You are on page 1of 8

0

VARISELA
Disusun untuk memenuhi tugas Ilmu Penyakit Kulit Kelamin
Dosen pengampu : dr. Retno Indrastiti, SpKK



Disusun oleh :
Nama : Nuzulia Nimatina
NIM : H2A010037

BLOK 9
SEMESTER 3

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2011
1

VARISELA

A. Definisi
Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang
kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf,
terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Nama lain dari varisela adalah cacar
air, chicken pox.
(1)

B. Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak, tetapi dapat juga
menyerang orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa
penularannya lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.
(1)

C. Etiologi
Virus varisela zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi
primer virus ini menyebabkan penyakit varisela, sedangkan reaktivasi
menyebabkan herpes zoster.
(1)

D. Patogenesis
Virus masuk ke dalam tubuh melalui mukosa traktus repiratorius bagian
atas/orofaring, kemudian mengalami multiplikasi awal setempat; dan virus yang
menyebar ke pembuluh darah dan saluran limfe (viremia primer). Kemudian virus
akan dimakan oleh sel-sel retikulo-endotelial. Disini terjadi replikasi virus lebih
banyak lagi (pada periode inkubasi). Pada masa ini, infeksi dihambat oleh
imunitas nonspesifik. Pada kebanyakan individu, replikasi virus lebih menonjol
atau lebih dominan dibandingkan imunitas tubhnya, sehingga dalam waktu 2
minggu setelah infeksi, terjadi viremia yang lebih berat (viremia sekunder). Hal
ini menyebabkan panas, malaise, serta virus menyebar ke seluruh tubuh lewat
aliran darah, terutama ke kulit dan membran mukosa.
2

Skema patogenesis:
(2)


E. Gejala klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung dalam 17 sampai 21 hari. Gejala
klinis mulai gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan
nyeri kepala, kemudian disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa
yang dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini khas
berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan
kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel
yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
(1)

Fase multiplikasi pertama
Viremia primer
Infeksi
Fase multiplikasi kedua
Viremia Sekunder
Virus
Traktus respiratorius
bagian atas/orofaring
Multiplikasi virus
setempat
Pembuluh darah/saluran
limfe
Virus dimakan sel-sel retikulo-
endotelial (replikasi virus lebih
banyak lagi)
Aliran darah
Demam,
malaise
- Kulit
- Membrana mukosa
- Seluruh tubuh
3

Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara
sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata,
mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terjadi infeksi sekunder terdapat
pembesaran kelenjar getah bening regional. Penyakit ini biasanya disertai rasa
gatal.
(1)

F. Diagnosis
Varisela khas ditandai:
- Erupsi papulovesikuler setelah fase prodromal ringan, atau bahkan tanpa fase
prodromal, dengan disertai panas dan gejala konstitusi ringan.
- Gambaran lesi bergelombang, polimorfi dengan penyebaran sentrifugal.
- Sering ditemukan lesi pada membrana mukosa
- Penularannya berlangsung cepat
(2)

G. Pembantu diagnosis
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang
diwarnai dengan Giemsa, pemeriksaan mikroskop elektron cairan vesikel dan
material biopsi, dan tes serologik. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan
akan didapati sel datia berinti banyak.
(1,2)

H. Diagnosis banding
Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi gambaran
monomorf, dan penyebarannya sentripetal (dimulai dari bagian akral tubuh, yakni
telapak tangan dan telapak kaki baru ke badan).
(1,2)

I. Pengobatan
Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativa. Lokal diberikan bedak yang
ditambah dengan zat anti gatal (mentol, kamfora) untuk mencegah pecahnya
vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder
dapat diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat
4

antivirus. V.Z.I.G (Varicella Zoster Immunoglobuline) dapat mencegah atau
meringankan varisela, diberikan intramuskular dalam 4 hari setelah terpajan.
(1)

J. Vaksinasi
Vaksin varisela berasal dari galur yang telah dilemahkan. Angka serokonversi
mencapai 97%-99%. Diberikan pada yang berumur 12 bulan atau lebih. Lama
proteksi belum diketahui pasti, meskipun demikian vaksinasi ulangan dapat
diberikan setelah 4-6 tahun.
(1)

Pemberiannya secara subkutan, 0,5 ml pada yang berusia 12 bulan sampai 12
tahun. Pada usia diatas 12 tahun juga diberikan 0,5 ml, setelah 4-8 minggu
diulangi dengan dosis yang sama.
(1)

Bisa terpajannya baru kurang dari 3 hari perlindungan vaksin yang diberikan
masih terjadi, karena masa inkubasinya antara 7-21 hari. Sedangkan antibodi yang
cukup sudah timbul antara 3-6 hari setelah vaksinasi.
(1)

K. Komplikasi
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada
orang dewasa, berupa ensefalitis, pneumonia, glomerulonefritis, karditis, hepatitis,
keratitis, konjungtivitis,otitis, arteritis dan kelainan darah (beberapa macam
purpura).
(1)

Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan
kelainan kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang
kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada neonatus.
(1)

L. Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan higiene memberi prognosis
yang baik dan jaringan parut yang timbul sangat sedikit.
(1)


5

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi dkk/editor. 2002. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 3.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2. Harahap, Marwadi. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.

6

LAMPIRAN



7

You might also like