Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengaruh lingkungan makro seperti politik, ekonomi, teknologi, dan sosial budaya terhadap kinerja usaha kecil dan menengah makanan di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan lingkungan makro berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengaruh lingkungan makro seperti politik, ekonomi, teknologi, dan sosial budaya terhadap kinerja usaha kecil dan menengah makanan di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan lingkungan makro berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha tersebut.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pengaruh lingkungan makro seperti politik, ekonomi, teknologi, dan sosial budaya terhadap kinerja usaha kecil dan menengah makanan di Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan lingkungan makro berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha tersebut.
TERHADAP KINERJA USAHA (Studi Pada Usaha Kecil Menengah Makanan Di Kota Pekanbaru)
Tri Handayani
Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei. Alam, Bengkalis-Riau Kode Pos 28715 Telp. (0766) 7008877, Fax (0766) 8001000 Email : polbeng@polbeng.ac.id, atau trihandayani_85@yahoo.com
Abstract: The research was aimed to identify the effect of macro environments on business performances of small and medium businesses of food in Pekanbaru. The research objects were the managers and owners of the small and medium businesses of food in Pekanbaru. The data were collected using a questionnaire directly distributed to respondents on the basis of data of the small and medium businesses registered at the office of Cooperatives, Micro, small and medium Businesses of Pekanbaru. The variables in this study were the macro environments and business performance of small and medium business of food in Pekanbaru. The result showed that the macro environment, that consist of the power of politic and laws environments, economic environments, technology environments, and social-cultural environments have significant effect on the business performance of the small and medium business of food in Pekanbaru.
Key words: External Environments, Macro Environments, And Business Performances.
Abstraks: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan makro terhadap kinerja usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru. Objek penelitian adalah manajer dan pemilik usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan langsung kepada responden berdasarkan data usaha kecil dan menengah yang terdaftar di kantor Koperasi, Usaha Mikro, kecil dan menengah dari Pekanbaru. Variabel dalam penelitian ini adalah lingkungan makro dan kinerja usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan makro, yang terdiri dari kekuatan lingkungan politik dan hukum, lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, dan lingkungan sosial budaya berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada usaha kecil dan menengah makanan di Pekanbaru.
Kata kunci: Lingkungan Eksternal, Lingkungan Makro, dan Kinerja Usaha.
Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 22
PENDAHULUAN Keberadaan usaha kecil dan me- nengah (UKM) yang merupakan bagian terbesar dalam perekonomian nasional, merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor ke- giatan ekonomi. UKM selama ini ter- bukti dapat diandalkan sebagai katup pengaman dimasa krisis, melalui meka- nisme penciptaan kesempatan kerja dan nilai tambah. Peran dan fungsi strategis ini sesungguhnya dapat ditingkatkan de- ngan memerankan UKM sebagai salah satu pelaku usaha komplementer bagi pengembangan perekonomian nasional, dan bukan subordinari dari pelaku usaha lainnya. Keberhasilan dalam mening- katkan kemampuan UKM berarti mem- perkokoh bisnis perekonomian masya- rakat. Hal ini akan membantu memper- cepat proses pemulihan perekonomian nasional, dan sekaligus sumber dukung- an nyata terhadap pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi pemerin- tahan.(Sri Budi;2006) Oleh sebab itu Usaha Kecil Me- nengah (UKM) merupakan potensi bis- nis yang sangat digalakkan oleh peme- rintah. Karena semakin banyak masya- rakat berwirausaha maka semakin baik dan kokohnya perekonomian suatu da- erah karena sumber daya lokal, pekerja lokal, dan pembiayaan lokal dapat terse- rap dan bermanfaat secara optimal. Namun, meskipun UKM memi- liki sejumlah kelebihan yang memung- kinkan UKM dapat berkembang dan bertahan dalam krisis, tetapi sejumlah fakta juga menunjukkan bahwa tidak semua Usaha kecil dapat bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Banyak UKM mengalami kesulitan untuk me- ngembalikan pinjaman akibat melon- jaknya suku bunga lokal, selain itu ada- nya kesulitan dalam proses produksi akibat melonjaknya harga bahan baku yang berasal dari impor. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kineja Usaha perusahaan diantaranya Lingkungan makro seperti kebijakan pemerintah, kekuatan hukum dan politik, perubahan teknologi. Ling- kungan makro merupakan lingkungan jauh yang berada diluar organisasi na- mun menjadi pertimbangan dalam peng- ambilan keputusan perusahaan. Perkembangan kota Pekanbaru dari berbagai aspek menjadikan pekan- baru sebagai kota dengan lingkungan bisnis yang memiliki prospek untuk tumbuh dan kembang khususnya bagi wirausaha (UKM). Keberadaan UKM merupakan bagian terbesar dalam per- ekonomian nasional, dan menjadi indi- kator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor kegiatan eko- nomi. Hal ini menunjukkan bahwa peru- bahan lingkungan (lingkungan eks- ternal) yang terjadi mengakibatkan adanya peluang ukm untuk tumbuh dan berkembang. Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan merupakan salah satu jenis usaha yang dapat mewakili dan cukup prospektif dalam perkembangan kota pekanbaru saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya usaha ma- kanan yang berkembang di kota Pekan- baru. Saat ini telah banyak muncul pengusaha makanan dan produk makan- an hasil olahan lokal baik makanan khas daerah maupun makanan konsumsi ha- rian, hal ini dapat disebabkan karena semakin besarnya permintaan serta se- makin meningkatnya kebutuhan masya- rakat. Kondisi ini menyebabkan usaha ini semakin menjanjikan diminati para wirausaha. Disamping cukup prospektif, UKM makanan juga dihadapi sejumlah tantangan berupa munculnya makanan impor, makanan susbtitusi dan makanan produk olahan dari daerah lain dengan kemasan dan rasa yang bervariatif. Hal ini dirasakan UKM makanan merupakan 23 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 23-37
industri yang cukup rentan akan penga- ruh lingkungan sehingga kondisi ini menjadi tantangan bagi UKM makanan, apakah dapat tetap eksis dan mampu bersaing di pasar atau bahkan sebalik- nya. Adapun Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan Kota Pekanbaru dapat dijelaskan pada Tabel 1berikut:
Tabel 1 Pertumbuhan Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan Kota Pekanbaru Tahun 2006-2010 TAHUN USAHA KECIL USAHA MENENGAH JUMLAH 2006 58 8 66 2007 60 10 70 2008 63 11 74 2009 68 11 79 2010 71 12 83 Sumber: Diolah dari Data Dinas Koperasi dan UMKM Kota Pekanbaru.
Berdasarkan Tabel 1 tersebut menginformasikan bahwa UKM Ma- kanan kota Pekanbaru memberikan kon- tribusi ebesar 9% dari keseluruhan jum- lah UKM dari berbagai sektor yang ada di kota Pekanbaru dan perkembangan UKM makanan Kota Pekanbaru menga- lami peningkatan. Walaupun terjadi pe- ningkatan setiap tahunnya namun pe- ningkatan jumlah tersebut terjadi secara fluktuatif. Hal ini menjadi indikasi awal bahwa percepatan perubahan lingkung- an yang menimbulkan ketidakpastian lingkungan bisnis, diduga dapat berpe- ngaruh terhadap pertubuhan Usaha Ke- cil Menengah di Kota Pekanbaru. De- ngan kata lain walaupun cukup pros- pektif, berbagai macam pengaruh ling- kungan dapat mempengaruhi usaha ini, terlebih lagi usaha ini merupakan jenis usaha yang terbuka dan mudah dimasu- ki oleh kompetitor, serta dinamis akan perubahan lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi para wirausaha, yaitu bagaimana mereka menanggapi peru- bahan lingkungan yang terjadi tersebut, sikap atau respon para wirausaha dalam bentuk penetapan strategi usaha akan menentukan keber-hasilan usaha. Rumusan masalah dalam pene- litian ini adalah: Apakah Lingkungan Makro berpengaruh terhadap Kinerja Usaha pada UKM Makanan di Kota Pekanbaru.
DASAR TEORI Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal (external environment) adalah segala sesuatu di- luar batasan organisasi yang mungkin mempengaruhinya (Griffin,2003:68). Lingkungan eksternal merupakan ling- kungan yang berada diluar organisasi dan perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan (opportunities) dan anca- man (threat) yang akan di hadapi peru- sahaan. Lingkungan merupakan faktor kontekstual penting yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan (Child,1972; Hamel &Prahalad,1994). Gordon & Narayana (1984); Otley (1980) menyatakan bahwa Informasi dan struktur desentralisasi merupakan fungsi dari lingkungan, dan perlu ada- nya kesesuaian antara ketidakpastian Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 24
lingkungan dan desentralisasi agar dapat meningkatkan kinerja. Terdapat dua perspektif dalam meman- dang konsep lingkungan, yaitu: Perta- ma, perspektif yang memandang ling- kungan eksternal sebagai wahana yang menyediakan sumberdaya (resources). Persepsi pertama berdasar pada premis bahwa lingkungan eksternal merupakan wahana yang menyediakan sumberdaya yang kritikal bagi kelangsungan hidup perusahaan (Tan& Litschert, 1994). Perspektif ini juga mengandung makna potensi eksternal dalam mengancam sumberdaya internal yang dimiliki peru- sahaan. Pemogokan, deregulasi, peru- bahan undang-undang berpotensi meru- sak sumberdaya internal yang dimiliki perusahaan. (Clark et al, 1994). Kedua, perspektif yang memandang lingkungan eksternal sebagai sumber informasi. Perspektif ini mengaitkan informasi de- ngan ketidakpastian lingkungan (envi- ronment uncertainty). Ketidakpastian lingkungan mengacu pada kondisi ling- kungan eksternal yang sulit diramal perubahannya. (Clark et al, 1994). Hal ini berhubungan dengan ke- mampuan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan (decision ma- king) (Clark et al, 1994). Poter (1980) dalam Cantika (2006:3) mengemukakan bahwa lingkungan eksternal dapat di- bagi menjadi dua kategori, yaitu: a. Lingkungan Jauh, meliputi faktor- faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi. b. Lingkungan Industri, meliputi aspek- aspek yang terdapat dalam konsep strategi bersaing (Competitive Stra- tegy) yang meliputi aspek hambatan masuk, aspek daya tawar pemasok, aspek daya tawar pembeli, keter- sediaan barang subsitusi dan aspek persaingan dalam industri. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan sebagai faktor yang berhu- bungan dengan variabel fisik dan varia- bel diluar organisasi yang ikut menjadi pertimbangan pada waktu pengambilan keputusan organisasi. Lingkungan seca- ra konsep mempunyai dua bagian. Per- tama adalah lingkungan langsung yaitu lingkungan yang paling dekat dengan organisasi, yang secara langsung ber- dampak pada strategi. Lingkungan langsung berkaitan dengan elemen lingkungan dimana organisasi mempu- nyai hubungan secara langsung. Compe- titor, supplier dan Customer adalah lingkungan langsung organisasi. Yang kedua adalah lingkungan yang lebih luar yaitu lingkungan umum, lingkungan ini adalah lingkungan yang mempunyai pe- ngaruh tidak langsung terhadap organi- sasi. Lingkungan umum mencakup sek- tor ekonomi, politik.
Lingkungan Makro Lingkungan makro atau disebut juga lingkungan jauh, menurut Pearce (2000:71), Lingkungan Sosial, menurut Wheelen, (2003: 14), dan lingkungan makro, menurut Hitt (1998:84). Ling- kungan sosial termasuk kekuatan umum yang secara tidak langsung berhubungan dengan aktivitas organisasi jangka pen- dek tetapi dapat dan sering mempe- ngaruhi keputusan jangka panjang. Lingkungan sosial yang dimaksud yaitu (Wheelen, 2003: 14): 1. Kekuatan Ekonomi 2. Kekuatan Teknologi 3. Kekuatan hukum-politik 4. Kekuatan Sosial Budaya Umar (2005:76) menyatakan bah-wa Lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor-faktor utama yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang diperhatikan adalah faktor politik, eko- nomi, sosial, dan teknologi. Disamping itu Griffin (2003:69) menyatakan lingkungan ini sebagai lingkungan umum (general environ- ment) dari suatu organisasi yang meru- 25 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 25-37
pakan serangkaian dari dimensi dan kekuatan yang luas yang berada diseki- tar organisasi yang menciptakan keselu- ruhan konteks organisasi. Dimensi dan kekuatan ini tidak sepenuhnya terkait dengan organisasi tertentu lainnya. Lingkungan umum dari sebagian besar organisasi memiliki dimensi ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik-hukum, dan internasional. Menurut Suryana (2009:107) Lingkungan Makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempe- ngaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, yang meliputi: 1. Lingkungan Ekonomi Kekuatan Ekonomi lokal, regional, nasional dan global akan berpenga- ruh terhadap peluang usaha. Hasil penjualan dan biaya perusahaan ba- nyak dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi. Variabel-variabel ekonomi seperti tingkat inflasi, tingkat bunga, dan fluktuasi mata uang asing, baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perusa- haan. Inflasi atau kenaikan harga- harga akan mempersulit para pengu- saha dalam memproyeksikan usaha- nya. Demikian juga kenaikan suku bunga dan fluktuasi mata uang asing akan menyulitkan perusahaan dalam mengkalkulasikan keuangannya. 2. Lingkungan Teknologi Kekuatan teknologi dan kecenderu- ngan perubahan sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Perubahan tek- nologi yang secara drastic dalam abad terakhir ini telah memperluas skala industri secara keseluruhan. Teknologi baru telah menciptakan produk-produk baru dan modifikasi produk lainnya. Demikian juga, bi- dang usaha jasa telah banyak di- pengaruhi oleh kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi dalam mencip- takan barang dan jasa telah mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar secara cepat. Oleh karena itu, kemampuan pesaing untuk mencipta- kan nilai tambah secara cepat melalui perubahan teknologi harus diperhati- kan oleh perusahaan tersebut. 3. Lingkungan Sosiopolitik Kekuatan sosial dan politik, kecen- derungan, dan konteksnya perlu diperhatikan untuk menentukan sebe- rapa jauh perubahan tersebut berpe- ngaruh terhadap tingkah laku masya- rakat. Dalam beberapa hal, peruba- han kekuatan politik berpengaruh terhadap perubahan pemerintahan, dan secara tidak langsung berdampak pada perubahan ekonomi. Misalnya, adanya kekacauan politik dan kerusu- han selalu membawa sentimen pasar. Perubahan investasi pemerintah da- lam bidang teknologi juga sangat berpengaruh terhadap kondisi per- ekonomian. Namun demikian, ling- kungan ini akan sangat bermanfaat apabila wirausaha pandai meman- faatkan peluang dari lingkungan tersebut. 4. Lingkungan Demografi Produk barang dan jasa yang diha- silkan sering kali dipengaruhi oleh perubahan demografi dan gaya hi- dup. Kelompok-kelompok masyara- kat, gaya hidup, kebiasaan, penda- patan, dan struktur masyarakat bisa menjadi peluang. Pada prinsipnya, semua lingkungan diatas bisa men- ciptakan peluang bagi wirausaha.
Kinerja Usaha Kinerja merupakan serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi. Ivancevich (Ranto, 2007:19) Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 26
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditam- pilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusa- haan (Veithzal : 2004). Menurut Jauch dan Glueck (1988) dalam Rahayu (2009: 45) Kiner- ja adalah merujuk ada tingkat penca- paian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kinerja sebuah perusahaan adalah hal yang sangat menentukan dalam perkem- bangan perusahaan. Tujuan perusahaan yang terdiri dari: tetap berdiri atau eksis (Survive), untuk meperoleh laba (Bene- fit), dan dapat berkembang (Growth), dapat tercapai apaila perusahaan terse- but mempunyai performa yang baik. Kinerja (Performance) perusahaan dapat dilihat dari tingkat penjualan, tingkat keuntungan, pengembalian modal, tingkat turn over dan pangsa pasar yang diraihnya. Jenis kinerja dapat diklasifika- sikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin dan kinerja organisasi di mana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan efektif. Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah langkah (1) mendefinisikan pekerjaan; (2) menilai kinerja dan (3) memberikan umpan balik, dan adanya akuntabilitas yang jelas. Dessler (Ranto, 2007:19) Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua yaitu (1) kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas, dan (2) kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan. Menurut Soeharto, Terdapat beberapa kriteria dalam menilai suatu Kinerja perusahaan. kriteria tersebut meliputi kriteria finansial maupun non- finansial. Kriteria-kriteria yang berbeda dalam mengukur kinerja perusahaan tersebut sebenarnya tergantung pada pengukuran kinerja itu sendiri. Tolok ukur bersifat unik, karena adanya kekhususan pada setiap badan usaha, antara lain bidang usaha, latar belakang, status hukum, struktur permodalan, tingkat pertumbuhan dan tingkat tek- nologi. Perbedaan tersebut akan berpe- ngaruh kepada perilaku badan usaha. Dan dengan sendirinya juga berpenga- ruh terhadap kinerja dan tolok ukur yang digunakan (Hatmoko,2000) Kaplan dan Norton mengusulkan pengukuran kinerja bisnis dengan balance scorecard. Balance scorecard adalah metode penilaian kinerja perusa- haan yang mengembangkan empat pers- pektif pengukuran, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan proses belajar dan pertum- buhan. Meskipun teknik pengukuran balance scorecard meruakan cara yang paling komprehensif, pelaksanaannya sulit karena melibatkan banyak pihak sehingga biayanya mahal dan makan waktu lama (Riyanti,2003:25) Para peneliti menganjurkan pertumbuan penjualan (Sales growth), pertumbuhan tenaga kerja (Employment growth), pertumbuhan pendapatan (In- come growth) dan pertumbuhan pangsa pasar (Market share growth) sebagai pengukuran kinerja perusahaan kecil yang paling penting (Kim & Choi, 1994; Lee & Miller, 1996; Luo,1999; Miles et al, 2000; Hadjimanolis 2000). Hal ini juga didasarkan pada argumen- tasi bahwa pertumbuhan adalah indika- tor yang lebih tepat dan mudah dipero- leh dibandingkan dengan indikator ki- 27 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 27-37
nerja keuangan. Pendapat alternatif lain adalah bahwa kinerja bersifat multi- dimensional dan oleh karena itu hal ini berguna untuk mengintegrasikan dimen- si yang berbeda dari kinerja dalam suatu studi empiris (Lumkin dan Dess,1996). Adalah tepat untuk melihat kinerja keuangan dan pertumbuhan sebagai aspek berbeda dari kinerja, dimana masing-masing mempunyai informasi penting dan unik. Secara bersama-sama pertumbuhan dan kinerja keuangan memberikan diskripsi yang lebih kaya mengenai kinerja aktual dari perusahaan bila dibandingkan dengan menggunakan pengukuran secara sendiri-sendiri.
Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Yurniwati (2003) tentang pengaruh lingkungan Bisnis Eksternal dan Perencanaan strategi terhadap kinerja perusahaan manu- faktur. Hasil penelitian ini menun- jukkan Lingkungan Bisnis Eksternal berpengaruh terhadap Kinerja peru- sahaan, baik secara langsung maupun melalui perencanaan strategi. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Melly Rosdiana, Sri Pensin, Jenny Imelda, Dharma T.E. Sudarsono pada Emiten Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjuk- kan bahwa terdapat pengaruh antara Lingkungan Bisnis eksternal dan rencana strategi terhadap Kinerja baik secara pasrial maupun secara simultan. Penelitian oleh Eny Ellya Nora (2003) analisis pengaruh karakteris- tik top manajemen, karakteristik perusahaan, dan lingkungan terhadap strategi inovasi dan implikasinya pada perusahaan kecil. Hasil peneli- tian menunjukkan lingkungan berpe- ngaruh signifikan dan positif terha- dap inovasi serta berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja perusa- haan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Diduga Lingkungan Makro berpengaruh terhadap Kinerja Usaha Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan Ko- ta Pekanbaru.
Variabel Penelitian dan Operasio- nalisasi Variabel Dalam melaksanakan penelitian ini, adapun operasional variabel dapat dijelaskan pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel Variabel Dimensi Indikator Skala 1 2 3 4 LINGKUNGAN MAKRO (X)
Kekuatan Politik dan Hukum
Kekuatan Ekonomi
Kekuatan Teknologi
Stabilitas pemerintah Kebijakan pemerintah
Turunya nilai kurs mata uang Tingkat suku bunga Pertumbuhan ekonomi Distribusi pendapatan Peningkatan pengetahuan dan inovasi Ordinal
Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 28
Kekuatan Sosial budaya
Kecepatan transfer teknologi Perubahan gaya hidup kebiasaan masyarakat KINERJA USAHA (Y)
Pertumbuhan (growth) Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan pendapatan Pertumbuhan pangsa pasar Rasio Sumber : Hasil Penelitian [Diolah] Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Lingkungan makro terdiri dari kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi, kekuatan hukum-politik dan kekuatan sosial Budaya (Wheelen, 2000:13). Selanjutnya beberapa peneliti menganjurkan kinerja usaha mengacu pada pertumbuhan penjualan (Sales growth), pertumbuhan tenaga kerja (Employment growth), pertumbuhan pendapatan (Income growth) dan per- tumbuhan pangsa pasar (Market share growth) sebagai pengukuran kinerja perusahaan kecil yang paling penting (Kim & Choi, 1994; Lee & Miller, 1996; Luo,1999; Miles et al, 2000; Hadjimanolis 2000).
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di wila- yah Kota Madya Pekanbaru. Adapun UKM yang diamati adalah UKM Industri Makanan di Kota Pekanbaru yang terdaftar pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kota Pekanbaru terhitung tahun 2006 sampai tahun 2010.
Populasi dan Sampel Populasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah usaha kecil menengah makanan yang terdaftar pada Dinas Koperasi Dan Usaha Kecil Mene- ngah Kota Pekanbaru. Adapun jumlah populasi UKM makanan kota Pekanbaru yang terdaftar pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebanyak 83 UKM. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan di kota Pekanbaru, dimana berdasarkan data yang diperoleh pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro kecil dan Menengah (UMKM) kota Pekanbaru terdapat sebanyak 83 Usaha Kecil Menengah di Kota Pekanbaru, dengan demikian selu- ruh populasi menjadi objek dalam penelitian ini. Batasan populasi dalam peneli- tian ini adalah UKM makanan dengan (kriteria UKM menurut UU No.20 tahun 2008): 1. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih Rp. 50.000.000 - Rp. 500.000.000 ti- dak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau b. Memiliki hasil penualan tahunan Rp.300.000.000-Rp.2.500.000.000 2. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kekayaan bersih Rp. 500.000.000 - 10.000.000.000 (tidak termasuk tanah dan bangun- an tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan Rp.2.500.000.000- Rp.50.000.000.000.
Berdasarkan data yang diperoleh pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Pekanbaru, tercatat sebanyak 83 Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan. Penelitian telah dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner, 29 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 29-37
dari hasil penyebaran 83 kuisioner tersebut, kuesioner yang kembali dan terkumpul sebanyak 52 kuesioner. Variabel penelitian, terdiri dari variabel lingkungan makro (X) dan vari- abel kinerja usaha (Y) UKM Makanan Kota Pekanbaru. Prosedur pengumpulan data adalah data primer dan sekunder yang penulis peroleh dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada responden.
Teknik analisis data Teknik analisis data dalam pene- litian ini adalah: a. Uji Kualitas data dengan melakukan uji realibilitas dan validitas terhadap kuisioner. b. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui frekuensi tanggapan pe- ngusaha atau pengelola UKM Ma- kanan mengenai lingkungan makro usaha dan pengaruhnya terhadap kinerja usaha mereka. Selanjutnya tanggapan responden tersebut diberi skor dengan menggunakan skala likert dan dianalisis secara deskriptif.
PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh pada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Pekanbaru, tercatat sebanyak 83 Usaha Kecil Menengah (UKM) Makanan. Pe- nelitian telah dilakukan dengan men- yebarkan angket atau kuesioner, dari hasil penyebaran 83 kuisioner tersebut, kuesioner yang kembali dan terkumpul sebanyak 52 kuesioner. Surakhmad (1994) berpendapat apabila ukuran populasi sebanyak ku- rang dari 100, maka pengambilan sam- pel sekurang-kurangnya 50% dari uku- ran populasi. Apabila ukuran populasi dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. (Riduwan, 2010: 65). Berdasarkan teori tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah kuisioner yang kembali telah memenuhi syarat dan penelitian ini dapat dilan- jutkan. Berdasarkan hasil kuisioner pe- nelitian tersebut dapat diklasifikasi res- ponden dalam hal jenis kelamin dan pendidikan. Hasil klasifikasi tersebut ditunjukkan pada tabel berikut:
1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden, diperoleh klasifika- si pemilik atau manajer UKM berdasar- kan jenis kelamin sebagai berikut:
Tabel 3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase Pria 20 38,5 Wanita 32 61,5 Jumlah 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah] Berdasarkan tabel 3 terlihat bah- wa pemilik usaha kecil menengah (UKM) makanan kota pekanbaru dido- minasi oleh wanita dengan prosentase 61,5%, sedangkan UKM makanan yang dipimpin oleh Pria sebesar 38,5%. Keterlibatan wanita dalam kegia- tan ekonomi sebagai wirausaha telah ada sejak zaman ke zaman, sejak dulu wanita telah terjun dalam dunia perda- gangan, misalnya wanita-wanita Solo telah membantu ekonomi keluarga, bah- kan sebagai tulang punggung ekonomi Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 30
keluarga dari usaha batik yang mereka kelola. Hal ini dikemukakan Astri da- lam (www.tabloitnova.com), ada 4 ala- san perempuan cocok berbisnis, yaitu (1) Memperkecil risiko, agar semakin menunjang kebutuhan ekonomi sehari- hari. (2) Multitasking, adalah bisa me- ngerjakan banyak hal sekaligus. Misal- nya, memasak sambil menjaga anak. Karakteristik ini adalah kompetensi da- sar yang dibutuhkan dalam berbisnis, "dan ini tidak dimiliki pria," kata Muassis. Perempuan bisa menjalankan fungsi-fungsi dalam bisnis sekaligus mulai dari pemasaran, penjualan, sam- pai manajemen SDM. (3) Pengambil ke- putusan, perempuan adalah konsumen terbesar dari hampir semua produk yang ada dipasaran. Jika posisinya dibalik pe- rempuan sebagai produsen atau pebis- nis, maka perempuan akan lebih faham dan dapat merasakan keinginan konsu- men sebagai representasi dari dirinya sendiri. (4) Era Informasi, adalah ke- mampuannya membentuk networking dan berkomunikasi. Ini bisa ditunjukkan lewat komunitas-komunitas yang ba- nyak diikuti dan dibentuk perempuan. Utamanya, diera teknologi dan infor- masi seperti sekarang ini. Dengan naluri berkomunikasi dan networking perem- puan yang umumnya melebihi pria, Muassis optimis perempuan akan lebih sukses berbisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang kian pesat.
2. Responden Berdasarkan Pendidikan Tingkat pendidikan manajer atau pemilik usaha dapat menjadi salah satu faktor pendukung perkembangan UKM, karena pendidikan merupakan salah sa- tu unsur yang dapat merubah sikap dan perilaku, meningkatkan dan mengem- bangkan pola pikir, wawasan serta me- mudahkan pengusaha menyerap infor- masi yang sifatnya membawa pembaha- ruan dan kemajuan bagi usahanya (Tam- bunan, 2002).
Tabel 4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden Prosentase SD 3 5,8 SLTP 9 17,3 SLTA 31 59,6 Dipl/ Sarjana 9 17,3 Jumlah 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah] Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa tingkat pendidikan manajer atau pemilik UKM makanan kota Pekanbaru mayoritas adalah SLTA sebesar 59,6%, selanjutnya diikuti terbesar kedua ada- lah SLTP dan Diploma/Sarjana masing- masing sebesar 17,3% dan yang paling sedikit adalah dengan tingkat pendi- dikan SD sebesar 5,8%. Hasil klasifikasi ini menun- jukkan bahwa lulusan/ tamatan SLTA lebih cenderung memilih untuk berwira- usaha. Hal ini dapat disebabkan karena persepsi sebagian masyarakat bahwa pendidikan formal hingga SLTA dirasa- kan sudah cukup memenuhi standar untuk memulai suatu usaha, selain itu juga adanya kesulitan lulusan SLTA dalam memperoleh lapangan kerja dibandingkan lulusan Diploma/ S1 sehingga mereka lebih memilih berwi- 31 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 31-37
rausaha dan mengembangkan kemam- puannya sendiri. 3. Responden Berdasarkan Umur Klasifikasi responden berdasar- kan umur pada penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat umur respon- den serta penyebaran kelompok usia responden yang menjadi objek peneli- tian ini, sehingga dapat dilihat pada kelompok usia mana responden banyak ditemukan, dan dapat ditarik kesim- pulan bahwa pada kelompok usia terse- but merupakan usia produktif dalam mengembangkan dan mengelola suatu usaha.
Tabel 5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur KELOMPOK USIA (TAHUN) JUMLAH (ORANG) PROSENTASE (%) 20 30 4 7.7 31 40 18 34.6 41 50 16 30.8 51 60 11 21.2 61 70 2 3.8 71 80 1 1.9 TOTAL 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah]
Dari hasil penelitian menun- jukkan bahwa responden memiliki dis- tribusi umur dari 20-80 tahun. Sebagian besar responden (34,6%) berumur antara 31-40 tahun. Selanjutnya 30,8% respon- den berusia antara 41-50 tahun, dan 21,2% responden berada pada usia antara 51-60 tahun. Hasil ini tampaknya mendukung pendapat Zimmerer & Scarborough (1998) bahwa tidak ada batasan usia kapan seorang terjun pertama kali seba- gai wirausaha. Orang dapat memulai karier sebagai wirausaha kapan saja mereka mau, karena pendorong utama menjadi wirausaha adalah menjadi tuan bagi diri sendiri. Bila dikaitkan dengan perkembangan karier menurut Hurlock (1991) maka pemilihan karier pada masa dewasa muda masih bersifat coba- coba, sedangkan pemilihan karier di usia dewasa madya dilakukan karena kemantapan pilihan pilihan terhadap karier bersangkutan Hasil klasifikasi ini juga menun- jukkan bahwa tidak ada batasan usia seseorang terjun menjadi wirausaha dan pada usia 31-40 tahun merupakan usia produktif dalam mengembangkan usaha, karena pada usia ini merupakan tahap kematangan atau kedewasaan dimana mereka sebelumnya telah menghadapi berbagai situasi dan kondisi usaha yang telah terjadi sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menghadapi lingku- ngan usaha yang akan datang.
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Pada penelitian ini variabel bebas (Independen) dan variabel terikat (Dependen) diukur dengan menggu- nakan skala ordinal yaitu skor tertinggi diberi nilai 5 dan skor terendah diberi nilai 1. Responden yang menjawab Sa- ngat sesuai kenyataan diberi nilai 5, Sesuai kenyataan diberi nilai 4, Netral diberi nilai 3, Kurang sesuai kenyataan diberi nilai 2, dan Sangat kurang sesuai kenyataan diberi nilai 1. Untuk mengetahui secara rinci mengenai tanggapan responden terhadap masing-masing subvariabel dan variabel Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 32
penelitian akan diuraikan pada tabel- tabel berikut.
Lingkungan Makro Variabel lingkungan makro di- ukur berdasarkan dimensi/ sub variabel kekuatan politik dan hukum, kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi serta kekuatan sosial budaya yang meliputi 10 butir pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner yang telah disebarkan. Deskripsi tanggapan responden terhadap lingkungan makro terdiri atas 10 butir pertanyaan, dapat dilihat pada Tabel 6 berikut:
Tabel 6 Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Lingkungan Makro Pernyataan Alternatif Jawaban
Jumlah Sangat Sesuai Keyataan Sesuai Kenyataan Netral Kurang Sesuai Kenyataan Sangat Kurang Sesuai Kenyataan F % F % F % F % F % F % Pertanyaan 1 11 21,2 24 46,2 13 25 2 3,8 2 3,8 52 100 Pertanyaan 2 12 23,1 22 42,3 13 25 4 7,7 1 1,9 52 100 Pertanyaan 3 14 26,9 22 42,3 12 23,1 3 5,8 1 1,9 52 100 Pertanyaan 4 9 17,3 15 28,8 21 40,4 6 11,5 1 1,9 52 100 Pertanyaan 5 20 38,5 23 44,2 9 17,3 0 0 0 0 52 100 Pertanyaan 6 18 34,6 24 46,2 8 15,4 2 3,8 0 0 52 100 Pertanyaan 7 15 28,8 16 30,8 15 28,8 5 9,6 1 1,9 52 100 Pertanyaan 8 7 13,5 20 38,5 15 28,8 8 15,4 2 3,8 52 100 Pertanyaan 9 18 34,6 26 50 7 13,5 1 1,9 0 0 52 100 Pertanyaan 10 18 34,6 23 44,2 10 19,2 1 1,9 0 0 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah] Berdasarkan Tabel 6 tersebut, dapat dilihat bahwa pengaruh kekuatan politik dan hukum, yaitu perubahan situasi dan kondisi politik terhadap UKM (Pertanyaan 1) berpengaruh cu- kup besar, hal ini terlihat bahwa seba- nyak 24 responden (46,2 %) menyata- kan sesuai kenyataan, dan tanggapan terbesar kedua sebanyak 13 responden (25%) menyatakan netral. Selanjutnya Kebijakan pemerintah dalam mengem- bangkan usaha juga mempengaruhi UKM (pertanyaan 2), hal ini terlihat dari jawaban responden terbesar sebanyak 22 responden atau 42,3% menyatakan sesuai kenyataan. Pengaruh kekuatan ekonomi yang ditunjukkan oleh pertanyaan 3-6, yaitu: pertanyaan 3 yang menyatakan perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing berpengaruh terhadap UKM, hal ini dinyatakan responden sesuai kenyataan dengan jumlah respon- den sebanyak 22 responden atau sebesar 42,3%. Pertanyaan 4 yang menyatakan perubahan tingkat suku bunga mempe- ngaruhi UKM dinyatakan responden dengan netral dengan jumlah responden sebanyak 21 responden atau sebesar 40,4%. Pertanyataan 5 yang menyatakan pertumbuhan ekonomi kota pekanbaru mempengaruhi kemajuan UKM dinyata- kan responden dengan sesuai kenyataan 33 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 33-37
dengan jumlah responden sebanyak 23 responden atau sebesar 44,2%. Perta- nyaan 6 menyatakan tingkat pendapatan masyarakat kota Pekanbaru mempe- ngaruhi penjualan produk UKM dinya- takan responden dengan sesuai kenya- taan dengan jumlah responden sebanyak 24 responden atau sebesar 46,2%. Pengaruh kekuatan teknologi yang ditunjukkan oleh pertanyaan 7, yaitu proses produksi tergantung pada teknologi dimana responden menyata- kan Sesuai kenyataan dengan jumlah terbanyak sebesar 16 responden atau sebesar 30,8%. Selanjutnya pertanyaan 8, yaitu perubahan teknologi berpenga- ruh langsung terhadap UKM, responden menyatakan sesuai kenyataan dengan jumlah terbanyak sebesar 20 responden atau sebesar 38,5%. Pengaruh kekuatan sosial buda- ya ditunjukan dengan pertanyaan 9, yaitu perubahan terhadap selera konsu- men/pelanggan dapat mempengaruhi penjualan produk UKM, responden menyatakan sesuai kenyataan dengan jumlah terbanyak 26 responden atau sebesar 50%. Selanjutnya pertanyaan 10, yaitu pola konsumtif masyarakat mempengaruhi penjualan produk UKM, responden menyatakan sesuai kenyataan dengan jumlah terbanyak 23 responden atau sebesar 44,2%. Berdasarkan data responden yang ada dapat dilakukan uji deskriptif, adapun hasil uji deskriptif terhadap dimensi variabel atau subvaribel ling- kungan makro dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
Berdasarkan Tabel 7 di atas memperlihatkan subvariabel lingkungan makro, dimana pertanyaan 5 dengan nilai mean yang paling tinggi (4.21), sedangkan pertanyaan 8 dengan nilai mean yang paling rendah (3.42). Nilai mean digunakan pada penelitian ini untuk menunjukkan pertanyaan mana yang paling dominan dalam menun- jukkan pengaruh terhadap variabel dependent yang dapat menjadi penjelas atau mewakili pertanyaan lain dalam kelompok pertanyaan tersebut. Perta- nyaan 5 dengan nilai mean yang paling tinggi (4.21), ini berarti bahwa dari 10 butir pertanyaan lingkungan makro yang sangat berperan dalam menujukkan tingkat pengaruhnya terhadap kinerja Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 34
adalah pada pertanyaan 5 dimana pertanyaan 5 menjelaskan bahwa per- tumbuhan ekonomi sangat mempenga- ruhi UKM Makanan. Pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru yang cukup meningkat mengindikasikan daya beli masyarakat yang baik sehingga hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan UKM Makanan di kota Pekanbaru. Sedangkan pertanyaan 8 dengan nilai mean yang paling rendah (3.42), dimana pertanyaan 8 menjelaskan pe- ngaruh langsung perubahan teknologi terhadap UKM Makanan. Hal ini me- nunjukkan bahwa perubahan teknologi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja UKM, mayoritas UKM yang ada cenderung menggunakan peralatan dan teknologi yang sederhana sehingga apabila terjadi perubahan teknologi hal ini tidak mempengaruhi proses produksi UKM tersebut. Disamping itu juga diperoleh standar deviasi, ini mengukur seberapa luas penyimpangan nilai data tersebut dari nilai rata-ratanya, standar deviasi digunakan untuk membandingkan pe- nyebaran atau penyimpangan dua ke- lompok data atau lebih. Apabila standar deviasinya kecil, maka hal tersebut menunjukkan nilai sampel dan populasi berkumpul atau mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya. Artinya karena nilainya hampir sama dengan nilai rata- rata, maka disimpulkan bahwa anggota sampel atau populasi mempunyai kesa- maan. Sebaliknya, apabila nilai devia- sinya besar, maka penyebarannya dari nilai tengah juga besar. Hal tersebut menunjukkan adanya nilai-nilai ekstrem baik yang tinggi maupun rendah. Stan- dar deviasi yang besar juga menunjuk- kan adanya perbedaan jauh diantara anggota populasi. Oleh sebab itu, stan- dar deviasi yang tinggi biasanya dipan- dang kurang baik bila dibandingkan dengan standar deviasi rendah. Berdasarkan tabel 7 diperoleh standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya, hal ini menunjukkan bah- wa tidak terdapat nilai ekstrem atau penyimpangan data pada subvariabel lingkungan makro.
Kinerja Usaha Variabel kinerja usaha diukur berdasarkan indikator pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pendapatan, dan pertumbuhan pangsa pasar yang meliputi 3 butir pertanyaan yang digu- nakan dalam kuisioner yang telah dise- barkan. Adapun deskripsi tanggapan responden terhadap Kinerja Usaha dapat dilihat pada Tabel 8 berikut:
Tabel 8 Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Kinerja Usaha Pernyataan Alternatif Jawaban
Jumlah Sangat Sesuai Keyataan Sesuai Kenyataan Netral Kurang Sesuai Kenyataan Sangat Kurang Sesuai Kenyataan F % F % F % F % F % F % Pertanyaan 1 6 11,5 21 40,4 18 34,6 6 11,5 1 1,9 52 100 Pertanyaan 2 2 3,8 22 42,3 20 38,5 7 13,5 1 1,9 52 100 Pertanyaan 3 8 15,4 23 44,2 14 26,9 6 11,5 1 1,9 52 100 Sumber: Hasil Penelitian [Diolah]
35 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 35-37
Berdasarkan tabel 8 diatas diketahui bahwa tanggapan responden terhadap omset penjualan usaha menga- lami peningkatan dari waktu ke waktu (pertanyaan 1) cukup besar, hal ini terlihat dari jumlah terbanyak responden (21 responden atau 40,4%) memilih sesuai kenyataan. Selanjutnya perta- nyaan 2 menjelaskan pendapatan usaha mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, hal ini responden menyatakan sesuai kenyataan, dengan jumlah terbanyak 22 responden atau sebesar 42,3%. Pertanyaan 3 menjelaskan jum- lah pelanggan semakin bertambah dari waktu ke waktu, hal ini ditanggapi res- ponden dengan sesuai kenyataan, de- ngan jumlah terbanyak 23 responden atau sebesar 44,2%. Adapun uji deskriptif variabel kinerja Usaha dapat dijelaskan pada Tabel 9 berikut:
Tabel 9 Uji Deskriptif Kinerja Usaha Item Pertanyaan N Mean Std. Deviation Pertanyaan 1 52 3.48 .91 Pertanyaan 2 52 3.32 .83 Pertanyaan 3 52 3.59 .95 Sumber : Data Olahan SPSS Tabel 9 memperlihatkan variabel Kinerja Usaha, dimana Pertanyaan 3 dengan nilai mean yang paling tinggi (3.59), sedangkan Pertanyaan 2 dengan nilai mean yang paling rendah (3.32). Pertanyaan 3 dengan nilai mean yang paling tinggi (3.59), pertanyaan ini menjelaskan jumlah pelanggan semakin bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan 3 sangat berperan dalam menunjukkan kinerja usaha UKM. Sedangkan Pertanyaan 2 dengan nilai mean yang paling rendah (3.32), pertanyaan ini menjelaskan peningkatan pendapatan setiap UKM dari kewaktu. Hal ini menunjukkan bahwa pertanyaan 2 tidak cukup berperan dalam menun- jukkan kinerja usaha. Selain itu pada variabel kinerja usaha diperoleh standar deviasi lebih kecil dari nilai mean, semakin kecil nilai standar deviasi maka semakin kecil terjadi penyimpangan pada data ter- sebut. hal ini berarti bahwa tidak ter- dapat nilai ekstrem atau penyimpangan data pada variabel kinerja usaha.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden terhadap variabel lingkungan makro dan kinerja usaha, menunjukkan hasil bahwa perubahan lingkungan makro yang terjadi di kota Pekanbaru secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja UKM Makanan kota Pekanbaru, dimana semakin dinamis lingkungan makro yang terjadi semakin mendorong pelaku UKM Makanan untuk lebih jeli lagi dalam melihat perubahan lingkungan agar tercapai kinerja usaha baik dan kelangsungan usaha. Dengan demikian faktor ling- kungan makro yang meliputi kekuatan politik dan hukum, kekuatan ekonomi, kekuatan teknologi serta kekuatan sosial budaya menjadi salah satu pertimbang- an UKM Makanan dalam menentukan strategi usaha demi mencapai keun- tungan yang maksimal serta kinerja usaha yang baik.
Handayani, Pengaruh Lingkungan Makro Terhadap... 36
Saran Pemilik atau pengelola UKM makanan perlu memperhatikan faktor perubahan lingkungan makro yang terjadi khususnya perubahan ekonomi yang terjadi di kota Pekanbaru. Per- tumbuhan ekonomi kota Pekanbaru yang cukup meningkat mengindikasikan daya beli masyarakat yang baik sehingga hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan UKM Makanan di kota Pekanbaru. Namun tetap memperhatikan aspek-aspek lain yang mempengaruhi kinerja dan kelangsungan usaha. Pemilik atau pengelola Usaha Kecil Menengah (UKM) perlu lebih meningkatkan kompetensi wirausaha agar mampu menghadapi persaingan. Dengan kompetensi yang maksimal diharapkan para UKM dapat mencapai kinerja yang lebih baik lagi sehingga dapat menjadi wirausaha yang tetap eksis dalam kondisi lingkungan apapun.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih untuk semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan jurnal ini, semoga berman- faat untuk para peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Astri. Januari 2010. Empat Alasan Perempuan Cocok Berbisnis- wirausaha-karier, (www.tabloidnova.com) Basuki Ranto. 2007. Korelasi antara Motivasi, Knowledge of Entreprenurship dan Indepen- densi dan The Entrepreneurs Performance pada Kawasan Industri Kecil, Manajemen Usahawan Indonesia, LMFE- UI, Jakarta. Dwi Hatmoko, U.T, 2000. Persepsi Pimpinan BUMN terhadap Eugibilitas Balanced Scorecard sebagai system penilaian Kinerja Perusahaan, Tesis. Program Studi Magister Manajemen, UNDIP. Griffin, Ricky W. 2003. Manajemen, Edisi 7. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hadjimanolis, Anthanasios, Keith Dickson. 2000. Innovation Strategy of SMEs in Cyprus, A Small Developing Country, International Small Business Journal. 18, 4,pp. 62-79 Hitt, Michael A, R. Duane Ireland and Robert E. Hoskisson. 1997. Manajemen Strategis: Me- nyongsong Era Persaingan Bebas dan Globalisasi. Jakarta: Erlangga. Husein Umar. 2005. Strategic Mana- gement in Action, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kim, Youngbae, Y.Choi. 1994. Strategic Types ang Performances of Small Firms in Korea, International Small Business Journal, 13,1,pp.13- 25. Lee, Jangwoo, Danny Miller. 1996. Strategy, Environment and Performance In Two Tecnolog- ical Contact: Contigency Theory in Korea, Organization Studies, 17/5,pp.729-750. Man, Thomas.W.Y, and Lau, Theresa. 2005. The Contect of Entrepreneurship in Hong Kong, Journal of small Business and Enterprise Development, Emerald Group Publishing Limited, Vol.12, No.4. Pearce H, John A, and Richard B. robinson, JR. 2000. Strategic Management: Formulation, Implementation, and Control, International Edition, New York: Mc.Graw-Hill. 37 I novbiz, Volume 1, Nomor 1, Juni 2013, hlm. 37-37
Sri Budi Cantika Yuli. 2006. Analisis Perubahan Lingkungan terhadap Kompetensi Usaha, Humanity Journal, Vol 1, No.2.Suryana. 2009. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: Salemba Empat. Studi Peran Wanita Dalam Pengem- bangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi. 2006. Jurnal Pengkajian Koperasi dan UKM Nomor 1 Tahun I. Yurniwati. 2005. Pengaruh Lingkungan Bisnis Eksternal dan Peren- canaan Strategi terhadap Kiner- ja Perusahaan Manufaktur, Universitas Padjadjaran, Ban- dung.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro