You are on page 1of 17

16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan
1. Pengertian
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Di sini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing- masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih,
1995).
Perkembangan psikomotor, atau biasa disingkat menjadi perkembangan
motor adalah perkembangan mengontrol gerakan- gerakan tubuh melalui
kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat, syaraf dan otot
(Satoto, 1990). Perkembangan psikomotor adalah perkembangan mengontrol
gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan
syaraf pusat, syaraf dan otot. Dimulai dengan gerakan kasar yang melibatkan
bagian besar dari tubuh dari fungsi duduk, berjalan, berlari, meloncat dan lain-
lain. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi gerakan halus seperti meraih,
memegang, melempar dan sebagainya. Pencapaian kemampuan tersebut
mengarah pada pembentukan ketrampilan (Sakti, 2000).

17
Perkembangan sosial mengandung makna pencapaian suatu kemampuan
untuk berperilaku sesuai dengan harapan sosial yang ada. Proses dalam
menuju kesesuaian ini paling tidak mencakup 3 komponen yaitu berperilaku
dengan cara yang disetujui secara sosial, bermain dalam peranan dan
perkembangan sikap sosial. Secara umum anak yang dikatakan perkembangan
sosialnya baik adalah anak yang dapat melakukan kerjasama, persaingan
sehat, kemampuan berbagi, simpati, empati dan bersahabat (Sakti, 2000).
Perkembangan bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan (Soetjiningsih, 1995).
2. Aspek-aspek perkembangan
Perkembangan pada masa usia toddler, petumbuhan fisiknya relatif lambat
dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya lebih cepat.
Anak belajar berdiri, berlari, menaiki tangga, menggenggam dan memotong
kertas, kemudian anak akan lebih perhatian terhadap lingkungannya
dibandingkan masa sebelumnya. Menurut Soetjiningsih perkembangan anak
dibagi menjadi 4 kelompok yang disebut sektor perkembangan yang
meliputi :
a. Perkembangan motorik kasar
Perkembangan motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar
tubuh yang dilakuakan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga
memerlukan cukup tenaga (Nursalam, 2005), kemampuan kontrol ini
berasal dari berkembangannya reflek-reflek dan aktivitas otot yang
18
telah muncul sejak bayi dilahirkan. Jika kemampuan ini tidak
berkembang, maka seorang anak akan tetap tinggal tidak berdaya
(Gamayanti, 1997).
1) Usia 1 tahun
Anak usia 1 tahun perkembangan motorik kasarnya seperti :
dapat berdiri sendiri, merangkak naik tangga, berjalan belum
mantap dengan kaki lebar, lengan agak tertekuk dan diletakkan di
atas kepala atau setinggi bahu untuk keseimbangan.
2) Usia 18 bulan
Anak usia 18 bulan perkembangan motorik kasarnya antara
lain berjalan dengan baik dengan kaki sedikit merenggang. Mulai
berjalan dan berhenti dengan aman, berjalan menaiki tangga
dengan bimbingan, merangkak mundur menuruni tangga..
3) Usia 2 tahun
Anak usia 2 tahun perkembangan motorik kasarnya
meliputi berjalan dengan aman, berjalan ke arah bola besar jika
ingin menendangnya, menunggangi mainan besar yang berada
dan mendorong ke depan dengan kaki di lantai.
4) Usia 3 tahun
Anak usia 3 tahun motorik kasarnya adalah naik sepeda
roda tiga dan dapat membelok, dapat berjalan berjingkat.

19
b. Perkembangan motorik halus
Perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak untuk
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja
dan dilakukan oleh otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang
cermat, serta tidak memerlukan tenaga (Depkes, 1994).
1) Usia 1 tahun
Perkembangan motorik halusnya antara lain anak mampu
mengambil gula kecil antara ibu jari dan jari lain dengan gerakan
menjepit, menunjuk dengan sabar pada obyek yang ingin
dilihatnya, membenturkan kubus.
2) Usia 18 bulan
Perkembangan motorik halusnya meliputi mencorat - coret
dengan spontan bila diberi krayon dan kertas dengan tangan yang
disenan, menyusun menara dari 3 kubus sesudah diajari
3) Usia 2 tahun
Perkembangan motorik halusnya meliputi meniru garis
tegak, lebih jelas tangan yang disukai, mengenali orang dewasa
yang dikenal pada foto sesudah ditunjukkan sekali.
4) Usia 3 tahun
Motorik halusnya meliputi memotong dengan gunting,
membandingkan 2-3 warna dasar (biasanya menyebut merah dan
kuning dengan benar tetapi masih bingung antara biru dan hijau).
20
c. Perkembangan bahasa
Bahasa merupakan suatu aspek perkembangan yang erat
kaitanya dengan berpikir, karena bahasa merupakan suatu hal yang
dipakai untuk mempresentasikan ide - ide atau apa yang dipikirkanya.
Bahasa merupakan suatu rangkaian kata yang disusun menggunakan
tata bahasa yang komplek, yang merupakan suatu hal sifatnya
dipelajari sekaligus dipengaruhi oleh faktor kematangan. Anak belajar
berbahasa secara otomatis dan kemampuan ini dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan latihan, karena pada dasarnya belajar bahasa adalah
melalui peniruan maupun pengalaman sehingga anak bisa menyebut
benda arau nama orang disekitarnya (Hurlock, 1985).
1) Usia 1 tahun
Perkembangan yang dapat dicapai pada anak usia ini adalah
menunjuk orang yang dikenal, binatang, mainan dan lain- lain bila
disuruh, berbicara 2 - 6 kata dengan jelas dan mengerti beberapa
kata lain.
2) Usia 18 bulan
Perkembangan yang dicapai pada usia ini adala anak menggunakan
6 - 20 kata yang dimengerti dan mengerti lebih banyak kata,
menunjuk rambut, sepatu, hidungnya sendiri atau milik bonekanya.
3) Usia 2 tahun
Perkembangan yang dapat dicapai pada usia ini adalah anak
menyusun 2 kata atau lebih untuk membentuk kalimat tunggal,
21
menggunakan 50 atau lebih kata yang jelas dan mengerti lebih
banyak lagi.
4) Usia 3 tahun
Perkembangan yang dapat dicapai anak pada usia ini adalah anak
menyebutkan nama lengkap dan jenis kelaminnya, menanyakan
banyak pertanyaan yang dimulai dengan apa, dimana dan
siapa.
d. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial anak sebenarnya sudah dimulai sejak
awal, yaitu pada saat seorang bayi telah dapat bereaksi terhadap
lingkungan sosialnya, walaupun masih sangat sederhana, yaitu dengan
adanya reaksi terhadap suara dan mulai memperhatikan wajah orang.
Dengan bertambahnya usia dan kesempatan untuk bersosialisasi bagi
anak, maka tingkah laku lekat juga mengalami perubahan. Kebutuhan
anak untuk berhubungan dengan orang lain akan bertambah. Adanya
kontak sosial dengan lingkungannya akan menghasilkan beberapa
tingkah laku sosial antara lain negatifisme, tingkah laku agresif,
bertengkar, menggoda, mengganggu, persaingan, kerja sama, berkuasa,
sikap mementingkan diri sendiri, sikap simpatik. Bentuk-bentuk
tingkah laku ini nantinya akan besar sekali pengaruhnya dalam
kemasakan sosial (Hurlock, 1985).

22
1) Usia 1 tahun
Perkembangan yang dapat dicapai anak pada usia ini adalah anak
dapat minum dari cangkir dengan sedikit bantuan, mengunyah,
menaruh kotak kayu keluar masuk mangkuk atau kotak,
menemukan mainan yang disembunyikan dengan cepat.
2) Usia 18 bulan
Perkembangan dapat dicapai anak pada usia ini adalah anak
mengangkat dan memegang cangkir diantara 2 tangan dan minum
tanpa menumpahkan, menunjukkan keinginan berak / BAB dengan
gelisah atau bersuara.
3) Usia 2 tahun
Perkembangan yang dapat dicapai anak pada usia ini adalah anak
dapat mengangkat dan minum dari cangkir dan mengembalikan ke
meja, makan dengan sendok tanpa menumpahkan, tidak ngompol
di siang hari. Bermain dekat anak lain tetapi tidak bermain bersama
mereka.
4) Usia 3 tahun
Perkembangan yang dapat dicapai anak pada usia ini adalah anak
dapat makan menggunakan sendok garpu, dapat menarik atau
menaikkan celana, tidak ngompol malam hari, bergabung dalam
permainan dengan anak lain di dalam atau di luar ruangan.

23
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
Menurut Soetjiningsih (1995) faktor- faktor yang mempengaruhi
perkembangan adalah:
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak, yang termasuk faktor genetik antara lain
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin,
suku bangsa atau bangsa.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau
tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang
baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan
bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari,
mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya
1) Faktor pranatal
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
janin mulai dari konsepsi sampai lahir antara lain gizi ibu pada
waktu hamil, mekanis, toksin / zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi,
stres dan imunitas.



24
2) faktor natal
Faktor lingkungan natal adalah faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan anak selama kelahiran, antara lain: meningitis,
distosia, asfiksia.
3) Faktor postnatal
a) Lingkungan biologis, antara lain: ras, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit
kronis, fungsi metabolisme, hormon (somatotropin, tiroid,
glukokortikoid, hormon seks, insulin like growth factors
(IGFs)).
b) Faktor fisik antara lain: cuaca, musim, sanitasi dan keadaan
rumah serta radiasi.
c) Faktor psikososial antara lain: stimulasi, motivasi belajar,
ganjaran atau hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres,
sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang
tua.
d) Faktor keluarga dan adat istiadat antara lain:
pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah
saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga.,
kepribadian ayah/ibu, adat- istiadat, norma-norma, agama dan
urbanisasi.


25
e) Karakteristik ibu
Karakteristik merupakan akhlak yang membedakan seseorang
daripada yang lain (Purwadarminta, 1982).
Karakteristik ibu terdiri dari:
(1) Umur
Umur / usia adalah lama seseorang sejak dilahirkan
sampai sekarang. Umur / usia seorang ibu dapat
mempengaruhi perkembangan seorang anak, karena
pemahaman seorang ibu dipengaruhi pengalamannya dalam
memberikan perawatan dan stimulus terhadap
perkembangan anaknya (Satoto, 1990).
(2) Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses yang dilakukan secara
sadar dan terencana untuk mengembangkan secara aktif
potensi dirinya dengan menggunakan metode- metode
tertentu sehingga mendapatkan pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan
(Poerbawatja, 1984). Sedang dalam Undang Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
26
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Disebutkan dalam UU No 20 tahun 2003 jenjang
pendidikan dibagi atas:
(a) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah, yang
berbentuk Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah
(MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah
Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
(b) Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan
dasar yang meliputi: Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau
bentuk lain yang sederajat.
(c) Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
Berdasarkan UU tersebut dapat disimpulkan tingkat
pendidikan meliputi: pendidikan rendah, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor penting yang dapat
27
menggambarkan status sosial dan dapat menjadi modal
dasar untuk pengambilan keputusan dan bertindak.
Semakin tinggi pendidikan semakin mudah seseorang
menerima informasi serta lebih tanggap terhadap masalah
yang dihadapi, sehingga dapat menentukan alternatif
terbaik terhadap suatu hal (Suhardjo, 2003). Dengan
pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima
segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan
anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 1995).
Pendidikan ibu banyak menentukan sikap dan tindakan
dalam menghadapi berbagai masalah. Hal ini dapat
ditunjukkan oleh kenyataan bahwa bayi dari ibu yang
mempunyai pendidikan tinggi mendapat kesempatan hidup,
tumbuh, berkembang dengan baik (Kardjati, 1989).
(3) Pekerjaan
Peran ibu terhadap keluarga dapat dilihat dari waktu
yang diberikan ibu untuk keluarga. Aspek lain yang
berhubungan dengan alokasi waktu adalah jenis pekerjaan
ibu, tempat ibu bekerja serta banyaknya waktu yang
dipergunakan ibu untuk bekerja (Pudjiadi, 2001).
Dampak ibu bekerja terhadap anak sangatlah luas, yaitu
dapat menyangkut kesehatan, keamanan, kebahagiaan,
28
pendidikan anak dan sebagainya. Dalam masa pertumbuhan
dan perkembangan seharusnya anak mendapatkan
rangsangan atau stimulasi yang tepat sesuai dengan tahap
perkembangannya. Jika ibu sebagai pengasuh utama
banyak meninggalkannya untuk bekerja, maka
kemungkinan akan terjadi kemunduran perkembangan
kognitif dan perilaku anak yang berakibat pada gangguan
jangka panjang (Sakti, 2000).
(4) Pengetahuan
(a) Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2003).

(b) Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003).

(1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke
29
dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya (Notoatmodjo,2003).

(2) Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui, dan dapat mengintrepetasikan materi
tesebut secara benar. Orang yang telah paham
terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyabutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan,
dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari
(Notoatmodjo, 2003).
(3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
30
penggunaan hukum- hukum, rumus, metode, prinsip,
dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
(Notoatmodjo, 2003).
(4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu
sama lain (Notoatmodjo,2003).

(5) Sintetis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyususn formulasi baru dari
formulasi- formulasi yang ada (Notoatmodjo,2003).

(6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan
pada criteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada
(Notoatmodjo,2003).
31
B. Kerangka teori
Menurut Soetjiningsih (1995), untuk mencapai tumbuh kembang
tergantung pada potensi biologisnya, dan dalam proses perkembangan ini juga
dipengaruhi oleh pendidikan ibu. Menurut Satoto (1990) dan Sakti
(2000) status ibu yang bekerja dan umur ibu sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak.
Berdasarkan landasan teori diatas maka dapat disusun kerangka teori sebagai
berikut :




Genetik
Faktor
lingkungan
Periode prenatal
Periode post natal :
a) Lingkungan biologis
b) Faktor fisik
c) Faktor psikososial
d) Keluarga/adat istiadat
e) Karakteristik
keluarga/ibu :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Pengetahuan
Perkembangan (motorik kasar,
motorik halus, bahasa, sosial).
Perkembangan
anak baik
Anak sehat dan
berkualitas
32
C. Kerangka Konsep


Keterangan :
???????? : diteliti
--------------- : tidak diteliti

D. Hipotesis Penelitian
Ho: Tidak ada hubungan antara karakteristik ibu dengan perkembangan anak
usia toddler (1-3 tahun).
Ha: Ada hubungan antara karakteristik ibu dengan perkembangan anak usia
toddler (1-3 tahun).








Karakteristik ibu
:
Perkembangan anak
yang meliputi : Motorik
kasar, Motorik halus,
Bahasa, Sosial
Pengetahuan
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Normal
Tidak normal

You might also like