You are on page 1of 29

LAPORAN PENDAHULUAN POSTPARTUM DENGAN

SECTIO CAESARIA
DI RSUD BANYUMAS
STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
Oleh:
Naomi Fetty S S!"e#
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU$ILMU KESEHATAN
UNI%ERSITAS &ENDERAL SOEDIRMAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
'()*
1
BAB I
PENDAHULUAN
A! Lata+ Bela"a,-
Sectio caesarea sebagai cara persalinan untuk mengeluarkan bayi sudah
ada sejak berabad-abad tahun yang lalu (Edwards, 2010). Tujuan dasar sectio
caesarea ialah memelihara kehidupan atau kesehatan ibu dan janinnya.
ersalinan secara sesar didasarkan pada bukti adanya stress maternal atau !etal.
"ngka m#rbiditas dan m#rtalitas maternal dan !etal menurun sejak adanya
met#de pembedahan dan perawatan m#dern. $amun, sectio caesarea masih
mengancam kesehatan ibu dan bayi (%#bak, 200&).
'nsiden sectio caesarea meningkat secara dramatis dalam 2& tahun
terakhir (%#bak, 200&). Sectio caesarea saat ini merupakan hal yang paling
umum dalam pr#ses pembedahan yang dilakukan pada seluruh wanita di dunia,
dengan angka antara 2( persen sampai (0 persen kelahiran di 'nggris dilakukan
melalui sectio caesarea (Edwards, 2010). )al ini menjadi sesuatu yang
mengejutkan di 'nggris apabila dilihat pada tahun 1*+( yang hanya &,( persen
saja (Edwards, 2010). ertengahan tahun 1*,0-an sampai akhir 1*-0-an, angka
sectio caesarea di "merika .erikat juga meningkat. "walnya kurang dari &
persen, meningkat menjadi 2/ persen. "lasan peningkatan sectio caesarea di
"merika karena peningkatan pemantauan janin secara elektr#nik, peningkatan
kehamilan pertama kali, peningkatan kehamilan pada usia lebih tua, dan
insiden kelahiran sesar secara berulang yang meningkat (%#bak, 200&).
)asil audit tahun 2002 di 'nggris, dari 1&-.2** kelahiran, sekitar ((./*2
atau sekitar 21,& persen telah melakukan sectio caesarea atas permintaan para
ibu tanpa adanya indikasi medis. )al ini menjadi bahan perdebatan di media
dan pr#!esi medis. 0ap#ran kasus yang sama juga terjadi di %elanda sekitar 2,,
persen, di Taiwan (/ persen (Th#mps#n, 2010). 1enurut 2#yal College of
Obstetricians and Gynaecologists (RCOG) tahun 2002 melap#rkan bahwa +,(
persen dari kasus sectio caesarea primer di 'nggris dilakukan atas permintaan
ibu (Th#mps#n, 2010).
2
Tahun 1**2 di "merika, angka ini sedikit menurun sampai 22,, persen
(%#bak, 200&). Tahun 1**, sebanyak 2-,( persen menjadi 10,1 persen pada
tahun 200& (American College of Obstetricians and Gynaecologist/ ACOGS,
200* dalam %a3ter, 2010). 4i "ustralia juga terjadi penurunan pada tahun 1**-
sampai 200, dari (1 persen menjadi 1* persen (%a3ter, 2010). enurunan ini
disebabkan karena ada usaha yang lebih besar untuk mengupayakan kelahiran
per 5aginam setelah suatu kelahiran sesar (%#bak, 200&).
Tindakan sectio caesarea dapat menyebabkan perubahan atau adaptasi
!isi#l#gis maupun psik#l#gis. 4engan demikian klien dan keluarga perlu
mendapat in!#rmasi mengenai masalah yang ada, perawat juga diharapkan
dapat menjelaskan pr#sedur sebelum #perasi sectio caesarea dilakukan dan
perlu diin!#rmasikan pada ibu yang akan dirasakan selanjutnya setelah #perasi
sectio caesarea. .elain itu perawat juga diharapkan dapat membantu mengatasi
masalah yang timbul p#st sectio caesarea. 6leh karena itu, penulis sangat
tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan pada
klien sectio caesarea.
B! R.m./a, Ma/alah
1elihat apa yang terpapar di latar belakang, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut7
1. "pa yang dimaksud persalinan Sectio Cesarea8
2. "pa indikasi dilakukannya persalinan Sectio Cesarea8
(. %agaimana klasi!ikasi persalinan Sectio Cesarea8
/. "pa k#mplikasi persalinan Sectio Cesarea8
&. "pa pemeriksaan penunjang dari persalinan Sectio Cesarea8
,. %agaimana pathwaynya8
+. %agaimana asuhan keperawatan dari persalinan Sectio Cesarea8
0! T.1.a,
)! T.1.a, I,/t+."/io,al Um.m
.etelah melakukan penyusunan lap#ran pendahuluan diharapkan mahasiswa
dapat mengel#la pasien dengan persalinan sectio caesarea.
(
'! T.1.a, I,/t+."/io,al Kh././
.etelah melakukan penyusunan lap#ran pendahuluan diharapkan mahasiswa
dapat 7
a. 1engetahui pengertian dari persalinan Sectio Cesarea.
b. 1engetahui indikasi dilakukannya persalinan Sectio Cesarea.
c. 1engetahui klasi!ikasi dari persalinan Sectio Cesarea.
d. 1engetahui k#mplikasi dari dilakukannya persalinan Sectio Cesarea.
e. 1engetahui asuhan keperawatan dari persalinan Sectio Cesarea.
/
BAB II
TIN&AUAN PUSTAKA
A! Pe,-e+tia,
Sectio Caesarea merupakan suatu tindakan pembedahan untuk
melahirkan janin9 bayi dengan berat di atas &00 g melalui sayatan pada dinding
perut dan dinding uterus atau 5agina yang masih utuh9intact atau suatu
hister#t#mi untuk melahirkan janin dari dalam rahim (1#chtar, 2002:
.ai!uddin, 2002). "da tujuh lapisan yang diiris pisau bedah, yaitu lapisan kulit,
lapisan lemak, sarung #t#t, #t#t perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim,
dan rahim (1#chtar, 2002). ;elahiran Sectio Caesarea dulu disebut sebagai
%edah-< (illitteri, 2002).
'stilah caesarea berasal dari kata latin =caed#>, yang berarti =mem#t#ng>.
%aik direncanakan (dijadwalkan) atau tidak (darurat), kehilangan pengalaman
melahirkan anak secara tradisi#nal (per5aginam) dapat memberikan e!ek
negati! pada k#nsep diri wanita. ;elahiran caesarean ialah kelahiran janin
melalui insisi transabd#men pada uterus (%#bak, 200&).
B! I,2i"a/i
'ndikasi dilakukannya sectio caesarea dibagi dalam 2 bagian, yaitu
indikasi pada ibu dan janin9 bayi. 'ndikasi pada ibu yaitu dispr#p#rsi kepala
panggul9<49?4, dis!ungsi uterus, dist#sia jaringan lunak9ser5iks, plasenta
pre5ia, partus lama, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, pre eklamsi
dan eklamsi. 'ndikasi pada janin yaitu janin besar (%@ A /000 g), gawat janin
presentasi b#k#ng dan letak lintang (1#chtar, 2002: .ai!uddin, 2002).
'ndikasi lain pr#sedur tersebut mencakup in!eksi 5irus herpes, pr#laps
tali pusat (Prolapsed umbilical cord), riwayat sesar sebelumnya, k#mplikasi
medis seperti hipertensi akibat kehamilan (pregnancyinduced !ypertention),
s#lusi# plasenta, malpresentasi misalnya presentasi bahu dan an#mali janin
misalnya hidr#se!alus (%#bak, 200&).
Tahun 2002 +,( persen dari seluruh persalinan sesar di 'nggris dilakukan
atas permintaan ibu tanpa adanya indikasi medis. "lasan dibalik permintaan
&
tersebut bermacam-macam dan sering dipengaruhi #leh s#sial, budaya,
em#si#nal dan !akt#r ek#n#mi (Th#mps#n, 2010). .alah satu alasannya yaitu
adanya persepsi ibu yang mengatakan kalau pilihan ini merupakan pilihan yang
lebih aman, padahal ada beberapa penelitian yang menunjukan bahwa #perasi
sesar yang dilakukan tanpa indikasi medis memiliki risik# !isik dan em#si#nal
yang lebih besar daripada persalinan secara per 5aginam (%a3ter et al, 2010).
2isik# m#rbiditas ibu setelah persalinan sesar yang direncanakan, lebih tinggi
daripada rencana persalinan per 5aginam. 2isik# ini harus menjadi
pertimbangan bagi ibu yang akan melakukan persalinan secara sesar (%a3ter et
al, 2010).
0! Ko,t+ai,2i"a/i
;#ntraindikasi sectio caesaria sebagai berikut7 janin sudah mati dalam
kandungan ('B?4), klien dengan sy#k dan anemia berat yang belum diatasi,
jika janin didalam kandungan ibu terbukti cacat seperti unencephal, kasus yang
sudah terjadi in!eksi pada kehamilan ($adesul, 200*).
D! Kla/i3i"a/i
1enurut %#bak (200&) berdasarkan waktunya, kelahiran sesar ada yang
terencana atau terjadwal dan ada juga yang tidak terencana atau darurat.
1. ;elahiran sesar terjadwal9terencana
Canita yang mengalami kelahiran sesar terjadwal atau terencana
dilakukan jika persalinanan n#rmal dik#ntraindikasikan misalnya karena
plasenta pre5ia, tetapi persalinan harus tetap dilakukan, persalinan tidak
dapat diinduksi (misalnya, keadaan hipertensi yang menyebabkan
lingkungan intrauterus memburuk sehingga mengancam janin), atau bila ada
suata keputusan yang dibuat antara petugas kesehatan dan wanita (misalnya
kelahiran sesar berulang). ara wanita ini biasanya memiliki waktu untuk
persiapan psik#l#gis.
2. ;elahiran sesar darurat
Canita yang mengalami kelahiran sesar darurat atau tidak terencana
sering menimbulkan pengalaman yang traumatik. Canita tersebut biasanya
,
menghadapi pembedahan dengan letih dan tidak bersemangat bila ternyata
persalinan tidak berhasil. 4ia cemas terhadap k#ndisi diri dan bayinya.
.eluruh pr#sedur pre#perasi harus dilakukan dengan cepat dan k#mpeten.
Caktu untuk menjelaskan pr#sedur dan #perasi harus singkat. Canita ini
memerlukan lebih banyak perawatan pendukung.
%#bak (200&) juga membagi kelahiran sesar berdasarkan tipenya menjadi
2 macam, yaitu sebagai berikut7
1. ;elahiran sesar klasik
;elahiran sesar klasik kini jarang dilakukan, tetapi dapat dilakukan
bila diperlukan persalinan yang cepat dan pada beberapa kasus presentasi
bahu serta plasenta pre5ia. 'nsisi 5ertikal dilakukan ke dalam bagian tubuh
atas uterus. 'nsiden kehilangan darah, in!eksi dan rupture uterus lebih tinggi
pada kehamilan selanjutnya daripada persalinan dengan pr#sedur sesar
segmen bawah. ;elahiran per 5aginam setelah sesar klasik
dik#ntraindikasikan.
2. ;elahiran sesar segmen bawah
;elahiran sesar segmen bawah dapat dilakukan melalui insisi 5ertikal
(.ellheim) atau insisi trans5ersal (;err). 'nsisi trans5ersal lebih p#pular
karena lebih mudah dilakukan, kehilangan darah relati! lebih sedikit, in!eksi
paska #perasi lebih kecil, dan kemungkinan ruptur pada kehamilan
selanjutnya lebih kecil.
1enurut sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai
berikut7
1. .ayatan memanjang (l#ngitudinal).
2. .ayatan melintang (trans5ersal).
(. .ayatan huru! T (T insici#n).
E! Pato3i/iolo-i
2iwayat sectio caesarea sebelumnya, dist#sia persalinan dan letak janin
abn#rmal memungkinkan ibu hamil untuk dilakukannya persalinan sectio
caesarea. Sectio caesarea menimbulkan perlukaan dan membuka jaringan, dari
jaringan yang tersayat akan memunculkan resept#r nyeri sehingga timbul rasa
nyeri. ;lien p#st sectio caesarea akan mengalami kelemahan !isik dan rasa
+
nyeri sehingga dapat menganggu m#bilisasi klien dan menyebabkan masalah
de!isit perawatan diri, dengan adanya sectio caesarea juga dapat menyebabkan
klien mengalami cemas karena perubahan status peran dan k#ndisi
kesehatannya (1ansj#er, 2002).
F! Kom#li"a/i4 Ri/i"o
6perasi sesar adalah #perasi yang aman. $amun, seperti dengan #perasi
besar lainnya, ada resik# yang terlibat (Dreg#ry et al, 2011). 2isik# utama
adalah untuk ibu. ;#mplikasi maternal terjadi pada 2& persen sampai &0 persen
kelahiran seperti perdarahan hebat pada saat #perasi dan setelah melahirkan,
in!eksi pada luka atau peningkatan bekuan darah (tr#mb#sis) di pembuluh
darah kaki9tr#mb#!lebitis (%#bak, 200&: Dreg#ry et al, 2011). ;#mplikasi lain
meliputi aspirasi, emb#li pulm#ner, in!eksi saluran kemih, cedera pada
kandung kemih atau usus, dan k#mplikasi yang berhubungan dengan anestesi
(%#bak, 200&). 1enurut Edwards and 1c<#lgan (2010), kecemasan juga
merupakan k#mplikasi dari pasien yang mengalami #perasi karena kecemasan
dapat mempengaruhi keadaan !isi#l#gis pasien. ;ecemasan mengakibatkan
perubahan yang disebabkan #leh stimulasi simpatik yang dapat mengakibatkan
peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. .elain itu, kecemasan dapat
menyebabkan meningkatnya rasa nyeri dan keterlambatan penyembuhan. ara
d#kter kandungan dan bidan akan memastikan bahwa tindakan yang tepat
diambil untuk mengurangi risik# k#mplikasi (Dreg#ry et al, 2011).
;elahiran sesar bukan saja berisik# pada ibu tetapi juga pada janinnya.
2isik# itu meliputi risik# janin lahir prematur jika usia gestasi tidak dikaji
dengan akurat dan risik# cedera janin dapat terjadi selama pembedahan. .elain
itu, wanita tersebut memilik# risik# !inansial karena biaya kelahiran sesar lebih
tinggi daripada kelahiran n#rmal secara per 5aginam dan peri#de pemulihan
yang lebih lama memerlukan biaya tambahan (%#bak, 200&). 6leh karena itu,
pada tahun 1*-&, 6rganisasi ;esehatan 4unia C)6 menyarankan bahwa
tingkat #perasi sesar sebesar 1& persen hanya untuk negara maju (Th#mps#n,
2010).
G! Peme+i"/aa, Pe,.,1a,-
-
1. 1et#de 1#rgan Th#urnau7 gabungan spiral9helik <T scan panggul dan
ultras#n#gra!i7 perbandingan besar 5#lume lingkar kepala9lingkar
bahu9lingkar perut janin
2. B.D 7 bi#metri, indeks cairan amni#n, letak dan derajat maturasi plasenta,
kelainan bawaan, tebal segmen bawah uterus. %ila pada pemeriksaan
transabd#minal didapatkan ketebalan .%B A (,& mm atau pada B.D
trans5aginal ketebalan lapisan mi#metrium didaerah .%B A 2,& mm,
memiliki kemungkinan untuk partus per5aginam dengan resik# dehisen
sekitar 1,(E.
(. 2#ntgen el5imetri 7 pada kecurigaan panggul sempit.
/. .elain itu %eberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sebagai
berikut7
a. )em#gl#bin atau hemat#krit ()%9)t) untuk mengkaji perubahan dari
kadar pra #perasi dan menge5aluasi e!ek kehilangan darah pada
pembedahan.
b. 0euk#sit (C%<) mengidenti!ikasi adanya in!eksi
c. Tes g#l#ngan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Brinalisis 9 kultur urine
e. emeriksaan elektr#lit (1#el#ek, 200,).
H! Pe,atala"/a,aa,
1enurut 1#chtar (2002), penatalaksanaan medis pada persalinan Sectio
Caesarea meliputi sebagai berikut7
1. <airan 'F sesuai indikasi.
2. "nestesi: regi#nal atau general. erjanjian dari #rang terdekat untuk tujuan
sectio caesaria.
(. Tes lab#rat#rium9diagn#stik sesuai indikasi.
/. emberian #ksit#sin sesuai indikasi.
&. Tanda 5ital per pr#t#k#l ruangan pemulihan
,. ersiapan kulit pembedahan abd#men
+. ersetujuan ditandatangani.
-. emasangan kateter !#ley.
enatalaksanaan medis dan perawatan setelah dilakukan sectio caesarea
(<uningham, 200&), yaitu sebagai berikut7
1. erdarahan dari 5agina harus dipantau dengan cermat.
2. ?undus uteri harus sering dipalpasi untuk memastikan bahwa uterus tetap
berk#ntraksi dengan kuat.
*
(. "nalgesi meperidin +&-100 mg atau m#r!in 10-1& mg diberikan, pemberian
nark#tik biasanya disertai anti emetik, misalnya pr#metaGin 2& mg.
/. eriksa aliran darah uterus paling sedikit (0 ml9jam.
&. emberian cairan intra 5askuler, ( liter cairan biasanya memadai untuk 2/
jam pertama setelah pembedahan.
,. "mbulasi, satu hari setelah pembedahan klien dapat turun sebentar dari
tempat tidur dengan bantuan #rang lain.
+. erawatan luka, insisi diperiksa setiap hari, jahitan kulit (klip) diangkat pada
hari keempat setelah pembedahan.
-. emeriksaan lab#rat#rium, hemat#krit diukur pagi hari setelah pembedahan
untuk memastikan perdarahan pasca #perasi atau mengisyaratkan
hip#5#lemia.
*. 1encegah in!eksi pasca #perasi, ampisilin 2* d#sis tunggal, se!al#sp#rin,
atau penisilin spektrum luas setelah janin lahir.
I! Taha#a, 2a, Te",i" Sectio Caesarea
a. 'nsisi "bd#men
1. 'nsisi 5ertikal insisi 5ertikal garis tengah intra umbilikus, insisi ini harus
cukup panjang agar janin dapat lahir tanpa kesulitan. 6leh karena itu,
panjang insisi harus sesuai dengan taksiran berat janin.
2. 'nsisi trans5ersal atau lintang, kulit dan jaringan subkutan disayat dengan
menggunakan insisi trans5ersal rendah sedikit melengkung. 'nsisi dibuat
setinggi garis rambut pubis dan diperluas sedikit melebihi batas lateral
#t#t rektus.
b. 'nsisi Bterus
1. 'nsisi caesarea klasik
a) 'nsisi caesarea klasik adalah suatu insisi 5ertikal ke dalam k#rpus
uterus diatas segmen bawa uterus dan mencapai !undus uterus.
.ebagian besar insisi dibuat di segmen bawah uterus secara melintang.
'nsisi melintang disegman bawah memiliki keunggulan yaitu hanya
memerlukan sedikit pemisahan kandung kemih dari mi#metrium
dibawahnya. 'ndikasi dilakukan insisi klasik untuk melahirkan janin,
yaitu 7
1) "pabila segman bawah uterus tidak bisa dipajankan atau dimasuki
dengan aman karena kandung kemih melekat dengan erat akibat
10
pembedahan sebelumnya, atau apabila teardapat karsin#ma in5asi!
diser5iks.
2) @anin berukuran besar, terletak melintang, selaput ketuban sudah
pecah dan bahu terjepit jalan lahir.
() lasenta pre5ia dengan implantasi anteri#r.
/) @anin kecil, presentasi b#k#ng, sementara segmen bawah uterus
tidak menipis.
&) 6besitas berat
2. 'nsisi caesarea trans5ersal, insisi tran5ersal melalui segman bawah uterus
merupakan tindakan untuk presentasi kepala, dengan pr#ses kelahiran
janin 7
a. ada presentasi kepala, satu tangan diselipkan kedalam r#ngga uterus
diantara simpisis dan kepala janin. ;epala diangkat secara hati-hati
dengan jari dan telapak tangan, melalui lubang insisi dibantu #leh
penekanan sedang transabd#men pada !undus.
b. )idung dan mulut diaspirasi dengan b#la penghisap (bulb syringe)
untuk mencegah teraspirasinya cairan amni#n dan isinya #leh janin,
dan dilakukan sebelum th#rak bayi dilahirkan.
c. %ahu dilahirkan dengan tanpa ringan disertai penekanan pada !undus.
d. %agian tubuh lainnya segera menyusul, setelah bahu dilahirkan, ibu
atau pasien diberi #ksit#sin 20 unit9liter dengan kecepatan 10
ml9menit sampai uterus berk#ntraksi dengan baik.
e. Tali pusat diklem, bayi dipegang setinggi dinding abd#men.
!. lasenta dikelurkan dari uterus.
g. enjahitan uterus dan dinding abd#men dilakukan.
11
&! Path5ay
12
'ndikasi pada ibu7
4ispr#p#rsi kepala panggul9
<49 ?4, dis!ungsi uterus,
dist#sia jaringan lunak, riwayat
sesar ulang, kelainan plasenta
(plasenta pre5iaHs#luti#n
plasenta) dan k#mplikasi
medis.
'ndikasi pada janin7
@anin besar, gawat
janin, letak lintang,
pr#laps tali pusat,
multiple pregnancy,
malpresentasi,
S"C#$O CA"SAR"A
Terjadwal 4arurat9 tidak terjadwal
'nsisi pada abd#men dan uterus
0uka pada abd#men
Nye+i A".t 2uang insisi diisi
gumpalan darah
eningkatan
perdarahan
eradangan
mendadak
Ri/i"o I,3e"/i
;ematian sel epitel,
sel dermis H
jaringan kulit
Ke+./a"a,
I,te-+ita/
K.lit
Ga,--.a,
0it+a
T.6.h
)arapan yang tidak pasti,
khawatir dengan k#ndisi diri
dan bayinya, perubahan
k#nsep diri yang mendadak
A,/ieta/
;#mplikasi lain7
%eep &ein t!rombosis, 0uka
pada FB dan usus, Emb#li
pulm#ner, rupture uteri pd
kehamilan selanjutnya dsb.
(%#bak, 200&: Dreg#ry et al, 2011: 1#chtar, 2002: .ai!uddin, 2002: .ant#s#,
200&).
K! Pe+a5ata, Po/t Pa+t.m
)! Post Partum ata. P.e+#.+i.m
a! Pe,-e+tia, Post Partum
%eberapa pengertian tentang post partum atau puerperium diantaranya
sebagai berikut7
1) 1enurut 1#chtar (2001), masa post partum atau puerperium adalah
masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pra-hamil. 0ama masa post partum yaitu ,--
minggu.
2) 1enurut rawir#hardj# (200*), masa post partum dimlai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, berlangsung selama kira-kira , minggu.
() 1enurut ?arrer (2001), masa post partum atau ni!as atau puerperium
adalah peri#de waktu atau masa dimana #rgan-#rgan repr#duksi kembali
kepada keadaan tidak hamil. 1asa ini membutuhkan waktu sekitar ,
minggu.
/) 1enurut %#bak, 0#wdermilk, H @ensen (200&), peri#de pasca partum
adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai #rgan-#rgan
repr#duksi kembali ke keadaan n#rmal sebelum hamil. eri#de ini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke empat kehamilan.
6! Pem6a-ia, 2a, Pe+io2e Ma/a Post Partum
1enurut rawir#hardj# (200*), pembagain masa post partum dibagi
menjadi ( bagian yaitu sebagai berikut7
1) uerpurium 4ini
1asa ini merupakan kepulihan dimana ibu telah diperb#lehkan berdiri
dan berjalan-jalan. 4alam agama islam, dianggap telah bersih dan b#leh
bekerja setelah /0 hari.
1(
2isik# <edera pada
@anin akibat
pembedahan
;elemahan ?isik
De3i/it Pe+a5ata, Di+i
Ri/i"o "e".+a,-a, 7ol.me 8ai+a,
2) uerpurium 'ntermedial
1asa ini merupakan kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya ,-- minggu.
') Remote Puerpurium
1asa ini merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
k#mplikasi. Caktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
berbulan-bulan atau tahunan.
.edangkan peri#de p#st partum menurut elayanan ;esehatan 1aternal dan
$e#natal (2002), meliputi sebagai berikut7
() "arly post partum
eri#de ini terjadi dalam 2/ jam pertama.
)) $mmediate post partum
eri#de ini terjadi dalam minggu pertama.
') *ate post partum
eri#de ini terjadi dalam minggu kedua sampai dengan minggu ke enam.
8! Pe+.6aha, Fi/iolo-i/ #a2a Ma/a Post Partum
)9 Pe+.6aha, Fi/i"
1enurut %#bak (200&), rawir#hardj# (200*), dan .ai!uddin (200,),
perubahan-perubahan !isik atau adaptasi !isik secara !isi#l#gis pada ibu
p#st partum meliputi sebagai berikut7
a) .istem 2epr#duksi
(1) Bterus
Bterus mengalami perubahan paling besar yaitu secara berangsur-
angsur menjadi kecil (in5#lusi) sehingga akhirnya kembali seperti
sebelum hamil. r#ses ini dimulai segera setelah plasenta keluar
akibat k#ntraksi #t#t-#t#t p#l#s uterus. ada saat bayi lahir, atau
akhir persalinan kala ''', ukuran uterus kira-kira sebesar uterus
pada kehamilan 1, minggu dengan tinggi 2 jari dibawah pusat
dan beratnya 1000 gram. Bkuran ini dapat semakin mengecil pada
akhir minggu pertama p#st partum dimana tingginya mencapai
pertengahan pusat simpisis dan beratnya kira- kira &00 gram. 4ua
minggu p#st partum, tinggi !undus uterus tidak teraba diatas
simpisis pubis dengan berat (&0 gram. 'n5#lusi ini diperlihatkan
#leh !akta bahwa pada pemeriksaan abd#men berat uterus
1/
berkurang satu lembar jari tangan setiap hari hingga pada hari ke
12 uterus tidak teraba lagi pada pemeriksaan abd#men. .etelah itu
in5#lusi berlangsung lebih lambat, tetapi pada akhir minggu ke ,
p#st partum ukurannya lebih besar daripada sebelum hamil
dengan berat uterus mencapai &0 gram.
'ntensitas k#ntraksi uterus meingkat secara bermakna segera
setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai resp#n terhadap
penurunan 5#lume intra uterin yang sangat besar. ada primipara
t#nus #t#t meningkat sehingga !undus pada umumnya tetap
kencang. 2elaksasi dan k#ntraksi yang peri#dik sering dialami
multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang
masa awal puerperium. 2asa nyeri setelah melahirkan ini lebih
nyata setelah ibu melahirkan, ditempat uterus teregang (misalnya
pada bayi besar atau bayi kembar). 1enyusui dan #ksit#sin
tambahan biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya
merangsang k#ntraksi uterus. $yeri ini disebut sebagai afterpain.
(2) .er5iks
.er5iks mengalami in5#lusi bersamaan dengan uterus dan ser5iks
menjadi lunak setelah ibu melahirkan. .etelah persalinan, #stium
eksterna dapat dimasuki #leh 2 hingga ( jari tangan, dan delapan
belas jam p#st partum, ser5iks memendek serta k#nsistensinya
menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula dimana
ser5iks setinggi dengan segmen bawah uterus dan mengalami
edemat#sa, tipis, serta rapuh selama beberapa hari setelah ibu
melahirkan. Ekt#ser5iks (bagian ser5iks yang men#nj#l ke
5agina) terlihat memar dan sedikit mengalami laserasi kecil.
1uara ser5iks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti
sebelum melahirkan, tetapi terlihat memanjang seperti suhu celah.
%ahkan, setelah , minggu persalinan ser5iks akan menutup.
(() 0#chea
'stilah l#chea digunakan untuk disc!arge yang keluar dari traktus
genetalis yang berasal dari ca5um uteri dan 5agina selama masa
p#st partum. 0#chea terdiri dari darah dan sisa-sisa jaringan
1&
tr#!#blas, terutama dari tempat plasenta. .i!at l#chea berubah
ketika tr#mb#sis pembuluh darah. Carnanya menjadi c#kelat
kemerahan dari hari ke ( sampai hari ke 12 tetapi setelah itu,
ketika kebanyakan r#ngga end#metrium telah tertutup #leh
epithelium, l#chea menjadi berwarna kuning. ;adang-kadang
terdapat tr#mb#sit pada ujung pembuluh darah yang dapat
mengeluarkan darah sehingga l#chea menjadi berwarna merah
selama beberapa hari lagi. 1acam-macam l#chea diantaranya
yaitu sebagai berikut7
(a) 0#chea 2ubra
<airan yang keluar pada hari pertama sampai hari ke ( p#st
partum, berwarna merah dan kadang hitam karena
mengandung sisa darah, desidua, 5erniks kase#sa, rambut, dan
sisa mek#nium..
(b) 0#chea sanguin#lenta
<airan yang keluar berwarna merah kec#kelatan dan berlendir
serta berlangsung dari hari ke / sampai hari ke +.
(c) 0#chea .er#sa
<airan yang keluar pada hari ke + sampai hari ke 1/ p#st
partum, berawarna merah muda, kekuningan dan mengandung
cairan ser#sa, jaringan desidua, leuk#sit, dan eritr#sit.
(d) 0#chea alba
<airan yang keluar pada minggu ke 2 sampai minggu ke , dan
berwarna putih cream dan terutama mengandung leuk#sit
serta desidua.
(/) Ful5a, Fagina, dan erineum
Ful5a, 5agina, dan perineum mengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama pr#ses melahirkan bayi dan
beberapa hari pertama sesudah pr#ses tersebut, ketiga #rgan ini
tetap berada dalam keadaan melebar, mengalami edema dan
memar serta timbulnya celah pada intr#itus. .etelah satu atau dua
hari pertama pasca partum t#nus #t#t 5agina kembali, celah
5agina tidak lebar dan 5agina tidak lagi edema. Fagina menjadi
berdinding lunak, lebih besar dari biasanya dan umumnya
l#nggar. Bkurannya menurun dengan kembalinya rugae 5agina
1,
sekitar minggu ketiga p#st partum. 2uang 5agina sedikit lebih
besar dari pada sebelum kelahiran pertama. "kan tetapi, latihan
pengencangan #t#t perineum akan mengembalikan t#nusnya dan
memungkinkan wanita secara perlahan mengencangkan
5aginanya. engencangan ini sempurna pada akhir peurperium
dengan latihan setiap hari
(&) ayudara
%eberapa perubahan pada payudara meliputi penurunan kadar
pr#gester#n secara cepat dengan peningkatan h#rm#n pr#laktin
setelah persalinan. ;#l#strum sudah ada pada saat persalinan dan
pr#duksi ".' terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-( setelah
persalinan. erubahan !isik yang terjadi pada payudara yaitu
payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya pr#ses
laktasi.
b) .istem ;ardi#5askular
ada 2/ jam pertama terjadi =hyper5#lemic> akibat adanya pergeseran
cairan ekstra5askuler ke dalam ruangan intra5askuler. .etelah terjadi
diuresis yang menc#l#k akibat penurunan kadar estr#gen, 5#lume
darah kembali kepada keadaan tidak hamil dimana jumlah sel darah
merah dan hem#bl#bin kembali n#rmal pada hari ke-&. 1eskipun
kadar estr#gen mengalami penurunan yang sangat besar selama masa
ni!as, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada n#rmal.
lasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian
daya k#agulasi meningkat. embekuan darah harus dicegah dengan
penanganan yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini. .elain
itu, tekanan darah, suhu, dan denyut nadi biasanya stabil (n#rmal)
kecuali bila ada keluhan persalinan yang lama dan sulit atau
kehilangan banyak darah. .istem kardi#5askkular akan kembali pada
keadaan n#rmal dalam waktu 2 minggu pasca persalinan.
c) ;#mp#nen 4arah
a) )emat#krit dan )em#gl#bin
.elama +2 jam pertama setelah bayi lahir, 5#lume plasma yang
hilang lebih besar daripada sel darah yang hilang. enurunan
5#lume plasma dan peningkatan sel darah merah dikaitkan dengan
peningkatan hemt#krit pada hari ketiga sampai hari ke tujuh p#st
1+
partum. Tidak ada .41 yang rusak selama masa p#st partum,
tetapi semua kelebihan .41 akan menurun secara bertahap sesuai
denga usia .41 tersebut. Caktu yang pasti kapan 5#lume .41
kembali ke nilai sebelum hamil tidak diketahui, tetapi 5#lume ini
berada dalam batas n#rmal saat dikaji - minggu setelah
melahirkan.
b) )itung .el 4arah utih
0euk#sit#sis n#rmal pada kehamilan rata-rata sekitar 12.000
9mm(. .elama 10 sampai 12 hari pertama setelah bayi lahir, nilai
leuk#sit antara 20.000 dan 2&.000 9 mm( merupakan hal yang
umum. $eutr#!il merupakan sel darah putih yang paling banyak.
;eberadaan leuk#sit#sis disertai peningkatan n#rmal laju endap
darah merah dapat membingungkan dalam menegakkan diagn#sis
in!eksi akut selama waktu ini.
c) ?akt#r ;#agulasi
?akt#r-!akt#r pembekuan dan !ibrin#gen biasanya meingkat
selama awal masa kehamilan dan tetap meningkat pada awal
puerperium. ;eadaan hiperk#agulasi, yang bisa diiringi kerusakan
pembuluh darah dan im#bilitas, mengakibatkan peningkatan risik#
tr#mb#emb#lisme. "kti5iats !ibrin#litik juga meningkat selama
beberapa hari pertama setelah bayi lahir.
d) .istem End#krin
.elama peri#de p#st partum terjadi perubahan h#rm#n yang besar.
engeluaran plasenta menyebabkan penurunan signi!ikan h#rm#n-
h#rm#n yang dipr#duksi #leh #rgan tersebut. enurunan h#rm#n
+uman Placcental *actogen ()0), estr#gen, dan k#rtis#l, serta
placental en,yme insulinase membalik e!ek diabet#genik kehamilan,
sehingga kadar gula darah menurun secara yang bermakna pada masa
puerpurium. ;adar estr#gen menurun 10E dalam waktu sekitar ( jam
p#st partum. .edangkan pr#gester#n turun pada hari ketiga p#st
partum. .elain itu, wkatu dimulainya #5ariuim dan menstruasi pada
wanita menyusui berbeda. ;adar pr#laktin serum yang tinggi pada
wanita menyusui tampaknya berperan dalam menekan #5ulasi. ;arena
kadar -ollicleStimulating +ormone (?.)) terbukti sama pada wanita
1-
menyusui dan tidak menyusui, sehingga dapat disimpulkan #5arium
tidak beresp#ns terhadap stimulasi ?.) kadar pr#laktin meningkat.
e) .istem Brinaria
%uang air kecil sulit selama 2/ jam pertama, kemungkinan terdapat
spasme s!ingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami k#mpresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Brin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam
waktu 12 sampai (, jam sesudah melahirkan. .etelah plasenta
dilahirkan, kadar h#rm#n estr#gen yang bersi!at menahan air akan
mengalami penurunan yang menc#l#k dimana keadaan ini
menyebabkan diuresis. Breter yang berdilatasi akan kembali n#rmal
dalam waktu , minggu.
!) .istem Dastr#intestinal
(1) $a!su makan
'bu post partum biasanya setelah melahirkan diperb#lehkan untuk
mengk#nsumsi makanan ringan dan setelah benar-benar pulih dari
e!ek analgesik, anastesi, dan keletihan, kebanyak ibu merasa lapar.
ermintaan untuk memper#lah makanan dua kali dari jumlah yang
biasa dik#nsumsi disertai k#nsumsi makanan ringan yang sering
ditemukan dan sering terjadi.
(2) 1#tilitas
.ecara khas, penurunan t#nus dan m#tilitas #t#t traktus
gastr#intestinal menetap selama waktu yang singkat setelah bayi
lahir. ;elebihan analgesik dan anastesi bisa memperlambat
pengembalian t#mus dan m#tilitas ke keadaan n#rmal.
(() 4e!ekasi
%uang air besar secara sp#ntan bisa ditunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan. ;eadaan ini bisa disebabkan
karena t#nus #t#t usus menurun selama pr#ses persalinan dan pada
awal masa post partum, ibu biasanya merasakan nyeri diperineum
akibat episi#t#mi, laserasi, atau hem#r#id. ;ebiasaan buang air
besar yang teratur perlu dicapai kembali setelah t#nus #t#t usus
kembali n#rmal.
g) .istem 1uskul#skeletal
"mbulasi pada umumnya dimulai / sampai - jam p#st partum.
"mbulasi dini sangat membantu untuk mencegah k#mplikasi dan
1*
mempercepat pr#ses in5#lusi. .tabilisasi sendi lengkap pada minggu
ke enam sampai minggu ke delapan setelah ibu melahirkan.
h) .istem 'ntegumen
enurunan melanin yang umumnya terjadi setelah persalinan
menyebabkan berkurangnya hyperpigmentasi kulit. erubahan
pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan akan
menghilang pada saat estr#gen menurun. .elain itu kl#asma yang
muncul pada masa kehamilan biasanya menghilang saat kehamilan
berakhir. )iperpigmentasi diare#la dan linea nigra tidak menghilang
seluruhnya. ;ulit yang meregang pada payudara, abd#men, paha dan
panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya.
'9 Pe+.6aha, P/i"olo-i/
1enurut "mbarwati dan Culandari (200*7 ----*), adaptasi
psik#l#gis dapat diklasi!ikasikan menjadi ( antara lain 7
a) ?ase #a.ing $n
?ase ini merupakan peri#de ketergantungan yang berlangsung dari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. ada saat itu, !#kus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. 'bu masih pasi! dan
tergantung. engalaman selama pr#ses persalinan sering berulang
diceritakan, kelelahan membuat ibu cukup istirahat untuk mencegah
gejala kurang tidur, seperti mudah tersinggung serta na!su makannya
meningkat. )al ini membuat ibu cenderung menjadi p#siti! terhadap
lingkungan. 6leh karena itu, k#ndisi ibu perlu dipahami dengan
menjaga k#munikasi yang baik.
b) ?ase #a.ing +old
?ase ini berlangsung selama ( - 10 hari setelah melahirkan. ada masa
taking h#ld ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
tanggung jawab dalam merawat bayi. .elain itu perasaannya sangat
sensiti! sehingga mudah tersinggung jika k#munikasi kurang hati-hati.
c) ?ase #a.ing Go
20
?ase ini merupakan !ase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. 'bu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. ;einginan untuk
merawat diri dan bayinya meningkat pada !ase ini.
erawatan wanita setelah melahirkan secara secti# caesarea merupakan
k#mbinasi antara asuhan keperawatan bedah dan maternitas. .etelah
pembedahan selesai, ibu akan dipindahkan ke area pemulihan. engkajian
keperawatan segera setelah melahirkan meliputi pemulihan dari e!ek anastesi,
status pasca #perasi dan pasca melahirkan, dan derajat nyeri. ;epatenan jalan
na!as dipertahankan dan p#sisi wanita tersebut diatur untuk mencegah
kemungkinan aspirasi. Tanda-tanda 5ital diukur setiap 1& menit selama satu
sampai dua jam atau sampai ibu stabil. ;#ndisi balutan insisi, tinggi !undud
uterus, dan jumlah l#chea dikaji, demikian pula intake dan #utput. erawat
membantu wanita tersebut untuk mengubah p#sisi dan melakukan na!as dalam
serta melatih gerakan kaki. 6bat-#batan untuk mengatasi nyeri dapat diberikan
(%#bak, 200&).
;etika bersama bayi, ibu dan ayah diberi wakttu tersendiri untuk
mem!asilitasi b#nding dan attachment dengan bayi. 1enyusui dapat segera
dimulai, jika ibu ingin menc#banya. 'bu biasanya dipindahkan ke unit
pascapartum setelah satu sampai dua jam atau bila k#ndisinya sudah stabil
(%#bak, 200&).
.ikap perawat dan angg#ta tim kesehatan lain dapat mempengaruhi
persepsi ibu tersebut terhadap dirinya setelah melahirkan secara sesar. ara
petugas kesehatan harus menekankan bahwa pertama, ibu tersebut adalah
se#rang ibu baru dan kedua, ibu tersebuut adalah pasien bedah. .ikap ini akan
membantu wanita menerima dirinya bahwa dia memiliki masalah dan
kebutuhan yang sama dengan ibu baru yang lain (%#bak, 200&).
1asalah !isi#l#gis selama beberapa hari pertama dapat did#minasi #leh
nyeri akibat insisi dan nyeri dari gas diusus halus serta kebutuhan untuk
menghilangkan nyeri. 6bat nyeri biasanya diresepkan setiap ( sampai / jam,
tetapi analgesik peng#ntr#l nyeri (pain controlled analgesia9<") atau
21
nark#tik epidural bisa diresepkan sebagai pengganti. Tindakan lain untuk
mengupayakan kenyamanan, seperti mengubah p#sisi, mengganjal insisi
dengan bantal, memberi k#mpres panas pada abd#men, dan teknik relaksasi,
bisa juga digunakan. "mbulasi dan upaya menghindari makanan yang
menghasilkan gas dan minuman berkarb#nat bisa mengurang# nyeri yang
disebabkan gas (%#bak, 200&).
erawatan sehari-hari meliputi perawatan perineum, perawatan payudara,
dan perawatan higienis rutin, termasuk mandi siram (sh#wer) setelah balutan
luka diangkat (jika mandi siram masih dalam persepsi budaya wanita tersebut).
.etiap kali berdinas, perawat mengkaji tanda-tanda 5ital, insisi, tinggi !undus
uterus, dan l#chea. %unyi na!as, bising usus, tanda h#mans, dan eliminasi urine
serta de!ekasi juga dikaji (%#bak, 200&).
.elama peri#de pascapartum perawat dapat memberi perawatan untuk
memenuhi kebutuhan psik#l#gis dan kebutuhan pengajaran ibu yang
melahirkan melalui #perasi sesar. erawat dapat menjelaskan pr#sedur
pascapartum untuk membantu wanita tersebut bekerja sama dalam
pemulihannya dar pembedahan. erawat juga dapat membantu wanita tersebut
merencanakan perawatannya dan menerima kunjungan keluarga serta teman-
temannya sehingga dia dapat mengatur waktu istirahat yang adekuat.
'n!#rmasi dan bantuan dalam melakukan perawatan bayi dapat mem!asilitasi
penyesuaian peran ibu. asangan atau suami dapat juga dilibatkan dalam sesi
pengajaran dan penjelasan tentang pemulihan pasangannya. asangan tersebut
harus did#r#ng untuk mengungkapkan perasaan mereka tentang pengalaman
melahirkan. %eberapa #rang tua akan marah, !rustasi, atau kecewa karena
wanita tidak dapat melahirkan per 5aginam. %eberapa wanita mengungkapkan
perasaan, seperti harga diri rendah atau citra diri yang negati!. "kan sangat
berguna bila ada perawat yang hadir selama wanita melahrkan mengunjungi
dan membantu mengisi =kesenjangan> tentang pengalaman tersebut (%#bak,
200&).
2encana pulang terdiri dari in!#rmasi tentang diet, latihan !isik,
pembatasan akti5itas, perawatan payudara, akti5itas seksual, k#ntrasepsi,
medikasi, dan tanda-tanda k#mplikasi, serta perawatan bayi. erawat mengkaji
22
kebutuhan akan dukungan atau k#nseling yang berkelanjutan untuk
memudahkan pemulihan em#si ibu setelah melahirkan. 2ujukan ke kel#mp#k
pendukung atau lembaga masyarakat dapat diindikasikan (%#bak, 200&).
1engatasi nyeri pascapartum setelah melahirkan secara sesar dapat
dilakukan dengan cara7
1. @ika nyeri akibat insisi
a. %elat insisi dengan bantal saat bergerak atau batuk.
b. Dunakan teknik relaksasi, seperti terapi musik, perna!asan (na!as dalam),
dan lamu yang remang-remang.
c. %erikan k#mpres panas pada abd#men.
2. @ika nyeri akibat gas dalam abd#men
a. @alan sesering mungkin.
b. @angan menngk#nsumsi makanan yang merangsang pembentukan gas,
minuman berkarb#nat atau susu utuh (wh#le milk).
c. @angan gunakan sed#tan untuk minum.
d. %erbaring dengan p#sisi miring kiri untuk mengeluarkan gas.
e. Dunakan kursi g#yang pada saat duduk (%#bak, 200&).
.alah satu discharge planning yang dilakukan terhadap pasien yaitu
pemberian in!#rmasi tentang tanda-tanda k#mplikasi pasca #perati! sehingga
pasien bisa mengetahui apabila timbul tanda-tanda k#mplikasi setelah pasien
pulang. %eberapa tanda k#mplikasi pasca #perati! yaitu sebagai berikut7
1. 4emam lebih dari (-
0
<.
2. $yeri saat buang air kecil.
(. 0#chea lebih banyak daripada peri#de menstruasi n#rmal.
/. "danya luka terbuka.
&. ;emerahan dan berdarah atau sampai keluar pus9nanah pada tempat insisi.
,. $yeri abd#men yang parah (%#bak, 200&).
L! A/.ha, Ke#e+a5ata,
:! Pe,-"a1ia,
engkajian !#kus yang dapat dilakukan pada klien dengan p#stpartum
persalinan sesar yaitu sebagai berikut7
2(
a. ;eluhan utama klien saat ini
b. 2iwayat kehamilan, persalinan, dan ni!as sebelumnya bagi klien
multipara
c. 2iwayat penyakit keluarga
d. ;eadaan klien meliputi 7
1) .irkulasi, hipertensi dan pendarahan 5agina yang mungkin terjadi.
;emungkinan kehilangan darah selama pr#sedur pembedahan kira-
kira ,00--00 m0
2) 'ntegritas eg#, dapat menunjukkan pr#sedur yang diantisipasi sebagai
tanda kegagalan dan atau re!leksi negati! pada kemampuan sebagai
wanita. 1enunjukkan labilitas em#si#nal dari kegembiraan,
ketakutan, menarik diri, atau kecemasan.
() 1akanan dan cairan, abd#men lunak dengan tidak ada distensi (diet
ditentukan).
/) $eur#sens#ri, kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat
anestesi spinal epidural.
&) $yeri 9 ketidaknyamanan, mungkin mengeluh nyeri dari berbagai
sumber karena trauma bedah, distensi kandung kemih , e!ek - e!ek
anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada.
,) ;eamanan, balutan abd#men dapat tampak sedikit n#da 9 kering dan
utuh.
+) .eksualitas, !undus k#ntraksi kuat dan terletak di umbilikus. "liran
l#khea sedang.
'! Dia-,o/a Ke#e+a5ata,
a. $yeri akut berhubungan dengan agen injuri !isik (adanya luka p#st .<)
dan agen injuri bi#l#gis (in5#lusi uterus, dan terjadinya pembengkakan
payudara).
b. 2isik# in!eksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang
tidak adekuat (adanya luka p#st .<).
c. Dangguan p#la tidur berhubungan dengan ketidaknyaman peri#de p#st
partum, pr#ses persalinan, dan perawatan bayi serta rutinitas di rumah
sakit.
d. 4e!isit perawatan diri berhubungan dengan nyeri dan kelemahan.
2/
a! I,te+7e,/i Ke#e+a5ata,
DIAGNOSA TU&UAN INTER%ENSI RASIONAL
$yeri akut
berhubungan
dengan agen
injuri !isik
(adanya luka
p#st .<) dan
agen injuri
bi#l#gis
(in5#lusi
uterus, dan
terjadinya
pembengkakan
payudara).
.etelah dilakukan tindakan keperawatan 132/
jam diharapkan pasien dapat meng#ntr#l
nyerinya, nyeri berkurang dengan kriteria
hasil7
'ndikat#r "wal Target
1. asien mampu
mengenali !akt#r
penyebab nyeri
2. 1engenali #nset
nyeri
(. 1emberikan
analgesik
(k#lab#rasi dengan
tim kesehatan lain)
/. 1elap#rkan
k#ntr#l nyeri
&. asien mampu
melap#rkan
nyerinya
,. ;lien mengetahui
!rekuensi nyeri
$'<7 Pain /anagement
1. 1elakukan pengkajian secara k#mprehensi!
mengenai l#kasi, karakteristik, lamanya,
!rekuensi, kualitas nyeri dan !akt#r presipitasi
2. 1eng#bser5asi penyebab ketidaknyamanan
klien secara 5erbal dan n#n5erbal
(. 1enyakinkan klien akan pemberian analgesik
/. 1enggunakan k#munikasi teraupetik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
&. 1engkaji dampak dari pengalaman nyeri (ggg
tidur, ggg hubungan)
,. 1eng#ntr#l !akt#r lingkungan yang
menyebabkan klien merasa tidak nyaman
(ruangan, temperatur, cahaya)
+. 'nstruksikan pasien untuk melakukan teknik
relaksasi seperti bimbingan imajinasi, na!as
dalam
1. 1engetahui kualitas nyeri
pasien
2. 4apat mengurangi rasa
cemas dan takut sehingga
mampu mengurangi rasa
sakit
(. 1enurunkan nyeri
/. ;#munikasi terapeutik
mampu menurunkan
kecemasan
&. 1engetahui k#ndisi
ketidaknyamanan klien
yang kemungkinan
mampu mengagnggu
kualitas hidupnya
,. 1eminimalkan nyeri
dengan menciptakan
lingkungan nyaman
+. 1eningkatkan relaksasi
2&
;eterangan7
17 tidak pernah menunjukan
27 jarang menunjukan
(7 kadang-kadang menunjukan
/7 sering menunjukan
&7 k#nsisten menunjukan
2isik# in!eksi
berhubungan
dengan
pertahanan
tubuh primer
yang tidak
adekuat
(adanya luka
p#st .<).
.etelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 132/ jam risik# in!eksi dapat teratasi
dengan kriteria hasil 7
%atasan karakteristik "wal Target
Tidak terdapat demam,
kemerahan, cairan
purulen, bengkak
disekitar luka
1engetahui tanda dan
gejala in!eksi
"supan nutrisi
2#beknya kulit
0uasnya tepi luka
;eterangan7
1I tidak ada pengetahuan
2I pengetahuan sedikit
(I pengetahuan sedang
/Ipengetahuan baik
&I pengetahuan sangat baik
a. 1encuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
b. 1enyediakan lingkungan yang bersih dan
kenyamanan tempat tidur
c. %atasi pengunjung
d. etugas kesehatan memakai sarung tangan
sebagai bentuk uni5ersal precauti#n
e. 1emberikan antibi#tik
!. 1enggunakan peralatan steril dalam melakukan
tindakan yang membutuhkan peralatan steril
g. %ersihkan dan sterilkan alat yang telah dipakai
h. 6bser5asi luka klien
i. ;#lab#rasi dengan ahli giGi dalam memberikan
diet
j. 1embantu dan mengajari kliren dalam
a. 1encegah terjadinya
in!eksi melalui tangan
b. 1encegah in!eksi
c. 1encegah k#ntak klien
dengan dunia luar
d. 1encegah in!eksi demi
kesehatan klien dan
petugas kesehatan
e. 1embunuh bakteri
!. eralatan steril dapat
mencegah k#ndisi in!eksi
g. 1ensterilkan alat untuk
dipaai ulang sebagai
bentuk pencegahan in!eksi
antar klien
h. 1engetahui luka sebelum
dilakukan tindakan dan
sesudah
i. 1eningkatkan stamina
klien
j. ;lien dapat melakukan
2,
melakukan perawatan perineum perawatan perinium di
rumah
Dangguan p#la
tidur
berhubungan
dengan
ketidaknyaman
peri#de p#st
partum, pr#ses
persalinan
yang lama, dan
perawatan bayi
serta rutinitas
di rumah sakit.
.etelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 132/ jam, diharapkan kemampuan
tidur pasien meningkat dengan kriteria hasil7
%atasan karakteristik "wal Target
1engungkapkan
kemampuannya untuk
tidur.
1engungkapkan
jarang terjaga dimalam
hari.
1engungkapkan
kepuasannya akan
tidur.
Tidak menunjukan
keletihan pada saat
bangun tidur
;eterangan7
1I tidak ada pengetahuan
2I pengetahuan sedikit
(I pengetahuan sedang
/Ipengetahuan baik
&I pengetahuan sangat baik
1. "tur waktu khusus untuk rutinitas perawatan
sehingga sesuai dengan jadwal pasien dan tidak
mengganggu jadwal istirahat pasien.
2. 1inimalkan tingkat kebisingan diluar dan
didalam ruang perawatan. Tutup pintu pada saat
pasien istirahat atau tidur.
(. "tur tidur siang pasien tanpa mengganggu waktu
tidur bayi.
/. %atasi pengunjung pada siang dan malam hari.
&. 4iskusikan teknik yang pernah dipakai pasien
untuk meningkatkan waktu istirahat, misalnya
minum minuman hangat, membaca, men#nt#n
TF sebelum tidur, dan melakukan masase diarea
punggung.
,. 0akukan upaya untuk menciptakan rasa nyaman
saat pasien merasa nyeri dengan cara mengg#s#k
punggung, memberikan analgesik, dan
melakukan teknik relaksasi.
1. 1emperbaiki p#la tidur
indi5idu dengan tidak
mengganggu waktu
perawatan dan waktu
istirahat pasien.
2. 1engurangi rangsangan
dari luar yang dapat
mengganggu waktu
istirahat pasien.
(. 1engatur jadwal tidur
pasien dan bayinya.
/. 1engurangi kebisingan
dan meningkatkan waktu
istirahat pasien.
&. 1eningkatkan k#ntr#l dan
meningkatkan relaksasi
pasien.
,. 1engurangi nyeri dan
ketegangan, meningkatkan
relaksasi dan istirahat serta
meningkatkan waktu tidur
pasien.
2+
4e!isit
perawatan diri
berhubungan
dengan nyeri
dan kelemahan
.etelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 132/ jam, diharapkan pasien mampu
melakukan perawatan diri secara menyeluruh
dengan kriteria hasil7
%atasan karakteristik "wal Target
1ampu mandi sendiri
1ampu berpakaian
sendiri
1ampu merapikan
rambut sendiri
1ampu t#ileting
sendiri
1ampu makan dan
minum sendiri
;eterangan7
1I tidak ada pengetahuan
2I pengetahuan sedikit
(I pengetahuan sedang
/Ipengetahuan baik
&I pengetahuan sangat baik
1. 1#nit#r kemampuan pasien dalam
melakukan "40 secara mandiri.
2. 1#nit#r kebutuhan pasien akan alat bantu
dalam melakukan "40.
(. .ediakan peralatan-peralatan pribadi yang
dibutuhkan pasien (seperti de#d#ran, pasta gigi,
dan sabun mandi, diapers).
/. %antu pasien dalam melakukan "40 sampai
pasien atau keluarga mampu melakukannya
dengan mandiri.
1. 1engetahui "40 pasien.
2. 1empermudah pasien
melakukan "40.
(. 1empersiapkan sarana
prasarana pasien untuk
"40,
1emberikan perawatan
pada pasien.
2-
DAFTAR PUSTAKA
"rjatm# T.(2001). 0eadaan Ga1at 2ang /engancam 3i1a. @akarta 7 gaya baru
%etG <ecily 0, .#wden 0inda ". (2002). 4u.u Sa.u 0epera1atan Pediatri.
@akarta 7 ED<.
%#bak, '. 1., 4eitra 0. 0., H 1argaret 4. @. (200&). 4u.u a5ar .epera1atan
maternitas (/aternity 6ursing) Edisi /. @akarta7 ED<.
?arrer. (2001). 0epera1atan maternitas. @akarta7 ED<.
)eardman, T. ). (2012). %iagnosis .epera1atan7 definisi dan .lasifi.asi )8()
)8(9. @akarta7 ED<.
@#hns#n, 1eridian 1aas, H .ue 1##rhead. (2000). 6ursing Outcame
Clasification. 1#sby. hiladelphia.
1anuaba, '.%. (2001). 0apita Sele.ta Penatala.sanaan Rutin Obstetri Gine.ologi
dan 04. @akarta 7 ED<
1c<l#skey H Dl#ria 1 %ulechek. (1**,). 6ursing inter&ention clasification.
/osby. B."
$gastiyah.( 1**+ ). Pera1atan Ana. Sa.it @akarta 7 ED<
.acharin 2#sa 1. (1**,). Prinsip 0epera1atan Pediatri.. "lih bahasa 7
1aulanny 2.?. @akarta 7 ED<.
2*

You might also like