Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
2008/2009
Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan Keluar
- 39 -
DISUSUN OLEH:
2008/2009
disusun oleh
Rizki Setiawan S.
NIS. 16647
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan
masa-masa hidupku dan saling membagi rasa, canda, tawa dan duka
Lakukanlah yang
terbaik untuk dirimu
sendiri dan jadilah
yang terbaik utuntuk
orang sekitar yang
kau cintai
KATA PENGANTAR
Jalan Keluar” ini dibuat dan ditujukan sebagai tugas akhir mata
Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang dapat
Semoga karya tulis ini dapat memberi kaedah dan manfaat bagi
pembaca.
Penulis
Rizki Setiawan S.
NIS. 16647
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................. i
Halaman Pengesahan......................................ii
Halaman Persembahan....................................iii
Motto.............................................................iv
Kata Pengantar...............................................v
Daftar Isi........................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................3
C. Maksud/Tujuan Penulisan..........................................3
D. Manfaat Penulisan..................................................... 4
E. Sumber Data.............................................................5
F. Metode Penulisan...................................................... 5
Daftar Pustaka...........................................27
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan IPTEK di dunia ini ternyata tidak diimbangi dengan
kemajuan psikologis dan sosiologis dari setiap kalangan yang ada di setiap
negara. Maraknya peristiwa mengakhiri hidup dengan bunuh diri menjadi
sebuah fenomena menarik. Bagi bangsa Indonesia, bunuh diri bukanlah
hanya sebuah tradisi budaya turun-temurun sebagaimana yang terjadi di
Jepang dengan harakirinya.
Namun, pada kondisi empirik kita temukan justru pada akhir-akhir ini
fenomena mengambil jalan pintas bunuh diri menjadi sebuah alternatif yang
banyak dipilih tak hanya kalangan orang dewasa, tetapi juga oleh remaja,
bahkan anak-anak yang masih bersekolah di tingkat dasar.
Di Jepang angka kasus bunuh diri lebih dari 30 ribu orang per tahun.
Sedangkan di Cina mencapai 250 ribu per tahun. Psikolog Tika Bisono
mensinyalir para pelaku bunuh diri memilih keramaian sebagai tempat bunuh
diri karena, pelaku ingin terlihat membaur selayaknya orang normal
melakukan aktivitas, masih berada di persimpangan antara mau dan tidak
mau serta berharap setidaknya ada orang yang berniat mencegah dirinya
melakukan usaha bunuh diri.
Selain itu, tatanan sosial dalam tingkatan yang lebih global dianggap
sangat kacau dan malahan cenderung tanpa moralitas, yang mendorong
pelaku bunuh diri dijadikan sebagai pilihan terbaik. Dalam bahasa yang lain,
corak kapitalisme global yang semakin memiskinkan mereka yang lemah dan
terus memperkaya mereka yang berdaya agaknya semakin memojokkan
mereka sebagai kelompok sosial yang termarjinalisasikan.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang tersebut diatas maka penulis
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
C. Maksud/Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Penulisan ini di harapkan bermanfaat untuk:
1. Penulis
2. Generasi Muda
3. Masyarakat
E. Sumber Data
Data karya tulis yang berjudul ”Persepsi Bunuh Diri sebagai Jalan
Keluar” ini diperoleh dari mengakses berbagai website di Internet.
F. Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk menguraikan karya tulis ilmiah ini
adalah dengan metode deskriptif dan argumentatif.
BAB II
Dari jumlah tersebut, 41% melakukan bunuh diri dengan cara gantung
diri, dengan menggunakan insektisida 23% dan overdosis mencapai 356
orang.
Sebab orang yang tidak berputus asa dan bersedia tetap menjalani
kehidupan seberat dan seburuk apapun, maka ia tidak akan pernah
melakukan kegiatan bunuh diri ini. Sebab ia sadar, bahwa hidup ini memang
penuh cobaan-cobaan berat dan pahit, jadi bunuh diri baginya hanyalah
tindakan sia-sia dan pengecut. Sebab masih banyak hal-hal yang bisa
dilakukan dalam hidup ini, dan segala sesuatu pastilah ada batasnya. Sebab
betapapun beratnya persoalan, tetap saja ia memiliki batas akhir
(penyelesaian), walaupun permasalahan itu harus selesai oleh waktu, tapi ia
selesai juga.
Menurut Durkheim ada empat tipe bunuh diri yang didasarkan pada
dua kekuatan sosial sekaligus, yakni integrasi sosial (kemampuan individu
untuk terikat pada tatanan masyarakat) dan regulasi moral (aturan-aturan
atau pun norma-norma yang mengatur kehidupan individu).
untuk melakukan bunuh diri dibandingkan dengan bayi yang lahir secara
normal. Resiko itu akan semakin tinggi jika ibu yang melahirkan masih
berusia remaja.
Sementara anak-anak yang dilahirkan dari ibu yang kurang dari usia
19 tahun juga akan mengalami resiko terkena ancaman bunuh diri bila
dibandingkan dengan ibu yang berusia 20 hingga 29 tahun. Malah panjang
bayi waktu dilahirkan juga turut diteliti oleh Dr Danuta Wasserman.
Menurutnya, bayi yang dilahirkan kurang dari 47 cm akan memiliki
kecendrungan melakukan bunuh diri bila dibandingkan dengan bayi yang
dilahirkan dengan panjang 50 atau 51 cm.
sebagai faktor penentu. Saya fikir faktor genetika dan lingkungan menjadi
faktor yang sangat penting."
2. Faktor Genetik
Kondisi kimiawi otak pun dapat menjadi faktor yang mendasar. Dalam
otak. miliaran neuron berkomunikasi secara elektrokimiawi. Di ujung-ujung
cabang serat syaraf, ada celah kecil yang disebut sinapsis yang
diseberangi oleh neurotransmiter yang membawa informasi secara kimiawi.
Kadar sebuah neurotransmiter, serotonin, mungkin terlibat dalam
kerentanan biologis seseorang terhadap bunuh diri. Buku Inside the Brain
menjelaskan, "Kadar serotonin yang rendah... dapat melenyapkan
kebahagiaan hidup, mengurangi minat seseorang pada keberadaanya
serta meningkatkan resiko depresi dan bunuh diri.". Akan tetapi, faktor
genetik tidak bisa dijadikan alasan yang mengharuskan seseorang untuk
melakukan tindakan bunuh diri.
3. Faktor Kepribadian
Salah satu faktor yang turut menentukan apakah seseorang itu punya
potensi untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah faktor kepribadian.
Para ahli mengenai soal bunuh diri telah menggolongkan orang yang
cenderung untuk bunuh diri sebagai orang yang tidak puas dan belum
mandiri, yang terus-menerus meminta, mengeluh, dan mengatur, yang
tidak luwes dan kurang mampu menyesuaikan diri. Mereka adalah orang
yang memerlukan kepastian mengenai harga dirinya, yang akhirnya
menganggap dirinya selalu akan menerima penolakan, dan yang
berkepribadian kekanak-kanakan, yang berharap orang lain membuat
keputusan dan melaksanakannya untuknya (Doman Lum).
Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice menulis
bahwa mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh diri,
banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman, lingkungan
keluarganya menolak dan tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di
dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-
hari.
tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama sekali. Akumulasi persoalan fase
sebelumnya akan terpicu oleh suatu peristiwa tertentu.
4. Faktor Psikologis
5. Faktor Ekonomi
dengan cara yang berbeda terhadap sakit hati dan tekanan yang sering kali
memicu bunuh diri.
1. Pria mati bunuh diri empat kali lebih banyak dibandingkan dengan
wanita, namun wanita empat kali lebih sering melakukan tindakan
percobaan bunuh diri daripada pria
3. Dua dari tiga kasus bunuh diri dilakukan oleh pria kulit putih.
Belakangan meningkat pada ras kulit hitam. Pada kelompok imigran
lebih tinggi dibandingkan penduduk asli
1. Agama Islam
Orang yang nekad bunuh diri, biasanya karena putus asa diantara
penyebabnya adalah penderitaan hidup. Ada orang yang menderita
fisiknya (jasmaninya), karena memikirkan sesuap nasi untuk diri dan
keluarganya. Keperluan pokok dalam kehidupan sehari-hari tidak
terpenuhi, apalagi pada jaman sekarang ini, pengeluaran lebih besar dari
pemasukan.
Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah
saw., bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka
senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya
di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun,
maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka,
untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri
dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-
ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.”
Hadits 87. (Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, dari Nabi
saw., sabdanya : “Tidak wajib bagi seseorang melaksanakan nazar apabila
dia tidak sanggup melaksanakannya.” “Mengutuk orang Mu’min sama
halnya dengan membunuhnya.” “Mengadakan tuduhan bohong atau
sumpah palsu untuk menambah kekayaannya dengan menguasai harta
orang lain, maka Allah tidak akan menambah baginya, bahkan akan
mengurangi hartanya.”
Hadits 88. (Shahih Muslim) Dari Tsabit bin Dhahhak ra, katanya Nabi
saw., sabdanya : “Siapa yang bersumpah menurut cara suatu agama
selain Islam, baik sumpahnya itu dusta maupun sengaja, maka orang itu
akan mengalami sumpahnya sendiri. “Siapa yang bunuh diri dengan suatu
cara, Allah akan menyiksanya di neraka jahanam dengan cara itu pula.”
Hadits 89. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya : “Kami ikut
perang bersama-sama Rasulullah saw., dalam perang Hunain. Rasulullah
saw., berkata kepada seorang laki-laki yang mengaku Islam, “Orang ini
penghuni neraka.” Ketika kami berperang, orang itu pun ikut berperang
dengan gagah berani, sehingga dia terluka. Maka dilaporkan orang hal itu
kepada Rasulullah saw., katanya “Orang yang tadi anda katakan penghuni
neraka, ternyata dia berperang dengan gagah berani dan sekarang dia
tewas.” Jawab Nabi saw., “Dia ke neraka.” Hampir saja sebahagian kaum
muslimin menjadi ragu-ragu. Ketika mereka sedang dalam keadaan
demikian, tiba-tiba diterima berita bahwa dia belum mati, tetapi luka parah.
Apabila malam telah tiba, orang itu tidak sabar menahan sakit karena
lukanya itu. Lalu dia bunuh diri. Peristiwa itu dilaporkan orang pula kepada
Nabi saw. Nabi saw., bersabda, : “Kemudian beliau memerintahkan Bilal
supaya menyiarkan kepada orang banyak, bahwa tidak akan dapat masuk
surga melainkan orang muslim (orang yang tunduk patuh). Sesungguhnya
Allah menguatkan Agama ini dengan orang jahat.
Hadits 90. (Shahih Muslim) Dari Syaiban ra., katanya dia mendengar
Hasan ra, bercerita : “Masa dulu, ada seorang laki-laki keluar bisul. Ketika
ia tidak dapat lagi menahan sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak
panah, menyebabkan darah banyak keluar sehingga ia meninggal. Lalu
Tuhanmu berfirman : Aku haramkan baginya surga.” (Karena dia sengaja
bunuh diri.) Kemudian Hasan menunjuk ke masjid sambil berkata, “Demi
Allah! Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari Rasulullah saw., di
dalam masjid ini.”
2. Kesehatan
3. Kebudayaan
a. Pihak Keluarga
b. Lingkungan
c. Sekolah
BAB III
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa
“persepsi bunuh diri sebagai jalan keluar” bukanlah suatu tindakan yang
patut dilakukan, karena justru akan menambah masalah yang telah ada.
B. Saran
Saran dari penulis yang dapat disampaikan adalah agar masyarakat
dan pemerintah dapat bekerjasama dalam meningkatkan taraf hidup warga
negara Indonesia agar dapat menghindari segala persepsi yang mengarah
ke Bunuh diri.
Peran aktif dari masyarakat dan diri pribadi sangat penting untuk
menyeimbangkan antara pikiran dan tindakan yang dilakukan sehingga
segala kegiatan yang dilakukan dapat menghasilkan segala sesuatu yang
baik pula. Dan bila ada yang menemukan tanda-tanda akan tindakan bunuh
diri, diharapkan agar segera diantisipasi baik dibawa ke rumah sakit maupun
kantor polisi.
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wordpress.com/tag/jepang-bunuh-diri/
http://id.wikipedia.org
http://www.balipost.co.id
http://www.doktertomi.com
http://www.freelists.org
http://www.helpguide.org
http://www.kompas.com
http://www.sinarharapan.co.id
http://www.sivalintar.com/hidup/
RIWAYAT PENULIS