Professional Documents
Culture Documents
KEPOLISIAN
MAHASISWA ANGKATAN LV
LAPORAN PELAKSANAAN
ZEMI POLMAS PERTEMUAN KEEMPAT
“TEORI CHUZAISHO”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
BAB II
Chuzaisho pertama kali didirikan pada tahun 1881, saat itu kepolisian berada
di bawah Departemen Dalam negeri yang membagi wilayah hukum kepolisian pada
kabupaten dan kota madya, setiap kota dibagi dalam beberapa wilayah kecil yang
harus diawasi oleh seorang petugas polisi per wilayah kecil dan petugas polisi
tersebut diharuskan tinggal di daerah tersebut sehingga dinamakan ` Chuzaisho `.
Pada awalnya jumlah Chuzaisho sangat banyak di Jepang, dewasa ini jumlahnya
semakin berkurang, hal ini seiring dengan kemajuan ekonomi dan pembangunan
yang menyebabkan beberapa desa berkembang menjadi kota dan jumlah penduduk
di wilayah tersebut menjadi bertambah dan padat. Melalui berbagai pertimbangan
dan penilaian serta meningkatnya angka kriminalitas di wilayah tersebut
menyebabkan perubahan Chuzaisho menjadi Koban.
Ditinjau dari segi manajerial terhadap konsep Chuzaisho, maka akan dapat
penulis jabarkan keunggulan dari konsep Chuzaisho ini, diantaranya adalah :
a. Personil
Dari segi personil, penerapan konsep Chuzaisho dapat memberikan
keunggulan diantaranya adalah dengan penggunaan jumlah personil yang minim
yaitu hanya 1 (satu) orang anggota polmas yang ada dalam Chuzaisho
bertanggung jawab terhadap suatu daerah pedesaan dan mampu menguasai
daerah tanggung jawabnya. Bila dibandingkan dengan satuan kantor polisi
setingkat Polsek dengan jumlah personil yang jauh lebih besar daripada
Chuzaisho dengan berbagai pembagian tugasnya namun belum tentu mampu
melakukan penguasaan terhadap wilayah suatu pedesaan yang ada di daerah
tugasnya. Dengan demikian penggunaan konsep Chuzaisho akan lebih efektif
dan efisien untuk diterapkan dalam pelaksaan tugas pemolisian masyarakat.
b. Anggaran
d. Metode
Dari segi metode, konsep Chuzaisho dengan menempatkan seorang
petugas polmas di daerah pedesaan dengan melaksanakan tugas pelayanan
selama 1 x 24 jam penuh kepada masyarakat tentu akan menciptakan suatu rasa
aman dalam kahidupan masyarakat karena masyarakat mengetahui bahwa ada
petugas polisi yang ada di lingkungan mereka dan siap memeberikan pelayanan
kepolisian secara penuh kepada masyarakat. Tentu metode konsep Chuzaisho
ini lebih efektif karena petugas Chuzaisho langsung menyentuh masyarakat dan
tanggap terhadap permasalahan yang dialami warga masyarakat.
Dalam kultur masyarakat saat ini cenderung acuh terhadap keberadaan
orang asing yang memasuki wilayah tempat tinggal mereka dengan alasan tidak
enak untuk menegur dan menanyakan tentang kepentingan atau tujuan orang
asing tersebut berada di wilayahnya, dengan adanya petugas Chuzaisho maka
masyarakat bisa melaporkan tentang keberadaan orang asing yang pantas untuk
dicurigai yang kemudian petugas Chuzaisho bisa menghampiri dan menanyakan
identitas dan tujuan keberadaan orang asing tersebut sehingga akan mengurangi
adanya ancaman terjadinya suatu kejahatan terjadi di daerah tugas petugas
Chuzaisho.
a. Kendala Internal
Adalah kendala yang dipengaruhi oleh faktor-faktor internal organisasi
Polri sendiri, diantaranya adalah :
1. Polisi masih menganggap masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai mitra,
selama petugas polisi masih mengaanggap masyarakat hanya sebagai obyek
saja dan bukan sebagai mitra maka tidak akan ada korelasi hubungan
kerjasama yang baik antara polisi dan masyarakat.
2. Kemampuan anggota Chuzaisho menangani permasalahan yang dialami
masyarakat, faktor tersebut merupakan salah satu kemampuan pokok yang
harus dimiliki oleh petugas Chuzaisho bagaimana memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang memadai sehingga bisa membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
3. Terbatasnya dukungan operasional Polri untuk melaksanakan Chuzaisho,
karena Chuzaisho membutuhkan suatu bentuk bangunan untuk tempat
tinggal petugas polmas dan anggota keluarganya maka tentunya biaya
pembangunan bisa menjadi kendala bagi pelaksanaan program ini.
a. Kendala Eksternal
Adalah kendala yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dan
masyarakat terhadap pelaksanaan program Chuzaisho, diantaranya adalah :
1. Masih adanya sikap skeptis masyarakat terhadap reformasi Polri, dalam
merubah paradigma Polri dari polisi yang militeristik menjadi polisi sipil.
Penilaian yang tercipta selama puluhan tahun di masa orde lama dan orde
baru dimana polisi merupakan bagian dari militer dan melaksanakan tugasnya
secara militeristik merupakan faktor yang sangat mempengaruhi pelaksanaan
tugas polisi saat ini terutama dalam penerapan program Polmas karena sikap
skeptis masyarakat akan menghambat hubungan antara petugas polmas
dengan masyarakat.
2. Masih kuatnya stigma masyarakat terhadap polisi bahwa menyelesaikan
masalah dengan polisi membutuhkan dana dan waktu, proses berbelit dan
bertele-tele, kultur kerja polisi zaman dulu yang sering menyulitkan
penyelesaian kasus sampai saat ini masih ada sebagian warga masyarakat
BAB III
DISKUSI
Mr. Ermiyadi :
Apa kejelasan perbedaan antara Koban dan Chuzaisho ? dan bagaimana
dengan perbedaan Polmas dan Babinkamtibmas ?
Mr. Suzuki :
1) Wilayah tugas Chuzaisho biasanya mencapai radius 40 KM2, tergantung
kepadatan jumlah penduduk.
2) Fasilitas kantor Chuzaisho sudah dibuatkan kecuali fasilitas yang lainnya.
3) Saat petugas Chuzaisho libur atau mengajukan ijin cuti maka pelaksanaan
tugasnya sementara akandih=gantikan oleh petugas Chuzaisho yang terdekat
dengan wilayah tugasnya.
BAB IV
KESIMPULAN