Kelompok I Abdul Rozak H2A010001 Dienia Nop Ramliana H2A010010 Festi Tsaqofah H2A010016 Gananda Laksa H2A010021 Guruh Aryo Seno H2A010022 Lourensya Berta J H2A010030 Maria Ulfah H2A010032 Nushroh Ulfah A H2A010036 Rini Setyo Ekawati H2A010044 Yolinda Candra A H2A010049
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2010 SKENARIO III KETURUNAN YANG CACAT Seorang pria umur 35 tahun bekerja di unit radiologi sebagai radiografer pada salah satu rumah sakit. Setelah 5 tahun bekerja, dia menikah dengan seorang wanita berumur 25 tahun dan tak lama kemudian istrinya mengandung. Setelah anak lahir, dia merasa kecewa ketika mengetahui bahwa anak yang dilahirkan istrinya mengalami cacat kongenital. Setahun kemudian istrinya hamil lagi, dan setelah istrinya melahirkan alangkah terkejutnya dia ketika mengetahui bahwa anak keduanya juga mengalami cacat kongenital.
STEP 1 (Klarifikasi Istilah ) 1. Radiologi adalah ilmu kedokteran untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi gelombang. Baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Frekuensi yang dipakai adalah sinar X, pemindaian (scanning), ultrasonic, ultrasonography(USG) dan magnetic resonance imaging (MRI). Hasil pemeriksaan radiologi berupa foto/gambar/imejing untuk membantu dokter yang merawat pasien dalam penegakan diagnosis. 2. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewewnang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan imejing di unit pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, utamanya pelayanan keswhatan yang menggunakan peralatan/sumber yang mengeluarkan radiasi pengion dan non- pengion. Yang difokuskan pada pelayanan radiologi oleh radiografer yaitu meliputi pelayanan kesehatan, bidang radiodiagnostik, imejing, radioterapi dan kedokteran nuklir. 3. Cacat kongenital adalah kelainan bawaan, suatu kelainan pada struktur, fungsi, perilaku, dan metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dilahirkan. Cacat kongenital atau cacat lahir merupakan penyebab kematian kelima, kira-kira 21% dari semua kematian bayi.
STEP 2 (Menetapkan Masalah) a. Dampak radiologi (radiasi pengion) b. Faktor penyebab cacat c. Bidang apa saja yang mencakup dalam radiologi ? d. Bagaimana cara mencegah cacat kongenital ? e. Pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kelainan ? f. Macam-macam sinar radiasi radilogi g. Macam-macam kelainan kongenital STEP 3 (Analisis Problem) A. Dampak radiologi (radiasi pengion) Berdasarkan jenis sel yang terkena paparan radiasi : - Efek genetik (non-somatik) atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. - Efek somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi, waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi, sehingga dapat dibedakan atas : o efek akut (segera) Efek segera adalah kerusakan yang secara klinis sudah dapat teramati pada individu dalam waktu singkat setelah individu tersebut terpapar radiasi, seperti epilasi (rontoknya rambut), entema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan sel darah. Pemaparan lokal terhadap organ radiosensitif lainnya sperti kelenjar tyroid, organ lympoid, usus dan ginjal dapat menyebabkan hilangnya sel parenkim yang mengarah pada kegagalan organ dan disfungsi. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu beberapa hari atau mingguan pasca radiasi. Efek radiasi akut ini, mengakibatkan kerusakan organ yang berbeda yaitu : 1. syndrom sumsum tulang (hematopoletik) disfungsi sumsum tulang dapat menyebabkan infeksi, defisiensi imun dan diathesis hemora. Jika pasien tidak diterapi dapat terjadi kematian selama 15-30 hari. Gejalanya muntah, diare, hilangnya cairan dan gangguan barier muka, sampai terjadinya infeksi. 2. Syndrom Gastrointestinal (5-12 Gy) Bila tidak diterapi dapat terjadi kematian selama 3-10 hari. Gejala : muntah, mual hebat dan diare (dehidrasi hebat). 3. Syndrom Cerebrovaskular ( jika dosis sangat tinggi) Gejala awalnya mual dan muntah lalu lelah, ngantuk, kemudian kadang koma, kemungkinan besar disebabkan karena adanya peradangan otak. o Efek kronik (menahun) Efek menahun adalah pemaparan berulang atau pemaparan jangka panjang oleh radiasi dosis rendah dari sumber eksternal atau implan radioaktif, bisa menyebabkan : Terhentinya menstruasi Berkurangnya kesuburan wanita dan pria Berkurangnya gairah seksual (libido) pada wanita Katarak Berkurangnya jumlah sel darah merah (anemia), sel darah putih (leukopenia), dan trombosit (trombositopenia). Dosis sangat tinggi pada bagian tumbuh tertentu bisa menyebabkan rambut rontok, kulit menipis, dan terbentuknya luka terbuka (borok).
Berdasarkan dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi) a. Efek Stokastik adalah efek yang terjadi akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel. Semakin besar paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan pada jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada keturunannya. Sehingga akan timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Ciri-ciri efek stokastik antara lain : Tidak mengenal dosis ambang Timbul setelah melalui masa tenang yang lama Keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi Tidak ada penyembuhan spontan Efek ini meliputi, kanker, leukimia (efek somatik) dan penyakit keturunan (efek genetik) b. Efek deterministik (non-stokastik) adalah efek yang kualitas paparannya bervariasi, menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui (threshold dose). Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Ciri-ciri efek non-stokastik, antara lain : Mempunyai dosis ambang Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi Adanya penyembuhan spontan (bergantung keparahan) Tingkat keparahan bergantung dosis radiasi Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas/kemandulan, katarak (efek somatik)
Penyakit kelainan genetik 1. Syndrom turner( 2n-1/ monosomi) Wanita dengan perkembangan sex terhambat, payudara tidak tumbuh, bertubuh pendek, mandul. 2. Syndrome klineferter (2n+1/ trisomi) Laki-laki dengan kecenderungan seperti wanita, payudara tumbuh, testis tidak tumbuh, dan mental terbelakang. 3. Syndrom patau (2n+1/ trisomi ) Pada autosom no 13,14,15 tanda kelainan jarang ditemukan karena pada umumnya penderita mati setelah beberapa jam/ hari dilahirkan. 4. Syndrom down (2n+1/ trisomi) Pada autosom no 21 tubuh pendek, terbelakang mental, mata sipit, lidah tebal. 5. Syndrom edwards (2n+1/ trisomi) Wanita normal tetapi ciri-ciri sekunder wanita tidak berkembang, ada schizoprenia.
Dalam kurun waktu yang lama radiasi mengakibatkan mutasi gen. Mutagen Mutagen adalah bahan-bahan yang dapat menyebabkan mutasi. Mutagen tebagi 3, yaitu : Mutagen bahan kima Contohnya adalah formaldehida, kolkisin, akridin, etil metan sulfat (EMS), etil etan sulfanoat (EES), asam nitrit, hidrogen peroksida, kafein bahan pengawet dan lain-lain. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase, dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. Mutagen bahan fisika Contohnya adalah sinar Ultraviolet, sinar radioaktif, dan lain-lain. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulut. Sinar radioaktif dapat menyebabkan cacat fisik, dan lain-lain. Mutagen bahan kimia Bahan-bahan biologi yang dapat menyebabkan mutasi antara lain virus dan bakteri. Selain itu ada mutagen biologi yang sering menyebabkan yaitu elemen loncat adalah rangkaian nukleotida atau DNA yang dapat berpindah tempat. Mutasi adalah perubahan permanen pada DNA bisa berdampak : 1. Perubahan susunan DNA Perubahan satu basa saja pada DNA dapat mengacaukan pesan-pesan genetika yang akan disampaikan, terjadinya mutasi ini sifatnya mewariskan atau turun temurun. 2. Salah penerjemah Dalam efek radiasi ini DNA tidak berubah tetatpi RNA-t salah dalam menterjemah kode.
B. Faktor Penyebab cacat a. Faktor Etiologi Kelainan Genetik dan Kromosom Kelainan genetik pada ayah atau ibu kemungkinan besar akan berpengaruh atas kelainan kongenital pada anaknya. Faktor Mekanik Tekanan mekanik pada janin selama kehidupan intrauterin dapat menyebabkan kelainan bentuk organ tubuh hingga menimbulkan deformitas organ tersebut. Faktor Infeksi Infeksi yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi yang terjadi pada periode organogenesis, yakni dalam trimester pertama kehamilan. Adanya infeksi tertentu dalam periode organogenesis ini dapat menimbulkan gangguan dalam pertumbuhan suatu organ tubuh. Faktor Obat Beberapa jenis obat tertentu yang diminum wanita hamil pada trimester pertama kehamilan dan diduga sangat erat hubungannya dengan terjadinya kelainan kongenital pada bayinya. Salah satu obat yang dapat menyebabkan kelainan kongenital adalah thalidomide yang dapat mengakibatkan terjadinya fokomelia dan mikromedia. Faktor Umur ibu Mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause. Faktor Hormonal Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita diabetes melitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih besar bila dibandingkan dengan bayi normal. Faktor Radiasi Radiasi pada permulaan awal kehamilan mungkin sekali akan dapat menimbulkan kelainan kongenital pada janin. Adanya riwayat radiasi yang cukup besar pada orang tua dikhawatirkan akan dapat mengakibatkan mutasi pada gen yang mungkin dapat menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkannya. Faktor Gizi Frekuensi kelainan kongenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan makanan lebih tinggi, bila dibandingkan dengan bayi- bayi yang lahir dari ibu yang baik gizinya. Faktor fisik pada rahim Didalam rahim, bayi terendam oleh cairan ketuban yang juga merupakan pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan atau menunjukkan adanya kelainan bawaan. Faktor lain yang mempengaruhi Faktor janin, lingkungan hidup, masalah sosial, hipotermia/hipertermia.
b. Kelainan metabolisme dan struktur Kelainan metabolisme biasanya berupa hilangnya enzim atau tidak sempurnanya pembentukan enzim. Contoh : kelainan metabolisme adalah penyakit Tay-Sachs (penyakit fatal pada sistem saraf pusat) dan perilketanuria. Kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat : - Hilangnya bagian tubuh tertentu - Kelainan pembentukan bagian tubuh tertentu - Kelainan bawaan pada kimia tubuh Kelainan struktur utama yang paling sering ditemukan adalah kelainan jantung, diikuti oleh spira bifida dan hipospadia. - Pemakaian alkohol ibu hamil
c. Teratogen Agen Infeksi Contoh : Virus Rubella, sitome galovirus, virus herpes simpleks, HIV, sifilis. Agen Fisik Contoh : sinar-X, hipertermia. Agen Kimia Contoh : talidomid, asam valproat, peritoin, alkohol, merkuri, kokain) Hormon Contoh : agen androgenik, diabetes gastatioral d. Faktor yang mempengaruhi cacat pada bayi Secara alami : - Pancaran sinar kosmik/ luar angkasa - Radioaktif yang ada dialam - Sinar Ultraviolet - Kesalahan waktu reolikasi DNA Secara buatan : - Radiasi sinar (sinar X (rontgen), sinar alfa, sinar beta, sinar gamma) - Zat-zat kimia, obat-obatan, pengawet.
e. Patogenesa yang terjadi pada janin ada 4 cara, yaitu : Diformasi Diformasi adalah suatu anomali yang disebabkan oleh tekanan mekanik yang luar biasa pada janin yang sedang berkembang. Keadaan ini biasanya terjadi 20 minggu kehamilan sampai trimester akhir kehamilan. Contoh dari proses deformasi adalah bayi kembar, posisis bayi yang tidak normal, dll. Disrupsi Disrupsi adalah anomali yang terjadi akibat ada kerusakan yang mempengaruhi/menghentikan morfogenesis suatu bagian tubuh yang sedang berlangsung. Disrupsi ini terjadi oleh berbagai faktor yang bersifat teratogen. Seperti inveksi virus, penyakit ibu, obat-obatan, zat kimia, dan cedera. Malformasi Malformasi adalah kelainan perkembangan instrinsik dalam struktur tubuh selama kehidupan prenatal, mekanisme terjadinya malformasi belum banyak diketahui. Tetapi, kemungkinan menyangkut berbagai kesalahan dalam proses poliferasi sel, embrional, diferensiasi, migrasi dan kematian progam. Displasia Displasia merupakan kesalahan struktural akibat morfogenesis abnormal yang hanya mengenal jaringan tertentu, misalnya displasia elitodermal (yang terkena rambut, gigi, kulit, kelenjar keringat dan air mata), displasia jaringan ikat, displasia skeletal yang tidak proporsional. Sindrom Sindrom adalah sekelompok cacat yang terjadi secara bersamaan, memiliki etiologi yang spesifik dan sama. Istilah ini menunjukkan telah dibuat sebuah diagnosis dan resiko terjadinya kembali telah diketahui.
C. Bidang-bidang dalam radiologi Radiodiagnostik Pemanfaatn sinar pengion untuk membantu diagnosa dalam bentuk foto yang bisa di dokumentasikan. Radioterapi Radioterapi merupakan salah satu regimen terapi untuk penyakit terutama keganasan dengan sinar pengion. Kedokteran Nuklir Bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif (radioisotop) untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Dapat juga untuk pemeriksaan dinamika organ. Misalnya, pemeriksaan fungsi jantung dan ginjal. Ultrasonografi Merupakan penggunaan gelobang suara frekuensi sangat tinggi/ ultrasonik (3,5-5 mHz) untuk membantu diagnosis. Ultrasound adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20000 Hz yang digunakan dalam bidang kedokteran antara 1-10 mHz. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Merupakan teknik diagnosa yang memanfaatkan medan magnet dan gelombang frekuensi radio (RF). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan radiasi ionisasi, dan dapat diperoleh hasil berupa penampang dari berbagai arah.
D. Pencegahan Cacat Kongenital Tidak merokok dan menghindari asap rokok Menghindari alkohol Menghindari obat terlarang Memakan makanan yang bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal Melakukan olahraga dan istirahat yang cukup Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin Mengkonsumsi suplemen asam folfat Menjalani vaksinasi sebagai perlindungan terhadap infeksi Dosis radiasi Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5-6 Gy. Pada usia lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi pada dosis 12-15 Gy. Menurut Iffah (2009) kerusakan organ reproduksi (kemandulan) terjadi pada paparan : - Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50 mSv ( 5 rem). - Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan medis) mestinya tidak melebihi 1 mSv ( 0,1 rem) per tahun. - Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya tidak melebihi 0,5 mSv (0,05 rem). Dengan demikian untuk pekerja wanita yang sedang hamil tidak lagi direkomendasikan bekerja sampai kehamilannya selesai. - 150-300 rad untuk pria - < (150-300) rad untuk wanita
Batas dosis : - Pekerja radiasi : < 50 mSv/ tahun : < 20 mSv/ 5 tahun - Wanita hamil : 2 mSv (max) - Masyarakat umum : < 1 mSv/ tahun Tidak boleh > 5 mSv - Warga sekitar PLN: 0,1 mSv/ tahun
E. Pemeriksaan untuk mengetahui penyebab kelainan Pemeriksaan janin intrauterine, dapat pula ditemukan pada saat bayi sudah lahir. Pemeriksaan pada saat bayi dalam kandungan berdasarkan atas indikasi oleh karena ibu mempunyai faktor resiko, misalnya : riwayat pernah melahirkan bayi dengan kelainan kongenital, riwayat adanya kelainan kongenital pada keluarga, dan umur ibu hamil yang mendekati menopause. Pencarian dilakukan pada saat umur kehamilan 16 minggu dengan bantuan alat ultrasonografi dan dapat dilakukan tindakan amniosentesis untuk mengambil contoh cairan amnion. Beberapa kelainan kongenital yang dapat di diagnosa dengan cara ini, misalnya : kelainan kromosom, galaktosemia, defek tuba neralis terbuka seperti anen sefali serta meningocele, pemeriksaan darah janin pada thalasemia. Untuk kasus-kasus hidrosefalus pemeriksaan dapat diketemukan pada saat periksa hamil.
F. Macam-macam sinar radiasi radiologi a. Sinar alfa - Dipancarkan dari inti helium (4 nuklean) yaitu : 2 proton dan 2 neutron. - Daya tembu sangat kecil. b. Sinar beta - Dari nucteon suatu reaksi berupa elektron (megatron), positif (positron), atau elektron capture (perangkap elektron). - Daya tembus > 100 kali dibanding sinar alfa. c. Sinar gamma - Inti atom disintegrasi sinar alfa inti baru dengan energi tinggi transisi memancarkan sinar jaring. - Menembus lapisan materi intensitas berkurang d. Sinar-X - Dari pancaran elektron katoda anoda. Karena perbedaan potensial arus searah yang besar, diantara kedua elektroda pada tabung hampa. e. Neutron - Dihasilkan dari reaktor nuklir . - Tidak bermuatan listrik tidak menimbulkan ionisasi, tetapi mempunyai energi. - Terapi tumor otak. - Efek fotografik : - Kulit/ otot (sedikit sinar yang diserap) film gelap. - Tulang (banyak sinar yang diserap) film terang - Menembus berbagai zat - Menimbulkan flouresensi - Merusak jaringan - Pelebaran sinar-X tersebar kesemua jurusan pengaturan gambar (warna kelabu pada film).
G. Macam-macam kelainan kongenital Torus Torus merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol dari mukosa mulut yang tidak berbahaya dan disebabkan pada pembentukan tulang normal yang berlebihan, tampak radiopak dan dapat terjadi di beberapa tempat dari tulang rahang. Agnasia Kesalahan pembentukan lengkung mandibula sering dihubungkan dengan anomali fusi telinga luar pada daerah garis tengah yang normalnya ditempati oleh mandibula sehungga telinga bertemu di garis tengah. Mikro gnasia Pengecilan ukuran mandibula dan maksila. Dagu dapat sangat retrusif atau absen sama sekali. Hidung dan bibir atas menjadi menonjol sehingga muka seperti burung. Makro gnasia Pembesaran rahang, jika terjadi pada rahanga bawah hal ini dapat menyebabkan protusi (kelas III angle) dengan dagu menonjol. Keadaan ini bersifat kongenital, dapat melalui penyakit dan dapat dikoreksi dengan tindakan bedah. Sumbing bibir dan palatum Sering kali menyebabkan menurunnya fungsi bicara, pengunyahan dan penelanan yang sangat berat. Empat kelompok besar bibir sumbing : - Sumbing bibir - Sumbing palatum - Sumbing bibir dan palatum unilateral - Sumbing bibir dan palatum bilateral Anensefalus Dimana sebagian tulang tengkorak dan otak tidak terbentuk. Anensefalus adalah suatu kelainan tabung saraf (suatu kelainan yang terjadi pada awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk otak dan korda spinalis). Anensefalus terjadi jika tabung saraf sebelah atas gagal menutup, tetapi penyebabnya yang pasti tidak diketahui. Gejalanyaberupa: # Ibu : polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak) #Bayi - tidak memiliki tulang tengkorak - tidak memiliki otak (hemisfer serebri dan serebelum) - kelainan pada gambaran wajah - kelainan jantung.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah: - Kadar asam lemak dalam serum ibu hamil - Amniosentesis (untuk mengetahui adanya peningkatan kadar alfa- fetoprotein) - Kadar alfa-fetoprotein meningkat (menunjukkan adanya kelainan tabung saraf) - Kadar estriol pada air kemih ibu - USG. Spina bifida (sumsum tulang belakang) suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh. Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya. Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir. Kelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderita spina bifida: #Hidrosefalus #Siringomielia # Dislokasi pinggul
Terdapat beberapa jenis spina bifida: 1. Spina bifida okulta : merupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens) tidak menonjol. 2. Meningokel : meningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. 3. Mielokel : jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar dan merah.
Gejalanya berupa: - penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir - jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya - kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki - penurunan sensasi - inkontinensia uri (beser) maupun inkontinensia tinja - korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningitis). Kembar dempet atau kembar siam Kembar dempet berasal dari 2 kemungkinan : - Tak sempurnanya pembelahan primitive streake - Tak sempurnanya lapis benih membelah
STEP 5 ( SASARAN BELAJAR ) 1. Radiasi Cara pengendalian , proteksi dan pencegahan Manfaat radiasi Sumber radiasi Tahapan radiasi dalam tubuh Efek radiasi 2. Mutasi (cacat kongenital) 3. Hereditas (kromosom) 4. Macam-macam cacat PRIA (35 th) WANITA (25 th) Bekerja di unit radiologi Menikah Radiografer Mengandung Keturunan 1 Cacat kongenital Cacat kongenital Keturunan 2 STEP 6 SASARAN BELAJAR 1. Manfaat Radiasi 2. Proteksi terhadap Radiasi 3. Sumber-sumber radiasi 4. Tahapan/ proses radiasi masuk ke dalam tubuh manusia, sampai berefek dari radiasi tersebut 5. Mutasi 6. Hereditas 7. Cacat kongenital
STEP 7 PEMBAHASAN SASARAN BELAJAR 1. Manfaat Radiasi Manfaat radiasi banyak dirasakan pada bidang : a. Penelitian b. Industri Pada bidang ini radiasi berfungsi salah satunya untuk mendeteksi kelainan/ kesalahan pada alat-alat di industri, seperti DCS (Distributed Control System) dan NCS (Nulkeid Control System) dan juga polimerasi plastik menggunakan manfaat radiasi c. Pengairan d. Pembangkit energi, menggunakan energi nuklir (PLTN) e. Pertanian Untuk menghasilkan varietas unggul, biji-biji berkualitas, adanya pemberantasan hama f. Bidang kesehatan dan bidang kedokteran, bermanfaat untuk : - Terapi (radioterapi) - Diagnostik (radiodiagnostik) Pada radioterapi dan radiodiagnostik pertama kali ditemukan oleh W.r. Rongten 1895, radiasi ini awalnya berasal dari sinar-X yang karena sifat-sifatnya yang da[at mnembus jaringan tubuh manusia guna sebagai pencitraan, diagnosis, pengobatan, maupun terapi - Pengobatan - Pencitraan bagian tubuh dalam manusia baik fungsi maupun struktur yang mengalami kelainan atau normal, menggunakan alat yang berdasarkan sinar radiasi : a. Radiologi Konvensional Sinar-X merupakan spektrum elektromagnetik di pancarkan akibat pengeboman anoda wolfram oleh elektron-elektron bebas dari suatu katoda. Bermanfaat untuk menghasilkan citra dada, abnomen , sistem sumsum merah tulang (trauma, tulang belakang, sendi, penyakit degeneratif, metabolik) b. Fluoroskopi / skrining Merupakan istilah yang digunakan ketika pancaran sinar-X berkekuatan rendah diberikan secara berkesinambungan dan hasil citraannya ditampilkan pada monitor (bergerak), pada pemeriksaan Barium meal, barium enemal c. Ultrasonografi (USG) Menggunakan gelombang suara beerfrekuensi tinggi yang dihasilakan oleh kristal plezo-elektrik pada transduser, penggunaaannya pada pencitraan : i. Otak : neonalus ii. Toraks : mengkonfirmasi efusi pleura dan massa pleura iii. Abdomen : menvisualisasi hati, empedu, pankreas dan ginjal iv. Pelvis : memantau kehamilan , uterus dan ovarium v. Perifer : menilai tiroid , testis, jaringan lemak d. Computer Tomography (CT) Menggunakan pancaran sinar-x untuk mendapat citra potongan melintang yang tipis dari kepala dan tubuh pasien, manfaatnya yaitu pada setiap bagian yang dapat dipindai (otak, leher, pelvis, tungkai), staging tumor primer (kolon, paru), kelayakan kemoterapi, mendapat detail anatomi yang lengkap. e. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Dengan memanfaatkkan sifat-sifat magnetik ini atom, kegunaannya pada sistem saraf pusat, moskuloskleleton, jantuung, abnomen, pelvis - Kedokteran nuklir Untuk memeriksa kelainan fisiologis bisa menggunakan SPECT (single prothon emission computed tomography) dan PET (positron emossion topography) - Alat pemicu jantung, pada bidang ini radiologi diubah dari radiasi menjadi energi listrik - Alat mematikan tumor maupun kanker yang berada di dalam tubuh menggunakan I-131 karena radiasi tersebut dapat mematikan sel , bila menggunakan dosis yang tepat dan di sinarkan pada bagian yang tepat juga. - Tomografi , menggunakan PET (positron emission tomography) penggunaan pada otak, jantung, tumor, aliran darah dan metabolisme Sumber : 1,2,16,17 2. Proteksi terhadap Radiasi Proteksi menggunakan : 1) Menggunakan dosis minimum, pemeriksaan penunjang radiologis hanya dilakukan jika penatalaksanaan selanjutnya akan efektif. Harus selalu diperhatikan dosis radiasi untuk pasien pada setiap pemeriksaan penunjang khusus. Pemeriksaan dengan CT, barium, dan radionuklida adalah pemeriksaan fisik yang menggunakan dosis tinggi sedangkan foto polos ekstremitas atau x-ray dada biasanya menggunakan dosis rendah 2) Janin biasanya bersifat sensitif, terutama pada trimester pertama dengan kemungkinan mengalami reduksi karsinogenesis atau malformasi janin. Anamnesis mengenai riwayat menstruasi pada wanita usia reproduktif, dan jika perlu dengan melakukan pemeriksaan kehamilan, akan mencegah bahaya pajanan radiasi pada janin. 3) Permintaan yang jelas kepada bagian radiologi , disertai rincian klinin yang relevan akan membantu pemilihan posisis dan jenis pemeriksaan yang paling sesuai (atas permintaan dokter) 4) Diskusi kasus-kasus yang komplementer dengan ahli radiologi dapat membantu pemilihan pemeriksaan penunjang yang sesuai 5) Pemeriksaan fisik yang tidak perlu harus dihindari, misalnya pengulangan foto sinar-x dada untuk mendapatkan resolusi pada kasus konsolidasi pneumonik, kurang dari interval mingguan , atau menggunakan sinar-x dada pra-oprasi pada pasien usia muda 6) USG dan MRI karena tidak menghasilkan radiasi resonansi ionisasi merupakan modalitas pencitraan yang lebih disukai jika memiliki indikasi klinis. 7) Menggunakan filtrasi maksimum pada sinar primer 8) Pemakaian voltage yang lebih tinggi (bila mungkin) sehingga daya tembusnya lebih kuat 9) Jarak fokus pasien jangan terlalu pendek , sehubungan dengan ini berlaku hukum kuadrat terbalik yaitu intensitas sinar-x berbanding terbalik dengan jarrak pangkat dua . jarak fokus kulit pada sinar tembus tidak boleh lebih dari 45cm, radigrafi tidak boleh lebih dari 90cm 10) Daerah yang disinari harus sekecil mungkin 11) Waktu penyinaran harus sekecil mungkin , misal menggunakan sinar tembus pada salah satu bagian tidak boleh lebih dari 5 menit 12) Bagian yang tidak di sinari harus dilindung (kelamin dll) 13) Penggunaan alat pelindung : a. Sarung tangan b. Gaun pelindung (apron) yang berlais Pb dengan tebal max. 0.5 mmPb c. Sepatu boot d. Penutup kepala e. Perisai dari timbal / beton, yaitu : - Perisai sumber, menggunakan pelindung Pb untuk proteksi sinar-x yang tersimpan - Perisai strukturan, terhadap sinar-x yang bermanfaat , kebocoran, radiasi hambur (belapis Pb) - Perisai primer, pada radiasi sinar primer (berkas guna) - Perisai sekunder, pada radiasi sinar skunder (berkas hambur) f. Hindari penyinaran sinar tembus tulang-tulang kepala g. Gunakan alat pengukur rongten h. Pemeriksaan alat-alat sebelum pakai (keamanan? , adanya kebocoran?, Voltage yang efektif? Dll) i. Akomondasi mata sebelum pemeriksaan sebaiknya min. 20 menit j. Pemeriksaan berada pada ruang khusus Sumber : 11, 13 16
3. Sumber-sumber radiasi a. Sumber radiasi Alami i. Radiasi Kosmik (sinar luar angkasa), umumnya terdiri dari partikel proton . jumlah partikel proton yang masuk ke atmosfer bumi dipengaruhi medan magnet bumi , dosis rasdiasi tergantung pada garis lintang ( semakin jauh dari khatulistiwa, semakin tinggi radiasinya) ii. Radiasi Terestial (kerak bumi), kerak bumi mengandung radionuklida, uranium, Th dan K. Semua radionuklida tbs memancarkan radiasi gamma , radiasi gamma ini bergantung pada tsruktur geologi derah tempat tinggalnya dan bahan bangunan yang dipakai. iii. Radiasi internal Tubuh manusia terdiri atas bahan kimia, beberapa diantaranya merupakan radionuklida yang berasal dari makanan dan air yang kita konsumsi tiap hari. Tabel berikut memperlihatkan perkiraan jumlah radionuklida yang terdapat pada tubuh manusia dengan berat 70 kg.
iv. Radiasi Radon Radiasi Radon sebenarnya masuk ke dalam radiasi terestrial, tetapi karena prosentasenya cukup besar di bumi, maka dibuat pembahasan sendiri. Radiasi yang berasal dari gas radon (Rn-222) merupakan sumber utama radiasi yang kita terima sehari-hari. Hal ini terjadi karena Rn-222 dapat bergabung dengan udara yang kita hirup. Kemudian, gas radon yang memancarkan radiasi alfa ini dapat mengiradiasi paru-paru sehingga akan meningkatkan risiko terkena kanker.
Jika gas radon keluar dari tanah, gas radon akan terdispersi (tersebar) ke udara. Karena itu, konsentrasi radon di lingkungan udara terbuka akan kecil. Namun, jika gas radon memasuki ruangan tertutup, khususnya melalui lantai rumah, konsentrasinya akan meningkat.
Dosis efektif rata-rata dari gas radon ini sekitar 1,2 mSv (120 mrem) per tahun. Karena dosis total rata-rata (baik berasal dari radiasi alamiah maupun buatan) sekitar 2,8 mSv (280 mrem) per tahun, maka kontribusi dari radon ini sekitar 43% dari dosis total yang kita terima. Karena itu, kita harus mewaspadai dosis radiasi yang berasal dari gas radon ini. Untuk mengurangi radiasi yang berasal dari gas radon, ruangan gedung harus memiliki ventilasi yang cukup agar gas radon dapat didispersikan oleh udara. v. Radiasi sinar UV (ultra violet), sinar matahari juga memiliki daya radiasi yang besar terutama bagi kulit tubuh manusia dan jaringan- jaringan yang lain. b. Sumber Radiasi Buatan i. Sumber radiasi bidang kedokteran Dalam bidang kedokteran, radiasi pengion digunakan untuk diagnosis dan pengobatan (terapi). Pemakaian sinar-X untuk memeriksa pasien disebut radiologi diagnostik, jika radiasi digunakan untuk mengobati pasien, prosedurnya disebut radioterapi, sedang pemakaian obat-obatan yang mengandung bahan radioaktif, baik untuk keperluan diagnosis maupun terapi, disebut kedokteran nuklir. Dosis efektif rata-rata yang berasal dari bidang kedokteran ini sekitar 0,4 mSv (40 mrem) per tahun.
ii. Sinar-x, adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio , panas , cahaya dan sinar ultraviolet tetapi panjang gelombangnya yang sangat pendek. Bersifat heterogen. iii. Sinar alfa, merupakan partikel radiasi yang bermuatan positif. Karena meiliki massa yang besar maka daya tembusnya aling lemah dan pemakaiannya sangat terbatas iv. Sinar beta, merupakan radiasi yang bermuatan negatif yang memilki daya tembus yang lebih besar dibanding sinar alfa, tetapi daya pengionnnya lebih lemah v. Sinar gamma, radiasi energynya paling tinggi, tidak bermuatan, dan tidak bermassa. Terbentuknya sinar gamma merupakan dari hasil disintegrasinya inti atom. vi. Radiasi di atmosfir Jika bom nuklir diuji-coba di atas tanah, ledakan bom tersebut akan menghamburkan berbagai radionuklida, misalnya H-3 dan Pu-241, ke atmosfir. Dari atmosfir, radionuklida tersebut kemudian secara perlahan-lahan turun ke tanah. Sekitar 500 uji-coba bom nuklir dilaksanakan sebelum adanya pembatasan uji-coba bom nuklir pada tahun 1963.
Radionuklida utama yang menjadi bahaya radiasi pada uji-coba bom nuklir ini adalah C-14, Sr-90 dan Cs-137. Radionuklida tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman. Selain itu, radionuklida tersebut dapat juga terdapat di permukaan tanah sehingga akan menambah radiasi yang kita terima.
Dosis efektif rata-rata akibat radionuklida hasil uji-coba bom nuklir ini sekitar 0,005 mSv (0,5 mrem) per tahun. Jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan dosis sekitar 0,1 mSv (10 mrem) pada tahun 1963 ketika uji-coba peledakan bom nuklir mencapai puncaknya. vii. Radiasi akibat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan salah satu sumber daya energi listrik dunia. Pada setiap tahap daur bahan bakar nuklir, termasuk penambangan, fabrikasi, operasi reaktor serta olah-ulang bahan bakar, sejumlah kecil radionuklida dilepaskan ke lingkungan dalam bentuk cair, gas atau padat. Dosis efektif rata-rata yang berasal dari energi nuklir ini sekitar 0,0002 mSv (0,02 mrem) per tahun.
c. Sumber radiasi yang berasal dari kehidupan sehari-hari I) Radiasi Alami a. Perjalanan udara yang jauh. Dengan menempuh jalur udara akan memberikan paparan radiasi meski dalam intensitas kecil. b. Tinggal di dataran tinggi Lokasi tempat tinggal mempengaruhimbesarnya paparan radiasi karena perbedaan lapisan udara di dataran tinggi. Sinar UV yang lebih tinggi di banding dataran yang lebih rendah. II) Radiasi buatan a. Rokok, merupakan sumber radiasi karena mengandung molekul polonium dan timbal radioaktif . molekul tersebut memancarkan radiasi sekitar 1.300 milirem pertahun pada perokok yang mengkonsumsi 1.5 bungkus b. Penyinaran medis c. Telfon genggam, intensitas radiasi yang dipancarkan jauh lebih kecil, namun tidak mengurangi bahaya yang di timbulkannnya mengingat sangat seringnya penggunaan alat ini, saat menelfon radiasi ini terpancar ke otak dan rentan kanker otak bahkan pada bayi dan anak-anak yang berada dalam masa pertumbuhan Sumber : 4, 5, 10, 12, 14, 17
4. Tahapan/ proses radiasi masuk ke dalam tubuh manusia, sampai berefek dari radiasi tersebut Proses interaksi radiasi di dalam tubuh manusia akan terjadi mutasi melalui tubuh manusia, seperti : a. Interaksi dengan molekul air (radiologis air). Penyerapan energi radiasi oleh molekul dalam proses radiologis air akan menghasilkan radikal bebas ( H dan OH), radikal bebas adalah suatu molekul yang bebas tidak bermuatan dan tidak memiliki elektron yang berpasangan, keadaan ini menjadi tidak stabil, sangat reaktif dan toksik sesama radikal bebas yang berbentuk dapat saling reaksi menghasilkan molekul hidrogen peroksida yang toksik , perlu diingat bahwa sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air b. Interaksi dengan DNA. Interaksi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hidrogen antar basa, hilangnya basa, dan kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA, putunya kedua untai DNA. c. Interaksi dengan Kromosom. Radiasi ini dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun pada struktur kromosom (Aberasi Kromosom). d. Interaksi sel. Kerusakn yang terrjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik (sempurna) dan tingkat kerusakan sel yang dialami tidak parah, maka sel bisa kembali normal seperti keadaan semula, bila proses perbaikan berlangsung tetapi tidak tepat maka sel tetap dapat hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan yang dialami sel sangat parah atau bila proses perbaikan tidak berlangsung dengan baik maka sel akan mati. Tingkat sensitifasinya sel terhadap radiasi berfariasi , jaringan yang rentan terhadap radiasi adalah kulit, limfatik, hemopoetik, glanula, mamary, thyroid, tulang, gonad, usus. e. Tahapan radiasi dalam tubuh, dapat melalui makanan, paparan langsung, maupun pernafasan. Bahan radioaktif dapat masuk saluran pencernaan melalui penalan / inhalasi yairtu dari saluran pernafasan kerongkongan ke kerongkongan melalui mekanisme siliaris bronkus, tempat absorpsi pertama dalam saluran pencernaan adalah usus halus . Radionuklida yang sudah masuk tubuh selanjutnya berdifusi kedalam cairan ekstra seluler, setelah mengalami proses yang kompleks, radionuklida akan terdistriibusi seluruh bagian tubuh yang sebagian akan mengendapa dalam satu attau lebih organ atau jaringan target dan sebagian akan dikeluarkan secara alami dari tubuh melalui urin, fases dan keringat. Sumber : 3, 11 EFEK RADIASI (dalam tubuh) 1. Efek jangka pendek a. Sindrom tulang, jumlah eritrosit menurun akan mengalami kematian, infeksi pendarahan b. Sindrom gastro intestinal, mual, muntah, diaree, pendarahan saluran gastro intestinal, dehidrasi selama 3-5 hari setelah perdarahan akan menimbilkan kematian. c. Sindrom syaraf pusat. Gray dis-orienasi, syok, mual, muntah, diare, rasa terbakar pada kulit, adema, kematian. 2. Efek jangka panjang. Kanker, katarak, pada embrio adanya malformasi pada janin (cacat kongenital) Sumber : 13, 17 5. Mutasi Mutasi adalah perubahan genotipe yang dapat mengakibatkan perubahan sifat atau karakter dan perubahan pada fenotipe. Mutasi dapat terjadi secara spontan atau setelah suatu sel terpajan radiasi bahan kimia tertentu atau berbagai virus. Sebagian besar ,mutasi akan teridentifikasi dan diperbaiki oleh enzim yang bekerja di dalam sel. Apabila tidak terdeteksi aatau diperbaiki maka mutasi akan diwariskan ke sel anak. http://mutasi.110mb.com/pengertian.html dan http://tutorialkuliah.wordpress.com/2009/01/14 Aspek klinis kelalaian kongenital dan penyakit keturunan
Mutasi terbagi atas: a. Mutasi kromosom, 1. Terjadi karena perubahan kromosom. Contohnya: Euploid, yakni kekurangan atau kelebihan genom atau perangkat kromosom (monopoid (n), triploid (3n), tetraploid (4n) dsb). Aneuploid, terjadi hanya pada salah satu kromosom pada genom (monosomik (2n-1)) 2. Mutasi kromosom yang terjadi karena perubahan struktur kromosom. Contohnya: Inversi Delesi Duplikasi Translokasi Isokromosom b. Mutasi gen: menyebabkan perubahan sekuen DNA yang bervariasi dari satu nukleotida sampai dengan beberapa ribu, tapi tidak terlihat melalui analisa sitogenik.
Jenis mutasi, berdasarkan: Jenis selnya, Somatis: mutasi terjadi langsung pada individu yang mengalami mutasi pada selnya, mutasi ini tidak diturunkan. Genetik: diturunkan pada keturunannya. Sifat genetiknya, Dominan: langsung terlihat perubahannya pada individu yang termutasi (langsung cacat). Resesif: tidak langsung terlihat efeknya, tetapi terlihat pada keturunannya. Contohnya pada wanita carier hemofili. Arah mutasinya, Forward: mutasi kedepan, misalnya dari normal menjadi abnormal. Back mutation: mutasi balik/ kebelakang, misalnya dari keadaan abnormal manjadi normal. Jumlah faktor keturunan, Bertahap (mikro): satu atau kelompok kecil faktor keturunan. Lompatan (makro): jumlah besar bahkan seluruh keturunan. Manfaat, Menguntungkan: misalnya pada keadaan semi abnormal menjadi normal. Merugikan: misalnya pada keadaan normal menjadi abnormal. Kejadiannya, Alam atau spontan: disebabkan oleh sinar kosmik, radioaktif, sinar UV dsb. Buatan: diakibatkan oleh zat kimia, sinar x, radiasi dll. Lokasi yang terkena mutasi, Besar atau luas Kecil atau sempit
Mutagen zat kimia atau fisik: Radiasi: sinar alpha, beta, gamma, UV, sinar x dsb. Mutasi kimia: gas metan, asam nitrat, koklisin, digitonin, hidroksil amin, etil metan sulfat dsb. Termperatur: setiap kenaikan suhu 100 0 C kecepatan mutasi akan bertambah 2-3 kali lipat.
Mutasi DNA terbagi atas: (P.C. Winter, G.T. Hickey X H.L Fletcher. 1998. Genetics.) Length mutation atau mutasi panjang, muatsi dimana ada penambahan atau kehilangan materi genetik. Contoh mutasi panjang yaitu insersi, delesi serta penyusunan kembali. Point mutation atau mutasi titik, mutasi dimana terjadi perubahan pada kode genetik. Mutasi titik terdiri dari: Missense mutasi: kesalahan membaca kodon. Nonsense mutasi: terjadi kodon stop lebih awal (prematur). Frameshift mutasi atau mutasi bingkai: penambahan atau pengurangan satu atau sekaligus pasangan basa pada susunan DNA. Tranversi: pertukaran basa purin dengan basa pirimidin. Transisi: pertukaran antara purin dengan purin dan pirimidin dengan pirimidin.
6. Hereditas
Hereditas berarti penurunan sifat-sifat genetik dari induk kepada anaknya, sedangkan ilmu yang mempelajari tetang hereditas adalah ilmu genetika. Kromosom merupakan struktur nukleus dari DNA yang berisi gen. Kromosom ada Genosom (kromosom sex ) 44A+XY = laki-laki, 44A+XX= perempuan . dan sedangkan Kromosom Autosom (kromosom badan) Gen merupakan faktor-faktor keturunan yang terdapat dalam kromosom yang terdiri atas DNA tiap gen membawa informasi sifat yang nanatinya akan diturunkan kepada anakannya. DNA terdiri dari dua utas benang polinukleutida yang saling berpilin (double helix=berpilin ganda) . seutas tali nukleutida yang terdiri atas Gula deoksiribisa, gugus asam phospat dan gugus basa nitrogen Basa Nitrogen penyusun DNA terdiri dari : Basa Purin yaitu Adenin (A), Guanin (G) dan basa Pirimidin yaitu Sitosin (C) dan Timin (T) Struktur sel akan mengalami pembelahan melalui 3 cara, yaitu - Interfase, dalam keadaan ini sel tidak aktif membelah atau dianggap sebagai stadium istirahat walaupun terjadi saat replikasi, DNA dan sintesis protein aktif. Mwaktu yang di butuhkan 10-20 jam dibagi menjadi 3 periode yang berbeda : a. Stadium G1 : saat intirahat setelah mitosis b. Stadium G2 : periode saat membentuk Protein , lemak, dan potongan potongan RNA c. Stadium S : terjadi penyalinan DNA - Mitosis prosesnya jauh lebih singkat dibanding pada proses interfase sekitar 1 jam. Mengalami 4 tahapan : 1. Profase (pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid). 2. Metafase (pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang pembelahan (bidang equator)) , 3. Anafase (Pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutub-kutub pembelahan sel.) 4. Telofase (pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian) dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
- Meiosis, adalah periode dimana sel-sel mengasilkan sel telur / ovum terjadi di ovarium maupun testis Cara menghindari penyakit menurun : a. Memeriksa silsilah keluarga b. Tes laboratorium , uji klinis c. Memilih pasangan yang normal, bila terlanjur ada indikasi abnormal sebaiknya tidak memiliki keturunan. Sumber : (Istamar syamsuri dkk. Biologi 3A.2007. Jakarta : Erlangga)
7. Cacat kongenital Kelainan yang diakibatkan dari mutasi maupun kelainan pada struktur gen dan kromosom Penyebannya : - Gangguan kromosom - Gangguan Gen tunggal - Gangguan Multi Faktorial Kelainan kelainan pada Cacat Kongenital : 1. Toxoplasma : keguguran pada kehamilan 2. Infeksi Rubela : (keguguran , keterlambatan pertumbuhan , kesulitan bernafas ) 3. Sindrom Cri-Du-Cat (sindrom kucing Menangis). Akibat mutasi pada proses delesi, memiliki ciri-ciri , yaitu pita suara kecil , epiglotis melengkung sehingga tangisan pada waktu masih kecil seperti kucing, mengalami keterbelakangan mental dan fisik, bayi kecil dan lemah, otak kecil, muka lebar, dan hidung tebal. Biasanya meninggal pada waktu masih kecil maupun anak-anak. 4. Dislokasi panggul bawah. Terjadi di ujung tulang paha tidak terjadi di kantung panggul 5. Hipotiroidisme kongenital. Bayi tidak memiliki kelanjar tiroid maupun perkembangan tiroidnya tidak normal 6. Fragile-x ditandai dengan gangguan mental, autis, hiperaktif, tetapi tidak bisa memusatkan konsentrasi, wajah panjang, telinga lebar, kaki datar, persendian sangat lentur. 7. Sickle cell anemia. Merupakan suatu kelainan sel darah merah bentuknya abnormal seperti bulan sabit 8. Sindroma alkohol pada janin, keterlambatan pertumbuhan , keterbelakangan mental, kelainan fisik, san kelainan syaraf 9. Tay-sach menyerang syaraf pusat mengakibatkan kebutaan , kelumpuhan, kejang dan ketulian. 10. Club foot yaitu kelinan struktural pada kaki saat pembentukan tulang, sendi, otot dan pembuluh darah. 11. Fenil ketonuria , kelainan pada anak anak yang mengalami kelebiha kromosom no.21 . biasanya mengalami keterbelakangan mental, kelainan fisik yang khas dan kelainan pada jantung 12. Sindrom down Sindrom down, dimana kromosom no 21 jumlahnya 3 buah. Ciri-cirinya berubbuh pendek, retardasi mental, lidah tebal, hipotonia, wajah datar, telinga kecil.
Gb. Sindrom down 13. Sindrom turner Sindrom turner, 45X monosomi. Penampilan jelas wanita, tidak ada ovarium (disgenesis gonad), perwakan pendek, leher bersayap, limfedema ekstremitas, kelainan tulang dan dada yang lebar dengan puting terpisah jauh.
Gb. Sindrom turner
14. Sindrom klenifer Sindrom Klinefelter, ditemukan pada pria dan biasanya terdeteksi saat pubertas, yakni sterilitas, atrofi testis, hialinisasi tubulus seminiferus dan biasanya ginekomastia. Memiliki 47 kromosom (XXY) terjadi 1:500 pria dan penyebab tersering ialah nondisjunction homolog XX. Terkadang ada ayng memiliki 48 kromosom (XXXY), meski sindrom ini tidak disertai retardasi mental namun semakin banyak X semakin besar kemungkinan tejadi retardasi mental.
15. Sindrom edwards Sindrom edward, dimana kromosom no 17 atau 18 jumlahnya 3 buah, wanita normal tapi ciri-ciri sekunder wanita tidak berkembang, ada yang schizoprenia.
16. Sindrom jacobs Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs.
17. Sindrom patau Sindrom Patau, diaman kromosom no 13 atau 14 jumlahnya 3 buah, tanda kelainan jarang ditemukan karena pada penderita mati setelah beberapa jam aatu hari dilahirkan. Anak dengan kelainan pada kromosom no 13 juga mengalami mental, holoprosensefalus, cacat jantung kongenital, tuli, bibir sumbing dan langit-langit sumbing, dan cacat mata, misalnya mikroftalmia, anoftalmia, dan koloboma. Tejadi 1:20.000 kelahiran dan 90% bayi ini meninggal pada bulan pertama setelah lahir.
18. Sindrom super wanita Sindrom Triple X (XXX) infantil, dengan haid sedikit dan sedikit banyak mengalami retardasi mental. Memilliki dua badan kromatin seks di dalam sel mereka
19. Sindrom angelman kromosom 15 (15q11-15q13), mengalami retardasi mental, tidak dapat berbicara, mengalami gangguan perkembangan motorik dan rentan terhadap serangan tawa yang spontan dan berkepanjangan. 20. Sindrom Prader-Willi, diwariskan di kromosom ayah. Penderita mengalami hipotonia, obesitas, retardasi mental, hipogonadisme dan kriptorkidismus. 21. Sindrom Miller-Dieker, ciri-cirinya lissenfalus, keterlambatan perkembangan, kejang, kelainan jantung dan wajah. Diakibatkan oleh delesi di 17p13. 22. Sindrom Velokardiofasial (Shprinntzen), cacat palatum, cacat jantung konotrunkal, keterlambatan bicara, gangguan belajar dan gangguan mirip scizoprenia akibat delesi 22q11. 23. Achondroplasia, kesalahan pada pembentukan protein sehingga penderita kehilangan kolagen tipe 2. penderita mengalami gagal pembentukan tulang rawan, ia tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya (lemas). 24. Sindrom Marfan yaitu kegagalan pembentukan jaringan ikat. Ciri-cirinya penderita tinggi, tubuh lentur, biasanya lensa mata kendor, retardasi mental.
Sumber : 6,7,13, 18,19
DAFTAR PUSTAKA 1. www.ehow.com 2. www.aboutnuklear.org 3. www.ansn-indonesia.org/download.php?fid=283 4. http://nova-rahman.blogspot.com/2008/01/sumber-radiasi-dan-dosisnya.html 5. http://azengepas.blogspot.com/2009/09/sumber.radiasi.disekitar.kita.com 6. www.indonesiaindonesia.com 7. www.angelfire.com/ga/dr.rochmat/DSOG/congenital.html 8. http://mutasi.110mb.com/pengertian.html 9. http://tutorialkuliah.wordpress.com/2009/01/14 10. Boel Trelia . 2009. Detal radiografi prinsip dan tekhnik . Medan. Universitas Sumatra Utara. 11. Damin sumardjo.pengantar kimia.2008. Jakarta:EGC 12. Gabriel JF . 1996. Fisika kedokteran . Denpasar : EGC 13. Istamar syamsuri dkk. Biologi 3A.2007. Jakarta : Erlangga 14. Jalil. Abdul . zat radioaktif dan penggunaan radio isotop bagi kesehatan. Fakultas kesehatan masyarakat sumatra utara.\ 15. P.C. Winter, G.T. Hickey X H.L Fletcher. 1998. Genetics 16. Pradip.R.patel.Radiologi. edisi 2 .2007. Jakarta : Erlangga 17. Sjahriar rasad. Radiologi diagnostik edisi 2.2005. FK UI 18. Salder TW . 2009. Langman Embriologi kedokteran edisi 10. Jakarta :EGC 19. Pembekalan dr.Hema Dewi Anggraeni FK 2010 UNIMUS