You are on page 1of 10

Makalah Resmi

Elektrokimia






ELECTROPLATING
Oleh:
1. SRI HARTATIK (24030112120020)
2. LABIB MUNZAKKA ( )
3. NABILA ZAMAN ( )
4. SITI NURHAYATI
5. ARIF RAHMAN HAKIM
6. ANDINI NOVIANINGRUM
7. DIAN MAJID
8. MAYA NIRMALA
9. M. FUAD
10. EKI KHAERUL F.
11. NURMANITA
12. JOHAN EFENDI
13. NURIKA
14. PUTRI INTAN
15. RISKA A.
JURUSAN KIMIA
FAKULTAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELEKANG
Logam seperti besi, kuningan , dan aluminium banyak digunakan sebagai bahan
industri dan peralatan rumah tangga. Untuk meningkatkan mutu permukaan terutama dari
segi keindahan dan ketahanan terhadap korosi, bahan industri ini perlu dilapisi oleh
logam tahan karat seperti krom, perak, dan nikel.
Electroplating atau lapis listrik atau penyepuhan merupakan salah satu proses
pelapisan bahan padat dengan lapisan logam menggunakan arus listrik melalui suatu
larutan elektrolit. Larutan yang digunakan dalam penyepuhan harus diganti setiap 2
minggu sekali karena mutu hasil menurun akibat ketahanan kehalusan permukaan dan
penampakannya. Penggantian larutan menyebabkan biaya produksi tinggi dan limbah
yang dihasilkan banyak mencemari lingkungan.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang electroplating, maka dibuat makalah ini.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian elctroplating
2. Mengetahui variasi-variasi elctroplating
















BAB II
ELEKTROPLATING

2.1 Pengertian Electroplating
Electroplating merupakan suatu proses pelapisan logam secara elektrolisasi melalui
penggunaan arus searah (direct current atauDC) dan larutan kimia (elektrolit) yang berfungsi
sebagai penyedia ion-ion logam membentuk endapan (lapisan) logam pada elektroda katoda.
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses
pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai
proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia
tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis.Pelapisan
logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom.
Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing
material.
Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan
elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru belakangan ini (tahun 2004), dilakukan oleh
Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan larutan baru (elektrolisis) yang
dinamakan larutan citrate ( kekerasan deposit mencapai 440 VHN).
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu
material.Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah
bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas
konduktifitasnya.Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun
tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.Karena itu,
tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat
teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga
memperindah tampilan (decorative).

2.1 Prinsip Dasar Electroplating
Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit.Ketiga istilah tersebut digunakan
seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material khususnya logam dan
diilustrasikan seperti pada Gambar 1.
Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus
listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak. Anoda yang
tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja., sedangkan anoda yang larut
berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku pelapis
Gambar 1. Anoda, Katoda, dan Elektrolit
Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan dengan
kutub negatif dari sumber arus listrik.
Elektrolit berupa larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi
partikel-partikel yang bermuatan positf atau negatif.
Karena electroplating adalah suatu proses yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas
permukaan logam lainnya dengan cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses
electroplating tersebut.
2.2 Skema Proses Electroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit sehinnga ion
logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh dari elektrolit
maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam elektrolit.Pengendapan terjadi pada
benda kerja yang berlaku sebagai katoda.




Gambar 2. Skema proses electroplating
Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat pada Gambar 2
dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada KATODA
Pembentukan lapisan Nikel
Ni
2+
(aq)
+ 2e
-
Ni
(s)

Pembentukan gas Hidrogen
2H
+
(aq)
+ 2e
-
H
2 (g)

Reduksi oksigen terlarut
O
2 (g)
+ 2H
+
H
2
O
(l)


Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam
oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai.Di dekat permukaan katoda,
terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik.
Adanya lapisan EDL memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan
gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan
menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri
di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge
menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-
mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material katoda.
2.3 Variasi Electroplating
a. Elektroplating Tembaga-Nikel-Khrom
Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferro atau kuningan sebagai
logam yang dilapis adalah satu cara untuk melindungi logam terhadap serangan korosi dan
untuk mendapatkan sifat dekoratif. Cara pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan metode
elektroplating adalah sebagai berikut:Pelapisan menggunakan arus searah. Cara kerjanya
mirip dengan elektrolisa, dimana logam pelapis bertindak sebagai anoda,sedangkan logam
dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang disertai dengan perlakuan awal terhadap
benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan dibandingkan dengan cara-cara yang
lain.
Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:
a. Lapisan relatif tipis.
b. Ketebalan dapat dikontrol.
c. Permukaan lapisan lebih halus.
d. Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom.
Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas tiga proses
yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil
elektroplating.Proses elektroplating ini terdapat tiga jenis proses pelapisan yaitu yang
pertama adalah pelapisan logam dengan Tembaga, lalu dilanjutkan dengan pelapisan Nikel
dan yang terakhir benda dilapis dengan Khrom.
b. Pelapisan Tembaga
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena
mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik.Tembaga digunakan untuk pelapisan
dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis dengan baik.Pelapisan dasar
tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut dengan nikel yang kemudian yang kemudian
dilakukan pelapisan akhir khrom.
Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan
dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti
pelapisan nikel dan khrom.Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk
mendapatkan pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari serangan keasaman larutan
tembaga sulfat.Alasan pemilihan plating tembaga untuk aplikasi ini karena sifat penutupan
lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.

Sifat-sifat Fisika Tembaga
1.Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2.Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3.Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4.Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
Sifat-sifat Kimia Tembaga
1.Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida
tembaga (CuO)
2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut
reaksi 2Cu + O2 + CO2 + H2O (CuOH)2 CO3
3.Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4 encer
4.Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2
3Cu + 8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel
atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara
elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe
alkali dan tipe asam.
Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula
dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan
keluarnya gas yang banyak pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan
mengelupas. Larutan ini terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai
lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain.
Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal,
sementara proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara
strike dan kecepatan tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya
berkurang melalui drag-out yaitu terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan
dari tanki tinggi disbanding larutan strike sebab kerapatan arus katoda dan efisiensi penting
dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan tinggi dapat dioperasikan pada
temperatur relatif tinggi.
Proses Pengolahan Awal adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang
akan mengalami proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam itu
mempunyai dua tujuan pokok adalah sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa
yang lebih baik dari benda asalnya, dan aplikasi teknologi, sifat ini misalnya untuk
mendapatkan ketahanan korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat listrik dan lain
sebagainya.Keberhasilan proses pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil
pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia maupu dengan cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada umumnya
meliputi proses-proses pembersihan dari segala macam pengotor (cleaning proses) dan juga
termasuk proses-proses pada olah permukaan seperti poleshing, buffing,dan proses persiapan
permukaan yang lainnya.Untuk mendapatkan daya lekat pelapisan logam (adhesi) dan fisik
permukaan benda kerja yang baik dari suatu lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah
permukaan dan proses pembersihan permukaan. Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di
atas dapat menyebabkan adanya garisan-garisan pada benda kerja dan pengelupasan hasil
pelapisan logam.
c. Pelapisan Krom
Pelapisan krom adalah suatu perlakuan akhir menggunakan elektroplating oleh
kromium.Pelapisan dengan krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam seperti besi,
baja, atau tembaga. Pelapisan krom juga dapat dilakukan pada plastik atau jenis benda lain
yang bukan logam, dengan persyaratan bahwa benda tersebut harus dicat dengan cat yang
mengandung logam sehingga dapat mengalirkan listrik.
Cara Pelapisan Krom
Pelapisan krom menggunakan bahan dasar asam kromat, dan asam sulfat sebagai bahan
pemicu arus, dengan perbandingan campuran yang tertentu.Perbandingan yang umum bisa
100:1 sampai 400:1. Jika perbandingannya menyimpang dari ketentuan biasanya akan
menghasilkan lapisan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.Faktor lain yang sangat
berpengaruh pada proses pelapisan krom ini adalah temperatur cairan dan besar arus listrik
yang mengalir sewaktu melakukan pelapisan. Temperatur pelapisan bervariasi antara 35 C
sampai 60 C dengan besar perbandingan besar arus 18 A/dm2 sampai 27 A/dm2.
Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom ini adalah timbal (Pb) sebagai anoda
(kutub positif) dan benda yang akan dilapis sebagai katoda (kutub negatif). Jarak antara
elektroda tersebut antara 9 cm sampai 29 cm. Sumber listrik yang digunakan adalah arus
searah antara 10 25 Volt, atau bisa juga menggunakan aki mobil.





Klasifikasi Pelapisan Krom
Pelapisan krom dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Pelapisan dekoratif
Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja) terlebih dahulu dilapisi dengan
tembaga kemudian nikel dan akhirnya krom. Tebal lapisan krom dekoratif umumnya berkisar
antara 0.25 0.50 mikron.
2. Pelapisan krom keras
Pelapisan ini sering disebut industrial krom, yaitu pelapisan krom yang memanfaatkan
sifat-sifat krom untuk mendapatkan sifat-sifat seperti : tahan panas, aus, erosi, korosi dan
koefisien gesk rendah. Pada pelapisan krom keras, krom diendapkan pada logam dasar secara
langsung tanpa melalui pelapisan perantara. Biasanya pelapisan ini lebih tebal daripada
pelapisan dekoratif. Berbeda dengan lapisan tembaga dan nikel dimana logam yang berfungsi
sebagai anoda yaitu tembaga dan nikel. Untuk pelapisan krom, logam krom tidak akan
berfungsi dengan baik sebagai anoda, sehingga dalam pelapisan krom digunakan anoda yang
tidak larut yaitu lead (Pb).
4.PELAPISAN TIMAH PUTIH
Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah sangat lama
dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan sebagainya. Pelapisan secara listrik
pada umumnya sudah menggantikan pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara
celup panas menghasilkan lapisan yang tebal dan kurang merata (kurang halus) sedangkan
pelapisan secara listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih merata/halus. Dengan
keuntungan tersebut pada saat ini lebih banyak industri yang melakukan pelapisan timah
putih secara listrik dari pada secara celup panas (Hot Dip Galvanizing)..

5.PELAPISAN SENG
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah harganya, dan
mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan senga pada besi dilaksanakan
dengan beberapa cara seperti galvanizing, sherardizing, atau metal spraying. Namun
pelapisan secara listrik (elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa
keuntungan bila dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :

a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik

Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan pelapisan secara listrik
daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik kadang juga disebut elektro-
galvanizing. Larutan elektrolit yang sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan
larutan sianida. Bila kedua larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari
penggunaan larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam. Namun
larutan asam digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang tinggi dan biaya yang
lebih murah.

Larutan lain yang sering digunakan pada pelapisan adalah larutan alkali zincat dan larutan
pyrophosphat.

6.PELAPISAN NIKEL
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik untuk tujuan
pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan hasil lapisannya yang
mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling banyak diinginkan untuk melapis
permukaan. Dalam pelapisan nikel selain dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis
pelapisan yang buram hasilnya. Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga
digosok hingga halus dan mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang
berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya untuk melapis
laras senapan dan lainnya.

You might also like