You are on page 1of 21

1

BABI
PENDAHULUAN

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan ( 37 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin.















2


BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan persentasi belakang kepala, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin. Beberapa pengertian lain dari persalinan spontan
dengan tenaga ibu. Persalinan dikatakan normal bila tidak ada penyulit.
1
B. Etiologi Persalinan
Sebab terjadinya persalinan sampai kini masih merupakan teori teori yang kompleks.
Faktor faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh syaraf dan nutrisi di sebut sebagai faktor faktor yang mengakibatkan
persalinan mulai.
1,2

mulai dan berlangsungnya persalinan, antara lain :
a. Teori penurunan hormon
Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang terjadi kira kira 1 2 minggu
sebelum partus dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang bagi otot otot uterus
dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesterone turun.
b. Teori plasenta menjadi tua
Villi korialis mengalami perubahan perubahan, sehingga kadar estrogen dan
progesterone menurun yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Jika nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera di keluarkan.

3

d. Teori distensi rahim
Keadaan uterus yang terus menerus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat menggangu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta menjadi degenerasi.
e. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglion servikal dari pleksus frankenhauser yang terletak di belakang
serviks. Bila ganglion ini tertekan, kontraksi uterus akan timbul.
f. Induksi partus (induction of labour)
Partus dapat di timbulkan dengan jalan :
1) Gagang laminaria : beberapa laminaria di masukkan dalam kanalis servikalis dengan
tujuan merangsang pleksus frankenhauser.
2) Amniotomi : pemecahan ketuban.
3) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan infuse.
C. Patofisiologi Persalinan
a. Tanda tanda permulaan persalinan
1) Lightening atau settling atau dropping Yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uterus turun.
3) Perasaan sering sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
4) Perasaan sakit di perut dan di pegang oleh adanya kontraksi. Kontraksi lemah di
uterus, kadang kadag di sebut traise labor pains.
5) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah juga bercampur
darah (bloody show)
6) Tanda tanda inpartu.
tanda tanda inpartu :

4

1) Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2) Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan robekan
kecil pada serviks
3) Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4) Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
1,2
D. Teori Persalinan
Sebab-sebab dimulainya persalinan belum diketahui secara jelas. Terdapat beberapa teori
yang mencoba menerangkan mengenai awitan persalinan, diantaranya :
1
Penurunan kadar progesteron. Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meningkatkan ketegangan otot rahim. Selama kehamilan, terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah , tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Teori oksitosin.Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu, timbul
kontraksi otot-otot Rahim.
Keregangan otot-otot.Apabila dinding kandung kencing dan lambung teregang karena
isinya bertambah,timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan
rahim, seiring dengan majunya kehamilan, otot-otot rahim makin teregang dan rentan.
pengaruh janin : Hipofisis dan kelenjar suprarenal janin rupanya memegang peranan. Hal
ini tampak pada kehamilan dengan janin anensefalus dan hipoplasia adrenal sehingga
kehamilan sering lebih lama dari biasanya.
Teori Prostaglandin : Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua diduga menjadi salah
satu sebab permulaan persalinan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin E
dan F yang diberikan secara intravena, intra dan ekstraamnial menimbulkan kontraksi
myiometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi, baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu
Hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

Sebenarnya, sebab-sebab dimulainya partus sampai kini masih merupakan teori-teori
yang kompleks, secara umum dapat dikelompokkan pula sebagai berikut :

5

Faktor-faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor faktor yang mengakibatkan partus.
Perubahan biokimia dan biofisika juga berperan dimana terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Seperti diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-
ototuterus.
Plasenta juga menjadi tua dengan lamanya kehamilan.Vili koriales mengalami
perubahansehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.
Gangguan sirkulasi uteroplasenter juga terjadi dimana keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.1

F.Istilah Yang Berkaitan Dengan Umur Kehamilan
1. Abortus
Adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup, berat janin dibawah 1000 gram
dan tua kehamilan dibawah 28 minggu.
2. Partus prematurus
Adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehhamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup
tetapi premature, berat janin antara 1000-2500 gram.
3. Partus maturus atau aterm
Adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram.
4. Partus post maturus ( seratinus )
Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang ditaksir
5. Partus presipitatus
Adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin dikamar mandi, dsb.
6. Partus percobaan
Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau
tidaknya disproporsi sefalopelvik.


6

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

A. Proses Persalinan
Untuk menerangkan persalinan, dipengaruhi oleh POWER, PASSAGE,
PASSENGER
1,2
Tenaga yang mendorong anak keluar, yaitu :
HIS
Tenaga mengejan/meneran
Panggul
Gerakan anak

1. Tenaga yang mendorong anak keluar(HIS)
His ialah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir kehamilan
sebelum persalinan dimulai, sudah terdapat kontraksi rahim yang disebut his pendahuluan
atau his palsu. His ini sebetulnya, hanya merupakan peningkatan kontraksi Braxton
Hicks, sifatnya tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat
paha, tetapi tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian
bawah seperti his persalinan.
Lamanya kontraksi pendek, tidak bertambah kuat jika dibawa berjalan, bahkan sering
berkurang. His pendahuluan tidak bertambah kuat seiring majunya waktu, bertentangan
dengan his persalinan yang makin lama makin kuat. Hal yang paling penting adalah
bahwa his pendahuluan tidak mempunyai pengaruh pada serviks.
1,2

His persalinan merupakan kontraksi fisiologis otot-otot rahim. Bertentangan dengan sifat
kontraksi fisiologis lain, his persalinan bersifat nyeri. Nyeri ini mungkin disebabkan oleh
anoksia dari sel-sel otot sewaktu kontraksi, tekanan oleh serabut otot rahim yang
berkontraksi pada ganglion saraf di dalam serviks dan segmen bawah rahim, regangan
serviks, atau regangan dan tarikan pada peritoneum sewaktu kontraksi.
1,2

Kontraksi rahim bersifat autonom, tidak dipengaruhi oleh kemauan, tetapi dapat juga
dipengaruhi oleh rangsangan dari luar, misalnya rangsangan oleh jari-jaritangan.

7

Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah sebagai berikut :
Lamanya kontraksi
Kekuatan kontraksi; menimbulkan naiknya tekanan intra uterin sampai 35mmHg.
Interval antara dua kontraksi; pada permulaan persalinan his timbul sekali dalam 10
menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.
2
Tenaga mengejan/meneran
Selain his, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah, tenaga yang mendorong anak
keluar terutama adalah kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intraabdominal. Tenaga mengejan hanya dapat berhasil jika pembukaan sudah
lengkap,dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
1,2


Tanpa tenaga mengejan anak tidak dapat lahir, misalnya pada pasien yang lumpuh otot-
otot perutnya, persalinan harus dibantu dengan forceps. Tenaga mengejan juga
melahirkan plasenta setelah plasenta lepas dari dinding rahim.
1,2


2. Panggul
Adapun perubahan yang terjadi pada jalan lahir saat persalinan berlangsung sebagai
berikut :

a. Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim pada persalinan
Sejak kehamilan lanjut, uterus dengan jelas terdiri dari 2 bagian, yaitu segmen atas rahim
yang dibentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah rahim yang terbentuk dari isthmus
uteri. Dalam persalinan, perbedaan antara segmen atas dan bawah rahim lebih jelas lagi.
Segmen atas memegang peranan aktif karena berkontraksi. Dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan.
Sebaliknya, segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin menipis seiring
dengan majunya persalinan karena diregang. Jadi, segmen atas berkontraksi, menjadi
tebal dan mendorong anak keluar sedangkan segmen bawah dan serviks mengadakan

8

relaksasi dan dilatasi serta menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akandilalui
bayi.
2,7

b.Sifat kontraksi otot Rahim
Kontraksi otot rahim mempunyai dua sifat yang khas, yaitu :
Setelah kontraksi, otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi,
tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi.
Kejadian ini disebut retraksi. Dengan retraksi, rongga rahim mengecil dan anak berangsur
di dorong ke bawah dan tidak banyak naik lagi ke atas setelah his hilang. Akibatnya
segmen atas makin tebal seiringmajunya persalinan, apalagi setelah bayi lahir.
Kontraksi tidak sama kuatnya, tetapi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur
berkurang ke bawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.Jika kontraksi di bagian
bawah sama kuatnya dengan kontraksi di bagian atas, tidak akan ada kemajuan dalam
persalinan. Karena pada permulaan persalinan serviks masih tertutup, isi rahim tentu
tidak dapat didorong ke dalam vagina.
Jadi, pengecilan segmen atas harus diimbangi oleh relaksasi segmen bawah rahim. Akibat
hal tersebut, segmen atas makin lama semakin mengecil, sedangkan segmen bawah
semakin diregang dan makin tipis, isi rahim sedikit demi sedikit terdorong ke luar dan
pindah ke segmen bawah. Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah makin
tipis, batas antar segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas.
Batas ini disebut lingkaran retraksi fisiologis.Jika segmen bawah sangat diregang,
lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat, lingkaran ini disebut
lingkaran retraksi patologis ataulingkaran Bandl yang merupakan tanda ancaman
robekan rahim dan muncul jika bagian depan tidak dapat maju, misalnya karena pangul
sempit.
2,7
c.Perubahan bentuk Rahim
Pada tiap kontraksi, sumbu panjang rahim bertambah panjang, sedangkan
ukuranmelintang maupun ukuran muka belakang berkurang. Pengaruh perubahan bentuk
ini ialah sebagai berikut :
Karena ukuran melintang berkurang, lengkungan tulang punggung anak berkurang,

9

artinya tulang punggung menjadi lebih lurus. Dengan demikian, kutub atas anak tertekan
pada fundus, sedangkan kutub bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.
Karena rahim bertambah panjang, otot-otot memanjang diregang dan menarik segmen
bawah dan serviks. Hal ini merupakan salah satu penyebab pembukaan serviks.

d.Perubahan pada serviks
Agar anak dapat keluar dari rahim, perlu terjadi pembukaan serviks. Pembukaan serviks
ini biasanya didahului oleh pendataran serviks.
Pendataran serviks
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis yang semula berupa sebuah
saluran dengan panjang 1-2 cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir yang tipis.
Pendataran ini terjadi dari atas ke bawah.
Pembukaan serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks adalah pembesaran ostium eksternum
menjadi suatu lubang dengan diameter sekitar 10 cm yang akan di lalui anak..
2,7
e.Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama pada dasar panggul ditentukan oleh
bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi
saluran dengan dinding yang tipis. Sewaktu kepala sampai di vulva, lubang vulva
menghadap ke depan atas. Dari luar, peregangan oleh bagian depan tampak pada
perineum yang menonjol dan tipis, sedangkan anus menjadi terbuka.
2,7

3. Gerakan-gerakan anak pada persalinan
Gerakan-gerakan anak pada persalinan yang paling sering kita jumpai ialah presentasi
belakang kepala dan kebanyakan presentasi ini masuk ke dalam pintu atas panggul
dengan sutura sagitalis melintang. Ubun-ubun kecil kiri melintang lebih sering daripada
ubun-ubun kecil kanan melintang. Karena itu, akan diuraikan pergerakan anak dalam
presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil kiri melintang.

10

Gerakan-gerakan pokok persalinan adalah engagement, descens (penurunan kepala),
fleksi, rotasi interna (putaran paksi dalam), ekstensi, rotasi ekstrena(putaran paksi luar),
dan ekspulsi.
Mekanisme persalinan terdiri dari suatu gabungan gerakan-gerakan yang berlangsung
pada saat yang sama. Misalnya, sebagai bagian dari proses engagement terjadi fleksi dan
penurunan kepala. Gerakan-gerakan tersebut tidak mungkin diselesaikan bila bagian
terbawah janin tidak turun secara bersamaan. Seiring dengan itu, kontraksi uterus
menghasilkan modifikasi penting pada sikap atau habitus janin, terutamasetelah kepala
turun ke dalam pangul.
2
Gerakan-gerakan utama kepala janin pada persalinan:
3.1.Engagement
Mekanisme yang digunakan oleh diameter biparietal-diameter transversal kepala janin
pada presentasi oksiput untuk melewati pintu atas panggul disebut sebagai engagement
Fenomena ini terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Turunnya kepala dapat
dibagi menjadi masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul dan majunya kepala.

Gambar:Pengukuranengagement.
Pembagian ini terutama berlaku bagi primigravida. Masuknya kepala ke dalam pintu atas
panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan.Tetapi pada
multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam
pintu atas panggul biasanya terjadi dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi
yang ringan.
1,2,3,4


Sinklitisme
Peristiwa yang terjadi adalah sinklitismus. Pada presentasi belakang kepala , engagement

11

berlangsung apabila diameter biparietal telah melewati pintu atas panggul. Kepala paling
sering masuk dengan sutura sagitalis melintang.Ubun-ubun kecil kiri melintang
merupakan posisi yang paling sering kita temukan. Apabila diameter biparietal tersebut
sejajar dengan bidang panggul,kepala berada dalam sinklitisme. Sutura sagitalis berada di
tengah-tengah antara dinding panggul bagian depan dan belakang. Engagement dengan
sinklitisme terjadi bila uterus tegak lurus terhadap pintu atas panggul dan panggulnya
luas. Jika keadaan tersebut tidak tercapai, kepala berada dalam keadaan asinklitisme.
3



Gambar Sinklitisme
Asinklitisme
Asinklitisme anterior, menurut Naegele ialah arah sumbu kepala membuatsudut lancip ke
depan dengan pintu atas panggul. Dapat pula terjadi asinklitismus posterior yang menurut
Litzman ialah apabila keadaan sebaliknya dari asinklitismus anterior
Asinklitismus derajat sedang pasti terjadi pada persalinan normal, namun jika derajat
berat, gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sefalo pelvik pada panggul yang
berukuran normal sekalipun. Perubahan yang berturut-turut dari asinklitismus posterior
ke anterior mempermudah desensus dengan memungkinkan kepala janin mengambil
kesempatan memanfaatkan daerah-daerah yang paling luas di rongga panggul.
2,3,4




12

3.2.Descens (penurunan kepala)
Hal ini merupakan syarat utama kelahiran bayi. Pada wanita nulipara,engagement dapat
terjadi sebelum awitan persalinan dan desensus lebih lanjut mungkin belum terjadi
sampai dimulainya persalinan kala dua. Pada wanita multipara, desensus biasanya
a.Tekanan cairan amnion
b.Tekanan langsung fundus pada bokong saat kontraksi
c.Usaha mengejan yang menggunakan otot-otot abdomen
d.Ekstensi dan pelurusan badan janin.


3.3.Fleksi
Ketika desens mengalami tahanan, baik dari serviks, dinding panggul, atau dasar
panggul, biasanya terjadi fleksi kepala. Pada gerakan ini, dagu mendekat ke dada janin
dan diameter suboksipitobregmatika yang lebih pendek menggantikandiameter
Oksipitofrontal yanglebihpanjang.
2


3.4.Rotasi Interna ( Putaran Paksi Dalam)
Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam ialah pemutaran bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan,ke bawah simfisis.
Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah adalah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yang akan memutar ke depan, ke bawah simfisis.

13

Putaran paksi dalam mutlak diperlukan untuk kelahiran kepala, karena putaran paksi
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir,
khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak
terjadi tersendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi
sebelum kepala sampai ke Hodge III kadang-kadang baru terjadi setelah kepala sampai di
dasar panggul.
1,3


Gambar : mekanisme persalinan pada posisi oksiput anterior kiri


Sebab-sebab putaran paksi dalam yakni:
Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah darikepala.
Bagian terendah kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit, yaitu disebelah depan
atas tempat terdapatnya hiatus genitalis antara antara musculuslevator ani kiri dan kanan.
Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.
3.5.Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul terjadilah ekstensi atau
defleksi kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk

14

melaluinya. Kalau tidak terjadi ekstensi, kepala akant ertekan pada perineum dan
menembusnya. Pada kepala, bekerja dua kekuatan yang satu mendesaknya ke bawah, dan
yang satunya disebabkan oleh tahanan dasar panggul yang menolaknya ke atas.
Resultannya ialah kekuatan ke arahdepan atas. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir
bawah simfisis, yang dapat maju karena kekuatan tersebut di atas ialah bagian yang
berhadapan dengan subocciput sehingga pada pinggir atas perineum, lahirlah berturut-
turut ubun-ubun besar, dahi hidung, mulut, dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hipomoklion.
1,2,3

3.6.RotasiEksterna(putaranpaksiluar)
Setelah kepala lahir, belakang kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Gerakan
ini disebut putaran restitusi (putaran balasan : putaran paksiluar). Selanjutnya putaran
dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sesisi. Gerakan
yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena
ukuran bahu menempatkan diri dalamdiameter anteroposterior pintu bawah panggul.
2,3


3.7. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi
hipomoklion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusuldan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.
1,2


15





16

KALA PERSALINAN
Mekanisme persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu
Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10
cm,disebut kala pembukaan.
Kala II : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengedan mendorong janin keluar hingga lahir
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta
Kala IV : Satu jam setelah plasenta lahir lengkap

A.Kala I (Kala Pembukaan)
Secara klinis dapat dikatakan partus dimulai apabila timbul his dan wanita tersebut
mengeluarkan lendir yang bercampur darah (bloody show). Lendir yang bercampur darah
ini berasal dari lendir kanalis servikalis mulai membuka atau mendatar. Proses
membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase.
5
1.Fase laten : Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambatsampai
mencapai ukuran diameter 3 cm
2. Fase aktif : Dibagi dalam 3 fase lagi yakni:
Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm
Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari
4cm, menjadi 9 cm
Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan
dari 9 cm menjadi lengkap.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun terjadi demikian,
akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek
5,6,7

17


Gambar : Berbagai fase pembukaan serviks pada kala I
Pendataran serviks adalah pemendekan kanalis servikalis uteri yang semula berupa
sebuah saluran dengan panjang 1-2 cm, menjadi satu lubang saja dengan pinggir tipis.
1

Pembukaan serviks adalah pembesaran ostium externum yang tadinya berupa suatu
lubang dengan diameter beberapa millimeter, menjadi lubang yang dapat dilalui anak
dengan diameter sekitar 10 cm. Pada pembukaan lengkap, tidak teraba lagi bibir portio,
segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan suatu saluran.
5,6

Mekanisme membukanya serviks berbeda pada primigravida dan multigravida. Pada
yang pertama, ostium uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks akan
mendatar dan menipis.
Baru kemudian ostium uteri eksternum membuka. Sedangkan pada multigravida ostium
uteri internum sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran serviks terjadi dalam saat yang sama. Kala I selesai apabila
pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13
jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam.
1,5,6



18

B.Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
Karena biasanya kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan
tekanan pada otot-otot dasar panggul, yaitu secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Ibu merasa pula :
Tekanan pada rectum
Hendak buang air besar
Perineum mulai menonjol dan melebar
Anus membesar
Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada
waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan
sub oksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah
istirahat sebentar, his mulai lagi untuk mengelurakan badan dan anggota bayi. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara 0,5 jam.
5,6


C. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Terdiri dari 2 fase, yaitu: (1) fase pelepasan plasenta, (2) fase pengeluaran
plasenta.Setelah anak lahir, his berhenti sebentar, tetapi timbul lagi setelah beberapa
menit. His ini dinamakan his pelepasan plasenta yang berfungsi melepaskan plasenta,
sehingga terletak pada segmen bawah rahim atau bagian atas vagina. Pada masa ini,
uterus akan teraba sebagai tumor yang keras, segmen atas melebar karena mengandung
plasenta, dan fundus uteri teraba sedikit di bawah pusat.
5
Jika telah lepas, bentuk plasenta menjadi bundar, dan tetap bundar sehingga perubahan
bentuk ini dapat dijadikan tanda pelepasan plasenta. Jika keadaan ini dibiarkan, setelah
plasenta lepas, fundus uteri naik, sedikit hingga setinggi pusat atau lebih, bagian tali pusat
diluar vulva menjadi lebih panjang.
Naiknya fundus uteri disebabkan karena plasenta jatuh dalam segmen bawah rahim
bagian atas vagina sehingga mengangkat uterus yang berkontraksi. Seiring lepasnya

19

plasenta, dengan sendirinya bagian tali pusat yang lahir menjadi lebih panjang. Lamanya
kala uri kurang lebih 8,5 menit, dan pelepasan plasenta hanyamemakan waktu 2-3 menit
Tanda-tanda pelepasan plasenta:
1,5,6

Uterus menjadi bundar
Perdarahan, terutama perdarahan sekonyong-konyong dan agak banyak (250 cc)
Memanjangnya bagian tali pusat yang lahir
Naiknya fundus uteri karena naiknya rahim sehingga lebih mudahdigerakkan.

D.Kala IV (Kala Pengawasan)
Merupakan kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
7 pokok penting yang harus diperhatikan pada kala 4
: 1
1) Kontraksi uterus harus baik,
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain,
3) Plasenta dan selaput ketubanharus sudah lahir lengkap,
4) Kandung kencing harus kosong,
5) luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma,
6) Resume keadaan umum bayi, dan
7) Resume keadaan umum ibu.










20

BAB III
KESIMPULAN
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam
jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan persentasi belakang kepala, tanpa
komplikasi baik ibu maupun janin. Beberapa pengertian lain dari persalinan spontan
dengan tenaga ibu. Persalinan dikatakan normal bila tidak ada penyulit.
1

Sebab-sebab dimulainya persalinan belum diketahui secara jelas. Terdapat beberapa teori
yang mencoba menerangkan mengenai awitan persalinan, diantaranya :
1

Penurunan kadar progesteron. Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim,
sebaliknya estrogen meningkatkan ketegangan otot rahim. Selama kehamilan, terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah , tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
Teori oksitosin.Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu, timbul
kontraksi otot-otot rahim.Proses Persalinan
Untuk menerangkan persalinan, dipengaruhi oleh POWER, PASSAGE,
PASSENGER
1,2

Tenaga yang mendorong anak keluar, yaitu :
His , Tenaga mengejan/meneran , Panggul , Gerakan anak
Gerakan-gerakan pokok persalinan adalah engagement, descens (penurunan kepala),
fleksi, rotasi interna (putaran paksi dalam), ekstensi, rotasi ekstrena(putaran paksi luar),
dan ekspulsi
Mekanisme persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu
Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10
cm,disebut kala pembukaan.
Kala II : Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan
mengedan mendorong janin keluar hingga lahir
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta
Kala IV : Satu jam setelah plasenta lahir lengkap


21


DAFTAR PUSTAKA

1.Asrih Dwi H, Cristine Clervo P, 2012. Asuhan Persalinan Normal. Nuha Medica.
Yogyakarta.
2.Gabbe, Steven G. jeniffer R Niebil, Joe Leigh Simpson, 2007. Obstetrics Normal And
Problem Pregnancies. Website Included. Philadelphia
3.Hanretty, Kevin P. six edition 2003. Obstetrics illustrated. churchill livingstone.
Toronto
4.Kochenour Neil K, Mekanisme Persalinan Normal. 2012. [cited by 2012 october 29].
5.Available from : http://library.med.utah.edu/kw/human-reprok/lectures/phisicology-
labor
6.Fortner, Kimberli B. Linda M Szymanski, Harolod E Fox, Edwar d Wallfaych. 2007.
7.The Johns Hoppkins Manual Of Ginecology and Obstettric.Spiral Manual. London
8.Evans Arthur T, 2007, Manual of Obstettrics. Spiral Manual. London
Sofia

You might also like