You are on page 1of 9

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ribosom merupakan strktur multimolekular yang berperan sebagai
pabrik sintesis protein. Selama proses penterjemahan, ribosom menempel dan
bergeser sepanjang molekul mRNA dari ujung 5-3. Ribosom dibangun dari
molekul-molekul protein dan rRNA. Untuk mengetahui bentuk susunan, dan
komponen-komponen penyusunnya dilakukan pendekatan dengan berbagai
cara yaitu pengamatan dengan mikroskop electron, pemusingan, didefraksi
dengan berkas sinar-X dan immunositokimia. (Issoeganti, 1993)
Pada sel-sel eukariotik terdapat beberapa jenis organela yang melakukan
fungsi khusus. Beberapa organela yang terdapat di dalam sitoplasma sel-sel
eukariotik berfungsi untuk menyusun, mengubah, dan mensekresikan protein.
Struktur yang paling sederhana adalah ribosom. Di dalam sitoplasma terdapat
banyak ribosom, baik yang bebas, maupun yang melekat pada membran
retikulum endoplasma. (Bawa, 1988)

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur ribosom?
2. Bagaimana komposisi dari ribosom?
3. Bagaimana peranan ribosom dalam sintesis protein?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur dari ribosom
2. Untuk mengetahui komposisi kimia dari ribosom
3. Untuk mengetahui peranan ribosom dalam sintesis protein

1.4 Batasan Masalah
1. Menjelaskan struktur ribosom.
2. Untuk mengetahui komposisi kimia dari ribosom
3. Menjelaskan peranan ribosom dalam sintesis protein.

2

1.5 Manfaat Penulisan
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi para pembaca. Manfaat tersebut antara lain dapat dijadikan sebagai
referensi dalam menambah ilmu pengetahuan, khususnya mengenai organel
sel tanpa selaput yaitu ribosom.

1.6 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode
kepustakaan. Metode ini menggunakan media seperti buku, internet dan
lainnya.















3

BAB II
RIBOSOM

Ribosom adalah organel tanpa selaput yang terdapat pada semua sel
prokariotik dan eukariotik. Pada organel sel ini berlangsung translasi (sintesis
protein). Pada prokariotik, ribosom tersebar acak di sitoplasma. Pada eukariotik,
selain tersebar acak di sitoplasma, ribosom juga ditemukan menempel di
permukaan luar selaput retikulum endoplasma, di dalam matriks mitokondria, dan
di dalam sebuah sel banyak sekali. Pada bakteri Eschericia coli sebanyak 10.000
per sel, pada sel mamalia rata-rata 10 juta per sel. (Istanti & Triastono, 1995)

Gambar 1. Ribosom bebas dan ribosom yang terikat pada RE

2.1 Struktur
Ribosom merupakan organela tanpa selaput, mula-mula diamati dengan
menggunakan mikroskop cahaya yang menunjukan bahwa di dalam sel terdapat
butir-butir halus yang bersifat basofilik. Untuk memperjelas butir-butir tersebut
dilakukan pengamatan dengan mikroskop elektron. Bentuknya seperti partikel
padat, kurang lebih bulat, dengan diameter sekitar 150-200 A. Satu unit ribosom
sebenarnya terdiri atas dua subunit, yaitu subunit yang besar berbentuk kubah dan
subunit yang kecil berbentuk seperti tudung. Ukuran unit ribosom dan subunitnya
dinyatakan dengan unit (koefisien) sedimentasi Svedberg pada tabung sentrifugal.
(Istanti & Triastono, 1995)
Ribosom terdiri atas dua komponen, yaitu : molekul asam ribonukleat (ARN-
ribosom) dan protein. Beberapa protein ribosom berupa enzim yang bekerja dalam
4

sintesis protein, sedang protein yang lain membentuk struktur ribosom bersama-
sama dengan ARN-ribosom. (Bawa, 1988)
Di dalam ribosom diketahui terdapat 3 bagian yang memiliki fungsi
tersendiri, yaitu bagian E (exit site), bagian P (peptidil site), dan bagian A
(aminoacyl site). Bagian/situs P merupakan tempat pengikatan tRNA yang
membawa rantai polipeptida yang sedang tumbuh, situs A merupakan tempat
pengikatan tRNA yang membawa asam amino yang akan ditambahkan pada rantai
polipeptida, sedangkan situs E merupakan tempat keluarnya tRNA yang sudah
terdeasilisasi. (Pratono, Ekky Yudha, 2013)

2.2 Komposisi Ribosom
Zarah ribosom terdiri atas dua subunit, yaitu subunit besar dan subunit kecil.
Bila terjadi translasi, kedua subunit bergabung membentuk unit fungsional.
Ukuran ribosom dinyatakan dalam satuan S (dari inisial nama penemunya
Svedberg) yang menunjukkan kecepatan pengendapan pada waktu zarah ribosom
disentrifugasi. Komponen yang menyusun ribosom adalah protein ribosom dan
ARN ribosom (ARN-r). Jenis protein ribosom dan ukuran ARN-r yang menyusun
subunit ribosom cukup bervariasi.
Table 2.1 Komposis ribosom sel prokariotik dan sel eukariotik
Prokariotik Eukariotik
Ribosoma
Koefisien sedimentasi
Berat molekul
Jumlah subunit

70S
280.000 dalton
2 buah

80S
4.500.000 dalton
2 buah
Subunit besar
Koefisien sedimentasi
Berat molekul
Molekul rRNA
Jumlah
Ukuran
Jumlah protein

50S
1.800.000 dalton

2
23S dengan 3000 nukleotida
31-34

60S
3.000.000 dalton

3
28S dengan 5.000 nukleotida
45-49
Subunit kecil
5

Koefisien sedimentasi
Berat molekul
Molekul rRNA
Jumlah
Ukuran
Jumlah protein
30S
1.000.000 dalton

1
16S dengan 21 nukleotida
21
40S
1.500.000 dalton

1
18S dengan 2.000 nukleotida
33

(Issoeganti, 1993)










Gambar 2. Perbandingan antara struktur ribosom prokariotik dan eukariotik.

2.3 Peranan Ribosom
Fungsi utama dari ribosom adalah untuk sintesis protein dan sesuai dengan
urutan asam amino sebagaimana ditentukan dalam RNA messenger. Ribosom
merupakan organel tempat berlangsungnya penerjemahan (translasi) kodon yang
dibawa ARN-duta (ARNd). Pada ribosom terdapat celah atau tempat aminosil dan
tempat peptidil. Celah aminosil adalah tempat diletakkannya asam amino
berdasarkan pembacaan kodon pada ARNd oleh ARN transfer atau ARNt.
Sedangkan celah peptidil adalah tempat pembentukan ikatan peptida antar asam
amino sehingga terbentuk polipeptida yang selanjutnya diproses di dalam RE dan
badan golgi menjadi protein. Keberadaan celah peptidil dan celah aminosil pada
ribosom memungkinkan proses penerjemahan kodon ARNd berlangsung akurat.
(Istanti & Triastono, 1995)
6

Polipeptida hasil translasi pada ribosom REK akan dikirim dan diolah di
golgi menjadi protein membran, enzim lisosom, atau diseksresi ke luar sel melalui
gelembung sekresi. Sedangkan polipeptida hasil translasi pada ribosom bebas
dikirim ke mitokondria, sebagai enzim peroksisom, atau sebagai protein ribosom.
Translasi pada ribosom mitokondria dan kloroplas menghasilkan polipeptida
untuk keperluan kedua organel itu sendiri. (Istanti & Triastono, 1995)

Gambar 3. Ribosom yang terdiri atas subunit besar dan subunit kecil

Penjelasan lebih rinci mengenai peranan ribosom dalam sintesis protein akan
diuraikan sebagai berikut:
Ribosom terdiri dari molekul-molekul protein dan rRNA berperan sangat
penting dalam proses sintesis protein. Reaksi sintesis protein memerlukan
pemandu katalitik yang rumit. Misalnya: untuk meyakinkan bahwa kodon yang
terdapat di mRNA dapat tepat berpasangan dengan antikodon yang ada di tRNA,
sehingga penerjemahan tidak meleset. Kejadian itu dan kegiatan-kegiatan lainnya
dalam sintesis protein ini dikatalisis oleh ribosom. Ribosom prokariota maupun
eukariota memiliki peranan dan pola yang mirip satu sama lain. Masing-masing
terdiri dari subunit besar dan subunit kecil. Dalam proses sintesis protein, subunit
kecil mengikat mRNA dan tRNA, sedangkan subunit besar berperan dalam proses
pembentukan ikatan polipeptida.
Lebih dari setengah berat ribosom terdiri dari rRNA yang memegang peranan
utama dalam kegiatan ribosom sebagai katalisator. Ribosom memiliki 3 tempat
pengikat molekul-molekul RNA: sebuah untuk mengikat mRNA dan dua buah
7

untuk tRNA. Tempat-tempat tersebut diberi nama tempat P, yang berarti tempat
pengikat tRNA peptidil dan tempat A yang berarti tempat pengikat amino-tRNA-
asil. Tempat P mengikat molekul tRNA yang berikatan dengan pangkal rantai
polipeptida yang sedang tumbuh, sedangkan tempat A mengikat molekul tRNA
yang masuk, dimuati asam amino. Molekul-molekul tRNA ini akan terikat erat
pada tempat P maupun tempat A apabila antikodon yang ada padanya sesuai
dengan kodon yang ada pada mRNA. Tempat P dan tempat A ini sangat
berdekatan, sehingga dua buah molekul tRNA harus membentuk pasangan basa
dengan kodon di sampingnya yang berada di dalam molekul mRNA.
Proses pemanjangan ranta polipeptida pada ribosom merupakan suatu daur
yang terdiri dari 3 langkah.
Langkah pertama: sebuah molekul tRN aminoasil terikat ke tempat A yang
kosong, berdampingan dengan tempat P, membentuk pasangan basa dengan 3
nukleotida mRNA yang terpapar di tempat A.
Langkah kedua, pengikatan gugus karboksil bebas dari rantai polipeptida
pada tRNA di tempat P dengan asam amino yang terikat pada tRNA di tempat A.
Pengikatan ini menggunakan katalisator transferase peptidil, yang terdapat di
rRNA pada ribosom subunit besar.
Pada langkah ketiga, terjadi perpindahan tRNA-peptidil baru dari tempat A ke
tempat P, bersamaan dengan bergesernya ribosom pada mRNA. Akibatnya, tRNA
yang semula berada di tempat P tergeser dari ribosom,dan kembali ke sitosol.
Tiga di antara 64 kodon (penyandi) pada sebuah molekul mRNA merupakan
kodon penghenti, yang menghentikan proses penerjemahan. Sebuah protein
sitoplasmik yang disebut protein pembebas segera terikat pada kodon penghenti
yang mencapai tempat A, pada ribosom. Pengikatan ini mengubah kegiatan
transferase peptidil, dari mengikatkan asam amino ke tRNA-peptidil menjadi
mengikat air. Reaksi ini melepaskan gugus karboksil rantai polipeptida yang
sedang tumbuh dari ikatannya dengan molekul tRNA. Dengan demikian rantai
polipeptida segera dilepas ke sitosol, sedangkan ribosom meninggalkan mRNA,
dan segera terurai menjadi subunit besar dan kecil.
Kodon-kodon yang terdapat pada sebuah mRNA, dapat diteremahkan oleh
beberapa buah ribosom dengan tRNAnya. Penerjemahan ini berlangsung dengan
8

beruntun, sehingga terbentuklah untaian ribosom, yang disebut poliribosom atau
polisom. Perlu diingat bahwa dari sebuah mRNA hanya terbentuk satu jenis
polipeptida.

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan
1. Ribosom merupakan organel tanpa selaput yang terdapat pada semua sel
prokariotik dan eukariotik.
2. Pada eukariotik, ribosom tersebar acak di sitoplasma, menempel di
permukaan luar selaput retikulum endoplasma, dan di dalam matriks
mitokondria.
3. Ribosom terdiri dari 3 bagian yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu bagian
E (exit site), bagian P (peptidil site), dan bagian A (aminoacyl site).
4. Ribosom terbagi menjadi dua subunit, yaitu subunit yang besar berbentuk
kubah dan subunit yang kecil berbentuk seperti tudung.
5. Ribosom terdiri atas dua komponen, yaitu : molekul asam ribonukleat
(ARN-ribosom) dan protein.
6. Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya penerjemahan
(translasi) kodon yang dibawa ARN-duta (ARNd).











9

DAFTAR PUSTAKA

Bawa, Wayan. 1988. Dasar-Dasar Biologi Sel. Jakarta: P2LPTK
Gambar 1: Sridianti. 2014. http://www.sridianti.com/peran-ribosom-dalam-
sintesis-protein.html, diakses pada 12 Juli 2014
Gambar 2: Wiranata, Aghry. 2013. ghrywiranata.blogspot.com/2013/07/pengerti
an-dan-strukt ur-ribosom-dna-dan.html, diakses pada 12 Juli 2014
Gambar 3: http://www.lintas.me/technology/science/biologionline.info/struktur-
ribosombiologi-online, diakses pada 12 Juli 2014
Istanti, Annie & Triastono Imam Prasetyo. 1995. Biologi Sel. Malang: FP MIPA
IKIP
R. Issoeganti S.M. 1993. Biologi Sel. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Pratono, Ekky Yudha. 2013. http://www.academia.edu/4890955/Structure_of_Rib
osom?login=&email_was_taken=true, diakses pada 12 Juli 2014

You might also like