Disusun oleh Nama : Hendra Prasetyo NIM : 5201411045 Jurusan/Prodi : Pendidikan Teknik Mesin
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan pertolongan sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan praktik las TIG & MIG ini dengan baik. Laporan ini dikerjakan oleh penulis untuk melengkapi tugas mata kuliah las TIG & MIG. Diharapkan tulisan pada laporan ini dapat melengkapi nilai mata kuliah praktik las TIG & MIG dan dapat menambah wawasan orang lain baik secara teoritis maupun praksis. Tersusun makalah ini tidak lepas dari dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang terbaik atas semua bantuannya. Penulis senantiasa menantikan saran dan kritikan yang membangun dari berbagai pihak untuk bahan perbaikan dan penyempurnaan laporan praktik las TIG & MIG.
Semarang, 24 Juni 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................... .............................................. ii DAFTAR ISI ..................................................... .............................................. iii PENDAHULUAN ............................................ .............................................. 1 TINJAUAN PUSTAKA ................................... .............................................. 2 PERMASALAHAN .......................................... .............................................. 16 TUJUAN ........................................................... .............................................. 17 MANFAAT ....................................................... .............................................. 18 PEMBAHASAN DAN ANALISIS .................. .............................................. 19 KESIMPULAN ................................................. .............................................. 24 DAFTAR PUSTAKA .. 25
1
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam- macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam pengetahuan. Karena itu di dalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian- bagian bangunan atau mesin yang dirancang. Dan di masa yang modern ini untuk mempermudah dalam pengelasan dibuatlah Las MIG (Metal Inert Gas) dan juga TIG sebagai pengembangan dari mesin las konvensional.
B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan laporan praktikum adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui dan memahami pengaplikasian dari praktikum setelah mempelajari teorinya 2. Mengetahui dan memahami jenis pekerjaan/praktikum yang dilakukan 2
3. Mengetahui masalah-masalah atau hambatan ketika pekerjaan/praktikum berlangsung
2. TINJAUAN PUSTAKA Pengelasan secara umum adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Menurut Welding Handbook pengelasan adalah proses penyambungan bahan yang menghasilkan peleburan bahan dengan memanasinya dengan suhu yang tepat dengan atau tanpa pemberian tekanan dan dengan atau tanpa pemakaian bahan pengisi. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi ( Howard,1981). Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam- macam reparasi lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan. Karena itu di dalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, 3
bahan las dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian- bagian bangunan atau mesin yang dirancang.
A. Las MIG (Metal Inert Gas) 1) Pengertian Las MIG Las MIG ( Metal Inert Gas ) merupakan proses penyambungan dua material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan menggunakan gas pelindung ( inert gas ). Las MIG (Metal Inert Gas) merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat ( rol ) yang gerakannya diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan helium sebagai pelindung busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.
2) Proses Mesin Las MIG (Metal I nert Gas ) 4
Proses pengelasan MIG (metal inert gas), panas dari proses pengelasan ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat (wire electrode) dengan benda kerja. Selama proses las MIG , elektroda akan meleleh kemudian menjadi deposit logam las dan membentuk butiran las (weld beads). Proses pengelasan MIG (metal inert gas), beroperasi menggunakan arus searah (DC), dan biasanya menggunakan elektroda kawat positif. Adapun proses las MIG dapat dilihat dalam gambar berikut :
Gambar proses pengelasan MIG
3) Peralatan Utama Las MIG (Metal I nert Gas) a) Mesin Las Sistem pembangkit tenaga pada mesin MIG (metal inert gas) pada prinsipnya adalah sama dengan mesin SMAW yang dibagi dalam 2 golongan, yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current/DC Welding Machine), namun sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan jenis bahan yang di las yang kebanyakan adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan dengan MIG (metal inert gas) adalah 5
menggunakan mesin las DC . Adapun gambar perlengkapan mesin las MIG adalah sebagai berikut :
Mesin las MIG merupakan mesin las DC, umumnya berkemampuan sampai 250 amper. Dilengkapi dengan sistem kontrol, penggulung kawat gas pelindung, system pendingin dan rangkaian lain. Sumber tenaga untuk Las MIG ( metal inert gas ) merupakan mesin las bertegangan konstan. Tenaga yang dikeluarkan dapat berubah-ubah sendiri sesuai dengan panjang busur. Panjang busur adalah jarak antara ujung elektroda ke benda kerja. Panjang busur ini bisa distel. Bila busur berubah menjadi lebih pendek dari setelan semula, maka arus bertambah dan kecepatan kawat berkurang. Sehingga panjang busur kembali semula. Sebaliknya bila busur berubah menjadi lebih panjang, arus berkurang, kecepatan kawat elektroda bertambah. Dengan sistem otomatis seperti ini, yaitu mesin yang mengatur sendiri, maka panjang busur akan konstan dan hasil pengelasan akan tetap baik. Adapun contoh gambar mesin las mig sesuai keterangan diatas adalah sebagai berikut : 6
Gambar 1. Mesin Las MIG
Umumnya mesin las arus searah (DC) mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las (AC) yang kemudian diubah menjadi arus searah dengan voltage yang konstan (constant-voltage ). Pemasangan kabel-kabel las (pengkutuban) pada mesin las arus searah dapat diatur/dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan, ialah dengan cara: Pengkutuban langsung (Direct Current Straight Polarity/DCSP/DCEN) Dengan pengkutuban langsung berarti kutub positif(+) mesin las dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif (-) dihubungkan dengan kabel elektroda. Dengan hubungan seperti ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan elektroda sedangkan 2/3 bagian memanaskan benda kerja.
Pengkutuban terbalik (Direct Current Reverce Polarity /DCRP/ DCEP) Pada pengkutuban terbalik, kutub negatif (-) mesin lasdihubungkan dengan benda kerja, dan kutub positif (+) dihubungkan dengan elektroda. Pada hubungan semacam ini panas pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan benda kerja dan 2/3 bagian memanaskan elektroda.
7
b) Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder) Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan utama pada pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ). Alat ini biasanya tidak menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan ditempatkan berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sebagai berukut: a. Menempatkan rol kawat elektroda b. Menempatkan kabel las (termasuk welding gun dan nozzle) dan sistem saluran gas pelindung c. Mengatur pemakaian kawat elektroda. d. Mempermudah proses/penanganan pengelasan, dimana wire feeder dapat dipindah-pindah sesuai kebutuhan.
Pada dasarnya terdapat tiga jenis wire feeder, yaitu jenis dorong, jenis tarik, jenis dorong tarik. Perbedaannya adalah cara menggerakkan elektroda dari spool ke tourch.
c) Welding Gun
Gambar2. welding gun las MIG.
8
d) Kabel las dan kabel control Pada mesin las terdapat kabel primer (primary powercable) dan kabel sekunder atau kabel las (welding cable). Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan dengan tang las dan benda kerja serta kabel- kabel control. e) Regulator gas pelindung Fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2 diperlukan pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan regulator.Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang berakibat terganggunya aliran gas.
Gambar 3. regulator gas pelindung f) Pipa kontak Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak terbuat dari tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut ke daerah kerja pengelasan. Torch dihubungkan dengan sumber listrik pada mesin las dengan menggunakan kabel. Karena 9
elektroda harus dapat bergerak dengan bebas dan melakukan kontak listrik dengan baik, maka besarnya diameter lubang dari pipa kontak sangat berpengaruh.
Gambar 4. bentuk-bentuk pipa kontak
g) Nozzel gas pelindung Nozzle gas pelindung akan mengarahkan iaket gas pelindung kepada daerah las. Nozzle yang besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik yang tinggi. Nozzle yang lebih kecil digunakanuntuk pngelasan dengan arus listrik yang lebih kecil.
Gambar 5. Nozzle gas pelindung
4) Peralatan bantu las MIG ( Metal I nert Gas ) a) Sikat baja Untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari kotoran, selain itu digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas. 10
Gambar 6. sikat baja b) Smith Tang / tang panas Untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan smith tang atau tang panas penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk moncong rata, moncong ulat, moncong serigala dan moncong kombinasi.
Gambar 7. smith tang c) Tang pemotong kawat Pada kondisi tertentu, terutama setiap akan memulai pengelasan kawat elektroda perlu dipotong untuk memperoleh panjang yang ideal. Untuk itu diperlukan tang pemotong kawat. d) Palu Setelah proses pengelasan biasanya benda kerja mengalami kerusakan atau cacat pengelasan. Untuk itu dugunakan palu untuk membantu proses pembersihan benda kerja akibat cacat las. 11
Gambar 8.Palu las
5) Pemasangan dan Penyetelan a) Pemasangan peralatan GMAW/MIG Berikut ini adalah gambar pemasangan satu unit pera- latan/perlengkapan GMAW yang biasa digunakan untuk pengerjaan konstruksi sedang sampai berat.
Gambar 9. Perlengkapan GMAW/MIG (Kenyon,1979)
b) Penyetelan peralatan GMAW/MIG Sebelum dilakukan pengelasan, perlu dilakukan penyetelan- penyetelan pada peralatan las. Hal ini dilakukan agar peralatan/ mesin las disiapkan sesuai dengan jenis dan tuntutan pekerjaan. 12
Penyetelan- penyetelan tersebut dilakukan, baik pada mesin las maupun pada alat-alat pendukung lainnya, seperti: wire feeder dan pada tang las serta nozzle. 1. Penyetelan mesin las Pada mesin las tidak banyak diperlukan penyetelan, kecuali hanya penyetelan penggunaan jenis arus pengelasan, yaitu DCRP atau DCSP atau disesuaikan dengan jenis/tuntutan pekerjaan. Namun, khusus untuk penggunaan kawat elektroda solid (solid wire) selalu menggunakan pengkutuban DCRP (tang las dihubung- kan dengan kutup positif). 2. Penyetelan wire feeder Penyetelan pada wire feeder merupakan hal yang penting dalam pengelasan dengan GMAW, di mana pada wire feeder terdapat roda (rol) yang berjumlah 2 atau 4 buah yang berfungsi untuk memutar atau mendorong kawat elektroda pada saat proses pengelasan terjadi. Penyetelan yang dilakukan adalah: Menyesuaikan ukuran alur roda dengan ukuran kawat elektroda. Beberapa tipe roda hanya cukup dengan membalik posisi roda supaya sesuai dengan ukuran kawat elektroda, tapi pada pada tipe yang yang lain kadan kala harus mengganti ukuran roda yang sesuai. Mengatur/ menyetel tekanan roda terhadap kawat elektroda agar kawat dapat terputar secara lancar.
Gambar 10. Penyetelan Wire Feeder 13
3. Penyetelan pada tang las Ada dua hal utama yang perlu dilakukan pada tang las (welding/eletrode gun), yaitu: menyesuaikan ukuran contact tip dengan diameter kawat elektroda dan menyesuaikan tipe nozzle dengan kebutuhan pekerjaan.
6) Proses GMAW (Gas Metal Arc welding) Proses pengelasan ini disebut juga dengan MIG (Metal Inert Gas). Proses lain yang serupa dengan MIG adalah MAG (Metal Active Gas). Perbedaannya terletak pada gas pelindung yang digunakan. Pada MIG digunakan gas pelindung berupa gas Inert seperti Argon (Ar) dan Helium (He), sedangkan pada MAG digunakan gas-gas seperti Ar + CO2, Ar + O2 atau CO2. Prinsip dasar dari proses GMAW ini tidak jauh berbeda dengan SMAW, yaitu penyambungan yang diperoleh dari proses pencairan sambungan logam induk dan elektroda yang nantinya membeku membentuk logam las . Perbedaan lain yang cukup terlihat antara GMAW dan SMAW adalah pada pemakian jenis pelindung logam gas. Pada SMAW pelindung logam las berupa fluks, sedangkan pada GMAW pelindung ini berupa gas. Gas yang dimaksud bisa Inert atau Active. Dengan demikian karena tidak menggunakan fluks, maka hasil pengelasannya tidak terdapat terak. Proses GMAW ini selain dipakai untuk mengelas baja karbon juga sangat baik dipakai untuk mengelas baja tahan karat atau Stinless Steel serta mengelas logam-logam lain yang afinitas terhadap Oksigen sangat besar seperti Alumunium (Al) dan Titanium (Ti). Proses pengelasan GMAW merupakan pengelasan dengan proses pencairan logam. Proses pencairan logam ini terbentuk karena adanya busur las yang terbentuk diantara kawat las dengan benda kerja. Ketika kawat las didekatkan dengan benda kerja maka terjadilah busur las ( menghasilkan panas) yang mampu mencairkan kedua logam tersebut 14
(kawat las + benda kerja), sehingga akan mencair bersamaan dan akan membentuk suatu sambungan yang tetap. Dalam proses ini gas pelindung yang berupa gas akan melindungi las dari udara luar hingga terbentuk suatu sambungan yang tetap.
Gambar 11. Proses pengelasan GMAW
Proses pengelasan GMAW menggunakan arus searah (DC) dengan posisi elektroda pada kutub positif, hal ini sering disebut sebagai polaritas terbalik. Polaritas searah jarang digunakan dalam proses pengelasan dikarenakan dalam proses ini transfer logam tidak terjadi secara sempurna. a. Kelebihan GMAW : 1. Sangan efisien dan proses pengerjaan yang cepat 2. Dapat digunakan untuk semua posisi pengelasan 3. Tidak menghasilkan sleg atau terak 4. Membutuhkan kemampuan operator yang baik b. Kelemahan GMAW : 1. Sewaktu waktu dapat terjadi burnback 2. Cacat las porositi sering terjadi 3. Buser yang tidak stabil 4. Pada awalannya set-up yang sulit. a. TIG (Tungsten Inert Gas) 15
B. Las TIG Pengelasan TIG (tungsten inert gas) adalah teknik pengelasan berkualitas tinggi dengan kecepatan peleburan/penyatuan yang rendah. Arc terbakar antara elektroda tungsten dan bagian yang dikerjakan; elektrodanya tidak meleleh, jadi hanya berfungsi sebagai penghantar arus dan pembawa arc.
Elektroda pada GTAW termasuk elektrode tidak terumpan (non cons consumable) berfungsi sebagai tempat tumpuan terjadinya busur listrik. GTAW mampu menghasilkan las yang berkualitas tinggi pada hampir semua jenis logam. Biasanya ini digunakan pada stainless steel dan logam ringan lainnya seperti Alumunium, magnesium dan lain-lain. Hasil pengelasan pada teknik ini cukup baik tapi membutuhkan kemampuan yang tinggi. Untuk pekerjaan lembaran logam yang tipis, pengelasan TIG dapat digunakan tanpa filler logam. Untuk pekerjaan dengan lembaran logam yang lebih tebal atau ketika menggabungkan bahan yang berbeda, filler logam digunakan dalam bentuk kawat batangan atau kawat gulungan yang dipasok oleh alat pengumpan yang terpisah biasanya tanpa arus listrik. Dalam pengelasan TIG standar, api dikeluarkan dengan bebas tetapi sebuah varian yang dikenal dengan pengelasan plasma menggunakan nozzle sekunder untuk mengecilkan arc.
16
3. PERMASALAHAN Adapun permasalahan yang ditemui selama 14 kali pertemuan yaitu : Pertemuan Kegiatan Ke-1 Membuat pengelasan titik yang benar menggunakan mesin las MIG Ke-2 Membuat sambungan datar (under head) yang benar menggunakan mesin las MIG Ke-3 Membuat sambungan sudut dalam (under head) yang benar menggunakan mesin las MIG Ke-4 Membuat sambungan sudut luar dalam (under head) yang benar menggunakan mesin las MIG Ke-5 Membuat sambungan sudut T yang benar menggunakan mesin las MIG Ke-6 Melakukan pengelasan sudut vertikal yang benar menggunakan mesin las MIG Ke-7 Melakukan pengelasan sudut luar vertikal yang benar menggunakan mesin las MIG Ke-8 Melakukan latihan penyalaan dengan menggunakan mesin las TIG Ke-9 Membuat rigi-rigi yang benar dengan menggunakan mesin las TIG Ke-10 Membuat rigi-rigi dengan bahan tambah yang benar dengan menggunakan mesin las TIG Ke-11 Pemantapan Membuat rigi-rigi yang benar dengan menggunakan mesin las TIG Ke-12 Pemantapan Membuat rigi-rigi dengan bahan tambah yang benar dengan menggunakan mesin las TIG Ke-13 Pemantapan membuat rigi-rigi secara vertical 17
menggunakan mesin las MIG Ke-14 Melakukan pembuatan rigi-rigi secara vertical menggunakan LAS MIG guna penilaian MID semester Ujian Akhir Semester Penyambungan dua buah pelat dengan bahan tambah menggunakan mesin las TIG guna penilaian UAS (ujian akhir semester).
4. TUJUAN
Pertemuan Kegiatan Ke-1 Mahasiswa mampu menyalakan, melakukan setting mesin las TIG&MIG Ke-2 Mahasiswa mampu mengatur tekanan kerja gas pada mesin las TIG&MIG Ke-3 Mahasiswa mampu membuat las titik pada benda kerja Ke-4 Mahasiswa mampu menyambung benda kerja menggunakan mesin las TIG&MIG Ke-5 Mahasiswa mampu membuat las sambungan sudut luar dan sudut dalam menggunakan mesin las MIG Ke-6 Mahasiswa mampu membuat sambungan T dengan las MIG Ke-7 Mahasiswa mampu melakukan pengelasan sudut dalam vertikal dengan mesin las MIG Ke-8 Mahasiswa mampu melakukan pengelasan sudut luar vertikal dengan mesin las MIG Ke-9 Mahasiswa mampu mengelas dengan mengatur berbagai macam tekanan ampere 18
Ke-10 Mahasiswa mampu mengelas dengan posisi vertical Ke-11 Mahasiswa mampu mengelas dengan posisi vertical sesuai ketentuan Ke-12 Mahasiswa mampu mengelas dan menyambung 2 plat dengan posisi vertikal Ke-13 Mahasiswa mampu membuat rigi-rigi dengan bahan tambah menggunakan mesin las TIG Ke-14 Mahasiswa mampu mengelas benda dengan menggunakan Las TIG Ujian Akhir Semester Mahasiswa mampu menyambung 2 plat dengan menggunakan mesin las TIG
5. MANFAAT Manfaat yang diharapkan setelah mengikuti kuliah praktik las TIG&MIG ini adalah : 1. Mahasiswa bisa menyalakan, melakukan setting mesin las TIG&MIG. 2. Mahasiswa bisa mengatur tekanan kerja gas pada mesin las TIG&MIG. 3. Mahasiswa bisa membuat las titik pada benda kerja 4. Mahasiswa bisa menyambung benda kerja menggunakan mesin las TIG&MIG. 5. Mahasiswa bisa membuat las sambungan sudut luar dan sudut dalam menggunakan mesin las MIG. 6. Mahasiswa bisa membuat sambungan T dengan las MIG. 7. Mahasiswa bisa melakukan pengelasan sudut dalam vertikal dengan mesin las MIG. 8. Mahasiswa bisa melakukan pengelasan sudut luar vertikal dengan mesin las MIG. 9. Mahasiswa bisa membuat rigi-rigi dengan mesin las TIG. 10. Mahasiswa bisa membuat rigi-rigi dengan bahan tambah menggunakan mesin las TIG. 19
6. PEMBAHASAN DAN ANALISIS Sangatlah penting memahami dan mengerti fungsi maupun peralatan yang ada dalam komponen mesin MIG ( metal inert gas ), agar kita dapat mengaplikasikannya secara baik dan benar. Untuk menanamkan hal tersebut, pada bab ini kita akan membahas bentuk- bentuk cacat pengelasan serta bagaimana cara memperbaikinya. Cacat las atau kerusakan didalam pengelasan kerap kali terjadi. Itu karena disebabkan oleh sumber daya manusianya ataukah disebabkan oleh mesin las tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi kerusakan dalam pengelasan. Diantaranya undercut, porosity dan lain sebagainya. Ada bermacam-macam kerusakan yang ditimbulkan oleh proses pengelasan. Kerusakan hasil pengelasan tersebut antara lain: a. Kerusakan bagian luar 1. Takikan-bawah (under-cutt)
Gambar 12. Takikan bawah 2. Penumpukan logam las (overoll) Yaitu bentuk logam las yang menumpuk pada sisi jalur las. Ciri-cirinya adalah: pada sisi jalur las tidak terjadi pencairan yang sempurna sehingga, logam las hanya menempel pada logam dasarnya. 20
Gambar 13. Penumpukan logam las 3. Keropos (porosity) Tanda-tandanya permukaan las berlubang-lubang.
Gambar 14. Keropos 4. Kurang pencairan (lack of fusion) Hasil tidak mencair sempurna, seakan-akan logam las hanya menempel saja .
Gambar 15. Kurang pencairan
21
5. Tercemar tunsten (tungsten inclusion)
Gambar 16. Tercemar oleh tungsten
b. Kerusakan bagian dalam Kerusakan las bagian dalam hasil pengelasan GTAW tidak bisa diamati secara visual, harus diditeksi dengan menggunakan alat khusus seperti dengan ultrasonic- tracing. Macam-macam kesalahan las bagian dalam diantaranya yaitu: 1. Kotor (inclusion)
Gambar 17. Terperangkap kotoran Bila logam yang akan dilas tidak dibersihkan dahulu, maka akan terjadi kontiminasi pada logam las Kotoran-kotoran yang menyebabkan hasil menjadi kotor adalah : karat, oli, grease, debu dan lain-lain. Untuk mencegah keadaan tersebut, maka sebelum melakukan pengelasan, maka benda kerja harus dibersihkan terlebih dahulu. Sebagai alat pembersih- nya dapat digunakan : kikir, batu-gerida halus dan diterjen. 22
2. Retak (cracking) Tanda-tanda pengelasan yang retak yaitu pada permukaan logam terlihat pecah-pecah.
Gambar 18. Retak 3. Kurang penembusan (less penetration) Setelah benda uji dibelah dan permukaannya dihaluskan kemudian. diperiksa, maka akan terlihat penembusan dari logam las. b. Macam-macam penyebab kerusakan hasil pengelasan Takikan-bawah (under cutt) Kerusakan las ini diakibatkan karena: 1) Amper terlalu tinggi 2) jarak busur (arc length) terlalu tinggi 3) kurang pengisian 4) pengelasan terlalu lambat. Logam las menumpuk (overoll) Ciri-ciri kerusakan las ini dapat dilihat diamati yaitu adanya penumpukkan pada sisi jalur las. Kerusakan las ini disebabkan oleh hal- hal sebagai berikut: 1) Kecepatan pengelasan terlalu lambat 2) Penyetelan amper terlalu rendah 3) Posisi elektroda tidak benar\
23
Keropos Kerusakan las ini dapat dilihat karena pada permukaan rigi-rigi las terlihat adanya lubang-lubang. Kerusakan ini adalah diakibatkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1) Busur las terlalu tinggi. 2) Kurang gas pelindung. 3) Pengelasan tidak di ruang tertutup 4) Lubang nozel terlalu kecil 5) Benda yang dilas kotor Kurang pencairan Kerusakan las kurang pencairan adalah diakibatkan oleh hal-hal berikut ini: 1) Penyetelan arus terlalu rendah. 2) Teknik pengelasan yang salah. 3) Persiapan pengelasan kurang sempurna. 4) Menggunakan kawat las tidak sesuai dengan jenis sambungan. 5) Permukaan logam las kotor. Tercemar tungsten Kerusakan las ini penyebabnya adalah sebagai berikut: 1) Penyetelan arus terlalu tinggi tidak sesuai dengan ukuran elektroda yang dipakai 2) Pengasahan elektroda tidak benar. 3) Elektroda menyentuh benda kerja saat pengelasan. 4) Logam las banyak tercemar oleh elektroda.
24
7. KESIMPULAN
Las MIG ( Metal Inert Gas ) merupakan proses penyambungan dua material logam atau lebih menjadi satu melalui proses pencairan setempat, dengan menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya (base metal) dan menggunakan gas pelindung ( inert gas ). Pengelasan TIG (tungsten inert gas) adalah teknik pengelasan berkualitas tinggi dengan kecepatan peleburan/penyatuan yang rendah. Arc terbakar antara elektroda tungsten dan bagian yang dikerjakan; elektrodanya tidak meleleh, jadi hanya berfungsi sebagai penghantar arus dan pembawa arc. Mengelas selain memerlukan keahlian (skill), juga memerlukan kesabaran, ketelitian, juga mental (emosi) yang stabil, karena jika saat melakukan pengelasan dalam suasana hati (emosi) yang tidak baik, maka akan sangat beroengaruh terhadap hasil pengelasan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Anni Faridaf, dkk. 2008 . Teknik Pembentukan Pelat Jilid 3. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Ausaid. 2001 . Dasar Las MIG/MAG (GMAW). Batam Institutional Development Project.
Eka Yogaswara. (2004). Mengelas Dengan Proses Las Gas Metal. Bandung.Arico
Riswan Dwi Jatmiko. Teori Pengelasan Logam.Modul.
Sri widharto. (2007) . Menuju Juru Las Tingkat Dunia.Jakarta. PT Pradnya Paramita
Sugiyono . 2002 . Las Tig dan MIG.
Team Instruktur Pusdiklat. 2001 . Dasar Las MIG (Metal Inert Gas ). Cilegon, Banten.
Tim Fakultas teknik UNY. 2004 . Mengelas Dengan Proses Las Gas Metal