You are on page 1of 21

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS BERTINGKAT

METANOL50 % PER ORAL TERHADAP TINGKAT


KERUSAKAN SEL HEPAR PADA TIKUS WISTAR
EFFECT OF GIVING METHANOL 50 % MULTISTEP DOSES
PER ORAL TO LIVER CELL DAMAGE GRADES IN
WISTAR RATS
ARTIKEL
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun untuk memenui se!"#i"n $e%s&"%"t"n
#un" men'"$"i (e%")"t s"%)"n" st%"t"*+ ke(,kte%"n
PRABARANI DESPRINITA
G-AOO.+/.
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN
0AKULTAS KEDOKTERAN
UNI1ERSITAS DIPONEGORO
TAHUN -0+0
PENGARUH DOSIS BERTINGKAT METANOL 50% PER ORAL
TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN SEL HEPAR TIKUS WISTAR
Prabarani Desprinia
!"
Inarniai N#r R$%&a%
'"
ABSTRAK
L"t"% Be2"k"n#3 Akhir-akhir ini banyak terdapat kasus kematian yang
disebabkan oleh karena pemakaian minuman oplosan. Minuman oplosan adalah
campuran alkohol antara etanol dan metanol. Metabolisme metanol terutama
terjadi di hepar, sehingga kemungkinan terjadi kerusakan organ ini menjadi sangat
besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis bertingkat
metanol terhadap tingkat kerusakan sel hepar tikus wistar.
Met,(e 3 Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
rancangan p$s es $n() *$nr$( +r$#p ,esi+n yang menggunakan binatang coba
sebagai obyek percobaan. Sampel berupa 2 ekor tikus wistar yang dibagi secara
acak menjadi empat kelompok. ! merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi
akuades. P", P2, dan P# adalah kelompok perlakuan yang diberi metanol
2m$%!g&&, 'm$%!g&&, dan (m$%!g&&. Pemberian metanol dilakukan per oral
melaui sonde tiap hari dengan waktu yang tidak ditentukan selama " hari. Pada
hari ke-" dilakukan terminasi, hepar diambil untuk dibuat preparat mikroskopis
dan diamati gambaran histopatologi hepar. )ata dide*inisikan dalam bentuk tabel,
dilakukan uji Ano+a dan Post ,oc dengan program komputer.
H"si2 3 Skor yang dinilai meliputi sel normal, degenerasi parenkimatosa,
degenerasi hidropik dan nekrosis. Pada analisis deskripti* didapatkan mean
semakin meningkat seiring dengan peningkatan dosis. -ji Ano+a dengan .,/,
0nter+al !epercayaan 1/2 didapatkan perbedaan yang bermakna 3p.,"4.
)ilanjutkan uji P$s H$* didapatkan perbedaan bermakna pada !-P23p.,'"4,
!-P#3p.,4, P"-P#3p.,"4, P2-P#3p.,#(4.
Sim$u2"n 3 Tingkat kerusakan sel hepar terhadap tikus wistar semakin meningkat
seiring dengan peningkatan dosis metanol yang diberikan, dan terdapat perbedaan
yang bermakna terhadap kontrol bila diberikan sama atau lebih besar dari
'm$%!g&&.
K"t" Kun'i 3 metanol, histopatologi hepar.
"
Mahasiswa program pendidikan S" kedokteran -mum 5! -ndip
2
Sta* pengajar &agian 0lmu !edokteran !ehakiman 5! -ndip.
EFFECT OF GIVING METHANOL 50 % MULTISTEP DOSES
PER ORAL TO LIVER CELL DAMAGE GRADES IN
WISTAR RATS
ABSTRACT
Prabarani )esprinita6, dr. 0ntarniati 766
Backgr!"#- Lae() %ere are &an) *ases $. ,ea%s *a#se, b) *$ns#&in+ $.
$p($san/ Op($san is $.en a &i0#re $. e%an$( an, &e%an$(/ Me%an$(
&eab$(is& &ain() $**#rs in %e (i1er2 s$ %e p$ssibi(i) $. ,a&a+e $ %is $r+an
be*$&es 1er) (ar+e/ T%e p#rp$se $. %is s#,) is $ 3n$4 %e e..e* $. +i1in+
&e%an$( 50% &#(isep ,$ses per $ra( $ (i1er *e(( ,a&a+e +ra,es in Wisar ras.
M$%&#'( T%is resear*% 4as an e0peri&ena( s#,) #sin+ %e p$s es $n()
*$nr$((e, +r$#p ,esi+n/ T%e sa&p(es 4ere '0 ras2 ran,$&() ,i1i,e, in$ 5
+r$#ps/ 6 4as *$nr$( +r$#p 4%i*% 4as $n() +i1en a7#a,es/ P!2 P'2 an, P8
4ere rea&en +r$#ps 4%i*% 4ere +i1en &e%an$( ' &+93+:W2 5&+93+:W2 an,
;&+93+:W/ T%e &e%an$( 4as $ra(() +i1en 4i% s$n,e e1er) ,a)/ A !0
%
,a)2 %e
ras 4ere er&inae,2 an, %is$pa%$($+i*a( $. (i1er 4ere $bser1e,/
R$'!)%'( T%e s*$re e1a(#ae, n$r&a(2 paren*%)&a$#s ,e+enerai$n2 %),r$pi*
,e+enerai$n2 an, ne*r$sis/ T%e An$1a es s%$4e, si+ni.i*an ,i..eren*e
<p=0200!"/ C$nin#e, 4i% P$s H$* es %a s%$4e, si+ni.i*an ,i..eren*e in 6>
P'<p=0205!"2 6>P8<p=02000"2 P!>P8<p=0200!" 2P'>P8<0208;"/
C"c)!'*"( T%e a*#e rea&en $. &e%an$( a..e* %e %is$pa%$($+i*a(
appearan*e $. (i1er2 b# i s%$4e, %e ,a&a+e $n (i1er %is$pa%$($+i*a( 4%en be
+i1en in ,$ses 5&+93+:W $r &$re/
K$+,r#'( &e%an$(2 (i1er %is$pa%$($+)
? Me,i*a( s#,en $. Dip$ne+$r$ Uni1ersi) Se&aran+
?? F$rensi* ea*%er $. Me,i*a( Fa*#() $. Dip$ne+$r$ Uni1ersi)
PENDAHULUAN
Metanol adalah senyawa alkohol paling sederhana yang memiliki rumus
kimia 8,
#
9,.
"
Metanol sangat berbahaya bagi tubuh sehingga seringkali diberi
warna berbeda dengan alkohol lainnya.
Senyawa ini digunakan sebagai bahan antibeku, bahan pelarut, bahan
bakar, denaturan untuk etanol, dan juga bisa digunakan sebagai bahan biodisel
melalui proses transesteri*ikasi.
2

Akhir-akhir ini terdapat banyak sekali penyimpangan tentang penggunaan
metanol. Salah satunya adalah penyimpangan yang umumnya dilakukan oleh
peminum alkohol yaitu metanol digunakan sebagai bahan untuk mencampur
etanol 3alkohol yang dapat dikonsumsi4. ,al ini disebabkan karena metanol sangat
menguntungkan khususnya bagi peminum alkohol dengan tingkat ekonomi
menengah ke bawah karena memiliki harga yang jauh lebih murah dari etanol.
Minuman jenis ini disebut minuman oplosan. Peningkatan konsumsi
metanol juga disebabkan karena kekurangtahuan masyarakat tentang bahaya
mengkonsumsinya. ,al ini mungkin disebabkan karena kurangnya penelitian,
khususnya di 0ndonesia, tentang bahaya metanol.
Sudah sangat banyak korban dari minuman oplosan ini. Terbukti dengan
banyaknya kasus kematian karena minuman keras yang setelah diselidiki oleh
polisi adalah akibat dari oplosan yang dikonsumsi.
#
Sebagai contoh, diambil dari harian :&ali Post;, empat belas korban
meninggal diduga karena mengkonsumsi minuman oplosan.
#
,al serupa juga
terjadi di Semarang, 8ilacap, dan hampir seluruh daerah pernah mengalami kasus
tersebut.
Sebagian besar metanol dimetabolisme di hepar. )alam proses
pengeliminasian ini akan menghasilkan <at toksik yaitu asam *ormat dan banyak
terbentuk radikal bebas sebagai <at penyerta reaksi.
'
Pada dasarnya asam *ormatlah yang menyebabkan kerusakan terbesar
hepar. 7amun, pada penelitian terbaru tidak hanya asam *ormat, tetapi
*ormaldehid dan radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil antara dan dan hasil
penyerta reaksi ini juga menyebabkan kerusakan pada sel hepar.
'
)ari kenyataan diatas, maka peneliti ingin mengetahui pengaruh metanol
terhadap kerusakan hepar sehingga bisa menimbulkan kematian bagi
peminumnya.
Metanol yang digunakan dalam penelitian adalah metanol /2 karena
si*at metanol yang sangat iritati*. &ila digunakan metanol "2 dikhawatirkan
metanol akan merusak lambung dahulu dan menyebabkan kematian tikus sebelum
dapat dilihat pengaruhnya terhadap organ lain. Selain itu, ada pula penelitian yang
menggunakan metanol /2.
/
!ecepatan timbulnya gejala-gejala atau kematian ditentukan oleh
besarnya dosis metanol yang digunakan sebagai oplosan dan lamamya
mengkonsumsi metanol.
&esarnya dosis dalam penelitian ini adalah 2 m$%!g&&, ' m$%!g&&, dan
( m$%!g&& karena pada penelitian terdahulu disimpulkan bahwa dosis 2
m$%!g&& sudah memberikan e*ek terhadap hepar dan bila dosis yang diberikan
lebih dari ( m$%!g&& akan menurunkan sur+i+al dari tikus.
(
Penelitian ini tidak dapat menggunakan manusia sebagai sampel sehingga
digunakan tikus Wisar/ Tikus Wisar memiliki banyak kemiripan dengan manusia
baik dari segi kelengkapan organ, kebutuhan nutrisi, metabolisme dan biokimia
sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat mewakili apa yang sebenarnya
terjadi dalam tubuh manusia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
rancangan p$s es $n() *$nr$( +r$#p ,esi+n yang menggunakan binatang coba
tikus Wisar sebagai obyek percobaan. !eluaran 3$#*$&e4 yang dinilai adalah
gambaran histopatologi sel hepar.
Penelitian ini dilakukan di $aboratorium &iologi -ni+ersitas 7egeri
Semarang dan $aboratorium Patologi Anatomi 5akultas !edokteran -ni+ersitas
)iponegoro.
&esar sampel penelitian sesuai dengan kriteria =,9 3"11#4 yaitu minimal
menggunakan / ekor tikus tiap " kelompok perlakuan. 9leh karena terdapat "
kelompok kontrol dan # kelompok perlakuan, maka dibutuhkan 2 ekor tikus
Wisar.
!riteria inklusi dalam penelitian in adalah tikus jenis Wisar jantan dengan
berat badan antar "/-2/ gram, umur dua sampai tiga bulan, tikus dalam keadaan
sehat dan tidak ada kelainan anatomi yang tampak.
!riteria eksklusi dalam penelitian ini adalah tikus Wisar yang mati
sewaktu diadaptasi, tikus dalam keadaan sakit dan tikus memiliki kelainan
anatomi yang tampak.
,ewan percobaan tikus Wisar sebanyak 2 ekor dilakukan adaptasi
selama > hari di laboratorium dengan kandang tunggal dan diberi pakan standar
serta minum secukupnya. Pada hari ke sepuluh, masing-masing tikus ditimbang
dan dilakukan pemeriksaan *isik. !emudian membaginya menjadi ' kelompok
yang masing ? masing terdiri dari / ekor tikus yang dipilih secara acak. !emudian
masing-masing diberi tanda dengan asam pikrat pada daerah yang berbeda yaitu
kepala 3!4, punggung 3Pu4, perut 3Pt4, ekor 3@4 dan seekor tanpa tanda %polos
3Po4.
@mpat kelompok tersebut adalah A !ontrol 3!"4 tidak diberi metanol,
hanya di berikan akuades, Perlakuan " 3P"4 diberi metanol dengan dosis 2
m$%!g&&, Perlakuan 2 3P24 diberi metanol dengan dosis ' m$%!g&&, Perlakuan
# 3P#4 diberi metanol dengan dosis ( m$%!g&&.
Tikus diperlakukan seperti di atas selama sepuluh hari kemudian
didekapitasi pada hari ke " dengan cara dislokasi ser+iks. Pengambilan organ
dibuat dengan cara membuat irisan pada abdomen tikus kemudian diambil organ
hepar. ,epar diambil lalu diletakkan di cawan petri berisi cairan pengawet
*ormalin "2 bu**er dengan perbandingan jaringan dan *ormalin "B 1. !emudian
dibuat preparat yang selanjutnya dibaca dg mikroskop.
Preparat histopatologi hepar diamati di bawah mikroskop cahaya dalam
lima lapangan pandang yang berbeda, dengan perbesaran ' kali. Setiap
lapangan pandang dihitung 2 sel dan dinilai skor tiap sel. !emudian dihitung
rerata bobot skor perubahan histopatologi hepar dari lima lapangan pandang dari
masing-masing mencit dengan model S3$rin+ His$pa%$($+) Man@a R$eni+3.
Tabel ". !riteria penilaian derajat histopatologi sel hepar
Tingkat Perubahan 7ilai
7ormal "
)egenerasi parenkimatosa 2
)egenerasi hidropik #
7ekrosis '
)ata yang diperoleh diolah dengan program computer. -ji yang dipakai
adalah uji One Wa) An$1a karena sebaran datanya normal dan +arian homogen.
HAIL PENELITIAN
Selama penelitian, didapatkan sample sebanyak 2 ekor i3#s Wisar jantan
dan tidak ada sample yang dieksklusi ataupun ,r$p $#. !emudian sample dibagi
menjadi empat kelompok secara acak. Selama berlangsungnya penelitian, tidak
terdapat satu ekor mencit pun yang mati sehingga terminasi seluruh mencit dan
pengambilan organ hepar dilakukan pada hari ke-" penelitian.
,asil pengamatan mikroskopis yang mewakili masing-masing kelompok
perlakuan dapat dilihat pada gambar ". Cerata nilai perubahan struktur
histopatologi hepar tikus yang diperoleh dari pengamatan mikroskopik melalui
lima lapang pandang yang berbeda terhadap seluruh kelompok kontrol dan
perlakuan dapat dilihat pada tabel '.
Tabel '. Cerata nilai skor perubahan gambaran histopatologi sel hepar
Ke2,m$,k Pe%2"ku"n Mean Standar )e+iasi
K,nt%,2 ".1(( .(2/
P+ 2.DD .2#'"2
P- 2.>'( .'#/'
P/ #.// ./#/>
Cerata skor histopatologi hepar dilakukan uji normalitas menggunakan
S%apir$>Wi(3 dan didapatkan distribusi data normal. Tes %$&$+enei) $.
1arian*es rerata skor histopatologi hepar didapatkan +arians data tidak homogen,
kemudian dilakukan pemilihan jenis trans*ormasi dengan s($pe dan p$4er. Pada
pemilihan ini didapatkan kesimpulan tidak perlu ditrans*ormasi. Sehingga
dilanjutkan dengan uji One Wa) An$1a. -ji One Wa) An$1a didapatkan nilai
p=020! yang berarti paling tidak terdapat perbedaan perubahan struktur
histopatologi sel hepar secara bermakna pada dua kelompok. ,asil uji P$s H$*
untuk menilai perbedaan antar kelompok.
)egenerasi hidropik ? P2
7ormal - !ontrol
)egenerasi parenkimatosa ?P"
7ekrosis ? P#
Eambar ". Eambaran histopatologi hepar tikus
Tabel /. 7ilai p pada uji P$s H$* antar kelompok
!elompok ! P" P2 P#
! - ,>## ,'"6 ,6
P" ,>## - ,D ,"6
P2 ,'"6 ,D - ,#(6
P# ,6 ,"6 ,#(6 -
6ada perbedaan yang bermakna <pA0205"
,asil uji beda antara kelompok kontrol dan perlakuan menunjukkan
perbedaan yang bermakna yaitu antara kontrol yang hanya diberi aFuadest dengan
P2 yang diberi metanol /2 sebesar ' m$%!g&&, antara kontrol dengan P# yang
diberi dosis ( m$%!g&&. Sedangkan antara kontrol dengan P" yang diberi dosis 2
m$%!g&& serta P" dengan P2 tidak terdapat perbedaan yang bermakna.
PEMBAHASAN
Penelitian ini berangkat dari banyaknya kasus kematian karena minuman
oplosan akhir-akhir ini. Telah diketahui bahwa campuran yang digunakan dalam
oplosan sebagian besar adalah metanol yang metabolismenya terutama terjadi di
hepar.
"4
9leh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kerusakan sel hepar akibat konsumsi metanol.
Metanol dapat masuk kedalam tubuh peroral, inhalasi, ataupun perkutan.
Setelah masuk ke dalam tubuh,metanol akan dimetabolisme terutama di hepar.
Metanol dioksidasi sehingga bisa dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk 89
2
dan
,
2
9. 7amun, proses ini menghasilkan metabolit-metabolit yang bisa
menyebabkan kerusakan dan akhirnya kematian sel. Metabolit tersebut adalah
*ormaldehid, asam *ormat dan radikal bebas.
'
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah p$s es $n() *$nr$(
+r$#p ,esi+ne, dengan tikus Wisar sebagai binatang coba. Tikus Wisar
dikelompokkan menjadi ' kelompok masing-masing lima ekor. !elompok
pertama digunakan sebagai kontrol, dengan tidak diberikan metanol, dan tiga
kelompok lainnya diberi perlakuan, yaitu diberikan sonde metanol sebanyak
2m$%!g&&, 'm$%!g&& dan ( m$%!g&&. Masing-masing kelompok diberi
perlakuan selama " hari kemudian di terminasi.
9rgan hepar diambil dan dibuat sediaan mikroskopis. ,asilnya dilihat
dengan mikroskop 9limpic dengan perbesaran empat ratus kali. )iamati
perubahan sel dari normal menjadi degenerasi parenkimatosa, degenerasi hidropik
dan nekrosis.
,asil penelitian diolah dengan modi*ikasi skoring Manja Coenigk, Sel
dihitung sejumlah seratus dalam lima lapangan pandang. Tiap sel dikalikan
dengan skornya, kemudian dijumlahkan untuk dibagi dengan jumlah sel yang
dibaca. ,asilnya diolah dengan program komputer menggunakan uji One Wa)
An$1a, bila bermakna dilanjutkan dengan uji P$s H$* untuk mengetahui
kemaknaannya.
,asil penelitian didapatkan bahwa dengan semakin meningkatknya dosis
yang diberikan, semakin besar pula tingkat kerusakan sel hepar tikus Wisar. ,al
ini bisa diketahui dengan semakin meningkatnya mean dengan semakin besar
dosis yang diberikan. N$r&a(i) es menunjukkan bahwa sebaran data normal,
tetapi uji +arian memberikan hasil ,"' yang berarti diperlukan uji trans*ormasi
untuk menjadikannya homogen. Sprea,>1ers#s>Le1e( P($ menunjukkan S($pe
sebesar ,"'/ dan P$4er O. Trans.$r&ai$n ,D//. 7ilai ini paling mendekati
nilai S($pe dan P$4er ", yang menunjukkan tidak perlu dilakukan trans*ormasi.
-ji Ano+a memberikan hasil ," yang berarti minimal ada 2 perbedaan
signi*ikan dalam penelitian. !emudian dilakukan uji P$s H$* untuk mengetahui
perlakuan mana yang memiliki perbedaan signi*ikan. Pada hasil uji P$s H$*
didapatkan perbedaan yang bermakna pada P2 dan P# dibandingkan dengan
kontrol. 7amun, tak didapati perbedaan yang bermakna pada P" dibandingkan
dengan kontrol dan P2 berbanding P".
Penelitian ini memberikan hasil yang sesuai dengan hipotesis yang
diajukan, bahwa semakin besar dosis yang diberikan akan semakin besar pula
tingkat kerusakan sel hepar. 7amun, ada kondisi yang kurang diharapkan oleh
peneliti yaitu perbedaan yang tidak bermakna pada !ontrol dan P" serta pada P2
dan P".
Perbedaan yang tidak bermakna antara ! dan P" dimungkinkan karena
dosis P" adalah dosis yang masih dapat ditolerir oleh en<im-an<im antioksidan .
!apasitas en<im antioksidan diketahui memegang peranan penting dalam
mekanisme pertahanan sel hepar terhadap metanol. @n<im-en<im antioksidan
seperti catalase 38AT4, superoGide dismutase 3S9)4, glutathione peroGidase
3EPG4, mencegah kerusakan sel dari stress oksidasi yang disebabkan oleh radikal
bebas.
>
8atalase merupakan en<im antioksidan utama yang akan mendetoksi*ikasi
,
2
9
2
sebagai radikal bebas yang terbentuk akibat metabolism metanol.
D
Telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka bahwasanya peningkatan dari
radikal bebas hanya bisa mengubah homeostasis sel bila *ungsi antioksidan telah
mengalami gangguan atau sistem ini sudah tidak cukup untuk menghancurkan
e*ek dari o+erproduksi radikal bebas.
D
)isini dapat dilihat sangatlah mungkin terdapat perbedaan yang tidak
bermakna bila dosis yang diberikan masih dapat ditolerir oleh en<im-en<im
tersebut, sehingga radikal bebas yang terbentuk dari metabolisme metanol dapat
didetoksi*ikasi dan kerusakan sel dapat dihindari.
)alam penelitian juga didapatkan pada sel hepar !ontrol terdapat
degenerasi parenkimatosa dan degenerasi hidropik yang seharusnya sel hepar
masih normal dan belum mengalami kerusakan. ,al ini mungkin dikarenakan sel
hepar sudah mengalami kerusakan sebelum dilakukan penelitian.
,al ini bisa terjadi juga karena *aktor-*aktor yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian seperti pemberian pakan dan minum yang kurang sesuai standar
dan kurang ber+ariasi, kondisi kandang yang kurang ideal, *aktor stres tikus,
pengaruh <at atau penyakit lain, serta *aktor internal lain seperti daya tahan dan
kerentanan tikus.
Pada penelitian peneliti dapati pula perbedaan gambaran histopatologi sel
hepar walaupun tikus dipapar oleh metanol dengan dosis yang sama. Pada P2
misalnya, sebagian tikus mayoritas memiliki degenerasi parenkim dan sebagian
lain mayoritas degenerasi hidropik.. ,al ini dimungkinkan oleh *aktor genetik,
yang mempengaruhi perbedaan tipe sel dan unsur biokimia dalam sel, sehingga
mempengaruhi pula penerimaan terhadap metanol. Sebagai contoh, metabolism
metanol membutuhkan a(*$%$( ,e%i,r$+enase>sise& yang sangat bergantung
pada *aktor genetic dan lingkungan. Peningkatan jumlah radikal bebas juga
berbeda pada setiap indi+idu. ,al ini dipengaruhi oleh keseimbangan oksidati*-
antioksidan pada sel tersebut. 5enomena ini menjelaskan walaupun indi+idu
meminum metanol dengan jumlah yang sama tapi hanya beberapa orang yang
meninggal dunia.
1

,asil penelitian tidak bermakna juga terdapat pada kelompok P" dan P2,
tetapi P2 dan P# berbeda bermakna. ,al ini dimungkinkan karena terdapat
perbedaan proses eliminasi metabolit metanol pada range dosis P" dan P2 serta P2
dan P#.
Telah dijelaskan pada tinjauan pustaka bahwa eliminasi metabolit metanol
sangat tergantung pada dosis yang dikonsusmsi. )alam dosis kecil metanol akan
dieliminasi melalui proses .irs>$r,er rea*i$n 3inei*s tetapi dalam dosis yang
lebih besar akan dikeluarkan melalui proses Ber$>$r,er rea*i$n 3inei*s/
@liminasi melalui Ber$>$r,er rea*i$n 3inei*s akan menyebabkan penimbunan
dari metabolit-metabolit metanol yang akan memberikan kerusakan yang jauh
lebih besar. )isini bisa disimpulkan bahwa sebelum dosis ' mg%!g&& sel hepar
masih mengeliminasi metanol melalui proses .irs>$r,er rea*i$n 3inei*s
sehingga tidak terdapat perbedaan yang bermakna/ 7amun, bila dosis dinaikkan
lebih dari 'mg%!g&&, metanol akan dieliminasi melalui proses Ber$>$r,er
rea*i$n 3inei*s sehingga menghasilkan kerusakan yang jauh lebih besar.
'
Penjelasan ini peneliti dapatkan dari artikel yang berisi kesimpulan dari
berbagai penelitian tentang metanol, yang dibuat oleh Depar&en $. Ana()i*a(
C%e&isr)2 Me,i*a( Uni1ersi) $. :ia()s$32 P$(an,/ Pada artikel ini dijelaskan
mengenai metabolisme metanol dalam tubuh, kerusakan yang dihasilkan oleh
metabolit metanol dan sistem pertahanan sel untuk melindungi dirinya dari
kerusakan akibat paparan metanol.
'
Adapula penelitian serupa yang dilakukan oleh @l<bieta Skr<ydlewska dan
Cys<ard 5arbis<ewski yang menggunakan '2 tikus laboratorium. @nam tikus
digunakan sebagai kontrol yang hanya diberikan larutan salin, dan tiga puluh
enam tikus sisanya diberi #g%!g&& metanol /2 yang dilarutkan dalam larutan
salin. Tikus perlakuan dibagi menjadi ( kelompok yang masing-masing berisi (
tikus yang dibedakan waktu terminasinya dalam (, "2 atau 2' jam dan 2, / atau >
hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peroksidasi lipid yang terjadi
dalam sel hepar setelah terpapar metanol. ,asilnya peningkatan malondialdehid
3marker yang digunakan untuk mengetahui tingkat peroksidasi lipid4 baru
meningkat setelah terpapar selama > hari.
"
Selain itu digunakan pula re*erensi dari penelitian lain yang menggunakan
<at toksik selain metanol tetapi metabolit yang menyebabkan kerusakan sel sama
dengan metanol yakni radikal bebas. Hat ini adalah hydra<ine, yang merupakan
bahan bakar pesawat terbang yang diduga menyebabkan kerusakan pada sel hepar.
&inatang coba yang digunakan adalah tikus yang sel heparnya diambil kemudian
direndam dalam larutan hydra<ine dengan ran+e konsentrasi sebesar "-"/ mM
selama ", 2, ', (, "2 dan 2' jam. ,asilnya pada jam " dan 2 tidak terdapat hasil
*)$$0i*i), tetapi pada jam berikutnya sudah memberikan hasil *)$$0i*i) yang
signi*ikan dibandingkan dengan kontrol.
D

!ekurangan dari penelitian ini adalah tidak dilakukan tes *ungsi hepar
sebelum dilakukan penelitian dan tidak dilakukan pengendalian terhadap stress
tikus sehingga diperlukan penelitian serupa perlu diadakan dengan menutup
kekurangan yang ada sehingga bisa didapatkan hasil dengan keakuratan lebih
tinggi.
SIMPULAN DAN SARAN
)ari keseluruhan penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa hipotesis diterima, semakin meningkat dosis yang diberikan
akan semakin besar pula tingkat kerusakan sel hepar yang dihasilkan. ,al ini
dapat dibuktikan dengan mean yang semakin meningkat dari kontrol, P", P2 dan
P#. &ila perlakuan dibandingkan dengan kontrol, perbedaan yang bermakna baru
bisa dilihat pada dosis P2 atau lebih. &ila dibandingkan antar perlakuan maka
hasilnya adalah bermakna kecuali pada dosis P" dan P2.
Saran untuk penelitian ini adalah perlunya dilakukan tes *aal hepar
sebelum dilakukan percobaan dan perlu adanya pengendalian terhadap stres tikus
dengan pemberian pakan dan kandang yang sesuai standar.
U4APAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr.0ntarniati 7ur Cochmah
selaku dosen pembimbing dan konsultan metodologi penelitian, dr. !asno,Sp.PA
dan dr. 7oor Ia<id,Sp.PA selaku konsultan pembacaan preparat , Ayahanda
-nggun Prasastio, 0bunda Murniyah, dan adik-adik atas doa dan dukungannyaA
sta* dan karyawan bagian 5orensik dan bagian Patologi Anatomi serta semua
pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.
DA0TAR PUSTAKA
". Methanol. =ikipedia JonlineK 21 August 22 Jcited on 2" Lan 2K.
A+ailable *rom B httpB%%en.wikipedia.org%wiki%methanol
2. Marrubini M&, A &rucato. Methanol. Eene+a B0P8SA 22
#. @mpat &elas =arga Semaranga Tewas Setelah Menenggak Minuman. Surya.
"' 9ktober 21A ".
'. Skr<ydlewska @l<bieta. ToGicological and Metabolic 8onseFuences o*
Methanol Poisoining. 2#. ""B2>>-21#
/. @**ect methanol intoGication on speci*ic immune *unction o* albino rats.
PubMed. Jserial onlineK.2(.
(. !ostic MA, )art C8. Cethinking the toGic methanol le+el. Lournal o*
ToGicology. 2#. '"3(4A>1#-D.
>. Cobbins, !umar. &uku ajar patologi 00. @d '. LakartaB@E8. "11/. 211-##2.
D. Erattagliano 0, Portincasa P, Palmieri M9, Palasciano E. 9+er+iew on the
mechanisms o* drug-induced li+er cell death. Annals o* ,epatology
Jserial on the internetK. 22 Jcited 2" Lul "KA "3'4.
A+ailable *romB httpB%%www.annalso*hepatology.com%P)5%+ol"n'%,p2'-
2.pd*
1. 0smail A7, 9kasha S,, )hawan A, Abdel Cahman A9, Shaker 9E, Sadik
7A.AntioGidant en<yme acti+ities in hepatic tissue *rom children with
chronik cholestatik li+er disease.PubmedJserial on the internetK.2"
Jcited 2" Lul "KA "(324. A+ailable *romB
httpB%%www.saudijgastro.com%article.aspNissn."#"1-
#>(>Ayear.2"A+olume."(Aissue.2Aspage.1Aepage.1'Aaulast.0smail
". ,ussain SM, 5ra<ier LM. 8ellular toGicity o* hydra<ine in primary rat
hepatocytes.ToGicological ScienceJserial onlineK. 22 Jcited 2" Lul "KA
(1B'2'-'#2.A+ailable*romB
httpB%%toGsci.oG*ordjournals.org%cgi%content%*ull%(1%2%'2'
"". Manja Coenigk. ,istological Patterns in )rug 0nduced $i+er )issease. Lournal
o* 8linical Pathology Jserial onlineK. 21. Jcited 2" 5eb "KA (2B'D"-'12.
"2. )rake $C, Mogl =ayne, et al. Eray:s Anatomy *or Students. Lakarta B@E8.
2/
"#. Put< C, Pabst C. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Lilid 2. @d2".
Lakarta B@E8.2. "'2?"''.
"'. 5awcett, )on =. &uku ajar histologi. "2
th
ed. LakartaB @E8A 22. /D#-1>.
"/. -nderwood, L8@. Patologi umum dan sistemik +ol 2. 2
nd
ed. LakartaB @E8A
"111.
'>-", 'D#.
"(. Euyton A8, ,all L@. &uku ajar *isiologi kedokteran. @disi 1. LakartaB @E8A
"11>.
">. Soejoto, Soetedjo, Sultana M, dkk. $ecture 7ote ,istologi 00. SemarangB
&agian
,istologi 5akultas !edokteran -ni+ersitas )iponegoro, 2'B '"-'1.
"D. 5essenden LC, 5essenden LS. !imia organik. LakartaB@rlangga."11>.
"1. Methanol. JonlineK Jcited on 2" Lan ">K. A+ailable *romB

httpB%%www.Fuestia.com%googleScholar.FstAjsessionid.$m"Cw/2O=nyEEb
Pgdb"bcs2<"FOp(l!cpp5g1bb<ESnS$Lc*<7Q
#"'/#/>'"Q2#D1(/"#Ndoc0d./>(11/(1
2. Cao EA, $arkin @8. 7utritional *actors reFuired *or alcoholic li+er dissease in
Cats.The Lournal o* 7utrition Jserial onlineK. "11> Jcited 2" 5eb "KA
"2>BD1(S-D1DS.
A+ailable *rom BhttpB%%jn.nutrition.org%cgi%content%*ull%"2>%/%D1(S
2". !asno, Prasetyo A. Patologi hati dan saluran empedu ekstra hepatik.
SemarangB&adan Penerbit -ni+ersitas )iponegoro, 2D. "> ? 2".

You might also like