You are on page 1of 29

KIMIA ANALISA : TITRASI REDOKS

1
PERMANGANOMETRI
2
Titrasi Redoks
3
Titrasi-titrasi redoks berdasarkan pada
perpindahan elektron antara titran
dengan analit
Jenis titrasi ini biasanya menggunakan
potensiometri untuk mendeteksi titik
akhir
Meskipun demikian, penggunaan
indikator yang dapat berubah warnanya
dengan adanya kelebihan titran juga
sering digunakan
4
Titrimetri melibatkan reaksi oksidasi dan
reduksi yg berkaitan dg perpindahan elektron

Perubahan e- perubahan valensi atom / ion
yang bersangkutan.

Zat pengoksid mendapatkan e
-
dan tereduksi
valensi atom / ion menurun

Zat pereduksi kehilangan e- dan teroksidasi
Valensi atom /ion meningkat

TITRASI REDOKS
Contoh : Perubahan dari :

Fe
2+
Fe
3+ +2 +3

Cl
-
Cl
2 -1 0
reaksi oksidasi


Cu Cu
2+ 0 +2


Prinsip reaksi redoks (Reduksi Oksidasi)
Ox
1
+ Red
2
Red
1
+ Ok
2
Tereduksi
teroksidasi
Proses oksidasi reduksi terjadi bersama sama
pada pelaksanaan TITRASI.
reaksi syst reduksi
reaksi syst oksidasi
Secara umum reaksi redoks digambarkan

M
a+
+ ne
-
M
(a-n)+
: E
o
V

reaksi tereduksi
Ox.
1
Red.
1
di katoda

M
a+
M
(a-n)+
+ ne
-
: E
0
V reaksi teroksidasi
Red.
2
Ox.
2
di anoda


Contoh:

Fe
2+
+ Ce
4+
Fe
3+
+ Ce
3+

Fe
3+
+ e
-
Fe
2+
: E
o
= 0,771 Volt
potensial reduksi
Ce
4+
+ e- Ce
3+
: E
o
= 1,61 Volt
Zat pengoksid lemah cenderung kurang
shg hanya dpt mengoksidai zat pereduksi yg
plg siap menghasilkan e
-


Kekuatan zat pengoksidasi dan pereduksi di
tunjukkan oleh nilai potensial reduksi nya.
POTENSIAL STANDAR
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks E
o
Volt
H
2
O
2
+ 2H
+
+ 2e
-
2 H
2
O 1,77
MnO
4
-
+ 4H
+
+ 3e
-
MnO
2
+ 2H
2
O 1,695
Ce
4+
+
e-
Ce
3+
1,6 1
MnO
4
-
+ 8H
+
+ 5e
-
Mn
2+
+ 4 H
2
O 1,51
Cr
2
O
7
2-
+ 14 H
+
+ 6e
-
2Cr
3+
+ 7H
2
O 1,3 3
MnO
2
+ 4H
+
2e
-
Mn
2+
+ 2H
2
O 1,23
2IO
3
-
+ 12H
+
+ 10e
-
I2 + 6H
2
O 1,20
H
2
O
2
+ 2e
-
2OH
-
0,88
Cu
2+
+ I
-
+ e
-
CuI 0,86
Fe
3+
+ e
-
Fe
2+
0,771
O
2
+ 2H
+
+ 2e
-
H
2
O
2
0,682
I
2
(aq) + e- 2I
-
0,6197
H
3
AsO
4
+ 2H
+
+ 2e
-
HAsO
2
+ 2H
2
O 0,559
SETENGAH REAKSI Sistem Redoks E
o
Volt
I
3-
+ 2e
-
3I
-
0,5355
Sn
4+
+ 2e
-
Sn
2+
0.154
S
4
O
6
2-
+ 2e
-
S
2
O
3
2-
0,08
2H
+
+ 2e
-
H
2
0,0000 **
Zn
2+
+ 2e
-
Zn -0,763
2H
2
O + 2e
-
H
2
+ 2OH
-
-0,828
** Normal Hidrogen Elektrode (NHE) atau Standard Hydrogen Elektrode (SHE)
Reagen yang berperan sebagai Reduktor/Oksidator
Reagen mengalami autooksidasi.

Titrasi redoks merupakan bagian dr Titrasi Volumetri
yang akan terlaksana dengan baik bila :

Kesetimbangan redoks tercapai dengan cepat
setiap penambahan volume titran

Adanya indikator penunjuk TE.stokhiometri

reaksi syst oksidasi dan reaksi syst reduksi
saat titrasi selalu terjadi kesetimbangan pada
seluruh titik pengamatan



Macam-macam titrasi redoks
11
Permanganometri
Dikromatometri
Serimetri
Iodo-iodimetri
Bromatometri

Permanganometri
12
Permanganometri adalah titrasi redoks
yang menggunakan KMnO
4
sebagai
titran
Kalium permanganat adalah oksidator
kuat
KMnO
4
dapat diperoleh dengan mudah,
tidak mahal dan tidak membutuhkan
indikator kecuali untuk larutan yang
sangat encer
13
Mangan mempunyai bilangan oksidasi +2, +3, +4,
+6, dan +7
MnO
4
-
+ e
-
MnO
4
2-
MnO
4
-
+ 4H
+
+ 3e
-
MnO
2
+ 2H
2
O
MnO
4
-
+ 8H
+
+ 4e
-
Mn
3+
+ 4H
2
O
MnO
4
-
+ 8H
+
+ 5e
-
Mn
2+
+ 4H
2
O
Reaksi yang paling umum ditemukan di
laboratorium
MnO
4
-
+ 8H
+
+ 5e
-
Mn
2+
+ 4H
2
O Eo=
+1,51 V
Asam yang dapat digunakan adalah H
2
SO
4
encer
dan HClO
4
14
Permanganat bereaksi secara cepat
dengan banyak zat pereduksi berdasarkan
reaksi tersebut, namun ada yang perlu
pemanasan atau penggunaan katalis untuk
mempercepat reaksi.

15
Pembuatan Larutan KMnO
4
16
Pada pembuatan larutan KMnO4, dilakukan
pemanasan dan penyaringan menggunakan
medium penyaring yang tidak mereduksi,
misalnya wol kaca atau krus saring dari kaca
masir
Larutan disimpan ditempat gelap atau botol
berwarna dan tidak diasamkan
4MnO
4
-
+ 4H
+
4MnO
2(s)
+ 3O
2(g)
+
2H
2
O
Reaksi ini lambat di dalam larutan-larutan
encer pada suhu ruangan
Langkah-langkah pembuatan larutan
17
1. Timbang kalium permanganat
2. Larutkan dalam aquades
3. Didihkan 15 30 menit
4. Biarkan sampai tercapai suhu kamar
5. Saring dengan glasswool
6. Simpan dalam botol yang berwarna
Standarisasi larutan
permanganat
18
Larutan kalium permanganat bukan larutan
standar primer karena sukar mendapatkan
yang murni, selain itu sifatnya mudah terurai
oleh cahaya, suhu tinggi, asam/basa dan zat
organik
Larutan permanganat dapat distandarisasi
antara lain dengan :
Arsen (III) oksida
Natrium oksalat
Arsen (III) Oksida, As
2
O
3
19
Senyawa ini adalah standar primer yang sangat
baik untuk larutan permanganat
Senyawa ini stabil, nonhigroskopik, dan tersedia
dengan tingkat kemurnian yang tinggi
Oksida ini dilarutkan dalam NaOH kemudian
diasamkan dengan HCl dan dititrasi dengan
permanganat, reaksinya :
5HAsO
2
+ 2MnO
4
-
+ 6H
+
+ 2H
2
O2Mn
2+
+
5H
3
AsO
4
Reaksi ini berjalan lambat pada suhu ruangan
kecuali ditambahkan katalis, misalnya KI, KIO
3
Natrium Oksalat
20
Na
2
C
2
O
4
, merupakan standar primer yang
baik untuk permanganat dalam larutan
asam
Asam yang digunakan adalah asam sulfat
encer
Senyawa ini dapat diperoleh dengan
tingkat kemurnian yang tinggi, stabil pada
saat pengeringan, dan non higroskopik
Reaksinya berjalan lambat dalam suhu ruangan,
sehingga larutan biasanya dipanaskan sampai
sekitar 60
o
C, mangan (II) bertindak sebagai
katalis
5C
2
O
4
2-
+ 2MnO
4
-
+ 16H
+
2Mn
2+
+ 10CO
2
+
8H
2
O

Aplikasi titrasi permanganometri
21
Penentuan besi dalam bijih-bijih besi
Penentuan besi dalam bijih-bijih besi adalah aplikasi
terpenting dari permanganometri.
Mula-mula bijih besi dilarutkan dalam asam, lalu besi
direduksi menjadi Fe
2+,
setelah semua besi berada
sebagai Fe
2+
, kadarnya ditentukan dengan cara titrasi

5Fe
2+
+ MnO
4
-
+ 8H
+
5Fe
3+
+ Mn
2+
+ 4H
2
O atau

10.FeSO
4
+ 2.KMnO
4
+ 8H
2
SO
4
2MnSO
4
+ 5.Fe
2
(SO
4
)
3

+ K
2
SO
4
+ 8.H
2
O

besi dihitung dari vol lrt KMnO
4
yg diperlukan dg
normalitasnya.

Aplikasi titrasi permanganometri
22
Hidrogen peroksida (menentukan zat pereduksi
lain)
Peroksida bertindak sebagai zat pereduksi

2MnO
4
-
+ 5H
2
O
2
+ 6H
+
2Mn
2+
+ 5O
2(g)
+ 8H
2
O

Contoh lain adalah penetapan dari analit zat
pereduksi lain, yaitu :
Stibium (III)
Arsen (III)
Brom
Nitrit
Oksalat dll

Aplikasi titrasi permanganometri
23
Kalsium (secara tak langsung)
Mula-mula kalsium diendapkan sebagai
CaC
2
O
4
Setelah penyaringan dan pencucian,
endapan dilarutkan dalam asam sulfat
dan oksalatnya dititrasi dengan
permanganat
Reaksi samping dalam Titrasi Redoks
Salah satu kesukaran dalam titrasi Redoks adalah
terjadinya reaksi samping,sehingga akan mem
pengaruhi penggunaan titran anlisa menjadi tidak
akurat .
Contoh : pada penetapan Ferro dg permanganat.

5Fe
2+
+ MnO
4
-
+ 8H
+
5Fe
3+
+ Mn
2+
+ 4H
2
O

Dari persamaan reaksi ion H+ dibutuhkan harus
dilakukan dalam suasana asam.
Namun sifat dari asam yang menghasilkan H
+
sangat
berarti.

Dalam praktek asam yang tepat dan benar digunakan
Asam sulfat. Bagaimana kalau digunakan HCl?
Reaksi yang terjadi dg adanya HCl

10Cl
-
+ 2 MnO
4
-
+ 16H
+
2Mn
2+
+ 8H
2
O + 5Cl
2

Terlihat kebutuhan permanganat menjadi lbh banyak
karena dibutuhkan untuk reaksi samping.
klor yang terbentuk dalam reaksi harus mengoksidasi
Fe
2+
mengikuti reaksi

2Fe
2+
+ Cl
2
2 Fe
3+
+ 2 Cl
-

Jika semua klor ada di larutan, banyaknya besi yang
teroksidasi ekivalen dengan banyaknya permanganat
yg diperlukan dlm pembentukan reaksi samping Cl
2
.

Namun dalam praktek beberapa klor menguap dan ini
Mengakibatkan penggunaan permanganat menjadi lbh
Banyak.


Contoh soal
26
Dalam suasana asam besi(II) dititrasi dengan
larutan kalium permanganat 0,0206 M, larutan
KMnO
4
yang diperlukan 40,2 mL. Hitunglah mg
besi dalam larutan tersebut?

27
28
Latihan soal
29
0,2121 gram sampel natrium oksalat murni
dititrasi dengan 43,31 ml kalium permanganat.
Hitunglah normalitas kalium permanganat ?

You might also like