You are on page 1of 11

TAPAK Vol. 1 No.

1 Nopember 2011

Penggunaan Metode Geolistrik Untuk Mendeteksi
Keberadaan Air Tanah
Eva Rolia
Dosen Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro
roliaeva@yahoo.com

ABSTRAK

Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi dan
bagaiman cara mendeteksinya di permukaan bumi. Dalam hal ini meliputi
pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metoda
geolistrik, antara lain : metoda potensial diri, arus telluric, magnetotelluric, IP
(Induced Polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lainlain.

Metoda ini lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal,
jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 feet atau 1500
feet. Oleh karena itu metoda ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak tetapi
lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology seperti penentuan
kedalaman batuan dasar, pencarian reservoar air, juga digunakan dalam eksplorasi
geothermal. Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda potensial dan
elektroda-elektroda arus, dikenal beberapa jenis metoda resistivitas tahanan jenis,
antara lain metoda Schlumberger, metoda Wenner, dan metoda Dipole Sounding.


I. PENDAHULUAN

Pemanfaatan air tanah sebagai sumber pasokan air bersih untuk berbagai
keperluan di daerah lepasan air tanah (discharge area) memperlihatkan
kecenderungan yang terus meningkat, sementara itu pemanfaatan lahan di daerah
resapan air tanah (recharge area) juga mengalami perubahan seiring dengan
kemajuan pembangunan. Beberapa akibat yang ditimbulkan adanya pemompaan
yang berlebihan antara lain terjadinya penurunan muka air tanah, berkurangnya
cadangan air tanah, perubahan arah aliran air tanah, penurunan daya dukung
tanah, kekeringan pada sumur-sumur penduduk disekitar pemompaan, intrusi air
laut ke arah daratan dan lain-lain (Hendrayana, 1994).

Penyelidikan air tanah dilakukan untuk memperkirakan tempat terjadinya air
tanah, kedalaman antara muka pembentukan (kerikil, pasir, dan lain-lain), serta
ciri-ciri fisik air tanah (suhu, kerapatan, dll). Penyelidikan air tanah dapat
dilakukan dari permukaan tanah maupun dari bawah permukaan tanah (Ersin
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

Seyhan, 1990). Penyelidikan air tanah yang biasa dilakukan dari permukaan
tanah adalah dengan menggunakan metode Geolistrik.

II. ISI

2.1 Persamaan Dasar Aliran Air Tanah

Aliran air tanah secara alami dapat berlangsung dalam zona jenuh (saturated
zone) maupun dalam zona tidak jenuh (unsaturaed zone). Proses pengaliran pada
zona tidak jenuh dapat berlangsung akibat perbedaan tekanan, perbedaan kadar
lengas tanah, tekanan kapiler maupun akibat pengisapan oleh akar tumbuhan (root
water uptake). Persamaan dasar aliran air tanah diturunkan dari hukum kekekalan
massa dan hubungan konstitutif gerakan air tanah yang dikenal sebagai hukum
Darcy. Untuk sistem tersebut, hukum kekekalan massa menyatakan bahwa
jumlah aliran masuk dikurangi dengan jumlah aliran keluar sama dengan laju
bersih perubahan massa di dalam control volume tersebut.
Secara matematis hubungan tersebut dinyatakan dengan persamaan :
( V
w
)
I O =
t

dimana I = jumlah massa aliran masuk
O = jumlah massa aliran keluar
= rapat massa air tanah
V
w
= volume air tanah di dalam control volume









TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

Tinjauan sebuah control volume dalam medan aliran air tanah berbentuk
parrallelepiped dengan sisi-sisi yang berukuran x, y dan z (Gambar 1).

z
v
z
+ (v
z
)
Z v
x





v
y
z v
y
+ (v
y
)
y y
y
x
v
x
+ (v
x
) control volume
x
x v
z



Gambar 1. Kontrol Volume Untuk Aliran Air tanah


Menurut hukum Darcy kecepatan aliran dapat dinyatakan dengan persamaan :
h
V = - K
s
Dimana v adalah kecepatan aliran, h adalah tinggi hidrolik, s adalah jarak dan
K adalah konduktivitas hidrolik (hydraulic conductivity) yang tergantung pada
sifat butiran dan cairan.
k g
K =


K adalah permeabilitas hakiki (intrinsic permeability) dari media porous dan
adalah kekentalan cairan. Untuk aliran tiga dimensi, komponen kecepatan aliran
dalam arah x, y dan z masing-masing dinyatakan dengan persamaan :
h
Vx = - Kx
x

h
Vy = - Ky
y
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

h
Vz = - Kz
z

2.2 Sifat Listrik Pada Batuan
Aliran arus listrik di dalam batuan/mineral dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan
konduksi secara dielektrik. Konduksi secara elektronik terjadi jika batuan/mineral
mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dialirkan dalam
batuan/mineral tersebut oleh elektron-elektron bebas itu. Konduksi elektrolitik
terjadi jika batuan/mineral bersifat porus dan pori-pori tersebut terisi oleh cairan-
cairan elektrolitik. Pada konduksi ini arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolit.
Sedangkan konduksi dielektrik terjadi jika batuan/mineral bersifat dielektrik
terhadap aliran arus listrik yaitu terjadi polarisasi saat bahan dialiri listrik.
Berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan/mineral digolongkan menjadi tiga
yaitu:
1. Konduktor baik : 10
-8
< < 1 m
2. Konduktor pertengahan : 1 < < 10
7
m
3. Isolator : > 10
7
m

2.3 Pendugaan Geolistrik
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi dan untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan
batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (direct
current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Metode ini lebih
efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, contohnya
penentuan kedalaman batuan dasar, pencarian reservoir air, dan juga digunakan
dalam eksplorasi geothermal.
Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda potensial dan elektroda-
elektroda arus, dikenal beberapa jenis metode resistivitas tahanan jenis, antara
lain:
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

1. Metode Schlumberger
2. Metode Wenner
3. Metode Dipole Sounding

Tabel 1. Konstanta Schlumberger

Elektroda
Besi (1/2 L)
Jarak Elektroda Tembaga (1/2 a)
0,5 m 2,5 m 5 m 10 m 25 m 50 m 75 m 100 m 200 m
1,5 m 6,25
2,0 m 11,8
2,5 m 18,8
4,0 m 49,5
5,0 m 77,70 11,80
6,0 m 112,3 18,70
8,0 m 200,3 38,30
10 m 313,3 58,90 23,50
12 m 451,8 86,50 37,40
15 m 706,1 137 62,80
20 m 1260 247 117,8 47,10
25 m 1960 389 188,5 82,30
30 m 2830 562 274,9 126
40 m 5020 1001 494,8 236
50 m 7850 1567 777,5 376 118
60 m 11300 2258 1123 550 187
75 m 17800 3330 1759 867,9 314
100 m 31420 6279 3144 1555 586 235
125 m 9814 4901 2438 920 412
150 m 14130 7060 3518 1370 628 524
175 m 9819 4800 1890 878 720 471
200 m 12560 6267 2480 1180 1191 825
250 m 9800 3900 1880 1767 257
300 m 14121 5610 2760 2448 1780
350 m 7640 3800 3233 2360
400 m 10000 4970 4123 3050
450 m 12700 6230 5118 3760 1649
500 m 15300 7810 6218 4560 2062
550 m 19000 9100 7422 5500 2510
600 m 22000 11300 8731 6500 3000
650 m 26000 15400 10140 7500 3530
700 m 30800 20000 13290 9890 4700
800 m 25400 16850 12560 6040
900 m 31300 20830 15540 7540
1000 m
Sumber: Todd, 1980
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

Injeksi arus listrik ini mengunakan 2 elektroda arus A dan B yang ditancapkan ke
dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan
menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan tegangan
listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan tanah diukur
dengan menggunakan multi meter yang terhubung melalui 2 buah elektroda
teganganM dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila
posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang
terjadi pada elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang
terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang
ikut terinjeksi arus lisrik pada pada kedalaman yang lebih besar. Dengan asumsi
bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa di tembus oleh arus lisrik ini sama
dengan separuh dari jarak AB yang bisa disebut AB/2 (Todd, 1980).





Gambar 2. Siklus Elektrik Determinasi Resistivitas dan Lapangan Elektrik
Untuk Stratum Homogenous Permukaan bawah tanah
(Todd,D.K,1980)
Potensial pada dua elektroda arus permukaan terjadi apabila terdapat dua
elektroda arus yang dibuat dengan jarak tertentu seperti pada gambar potensial
pada titik-titik dekat permukaan akan dipengaruhi oleh kedua elektroda arus
tersebut.

TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011





Gambar 3. Dua Pasang Elektroda Arus dan Potensial Pada Permukaan
Medium Homogen Isotropis Dengan Tahanan Jenis
Potensial pada titik P1 akibat elektroda arus C1 adalah (Sosrodarsono, 2006)

Karena arus pada kedua elektroda sama dan berlawanan arah,maka potensial pada
titik P2 akibat elektroda arus C2 dapat ditulis,

sehingga potensial pada titik P1 akibat elektroda arus C1 dan C2 adalah,


Dengan cara yang sama,potensial yang sama pada P2 akibat elektroda arus C1 dan
C2 adalah,

Akhirnya antara potensial P1 dan P2 dapat ditulis sebagai,


Tujuan survey geolistrik tahanan jenis adalah untuk mengetahui resistivitas bawah
permukaan bumi dengan melakukan pengukuran di permukaan bumi. Resistivitas
bumi berhubungan dengan mineral, kandungan fluida dan derajat saturasi air
dalam batuan. Metode yang bisa digunakan pada pengukuran resistivitas secara
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

umum yaitu dengan menggunakan dua elektroda arus (C1 dan C2),dan
pengukuran beda potensial dengan menggunakan dua elektroda tegangan (P1 dan
P2), dari besarnya arus dan beda potensial yang terukur maka nilai resistivitas
dapat dihitung menggunakan persamaan:

Dengan k adalah faktor geometri yang tergantung penempatan elektroda
permukaan.
Tabel 2. Variasi Harga Tahanan Jenis Dari Beberapa Jenis Batuan Sedimen
Jenis Batuan Nilai Tahanan Jenis (m)
Lempung 3-30
Lempung Berdebu 5 40
Pasir Berlempung 5 50
Lempung Berpasir 30 - 100
Lempung Shale 50 200
Pasir, Gravel 10
2
5.10
3

Gips, Batu Gamping 10
2
5.10
3

Batuan Kristalin 2.10
2
10
5

Batu Bergaram, Anhydrate 2.10
3
<
(Dohr, 1975, Rolia Eva, 2002)
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya harga tahanan jenis adalah:
1. Jenis Material
Besarnya tahanan jenis tergantung pada daya hantar listrik setiap material.
Semakin mudah material menghantarkan arus listrik, maka tahanan jenisnya
semakin kecil.
2. Kandungan Air Dalam Batuan
Semakin banyak kandungan air dalam batuan, maka tahanan jenisnya
semakin kecil, karena air merupakan media penghantar arus listrik.
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

3. Porositas Batuan
Semakin besar porositas batuan, berarti semakin banyak pori-pori dalam
batuan, maka semakin kecil tahanan jenisnya karena semakin banyak air yang
terkandung di dalamnya.
4. Sifat Kimiawi
Air asin lebih mudah menghantarkan listrik daripada air tawar, sehingga
tahanan jenisnya semakin kecil. Hal ini disebabkan karena terdapatnya ion-
ion (Na
+
dan Cl
-
) yang mampu menghantarkan arus listrik.

Berikut adalah foto seperangkat alat geolistrik:

































Accu 12 Volt Kabel dan Elektroda
Perlengkapan Geolistrik GPS
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

















III. KESIMPULAN

1. Geolistrik merupakan metode geofisika yang cukup efektif untuk
digunakan dalam mendeteksi keberadaan air tanah dengan memanfaatkan
sufat batuan yang mampu mengalirkan arus listrik.
2. Geolistrik merupakan alat alternatif yang dapat digunakan dalam kegiatan
teknik sipil untuk mengetahui lapisan tanah di dalam bumi, selain dengan
menggunakan metode hand bor, sondir, dan metode lain dalam ilmu teknik
sipil.
3. Geolistrik memiliki cara kerja yang efisien karena mudah dioperasikan,
mudah dibawa, murah, dan akurasi data yang dapat diandalkan.


DAFTAR PUSTAKA

Aryanto. 2010. Geolistrik. http://aryanto.blog.uns.ac.id.

Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 303
hlm.

Kodoatie, R. 2010. Tata Ruang Air. Andi Ofset. Yogyakarta. 538 hlm.

Hendayana, Heru. 1994. Metode Resistivity Untuk Eksplorasi Air Tanah.
Jurusan Teknik Geologi. Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Geolistrik Bentangan Geolistrik
TAPAK Vol. 1 No. 1 Nopember 2011

Seyhan, Ersin. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 380 hlm.

Simoen, Sunarso. 1980. Diktat Kuliah Geohidrologi. Jurusan Teknik Geologi.
Fakultas Teknik. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Simoen, Sunarso. 2000. Geolistrik Suatu Teknik Geofisika Untuk Penyelidikan
Bawah Permukaan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Sosrodarsono, Suyono. 2006. Hidrologi Untuk Pengairan. Pradnya Paramita.
Jakarta.

Rolia, Eva. 2002. Studi Air Tanah Di Daerah Pesisir Teluk Lampung Dengan
Metode Geolistrik. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Tood, David Keith. 1980. Groundwater Hidrology. California. 535 hlm.

Triatmadja, Radianta. 2009. Model Matematik Teknik Pantai Menggunakan
Diferensi Hingga dan Metode Karakteristik. Beta Offset. Yogyakarta.

Triatmodjo, Bambang. 2006. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta.

Undang-Undang Pengelolaan Sumber Daya Air. 2008. Fokusmedia. Bandung.

You might also like