You are on page 1of 17

i

TUGAS MAKALAH
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UKL & UPL)

PROYEK JALAN DAN PERKUATAN LAPANGAN PENUMPUKAN DI
CABANG PELABUHAN TANJUNG PRIOK


Disusun Oleh:

Grace Dana Ayori (1111020005)
Ryan Adriadi Noorsiddiq (1111020018)

Kelas 3 Sipil 2 Pagi


PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2014





ii ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk
tugas Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
waktu dan pikirannya untuk membantu dan menyelesaikan makalah Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan ini. Makalah ini dibuat oleh penulis untuk
memenuhi salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan dimana didalamnya terdapat pembahasan tentang dampak-dampak yang terjadi
akibat adanya proyek ini, rencana pengelolaannya, dan rencana pemantauannya.
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih banyak terjadi
kesalahan-kesalahan baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja, karena status
penulis sebagai mahasiswa sekaligus manusia biasa yang tidak lepas dari kekhilafan dan
kesalahan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebaik-baiknya.



Depok, Juni 2014


Penulis











iii iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan ............................................................................................................ 1
BAB II Permasalahan ......................................................................................................... 2
BAB III Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) .................................................... 4
BAB IV Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) ..................................................... 6
BAB V Kesimpulan ........................................................................................................... 10
Lampiran Gambar .............................................................................................................. 11
Lampiran Pertanyaan ......................................................................................................... 13
















1
BAB I
PENDAHULUAN

Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia
yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pelabuhan ini berfungsi sebagai
pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar
pulau. Untuk memaksimalkan fungsi pelabuhan ini, maka pihak pelabuhan tentu
harus menyediakan fasilitas-fasilitas untuk melayani arus keluar masuk barang
baik berupa barang curah, konvensional maupun container.
Di dalam pelabuhan terdapat banyak sekali lokasi untuk mendukung kegiatan
angkut dan bongkar muatan barang. Salah satunya adalah lapangan penumpukan
yang berfungsi untuk tempat menumpuknya container-container baik yang berisi
maupun yang tidak berisi muatan, sebelum akhirnya container-container ini
diangkut lagi oleh trailer untuk dibawa ke suatu tempat tujuan. Namun karena
container ini memiliki muatan yang berat, sudah seharusnya konstruksi lapangan
penumpukan ini dibangun dengan baik sehingga mampu untuk menahan beban
container dan muatannya di atasnya, dimana bisa mencapai 5 tumpukan
container.
Selain konstruksi dari lapangan penumpukan, fasilitas lain yang perlu
diperhatikan adalah akses jalan di dalam maupun di luar pelabuhan. Akses jalan
ini mempunyai peranan penting dalam kegiatan di pelabuhan. Jalan-jalan di dalam
maupun di luar pelabuhan sudah seharusnya juga memiliki kekuatan yang mampu
menahan beban-beban di atasnya, seperti beban trailer yang membawa container
setiap harinya di pelabuhan.
Untuk itulah Proyek Perkuatan Jalan dan Perkuatan Lapangan Penumpukan di
Cabang Pelabuhan Tanjung Priok dilakukan. Dimana masih banyak kita temui
jalan-jalan disini belum maksimal dalam menunjang kegiatan operasional
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia.
Nantinya, dengan selesainya proyek ini diharapkan agar Pelabuhan Tanjung Priok
dapat lebih memaksimalkan fungsinya, sehingga kehidupan ekonomi, sosial
masyarakat dapat tetap terpenuhi dengan baik sesuai dengan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia.


2 2

BAB II
PERMASALAHAN

Di dalam Proyek Perkuatan Jalan dan Perkuatan Lapangan Penumpukan di
Cabang Pelabuhan Tanjung Priok ini tidak lepas dari permasalahan-permasalahan
yang terjadi di dalamnya, namun kami hanya membahas permasalahan-
permasalahan yang terjadi pada saat konstruksi berlangsung dan setelah
konstruksi selesai, yaitu berupa dampak fisik dan dampak kimiawi.
1. Dampak Fisik
Dampak fisik adalah dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh proyek
saat konstruksi berlangsung atau setelah konstruksi selesai, terutama
terjadinya perubahan-perubahan yang dapat dilihat atau dirasakan langsung.
Dampak fisik yang terjadi diantaranya:
a. Penurunan elevasi tanah
Penurunan elevasi tanah yang terjadi di dalam poyek ini disebabkan
karena penumpukan container-container di atas beton yang belum cukup
umur, sehingga beton belum siap atau belum keras dalam menerima beban
container dan muatan di dalamnya. Selain itu penurunan ini juga bisa
terjadi karena material tanah bawah yang sudah menurun karena
masuknya air laut pada tanah dasar. Karena turunnya elevasi tanah di
bawah tumpukan container tersebut, saat turun hujan air hujan pun tidak
dapat mengalir dengan baik ke saluran yang tersedia di sekitar lapangan
penumpukan dan akibatnya terjadi genangan air yang cukup signifikan di
sekitar tumpukan container, akibatnya beton menjadi retak. Hal ini tentu
menyebabkan lingkungan hidup yang tidak sehat dan mengganggu
kegiatan bongkar muat container.
b. Kondisi jalan yang banjir
Kondisi jalan yang banjir terjadi di sekitar pekerjaan bongkaran saluran.
Dimana ketika pekerjaan bongkaran, sisa bongkaran yang berupa puing
dan tanah yang sudah bercampur dengan pasir tidak langsung diangkut
oleh Dump Truck ke lokasi pembuangan sisa bongkaran. Akibatnya saat


3 3
hujan turun, sisa-sisa bongkaran yang tetap menumpuk di sekitar lokasi
pekerjaan saluran terkena air hujan lalu limpas ke jalan-jalan di sekitarnya
dan ada juga yang kembali masuk ke dalam pekerjaan bongkaran saluran.
Tentu tanah-tanah sisa bongkaran yang limpas ke jalan inilah yang
membuat jalanan di sekitar pekerjaan bongkaran saluran ini banjir dan
becek dengan lumpur, yang bisa menggangu pengguna jalan lainnya yang
melewati jalan itu dan merusak lingkungan hidup di sekitarnya.

2. Dampak Kimiawi
Dampak kimiawi adalah dampak lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh
proyek saat konstruksi berlangsung atau setelah konstruksi selesai, terutama
terjadinya perubahan-perubahan karena adanya pertambahan bahan kimia
yang mengganggu suatu lingkungan. Dampak kimiawi yang terjadi
diantaranya:
a. Pencemaran saluran akibat pembuangan sisa adukan
Pencemaran saluran akibat pembuangan sisa adukan ini terjadi saat proses
pengecoran, dimana adukan didatangkan dengan menggunakan mobil
molen atau Truck Mixer. Setelah semua adukan sudah dituangkan ke
lokasi pekerjaan yang dicor, operator Truck Mixer pun membersihkan
Truck Mixer nya yang digunakan untuk membawa adukan sebelum
akhirnya Truck Mixer itu kembali pulang. Saat mencuci, operator
membuang sisa-sisa adukan ke saluran yang terdekat dengan lokasi
pekerjaan. Tentu sisa-sisa adukan tersebut yang mengandung bahan-bahan
kimia yang tidak baik jika bercampur dengan air di saluran dan membuat
saluran menjadi tercemar. Dimana air di saluran ini nantinya akan menuju
laut sehingga air laut pun menjadi ikut tercemar dengan bahan-bahan
kimia serta merusak ekosistem yang ada dalam saluran maupun di laut.
b. Pencemaran udara
Pencemaran udara di sekitar proyek terjadi karena adanya alat-alat berat
yang pada suatu waktu tertentu (waktu konstruksi) beroperasi di lokasi
pekerjaan. Karena adanya tambahan sisa gas buang yang dihasilkan oleh


4 4
mesin-mesin diesel alat berat yang menggunakan bahan bakar solar..
Kejadian ini turut menambah pencemaran udara di sekitar proyek.

BAB III
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL)

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) berisi tentang upaya-upaya dalam
mengatasi dampak yang terjadi dari permasalahan di dalam proyek ini.

1. Dampak Fisik
a. Penurunan elevasi tanah
1) Dilakukan analisa mengenai sifat dan karakteristik tanah yang terdapat
di proyek sebelum proyek mulai dikerjakan. Agar dapat mengetahui
metode kerja apa yang dapat dilaksanakan agar mengurangi
kemungkinan terjadinya penurunan elevasi tanah.
2) Memindahkan container-container dari lokasi pekerjaan karena
lapangan penumpukan yang baru dicor harus bersih dari pekerjaan
bongkar muat container sampai beton mencapai umurnya, sehingga
beton sudah umur dan dapat untuk menahan beban di atasnya secara
maksimal.
3) Menggunakan geogrid untuk memperkuat tanah.
4) Menaikkan mutu beton yang di pakai.
5) Memakai tiang pancang untuk memperkuat kondisi tanah dan
memperkaku konstruksi beton.

b. Kondisi jalan yang banjir
1) Sisa-sisa tanah pekerjaan bongkaran saluran yang sudah tidak terpakai
sebaiknya segera diangkut menggunakan Dump Truck ke lokasi
pembuangan yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar saat hujan turun
tanah tersebut tidak limpas ke jalan yang menyebabkan jalanan
menjadi banjir dan becek.


5 5
2) Sebaiknya memberikan pembatas khusus, seperti pagar proyek, antara
pekerjaan bongkaran dan akses jalan lalu lintas yang biasanya selalui
dilalui oleh masyarakat saat beraktivitas. Sehingga saat kendaraan-
kendaraan besar besar seperti trailer melewati jalan tersebut, kendaraan
tidak melindas sisa-sisa pekerjaan bongkaran yang terdapat di tepi-tepi
saluran di pinggi-pinggir jalan raya.

2. Dampak Kimiawi
a. Pencemaran saluran akibat pembuangan sisa adukan
1) Menetapkan suatu lokasi tertentu untuk pembuangan sisa-sisa material
proyek yang telah disepakati bersama anatar pihak proyek dengan
masyarakat sekitar. Sehingga tidak terjadi pembuangan sisa adukan
dengan sembarang termasuk ke dalam saluran yang dapat merusak
lingkungan hidup disekitar proyek.
2) Menetapkan aturan yang jelas dan tegas kepada setiap pekerja untuk
tidak membuang limbah sisa pekerjaan proyek dengan sembarangan,
sehingga disiplin kerja semakin baik lagi.

b. Pencemaran udara akibat pembuangan gas sisa alat-alat berat proyek
1) Memanfaatkan jumlah kendaraan operasional atau armada-armada alat
berat yang tersedia di proyek sehingga, semua armada yang suda
tersedia dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan banyaknya
jumalah pekerjaan. Sehingga bisa meminimalisir sisa-sisa gas buang
dari kendaraan-kendaraan tersebut.
2) Jika memungkinkan bisa dilakukan penanaman pohon pelindung di
kanan dan kiri jalan sehingga sisa-sisa gas buang bisa berkurang
karena adanya pohon di sekitar proyek.
3) Mengatur jadwal kerja dan lokasi pekerjaan kendaraan-kendaraan
proyek yang bekerja, agar tidak menggangu kegiatan lain bahkan
masyarakat yang beraktivitas di sekitar proyek.




6 6




BAB IV
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)

Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) berisi tentang pelaksanaan
pemantauan dari pelaksanaan pengelolaan lingkungan yaitu siapa yang
bertanggung jawab memantau, waktu pemantauan, dan rekomendasi hasil
pemantauan.
1. Pelaksanaan pemantauan
a. Memeriksa dan mencocokkan seluruh pelaksanaan UKL dan UPL sesuai
dengan dokumen, serta memeriksa kebenaran laporan pemantauan yang
dilaksanakan oleh Pemrakarsa.
b. Melakukan diskusi dengan pihak Pemrakarsa tentang manfaat, kendala
dan hambatan dalam pelaksanaan UKL dan UPL, meliputi: manajemen,
pengelolaan limbah, unit intern organisasi pengelolaan lingkungan, dll.
c. Melakukan wawancara dengan tokoh-tokoh masyarakat dan atau
masyarakat sekitar lokasi usaha atau kegiatan yang dipantau.
d. Bila diperlukan, melakukan pengambilan contoh limbah untuk diuji di
laboratorium atau keluaran pengelolaan lingkungan yang telah
dilaksanakan.
2. Pemantauan dilakukan oleh:
a. Pemrakarsa proyek
b. Pemda Tingkat I dan Tingkat II yang bersangkutan
c. Instansi Teknis/Sektor yang bertanggung jawab
d. Badan Pengendali Dampak Lingkungan (BAPEDAL), BAPEDAL
Wilayah, BAPELDA Tingkat I dan BAPELDA Tingkat II.
3. Waktu Pemantauan
Frekuensi pemantauan lapangan dilaksanakan menurut kebutuhan.
4. Rekomendasi hasil pemantauan


7 7
Rekomendasi berisi saran tindak secara teknis, konkret dan yang dapat
diterapkan (applicable) oleh Pemrakarsa untuk melaksanakan UKL dan UPL.
Dalam memberikan rekomendasi/saran tindak perlu memperhatikan: dokumen
RKL dan RPL, temuan lapangan/hasil pengecekan, kebijaksanaan dan
peraturan perundang-undangan yang terkait, perkembangan teknologi yang
relevan, dll.
Ringkasan UPL, antara lain meliputi:
1. Penurunan elevasi tanah
a. Jenis dampak penting
Sejauh mana penurunan elevasi tanah setelah container-container
ditumpuk di atas beton yang belum cukup umur.
b. Sumber dampak penting
Beban container-container dan muatannya yang ditumpuk sampai 5
tumpukan.
c. Metode pemantauan
1) Dengan pengamatan langsung ke lokasi yang terjadi penurunan elevasi
tanah;
2) Mengindikasi penyebab-penyebabnya;
3) Melakukan analisa-analisa; dan
4) Bila diperlukan pengambilan contoh tanah untuk diuji di laboratorium.
d. Lokasi pemantauan
Lapangan penumpukan container yang diperkuat.
e. Waktu pemantauan
Dilakukan pemantauan setiap selesai dilakukan pengecoran.
f. Rekomendasi Hasil Pemantauan
Pemrakarsa proyek dapat membongkar kembali beton yang sudah di cor
dan dilakukan pengecoran ulang dengan menggunakan mutu beton yang
lebih besar atau menambahkan tiang pancang untuk perkuatan lapangan
penumpukan.
2. Kondisi jalan yang banjir
a. Jenis dampak penting


8 8
Banjir yang terjadi di sekitar lokasi pekerjaan, menggangu proses
pekerjaan dan masyarakat pengguna jalan lainnya.
b. Sumber dampak penting
Sisa-sisa tanah pekerjaan bongkaran saluran.
c. Metode pemantauan
1) Dengan pengamatan langsung ke lokasi yang terjadi banjir;
2) Mengindikasi penyebab-penyebabnya; dan
3) Melakukan analisa-analisa dan pemantauan.
d. Lokasi pemantauan
Lokasi pekerjaan bongkaran saluran-saluran.
e. Waktu pemantauan
Dilakukan pemantauan setiap selesai pekerjaan bongkaran saluran.
f. Rekomendasi Hasil Pemantauan
Pemrakarsa proyek menetapkan batas-batas yang jelas antara jalan dan
lokasi pekerjaan dan memantau terus pekerjaan pembuangan tanah sisa-
sisa bongkaran.
3. Pencemaran saluran akibat pembuangan sisa adukan
a. Jenis dampak penting
Saluran yang tercemar dengan bahan-bahan kimia dari sisa adukan beton
yang dibuang ke saluran di sekitar proyek.
b. Sumber dampak penting
Bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam adukan beton, yang
meliputi: Kapur (CaO), Silika (SiO
2
), Alumina (Al
2
O
3
), Besi (Fe
2
O
3
),
Magnesia (MgO), Sulfur (SO
3
), dan Potash (Na
2
O + K
2
O)
c. Metode pemantauan
1) Dengan pengamatan langsung ke lokasi saat proses pelimpahan adukan
ke lokasi pengecoran selesai;
2) Mengindikasi penyebab-penyebabnya;
3) Melakukan analisa-analisa dan pemantauan atas rencana lokasi
pembuangan sisa adukan; dan


9 9
4) Bila diperlukan pengambilan contoh air yang berada di saluran yang
sudah terkena campuran sisa adukan yang dibuang ke dalamnya untuk
diuji di laboratorium.
d. Lokasi pemantauan
Saluran-saluran yang berada di sekitar lokasi pekerjaan pengecoran dan
garis laut dekat proyek.
e. Waktu pemantauan
Dilakukan pemantauan setiap akan dilakukan pekerjaan pengecoran
terutama saat Truck Mixer sudah selesai menuangkan adukan ke lokasi
pengecoran dan melakukan pembersihan sisa-sisa adukan oleh operator
Truck Mixer.
f. Rekomendasi Hasil Pemantauan
Pemrakarsa proyek menentukan lokasi untuk tempat pembuangan limbah-
limbah proyek agar tidak mencemari lingkungan sekitar.
4. Pencemaran udara akibat pembuangan gas sisa alat-alat berat proyek
a. Jenis dampak penting
Komposisi udara di sekitar proyek yang berpotensi tercemar karena
adanya tambahan sisa gas buang.
b. Sumber dampak penting
Bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam sisa gas buang dari mesin
diesel berbahan bakar solar, yang meliputi: Bermacam-macam gas beracun
seperti CO, HC, CO
2
, NO
x.
c. Metode pemantauan
1) Dengan pengamatan langsung ke lokasi saat kendaraan-kendaraan
operasional proyek seperti alat-alat berat sedang melakukan pekerjaan;
2) Mengindikasi penyebab-penyebabnya;
3) Melakukan analisa-analisa dan pemantauan atas komposisi sisa gas
buang beracun; dan
4) Bila diperlukan pengambilan gas yang dibuang melalui pembuangan
kendaraan untuk diuji emisi.
d. Lokasi pemantauan


10 10
Di setiap lokasi pekerjaan yang menggunakan alat-alat yang berbahan
bakar solar.
e. Waktu pemantauan
Dilakukan pemantauan setiap akan dilakukan pekerjaan oleh alat-alat yang
berbahan bakar solar.
f. Rekomendasi Hasil Pemantauan
Pemrakarsa proyek mengatur jadwal kerja alat-alat berat dengan baik di
lokasi-lokasi pekerjaan agar dapat mengoptimalkan pekerjaannya.
BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pada
Proyek Perkuatan Jalan dan Perkuatan Lapangan Penumpukan di Cabang
Pelabuhan Tanjung Priok adalah:

1. Dampak yang ditimbulkan, yaitu:
a. Penurunan elevasi tanah;
b. Kondisi jalan yang banjir;
c. Pencemaran saluran akibat pembuangan sisa adukan; dan
d. Pencemaran udara akibat pembuangan gas sisa alat-alat berat proyek.

2. Tingkat ketaatan Pemrakarsa dan situasi kondisi yang berkaitan dengan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan masih perlu ditingkatkan agar
Proyek Perkuatan Jalan dan Perkuatan Lapangan Penumpukan di Cabang
Pelabuhan Tanjung Priok ini tetap berjalan dengan baik namun tetap
memperhatikana lingkungan hidup di sekitarnya.

3. Hasil pemantauan pelaksanaan RKL dan RPL yang sudah dikirimkan kepada
Pemrakarsa dan pihak-pihak lain perlu terus dipantau secara periodic untuk
mengetahui apakah rekomendasi hasil pemantauan itu benar-benar
dilaksanakan oleh pemrakarsa atau tidak.



11 11








LAMPIRAN GAMBAR


Gambar 1. Penurunan elevasi tanah di Gambar 2. Kondisi jalan yang banjir
lapangan penumpukan yang menyebabkan dengan lumpur
banjir

Gambar 3. Operator Truk Mixer yang Gambar 4. Salah Satu alat berat


12 12
membuang sisa adukan ke dalam yang menghasilkan sisa-sisa gas
saluran buang

Gambar 5. Upaya Peningakatan Mutu Subgrade Dengan Cara Tiang Pancang
dan Geogrid


Gambar 6. Upaya Pengelolaan Jalan Gambar 7. Upaya Pengelolaan
yang Banjir Pencemaran Saluran


Gambar 8. Upaya Pengelolaan
Polusi Udara




13 13


LAMPIRAN PERTANYAAN

Pertanyaan:
1. Nanin Oktaviani :
Kenapa saat beton belum kering sudah dilakukan penumpukan container ?
2. Nurhayeti :
Berapa banyak jumlah penduduk dan lama intensitas untuk terjadi dampak
nya?
Kenapa tidak menjadi dampak penting lingkungan hidup seperti
disebutkan PERMEN No.5 pasal 4 ayat 1B ?
3. Rikhe Syahnita Ramandha :
Apakah dampak yang disebutkan diatas tidak dilihat dari luasnya lokasi
pekerjaan untuk menjadi wajib amdal ?

Jawaban:

1. Untuk Saudari Nanin :
Karena perintah langsung dari owner dan tidak adanya tempat lagi untuk
menumpuk container karena lahan yang begitu sempit di pelabuhan
Tanjung Priok.
2. Untuk Saudari Nurhayeti :
Untuk dampak ini terjadi secara lokal, tidak menyebar ke pemukiman. Jadi
tidak termasuk dampak penting. Menurut PERMEN No. 5 pasal 5 ayat 1
menyebutkan bahwa permasalahan diatas masih bisa ditanggulangi
berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi.
3. Untuk Saudari Rikhe :
Lokasi pekerjaan disini berupa 10 titik yang tersebar di area pelabuhan
Tanjung Priok. Sedangkan besaran luas untuk wajib amdal pun masih
dibawah 50 ha. Proyek ini bisa menjadi wajib AMDAL jika warga sekitar


14 14
yang terkena dampak mengeluhkan melalui LSM dan menyampaikannya
ke Menteri Lingkungan Hidup.

You might also like