You are on page 1of 17

30

BAB V
MUNAKAHAT (MASALAH PERNIKAHAN)


Nikah atau perkawinan ialah akad yang menghalalkan pergaulan, membatasi hak dan
kewajiban antara seorang laki-laki dan perempuan yang antara keduanya bukan muhrim.
Firman Allah SWT Artinya :
up)4 u7+^=
W-O7CO^> O)
_O44-4O^- W-O^
4` =C 7 =}g)`
g7.=Og)4- _/E_u14`
E+U4 E74+O4 W up)
+^= W-O7gu>
EEg4O u 4` ;eU4`
7N4EuC _ ElgO
-OE+u1 W-O7ON> ^@

Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang
yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi :
dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada
tidak berbuat aniaya. (QS An Nisa : 3)

Pernikaha merupakan suatu hal yang sangat penting dan mulia untuk mengatur kehidupan rumah
tangga dan keturunan. Disamping itu, nikah merupakan salah satu asas pokok hidup yang utama
dalam pergaulan masyarakat. Tanpa pernikahan tidak akan terbentuk rumah tangga yang baik,
teratur dan bahagia serta akan timbul hal-hal yang tidak didinginkan dalam masyarakat. Misalnya,
manusia tidak dapat mengekang hawa nafsunya sehingga timbul pemerkosaan dan bencana di
masyarakat.Oleh karena itu, dengan pernikahan akan timbul kasih-mengasihi, sayang-menyayangi
antara suami dan istri, saling kenal mengenal, tolong menolong antar keluarga suami dengan
keluarga istri dan terpelihara dari kebinasaan hawa nafsunya.Sabda rasulullah SAW yang artinya :

Dari Abdullah bin Mas ud, ia berkata, telah bersabda Raulullah SAW kepada kami, Hai emuda-
pemuda barang siapa yang mampu diantara kamu serta berkeinginan hendak kawin, hendaklah dia
kawin karena sesungguhnya perkawinan itu akan memejamkan mata terhadap orang yang tidak halal
dilihatnya dan akan memeliharanya dari godaan syahwat. Dan barang siapa yang tidak mampu kawin
hendaklah dia puasa karena dengan puasa hawa nafsunya terhadap perempuan akan berkurang.
(HR Muttafaqu Alaih)

A. Muhrim

Muhrim ialah orang yang tidak halal dinikahi. Dalam hal ini ada empat belas orang sebagai
berikut.

1. Tujuh orang karena nasab (keturunan), yaitu
1) ibu, nenek, dan seterusnya sampai keatas, bapak kakek dan seterusnya
2) anak, cucu dan seterusnya ke bawah
3) saudara seibu dan sebapak, sebapak dan seibu saja
31

4) saudara dari bapake) saudara dari ibu
5) anak dari saudara laki-laki dan seterusnya
6) anak dari saudara perempuan dan seterusnya


2. Dua orang dari sebab menyusu, yaitu
1) ibu yang menyusui
2) saudara sepersusuan

3. Empat orang dari sebab perkawinan, yaitu
1) ibu dari istri atau bapak dari istri (mertua)
2) anak tiri apabila orang tuanya sudah dicampuri (digauli)
3) istri/suami dari anak (menantu)
4) orang tua tiri
5) mengumpulkan bersama-sama antara dua orang yang bersaudara dalam satu waktu.

Dilihat dari keadaan orang yang akan melangsungkan pernikahan maka hukum nikah itu ada lima,
sebagai berikut.
1) Jaiz, artinya diperbolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum pernikahan
2) Sunah, yaitu bagi orang yang telah mempunyai keinginan untuk nikah dan
mempunyai bekal hidup untuk membiayai orang yang menjadi tanggungannnya.
3) Makruh, yaitu bagi orang yang mempunyai keinginan untuk nikha tapi belum
mempunyai bekal hidup untuk membiayai (nafkah) bagi orang yang menjadi
tanggungannya.
4) Wajib, yaitu badi ornag yang telah mempunyai bekal hidup untuk memberi nafkah
dan adanya kekhawatiran terjerumus dlam perbuatan maksiat atau zina bila tidak
segera menikah.
5) Haram, yaitu bagi orang yang akan melangsungkan pernikahan itu mem[unyai niat
buruk, seperti niat buruk untuk menyakiti pasangan yang akan dinikahinya.

B. Tujuan Nikah

Tujuan nikah dalam agama Islam disebutkan dalam surat Ar Rum : 21, yaitu untuk
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia, keluarga yang merasakan kebahagian
lahir dan bathin, keluarga yang sakinah dan sejahtera. Keluarga bahagia adalah keluarga
yang diliputi suasana damai, aman, tenteram, tertib, saling pengertian, tolong-menolong
antar anggota keluarga melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing.

Firman Allah SWT.Artinya :

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri- isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Ar Rum : 21)

Jadi, salah satu dari tanda kekuasaan Allah ialah menciptakan istri-istri dengan perkawinan
agar merasakan ketentraman hidup dan penuh kasih sayang diantara suami istri. Suami ataupun
istri masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk kebahagian rumah tangganya.
Misalnya, suami sebagai kepala rumah tangga bertanggung jawab penuh terhadap anak dan
istrinya dengan memberi nafkah, sesuai dengan kemampuannya. Suami memimpin, membimbing
serta menjaga atas keselamatan dan kesehatan keluarganya.Istri bertanggung jawab dalam
mendidik anak-anak, istri harus taat dan patuh kepada semua perintah suaminya, selama perintah
32

tersebut sesuai dengan ajaran Islam. Istri rela menerima pemberian suaminya, hemat tidak boros,
serta menjaga kehormatan dirinya. Begitu pula sebagai anak sebagai anggota keluarga, harus taat
dan patuh menjalankan agama, berbakti kepada orang tua, berakhlak mulia, rajin beribadah dan
belajar sehingga menjadi anak yang shlaeh berguna bagi agama, nusa, bangsa dan negara. Kaum
Pria diperintahkan oleh Allah SWT supaya selalu berdoa untuk kebahagian keluarga, istri dan anak
yang menyenangkan hati.

Hal tersebut dijelaskan dalam surat Al Furqan ayat 74.Artinya :

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertakwa. (QS Al Furqan : 74)

Rumah merupakan satu-satunya tempat tinggal di sebuah keluarga. Di rumah itu, mereka dapat
menikmati bersama pada saat senang, tempat istirahat bersama, tempat tidur, berteduh, makan-
minum, tempat meminta pada saat membutuhkan, tempat hiburan pada saat susah, tempat
beribadah seluruh anggota keluarga dan sebagainya. Agar tujuan nikah untuk
membentukkeluarga yang bahagia dan sakinah itu dapat tercapai maka dalam memilih calon istri
yang beragama dan berakhlak mulia, selalu beramal shaleh, taat kepada Allah dan suaminya.
Sabda rasulullah SAW yang artinya :

Dari Jabir sesungguhnya Nabi SAW bersabda, Sesungguhnya peremouan itu dinikahi orang karena
agamanya, hartanya, dan kecantikannya maka pilihlah yang beragama. (HR Muslim
dan Turmudzi)

Dalam hadis yang lain disebutkan yang artinya barang siapa menikahi seorang perempuan karena
harta dan kecantikannya, niscaya Allah akan melenyapkan harta dan kecantikannya. Dan barang
siap yang menikahi karena kebangsawanannya, niscaya Allah tidak kan menambah kecuali
kehinaan.
C. Rukun Nikah

Agar pernikahan itu syah dan dapat dilangsungkan dengan baik maka harus memenuhi
rukun-rukunnya (unsur-unsur yang harus ada dalam pernikahan). Adapun rukun nikah adalah
sebagai berikut.

1. Calon Suami syaratnya antara lain beragama Islam, bukan muhrim, calon istri tidak
terpaksa dan sudah baligh
2. Calon Istri syaratnya antara lain beragama Islam, bukan muhrim, calon suami tidak
terpaksa dan sudah baligh
3. Sigad (akad), yaitu ijab qabul. Ijab diucapkan oleh wali mempelai perempuan, seperti
Saya nikahkan engkau dengan anak saya nama fulan binti fulan dengan mas kawin ...
kemudian qabul (jawab) mempelai laki-laki, seperti Saya terima nikahnya Fulan binti
Fulan dengan mas kawin ... tidak sah nikah kecuali dengan lafal nikah.

Sabda rasulullah SAW yang artinya ;

Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan, sesungguhnya kamu ambil mereka dengan
kepercayaan Allah, dan kamu lakukan mereka dengan kalimat Allah. (HR Muslim)

1. Mahar
Mahar (mas kawin) adalah harta yang diserahkan oleh mempelai laki-laki kepada mempelai
perempuan sebagai kecintaan akan hidup bersama dalam kehidupan yang mulia yang menjamin
ketenangan dan kebahagian keluarga. Dasar hukumn wajibnya mahar antara lain firman Allah
33

SWT Artinya :
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian
dengan penuh kerelaan[267]. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai
makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (QS An Nisa : 4)

2. Dua orang saksi


Sabda Rasulullah SAW

Artinya :

Tidak sah nikah kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil. (HR Ahmad)

3. Wali
Adapun susunan dan urutan menjadi wali adalah
1) bapak kandung
2) kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan
3) saudara laki-laki sekandung
4) saudara laki-lai sebapak
5) anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
6) anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
7) paman (saudara laki-laki bapak)
8) anak laki-laki paman
9) hakim, wali hakim berlaku apabila yang tersebut pada nomor 1 sampai dengan 8
10) semuanya tidak ada atau sedang berhalangan, tetapi menyerahkan kepada hakim

Syarat Wali dan Dua Saksi

Wali dan saksi bertanggung jawab atas syah nya akad perkawinan dan tidak semua orang dapat
menjadi wali dan saksi, akan tetapi hendaklah orang-orang yang mempunyai sifat berikut ini.

1. Islam. Orang yang tidak beragama Islam tidak sah menjadi wali atau saksi. Firman Allah
SWT.
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain.
Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
zalim. (QS Al- Maidah : 51)

2. Balig (umur paling sedikit 15 tahun)
3. Berakal sehat ( tidak gila)
4. Merdeka (bukan hamba sahaya)
5. Laki-laki. Perempuan tidak boleh menjadi wali atau saksi
6. Adil

D. Kewajiban Suami dan Istri

Setelah terjadi akad nikah maka suami mempunyai kewajiban terhadap istrinya, begitupula
sebaliknya istri pun mempunyai kewajiban terhadap suaminya1) Kewajiban suami terhadap
istri sebagai berikut
34


1. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tiggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan
kemampuannya.
2. Bergaul dengan istrinya secara maruf, yaitu dengan baik, penuh kasih sayang, menghargai,
memperhatikan dan sebagainya.
3. Mendidik keluarga terutama pendidikan agama agar istri dan anak-anaknya menjadi orang-
orang yang taat dan patuh menjalankan agama Islam, seperti mendirikan shalat, puasa,
zakat dan membaca Al Quran. Dengan kata lain, menjalankan perintah agama dan
meninggalkan larangannya sehingga menjadi orang yang shaleh. Firman Allah SWT.
Artunya :
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (QS At Tahrim)

1. Memimpin keluarga, istri dan anak-anaknya

Suami bertanggung jawab atas keselamatan, kesejahteraan kebahagiaan keluarga lahir bathin,
dunia dan akhirat. Suami adalah sebagai pemimpin dan contoh yang baik bagi keluarganya.

Firman Allah SWT.Aritnya :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkansebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka
(laki- laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karenaAllah telah
memelihara (mereka)[290]. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian
jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari- cari jalan untuk menyusahkannya[292].
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS An Nisa : 34)

Kewajiban istri terhadap keluarganya sebagai berikut.

1. Patuh kepada suami, selama perintahnya tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam
2. Memelihara dan menjaga kehormatannya serta menjaga harta benda suaminya.
3. Hemat, cermat dan selalu bersukur kepada Allah SWT atas pemberian suami sehingga
tidak memberatkan suami.
4. Mengatru rumah tangga. Hal ini sesuai dengan fungsinya sebagai ibu rumah tangga
5. Memelihara dan mendidik anak. Istri fungsinya lebih besar daripada suami dalam
mendidik dan mengasuh anak sebab pada umunya hubungan istri dengan anak lebih
dekat, terutama ketika anak masih kecil.
6. Berusaha menasehati suami apabila berbuat tidak baik dan sebaliknya
E. Hikmah Nikah

Salah satu perintah agama Islam terhadap umat manusia adalah melaksanakan pernikahan, bagi
orang yang telah mampu serta telah terpenuhi sarat-sarat dan rukun pernikahan. Pernikahan yang
dilaksanakan sesuai dengan ajaran agama Islam, mengandung beberapa hikmah sebagai berikut.

1. Pernikahan dapat Menentramkan Jiwa.

Dengan pernikahan seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan (seksual) dengan baik, aman,
tenang, dengan suasana cinta kasih sehingga mendapatkan ketentraman jiwa, ketenangan lahir
dan bathin. Kebutuhan seksual apabila tidak dapat terpenuhi dengan semestinya akan
35

menimbulkan gangguan jiwa, seperti tertekan dan gelisah. Jadi, jelaslah bahwa dengan
pernikahan akan mendapatkan ketentraman jiwa, seperti yang difirmankan Allah dalam surat
Ar Rum : 21 yang artinya dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah dia menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya dan dijadikannya diantara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berpikir.

2. Pernikahan dapat menghindarakan perbuatan maksiat

Laki-laki dan perempuan yang telah melakukan akad pernikahan, kebutuhan biologis atau
nafsu seksualnya dapat disalurkan sebagaimana mestinya sebab penyaluran nafsu seksual yang
tidak semestinya akan menimbulkan perbuatan maksiat, yakni perzinahan. Jadi, dengan
pernikahan akan terhindar dari perbuatan maksiat. Hadis rasulullah SAW yang artinya Hai
pemuda-pemuda barang siapa yang mampu diantara kamu serta berkeinginan hendak kawin,
hendaklah dia kawin karena sesungguhnya perkawinan itu akan memejamkan mata terhadap
orang yang tidak halal dilihatnya dan akan memeliharanya dari godaan syahwat.

3. Pernikahan Dapat Melestarikan Keturunan

Anak yang lahir diluar pernikahan yang sah maka tidak jelas siapa yang bertanggung jawab,
siapa yang mengurusnya dan bagaimana silsilahnya. Jadi, dengan pernikahan akan terbentuk
kemashlahatan rumah tangga, keturunanan dan kemashlahatan masyarakat.Firman Allah
SWT.Artinya :

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari
isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik- baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ? (QS An Nahl :
72) Lihat Al-Qur an online di Google

F. Talak (Perceraian)

1. Pengertian Talak

Talak menurut bahasa Arab artinya melepaskan ikatan. Adapun yang dimaksud talak disni
ialah melepaskan ikatan perkawinan (pernikahan). Apabila dalam pergaulan antara suami istri
tidak mencapai tujuan pernikahan, yakni membentuk rumah tangga yang bahagia (misalnya
suami atau istri tidak menjalankan kewajiban atau salah satu diantara mereka menyeleweng
sehingga tidak ada kecocokan lagi dan tidak dapat didamaikan) maka jala keluar satu-satunya
ialah talak atau perceraian. Meskipun talak merupakan jaan yang disyariatkan, namun
menjatuhkan talak tanpa sebab sangat dibenci Allah SWT.Sabda Rasulullah SAW yang artinya :
Dari Ibnu Umar, katanya, telah bersabda Rasulullah SAW, Sesuatu yang halal namun amat
dibenci Allah ialah talak. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majjah)

Berdasarkan kemashlahatan atau kemudaratannya, hukum talak itu ada empat.

1. Wajib apabila antara suami sitri terjadi perselisihan dan hakim memandang perlu keduanya
untuk bercerai atau suami tidak mampu untuk memenuhi hak-haka istri sebagaimana
mestinya
2. Sunah apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajibannya atau istri tidak menjaga
kehormatannya.
3. Haram apabila suami menjatuhkan talak si istri dalam keadaan haid, atau dalam keadaan
suci tapi telah dicampurinya atau dengan talak ini mengakibatkan suami jatuh dalam
perbuatan haram.
36

4. Makruh apabila tidak dengan alasan yang dibenarkan oleh syara dan memang asal
hukum dari talak itu adalah makruh



2. Lafal Talak

Kalimat yang digunakan untuk perceraian (talak) ada dua macam.

1. Sarih (terang) adalah kalimat yang jelas untuk memutuskan tali ikatan pernikahan, seperti
kata si suami Engkau tetalak atau saya ceraikan engkau, dengan niat atau tidak.
2. Kinayah (sindiran) adalah kalimat yang masih ragu-ragu (kata-kata yang tidak tegas)
sehingga boleh diartikan untuk perceraian atau bukan, seperti Pulanglah engkau ke rumah
orang tuamu atau Pergilah engkau dari sini kalimat sindiran ini tergantung pada niatnya.
Apabila tidak ada niat untuk menceraikan maka tidaklah jatuh talak, tapi kalau diniatkan
untuk menceraikan maka jatuhlah talak
3. Bilangan talak
Apabila suami ingin mentalak istrinya maka bilangan talaknya ialah dan talak satu sampai
talak tiga. Apabila suami mentalak istrinya satu atau dua, suami masih boleh rujuk
(kembali) kepada istrinya, sebelum habis iddahnya, dan boleh nikah kembali dengan akad
baru apabila iddahnya sudah habis.
Firman Allah SWT.Artinya :
Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma ruf atau
menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari
yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat
menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak
dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran
yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah
kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-
orang yang zalim. (QS Al Baqarah : 229)

Kemudian apabila suami telah mentalak tiga maka suami tidak boleh rujuk atau nikah
lagi dengan bekas istrinya, kecuali apabila perempuan tersebut telah nikah dengan orang
lain, sudah dicampur dan sudah diceraikan oleh suaminya yang kedua dan sudah habis
masa iddahnya
Firman Allah SWT.Artinya :

Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak
lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika
suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekassuami
pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan
dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya
kepada kaum yang (mau) mengetahui. (QS Al Baqarah : 230)

Selain macam talak diatas, adalagi talak yang disebut talak tebus. Talak tebus ialah talak
atas permintaan istri kepada suaminya agar suaminya menjatuhkan talak kepadanya,
kemudian ia memberikan bayaran kepada suaminya, sesuai dengan permintaan
suaminya
4. Ila, Lian, Zihar, Khulu dan FasakhIla

Ila adalah sumpah si suami bahwa dia tidak akan mencampuri istrinya dalam masa yang
ebih dari empat bulan atau dengan tidak menyebutkan masa. Suami tersebut dinamakan
Muli, yaitu orang yang melakukan ila. Apabila sebelum empat bulan suami kembali
kepada istriny maka suami wajib membayar kafarat (denda) dengan memerdekakan
37

seorang hamba, lantaran ia menyalahi sumpahnya. Akan tetapi, setelah empat bulan ia
tidak kembali kepada istrinya, hakim berhak menyuruhnya untuk memilih diantara dua
pilihan, yakni membayar kafarat sumpah dan kembali baik kepada istrinya atau mentalak
istrinya. Apabila suami tidak mau kedua-duanya maka hakim berhak menceraikan istrinya
dengan paksa.Rasulullah SAW, pernah bersumpah menjauhkan diri dari istri- istrinya dan
beliau pernah mengharamkan sesuatu lantas yang haram itu beliau jadikan halal dan beliau
membayara kafarat untuk sumpahnya. LianLian alah sumpah seorang suami yang
menuduh istrinya berbuat zina. Menurut surat An nur 6-9 bahwa apabila suami yang
menuduh istrinya berbuat zina dan tidak ada saksi, maka ia diwajibkan bersumpah empat
kali dengan ucapan, Demi Allah, saya benar dalam tuduhan saya kemudian disumpah
yang kelima ia wajib bersumpah Demi Allah jika saya dusta dalam tuduhan saya, niscaya
saya ditimpa laknat dari Allah.Untuk menghindari dari hukuman, istri juga wajib
bersumpah empat kali dengan ucapan Demi Allah suami saya itu berdusta dan untuk
sumpah yang kelima, ia wajib bersumpah dengan ucapan Demi Allah kemurkaan Allah
akan menimpa saya jika suami saya itu benarApabila seseorang menuduh orang berzina,
sedangkan saksi yang cukup (empat saksi) tidak ada maka penuduh tadi dipukul (didera)
80 kali, tetapi kalau yang menuduh itu suaminya, ial lepas dari siksaan atau dera (pukulan
80 kali), yaitu dengan jalan Lian.Akibat dari lian suami, timbul beberapa hukum dibawah
ini.a. Dia tidak disiksa (dipukuli)b. Istri wajib disiksa dengan siksaan zinac. Suami istri
bercerai selama-lamanyad. Kalau ada anak, anak itu tidak dapat diakui oleh suamiUntuk
menghindari siksaan zina, istri harus membalas lian suaminya Zihar adalah perkataan
suami yang menyerupakan istrinya dengan ibunya sehingga haram atasnya, seperti kata
suami kepada istrinya, Engkau bagiku seperti punggung ibuku. Suami yang
mengucapkan demikian wajib menarik kembali dan membayar kifarat sebelum istrinya
digauli. Kafarat (denda) zihar ada tiga tingkatan,
yaitu.

1. memerdekakan hamba sahaya
2. apabila tidak dapat memerdekakan hamba sahaya, puasa dua bulan berturut-turut.
3. Apabila tidak kuat puasa, memberi makan kepada 60 orang miskin.

Masalah zihar diterangkan dalam surat Al Mujadalah ayat 2-4.

3. Khulu

Khulu atau talak tebus adalah talak yang diucapkan oleh suami dengan pembayaran dari pihak istri
kepada suami (mengembalikan mas kawinnya). Talak tebus ini boleh dilakukan kapan saja baik
istri dalam keadaan suci maupun haid sebab talak seperti ini biasanya adalah permintaan dari pihak
istri.
Firman Allah SWT.Artinya :

Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma ruf atau
menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang
telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan
hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) idak dapat menjalankan
hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri
untuk menebus dirinya[144]. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya.
Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS Al
Baqarah : 229

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa khulu diperboleh dengan sebab-sebab sebagai
berikut.a. Apabila suami istri dikhawatirkan tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, yakni
menciptakan pergaulan rumah tangga yang baikb. Apabila istri sangat benci kepada suami dengan
38

sebab tertentu sehingga dikhawatirkan istri tidak akan mematuhi suaminya.





4. Fasakh

Fasakh adalah rusaknya ikatan pernikahan antara suami istri karena sebab-sebab tertentu.

1. Sebab-sebab yang merusak akad nikah ialah

1) akad nikah dilaksanakan karena rukun dan syarat pernikahan telah terpenuhi, tetapi di kemudian
hari diketahui bahwa istrinya adalah muhrim suaminya2) salah satu dari suami atau istri keluar
dari agama Islam3) semula suami istri musyrik, tetapi kemudian salah satunya masuk Islam dan
yang lainnya tetap musyrik

2. Sebab-sebab yang menghalaingi tujuan pernikahan

1) suami dinyatakan hilang
2) suami dipenjara lima tahun atau lebih
3) suami menipu, misalnya suami semula mengaku orang baik-baik ternyata penjahat
4) sumai istri mengidap penyakit yang mengganggu hubungan rumah tangga

5. Hadanah

Hadanah artinya ialah mengasuh, memelihara dan mendidik anak yang amsih kecil. Apabila terjadi
perceraian antara suami istri dan keduanya mempunyai anak yang belum mumayiz (belum
mengerti kemashlahatan dirinya) maka istrilah yang lebih berhak untuk mengasuh dan mendidik
anak tersebut sehingga ia mengerti akan kemashlahatan dirinya. Anak tersebut tinggal bersama
ibunya, selama ibunya belum menikah lagi dengan orang lain, tetapi belanja tetap wajib
ditanggung oleh ayahnya.

Disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW, yang artinya Dari Abdullah ibnu Umar, bahwasanya
seoran perempuan berkata,

Ya Rasulullah! Sesungguhnya anak saya ini perut saya yang mengandungnya, tetek saya yang
menyusuinya, dan pangkuan saya tempat perlindungannya, tetapi bapaknya telah menceraikan saya
dan hendak mengambil dia dari saya rasulullah SAW bersabda, Engkau lebih berhak kepadanya
selama kamu belum nikah (HR ahmad dan Abu Dawud)

Apabila anak tersebut sudah mengerti maka anak disuruh memilih untuk tinggal bersama
bapaknya atau ibunya.Apabila yang mengasuh anak tersebut bukan ibunya atau bapaknya maka
supaya diserahkan kepada keluarga yang terdekat. Apabila keluarga yang terdekat tidak ada
supaya didahulukan kepada wanita daripada pria.Syarat-syarat menjadi pengasuh atau pendidik
ialah:1) berakal sehat2) merdeka3) menjalankan agama Islam dan berakhlak mulia4) dapat dipercaya
dan jujur5) dapat menjaga kehormatan dan nama baik si anak6) tetap tinggal di dalam negeri atau
kampung anak yang diasuh

G. Iddah

Iddah ialah masa menunggu bagi wanita yang telah dicerai oleh suaminya baik cerai biasa maupun
ditinggal mati suaminya untuk tidak menikah dengan orang lain. Diadakan masa idah untuk
mengetahui apakah selama idah wanita tersebut hamil atau tidak dan apabila ia hamil maka naka
39

tersebut sebagai anak dari suami yang menceraikan.Macam iddah sebagai berikut.




1. wanita yang dicerai suaminya (ditinggal mati suaminya) kalau ia sedang mengandung maka
masa iddahnya hingga lahir anak yang dikandungnya.

Firman Allah SWT.Artinya :

Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan- perempuanmu
jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu
(pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-perempuan yang hamil, waktu iddah
mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. Dan barang -siapa yang bertakwa kepada
Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS At Thalaq : 4)

2. bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, sedangkan ia tidak mengandung atau hamil, maka
masa iddahnya ialah 4 bulan 10 hari. Firman Allah SWT.

Artinya :
Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para
isteri itu) menangguhkan dirinya (ber iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis
iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka
menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (QS Al Baqarah : 234)

bagi wanita yang dicerai suaminya dan ia masih haid maka iddahnya ialah tiga quru (tiga kali
suci).

Firman Allah SWT. Artinya : Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya,
jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya
dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita
mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang maruf. Akan tetapi para
suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. (QS Al Baqarah : 228) Lihat Al-Quran online di Google

3. wanita yang ditalak suami dan ia sudah tidak haid lagi maka iddahnya ialah tiga bulan.

4. wanita yang dicerai suaminya tetapi belum dicampuri maka wanita tersebut tidak ada iddahnya.
Firman Allah SWTArtinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-
perempuan yang beriman, kemudian kamu ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya maka
sekali- sekali tidak wajib atas m2e2reka iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya.
Maka berilah mereka mutah
[
1 5] dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya.
(QS Al Ahzab : 49) Lihat Al-Quran online di Google Hak perempuan dimasa iddah ialah sebagai
berikut.

1. perempuan yang dalam masa iddah rajiyah talak satu dan dua berhak menerima dari
bekas suaminya tempat tinggal, pakaina dan segala belanja.
perempuan yang dalam iddah bain (talak tiga) kalau ia mengandung, ia berhak menerima tempat
tinggal, nafkah dan pakaian. Firman Allah SWT Artinya : Tempatkanlah mereka (para isteri) di
mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang
hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka
menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan
40

musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. (QS At Thalaq : 6)
Lihat Al-Quran online di Google

2. perempuan yang dalam iddah bain, tetapi ia tidak mengandung maka ia hanya berhak menerima
tempat itnggal saja.
3. perempuan yang dalam iddah karena ditinggal mati suaminya baik ia mengandung atau tidak, ia
tidak mempunyai hak apa-apa sebab ia dan anaknya telah mendapat hak pusaka dari suaminya
yang meninggal itu

H. Rujuk

1. Pengertian Rujuk
Rujuk menurut bahasa artinya kembali (mengembalikan). Adapun yang dimaksud rujuk disini
adalah mengembalikan status hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi talak raji yang
dilakukan oleh mantan suami terhadap mantan istrinya dalam masa iddahnya dengan ucapan
tertentu. Firman Allah SWT Artinya : Wanita-wanita yang ditalak handaklah menahan diri
(menunggu) tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah
dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak
merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para
wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang maruf. Akan
tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al Baqarah :228)

2. Hukum Rujuka.
Wajib khusus bagi laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu jika salah seorang ditalak
sebelum gilirannya disempurnakannya.b. Haram apabila rujuk itu, istri akan lebih menderitac.
Makruh kalau diteruskan bercerai akan lebih baik bagi suami istrid. Jaiz, hukum asal Rujuke.
Sunah jika rujuk akan membuat lebih baik dan manfaat bagi suami istri

3. Rukun Rujuk
1. Istri, syaratnya pernah dicampuri, talak raji, dan masih dalam masa iddah
2. Suami, syaratnya atas kehendak sendiri tidak dipaksa
3. Saksi yaitu dua orang laki-laki yang adil
4. Sighat (lafal) rujuk ada dua, yaitu
1) terang-terangan , misalnya Saya rujuk kepadamu
2) perkataan sindiran, misalnya Saya pegang engkau I. Perkawinan Menurut
Undang-undang No. 1 tahun 1974 Pada garis besarnya, undang-undang No. 1
tahun 1974 tentang perkawinan terdiri atas 14 bab dan terbagi dalam 67 pasal.1.
Pencatatan perkawinan Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 2 ayat (2) dinyatakan
bahwa Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan yang
berlaku.Selanjutnya dalam komplikasi hukum Islam di indonesuia dirinci sebagai
berikut.a. agar terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam, setiap
perkawinan harus dicatatb. pencatatan perkawian harus dilakukan oleh pegawai
pencatat nikahc. setiap perkawinan harus dilangsungkan dihadapan dan dibawah
pengawasan pegawai pencatat nikahd. perkawinan yang dilakukan diluar pegawai
pencatat nikha tidak mempunyai kekuatan hukum2. Sahnya PerkawinanDalam UU
No. 1 Thaun 1974 Pasal 2 Ayat (1) ditegaskan bahwa perkawinn adalah sah
apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya
itu.Selanjutnya ditegaskan dalam kompilasi hukum di inonesia sebagai berikut.
1. Perkawinan adalah saha apabila dilakukan menurut aturan hukum Islam
41

2. Perkawinan yang menurut Islam adalah pernikahan, yaitu akad yangb sangat kuat
untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah.

5. Tujuan PerkawinanDalam UU No. 1 Tahun 1974 pasal 1 dinyatakan bahwa
perkawinan ialah ikatan lahir dan bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.Ditegaskan dalam kompilasi hukum Islam
bahwa perkawinan bertujuan mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan
rahmah (QS Ar Rum : 21) 4. Batasan-Batasan dalam berpoligamiPada undang-undang
nomor 1 Tahun 1974 pasal 3 ayat (1) dan (2) dinyatakan bahwa Pada asanya pada suatu
perkawinan, seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Begitu pula seorang
wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.Selanjutnya dalam pasal 4 dan 5
ditegaskan bahwa apabila suami akan beristri lebih dari seorang, ia wajib mengajukan
permohonan kepada pengadilan didaerah tempat tinggalnya. Pengadilan hanya memberi
izin untuk berpoligami apabila terdapat hal-hal berikut ini.a. Istri tidak dapat mejalankan
kewajibannya sebagai istrib. Istri mendapat cacat badan ataui penyakit yang tidak dapat
disembuhkan c. Istri tidak dapat melahirkan keturunanDalam mengajukan permohonan,
harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
1. adanya persetujuan dari istri
2. adanya kepastian bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak
mereka.
















42




LATIHAN

1. Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Dibawah ini termasuk rukun nikah nikah, kecuali
a. ijab qabul
b. wali
c. saksi
d. calon penganten laki-laki dan perempuan
e. penghulu

2. Ijab diucapkan oleh.
a. penganten perempuan
b. penganten laki-laki
c. wali penganten perempuan
d. penghulu
e. wali penganten laki-laki

3. Qabul diucapkan oleh
a. penganten perempuan
b. penganten laki-laki
c. wali penganten perempuan
d. penghulu
e. wali penganten laki-laki

4. Orang yang termasuk wali mujbir adalah
a. kakak kandung
b. hakim
c. kakek dari garis bapak
d. kakek dari garis ibu
e. saudara laki-lakinya ayah yang sebapak dan seibu

5. Perceraian atas kehndak suami disebut.
a. khuluk
b. fasakh
c. lian
d. talak
e. nusyuz

6. Janda yang suaminya meninggal dunia, masa iddahnya selama
a. 4 bulan 10 hari
b. 3 bulan
c. 3 kali suci
d. tidak mempunyai masa iddah
e. 7 bulan

7. Berikut ini adalah kewajiban isteri terhadap suami, kecuali
43

a. patuh kepda suami
b. bersikap hemat
c. memberi nafkah
d. menghormati suami
e. menjaga kehormatan

8. Berikut ini yang bukan merupakan tujuan perkawinan adalah
a. untuk memperoleh kepuasan seksual
b. untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang
c. untuk memperoleh ketenangan hidup
d. untuk memenuhi kebutuhan seksual secara sah dan diridai oleh Allah.
e. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dunia akhirat

9. Menurut surat An Nisa ayat 3 hukum nikah adalah
a. wajib
b. makruh
c. haram
d. sunah
e. jaiz

10. Wali hakim bertindak sebagai wali nikah dalam kondisi berikut ini, kecuali
a. wali nasab benar-benar tidak ada
b. wali nasab belum nikah walaupun sudah dewasa
c. wali nasab sedang haji atau umrah
d. wali nasab menolak sebagai wali nikah
e. wali yang lebih dekat hilang dan tidak diketahui tempatnya

11. Berikut ini adalah kewajiban suami kepada isteri, kecuali
a. mengatur rumah tangga
b. mencukupi kebutuhan rumah tangga
c. memelihara rumah tangga
d. membimbing rumah tangga
e. bertanggung jawab atas kesehatannya.

12. Putusnya hubungan tali pernikahan sebagai suami istri disebut
a. nikah
b. rujuk
c. talak
d. iddah
e. fasakh

13. Sumpah dari suami kepada istri bahwa suami tidak akan mencampuri isrinya selama
empat bulan disebut .
a. zihar
b. lian
c. ila
d. fasakh
e. khuluk

14. Lafal talak yang diucapkan dengan terang, tidak mengandung keraguan disebut
a. kinayah
b. fasakh
c. talak rajiyah
44

d. talak sarih
e. hadanah




15. Talak yang dijatuhkan suami kepada istri sebanyak tiga kali dalam waktu yang berbeda
disebut
a. khuluk
b. bain sugra
c. bain kubra
d. fasakh
e. zihar

16. Talak yang menyebabkan suami tidak boleh lagi rujuk kepada istri
a. talak rajiyah
b. talak tebus
c. hadanah
d. talak bain
e. fasakh

17. Lamanya masa iddah bagi istri yang ditalak oleh suaminya, pada hal dia belum campur
dengan suaminya adalah.
a. tiga bulan
b. tiga kali suci
c. tidak ada masa iddah
d. empat bulan
e. empat bulan sepuluh hari

18. Rujuknya suami kepada istrinya dengan niat karena Allah untuk memperbaiki dan untuk
menjadikan rumah tangga yang bahagia, hukumnya .
a. sunah
b. wajib
c. makruh
d. haram
e. jaiz

19. Masa menunggu seorang wanita yang dicerai oleh suaminya, sebelum ia nikah lagi
dengan laki-laki lain disebut
a. talak
b. rujuk
c. hadanah
d. iddah
e. fasakh

20. Bagi wanita yang suaminya meninggal dunia, maka masa iddahnya selama
a. tiga kali suci
b. tiga bulan
c. empat bulan sepuluh hari
d. empat bulan
e. tidak ada iddahnya


45








1. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar!

1. Apakah yang dimaksud dengan pernikahan?
2. Sebutkanlah rukun nikah
3. Mengapa Al-Quran melarang mengawini orang-orang yang tergolong muhrim?
4. Sebutkanlah macam-macam talak, serta jelaskan!
5. Apakah tujuan pernikahan?
6. Jelaskan pengertian Iddah!
7. Jelaskanlah pengertian khuluk!
8. Sebutkanlah empat orang yang dapat dijadikan wali nikah!
9. Jelaskan pengertian zihar!
10. Sebutkanlah syarat-syarat saksi, dan jelaskan!
















46

You might also like