You are on page 1of 7

Bismillahirrahmanirrahiim

ARIF BUDIMAN
Pendahuluan
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa tertua di dunia. Disamping
itu, bahasa Arab juga merupakan salah satu bahasa yang termapan
dari segi gramatikalnya. Kemapanan bahasa Arab dari segi gramatika
tidak lain karena adanya en!mena Al"#uran yang menjadikannya
tetap dan tidak berubah selama berabad"abad. Al"#uran yang diyakini
sebagai salah satu mu$ji%at bagi umat Islam menjadi rujukan dalam
tatabahasa Arab tradisi!nal. Kaidah kegramatikalan kalimat selalu
dirujuk dalam bahasa Al"#uran. Umat muslim selalu memba&a Al"
#uran dalam kesehariaannya, namun banyak yang tidak bisa
menyadari makna dan arti bahasanya sebagaimaa umat muslim di
Ind!nesia yang merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar
di dunia. Kebijakan p!litik bahasa di negara ini menjadikan bahasa
Arab sebagai bahasa yang termarjinalkan dalam kurikulum 'ajib di
sek!lah dasar dan menengah. (ehingga banyak kalangan yang buta
dengan huru Arab, lebih"lebih dengan tatabahasa Arab.
)aba$du, &!retan tulisan ini akan men&!ba sedikit menguraikan
pemahaman akan dasar tatabahasa Arab dalam Al"#uran.
Partikel Defnit dan Indefnit
Istilah de*nit atau takri dalam bahasa Arab disebut dengan marifah.
(edangkan inde*nit atau taktakri dikenal dengn istilah nakirah. Kedua
istilah tersebut +maarifah dan nakirah, dalam bahasa Arab
dinisbahkan dengan bentuk ism. (e&ara sederhana dalam linguistik
m!deren ism adalah kata benda atau sesuatu yang disandarkan
padanya suatu kata benda atau yang disejajarkan dan dianggap
sebagai benda. Berbeda dengan kateg!ri dalam ilmu linguistik umum,
di mana kateg!ri kata meliputi kata benda, siat, -erba, keterangan, dll
bahasa Arab membaginya dalam dua kateg!ri yaitu ism dan fil.
.
Apabila ism merujuk pada sesuatu kata benda dan atau sesuatu yang
dianggap sebagai kata benda, fil adalah kateg!ri yang disandarkan
pada sesuatu yang dianggap sebagai kata kerja.
Ketakrian atau defniteness dalam bahasa Arab menggunakan
pemarkah alif-lam +diba&a al, di a'al kata benda yang ekui-alen
dengan pemarkah the sebelum kata benda dalam bahasa Inggris atau
itu dan ini sesudah kata benda dalam bahasa Ind!nesia. (ebagaimana
&!nt!h kata al-jannatu dalam bahasa Arab, the heaven dalam bahasa
Inggris, surga itu dalam bahasa Ind!nesia (edangkan pemarkan
taktakri dalam bahasa Arab menggunakan tanwin di akhir kata
benda/ism seperti kata kitabun. Dalam bahasa Inggris pemarkan
inde*nit menggunakan penanda a atau an yang dilekatkan sebelum
kata benda seperti pada kata a book sedangkan untuk bahasa
Ind!nesia penunjuk kata benda taktakri adalah sebuah, seorang,
seekor, atu sesuatu yang dilekatkan sebelum kata benda seperti
sebuah buku.
Kedudukan dan Kasus Kata Benda
Bahasa Arab menggunakan in0eksi!nal su1k +kalau bisa saya sebut
begitu, dalam akhir kata bendanya. Imbuhan itu yang menentukan
ungsi kegramatikalan kata benda tersebut dalam kedudukannya
dalam rasa atau klausa.
Kedudukan kata benda dalam bahasa Arab dibedakan menjadi de*nit
dan inde*nit atau istilah la%imnya disebut marifah dan nakirah.
Kridalaksana +.234, mendi*nisikan bah'a ketakrian dalam kata benda
adalah sebuah kata benda yang telah diketahu atau telah disebutkan
sebelumnya dalam sebuah kalimat atau pembi&araan sehingga
a&uannya menjadi jelas dan terbatas pada apa yang dimaksud !leh
pembi&ara atau penulis dalam kalimat tersebut.
5!nt!h6
7

7. Kitab8..9 +Al #uran, ini tidak ada keraguan padanya: petunjuk bagi mereka
yang berta;'a8.79,


<. Allah telah mengun&i"mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang Amat berat.
Kasus dalam bahasa Arab yang terkait dengan kedudukan sebagai
kata benda ada tiga yaitu nominatif, akusatif, dan genetif. Kasus ini
adalah merupakan akhiran -!kal dalam sebuah kata benda. Akhiran itu
bisa berupa n!minati +rofa, dengan -!kal =u (dommah), akusati
+nashob, dengan -!kal a (fathah), geneti +jarr, dengan -!kal i
(kasrah). N!minati merupakan kasus yang berungsi dalam ranah
ungsi subjek. Akusati merupakan kasus yang berungsi dalam ranah
ungsi !bjek dan keterangan. (edangkan geneti merupakan kasus
yang berungsi dalam ranah prep!sisi.
5!nt!h6
Nominatif


.>. dalam hati mereka ada penyakit8749, lalu ditambah Allah
penyakitnya: dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka
berdusta.
4


4<. kemudian Adam menerima beberapa kalimat8?>9 dari @uhannya,
Maka Allah menerima taubatnya. (esungguhnya Allah Maha Aenerima
taubat lagi Maha Aenyayang.
Akusatif



77. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap, dan Dia menurunkan air +hujan, dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah"buahan sebagai re%ki
untukmu: karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu"sekutu bagi
Allah84>9, Aadahal kamu mengetahui.
Genetif

.. dengan menyebut nama Allah yang Maha Aemurah lagi Maha
Aenyayang8.9.
?. yang menguasai8?9 di hari Aembalasan8B9.
Jumlah
Cumlah adalah p!la kalimat dalam bahasa Arab. Istilah jumlah
disebut dengan klausa dalam bahasa Ind!nesia. Ada dua jenis
jumlah bahasa Arab yaitu jumlah ismiyyah dan jumlah *$liyyah.
Cumlah ismiyyah adalah klausa yang dia'ali dengan kateg!ri isim
atau kata benda, sedangkang jumlah *$liyyah adalah jumlah
yang dia'ali dengan kateg!ri *$il. Dalam perspekti linguistik
k!ntemp!rer, yang membedakan antara jumlah *$liyyah dan
jumlah ismiyyah bukanlah terteletak pada p!sisi a'al jumlah,
?
namun terletak pada inti atau predikat dari jumlah tersebut. Cadi
apabila inti jumlah tersebut diisi dengan kateg!ri *$il maka
disebut sebagai jumlah *$liyyah dan apabila inti jumlah tersebut
diisi dengan kateg!ri isim, maka disebut dengan jumlah
ismiyyah.
MUBTADA' dan KHABA
(ebuah CUMDAE I(MIFFAE atau Kalimat N!minal +kalimat sempurna
yang semua katanya adalah Isim,, selalu terdiri dari dua bagian kalimat
yakni MubtadaG +(ubjek, dan Khabar +Aredikat,. Aada umumnya seluruh
MubtadaG dalam keadaan MaGriah sedangkan seluruh Khabar +Aredikat,
dalam keadaan Nakirah. Aerhatikan &!nt!h kalimat"kalimat di ba'ah
ini6



.B3. (esungguhnya (haaa dan Mar'a adalah sebahagian dari syiGar
Allah8.>79. Maka Barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau
ber"Gumrah, Maka tidak ada d!sa baginya8.>49 mengerjakan saGi antara
keduanya. dan Barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan
kerelaan hati, Maka (esungguhnya Allah Maha Mensyukuri8.>?9
kebaikan lagi Maha mengetahui.
Berikut &!nt!h yang didapat dari data sekunder dari laman
'''.p!nd!k .!masae.&!m untuk membedakan antara klausa n!mina,
rasa n!mina, anak kalimat, dan kata n!men.
Jumlah Ismi!!ah Mu"tada' Kha"ar
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
%
&
'
*
-
&
.
*
+
,
%
&
'
*
-
&
.
*
#
$
%
&
'
(
)
*
+Hrumah itu besar, +Hrumah itu, +Hbesar,
/$ 01
*
#
,
%
&
'
(
2
*
-
&
. +
,
%
&
'
*
-
&
.
*
#
,
%
&
'
(
2
*
-
&
. +
,
%
&
'
*
-
&
.
*
/$ 01
*
+Hrumah yang besar
itu mahal,
+Hrumah yang
besar itu,
+Hmahal
,
3$ %
&
4
(
5
*
#
(
%
&
'
(
2
*
-
&
. +
,
%
&
6
*
#
(
%
&
'
(
2
*
-
&
. +
,
%
&
6
*
3$ %
&
4
(
5
*
+Hrumah besar itu indah, +Hrumah besar itu,
+H
indah,
B
#
(
77%
&
'
(
2
*
-
&
. +
(
77%
&
6
*
8
,
09 *:
&
;
(
#
$
%
&
<( =
*
+
(
777%
&
6
*
8
,
07779 *:
&
;
(
#
(
%
&
'
(
2
*
-
&
.
#
$
%
&
<( =
*
+Hkun&i rumah besar itu
ke&il,
+Hkun&i rumah
besar itu,
+Hke&il,
Dari &!nt!h kalimat di atas diper!leh kesimpulan sebagai berikut6
.. Baik MubtadaG maupun Khabar, bisa terdiri dari satu kata
ataupun lebih.
7. MubtadaG pada umumnya selalu dalam keadaan de*nit.
4. Khabar pada umumnya selalu dalam keadaan inde*nit.
?. MubtadaG yang terdiri dari beberapa kata bisa merupakan
rase n!mina dan/atau anak kalimat.
(ebagai penutup, untuk mengingat"ingat perhatikanlah
perbedaan bentuk dan makna masing"masing p!la tersebut
dalam kalimat sederhana di ba'ah ini6
Mu"tada'>
Kha"ar
?
$
@
&
?
(
5
*
+
$
%
&
6
*
?
(
@
&
?
(
A
*
-
&
. +
,
%
&
6
*
?
$
@
&
?
(
5
*
+
,
%
&
'
*
-
&
.
*
+sebuah rumah
baru,
+rumah baru, +rumah itu baru,
#
,
%
&
'
(
2
*
-
&
. +
,
%
&
'
*
-
&
.
*
#
(
%
&
'
(
2
*
-
&
. +
,
%
&
6
*
#
$
%
&
'
(
)
*
+
,
%
&
'
*
-
&
.
*
+rumah yang
besar,
+rumah besar, +rumah itu besar,
BICIl dan BaCIl
Fi$il dan a$il digunakan dalam jumlah *$liyyah karena dalam jumlah
tersebut terdapat *$il atau kata kerja. (usunan k!nk!rdasi jumlah
*$liyyah yaitu verba+subjek+objek/komplemen
(ubjek dalam jumlah *$liyyah biasanya berbentuk n!minati atau
marfu. (edangkn !bjek menggunakan bentuk kasus akusati atau
mansub.
I
DABTA PUDTAKA
5ha&ra.Faruk Abu. 7>><.Arabi&6 !n "ssential #rammar. NF6 R!utledge
(&hult%, J&kehard. 7>>>. $tandard !rabi%& an elementar'-intermediate
%ourse. UK6 5hambridge.
@ha&kst!n, ).M. .22?. !n (ntrodu%tion to )orani% and *lassi%al !rabi%.
Maryland6 IBJK Aublishers
<

You might also like