You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kanker otak atau tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada
intracranial dan menepati ruang di dalam tengkorak. Tumor-tumor ini selalu
bertumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh
menyebar masuk kedalam jaringan.
Tumor otak ini dapat terjadi pada semua kelompok rasial dan prevalensi yang
sama. Insiden tertinggi pada tumor otak terjadi pada decade kelima, enam dan ketujuh
dengan tinggi insidens terjadi pada pria. Terpajan zat kimia tertentu yang meliputi
akrionitril, tinta, pelarut dan minyak pelumas mungkin meningkatkan resiko, tetapi ini
belum dapat dipastikan. Kemungkinan ini juga ada pengaruh genetic, yaitu keluarga
dengan penyakit Von Hippel-Lindau, sclerosis tuberculosis dan neofibromatosis
mempunyai peningkatan insiden terjadinya tumor otak.
Ganguan terjadi apabila terdapat penekanan pada aringan otak dan infiltrasi
atau infasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
bertambahnya massa dalam tengkorak otak, terbentuky edema disekitar tumor dan
perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Kenaikan tekanan intrakranial yang tidak
diobati menyebabkan herniasi unkus da serebelum. Perubahan fisiologis lain yang
terjadi akibat peningkatan tekanan intrakranial yang cepat adalah bradikardi
progresip, hipertensi sistemik dan gangguan pernafasan.
1



2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak adalah
organ penting yang mengendalikan pikiran, memori, emosi, sentuhan, keterampilan
motorik, visi, respirasi, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita.



Otak dapat dibagi ke dalam otak besar (cerebrum), batang otak (brainstem),
dan otak kecil (cerebellum):
1. Cerebrum
Merupakan bagian yang paling besar.
Terdiri atas bagian kiri dan kanan yang disebut hemispherium Cerebri.
Berfungsi untuk kontrol terhadap pembicaraan, emosi, inisiasi gerakan,
koordinasi gerakan, temperatur, sentuhan, penglihatan, pendengaran,
penilaian, penalaran, pemecahan masalah, emosi, dan pembelajaran.
2. Cerebellum
Terletak dibawah Cerebrum dan dibelakang otak.
Berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan otot sukarela dan untuk
mempertahankan postur tubuh, keseimbangan, dan equilibrium.


3

3. Batang otak
Batang otak (garis tengah atau bagian tengah otak) termasuk otak tengah,
pons, dan medulla.
Fungsi daerah ini meliputi: pergerakan mata dan mulut, penyampaian
pesan sensorik (panas, nyeri, keras, dll), rasa lapar, respirasi, kesadaran,
fungsi jantung, suhu tubuh, gerakan otot tak sadar, bersin, batuk, muntah,
dan menelan tekanan darah dan pernapasan.

Secara lebih spesifik, beberapa bagian lain dari otak adalah sebagai berikut:
Pons: sebuah bagian yang terletak sangat dalam di otak, terletak di brainstem,
pons berisi banyak daerah kontrol untuk gerakan mata dan wajah.
Medulla: Bagian terendah dari batang otak, medula adalah bagian yang paling
penting dari seluruh otak dan merupakan pusat control jantung dan paru-paru yang
sangat penting.
Saraf tulang belakang: merupakan sekumpulan besar serabut saraf yang
terletak di bagian belakang yang memanjang dari dasar otak ke punggung bawah,
syaraf tulang belakang ini membawa pesan ke dan dari otak dan seluruh tubuh.
Lobus frontal: bagian terbesar dari otak yang terletak di bagian depan kepala,
lobus frontal terlibat dalam karakteristik kepribadian dan gerakan.
Lobus parietal: bagian tengah otak, lobus parietalis membantu seseorang
untuk mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial (dimana tubuh
seseorang dibandingkan dengan benda-benda di sekitar orang tersebut). Lobus
parietalis juga terlibat dalam interpretasi rasa sakit dan sentuhan pada tubuh.
Lobus oksipital: lobus oksipital adalah bagian belakang otak yang terlibat
dengan penglihatan.
Lobus temporal: sisi otak, lobus temporal ini terlibat dalam memori, ucapan,
dan indra penciuman.
Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan ditutupi oleh 3 membran yang
disebut meningen. Otak juga dilindungi oleh cairan serebrospinal, yang
diproduksi oleh pleksus khoroideus, yang masuk ke dalam 4 ventrikel dan rongga
antara meningen. Cairan serebrospinal membawa nutrient dari darah ke otak dan
membawa kembali zat-zat yang tidak diperlukan lagi dari otak ke darah.

4

Otak terdiri dari beberapa tipe sel, setiap tipe mempunyai fungsinya
masing-masing. Ketika sel kehilangan kemampuan untuk mengontrol
pertumbuhannya dan sel-sel diluar suatu massa jaringan disebut Tumor.
1


2.2 DEFINISI

Tumor otak atau glioma adalah sekelompok tumor yang timbul dalam sistem
saraf pusat dan dapat dijumpai beberapa derajat diferensiasi glia. (Liau, 2001). Apabila
sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila
berasal dari organ-organ lain, disebut tumor otak metastase.
Pada setiap tahun lebih dari 17.000 orang di Amerika Serikat diketahui
mempunyai tumor otak. The National Cancer Institue (NCl), menulis buku
tentang tumor otak untuk membantu pasien dan keluarganya dan teman-
temannya untuk mengetahui tentang tumor otak.
Tumor otak adalah sekumpulan massa sel-sel otak yang tumbuh abnormal, di
luar kendali. Massa ini dapat bersifat jinak (disebut tumor otak) dan ganas (disebut
kanker). Sebagian besar kanker otak dapat menyebar melalui jaringan otak, tetapi
jarang menyebar ke area lain dari tubuh.
1,2


2.3 EPIDEMIOLOGI
Tumor otak primer hanya 2 3% dari seluruh jumlah kanker pada orang
dewasa. Kira-kira 18.000 kasus baru pasien tumor otak dan dengan kematian
14.000. Pada anak-anak tumor otak primer kira-kira 25% dari seluruh tumor.
Tumor otak dapat terjadi pada setiap umur, dari penelitian, tumor otak
sering terdapat pada anak-anak 3 12 tahun dan pada dewasa sekitar 40 70
tahun.
2


2.4 ETIOLOGI
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun
telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau,
yaitu :


5

1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial
yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat
untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.

2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada
kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas
dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi
pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.

3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat
mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah
timbulnya suatu radiasi.

4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar
yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam
proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan
antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.

5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang
dilakukan pada hewan.
3



6

2.5 KLASIFIKASI
Klasifikasi tumor, terbagi dua yaitu :
1. Tumor Jinak (Benigna)
Tidak terdapat sel kanker
Biasanya dapat diangkat dan tidak berulang
Batas tegas
Bersifat tidak menginvasi ke jaringan sekitar tapi dapat menekan
daerah yang sensitive dari otak dan mengakibatkan gejala
Bila terletak di daerah vital dari otak dan menganggu fungsi vital
maka dapat dipikirkan suatu mlaignasi
2. Tumor Ganas (Maligna)
Mengandung sel kanker
Menganggu fungsi vital dan mengancam nyawa
Tumbuh cepat dan menginvasi ke jaringan sekitar otak
Seperti tanaman, tumor maligna mempunyai akar yang tumbuh ke
dalam jaringan otak yang sehat
Tumor otak maligna bisa encapsulated.
4


Klasifikasi tumor otak menurut WHO, dibagi menjadi 9 kategori tumor otak
primer, yaitu :
Tipe Sel Asal
Infiltratif astrositoma
Pilositik Astrositoma
Astrosit
Astrosit
Oligodendroglioma Oligodendrosit
Mixed Oligodenodroglioma Oligidendrosit, astrosit
Glioblastoma Multiforme Astrosit, Astroblas, Spongioblas
Ependimomaa Ependimosit
Meduloblastoma Sel Primitif neural
Meningioma Meningen
Other




7

Klasifikasi tumor otak menurut lokasi, yaitu :
1. Supratentorial, yaitu Tumor yang terletak di atas tentorium serebelli
2. Infratentorial atau subtentorial, yaitu : Tumor yang terletak di bawah
tentorium serebelli dalam fossa Kranni Posterior

Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi untuk orang dewasa, yaitu :
1. Tumor Glia
Astrosit tumor
Non-infiltrat (Juvenile Pilositik, Subependimal)
Infiltratif (Well differentiated midly and moderately anaplastic
astrositoma, glioblastoma, multiforme)
Ependymal tumor
Myxopapillary and well differentiated ependimoma
Anaplastik ependimoma
Ependimoblastoma
Oligodendroglial tumor
Well differentiated oligodendroglioma
Anaplastik oligodendroglioma
Mixed tumor
Mixed astrositoma-ependimoma
Mixed astrositoma-oligodendroglioma
Mixed astrositoma-ependimoma-oligodendriglioma
Meduloblastoma
2. Non-glial tumor
Pineal parenkim tumor
Pineostioma
Pineoblastoma
Astrositoma
Germ tumor
Germinoma
Embrional karsinoma
Teratoma
Craniopharingioma

8

Meningioma
Meningioma
Maligna meningioma
Choroid plexus tumor
Choroid plexus papiloma
Anaplastik choroids plexus papilloma

Pembagian tumor menurut asal sel, yaitu
1. Tumor otak primer
- Tumor yang berasal dari jaringan otak
- Diklasifikasikan berdasarkan tipe jaringan asal, yaitu :
1) Glioma
Astrositoma, yaitu : Tumor otak yang berasal dari astrosit, yaitu
sel kecil seperti bintang, pada orang dewasa terdapat pada
secebrum dan pada anak-anak dapat terjadi di batang otak,
serebrum dan serebellum. Merupakan 25% dari seluruh tumor otak
Pilositik astrositoma, yaitu non-infiltrating astrositoma,
berdiferensiasi, baik, jarang berubah, mampu diangkat semua
dengan operasi. Pada anak banyak pada Cerebellum, dan pada
orang dewasa banyak terdapat pada Korteks serebri.
Glioblastoma Multiforme, yaitu tumor otak yang tumbuh cepat,
berasal dari astrosit, astroblas, spongioblas. Banyak pada usia 45
55 tahun. Prognosis buruk
Ependimoma, berasal dari sel ependim yang ada di dinding
ventrikel, dapat juga terjadi di Medulla spinalis. Bisa terdapat pada
semua umur, terutama pada anak-anak dan dewasa
Oligodendroglioma, berasal dari sel yang menghasilkan myelin
untuk melindungi saraf, yang bermula dari serebrum. Tumbuh
lambat dan tidak menyebar ke jaringan otak disekeliling. Sering
terjadi pada usia pertengahan pada dewasa tetapi bisa terdapat pada
semua umur
2) Medulloblastoma, sebelumnya diduga berasal dari sel glia, tetapi pada
penelitian disimpulkan bahwa tumor ini berasal dari sel saraf yang

9

primitif yang secara normal tidak ada pada tubuh setelah lahir, kadang
disebut Primitif Neuro Ektoderma Tumor (PNET). Sering terdapat di
Serebellum. Sering terjadi pada anak-anak terutama anak laki-laki dan
puncak berada pada 3 5 tahun. Cenderung metastasis relatif tinggi
3) Meningioma, berasal dari Meningen, bersifat jinak karena tumbuhnya
sangat lambat dan otak mampu untuk menerima adanya meningioma,
sering tumbuh sampai cukup besar baru memberikan gejala. Banyak
terdapat pada wanita antara 30 50 tahun
4) Schwannoma, tumor jinak berasal dari sel Schwan, yang menghasilkan
myelin yang melindungi saraf akustikus untuk pendengaran. Banyak
pada orang dewasa, dan ternyata 2 kali lipat lebih banyak pada wanita
daripada laki-laki
5) Craniopharingioma, tumor berasal dari kelenjar pituitary dekat
hipotalamus, karena dapat menekan atau merusak hipotalamus dan
dapat menyebabkan gangguan fungsi vital dan banyak terdapat pada
anak-anak dan dewasa.
6) Germ Cell Tumor, berasal dari sel primitif sel kelamin atau dari germ
sel, sering disebut Germinoma
7) Tumor Pineal, terjadi disekitar kelenjar pineal, yaitu suatu organ yang
kecil di dekat pusat otak. Tumbuh lambat (Pineositoma), dapat tumbuh
cepat (Pineoblastoma). Daerah pineal sulit dicapai dan sering tidak
dapat diangkat

2. Tumor otak sekunder
- Tumor yang tumbuh ketika kanker menyebar dari tempat lain ke otak dan
menyebabkan tumor otak
- Tumor sekunder tidak sama dengan tumor otak primer, karena sel yang
terdapat pada tumor otak sekunder mirip dengan sel asal tumor metastasis
tersebut yang abnormal
- Terapi tergantung pada asal tumor dan perluasan penyebaran tumor, umur,
keadaan umum pasien, respon terhadap pengobatan sebelumnya.
4




10

PEMBAGIAN STADIUM TUMOR, MENURUT DIFERENSIASI TUMOR
YANG TAMPAK SECARA MIKROSKOPIK
Derajat I : Sifat kurang agresif, tumbuh lambat, gambar sel hampir
normal, bila dilakukan operasi maka merupakan terapi
yang efektif
Derajat II : Relatif tumbuh lambat, ada sel yang abnormal di bawah
mikroskop, menginvasi jaringan normal, dapat timbul
kembali bila diangkat
Derajat III: Cenderung tumbuh lebih cepat, menginfiltrasi dan dapat
timbul kembali bila diangkat
Derajat IV: Tumbuh sangat cepat, bersifat agresif, gambaran bizarre pada
mikroskop
4


2.6 GEJALA
Tumor otak menunjukkan manifestasi klinik yang tersebar. Tumor ini dapat
menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor
yang menggangu bagian spesifik dari otak.
Gejala-gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan yang berangsur-
angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah ganguan
keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral.
Sebagai akibat pertumbuhan tumor, maka kompensasi penyesuaian diri dapat
dilakukan melalui penekanan pada vena-vena intrakranial, melalui penurunan volume
cairan serebrospinal ( Dengan meningkatkan absorbsi dan menurunkan produksi ),
penurunan sedang pada aliran darah serebral dan menurunkan masa jaringan otak
intraseluler dan ekstraseluler. Bila kompensasi ini semua gagal, maka pasien
mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK.
Gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kapala,
muntah, papiledema (Choked disc atau edema saraf optik), perubahan kepribadian
dan adanya variasi penurunan fokal motorik, sensori dan disfiungsi saraf kranial.
Gejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori, yaitu : Gejala
klinik umum, gejala klinik lokal, dan gejala lokal yang menyesatkan (False lokalizing
features).


11

1. Gejala Klinik Umum
Gejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat
infiltrasi difus dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala,
perubahan status mental, kejang, nyeri kepala hebat, papil edema, mual dan
muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang lebih progresif
daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada lobus temporal depan dan frontal
dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang sangat besar tanpa
menyebabkan defisit neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan gejala-
gejala yang umum. Tumor pada fossa posterior atau pada lobus parietal dan
oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru kemudian memberikan
gejala umum.

Nyeri Kepala
Merupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang
kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri
kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver
valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50%
penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan
terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih
ke oksiput dan leher.
Perubahan Status Mental
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan
mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita
dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika
tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.
Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti
astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor
di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.
Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan
teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya
tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema

12

papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan
lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak
menetap.
Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa
tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang
pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual
menambah kecurigaan adanya massa intrakranial.

2. Gejala Klinik Lokal
Manifestasi lokal terjadi pada tumor yeng menyebabkan destruksi parenkim,
infark atau edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor
(contohnya : peroksidase, ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya
dapat menyebabkan disfungsi fokal yang reversibel.
Tumor Kortikal
Tumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti
paralisis pos-iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal
khusus berkaitan dengan kejang. Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri,
kelumpuhan kontralateral, dan afasia jika hemisfer dominant dipengaruhi.
Anosmia unilateral menunjukkan adanya tumor bulbus olfaktorius.
Tumor Lobus Temporalis
Gejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal
kontralateral, defisit lapangan pandang homonim, perubahan kepribadian,
disfungsi memori dan kejang parsial kompleks. Tumor hemisfer dominan
menyebabkan afasia, gangguan sensoris dan berkurangnya konsentrasi yang
merupakan gejala utama tumor lobus parietal. Adapun gejala yang lain
diantaranya disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, hemianopsia/
quadrianopsia inferior homonim kontralateral dan simple motor atau kejang
sensoris.
Tumor Lobus Oksipital
Tumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang
kongruen. Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai dengan persepsi
kontralateral episodic terhadap cahaya senter, warna atau pada bentuk geometri.

13

Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio Pineal
Tumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambat
ventrikel atau aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahan posisi dapat
meningkatkan tekanan ventrikel sehingga terjadi sakit kepala berat pada daerah
frontal dan verteks, muntah dan kadang-kadang pingsan. Hal ini juga
menyebabkan gangguan ingatan, diabetes insipidus, amenorea, galaktorea dan
gangguan pengecapan dan pengaturan suhu.
Tumor Batang Otak
Terutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapangan pandang,
nistagmus, ataksia dan kelemahan ekstremitas. Kompresi pada ventrikel empat
menyebabkan hidrosepalus obstruktif dan menimbulkan gejala-gejala umum.
Tumor Serebellar
Muntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakan gejala
yang sering ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dan nistagmus
mungkin menonjol.
3. Gejala Lokal yang Menyesatkan (False Localizing Features)
Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi
tumor yang sebenarnya. Sering disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial,
pergeseran dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi. Kelumpuhan nervus VI
berkembang ketika terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan
kompresi saraf. Tumor lobus frontal yang difus atau tumor pada korpus kallosum
menyebabkan ataksia (frontal ataksia).
5


2.7 DIAGNOSA
Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor
otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti.
Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh
penderita yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas.
Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui
pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil
dan deficit lapangan pandang.
5,6




14

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan neuroradiologis yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi ada
tidaknya kelainan intra kranial, adalah dengan:
1. Rontgen foto (X-ray) kepala; lebih banyak sebagai screening test, jika ada
tanda-tanda peninggian tekanan intra kranial, akan memperkuat indikasi
perlunya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Angiografi; suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam
pembuluh darah leher agar dapat melihat gambaran peredaran darah
(vaskularisasi) otak.
3. Computerized Tomography (CT-Scan kepala) dapat memberikan informasi
tentang lokasi tumor tetapi MRI telah menjadi pilihan untuk kebanyakan
karena gambaran jaringan lunak yang lebih jelas (Schober, 2010).
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI), bisa membuat diagosa yang lebih dini
dan akurat serta lebih defititif. Gambar otak tersebut dihasilkan ketika medan
magnet berinteraksi dengan jaringan pasien itu.
7


2.9 DIAGNOSIS BANDING
Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses
desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar
membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :
- Abses intraserebral
- Epidural hematom
- Hipertensi intrakranial benigna
- Meningitis kronik.
5,8


2.10 TERAPI
- Tergantung pada banyak faktor, diantaranya : tipe, lokasi, ukuran tumor,
umur pasien, keadaan umum pasien
- Metode terapi pada anak-anak berbeda dengan dewasa dan disesuaikan
dengan kebutuhan dari setiap pasien
- Metode-metode terapi yaitu :
Operasi craniotomy

15

Radioterapi
Kemoterapi
- Sebelum diterapi diberikan terlebih dahulu :
Steroid untuk menghilangkan edema otak
Antikonvulsan, untuk mencegah atau mengontrol kejang
P-V shunt, untuk hydrocephalus

OPERASI
- Merupakan terapi yang paling sering dilakukan pada tumor otak
- Untuk mengambil tumor otak, operasi ini disebut kraniotomi
- Jika mungkin tumor diambil semua, tetapi bila tumor tidak dapat diangkat
semua tanpa merusak jaringan otak vital, maka akan diangkat tumor
sebanyak-banyaknya. Pengambilan sebagian tumor dapat menghilangkan
gejala dengan mengurangi tekanan pada otak dan mengurangi ukuran tumor
dan terapi dapat dilanjutkan dengan radioterapi atau kemoterapi
- Pada tumor yang tidak dapat diangkat sama sekali, akan dilakukan biopsy
untuk mengetahui tipe sel sehingga dapat membantu untuk memutuskan
terapi yang akan dilakukan, biasanya dilakukan Needle biopsy dengan
bantuan CT-Scan atau MRI untuk mengarahkan ke lokasi yang tepat.
Operator membuat lubang kecil di tulang tengkorak dan menuntun jarum ke
tumor, teknik ini disebut stereotaksis

Radiosurgery stereotactic
Adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor otak
tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk menentukan lokasi
yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari
berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya bervariasi, mulai dari
penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton, ataupun sinar proton.

16


Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan
komplikasi pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah
tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi,
serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.
Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang otak
(brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat
mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat
menerima radioterapi atau perawatan lainnya.

RADIOTERAPI
Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah
mesin besar diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi
diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang.
Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel
tumor (sisa) yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat
dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis
dan ukuran tumor serta usia pasien. Setiap sesi radioterapi biasanya hanya
berlangsung beberapa menit.

Beberapa bentuk terapi radiasi:
Fraksinasi: Radioterapi biasanya diberikan lima hari seminggu selama
beberapa minggu. Memberikan dosis total radiasi secara periodik membantu
melindungi jaringan sehat di daerah tumor.

17

Hyperfractionation: Pasien mendapat dosis kecil radiasi dua atau tiga kali
sehari, bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari.
Efek samping dari radioterapi, dapat meliputi: perasaan lelah berkepanjangan,
mual, muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit (seperti terbakar) di lokasi
radiasi, sakit kepala dan kejang (gejala nekrosis radiasi).

KEMOTERAPI
Kemoterapi, yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh
sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke
seluruh tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode
pengobatan dan periode pemulihan.
Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab
(Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk pengobatan glioma ganas.
Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan
dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide memiliki keunggulan lain , yaitu
bisa secara oral.
Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah
biasanya melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan
implantasi wafer yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer
larut, melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.

BIOLOGICAL TERAPI
Merupakan cara baru untuk mengobati tumor otak dan masih dalam
penelitian. Cara ini menggunakan prinsip meningkatkan system imun tubuh
untuk melawan penyakit

REHABILITASI
- Merupakan bagian yang sangat penting pada bagian terapi
- Tergantung pada kebutuhan pasien dan bagaimana tumor mempengaruhi
aktivitas kerja
- Occupational terapi, untuk mengatasi kesulitan dalam aktivitas untuk
kehidupan sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian dan pergi ke
toilet

18

- Physical terapi terutama pada lengan yang lemah atau paralyse dan pada
gangguan keseimbangan
- Speech terapi terutama pada pasien dengan gangguan bicara.
9,10


2.11 PROGNOSA
Prognosa sering ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan diagnosa. Juga
tergantung pada diagnosa, tipe, derajat tumor, lokasi tumor, metastasis atau
tidak, umur pasien, keadaan umum pasien, seberapa banyak tumor
mempengaruhi aktivitas pasien.
10









19

BAB III
KESIMPULAN

Tumor otak termaksud penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara
klinis sukar membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna,
karena gejala yang timbul ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan terjadi
tekanan tinggi intrakranial dan efek masa tumor ke jaringan otak. Dipikirkan
menderita tumor otak bila didapat adanya gangguan cerebral umum yang bersifat
progresif, adanya gejala tekanan tinggi intrakranial dan adanya gejala sindrom
otak yang spesifik. Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini ct scan berperan dalam
diagnosa tumor otak, sedang diagnosa tumor otak benigna atau maligna dengan
pemeriksaan patologi anatomi.


20

DAFTAR PUSTAKA

1. Anatomi dan Fungsi Otak Manusia. Diakses tanggal 05 Juli 2014 di
http://www.aktivasiotak.com/doc/54062606/Radioterapi-tumor-otak
2. Referat Tumor Otak. Diakses tanggal 04 Juli 2014 di
http://id.scrib.com/doc/53604898/Refer-At
3. Kennedy.B, Astrositoma, di akses tanggal 04 juli 2014 di
http://emedicine.medscape.com/article/283453-overview#a0101
4. Hansen J.T, Netters Clinical Anatomy 2
nd
Edition.Sauder Elsevier 2010. Head
and Neck. Page 349-377.
5. Norman S. W, Cristopher J.K.B. etc. Bailey & Loves Short Practice of surgery
25
th
. Edition Arnold 2008. Intracranial tumours page 631-635
6. Tumor otak. Fakultas kedokteran Universitas Riau. RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru, 2008 Diakses tanggal 03 juli 2014.
7. Sylvia A Price dan Lorraine M Wilson, Buku Patofisiologi edisi ke 6, EGC,
Jakarta, 2005 : 1183-1189.
8. kegawatdaruratan saraf dan bedah, PT Delta Citra Grafinda, 2002,FK uph lippo
karawaci
9. Uddin, Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam Anatomi
Susunan Saraf manusia. Langgeng Sejati, Jakarta ; 2001 : 3-13
10. Radioterapi pada tumor otak. Diakses tanggal 03 juli 2014 di
http://id.scrib.com/doc/53062606/Radioterapi-Tumor-Otak

You might also like