You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak tersebut agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dan perlu kita ketahui bahwa di dalam pendidikan mempunyai pengertian
suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya
mengandung beberapa unsur-unsur yang harus diperhatikan, diantaranya
adalah siswa atau peserta didik.
Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia adalah
pendidikan. sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat
meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak
pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,
terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional
juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada
umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimana
kehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai kewajaran dan
keadaban civility!. "emua orang pasti mempunyai harapan dan cita-
citabagaimana sebuah kehidupan yang baik. Karena itu pendidikan pada
gilirannyaberperan mempersiapkan setiap orang untuk berperilaku penuh
keadaban civility!. Keadaban inilah yang secara praktis sangat dibutuhkan
dalam setiap gerak dan perilaku.
#
"ecara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat
pengajaran ilmu. "ecara terminologi peserta didik adalah anak didik atau
individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih
memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta
sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta
didik adalah seorang individu yang tengah mengalami $ase perkembangan atau
pertumbuhan baik dari segi $isik dan mental maupun $ikiran.
1
Drs. Abu Ahmadi dan Dra. %ur &hbiyati, 'lmu Pendidikan (etakan ke '', P) *ineka (ipta,
+akarta, ,--., /al 0-
#
"ebagai individu yang tengah mengalami $ase perkembangan, tentu
peserta didik tersebut masih banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan
arahan untuk menuju kesempurnaan. /al ini dapat dicontohkan ketika seorang
peserta didik berada pada usia balita seorang selalu banyak mendapat bantuan
dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua. Dengan demikina dapat di
simpulkan bahwa peserta didik merupakan barang mentah raw material!
yang harus diolah dan bentuk sehingga menjadi suatu produk pendidikan.
Dari sudut pandang peserta didik, pasti memiliki gaya belajar yang
berbeda. Ada yang sangat akti$, ada juga yang hanya duduk diam pasi$! untuk
mendengarkan. 1leh karena itu, pendidik harus memiliki kemampuan untuk
mengenali gaya belajar siswa yang umum dan kurang umum. "ehingga
pendidik mampu mengembangkan gaya pengajaran yang komprehensi$ dan
e$ekti$.
2emahami peserta didik merupakan sikap yang harus dimiliki dan
dilakukan guru, agar guru dapat mengetahui aspirasi atau tuntutan peserta
didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program
yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat
memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan
perkembangan mereka.
Dasar pertimbangan dalam memahami peserta didik psikologis dan
sosiologi. "uatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan
minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik. Dan secara
naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan akti$ mengikuti kegiatan
yang ada.
3. Permasalahan
&ntuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka dalam makalah ini
kami akan merumuskan permasalahan sebagai berikut 4
#. Apa yang dimaksud dengan peserta didik5
,. Apa saja kedudukan dari peserta didik5
6. Apa perbedaan antara anak didik yang satu dengan yang lain5
0. Apa saja kebutuhan para peserta didik5
,
7. 3agaimana mengenal dan cara memahami anak didik yang mengalami
penderitaan ketidakmampuan5
(. Tujuan Pembahasan
)ujuan pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut 4
#. &ntuk mengetahui apa hakikat dari peserta didik.
,. &ntuk mengetahui apa saja kedudukan peserta didik.
6. &ntuk mengetahui perbedaan individual peserta didik.
0. Agar kita dapat mengetahui kebutuhan para peserta didik.
7. Agar kita mampu mengenal dan memahami anak didik yang mengalami
penderitaan ketidakmampuan.
BAB II
PEMBAHASAN
6
A. Pengertian Peserta Didik
Dalam perspekti$ paedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis
makhluk 8homo educantum9, yaitu makhluk yang menghajatkan pendidikan.
Dalam pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki
potensi yang bersi$at laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk
mengatualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.
,
Dalam perspekti$ psikologis, peserta didik adalah individu yang
sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik $isik
maupun psikis menurut $itrahnya masing-masing. "ebagai individu yang
tengah tumbuh dan berkembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan
$itrahnya.
6
Dalam perspekti$ &ndang-&ndang "istem Pendidikan %asional %o. ,-
)ahun ,--6 pasal # ayat 0, :Peserta didik diartikan sebagai anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan
pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu;.
Peserta didik juga diartikan sebagai individu yang memiliki sejumlah
karakteristik, diantaranya4
0
#. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi $isik dan psikis yang
khas, sehingga ia merupakan insan yang unik.
,. Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta
didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar,
baik yang ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada
penyesuaian dengan lingkungannya.
6. Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perlakuan manusiawi.
0. Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
3. Kedudukan Peserta Didik dalam Pendidikan
2
"yai$ul 3ahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, +akarta4 *ineka (ipta,
,-#-!, h.7,
3
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, 3andung4 *osdakarya, ,--<!, h.6<
4
Ibid, h.0-
0
#. Peserta Didik "ebagai si )erdidik
Di dalam diri seorang peserta didik mengandung potensi untuk
berkembang. Potensi itu merupakan anugrah yang harus diterima. /al ini
disebut $aktor dari dalam bakat, pembawaan!. Dalam pengembangan
bakat diperlukannya seorang dewasa dalam membimbing perkembangan
anak. Anak pada hakikatnya memiliki kebebasan yang terbatas. Adanya
potensi hidup berupa bakat harus diterima tanpa dihilangkan. Kebebasan
yang dimiliki adalah haknya untuk berkembang dan maju. /al ini lambat
laun berkembang dalam bentuk cita-cita dan keinginan yang bersi$at
manusiawi.
7
Anak pada hakikatnya adalah makhluk yang memerlukan
pendidikan. Didalam potensi atau pembawaan ada kekuatan yang hidup.
Kekuatan yang hidup itulah yang membuat anak berkembang. Dengan
kata lain berkembang itu adalah si$at bawaan :inherent; dengan diri
sendiri. Alternati$ lain tidak ada karena kemungkinan lain itu adalah tidak
berkembang. /al itu jelas tidak benar karena yang tidak berkembang itu
jelas mati. &ntuk berkembang diperlukan syarat-syarat yang cukup. 'a
hanya sebagian kecil saja yang dimiliki anak.
Keterbatasan kemampuan itu selalu dialami dalam seluruh jalur
perkembangan, walaupun bentuk dan identitasnya berbeda sesuai dengan
tahapan perkembangannya. Pendidik mengajar dengan ikhlas dan penuh
tanggung jwab menunaikan tugasnya guna membantu anak dalam
perkembangannya. "ebaliknya, anak dengan ikhlas dan penuh kepercayaan
serta penuh kesedian untuk dididik.
,. Peserta Didik "ebagai 2anusia yang 3erkembang
)elah diakui oleh para pendidik bahwa peserta didik adalah manusia
yang senantiasa mengalami perkembangan sejak masih dalam kandungan,
sampai ia meninggal. Perkembangan disini diartikan adanya perubahan
yang terjadi dalam diri anak didik secara wajar, baik terhadap dirinya
sendiri maupun terhadap penyesuain lingkungannya. )ugas pendidik yang
5
*osiana 3akar, Pendidikan Suatu Pengantar, 2edan4 Perdana 2ulya "arana, ,--=!, h.#,7
7
utama adalah mengikuti $ase-$ase perkembangannya dengan senantiasa
memenuhi kebutuhan pola kehidupan sosialnya. Prinsip umum yang harus
dipahami setiap pendidik lebih dahulu adalah corak pribadi anak didik
secara umum yang meliputi4
.
a. /arus diketahui bahwa dari segala seginya, anak berbeda dengan
orang dewasa serta berbeda antara laki-laki dan perempuan.
b. 2engetahui kebutuhan anak, antara lain 4 kasih sayang, rasa aman,
ingin tahu, ingin dihargai, dan lain sebagainya.
c. 2asa siap belajar seseatu, sehingga pengajaran tidak terlalu lambat
atau tidak terlalu cepat.
d. Kekhususan bagi anak yang mempengaruhi proses belajar, yaitu
gejala $antasi, motoris, sugesti, realistis.
6. Peserta Didik "ebagai Pokok Persoalan
Peserta didik adalah unsur manusiawi yang penting dalam kegiatan
interaksi edukati$. 'a dijadikan sebagai pokok persoalan dalam semua
gerak kegiatan pendidikan dan pengajaran. "ebagai pokok persoalan, anak
didik memiliki kedudukan yang menempati posisi yang menentukan dalam
sebuah interaksi. >uru tidak mempunyai arti apa-apa tanpa kehadiran anak
didik sebagai subjek pembinaan. +adi, anak didik adalah kunci yang
menentukan untuk terjadinya interaksi edukati$.
?
Potensi anak didik sebagai daya yang tersedia, sedang pendidikan
sebagai alat yang ampuh untuk mengembangkan daya itu. 3ila anak didik
adalah sebagai komponen inti dalam kegiatan pendidikan, maka anak
didiklah sebagai pokok persoalan dalam interaksi edukati$.
>uru perlu memahami karakteristik anak didik sehingga mudah
melaksanakan interaksi edukati$. Kegagalan menciptakan interaksi
edukati$ yang kondusi$, berpangkal dari kedangkalan pemahaman guru
terhadap karakteristik anak didik sebagai individu. 3ahan, metode, sarana,
dan evaluasi tidak dapat berperan lebih banyak, bila guru mengabaikan
6
Ibid, h.#,.
7
Djamarah, Guru, h.7#
.
aspek anak didik. "ebaiknya sebelum guru mempersiapkan tahapan
interaksi edukati$, guru memahami keadaan anak didik. 'ni penting agar
dapat mempersiapkan segala sesuatunya secara akurat, sehingga tercipta
interaksi edukati$ yang kondusi$, e$ekti$ dan e$isien.
(. Perbedaan Indiidual Peserta Didik
>uru harus mengenal perbedaan individual peserta didik, sehubungan
dengan pengelolaan pengajaran agar dapat berjalan secara kondusi$. Karena
banyaknya perbedaan individual anak didik, maka dapat diklasi$ikasikan
menjadi tiga aspek, yaitu4
=

#. Perbedaan 3iologis
Di dunia ini tidak ada seorangpun yang memiliki jasmani yang persis
sama, meskipun dalam satu keturunan. Anak kembar dari satu sel telur pun
memliki jasmani yang berlainan. )idak heran bila seseorang yang
mengatakan bahwa anak kembar itu serupa tapi tak sama. Artinya dalam
hal-hal tertentu anak kembar memiliki kesamaan dan perbedaan. "emua
itu adalah ciri-ciri individu anak didik yang dibawa sejak lahir
Aspek biologis yang menyangkut kesehatan anak didik, misalnya
yang berhubungan dengan kesehatan mata dan telinga yang langsung
berkaitan dengan penerimaan bahan pelajaran di kelas. Kedua aspek ini
sangat penting dalam pendidikan.
<
1rang tidak akan dapat melihat sesuatu
bila mata telah buta. 1rang tidak akan dapat melihat sesuatu dengan jelas
bila matanya mendapat penyakit atau cacat. Kemudian yang berhubungan
dengan gangguan pendengaran, yang kesemuanya berpengaruh terhadap
pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran.
,. Perbedaan 'ntelektual
'ntelegensi adalah kemampuan untuk memahami dan beradaptasi
dengan situasi yang baru dengan cepat dan e$ekti$, kemampuan untuk
menggunakan konsep yang abstrak secara e$ekti$, dan kemampuan untuk
memahami hubungan dan mempelajarinya dengan cepat.
8
Ibid, h.77-7<
9
http4@@warnadunia.com@psikologi-anak@memahami-peserta-didik-?7,<@ s-6?t.htm
?
Dalam rangka untuk mengetahui tinggi rendahnya intelegensi
seseorang, dikembangkanlah instrumen yang dikenal dengan istilah 8tes
intelegensi9 dan gambaran mengenai hasil pengetesan kemudian dikenal
dengan intelligence Auotient, disingkat dengan 'B. Adapun pembagian
rata-rata kecerdasan seseorang adalah sebagai berikut4
#-
a. Above #0- Near genius or genius hampir genius atau genius!
b. #,--#0- Very suerior sangat superior!
c. ##--#,- Suerior
d. <--##- %ormal or average normal atau rata-rata!
e. =--<- Dullness! rarely classifiable as feeble"mindedness
3odoh, jarang digolongkan sebagai lemah pikiran!
$. ?--=- #orderline deficiency! sometimes classifiable
asdullness! often feeble"mindedness pada batas
gangguan mental, kadang-kadang dapat digolongkan
bodoh, sering lemah pikiran!
g. 3elow ?- Definite feeble"mindedness lemah pikiran betul-betul!
$eeble"mindedness dibagi lagi sebagai berikut4
#! 7--?- 2orons 2oron!
,! ,7-7- 'mbeciles 'mbesil!
6! C,7 'diots 'diot!
"etiap anak memiliki intelegensi yang berlainan. Dalam perbedaan
itu dirasakan ada kesulitan untuk mengetahui dengan ukuran yang tepat
mengenai tinggi rendahnya intelegensi seorang anak. "ebab semuanya
dipengaruhi oleh $aktor lingkungan dalam bentuk pengalaman yang anak
peroleh selama hidupnya. 'ntelegensi hanya bersi$at pembawaan.
Perbedaan individual dalam bidang intelektual ini perlu guru ketahui
dan pahami, terutama dalam hubungannya dengan pengelompokan anak
didik di kelas. Anak yang kurang cerdas jangan dikelompokan dengan
anak yang kecerdasannya setingkat dengannya, tetapi perlu dimasukkan ke
dalam kelompok anak-anak yang cerdas. Dengan harapan agar anak yang
10
2ardianto, Psikologi Pendidikan, 2edan4 Perdana Publishing, ,-#,!, h.#-=
=
kurang cerdas terpacu untuk lebih kreati$, ikut terlibat langsung dengan
motivasi yang tinggi dalam bekerjasama dengan teman sekelompoknya.
6. Perbedaan Psikologis
Dalam pengelolaan pengajaran, aspek psikologis sering menjadi
ajang persoalaan, terutama yang menyangkut masalah minat dan perhatian
anak didik terhadap pelajaran yang diberikan. >uru sadar bahwa bahan
pelajaran yang diberikan tidak semuanya dapat diserap anak didik, baik itu
karena gaya penyampaian guru yang kurang tepat atau karena anak didik
yang kurang memperhatikan.
Anak didik yang duduk dengan rapi dan diam, tidak dapat dipastikan
memperhatikan semua penjelasan guru. 3isa saja pandangan mata anak
didik terarah pada gerak, sikap dan gaya guru mengajar, tetapi sebenarnya
alam pikirannya terarah pada permasalahan lain yang lebih menarik
minatnya. "ehingga tidak jarang anak didik terkejut ketika ada orang lain
yang mengejutkannya. Persoalan psikologis ini memang sangat kompleks,
sebab menyangkut apa yang ada dalam jiwa dan perasaan anak didik.
&ntuk memahami jiwa anak didik guru dapat melakukan pendekatan
kepada anak didik secara individual. Dengan cara ini hubungan anak didik
dengan guru menjadi akrab. Anak didik merasa diperhatikan dan dilayani
kebutuhannya dan guru dapat mengenal siapa anak didik sebagai individu.
3ila anak didik selalu ingin berdekatan dengan guru, tidaklah sukar
bagi guru untuk memberikan bimbingan dan motivasi agar anak didik
lebih giat belajar, baik di sekolah maupun di rumah. 2inat timbul
bersangkut paut dengan masalah kebutuhan. Karena itu, guru memberikan
motivasi dengan meman$aatkan kebutuhan anak didik agar dia berminat
untuk belajar. "ebaliknya, guru bisa meman$aatkan minat anak sebagai
motivasi. 3ila anak didik berminat terhadap suatu mata pelajaran, dia akan
memperhatikan dalam jangka waktu tertentu. 2inat adalah perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan.
##
+adi, minat merupakan sebab serta
akibat dari perhatian.
&ntuk memupuk perhatian anak didik dianjurkan dengan
mempergunakan reinforcement berupa ganjaran simbolis seperti pujian,
11
2ursal dkk, %amus Ilmu &iwa dan Pendidikan, 3andung4 Almaari$, #<=#!, h.#--
<
angka yang baik, acungan jempol dan sebagainya. Pemahaman terhadap
perbedaan psikologis anak didik merupakan strategi yang ampuh untuk
mendukung keberhasilan interaksi edukati$.
D. Kebutuhan Peserta Didik
"ekolah pada prinsipnya merupakan mani$estasi pemenuhan kebutuhan
individu tersebut. 1leh sebab itu, seorang guru perlu mengenal dan memahami
tingkat kebutuhan peserta didiknya, sehingga dapat membantu dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan mereka melalui berbagai aktivitas kependidikan,
termasuk aktivitas pembelajaran. Di samping itu, dengan mengenal
kebutuhan-kebutuhan peserta didik, guru dapat memberikan pelajaran setepat
mungkin, sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. 3erikut ini beberapa
kebutuhan peserta didik, yaitu4
#,
#. Kebutuhan jasmaniah
Kebutuhan jasmaniah peserta didik yang perlu mendapat perhatian
dari guru di sekolah antara lain4 makan, minum, pakaian, oksigen,
istirahat, kesehatan jasmani, gerak-gerak jasmani, serta terhindar dari
berbagai ancaman. Apabila kebutuhan jasmaniah ini tidak terpenuhi, di
samping mempengaruhi pembentukan pribadi dan perkembangan
psikososial peserta didik, juga akan sangat berpengaruh terhadap proses
belajar mengajar di sekolah.
,. Kebutuhan akan rasa aman
*asa aman merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi
kehidupan peserta didik, terutama rasa aman di dalam kelas dan sekolah.
"etiap siswa yang datang ke sekolah sangat mendambakan suasana
sekolah atau kelas yang aman, nyaman, dan teratur, serta terhindar dari
kebisingan dan berbagai situasi yang mengancam. /ilangnya rasa aman di
kalangan peserta didik juga dapat menyebabkan rusaknya hubungan
interpersonalnya dengan orang lain, membangkitkan rasa benci terhadap
orang-orang yang menjadi penyebab hilangnya rasa aman dalam dirinya.
Debih dari itu, perasaan tidak aman juga akan mempengaruhi motivasi
belajar siswa di sekolah.
12
Panut Panuju, Psikologi rema'a, Eogyakarta4 )iara Facana, ,--7!, h.,<-6-
#-
6. Kebutuhan akan kasih sayang
"emua peserta didik sangat membutuhkan kasih sayang, baik dari
orangtua, guru, teman-teman sekolah, dan dari orang-orang yang berada di
sekitarnya. Peserta didik yang mendapatkan kasih sayang akan senang dan
betah berada di dalam kelas.
"erta memiliki motivasi untuk berpartisipasi akti$ dalam kegiatan
belajar mengajar. "ebaliknya, peserta didik yang merasa kurang
mendapatkan kasih sayang akan merasa terisolasi, merasa tidak nyaman,
sedih, gelisah, bahkan mungkin akan mengalami kesulitan belajar.
0. Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan akan penghargaan terlihat dari kecenderungan peserta
didik untuk diakui dan diperlakukan sebagai orang yang berharga diri.
2ereka ingin memiliki sesuatu, ingin dikenal dan ingin diakui
keberadaaannya di tengah-tengah orang lain. 2ereka yang dihargai akan
merasa bangga dengan dirinya dan gembira, pandangan dan sikap mereka
terhadap dirinya dan orang lain akan positi$. "ebaliknya, apabila peserta
didik merasa diremehkan, kurang diperhatikan, atau kurang mendapat
tanggapan yang positi$ atas sesuatu yang dikerjakannya, maka sikapnya
terhadap diri dan lingkungan menjadi negati$.
7. Kebutuhan akan rasa bebas
Peserta didik juga memiliki kebutuhan untuk merasa bebas, terhindar
dari ikatan-ikatan tertentu. Peserta didik yang merasa tidak bebas
mengungkapkan apa yang terasa dalam hatinya, akan mengalami $rustasi,
merasa tertekan, kon$lik dan sebagainya. 1leh sebab itu, guru harus
memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam batas-batas kewajaran
dan tidak membahayakan. 2ereka harus diberi kesempatan dan bantuan
secara memadai untuk mendapatkan kebebasan.
.. Kebutuhan akan rasa sukses
Peserta didik menginginkan agar setiap usaha yang dilakukannya di
sekolah, terutama dalam bidang akademis berhasil dengan baik. Peserta
didik akan merasa senang dan puas apabila pekerjaan yang dilakukannya
##
berhasil, dan merasa kecewa apabila tidak berhasil. 'ni menunjukkan
bahwa rasa sukses merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi peserta
didik. &ntuk itu, guru harus mendorong peserta didiknya untuk mencapai
keberhasilan dan prestasi yang tinggi, serta memberikan penghargaan atas
prestasi yang dicapai.
Penghargaan yang tulus dari seorang guru akan menumbuhkan
perasaan sukses dalam diri siswa, serta dapat mengembangkan sikap dan
motivasi yang tinggi untuk terus berjuang mencapai kesuksesan.
?. Kebutuhan akan agama
"ejak lahir, manusia telah membutuhkan agama. Kebutuhan peserta
didik khususnya yang beranjak remaja kadang-kadang tidak dapat
dipenuhi apabila telah berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan
adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang,
yang seringkali menguasai pikirannya. 1leh sebab itu, sangat penting
dilaksanakan penanaman nilai-nilai moral dan agama serta nilai-nilai
sosial dan akhlak kepada manusia khususnya bagi anak didik sejak usia
dini.
G. Mengenal dan Memahami Anak !ang Mengalami Penderitaan
Ketidakmam"uan
#. >anggunan Penglihatan.
)idak jarang ditemukan murid yang sering memicingkan mata,
membaca buku dengan jarak yang amat dekat, sering mengucek-ngucek
mata, dan sering mengeluh karena pandangannya kabur atau suram, maka
suruh mereka untuk memeriksa pandangannya.
#6
Anak yang buta secara educational tidak bisa menggunakan
penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran
dan sentuhan untuk belajar. Kira-kira # dari 6--- anak tergolong
educationally blind. 3anyak anak buta ini mempunyai kecerdasan normal
dan berprestasi secara akademik apabila diberi bantuan dan dukungan
belajar yang tepat. 2urid yang menderita ketidakmampuan ini sering kali
13
+hon F "antrock, Psikologi Pendidikan, +akarta4 Prenada 2edia >roup, ,-##!, h.,,-
#,
membutuhkan berbagai jenis bantuan untuk memenuhi kehidupan
pendidikan mereka.
"alah satu tuga penting untuk mengajar anak yang menderita
gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas
seperti sentuhan atau pendengaran! yang dengannya murid dapat belajar
dengan baik. Anak yang lemah penglihatannya akan lebih baik disuruh
duduk di bangku paling depan di kelas.
,. >angguan Pendengaran
>angguan pendengaran dapat menyulitkan proses belajar anak. Anak
yang tuli secara lahir atau menderita tuli pada masih anak-anak biasanya
lemah dalam kemampuan berbicara dan berbahasanya. 3anyak anak-anak
yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran di luar jam
sekolah. Pendekatan pendidikan untuk membantu anak yang punya
masalah pendengaran terdiri dari dua katagori 4 pendekatan oral dan
pendekatan manual. Pendekatan oral antara lain metode membaca gerak
bibir, seech reading menggunakan alat visual untuk mengajar
membaca!. Pendekatan manual adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja
jari finger selling!. 3ahasa isyarat adalah sistem gerakan tangan yang
melambangkan kata.
3ekerja dengan anak yang mengalami gangguan pendengaran harus
bersikap sabar, berbicara secara wajar tidak terlalu cepat dan tidak terlalu
lama!, jangan berteriak sebab tindakan ini tidak akan membantu, berbicara
dengan jelas akan banyak membantu. Kurangi gangguan dan suara bising,
tatap murid yang anda ajak berbicara, karena murid perlu membaca bibir
dan melihat isyarat anda.
6. >angguan Artikulasi
>angguan artikulasi adalah masalah dalam pengucapan suara
secara benar. Artikulasi anak pada usia enam atau tujuh tahun tidak selalu
bebas dari kesalahan, tetapi pada usia delapan tahun semestinya artikulasi
mereka sudah tidak salah lagi. Anak yang mempunyai penderita masalah
artikulasi mungkin sulit berkomunikasi dengan teman atau guru dan
#6
merasa malu. Akibatnya mereka enggan bertanya, tidak mau berdiskusi,
atau berkomunikasi dengan temannya. 2asalah artikulasi umumnya bisa
diperbaiki dengan cara terapi bicara, meskipun dibutuhkan waktu
berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
0. >angguan "uara
>angguan suara tampak pada pengucapan yang tidak jelas, keras,
terlalu kencang, terlalu tinggi, atau terlalu rendah. "uara anak-anak
berbibir sumbung tentu akan sulit dimengerti. +ika seorang anak berbicara
yang sulit dipahami maka mintaah anak untuk kespesialis terapi bicara
atau perlunya pengulangan dalam pengucapan.
7. >angguan 3ahasa
>angguan bahasa adalah kerusakan signi$ikan dalam bahasa
resepti$ atau bahasa ekspresi$ anak. >angguan bahasa dapat menyebabkan
masalah belajar serius. Perawatan oleh terapi bahasa biasanya bisa
memperbaiki gangguan terapi bahasa si anak, namun masalah ini biasanya
tidak bisa hilang sama sekali. >angguan bahasa mencakup tiga kesulitan 4
a. Kesulitan menyusun pertanyaan untuk memperoleh in$ormasi yang
diharapkan
b. Kesulitan mengikuti dan perintah lisan.
c. Kesulitan mengikuti percakapan, terutama ketika percakapan itu
berlangsung cepat dan kompleks.
d. Kesulitan-kesulitan ini berkaitan dengan ganguan bahasa resepti$
maupun ekspresi$. 3erikut beberapa strategi untuk membantu murid
yang mengalami gangguan bahasa resetif4
e. >unakan pendekatan multisensory untuk proses belajar, bukan hanya
pendekatan oral saja. Dengkapi in$ormasi oral dengan petunjuk
tertulis.
$. 2onitor kecepatan anda dalam memberikan in$ormasi. Perlambat dan
periksa kembali seberapa jauh pemahaman anak.
g. 3eri mereka waktu untuk merespon, kira-kira sepuluh sampai lima
belas detik.
#0
h. 3eri contoh konkret dan spesi$ik dari suatu konsep abstrak
3erikut ini beberapa strategi untuk membantu murid yang
mengalami gangguan bahasa eksresif oral4
a. 3eri anak banyak waktu untuk merespon.
b. "adari bahwa anak sulit menjawab secara lisan, karenanya suruhlah
anak mengerjakan tugas tertulis ketimbang laporan lisan.
c. "ediakan pilihan dan beri contoh suara untuk mengatasi masalah
pencarian kata.
d. 3iarkan anak mengetahui lebih dahulu pertanyaan yang akan diajukan
sehingga anak dapat menyiapkan jawaban dan karenanya tampak lebih
kompeten di mata teman-temannya.
BAB III
PENUTUP
A# Kesim"ulan
#. Peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk 8homo educantum9, yaitu
makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam pengertian ini, peserta
didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersi$at
laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk
mengatualisasikannya agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.
,. Peserta didik memiliki kedudukan sebagai si terdidik, sebagai manusia
yang berkembang dan sebagai pokok persoalan dalam pendidikan.
#7
6. Karena banyaknya perbedaan individual anak didik, maka dapat
diklasi$ikasikan menjadi tiga aspek yaitu perbedaan biologis, perbedaan
intelektual dan perbedaan psikologis.
0. Ada beberapa kebutuhan peserta didik seperti kebutuhan jasmaniah,
kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan
penghargaan, kebutuhan akan rasa bebas, kebutuhan akan rasa sukses dan
kebutuhan akan agama.
7. >uru harus mengenal dan memahami peserta didik yang mengalami
penderitaan ketidakmampuan seperti gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran, gangguan artikulasi, gangguan suara dan gangguan bahasa.
B# Saran
"ebagai calon guru hendaknya kita dapat mengenal dan memahami
siapa sebenarnya anak didik kita, agar nantinya dalam kegiatan belajar tidak
terjadi salah arah. /endaknya kita bisa menjadi panutan yang baik untuk anak-
anak didik kita, karena segala tingkah laku kita akan mudah sekali ditiru oleh
peserta didik kita.
DA$TA% PUSTAKA
Ahmadi,Abu dkk. 'lmu Pendidikan (etakan ke ''. P) *ineka (ipta. +akarta. ,--..
3akar, *osiana. Pendidikan Suatu Pengantar. 2edan4 Perdana 2ulya "arana,
,--=.
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. 3andung4 *osdakarya, ,--<.
Djamarah, "yai$ul 3ahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. +akarta4
*ineka (ipta, ,-#-.
/ttp4@@warnadunia.com@psikologi-anak@memahami-peserta-didik-?7,<@s-6?t.htm
2ardianto. Psikologi Pendidikan. 2edan4 Perdana Publishing, ,-#,.
#.
2ursal. %amus Ilmu &iwa dan Pendidikan. 3andung4 Almaari$, #<=#.
Panuju, Panut. Psikologi (ema'a. Eogyakarta4 )iara Facana, ,--7.
"antrock, +ohn F. Psikologi Pendidikan. +akarta4 Prenada 2edia >roup, ,-##.
#?

You might also like