You are on page 1of 25

Struktur Kayu

Ellysa, ST, MT
Batang Tarik
Pertemuan Ke-2
Jumat , 21 Maret 2014
Universitas Gunadarma
1
1. Perencanaan Komponen Struktur Tarik (Tension Member)
2. Perencanaan Komponen Struktur Tekan (Compression Member)
3. Perencanaan Komponen Struktur Lentur (Bending Member)
4. Perencanaan Komponen Struktur dengan kombinasi lentur dan
tekan/tarik.
PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR KAYU
2
PERENCANAAN KOMPONEN
STRUKTUR TARIK
Struktur tarik adalah komponen struktur yang
mengalami gaya batang tarik yang searah
dengan sumbu batangnya.
Perencanaan struktur tarik bertujuan untuk
mengetahui luas penampang minimum yang
diperlukan
Struktur tarik terjadi pada rangka batang.
3
Berbentuk lurus, prismatis dan
langsing. Dimensi penampang kecil
dibanding dengan panjang batang.
Berat dari batang juga cukup kecil
dibandingkan dengan beban luar dan
dapat diabaikan.

Titik kumpul diasumsikan sebagai
internal hinge atau frictionless
pins.

4
Rangka Batang (Planar Truss)
Beban hanya diberikan pada titik kumpul
dalam bentuk beban terpusat.
Sebagai konsekuensi dari asumsi tersebut,
rangka batang menjadi struktur yang
hanya menanggung beban aksial saja.
Beberapa metode dapat digunakan untuk
menganalisis struktur seperti metode
potongan dan metode titik kumpul.
5
Rangka Batang (Planar Truss)
Contoh : Komponen Struktur Tarik pada Rangka Atap Gudang
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
6
Contoh : Komponen Struktur Tarik pada Rangka Atap Rumah Tinggal
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
7


PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
1. Digunakan Luas Netto
2. Hindari sedapat mungkin tegangan tarik tegak lurus serat
8


Tu = Gaya tarik terfaktor
= Faktor waktu (lihat tabel 4.3-2 hal. 11 SNI 2000)

t
= Faktor tahanan tarik sejajar serat = 0,8
(lihat tabel 4.3-1 hal 10 SNI 2000)
T = Tahanan tarik terkoreksi
( hasil perkalian tahanan acuan dengan faktor koreksi )
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
Komponen Struktur harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sbb :
9


F
t
= Kuat tarik sejajar serat terkoreksi
A
n
= Luas penampang neto
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
1. Tahanan Tarik Sejajar Serat
Tahanan tarik terkoreksi komponen struktur tarik konsentrik T
ditentukan pada penampang tarik kritis,
10
Kuat tarik sejajar serat terkoreksi diperoleh dengan cara mengalikan kuat tarik
sejajar serat acuan dengan nilai faktor koreksi masa layan , seperti pada
persamaan :
11
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
t rt F pt t m
F C C C C C T
C
M
= Faktor koreksi layan basah, untuk memperhitungkan kadart
air masa layan yang lebih tinggi daripada 19 % pada kayu
masif dan 16 % untuk produk kayu yang dilem
(lihat pada tabel 1. Nilai faktor koreksi layan basah)
C
t
= Faktor koreksi temperatur , untuk memperhitungkan layan
lebih tinggi dari 38 C secara berkelanjutan

(lihat pada tabel 2. Nilai faktor koreksi temperatur)
C
pt
= Faktor koreksi pengawetan kayu, terhadap produk kayu dan
sambungan (nilai faktor koreksi ditetapkan berdasarakan
spesifikasi pemsok, tata cara atau ketentuan yang berlaku.

12
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
C
F
= Faktor koreksi ukuran, untuk memperhitungkan pengaruh
dimensi komponen struktur sesuai dengan tata cara yang
berlaku, untuk kayu yang ditetapkan secara masinal CF =1

C
rt
= Faktor koreksi tahan api, untuk memperhitungkan pengaruh
pengawetan terhadap produk kayu dan sambungan (nilai
faktor koreksi ditetapkan berdasarakan spesifikasi pemsok,
tata cara atau ketentuan yang berlaku)

F
t
= Nilai acuan kuat tarik sejajar serat dikali nilai acuan (Mpa)
berdasarkan atas pemilahan secara mekanis dikalikan
dengan kuat tarik sejajar serat (lihat tabel 3.1 Nilai acuan
Mpa berdasarkan atas pemilahansecara mekanis, SNI 2000
hal 3)

Pada komponen struktur tarik, pengurangan luas
tampang kayu akibat penempatan alat sambung paku
dapat diabaikan sehingga penampang bruto sama
dengan luas penampang netto
Untuk alat sambung baut, pengurangan luas
penampang kayu harus didasarkan pada diameter
lubang penuntun (diameter baut ditambah
kelonggaran)


13
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
Jika diameter baut (D) kurang dari 12,7 mm ,diameter lubang
penuntun tidak boleh lebih besar dari D+0,8 mm,
Jika diameter baut (D) lebih besar atau sama dengan 12,7 mm
,diameter lubang penuntun tidak boleh lebih besar dari D+1,6
mm.
Jika akibat adanya alat pengencang, letak titik berat penampang
netto menyimpang dari titik berat bruto sebesar 5 % dari ukuran
lebar atau lebih maka eksentrisitas lokal harus ditinjau sesuai
dengan prinsip baku mekanika



14
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
2. Tahanan Tarik Tegak Lurus Serat
Apabila gaya tarik tegak lurus serat tidak
dapat dihindari maka perkuatan mekanis
harus diadakan untuk memikul gaya tarik
yang terjadi
15
PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR TARIK
T
U
= 2 kN
Suatu batang kayu panjang 4 m dengan jenis kayu kode mutu E20
mengalami gaya tarik ultimate sebesar 2 kN, dimensi kayu
60mmx100mm, tentukan apakah kayu cukup kuat untuk menahan gaya
tarik yang bekerja.
( Asumsi : kondisi kering dan temperatur normal, = 0.8 )
Data Desain Kayu mutu E20:
E
w
= 19000 Mpa ; Ft = 44 Mpa
A
n
= 60 x 100 = 6000 mm
2

CONTOH 1 : PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR
TARIK
16
Faktor koreksi :
C
M
= 1 ( Lihat tabel B.1 untuk balok kayu dengan gaya tarik )
C
t
= 1 ( T < 38
0
C )
C
F
= 1 ( faktor koreksi ukuran kayu standar pabrik )

Solusi :
CONTOH 1 : PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR
TARIK
17
Jadi berdasarkan perhitungan diatas struktur mampu menahan beban
yang bekerja.
CONTOH 1 : PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR
TARIK
18
CONTOH 2 : PERENCANAAN RANGKA ATAP KAYU
19
Pemodelan Rangka Batang
(asumsi : berat sendiri diabaikan)
Gaya-gaya Batang
CONTOH 2 : PERENCANAAN RANGKA ATAP KAYU
20
Rangka atap direncanakan menggunakan bahan kayu dengan
dimensi dan penampang 60mm x 100mm, kode mutu E22.
CONTOH 2 : PERENCANAAN RANGKA ATAP KAYU
21
CONTOH 2 : PERENCANAAN RANGKA ATAP KAYU
22
Latihan Soal :
Diketahui struktur truss seperti dibawah ini :
23
Soal :
1. Rencanakan dimensi batang tarik AB dari
struktur truss diatas. Elemen batang AB
terbuat dari kayu kelas mutu A dengan kode
mutu E21, dan alat sambung yang
dipergunakan pada buhul adalah baut.
Pembebanan diperoleh berdasarkan
kombinasi pembebanan 1,4D.
Asumsikan semua nilai faktor koreksi bernilai
1,0.

2. Apabila batang AC pada soal 1 disambungkan
ke batang AB dengan sistem takikan, check
kembali apakah dimensi batang AB 50/120
mm
2
masih dapat dipergunakan?

24
SEKIAN

See u
25

You might also like