkan merupakan penunjang pelaksanaan
berbagai program dan kegiatan yang sifatnya rutinitas dan tidak
menghasilkan aset tetap. Realisasi Belanja Barang Tahun Anggaran 2010
adalah sebesar Rp594.936.799.857,00 atau 93,87 persen dari anggaran
sebesar Rp633.755.814.801,02. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp457.752.098.414,00 realisasi Belanja Barang
Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar Rp137.184.701.443,00 atau
naik 29,97 persen.

A.1.3. Belanja Hibah
Realisasi Belanja Hibah Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar
Rp231.830.048.931,00 atau 96,89 persen dari anggaran sebesar
Rp239.270.064.940,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp247.815.419.971,00 realisasi Belanja Hibah Tahun
Anggaran 2010 berkurang sebesar Rp15.985.371.040,00 atau turun 6,45
persen.
Realisasi Belanja hibah terdiri dari :
1. Belanja Hibah kepada Pemerintah Pusat terealisasi sebesar
Rp1.375.000.000,00, atau 100,00 persen dari anggaran. Belanja ini
dialokasikan untuk BPS sebesar Rp500.000.000,00, KPU Provinsi
Banten sebesar Rp400.000.000,- dan untuk Pengamanan Daerah

50

dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah sebesar Rp475.000.000,-
2. Belanja Hibah kepada Badan Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan,
sebesar Rp77.837.484.000,00 atau 93,46 persen dari anggaran
sebesar Rp83.285.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp33.577.875.000,00 realisasi Hibah kepada
Badan Lembaga/Organisasi Kemasyarakatan Tahun Anggaran 2010
bertambah sebesar Rp44.259.609.000,00 atau naik 131.81 persen.
3. Belanja Hibah kepada Kelompok Masyarakat/Perorangan, sebesar
Rp13.162.500.000,00 atau 90,81 persen dari anggaran sebesar
Rp14.495.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran
2009 sebesar Rp24.115.940.000,00 realisasi Hibah kepada Kelompok
Masyarakat/Perorangan Tahun Anggaran 2010 berkurang sebesar
Rp10.953.440.000,00 atau turun 45,42 persen.
4. Realisasi Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota,
sebesar Rp71.340.000.000,00 atau 99,08 persen dari anggaran
sebesar Rp72.000.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp127.188.000.000,00 realisasi Bantuan
Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2010
berkurang sebesar Rp55.848.000.000,00 atau turun 43,91 persen.
Realisasi tidak tercapai 100 persen disebabkan beberapa
kabupaten/kota tidak mencairkan bantuan keuangan untuk jamkesmas
yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kota
Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
5. Realisasi Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa sebesar
Rp66.514.250.000,00 atau 100,00 persen dari anggaran.
Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp62.400.000.000,00 realisasi Bantuan Keuangan kepada Pemerintah
Desa Tahun Anggaran 2010 bertambah sebesar Rp4.114.250.000,00
atau naik 6,59 persen.
6. Realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebesar
Rp1.600.814.931,00 atau 100,00 persen dari target sebesar
Rp1.600.814.940,00. Tahun Anggaran 2009 Bantuan Keuangan
Kepada Partai Politik dianggarkan pada kelompok Bantuan Keuangan

51

dan Bantuan Sosial dengan realisasi masing-masing sebesar
Rp533.604.971,00 dan Rp1.047.499.994,00 atau jumlah keseluruhan
sebesar Rp1.581.104.965,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009, realisasi Bantuan Keuangan kepada Partai Politik
Tahun Anggaran 2010 bertambah sebesar Rp19.709.966,00 atau naik
1,25 persen.
Realisasi belanja hibah dapat dirinci sebagai berikut :
Anggaran Tahun 2010 Selisih Lebih/ (Kurang) Realisasi Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 Belanja Hibah 99,155,000,000.00 92,374,984,000.00 93.16 (6,780,016,000.00) 57,693,815,000.00
BelanjaHibahKepadaPemerintahPusat 1,375,000,000.00 1,375,000,000.00 100.00 - -
BelanjaHibahKepada
Badan/Lembaga/Organisasi
Kemasyarakatan
83,285,000,000.00 77,837,484,000.00 93.46 (5,447,516,000.00) 33,577,875,000.00
BelanjaHibahKepada
Kelompok/AnggotaMasyarakat
14,495,000,000.00 13,162,500,000.00 90.81 (1,332,500,000.00) 24,115,940,000.00
2 Bantuan Keuangan Kepada
Kabupaten/Kota
72,000,000,000.00 71,340,000,000.00 99.08 (660,000,000.00) 127,188,000,000.00
a. KabupatenLebak 18,347,000,000.00 18,300,000,000.00 99.74 (47,000,000.00) 15,000,000,000.00
b. KabupatenPandeglang 11,640,000,000.00 11,640,000,000.00 100.00 - 15,090,000,000.00
c. KabupatenSerang 7,900,000,000.00 7,700,000,000.00 97.47 (200,000,000.00) 15,000,000,000.00
d. KotaSerang 11,200,000,000.00 11,200,000,000.00 100.00 - 16,927,000,000.00
e. KotaCilegon 10,048,400,000.00 10,000,000,000.00 99.52 (48,400,000.00) 15,000,000,000.00
f. KotaTangerang 84,600,000.00 - 0.00 (84,600,000.00) 15,000,000,000.00
g. KabupatenTangerang 185,000,000.00 - 0.00 (185,000,000.00) 15,100,000,000.00
h. KotaTangerangSelatan 12,595,000,000.00 12,500,000,000.00 99.25 (95,000,000.00) 20,071,000,000.00
3 Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Desa
66,514,250,000.00 66,514,250,000.00 100.00 - 62,400,000,000.00
4 Bantuan Keuangan Kepada Partai
Politik
1,600,814,940.00 1,600,814,931.00 100.00 (9.00) 533,604,971.00
Jumlah 239,270,064,940.00 231,830,048,931.00 96.89 (7,440,016,009.00) 247,815,419,971.00
No Jenis Bantuan
Realisasi Tahun 2010


A.1.4. Bantuan Sosial
Realisasi Bantuan Sosial adalah sebesar Rp51.428.250.000,00 atau 99,80
persen dari anggaran sebesar Rp51.529.935.060,00. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp48.116.099.994,00
realisasi Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar
Rp3.312.150.006,00 atau naik 6,88 persen yang seluruhnya dialokasikan
untuk Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan.
Pada Tahun Anggaran 2009 terdapat realisasi Bantuan Kepada Partai
Politik pada kelompok Bantuan Sosial, namun pada Tahun Anggaran 2010
Bantuan Kepada Partai Politik dikelompokkan seluruhnya dalam Belanja
Hibah.


52


Realisasi Bantuan Sosial dapat dirinci sebagai berikut :
Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/ (Kurang)
Realisasi
Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 Bantuan Sosial Organisasi
Kemasyarakatan
51,529,935,060.00 51,428,250,000.00 99.80 (101,685,060.00) 46,988,600,000.00
2 Bantuan Partai Politik - - - 1,047,499,994.00
3 Bantuan Sosial Anggota
Masyarakat
- - - 80,000,000.00
Jumlah 51,529,935,060.00 51,428,250,000.00
99.80
(101,685,060.00) 48,116,099,994.00
No Jenis Bantuan
Realisasi Tahun 2010

5.1.2.2. Belanja Modal
Belanja modal merupakan alokasi pengeluaran anggaran untuk perolehan aset
tetap dan aset lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi Belanja Modal adalah sebesar Rp826.562.686.438,00 atau 94,79 persen
dari anggaran sebesar Rp872.027.968.644,81. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp682.566.127.528,00, realisasi Belanja Modal
Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar Rp143.996.558.910,00 atau naik 21,10
persen. Rincian realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut :
1. Belanja Tanah dianggarkan sebesar Rp183.217.402.950,00 terealisasi sebesar
Rp151.572.165.870,00 atau 82,73 persen. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp105.334.687.567,00, realisasi Belanja Tanah
Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar Rp46.237.478.303,00 atau naik
43,90 persen.
2. Belanja Peralatan dan Mesin dianggarkan sebesar Rp207.711.395.615,00,
terealisasi sebesar Rp197.164.790.055,00 atau 94,92 persen. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp195.820.134.711,00,
realisasi Belanja Peralatan dan Mesin Tahun Anggaran 2010 meningkat
sebesar Rp1.344.655.344,00 atau naik 0,69 persen.
3. Belanja Gedung dan Bangunan dianggarkan sebesar Rp216.974.565.898,33
terealisasi sebesar Rp215.141.834.254,00 atau 99,16 persen. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp160.629.069.500,00
realisasi Belanja Gedung dan Bangunan Tahun Anggaran 2010 meningkat
sebesar Rp54.512.764.754,00 atau naik 33,94 persen.
4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan dianggarkan sebesar Rp249.512.939.664,98

53

terealisasi sebesar Rp248.512.690.859,00 atau 99,60 persen. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp208.146.827.000,00
realisasi Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Tahun Anggaran 2010 bertambah
sebesar Rp40.365.863.859,00 atau naik 19,39 persen.
5. Belanja Aset Tetap Lainnya dianggarkan sebesar Rp12.536.746.416,00
terealisasi sebesar Rp12.213.278.600,00 atau 97,42 persen. Dibandingkan
dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp11.192.258.250,00 realisasi
Belanja Aset Tetap Lainnya Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar
Rp1.021.020.350,00 atau naik 9,12 persen.
6. Belanja Aset Lainnya dianggarkan sebesar Rp2.074.918.100,00 terealisasi
sebesar Rp1.957.926.800,00 atau 94,36 persen. Dibandingkan dengan realisasi
Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp1.443.150.500,00 realisasi Belanja Aset
Lainnya Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar Rp514.776.300,00 atau naik
35,67 persen.
Realisasi belanja modal dapat dirinci sebagai berikut :
Anggaran
Tahun 2010
Selisih Lebih/ (Kurang)
Realisasi
Tahun 2009
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 Belanja Tanah 183.217.402.950,00 151.572.165.870,00 82,73 (31.645.237.080,00) 105.334.687.567,00
2 Belanja Peralatan dan Mesin 207.711.395.615,00 197.164.790.055,00 94,92 (10.546.605.560,00) 195.820.134.711,00
3 Belanja Gedung dan Bangunan 216.974.565.898,33 215.141.834.254,00 99,16 (1.832.731.644,33) 160.629.069.500,00
4 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 249.512.939.664,98 248.512.690.859,00 99,60 (1.000.248.805,98) 208.146.827.000,00
5 Belanja Aset Tetap Lainnya 12.536.746.416,00 12.213.278.600,00 97,42 (323.467.816,00) 11.192.258.250,00
6 Belanja Aset Lainnya 2.074.918.100,00 1.957.926.800,00 94,36 (116.991.300,00) 1.443.150.500,00
Jumlah 872.027.968.644,31 826.562.686.438,00
94,79
(45.465.282.206,31) 682.566.127.528,00
No Uraian
Realisasi Tahun 2010

Berikut disajikan grafik mengenai komposisi realisasi masing-masing pos Belanja
Modal Tahun Anggaran 2010






Belanja Tanah
15.43%
Belanja
Peralatan dan
Mesin
28.69%
Belanja
Gedung dan
Bangunan
23.53%
Belanja
Jalan, Irigasi, d
an Jaringan
30.49%
Belanja Aset
Tetap Lainnya
1.64%
Belanja Aset
Lainnya
0.21%

54


Grafik 5.4 : Kompisisi Realisasi Belanja Modal Provinsi Banten Tahun Anggaran 2010
5.1.2.3. Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga dialokasikan untuk mengantisipasi adanya bencana yang
harus segera diatasi dan untuk pengeluaran tak terduga lainnya yang sangat
diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan Pemerintah Provinsi
Banten. Pada Tahun Anggaran 2010 jumlah realisasi belanja tak terduga sebesar
Rp4.120.000.000,00 atau 80,47 persen dari anggaran yang ditetapkan sebesar
Rp5.120.000.000,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009
sebesar Rp2.000.000.000,00 realisasi Belanja Tak Terduga Tahun Anggaran 2010
meningkat sebesar Rp2.120.000.000,00 atau naik 106,00 persen.

5.1.3. TRANSFER
Realisasi Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota se Provinsi Banten
Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp736.769.053.366,00 atau 99,21 persen dari jumlah
anggaran belanja sebesar Rp742.655.897.349,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun
Anggaran 2009 sebesar Rp581.405.597.705,00 realisasi Transfer Tahun Anggaran 2010
meningkat sebesar Rp155.363.455.661,00 atau naik 26,72 persen. Realisasi
Transfer/Bagi Hasil Pendapatan ke Kabupaten/Kota seluruhnya merupakan bagi hasil
pajak dengan rincian sebagai berikut :












55


a. Realisasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun 2010 sebesar Rp676.168.656.017,00, atau
99,14 persen dari anggaran sebesar Rp682.055.500.000,00. dengan rincian sebagai
berikut :
Anggaran Tahun 2010
Rp. Rp. %
PKB 6,526,911,750.00 6,526,911,750.00 100.00
BBNKB 11,120,506,800.00 11,120,506,800.00 100.00
ABT 762,652,800.00 762,652,800.00 100.00
AP 3,092,301,800.00 3,092,301,800.00 100.00
PBBKB 15,388,177,000.00 15,388,177,000.00 100.00
JUMLAH 36,890,550,150.00 36,890,550,150.00 100.00
PKB 6,762,374,400.00 6,762,374,400.00 100.00
BBNKB 9,198,131,700.00 9,198,131,700.00 100.00
ABT 142,114,700.00 142,114,700.00 100.00
AP 972,463,800.00 972,463,800.00 100.00
PBBKB 9,749,761,000.00 9,749,761,000.00 100.00
JUMLAH 26,824,845,600.00 26,824,845,600.00 100.00
PKB 4,432,279,200.00 4,432,279,200.00 100.00
BBNKB 6,314,409,000.00 6,314,409,000.00 100.00
ABT 137,701,200.00 118,431,859.00 86.01
AP 17,110,800.00 17,110,800.00 100.00
PBBKB 9,961,201,600.00 9,108,837,772.00 91.44
JUMLAH 20,862,701,800.00 19,991,068,631.00 95.82
PKB 4,460,157,000.00 4,460,157,000.00 100.00
BBNKB 7,305,904,200.00 7,305,904,200.00 100.00
ABT 61,789,000.00 61,789,000.00 100.00
AP 39,925,200.00 39,925,200.00 100.00
PBBKB 10,666,003,600.00 9,835,969,737.00 92.22
JUMLAH 22,533,779,000.00 21,703,745,137.00 96.32
PKB 43,409,270,250.00 43,409,270,250.00 100.00
BBNKB 65,040,507,900.00 65,040,507,900.00 100.00
ABT 1,861,614,300.00 1,861,614,300.00 100.00
AP 361,228,000.00 361,228,000.00 100.00
PBBKB 49,406,620,200.00 49,406,620,200.00 100.00
JUMLAH 160,079,240,650.00 160,079,240,650.00 100.00
PKB 55,112,169,900.00 55,112,169,900.00 100.00
BBNKB 73,239,316,500.00 73,239,316,500.00 100.00
ABT 3,334,840,600.00 3,334,840,600.00 100.00
AP 2,862,256,600.00 2,862,256,600.00 100.00
PBBKB 63,949,034,800.00 59,763,857,849.00 93.46
JUMLAH 198,497,618,400.00 194,312,441,449.00 97.89
PKB 8,958,856,950.00 8,958,856,950.00 100.00
BBNKB 10,834,104,600.00 10,834,104,600.00 100.00
ABT 915,359,900.00 915,359,900.00 100.00
AP 138,787,600.00 138,787,600.00 100.00
PBBKB 30,048,058,600.00 30,048,058,600.00 100.00
JUMLAH 50,895,167,650.00 50,895,167,650.00 100.00
PKB 49,157,480,550.00 49,157,480,550.00 100.00
BBNKB 66,916,119,300.00 66,916,119,300.00 100.00
ABT 1,610,927,500.00 1,610,927,500.00 100.00
AP 2,021,926,200.00 2,021,926,200.00 100.00
PBBKB 45,765,143,200.00 45,765,143,200.00 100.00
JUMLAH 165,471,596,750.00 165,471,596,750.00 100.00
JUMLAH PKB 178,819,500,000.00 178,819,500,000.00 100.00
JUMLAH BBNKB 249,969,000,000.00 249,969,000,000.00 100.00
JUMLAH ABT 8,827,000,000.00 8,807,730,659.00 99.78
JUMLAH AP 9,506,000,000.00 9,506,000,000.00 100.00
JUMLAH PBBKB 234,934,000,000.00 229,066,425,358.00 97.50
682,055,500,000.00 676,168,656,017.00 99.14
No Kabupaten/kota Uraian
Realisasi Tahun 2010
1 KABUPATEN SERANG
2 KOTA SERANG
3 KABUPATEN PANDEGLANG
4 KABUPATEN LEBAK
TOTAL BAGI HASIL PAJAK
8 KOTA TANGERANG SELATAN
5 KABUPATEN TANGERANG
6 KOTA TANGERANG
7 KOTA CILEGON









56



b. Realisasi Sisa Bagi Hasil Pajak Desember Tahun 2009 sebesar Rp7.869.162.600,00
atau 100,00 persen dari anggaran, dengan rincian sebagai berikut :
Anggaran Tahun 2009
Rp. Rp. %
PKB - - -
BBNKB - - -
ABT - - -
AP 212,562,284.00 212,562,284.00 100.00
PBBKB - - -
JUMLAH 212,562,284.00 212,562,284.00 100.00
PKB - - -
BBNKB - - -
ABT - - -
AP - - -
PBBKB - - -
JUMLAH - - -
PKB - - -
BBNKB - - -
ABT 163,158.00 163,158.00 100.00
AP - - -
PBBKB 393,465,637.00 393,465,637.00 100.00
JUMLAH 393,628,795.00 393,628,795.00 100.00
PKB - - -
BBNKB - - -
ABT - - -
AP - - -
PBBKB 77,534,416.00 77,534,416.00 100.00
JUMLAH 77,534,416.00 77,534,416.00 100.00
PKB - - -
BBNKB - - -
ABT - - -
AP - - -
PBBKB 1,865,934,882.00 1,865,934,882.00 100.00
JUMLAH 1,865,934,882.00 1,865,934,882.00 100.00
PKB 153,121,565.00 153,121,565.00 100.00
BBNKB - - -
ABT - - -
AP 178,602,129.00 178,602,129.00 100.00
PBBKB 2,893,407,998.00 2,893,407,998.00 100.00
JUMLAH 3,225,131,692.00 3,225,131,692.00 100.00
PKB 240,401,519.00 240,401,519.00 100.00
BBNKB 260,857,935.00 260,857,935.00 100.00
ABT - - -
AP - - -
PBBKB - - -
JUMLAH 501,259,454.00 501,259,454.00 100.00
PKB 64,481,948.00 64,481,948.00 100.00
BBNKB - - -
ABT 23,268,468.00 23,268,468.00 100.00
AP 121,341,027.00 121,341,027.00 100.00
PBBKB 1,384,019,634.00 1,384,019,634.00 100.00
JUMLAH 1,593,111,077.00 1,593,111,077.00 100.00
JUMLAH PKB 458,005,032.00 458,005,032.00 100.00
JUMLAH BBNKB 260,857,935.00 260,857,935.00 100.00
JUMLAH ABT 23,431,626.00 23,431,626.00 100.00
JUMLAH AP 512,505,440.00 512,505,440.00 100.00
JUMLAH PBBKB 6,614,362,567.00 6,614,362,567.00 100.00
7,869,162,600.00 7,869,162,600.00 100.00
No Kabupaten/kota Uraian
Realisasi Tahun 2009
1 KABUPATEN SERANG
2 KOTA SERANG
3 KABUPATEN PANDEGLANG
4 KABUPATEN LEBAK
TOTAL BAGI HASIL PAJAK
5 KABUPATEN TANGERANG
6 KOTA TANGERANG
7 KOTA CILEGON
8 KOTA TANGERANG SELATAN













57


c. Realisasi Pelampauan Target Bagi Hasil Pajak Desember Tahun 2009 sebesar
Rp52.731.234.749,00 atau 100,00 persen dari anggaran, dengan rincian sebagai
berikut :
Anggaran Tahun 2009
Rp. Rp. %
PKB 1,615,349,965.00 1,615,349,965.00 100.00
BBNKB 2,300,718,930.00 2,300,718,930.00 100.00
ABT 277,586,489.00 277,586,489.00 100.00
AP 81,209,129.00 81,209,129.00 100.00
PBBKB 4,132,657,813.00 4,132,657,813.00 100.00
JUMLAH 8,407,522,326.00 8,407,522,326.00 100.00
PKB 509,181,919.00 509,181,919.00 100.00
BBNKB 714,672,555.00 714,672,555.00 100.00
ABT 39,063,729.00 39,063,729.00 100.00
AP 653,849,233.00 653,849,233.00 100.00
PBBKB 1,292,119,421.00 1,292,119,421.00 100.00
JUMLAH 3,208,886,857.00 3,208,886,857.00 100.00
PKB 503,414,852.00 503,414,852.00 100.00
BBNKB 913,995,741.00 913,995,741.00 100.00
ABT 5,850,105.00 5,850,105.00 100.00
AP 3,081,693.00 3,081,693.00 100.00
PBBKB 374,056,668.00 374,056,668.00 100.00
JUMLAH 1,800,399,059.00 1,800,399,059.00 100.00
PKB 460,447,254.00 460,447,254.00 100.00
BBNKB 880,535,715.00 880,535,715.00 100.00
ABT 11,514,475.00 11,514,475.00 100.00
AP 6,701,405.00 6,701,405.00 100.00
PBBKB 757,805,291.00 757,805,291.00 100.00
JUMLAH 2,117,004,140.00 2,117,004,140.00 100.00
PKB 2,377,165,071.00 2,377,165,071.00 100.00
BBNKB 7,450,744,968.00 7,450,744,968.00 100.00
ABT 184,155,928.00 184,155,928.00 100.00
AP 48,817,263.00 48,817,263.00 100.00
PBBKB 2,230,978,346.00 2,230,978,346.00 100.00
JUMLAH 12,291,861,576.00 12,291,861,576.00 100.00
PKB 1,617,030,592.00 1,617,030,592.00 100.00
BBNKB 5,641,861,140.00 5,641,861,140.00 100.00
ABT 331,211,917.00 331,211,917.00 100.00
AP - - -
PBBKB 2,332,642,220.00 2,332,642,220.00 100.00
JUMLAH 9,922,745,869.00 9,922,745,869.00 100.00
PKB - - -
BBNKB - - -
ABT 106,430,909.00 106,430,909.00 100.00
AP 69,174,763.00 69,174,763.00 100.00
PBBKB 4,116,681,751.00 4,116,681,751.00 100.00
JUMLAH 4,292,287,423.00 4,292,287,423.00 100.00
PKB 1,709,921,155.00 1,709,921,155.00 100.00
BBNKB 6,511,406,514.00 6,511,406,514.00 100.00
ABT - - -
AP - - -
PBBKB 2,469,199,830.00 2,469,199,830.00 100.00
JUMLAH 10,690,527,499.00 10,690,527,499.00 100.00
JUMLAH PKB 8,792,510,808.00 8,792,510,808.00 100.00
JUMLAH BBNKB 24,413,935,563.00 24,413,935,563.00 100.00
JUMLAH ABT 955,813,552.00 955,813,552.00 100.00
JUMLAH AP 862,833,486.00 862,833,486.00 100.00
JUMLAH PBBKB 17,706,141,340.00 17,706,141,340.00 100.00
52,731,234,749.00 52,731,234,749.00 100.00
No Kabupaten/kota Uraian
Realisasi Tahun 2009
1 KABUPATEN SERANG
2 KOTA SERANG
3 KABUPATEN PANDEGLANG
4 KABUPATEN LEBAK
TOTAL BAGI HASIL PAJAK
5 KABUPATEN TANGERANG
6 KOTA TANGERANG
7 KOTA CILEGON
8 KOTA TANGERANG SELATAN

Realisasi bagi hasil pajak daerah tahun 2010 sebesar 99,14 persen disebabkan adanya
hak Kabupaten/Kota yang belum didistribusikan untuk periode 16 s/d 31 Desember 2010
yang akan dibagihasilkan pada Tahun Anggaran 2011.




58


5.1.4. TOTAL BELANJA DAN TRANSFER
Anggaran total belanja dan transfer pada Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp2.981.773.544.459,00 dengan realisasi sebesar Rp2.834.570.528.450,00 atau 95,06
persen. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp2.420.820.941.173,00 realisasi Belanja dan Transfer Tahun Anggaran 2010 meningkat
sebesar Rp413.749.587.277,00 atau naik 17,09 persen.
5.1.5. SURPLUS/ (DEFISIT)
Surplus/(Defisit) adalah jumlah Pendapatan setelah dikurangi dengan Belanja dan
Transfer. Dalam APBD Tahun Anggaran 2010 Pemerintah Provinsi Banten
menganggarkan defisit sebesar (Rp230.871.508.609,00), namun dalam realisasinya
terjadi surplus anggaran sebesar Rp304.880.781.246,00, hal ini terjadi karena realisasi
pendapatan melampaui target serta realisasi belanja dan transfer dibawah anggaran yang
ditetapkan. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp15.275.181.168,00 terdapat peningkatan surplus sebesar Rp289.605.600.078,00 atau
naik 1.895,92 persen. Tabel perhitungan Surplus/(Defisit) dapat digambarkan sebagai
berikut :
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 PENDAPATAN 2,750,902,035,850.00 3,139,451,309,696.00 114.12 388,549,273,846.00 2,436,096,122,341.00
2 BELANJA DAN TRANSFER 2,981,773,544,459.00 2,834,570,528,450.00 95.06 (147,203,016,009.00) 2,420,820,941,173.00
3 SURPLUS/(DEFISIT) (1-2) (230,871,508,609.00) 304,880,781,246.00 (132.06) 535,752,289,855.00 15,275,181,168.00
Realisasi Tahun 2009
No Uraian
Realisasi Tahun 2010 Anggaran Tahun 2010 Selisih Lebih/ (Kurang)


5.1.6 PEMBIAYAAN
Realisasi Pembiayaan Netto Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar
Rp230.967.508.609,00,00 atau 100,04 persen dari jumlah anggaran sebesar
Rp230.871.508.609,00. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp220.220.327.441,00 realisasi Pembiayaan Netto Tahun Anggaran 2010 bertambah
sebesar Rp10.747.181.168,00 atau naik 4,88 persen. Rincian realisasi pembiayaan netto
adalah sebagai berikut :
a. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan terealisasi sebesar Rp235.495.508.609,00 atau 100,00
persen dari jumlah anggaran. Seluruhnya diperoleh dari Penggunaan Sisa Lebih
Pembiayaan Tahun 2009. Dibandingkan dengan realisasi Penerimaan Pembiayaan

59

Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp237.720.327.441,00 realisasi Penerimaan
Pembiayaan Tahun Anggaran 2010 menurun sebesar Rp2.224.818.832,00 atau
turun 0,94 persen.
b. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan terealisasi sebesar Rp4.528.000.000,00 atau 97,92
persen dari jumlah anggaran sebesar Rp4.624.000.000,00. Dibandingkan dengan
realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp17.500.000.000,00 realisasi Pengeluaran
Pembiayaan Tahun Anggaran 2010 menurun sebesar Rp12.972.000.000,00 atau
turun 74,13 persen. Realisasi pengeluaran pembiayaan Tahun Anggaran 2010
sebesar Rp4.528.000.000,00 dialokasikan untuk Penyertaan Modal Pemerintah
Daerah, dengan rincian sebagai berikut :

NO PERUSAHAAN/LEMBAGA
JUMLAH
PENYERTAAN
PROVINSI BANTEN TA.
2010
1 PT. Banten Global Development (BGD) 3,404,000,000.00
2 PD. Badan Perkreditan Rakyat (BPR) 690,000,000.00
- BPR S aketi 168,000,000.00
- BPR Malingping 174,000,000.00
- BPR C ipanas 174,000,000.00
- BPR Warung Gunung 174,000,000.00
3 PD. Lembaga Perkreditan Kecamatan (LPK) 434,000,000.00
- C imanuk 26,000,000.00
- C ibaliung 26,000,000.00
- S obang/C igeulis 26,000,000.00
- Pandeglang 26,000,000.00
- C adasari 26,000,000.00
- L abuan 26,000,000.00
- Bojong 26,000,000.00
- Maja 28,000,000.00
- Panggarangan 28,000,000.00
- R angkasbitung 28,000,000.00
- Banjarsari 28,000,000.00
- Bayah 28,000,000.00
- Muncang 28,000,000.00
- L euwidamar 28,000,000.00
- C imarga 28,000,000.00
- Gunung Kencana 28,000,000.00
JUMLAH 4,528,000,000.00





60


5.1.7. SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) adalah Surplus/(Defisit) ditambah Pembiayaan
Netto. Dengan demikian Tahun Anggaran 2010 diperoleh SiLPA sebesar
Rp535.848.289.855,00, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar tersebut
belum termasuk penerimaan Pendapatan Pajak Air Bawah Tanah sebesar
Rp8.588.841,00 yang seharusnya masuk ke kas daerah pada Tahun 2010 namun salah
disetorkan oleh bank.
Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp235.495.508.609,00
SiLPA Tahun Anggaran 2010 meningkat sebesar Rp300.352.781.246,00 atau naik 127,54
persen. Perhitungan SiLPA Tahun Anggaran 2010 dapat diuraikan sebagai berikut:
Rp. Rp. % Rp. Rp.
1 PENDAPATAN 2,750,902,035,850.00 3,139,451,309,696.00 114.12 388,549,273,846.00 2,436,096,122,341.00
2 BELANJADANTRANSFER 2,981,773,544,459.00 2,834,570,528,450.00 95.06 (147,203,016,009.00) 2,420,820,941,173.00
3 SURPLUS/(DEFISIT) (1-2) (230,871,508,609.00) 304,880,781,246.00 (132.06) 535,752,289,855.00 15,275,181,168.00
4 PEMBIAYAANNETTO 230,871,508,609.00 230,967,508,609.00 100.04 96,000,000.00 220,220,327,441.00
5 SiLPA(3+4) - 535,848,289,855.00 - 535,848,289,855.00 235,495,508,609.00
Realisasi Tahun 2009
No Uraian
Realisasi Tahun 2010 Anggaran Tahun 2010 Selisih Lebih/ (Kurang)

5.1.8. ASET
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh Pemerintah
sebagai akibat peristiwa masa lalu dan mempunyai manfaat ekonomi dan/atau sosial di
masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Jumlah Aset Provinsi Banten pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar
Rp7.184.290.850.623,85 yang terdiri dari :
5.1.8.1. Aset Lancar
Aset Lancar terdiri dari Kas atau setara kas dan aset lainnya yang diharapkan
dapat segera direalisasikan atau dipakai tidak lebih dari 1 (satu) tahun. Jumlah Aset
Lancar pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp568.471.400.924,69
yang terdiri dari :
1. Kas
Saldo Kas pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar
Rp535.947.887.769,00 yang terdiri dari saldo yang ada di rekening Kas Daerah
pada Bank Jabar cabang Serang dan saldo yang berada di Bendahara dengan

61

rincian sebagai berikut :
Per 31 Desember
2010
Per 31 Desember
2009
Rp. Rp.
1 Saldo Kas di Kas Daerah 520,440,014,735.00 234,720,197,885.00
2 Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran 15,505,374,682.00 1,039,751,952.00
3 Saldo Kas di Bendahara Penerimaan 726,000.00 -
4 Saldo Kas Lainnya di Bendahara
Pengeluaran
1,772,352.00 18,778,484.00
No. Uraian


- Saldo Kas di Kas Daerah sebesar Rp520.440.014.735,00 tersimpan di
Rekening Kasda pada Bank Jabar Banten dengan nomor 0070030050306
sebesar Rp120.440.014.735,00 serta Deposito pada Bank Jabar Banten
sebesar Rp400.000.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
1. Bilyet Deposito an. RKUD Provinsi Banten No 0240660
Rp50.000.000.000,00
2. Bilyet Deposito an. RKUD Provinsi Banten No 0240624
Rp50.000.000.000,00
3. Bilyet Deposito an. RKUD Provinsi Banten No 0233827
Rp50.000.000.000,00
4. Bilyet Deposito an. RKUD Provinsi Banten No 0233826
Rp100.000.000.000,00
5. Bilyet Deposito an. RKUD Provinsi Banten No 0233916
Rp50.000.000.000,00
6. Bilyet Deposito an. RKUD Provinsi Banten No 0240595
Rp50.000.000.000,00
7. Bilyet Deposito an. RKUD Provinsi Banten No 0240579
Rp50.000.000.000,00
- Saldo Rekening Kasda sebesar Rp120.440.014.735,00 termasuk di dalamnya
adalah kas yang bukan merupakan hak Provinsi Banten yaitu akibat kesalahan
setor dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan sebesar Rp10.000.000,00 dan
Pemerintah Kota Serang sebesar Rp3.684.000,00.
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp15.505.374.682,00 terdiri dari
sisa uang yang harus dipertanggungjawabkan (sisa UYHD) oleh Bendahara
Pengeluaran sebesar Rp15.408.275.120,00 serta pajak yang belum disetor
oleh Bendahara Pengeluaran ke Kas Negara sebesar Rp97.099.562,00,
dengan rincian sebagai berikut :

62

NO SKPD SISA UYHD 2010
PAJAK YANG BELUM
DISETOR
SALDO KAS
1 RSU MALINGPING 351,000.00 - 351,000.00
2 DINAS BINA MARGA DAN TATA RUANG 600.00 - 600.00
3 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
- 4,103,050.00 4,103,050.00
4 DINAS KOPERASI DAN UMIKM 133,972,400.00 - 133,972,400.00
5 DINAS PEMUDA DAN OLAH RAGA 6,800,000.00 - 6,800,000.00
6 BIRO ORGANISASI 17,100,000.00 57,681,778.00 74,781,778.00
7 BIRO UMUM DAN PERLENGKAPAN 15,164,291,500.00 - 15,164,291,500.00
8 SEKRETARIAT DPRD 75,446,700.00 14,552,738.00 89,999,438.00
9 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 10,137,920.00 - 10,137,920.00
10 DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH
- 20,761,996.00 20,761,996.00
11 BADAN DIKLAT 175,000.00 - 175,000.00
15,408,275,120.00 97,099,562.00 15,505,374,682.00

- Saldo Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp726.000,00 merupakan
pendapatan retribusi Tahun Anggaran 2010 yang belum disetorkan ke Kas
Daerah, jumlah tersebut terdapat pada rekening Bendahara Penerimaan
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebesar Rp9.000,00,
rekening Bendahara penerimaan Dinas Kesehatan (penerimaan Retribusi
Pelayanan Kesehatan) sebesar Rp495.000,00 dan rekening bendahara
penerimaan RSUD Malingping sebesar Rp222.000. Rincian Saldo Kas di
Bendahara Penerimaan dapat dilihat pada Tabel II : Lampiran Neraca.
- Saldo Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp1.772.352,00
merupakan jasa giro Tahun Anggaran 2010 yang belum disetor ke kas
Daerah, jumlah tersebut terdapat pada rekening Bendahara Pengeluaran
Dinas Pemuda dan Olahraga sebesar Rp873.041,00, Biro Organisasi sebesar
Rp156.975,00 dan Badan Penelitian dan Pengembangan sebesar
Rp742.366,00. Rincian Saldo Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran dapat
dilihat pada Tabel III : Lampiran Neraca.
- Berdasarkan hasil temuan pemeriksaan kepatuhan oleh BPK atas laporan
Keuangan Provinsi Banten TA.2010 terdapat ketekoran kas pada Biro Umum
dan Perlengkapan yang disebabkan adanya kelalaian Bendahara
Pengeluaran dalam menatausahakan uang persediaan sebesar
Rp83.000.000,00.
2. Piutang Pajak merupakan pos untuk menampung saldo tagihan Pajak Daerah.
Piutang Pajak Pemerintah Provinsi Banten adalah sebesar
Rp2.037.081.822,00 dengan rincian sebagai berikut :

63

No Uraian
Per 31 Desember 2010
Rp.
Per 31 Desember 2009
Rp.
1 Pajak Kendaraan Bermotor 247,880,775.00 170,731,266.00
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 86,734,475.00 60,238,350.00
3 Air Bawah Tanah 977,040,758.00 435,175,694.00
4 Air Permukaan 725,425,814.00 730,066,435.00
Jumlah 2,037,081,822.00 1,396,211,745.00

Piutang pajak sebesar Rp134.798.346,00 di-reklasifikasi ke Aset Lainnya
karena sudah daluwarsa tetapi belum dilakukan penghapusan.
3. Piutang Retribusi sebesar Rp122.695.751,69 merupakan Piutang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah pada Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman
Tahun 2009. Sedangkan piutang retribusi sebesar Rp7.304.000,00 yang terjadi
sejak Tahun 2007 telah di-reklasifikasi ke Aset lainnya dikarenakan tingkat
kolektabilitasnya (ketertagihannya) di atas 12 bulan.
Uraian
Per 31 Desember 2010
Rp
Per 31 Desember 2009
Rp
Piutang Retribusi 122.695.751,69 122.695.751,69

4. Piutang Lainnya
Pada tanggal 31 Desember 2010 tidak terdapat saldo piutang lainnya,
sedangkan pada tanggal 31 Desember 2009 terdapat saldo piutang lainnya
sebesar Rp370.000.000,00 berasal dari setoran pengembalian belanja tidak
terduga TA.2009 yang salah dipindahbukukan oleh Bank Jabar Banten pada
tahun tersebut. Jumlah tersebut sudah disetorkan ke kas daerah pada tahun
2010.
5. Persediaan
Saldo Persediaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah :
Uraian
Per 31 Desember 2010
Rp
Per 31 Desember 2009
Rp
Persediaan 30.363.735.582,00 9.140.760.495,00

Saldo tersebut merupakan Barang Habis Pakai yang tersebar di beberapa
SKPD berupa ATK sebesar Rp1.469.230.674,00, Barang Cetakan sebesar
Rp3.486.625.717,00, Alat Kebersihan sebesar Rp54.430.180,00, Alat Listrik
dan Elektronik sebesar Rp272.834.516,00, Benda pos sebesar
Rp4.500.000,00, Bahan Material sebesar Rp2.355.116.457,00, Obat-obatan
sebesar Rp6.162.647.148,00, Alat Kesehatan sebesar Rp15.771.460.190,00,
Bibit Tanaman sebesar Rp185.429.950,00, dan persediaan lainnya sebesar

64

Rp601.460.190,00.
Rincian Saldo Persediaan masing-masing dapat dilihat pada Tabel V :
Lampiran Neraca.
Pada Dinas Kesehatan terdapat persediaan berupa obat dan alat kesehatan
yang sudah memasuki masa kadaluarsa pada tahun 2010. Persediaan tersebut
belum termasuk dalam saldo persediaan per 31 Desember 2010.

Rincian persediaan tersebut adalah sebagai berikut:
No Nama Barang Jumlah Keterangan
1 Dual Cath No 20 7 pcs Expire 04-2006
2 Reagen Albumin 10 pak Expire 06-2006
3 Reagen Billiurubin 5 pak Expire 06-2006
4 Larutan Hayem 5 botol Expire 07-2006
5 Reagen Alkali 5 botol Expire 10-2006
6 Reagen SGOT 4 botol Expire 01-2007
7 Reagen SGPT 4 botol Expire 01-2007
8 Reagen Ureum 4 botol Expire 04-2007
9 Reagen Cholesterol 4 botol Expire 05-2007
10 Larutan Turk 4 botol Expire 06-2007
11 Larutan Universal 14 botol Expire 08-2007
12 Larutan EDTA 4 botol Expire 08-2007
13 Na CL 4 botol Expire 08-2007
14 Terumo Syringe 5 ml 74 pcs Expire 09-2007
15 Larutan Asam Sulfat 20% 5 botol Expire 07-2008
16 Urine Bag 11 pcs Expire 11-2008
17 Urine Bag 9 pcs Expire 11-2008
18 Terufusioan Infes (Terumo) 100 pcs Expire 06-2009
19 Disposible Syringe 2,5 ml 100 pcs Expire 07-2009
20 Infusion Set 200 pcs Expire 07-2009
21 Disposible Infusion Set 90 pcs Expire 07-2009
22 Disposible 5 ml 97 pcs Expire 07-2009
23 Ultra 80 pcs Expire 09-2009
24 Canula Wings no.18 100 pcs Expire 08-2009
25 Dual Cath No 14 17 pcs Expire 10-2009
26 I.V. Catheter no.20 50 pcs Expire 12-2009
27 Terumo Syringe 10 ml 209 pcs Expire 08-2010
28 I.V. Catheter no.24 73 pcs Expire 08-2010
29 Scalp Vein Set 89 pcs Expire 09-2010
30 I.V. Catheter no.24 24 pcs Expire 09-2010
31 Dual Cath No 18 13 pcs Expire 10-2010









65

5.1.8.2. Investasi Jangka Panjang
Investasi Jangka Panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki selama
lebih dari 1 (satu) tahun anggaran. Saldo Investasi jangka panjang pada tanggal
31 Desember 2010 merupakan penyertaan modal Pemerintah Daerah, dengan
rincian sebagai berikut:
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
Penyertaan Modal pada :
PD Banten Global Development 9,291,595,043.11 7,319,272,011.48
PT Bank Jabar Banten 130,147,464,173.00 130,147,464,173.00
Bank Perkreditan Rakyat 3,862,219,797.43 3,390,000,000.00
Lembaga Perkreditan Masyarakat 4,499,670,423.63 4,144,582,683.91
Jumlah 147,800,949,437.17 145,001,318,868.39
Uraian

c. Saldo Investasi Jangka Panjang pada PD Banten Global Development per
31 Desember 2010 memperhitungkan saldo laba/(rugi) perusahaan tersebut
sampai dengan 31 Desember 2010 yaitu rugi sebesar Rp1.682.085.436,00.
Penilaian terhadap penyertaan modal pada PT Banten Global Development
menggunakan metode ekuitas (equity method), yaitu jumlah penyertaan
modal yang telah disetor ditambah atau dikurangi dengan bagian
Laba/(Rugi) Pemerintah Provinsi Banten tahun berjalan pada perusahaan
dimaksud dikurangi dengan deviden tunai.
Pada tahun 2010 Banten Global Development mengalami perubahan bentuk
badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas melalui
Perda No. 7 Tahun 2009 tentang Perubahan Badan Hukum Perusahaan
Daerah Banten Global Development menjadi Perseroan Terbatas Banten
Global Development.
d. Saldo penyertaan modal pada PT Bank Jabar Banten disajikan dengan
metode harga perolehan (cost method) mengingat persentase kepemilikan
Pemerintah Provinsi Banten dibawah 20%.
e. Saldo penyertaan modal pada Bank Perkreditan Rakyat per 31 Desember
2010 sudah memperhitungkan saldo laba/(rugi) pada 4 (empat) BPR, yaitu
BPR Saketi, BPR Malingping, BPR Cipanas dan BPR Warung Gunung,
mengingat persentase kepemilikan Pemerintah Provinsi Banten diatas 20%
sehingga metode yang digunakan adalah metode equitas (equity method).
Sedangkan penyajian pada BPR lainnya menggunakan metode harga
perolehan (cost method).


66

f. Saldo penyertaan modal pada LPK per 31 Desember 2010 sudah
memperhitungkan saldo laba/(rugi) pada 8 (delapan) LPK, yaitu LPK Legok,
LPK Tigaraksa, LPK Kronjo, LPK Serpong, LPK Curug, LPK Pasar Kemis,
LPK Sepatan dan LPK Mauk, mengingat prosentase kepemilikan Pemerintah
Provinsi Banten diatas 20% sehingga metode yang digunakan adalah
metode equitas (equity method). Sedangkan penyajian pada LPK lainnya
menggunakan metode harga perolehan (cost method).
Perhitungan nilai investasi pada BPR Saketi, PT Bank Jabar Banten dan LPK
Pandeglang masih didasarkan pada Laporan Keuangan unaudited.

5.1.8.3. Aset Tetap
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua
belas bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh
masyarakat umum. Saldo Aset Tetap per tanggal 31 Desember 2010 adalah
sebesar Rp5.610.818.927.370,27, dengan rincian sebagai berikut :
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
1 Tanah 2,337,701,114,988.00 942,133,385,318.00
2 Peralatan dan Mesin 413,010,422,970.36 334,921,790,147.92
3 Gedung dan Bangunan 622,129,859,737.91 455,747,440,928.00
4 Jalan Irigasi dan Jaringan 2,080,713,023,998.00 1,299,002,843,437.00
5 Aset Tetap Lainnya 6,244,729,954.00 5,855,048,586.49
6 Kontruksi dalam Pengerjaan 151,019,775,722.00 102,259,472,212.00
Jumlah 5,610,818,927,370.27 3,139,919,980,629.41
No. Uraian

Apabila dibandingkan dengan Saldo Aset Tetap per tanggal 31 Desember 2009
sebesar Rp3.139.919.980.629,41 terdapat penambahan sebesar
Rp2.470.898.946.740,86 yang diperoleh dari penambahan aset tetap tahun 2010
sebesar Rp662.828.063.283,16 serta adanya koreksi aset tetap atas saldo sampai
dengan Tahun 2009 sebesar Rp1.808.070.883.457,70
Mutasi Aset Tetap dapat dilihat pada tabel VII Lampiran Neraca.
A. Perolehan Aset Tetap TA. 2010
Perolehan Aset Tetap tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tanah
Penambahan tanah sebesar Rp122.729.539.670,00 berasal dari (1) Dinas
Kesehatan sebesar Rp5.664.508.330,00 berupa lahan laboratorium kesehatan
daerah. (2) Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang sebesar Rp30.314.340.069,00

67

berupa pembebasan lahan tanah untuk pelebaran jalan dan kantor. (3) Dinas
Sumber Daya Air & Pemukiman sebesar Rp3.444.154.535,00 berupa tanah
bangunan olah raga (pematangan lahan) sebesar Rp1.990.930.200,00 dan tanah
untuk bangunan pengaman sungai dan penanggul sebesar Rp1.453.224.335,00.
(4) Dinas Pemuda Dan Olah Raga sebesar Rp160.359.400,00 berupa pengadaan
tanah untuk kantor. (5) Biro Umum Dan Perlengkapan sebesar
Rp83.146.177.336,00 berupa lahan kawasan pertanian terpadu sebesar
Rp35.005.713.526,00 dan tanah sarana stadiun olah raga sebesar
Rp48.140.463.810,00
2. Peralatan dan Mesin
Penambahan peralatan dan mesin sebesar Rp65.391.715.426,95 berasal dari
seluruh dinas.
3. Gedung dan Bangunan
Penambahan gedung dan bangunan sebesar Rp170.195.591.311,91 berasal dari
(1) Dinas Pendidikan sebesar Rp3.419.038.482,91 berupa bangunan gedung
kantor, bangunan gedung tempat pendidikan, dan tugu pembangunan (gapura). (2)
Dinas Kesehatan sebesar Rp682.100.000,00 berupa bangunan gedung tempat
kerja dan bangunan gedung kantor. (3) RSUD Malingping sebesar
Rp1.722.033.000,00 berupa bangunan rumah sakit umum, bangunan kesehatan
dan bangunan gedung ibadah. (4) Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang sebesar
Rp890.190.800,00 berupa media reklame dan konstruksi papan reklame. (5) Dinas
Sumber Daya Air & Pemukiman sebesar Rp157.593.261.664,00 berupa bangunan
gedung kantor, bangunan gedung tempat ibadah, bangunan gedung untuk pos
jaga, bangunan gedung garasi, rumah negara golongan III. (6) Badan Perencanaan
Dan Pembangunan Daerah sebesar Rp539.047.000,00 berupa bangunan gedung
tempat pertemuan, bangunan gedung garasi. (7) Dinas Perhubungan,Komunikasi
& Informatika sebesar Rp765.240.000,00 berupa traffic light, rambu jalan, rambu
tidak bersuar dan run way traffic light. (8) Badan Lingkungan Hidup Daerah
sebesar Rp11.467.000,00 berupa bangunan gedung kantor. (9) Dinas Pemuda
Dan Olah Raga sebesar Rp2.374.673.000,00 berupa bangunan gedung olah raga
tertutup dan terbuka. (10) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sebesar
Rp661.283.775,00 berupa gedung pos jaga, bangunan tempat kerja. (11) Badan
Pendidikan & Pelatihan sebesar Rp78.600.000,00 berupa bangunan gedung
kantor. (12) Dinas Pertanian & Peternakan sebesar Rp737.101.750,00 berupa
bangunan gedung instalasi, bangunan kandang hewan/ternak dan bangunan
tempat kerja. (13) Dinas Kehutanan & Perkebunan sebesar Rp168.064.840,00
berupa bangunan gedung kantor, bangunan gudang tertutup dan terbuka
permanen. (14) Dinas Kelautan & Perikanan sebesar Rp553.490.000,00 berupa

68

bangunan tempat kerja.
4. Jalan, Jaringan & Instalasi
Penambahan jalan, jaringan & Instalasi sebesar Rp193.773.679.822,00,00 berasal
dari (1) Dinas Pendidikan sebesar Rp1.047.012.000,00 berupa jaringan transmisi
tegangan 100 s/d 300 KVA, jalan khusus dan jaringan pembawa kapasitas sedang.
(2) Dinas Kesehatan sebesar Rp23.936.000,00 berupa air sumber kapasitas
sedang, PLTD kapasitas kecil dan jaringan telepon di atas tanah kapasitas kecil.
(3) Dinas Bina Marga Dan Tata Ruang sebesar Rp141.375.311.850,00 berupa
instalasi listrik dan jaringan internet (hot spot), jalan provinsi kelas III, jembatan
beton provinsi, gorong-gorong, saluran drainase dan bangunan penguat tebing. (4)
Dinas Sumber Daya Air & Pemukiman sebesar Rp50.505.134.972,00 berupa jalan
khusus komplek, bangunan pengambilan dan pelengkap irigasi, bangunan waduk,
bak penampung, bangunan pengambilan dari sungai dan instalasi air bersih. (5)
Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah sebesar Rp17.300.000,00 berupa
instalasi pusat pengatur listrik. (6) Dinas Pemuda Dan Olah Raga sebesar
Rp78.531.000,00 berupa instalasi air bersih dan instalasi pusat pengatur listrik. (7)
Badan Pendidikan & Pelatihan sebesar Rp237.036.000,00 berupa bangunan
pembuang pengaman dan jaringan distribusi (8) Dinas Pertanian & Peternakan
sebesar Rp2.500.000,00 berupa sumur gali (SGL) (9) Dinas Kehutanan &
Perkebunan sebesar Rp7.000.000,00 berupa saluran drainase (10) Dinas
Pertambangan & Energi sebesar Rp205.608.000,00 berupa sumur artesis, sistem
pengolahan air sederhana dan instalasi pembangkit listrik tenaga surya (11) Dinas
Kelautan & Perikanan sebesar Rp274.310.000,00 berupa bangunan pompa air,
penembokan, pengawasan kolam, pengawasan bak filter kolam pendederan dan
normalisasi pematang.
5. Aset Tetap Lainnya
Penambahan aset tetap lainnya sebesar Rp595.630.080,30 berasal dari (1) Dinas
Pendidikan sebesar Rp10.225.310.30 berupa lukisan. (2) Badan Perencanaan Dan
Pembangunan Daerah sebesar Rp7.974.870,00 berupa lukisan (3) Biro Hukum
sebesar Rp24.000.000,00 berupa terbitan berkala (4) Biro Organisasi sebesar
Rp13.620.000,00 berupa terbitan berkala dan ensyclopedia, kamus dan buku
referensi. (5) Biro Umum Dan Perlengkapan sebesar Rp1.189.200,00 berupa
lukisan. (6) Sekretariat DPRD sebesar Rp123.074.100,00 berupa buku-buku,
terbitan berkala, gambar Presiden/Gubernur. (7) Badan Perpustakaan & Arsip

69

Daerah sebesar Rp176.146.600,00 berupa buku-buku dan terbitan berkala. (8)
Dinas Pertanian & Peternakan sebesar Rp239.400.000,00 berupa ensyclopedia,
kamus dan buku referensi (fasilitasi BPP Model), dan bibit ternak
6. Konstruksi Dalam Pengerjaan
Pada Tahun Anggaran 2010 saldo konstruksi dalam pengerjaan adalah sebesar
Rp151.019.775.722,00. Dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2009 sebesar
Rp102.259.472.212,00 terdapat mutasi tambah sebesar Rp48.760.303.510,00
yang terdiri dari penambahan konstruksi dalam pengerjaan tahun 2010 sebesar
Rp110.141.906.972,00 dan pengurangan sebesar Rp61.381.603.462,00 di koreksi
terhadap saldo awal. (Lihat juga penjelasan tentang koreksi)
Saldo konstruksi dalam pengerjaan Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp151.019.775.722,00 terdapat pada :
a. Dinas Pendidikan sebesar Rp12.817.876.000,00 meliputi Pembangunan
Gedung Asrama Sekolah Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS).
b. Dinas Kesehatan sebesar Rp33.249.473.000,00 meliputi Pembangunan
Gedung Rumah Sakit Rujukan.
c. Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman sebesar Rp76.094.215.072,00
meliputi pembangunan gedung kantor permanen Sekretariat Daerah dan
Gubernur sebesar Rp54.618.840.002,00, pembangunan Taman Museum
Budaya sebesar Rp3.834.693.892,00, pembangunan gedung Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah sebesar Rp4.812.150.200,00, pembangunan
gedung PMI sebesar Rp3.393.578.200,00, pembangunan gedung Kwarda
Pramuka sebesar Rp2.796.631.400,00, dan pembangunan rumah jabatan
Gubernur dan penataan kawasan kantor Gubernur sebesar
Rp6.638.321.378,00.
d. Biro Umum dan Perlengkapan berupa Pembangunan Instalasi Air Bersih
sebesar Rp186.550.850,00
e. Badan Pendidikan dan Pelatihan sebesar Rp2.331.988.000,00 yaitu
Pembangunan mesjid.
f. Bina Marga dan Tata Ruang sebesar Rp26.339.672.800,00 yaitu 1(satu)
paket jalan Cikande Citeras.
Penambahan aset tetap tahun 2010 sebesar Rp662.828.063.283,16 apabila

70

dibandingkan dengan realisasi belanja modal sebesar Rp826.562.686.438,00
terdapat perbedaan sebesar Rp163.734.623.154,84, hal ini disebabkan :
1. Pada Dinas Pendidikan terdapat belanja modal yang tidak memenuhi nilai
minimum kapitalisasi sebesar Rp102.328.348,23, adanya belanja barang
pakai habis yang dianggarkan pada belanja modal sebesar
Rp380.753.621,00, adanya Barang Milik Daerah yang akan di hibahkan
sebesar Rp59.187.219.304,00 yang dikelompokkan pada Aset Lain-lain, dan
adanya belanja modal yang dikelompokan pada aset tak berwujud sebesar
Rp1.500.000,00. Disamping itu terdapat koreksi Konstruksi Dalam Pengerjaan
yang sudah dapat diakui sebagai aset Tahun Anggaran 2010 sebesar
Rp3.302.070.000;
2. Pada Dinas Kesehatan terdapat belanja modal yang tidak memenuhi nilai
minimum kapitalisasi sebesar Rp6.775.000,00, adanya belanja barang habis
pakai yang dianggarkan pada belanja modal sebesar Rp534.339.500,00.
adanya Belanja Modal yang akan dihibahkan sebesar Rp129.598.056.120,00
yang dikelompokkan pada Aset Lainnya, adanya pengadaan Aset Tetap yang
dianggarkan pada belanja barang dan jasa sebesar Rp1.700.266.000,-, dan
adanya belanja modal yang dikelompokan pada aset tak berwujud sebesar
Rp77.800.000;
3. Pada RSUD Malingping terdapat belanja modal yang tidak memenuhi nilai
minimum kapitalisasi sebesar Rp28.036.800,00, terdapat belanja barang pakai
habis/barang persediaan yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar
Rp800.000,00, dan adanya pengadaan aset tetap yang dianggarkan pada
Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp44.390.000,00
4. Pada Dinas Bina Marga dan Tata Ruang terdapat belanja modal yang tidak
memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp9.800.000,00. Disamping itu
adanya reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap sebesar Rp38.387.200,00,
serta terdapat pengadaan Barang Milik Daerah yang dianggarkan pada
belanja barang dan jasa sebesar Rp4.218.963.000,00;
5. Pada Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman terdapat belanja modal yang
tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp10.915.622,00, adanya
belanja barang pakai habis/barang persediaan yang dianggarkan pada
Belanja Modal sebesar Rp621.941.800,00, adanya Belanja Modal yang akan

71

dihibahkan sebesar Rp37.580.863.537,00 yang dikelompokkan pada Aset
Lain-lain, adanya belanja modal yang dikelompokan pada aset tak berwujud
sebesar Rp40.675.000,00, terdapat koreksi hasil audit BPK sebesar
Rp286.784.575,00, adanya biaya pemeliharaan aset tetap yang dianggarkan
pada Belanja Modal sebesar Rp54.308.700,00, adanya penambahan gedung
dan bangunan yang penganggaran belanja modalnya ada di Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi sebesar Rp75.290.400. Disamping itu, terdapat
pengadaan Barang Milik Daerah yang penganggarannya melalui Belanja
Barang (Perencanaan & Pengawasan) sebesar Rp9.259.762.178,00, dan
terdapat koreksi Konstruksi Dalam Pengerjaan yang sudah dapat diakui
sebagai aset Tahun Anggaran 2010 sebesar Rp49.660.348.000,00;
6. Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terdapat belanja barang
pakai habis yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar Rp43.410.000,00;
7. Pada Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika terdapat belanja
barang pakai habis yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar
Rp54.764.600,00, adanya belanja modal yang dikelompokan pada aset tak
berwujud sebesar Rp8.400.000,00 dan adanya biaya pemeliharaan aset tetap
yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar Rp11.391.950,00;
8. Pada Dinas Sosial terdapat Belanja Modal yang yang dikelompokkan pada
Aset Lainnya sebesar Rp486.034.000,00 dan adanya belanja modal yang
dikelompokan pada aset tak berwujud sebesar Rp48.422.000,00;
9. Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi terdapat belanja modal yang tidak
memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp8.375.000,00, adanya belanja
barang pakai habis yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar
Rp640.000,00, dan adanya Belanja Modal yang dianggarkan pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi tetapi dikelompokkan pada Gedung dan
Bangunan pada Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman sebesar
Rp75.290.400,00
10. Pada Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah terdapat belanja modal
yang tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp12.803.344,00;
11. Pada Dinas Budaya dan Pariwisata terdapat Belanja Modal yang yang
dikelompokkan pada Aset Lainnya sebesar Rp1.272.090.100,00;
12. Pada Dinas Pemuda dan Olahraga terdapat belanja modal yang

72

dikelompokan pada aset tak berwujud sebesar Rp70.550.000,00. Disamping
itu Dinas Pemuda dan Olahraga mendapat hibah aset tetap sebesar
Rp2.057.073.000,00;
13. Pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik terdapat belanja modal yang tidak
memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp17.355.576,00, adanya
belanja barang pakai habis yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar
Rp1.408.000,00, dan terdapat belanja modal yang dikelompokan pada aset
tak berwujud sebesar Rp76.967.500,00;
14. Pada Satuan Polisi Pamong Praja terdapat belanja modal yang tidak
memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp2.700.000,00, adanya belanja
modal yang dikelompokan pada aset tak berwujud sebesar Rp60.792.000,00,
adanya 1 (satu) set meja kantor yang kondisinya rusak berat sehingga
dikurangi dari peralatan dan mesin dan di kelompokan ke aset lain-lain
sebesar Rp1.609.500,00. Disamping itu adanya Barang Milik Daerah Droping
dari Biro Umum dan Perlengkapan sebesar Rp26.116.000,00;
15. Pada Biro Pemerintahan terdapat barang yang di-droping dari Biro Umum dan
Perlengkapan sebesar Rp52.611.359,00;
16. Pada Biro Hukum terdapat barang yang di-droping dari Biro Umum dan
Perlengkapan sebesar Rp22.710.368,00;
17. Pada Biro Organisasi terdapat barang hasil droping dari Biro Umum dan
Perlengkapan sebesar Rp29.769.660,00;
18. Pada Biro Perekonomian terdapat barang hasil droping dari Biro Umum dan
Perlengkapan sebesar Rp2.978.700,00;
19. Pada Biro Administrasi Pembangunan terdapat barang droping dari Biro
Umum dan Perlengkapan sebesar Rp245.424.984,00;
20. Pada Biro Kesejahteraan Rakyat terdapat barang hasil droping dari Biro
Umum dan Perlengkapan sebesar Rp46.418.470,00;
21. Pada Biro Umum dan Perlengkapan terdapat belanja barang pakai habis yang
dianggarkan pada Belanja Modal sebesar Rp118.338.500,00, adanya Belanja
Modal yang yang dikelompokkan pada Aset Lainnya sebesar
Rp866.638.400,00. Disamping itu terdapat barang yang di droping ke SKPD
lain sebesar Rp1.165.598.207,00;


73

22. Pada Biro Humas dan Protokol terdapat belanja modal yang dikelompokan
pada aset tak berwujud sebesar Rp39.675.000,00. Disamping itu terdapat
belanja barang dan jasa yang yang merupakan aset tetap sebesar
Rp74.000.000,00, dan terdapat barang yang di droping dari Biro Umum dan
Perlengkapan sebesar Rp323.568.036,00;
23. Pada Sekretariat DPRD terdapat biaya umum pengadaan aset tetap yang
dianggarkan pada Belanja Modal sebesar Rp600.000,00 dan adanya belanja
modal yang dikelompokan pada aset tak berwujud sebesar Rp37.392.000,00;
24. Pada Badan Penelitian dan Pengembangan terdapat Barang Milik Daerah
yang akan di hibahkan sebesar Rp173.297.000,00 yang dikelompokkan pada
Aset Lain-lain;
25. Pada Kantor Penghubung terdapat Belanja Modal yang yang dikelompokkan
pada Aset Lainnya sebesar Rp44.620.000,00;
26. Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdapat belanja modal
yang tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp2.850.000,00 dan
adanya belanja modal yang dikelompokan pada aset tak berwujud sebesar
Rp52.961.900,00. Disamping itu terdapat belanja barang dan jasa yang yang
merupakan aset tetap sebesar Rp25.950.000,00;
27. Pada Badan Pendidikan dan Pelatihan terdapat barang persediaan/pakai
habis yang dianggarkan pada belanja modal sebesar Rp17.800.000,00 dan
adanya biaya pemeliharaan aset tetap yang dianggarkan pada Belanja Modal
sebesar Rp230.824.000,00; Disamping itu terdapat belanja barang dan jasa
yang yang merupakan aset tetap sebesar Rp154.802.000,00;
28. Pada Badan Ketahanan Pangan terdapat belanja modal yang tidak memenuhi
nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp20.353.000,00;
29. Pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah terdapat Belanja Modal yang
yang dikelompokkan pada Aset Lainnya sebesar Rp60.728.000,00;
30. Pada Dinas Pertanian dan Peternakan terdapat belanja barang pakai habis
yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar Rp4.850.000,00 dan adanya
biaya pemeliharaan aset tetap yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar
Rp34.838.000,00;
31. Pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdapat Belanja Modal yang yang
dikelompokkan pada Aset Lainnya sebesar Rp157.645.000,00;

74

32. Pada Dinas Pertambangan dan Energi terdapat belanja modal yang tidak
memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp17.454.000,00, adanya
belanja barang pakai habis yang dianggarkan pada Belanja Modal sebesar
Rp149.212.000,00 serta adanya belanja pemeliharaan yang dianggarkan
pada belanja modal sebesar Rp6.800.000,00;
33. Pada Dinas Kelautan dan Perikanan terdapat belanja modal yang tidak
memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp1.450.000,00, adanya belanja
barang persediaan /pakai habis yang dianggarkan pada belanja modal
sebesar Rp10.365.400,00 dan adanya Belanja Modal yang yang
dikelompokkan pada Aset Lainnya sebesar Rp968.469.350,00. Disamping itu
terdapat belanja barang dan jasa yang yang merupakan aset tetap sebesar
Rp20.900.000,00;
34. Pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdapat belanja modal yang
tidak memenuhi nilai minimum kapitalisasi sebesar Rp800.000,00, adanya
belanja barang persediaan /pakai habis yang dianggarkan pada belanja modal
sebesar Rp4.300.000,00, serta adanya Barang Milik Daerah yang akan di
hibahkan sebesar Rp209.620.000,00 yang dikelompokkan pada Aset Lain-
lain.
B. Koreksi atas Saldo sampai dengan TA 2009
Selain adanya penambahan Aset Tetap karena perolehan Tahun Anggaran 2010,
juga terdapat koreksi atas saldo Aset Tetap sampai dengan Tahun 2009 sebesar
Rp1.808.070.883.457,70. Koreksi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Koreksi tambah akibat penilaian Aset sebesar Rp1.877.012.106.702,00 yang
terdiri dari Tanah sebesar Rp1.272.838.190.000,00, Mesin dan Peralatan
sebesar Rp13.801.315.963,00 serta Jalan, Irigasi dan Jaringan sebesar
Rp590.372.600.739,00.
Penilaian terhadap Aset dimaksud diantaranya untuk memberikan nilai
terhadap Aset-aset yang sebelumnya bernilai nol atau Rp.1,00. Namun
demikian masih terdapat 12 buah situ yang nilainya nol, yaitu :
- 8 buah situ berlokasi di Kabupaten Tangerang yaitu : Situ Waluh
Kecamatan Kronjo, Situ Kepuh Kecamatan Sepatan, Situ Dadap
Kecamatan Pasar Kemis, Situ Bojong Kecamatan Cikupa, Situ Jambu
Kecamatan Rajeg, Situ Jengkol Kecamatan Cisoka, Situ Sarakan

75

Kecamatan Pasar Kemis, dan Situ Pangodokan Kecamatan Pasar Kemis
- 3 buah situ berlokasi di Kota Tangerang yaitu : Situ Gede Kecamatan
Tangerang, Situ Cangkring dan Situ Bulakan di Kecamatan Periuk
- 1 buah situ berlokasi di Kabupaten Tangerang Selatan yaitu Situ Teratai
Kecamatan Serpong.
Terhadap hal ini Pemerintah Provinsi Banten sedang berupaya melakukan
survey dan pengukuran ulang serta penelusuran aspek legalitas bekerja sama
dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Badan Pertanahan Nasional.
2. Koreksi tambah sebesar Rp6.171.628.677,00 terdiri dari koreksi pada Mesin
dan Peralatan sebesar Rp5.524.676.677,00 serta koreksi tambah Gedung dan
Bangunan sebesar Rp646.952.000,00 yang disebabkan kesalahan
pengelompokkan pada aset lainnya yang sebelumnya dikategorikan sebagai
Aset yang sedang dalam proses penghapusan tetapi seharusnya masih dicatat
sebagai Aset Tetap.
3. Koreksi kurang terhadap Konstruksi Dalam Pengerjaan yang direklasifikasi ke
dalam Aset Tetap sebesar (Rp61.381.603.460,00)
4. Koreksi kurang terhadap Konstruksi Dalam Pengerjaan akibat dua kali
pencatatan pada tahun-tahun sebelumnya sebesar (Rp6.514.764.592,00)
5. Koreksi kurang atas Aset Tetap yang sudah dihapuskan dan/atau
direklasifikasi ke daftar Inventaris Ekstra Komptable karena tidak memenuhi
nilai kapitalisasi Aset Tetap sebesar (Rp3.587.123.953,00)
6. Koreksi kurang karena reklasifikasi dari Aset Tetap ke Aset lainnya karena
kondisi Aset tetap yang Rusak Berat sebesar (Rp3.629.359.915,40) yang
terdiri Mesin dan Peralatan sebesar (Rp3.624.967.917,40) dan Aset Tetap
Lainnya sebesar (Rp4.391.998,00).
5.1.8.4. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset non lancar yang tidak dapat dikategorikan dalam Aset
Tetap. Saldo Aset Lainnya per 31 Desember 2010 seperti terlihat dalam tabel.

76

No Uraian
Per 31 Desember 2010
Rp
Per 31 Desember 2009
Rp
1 Tuntutan Perbendaharaan 114,797,210.00 114,797,210.00
2 Tuntutan Ganti Rugi 1,125,274,262.00 1,255,664,900.00
3 Aset Tidak Berwujud 3,561,052,599.00 2,018,316,199.00
4 Piutang Pajak Daluwarsa 134,798,346.00 161,629,596.00
5 Piutang Retribusi Tidak Lancar 7,304,000.00 7,304,000.00
6 Aset Lain-lain 852,256,346,474.72 649,376,628,021.76
Jumlah 857,199,572,891.72 652,934,339,926.76


Aset Lainnya sebesar Rp857.199.572.891,72 terdiri dari :
1. Tuntutan Perbendaharaan merupakan saldo piutang TP berdasarkan SK
pembebanan kerugian sementara sejak tahun 2008 yang disajikan kembali
sebesar Rp114.797.210,00.
2. Tuntutan Ganti Rugi merupakan saldo piutang TGR berdasarkan Surat
Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) sebesar Rp1.125.274.262,00.
Saldo Piutang TGR belum termasuk kerugian daerah yang masih dalam proses
majelis TP-TGR dan belum dibuatkan SKTJM-nya yang belum dicatat dalam.
Kerugian tersebut akan dicatat sebagai Piutang TGR apabila sudah ada SKTJM.
Selama Tahun 2010 Tuntutan Ganti Rugi yang telah dibayar sebesar
Rp11.943.000,00.
3. Aset Tidak Berwujud, terdiri dari aset non keuangan yang dapat diidentifikasi
dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki dan digunakan dalam
menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya. Aset tidak
berwujud milik Pemerintah Provinsi Banten terdiri dari Software yang diperoleh
melalui kegiatan sampai dengan Tahun Anggaran 2010. Selama tahun 2010
terdapat penambahan aset tidak berwujud sebesar Rp1.542.736.400,00 dari
saldo tahun 2009 sebesar Rp2.018.316.199,00 menjadi Rp3.561.052.599,00.








77

Penambahan aset tidak berwujud antara lain terdapat pada SKPD :
No SKPD Jumlah
1 Dinas Kesehatan 180,000,000.00
2 Dinas Bina Marga dan Tata Ruang 175,375,000.00
3 Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman 40,675,000.00
4 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 82,857,000.00
5 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 476,138,000.00
6 Dinas Sosial 48,422,000.00
7 Dinas Pemuda dan Olahraga 70,550,000.00
8 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 76,967,500.00
9 Satuan Polisi Pamong Praja 60,792,000.00
10 Biro Humas dan Protokol 39,675,000.00
11 Sekretariat DPRD 37,392,000.00
12 Badan Penelitian dan Pengembangan 30,000,000.00
13 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 52,961,900.00
14 Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah 170,931,000.00
JUMLAH 1,542,736,400.00

Penjelasan lebih lanjut dapat dilhat dalam tabel pada lampiran Neraca.
4. Piutang Pajak Daluwarsa sebesar Rp134.798.346,00 merupakan reklasifikasi
Piutang Pajak yang sudah daluwarsa tetapi belum dilakukan penghapusan
dengan rincian sebagai berikut :
No. Uraian Jumlah
1 Pajak Kendaraan Bermotor 94,551,000.00
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 21,177,375.00
3 Air Bawah Tanah 18,962,680.00
4 Air Permukaan 107,291.00
Jumlah 134,798,346.00

Dibandingkan dengan Saldo per 31 Desember 2009 sebesar Rp161.629.596,00
terdapat pengurangan sebesar Rp26.831.250,00
5. Piutang Retribusi tidak lancar sebesar Rp7.304.000,00 merupakan reklasifikasi
Piutang Retribusi ke Aset Lainnya atas piutang yang tingkat kolektabilitasnya
lebih dari 12 (dua belas) bulan.
6. Aset Lain-Lain sebesar Rp852.256.346.474,72 terdiri dari :
- Sisa piutang atas Tunjangan Komunikasi Intensif Pimpinan dan Anggota
DPRD Provinsi Banten dan Dana Operasional Pimpinan DPRD sebesar
Rp237.655.000,00;
- Uang Sitaan Kejaksaan yang disita dari anggota DPRD yang menerima
Tunjangan Perumahan massa bakti 19992004 sebesar
Rp8.290.700.000,00, tersimpan an. Rekening Kejaksaan Negeri Banten,
yaitu Rekening Bank Jabar No.0001655116001 sebesar
Rp1.348.000.000,00, Rekening Bank BNI No.0013361521 sebesar

78

Rp6.942.700.000,00.
- Aset berupa kajian-kajian sebesar Rp2.843.354.500,00 yaitu pada Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah sebesar Rp46.900.000,00 dan Dinas
Kelautan dan Perikanan sebesar Rp2.796.454.500,00;
- Aset yang telah diserahterimakan kepada pihak lain tetapi belum ada
penetapan tentang penghapusannya sebesar Rp588.981.404.843,00.
Terdapat penambahan Aset lainnya pada Tahun 2010 yang berasal dari
pengadaan tahun bersangkutan. Pada Tahun 2010 telah diproses
penghapusan sebesar Rp21.643.198.671,00. Disamping itu terdapat koreksi
tambah sebesar Rp16.919.282.700 yang berasal dari aset yang sebelumnya
dikelompokkan dalam Aset yang sedang diajukan dalam proses
penghapusan. Sampai dengan tanggal penyusunan laporan ini, usulan
penghapusan sudah dilakukan oleh seluruh SKPD dan sedang dalam proses
penghapusan oleh tim penghapusan.
- Aset yang sedang diajukan dalam proses penghapusan sebesar
Rp40.660.579.316,32. Jumlah ini berkurang sebesar Rp28.709.902.002,44
dibandingkan dengan saldo tahun sebelumnya sebesar
Rp69.370.481.318,76. Sampai dengan tanggal penyusunan laporan ini,
usulan penghapusan sudah dilakukan oleh seluruh SKPD dan sedang dalam
proses penghapusan oleh tim penghapusan.
- Aset yang berubah status kepemilikan tetapi belum ada penetapan
penghapusannya sebesar Rp206.624.831.800,00. Sampai dengan tanggal
penyusunan laporan ini, usulan penghapusan sudah dilakukan oleh seluruh
SKPD dan sedang dalam proses penghapusan oleh tim penghapusan;
- Belanja Penunjang yang akan dikapitalisasi sebesar Rp986.851.600,00 yang
tersebar pada Dinas Bina Marga dan Tata Ruang sebesar Rp20.213.200,00,
dan Biro Umum dan Perlengkapan sebesar Rp966.638.400,00.
- Aset lainnya yang terdiri dari aset tetap yang rusak berat sebesar
Rp3.630.969.415,40 yang tersebar di seluruh SKPD sebagai berikut :

79

Peralatan & Mesin
Aset Tetap
Lainnya
1 Bappeda 181,693,222.00 4,391,998.00
2 Biro Adpem 420,000.00 -
3 Biro Hukum 24,312,150.00 -
4 Biro Humas 31,910,000.00 -
5 Biro Organisasi 140,090,300.00 -
6 Biro Pemerintahan 34,355,000.00 -
7 Biro Umum 44,842,000.00 -
8 BKPMD 100,816,000.00 -
9 BLHD 8,625,000.00 -
10 BMTR 13,450,000.00 -
11 BPPMD 840,000.00 -
12 Dinkes 202,340,000.00 -
13 Dinkop UKM 31,955,000.00 -
14 Dinsos 169,243,200.00 -
15 Disbudpar 50,200,000.00 -
16 Dishubkominfo 602,249,846.00 -
17 Dishutbun 23,717,500.00 -
18 Disnaker 8,875,000.00 -
19 Disperindag 610,303,201.40 -
20 Distamben 245,000.00 -
21 Distanak 264,931,800.00 -
22 DKP 219,342,978.00 -
23 DPKAD 512,756,040.00 -
24 Inspektorat 33,479,600.00 -
25 K.Penghubung 23,913,000.00 -
26 KesbangPol 109,469,280.00 -
27 RSUDM 150,000,000.00 -
28 Satpol PP 29,962,300.00 -
29 SDAP 2,240,000.00 -
Total 3,626,577,417.40 4,391,998.00
SKPD No
Jenis Aset

Rincian Aset Lainnya dapat dilihat pada Tabel XI : Lampiran Neraca.
5.1.9. KEWAJIBAN
Saldo Kewajiban pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar
Rp134.334.111.267,44 yang seluruhnya merupakan kewajiban jangka pendek karena
jatuh temponya tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan, dengan rincian sebagai berikut :
Per 31 Desember 2010
Rp.
1 Utang Perhitungan Pihak Ketiga 97,099,562.00
2 Utang Jangka Pendek Lainnya 134,237,011,705.44
Jumlah 134,334,111,267.44
Uraian No

Utang Perhitungan Pihak Ketiga sebesar Rp97.099.562,00, merupakan pajak yang belum
disetorkan oleh Bendahara Pengeluaran pada Tahun 2010. Rincian Utang Perhitungan
Pihak Ketiga adalah sebagai berikut :

80

PPN PPh-21 PPh-21 PPh-21
1 2 3 4 5 6 7=3+4+5+6
1 Bappeda 983,900.00 2,805,000.00 134,150.00 180,000.00 4,103,050.00
2 Biro
Organisasi
8,591,823.00 46,545,000.00 1,099,228.00 1,445,727.00 57,681,778.00
3 Sekretariat
DPRD
2,887,182.00 11,118,825.00 303,532.00 243,199.00 14,552,738.00
4 DPKAD 11,457,999.00 6,966,300.00 1,497,188.00 840,509.00 20,761,996.00
23,920,904.00 67,435,125.00 3,034,098.00 2,709,435.00 97,099,562.00
JUMLAH
JUMLAH
NO SKPD
PAJAK (Rp.)

Utang Jangka Pendek Lainnya sebesar Rp134.237.011.705,44 terdiri dari : saldo
Kewajiban adalah Bagian Hak Kabupaten/Kota dari Bagi Hasil Pajak yang belum
dibayarkan oleh Provinsi untuk periode penerimaan 16 sampai dengan 31 Desember
2010, karena belum dilakukannya rekonsiliasi data bagi hasil tersebut serta terdapat
pelampauan target Bagi Hasil Pajak Daerah yang belum didistribusikan. Jumlah ini telah
dicatat sebagai saldo Hutang karena adanya Surat Keputusan Gubernur
No.973/Kep.210-Huk/2011 tanggal 28 Februari 2011 yang mencantumkan bahwa BHP
Provinsi pada Kabupaten/Kota sebesar Rp134,223,327,705.44, meliputi : Sisa Bagi Hasil
Pajak Bulan Desember 2010 sebesar Rp5.886.843.983,00 dan pelampauan target
sebesar Rp128.336.483.722,44 yang akan dibayarkan Tahun Anggaran 2011 kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota, serta adanya kesalahan transfer dari Pemerintah Kota
Tangerang Selatan sebesar Rp10.000.000,00 dan dari Pemerintah Kota Serang sebesar
Rp3.684.000,00
Rincian Sisa Bagi Hasil Pajak Bulan Desember 2010 dan pelampauan target adalah
sebagai berikut :

81

Sisa Bagi Hasil Pajak Tahun
2010
Pelampauan Target Bagi Hasil
Pajak Daerah Tahun 2010
Hak Kabupaten/Kota yang Belum
Dibayarkan
Rp. Rp. Rp.
PKB - 2,575,154,997.99 2,575,154,997.99
BBNKB - 5,995,068,801.00 5,995,068,801.00
ABT - 229,920,906.33 229,920,906.33
AP - 771,452,364.33 771,452,364.33
PBBKB - 6,650,968,973.07 6,650,968,973.07
JUMLAH - 16,222,566,042.72 16,222,566,042.72
PKB - 984,150,636.45 984,150,636.45
BBNKB - 2,521,280,163.00 2,521,280,163.00
ABT - 26,346,934.85 26,346,934.85
AP - 131,953,206.98 131,953,206.98
PBBKB - 2,034,198,883.28 2,034,198,883.28
JUMLAH - 5,697,929,824.55 5,697,929,824.55
PKB - 721,964,656.20 721,964,656.20
BBNKB - 2,319,758,007.00 2,319,758,007.00
ABT 19,269,341.00 5,559,040.90 24,828,381.90
AP 1,675,245.78 1,675,245.78
PBBKB 852,363,828.00 649,970,361.96 1,502,334,189.96
JUMLAH 871,633,169.00 3,698,927,311.83 4,570,560,480.83
PKB - 1,110,262,368.60 1,110,262,368.60
BBNKB - 2,339,253,552.00 2,339,253,552.00
ABT - 23,530,133.90 23,530,133.90
AP - 9,854,394.90 9,854,394.90
PBBKB 830,033,863.00 794,762,488.65 1,624,796,351.65
JUMLAH 830,033,863.00 4,277,662,938.05 5,107,696,801.05
PKB - 5,276,563,407.30 5,276,563,407.30
BBNKB - 18,570,211,472.70 18,570,211,472.70
ABT - 563,286,044.92 563,286,044.92
AP - 260,672,867.94 260,672,867.94
PBBKB - 6,278,222,769.47 6,278,222,769.47
JUMLAH - 30,948,956,562.32 30,948,956,562.32
PKB - 5,135,145,548.02 5,135,145,548.02
BBNKB - 12,255,407,382.00 12,255,407,382.00
ABT - 520,007,955.82 520,007,955.82
AP - 390,933,953.96 390,933,953.96
PBBKB 4,185,176,951.00 4,569,813,960.90 8,754,990,911.90
JUMLAH 4,185,176,951.00 22,871,308,800.70 27,056,485,751.70
PKB - 138,714,985.80 138,714,985.80
BBNKB - 1,993,432,062.00 1,993,432,062.00
ABT - 272,781,159.20 272,781,159.20
AP - 69,499,603.82 69,499,603.82
PBBKB - 8,376,336,015.77 8,376,336,015.77
JUMLAH - 10,850,763,826.59 10,850,763,826.59
PKB - 5,760,240,480.08 5,760,240,480.08
BBNKB - 20,188,245,997.80 20,188,245,997.80
ABT - 270,883,889.93 270,883,889.93
AP - 136,916,749.26 136,916,749.26
PBBKB - 7,412,081,298.61 7,412,081,298.61
JUMLAH - 33,768,368,415.68 33,768,368,415.68
JUMLAH PKB - 21,702,197,080.44 21,702,197,080.44
JUMLAH BBNKB - 66,182,657,437.50 66,182,657,437.50
JUMLAH ABT 19,269,341.00 1,912,316,065.85 1,931,585,406.85
JUMLAH AP - 1,772,958,386.96 1,772,958,386.96
JUMLAH PBBKB 5,867,574,642.00 36,766,354,751.69 42,633,929,393.69
5,886,843,983.00 128,336,483,722.44 134,223,327,705.44
No Kabupaten/Kota Uraian
1 KABUPATEN SERANG
2 KOTA SERANG
3 KABUPATEN PANDEGLANG
4 KABUPATEN LEBAK
TOTAL BAGI HASIL PAJAK
5 KABUPATEN TANGERANG
6 KOTA TANGERANG
7 KOTA CILEGON
8 KOTA TANGERANG SELATAN

82


5.1.10. EKUITAS DANA
Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban Pemerintah Provinsi Banten. Saldo Ekuitas Dana pada tanggal
31 Desember 2010 adalah sebesar Rp7.049.956.739.35642 dengan rincian sebagai
berikut :
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
1 Ekuitas Dana Lancar 434,137,289,657.25 246,543,955,084.69
2 Ekuitas Dana Investasi 6,615,819,449,699.16 3,937,855,639,424.56
Saldo Ekuitas Dana 7,049,956,739,356.41 4,184,399,594,509.25
No. Uraian


5.1.10.1 Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka
pendek. Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2010 sebesar
Rp434.137.289.657,25 dengan rincian sebagai berikut :
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA)
535,848,289,855.00 235,495,508,609.00
2 Pendapatan yang ditangguhkan 2,498,352.00 18,778,484.00
3 Cadangan Piutang 2,159,777,573.69 1,888,907,496.69
4 Cadangan Persediaan 30,363,735,582.00 9,140,760,495.00
5 Dana yang harus di sediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek
(134,237,011,705.44) -
Saldo Ekuitas Dana Lancar 434,137,289,657.25 246,543,955,084.69
No. Uraian


5.1.10.2 Ekuitas Dana Investasi
Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan Pemerintah Provinsi Banten yang
tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya dikurangi
dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2010
sebesar Rp6.615.819.449.699,16 dengan rincian sebagai berikut :
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
1 Diinvestasikan dalam Investasi
Jangka Panjang
147,800,949,437.17 145,001,318,868.39
2 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 5,610,818,927,370.27 3,139,919,980,629.41
3 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 857,199,572,891.72 652,934,339,926.76
Saldo Ekuitas Dana Investasi 6,615,819,449,699.16 3,937,855,639,424.56
No. Uraian



83

5.1.11. KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas yang
terjadi di Kas Daerah selama Tahun Anggaran 2010. Penerimaan dan pengeluaran kas
diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan,
Aktivitas Pembiayaan dan Aktivitas Non Anggaran. Saldo awal Kas Pemerintah Provinsi
Banten Tahun Anggaran 2010 adalah sebesar Rp234.720.197.885,00 selama Tahun
2010 terdapat kenaikan bersih kas sebesar Rp285.719.816.850,00 yang berasal dari :

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi sebesar Rp1.116.035.192.564,00 yang
bersumber dari selisih antara Arus Kas masuk dengan dan Arus Kas keluar, sebagai
berikut :
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
1 Arus Kas Masuk 3,139,451,309,696.00 2,436,096,122,341.00
2 Arus Kas Keluar 2,023,416,117,132.00 1,739,030,124,369.00
Arus Kas Bersih (1-2) 1,116,035,192,564.00 697,065,997,972.00
No. Uraian

Arus Kas masuk sebesar Rp3.139.451.309.696,00 bersumber dari Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah, sedangkan Arus
Kas keluar sebesar Rp2.023.416.117.132,00 merupakan realisasi Belanja selain
Belanja Modal, serta Uang Persediaan (UP) dan Tambahan UP pada Bendahara
yang belum dikembalikan ke Kas Daerah.

2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan
Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan adalah
(Rp826.562.686.438,00), dengan perhitungan sebagai berikut :

Per 31 Desember
2010
Per 31 Desember
2009
Rp. Rp.
1 Arus Kas Masuk - -
2 Arus Kas Keluar 826,562,686,438.00 682,566,127,528.00
Arus Kas Bersih (1-2) (826,562,686,438.00) (682,566,127,528.00)
No. Uraian

Arus Kas keluar sebesar Rp826.562.686.438,00 terdiri dari Belanja Modal pengadaan
Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan, Irigasi dan Jaringan,
Aset Tetap lainnya serta belanja aset lainnya.




84

3. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus Kas bersih dari Aktivitas Pembiayaan sebesar (Rp3.752.689.276,00), dengan
perhitungan sebagai berikut :
Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
1 Arus Kas Masuk 775,310,724.00 4,939,026,733.00
2 Arus Kas Keluar 4,528,000,000.00 17,529,382,500.00
Arus Kas Bersih (1-2) (3,752,689,276.00) (12,590,355,767.00)
Uraian No.

Arus Kas masuk sebesar Rp775.310.724,00 seluruhnya berasal dari Penyetoran Sisa
UYHD, sedangkan Arus Kas Keluar sebesar Rp4.528.000.000,00 merupakan
penyertaan modal kepada PT Banten Global Development dan PD BPR/LPK.

4. Arus Kas dari Aktivitas Non Anggaran
Arus kas dari aktivitas non anggaran sebesar Rp0,00, dengan perhitungan sebagai
berikut :

Per 31 Desember 2010 Per 31 Desember 2009
Rp. Rp.
1 Arus Kas Masuk 140,262,427,263.00 109,360,815,790.00
2 Arus Kas Keluar 140,262,427,263.00 109,360,815,790.00
Arus Kas Bersih (1-2) - -
No. Uraian

Arus Kas Masuk sebesar Rp140.262.427.263,00 merupakan penerimaan perhitungan
pihak ketiga sebesar Rp140.262.427.263,00.
Arus Kas Keluar sebesar Rp140.262.427.263,00 seluruhnya berasal dari
pengeluaran perhitungan pihak ketiga.
Rincian Perhitungan Pihak Ketiga sebagai berikut :
Realisasi Tahun 2010
Rp.
1 PPN 86,791,517,896.00
2 PPh Pasal 21 16,851,686,595.00
3 PPh Pasal 22 4,886,863,180.00
4 PPh Pasal 23 13,853,727,217.00
5 PPh Pasal 4 6,490,694,516.00
6 Iuran Wajib Pegawai 10% 9,268,358,062.00
7 Iuran Wajib Pegawai 2% 802,896.00
8 Taperum 293,219,321.00
9 ASKES 1,825,557,580.00
JUMLAH 140,262,427,263.00
Uraian No.

Dengan demikian pada akhir Tahun Anggaran 2010 terdapat saldo akhir kas di BUD (Kas
Daerah) sebesar Rp520.440.014.735,00 yang diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

85

1. Saldo awal kas di BUD Rp 234.720.197.885,00
2. Kenaikan Bersih Kas Rp 285.719.816.850,00
3. Saldo akhir kas di BUD (1+2) Rp 520,440,014,735.00
Disamping itu terdapat saldo kas di bendahara pengeluaran sebesar
Rp15.505.374.682,00, saldo kas lainnya di bendahara pengeluaran sebesar
Rp1.772.352,00 dan saldo kas di bendahara penerimaan sebesar Rp726.000,00
sehingga saldo kas keseluruhan sebesar Rp535,947,887,769.00
Jumlah saldo kas sebesar Rp535,947,887,769.00 tidak sama dengan Sisa Lebih
Pembiayaan sebesar Rp535.848.289.855,00. Hal ini disebabkan dalam saldo kas
terdapat pajak yang belum disetorkan oleh Bendahara Pengeluaran ke Kas Negara
sebesar Rp97.099.562,00 yang bukan merupakan hak Pemerintah Provinsi Banten.
Selain itu terdapat Jasa Giro pada Bendahara Pengeluaran sebesar Rp1.772.352,00 dan
Kas di Bendahara Penerimaan sebesar Rp726.000,00 yang belum disetorkan ke Kas
Daerah. Jumlah tersebut belum bisa diakui sebagai pendapatan karena belum disetor ke
Kas Daerah sehingga belum bisa di akui sebagai Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SILPA).

5.2. PENGUNGKAPAN ATAS POS-POS ASET DAN KEWAJIBAN
Pemerintah Provinsi Banten tidak menyajikan pengungkapan atas pos-pos aset dan
kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual. Mengingat hal
tersebut sampai dengan Tahun Anggaran 2010 Pemerintah Provinsi Banten masih
menerapkan basis kas modifikasian.













86

BAB VI
INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN

Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan daerah, kami senantiasa
melakukan upaya-upaya perbaikan sistem, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
beberapa hal yang menjadi rekomendasi pemeriksa.
Mengacu kepada hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
(BPK-RI) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Provinsi Banten tahun-tahun
sebelumnya diperoleh petunjuk dan pola arah perbaikan menuju pengelolaan keuangan serta
penyajian laporan keuangan yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara bertahap dan
berkesinambungan.
Dalam hal peningkatan pengelolaan aset tetap, telah dilakukan beberapa upaya, antara
lain :
1. Pemerintah Provinsi Banten meningkatkan sistem penjaminan mutu (quality
assurance) yang memadai dalam hal penyajian aset tetap di neraca;
2. Pemerintah Provinsi Banten melaksanakan proses reinventarisasi pembenahan aset
tetap pada tahun 2010 sebagai tindak lanjut dari rekomendasi BPK-RI bersifat
menyeluruh dengan melakukan validasi data aset tetap s/d tahun 2008 dan
melaksanakan pembenahan aset tetap sesuai kronologis prosesnya, proses koreksi
dan supervisi sehingga dapat menjamin tingkat keakuratan data;
3. Melaksanakan penilaian barang milik daerah yang bernilai Rp1,00 dan Rp0,00;
4. Melakukan revisi SK Gubernur Banten tentang Penghapusan Barang Milik Daerah
dari tahun 2005 s/d 2008;
5. Pemerintah Provinsi Banten melaksanakan rapat konsinyering dengan pihak
Pemerintah Kabupaten/Kota se Provinsi Banten dalam rangka penyelesaian
permasalahan kepemilikan aset tanah dan bangunan yang berasal dari pelimpahan
Provinsi Jawa Barat.
Berkaitan dengan peningkatan sistem pembukuan, Pemerintah Provinsi Banten telah
melakukan Penyusunan Pedoman berupa Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2009 tentang
Kebijakan Akuntansi dan Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2009 tentang Sistem Akuntansi
Pemerintah Provinsi Banten.
Guna meminimalisir kesalahan (human error) dan memudahkan akses informasi,
Pemerintah Provinsi Banten telah melakukan penyempurnaan Software Pengelolaan Keuangan

87

Daerah yang terintegrasi meliputi : Sistem Aplikasi Penyusunan Anggaran Daerah (SIPADA),
Sistem Informasi Manajemen Pencairan Dana (SIMPEDA), Sistem Informasi Akuntansi (SIAKU),
dan Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMDA-BMD).
Untuk meningkatkan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah Provinsi Banten
menerbitkan Peraturan Gubernur Banten Nomor 26 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Pemerintah Provinsi Banten. Peranan Inspektorat Provinsi
Banten dalam peningkatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), diantaranya :
1. Stok Opname dengan target menghitung saldo barang persediaan per 31 Desember;
2. Cash opname dengan target menghitung saldo kas di bendahara per 31 Desember;
3. Pemeriksaan akhir tahun pada bulan Januari 2011 dengan target pengawasan khusus
pengelolaan keuangan dan barang/jasa pada pengadaan barang tahun sebelumnya
yang belum terperiksa pada saat pemeriksaan reguler ke II berakhir;
4. Monitoring laporan keuangan SKPD dengan target pengujian hasil stock/cash opname
dan hasil pemeriksaan akhir tahun (pengadaan/hibah aset tetap) terhadap laporan
keuangan yang disajikan oleh SKPD dan pelaksanaan konversi dari Peraturan Menteri
dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 ke Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintah;
5. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Banten pada Bulan
Februari 2011;
6. Pemeriksaan Reguler I dengan target pengawasan rencana pelaksanaan kegiatan
meliputi Sumber Daya Manusia (SDM) , kerangka acuan kerja dan rencana anggaran
biaya, persiapan panitia pengadaan barang/jasa, kesesuaian antara rencana kegiatan
dengan tupoksi serta persiapan pengelolaan barang;
7. Pemeriksaan reguler II dengan target dititikberatkan pada seluruh aspek pengawasan
operasional SDM, Tupoksi, pengelolaan barang dan pengelolaan keuangan;
8. Penanganan kasus pengaduan masyarakat;
9. Pemeriksaan Bantuan Keuangan Provinsi Banten kepada Kabupaten/Kota;
10. Pemeriksaan Bantuan Keuangan Provinsi Banten kepada Desa;
11. Memberikan pembinaan kepada SKPD, atas permasalahan-permasalahan yang
terjadi dalam menghadapi pelaksanaan kegiatan.


88

Mengenai penyelesaian tindak lanjut hasil temuan BPK, telah dilakukan monitoring
sekaligus upaya penyelesaiannya secara terus menerus yang dilaksanakan setiap bulan dengan
fasilitasi yang dilakukan oleh Inspektorat. Penjelasan pemutakhiran data TLHP sampai dengan
September 2010 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Jml Nilai (Rp) JML Nilai (Rp) JML Nilai (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2004 9 54,748,524,500.00 8 54,748,524,500.00 0 - 2 15,144,500,000.00 6 39,604,024,500.00
2 2005 30 248,115,125,143.32 42 248,115,125,143.32 5 - 13 85,831,776,754.61 24 162,283,348,388.71
3 2006 61 668,466,275,621.11 105 668,466,275,621.11 3 - 27 578,382,141,198.10 75 90,084,134,423.01
4 2007 57 140,052,341,290.29 80 140,052,341,290.29 4 49,879,600,211.00 23 31,079,917,244.12 53 59,092,823,835.17
5 2008 30 158,302,886,598.66 68 158,302,886,598.66 2 - 21 17,357,760,666.53 45 140,945,125,932.13
6 2009 61 314,623,759,563.15 140 205,899,370,613.72 3 147,882,158,868.47 95 8,002,646,184.38 42 50,014,565,560.87
7 2010 17 8,859,181,237.15 27 6,551,440,628.35 5 - 5 - 17 6,551,440,628.35
265 1,593,168,093,953.68 470 1,482,135,964,395.45 22 197,761,759,079.47 186 735,798,742,047.74 262 548,575,463,268.24 Jumlah
JUMLAH
NILAI (Rp) SARAN NILAI (Rp) TEMUAN
BT (Belum TL) TB (TL Belum Sesuai Rekomendasi) TS (TL Sesuai Rekomendasi)
Status Penyelesaian per September 2010
THN NO

























89

BAB VII
PENUTUP

Demikian uraian Catatan Atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, disajikan dengan harapan dapat
memberikan gambaran lebih rinci melalui perangkaan pendapatan, belanja maupun pembiayaan
pada kurun waktu satu tahun anggaran. Catatan Atas Laporan Keuangan Daerah merupakan
salah satu media informasi Keuangan Daerah untuk mengukur kinerja Pemerintah Daerah pada
tahun anggaran berjalan serta sebagai alat kontrol, kendali dan pengawasan.
Penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan serta Kemasyarakatan yang dibiayai
APBD tidak mungkin tercapai secara optimal tanpa adanya dukungan, dorongan serta partisipasi
aktif dari seluruh komponen lapisan masyarakat. Oleh karenanya pencapaian kinerja Pemerintah
pada Tahun Anggaran 2010 ini pada hakekatnya adalah keberhasilan masyarakat selaku pelaku
pembangunan secara keseluruhan.
Sebagai akhir laporan ini disampaikan bahwa Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
2010 adalah sebesar Rp535.848.289.855,00 terdiri dari :
- Saldo pada Kas Daerah sebesar Rp 520.440.014.735,00
- Saldo Kas pada Bendahara Pengeluaran sebesar Rp 15.408.275.120,00
(setelah dikurangi pajak yang belum disetor)
Akhirnya dengan senantiasa berserah diri kepada-Nya semoga diberikan petunjuk dan
ridho dari Allah SWT, dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada kita bersama.


GUBERNUR BANTEN,


RATU ATUT CHOSIYAH

You might also like