You are on page 1of 37

ANATOMI

dan
PEMERIKSAAN FISIK TELINGA
Oleh :
Diana Kurniasari Sagita
PENDAHULUAN
Telinga adalah indra yang sangat penting
bagi manusia
Terdiri dari 2 organ:
Pendengaran (auditivus / auditus)
untuk komunikasi
Keseimbangan (status / vestibuler)
untuk keseimbangan
tubuh, orientasi tubuh
terhadap sekitar


www.themegallery.com Company Logo
ANATOMI dan FISIOLOGI PENDENGARAN
www.themegallery.com Company Logo
www.themegallery.com Company Logo
AURIS
EKSTERNA
AURIS
MEDIA
AURIS
INTERNA
-Aurikulum
-Meatus
akustikus
eksternus
-Membran
timpani
-Kavum
timpani
-Tuba
Eustachi
us
-Antrum
& sel-sel
mastoid
-Koklea
(organ
auditivus)
-Labirin
vestibuler
(organ
vestibuler)
AURIKULUM
Anthelix
Concha
Helix
External
Auditory
Meatus
Lobulus
Tragus
Crus Helix
Helix
AURICLE AURICLE
Bagian yang bertulang
rawan :
heliks dan anti heliks; tragus
dan anti tragus; konka,
sulkus retroaurikuler
Bagian yang tidak bertulang
rawan : lobulus
Diliputi kulit yang melekat
pada perikondrium

www.themegallery.com
Company Logo
Pada proses mendengar:
Aurikulum berfungsi menangkap
dan mengumpulkan gelombang
bunyi dan menentukan arah sumber
bunyi (pada binatang aurikulum
dapat digerakkan)
MEATUS AKUSTIKUS EKSTERNUS ( MAE )
Tabung bengkok, penampang 0,5 cm, panjang
2,5 3 cm
1/3 luar rangka tulang rawan (pars kartilago/
kartilagenus
- merupakan lanjutan dari aurikulum
- mempunyai rambut, kelenjar sebasea,
kelenjar serumenalis
- kulit melekat erat pada perikondrium
2/3 dalam rangka tulang (pars oseus)
- merupkan bagian dari os temprale
- tidak berambut
- ada penyempitan, yaitu ismus MAE
- tidak mobile terhadap sekitarnya

Pada proses mendengar:
melanjutkan gelombang bunyi
meresonansi ( 12-15 dB)

www.themegallery.com Company Logo
MEMBRAN TIMPANI ( GENDANG TELINGA )
Posisi :
- membentuk sudut 45dengan bidang
horizontal dan sagital
- tepi bawah terletak 6 mm lebih medial dari
tepi atas
Warna : putih mengkilap seperti mutiara
Ukuran : tinggi 6-9 mm, lebar 8-9 mm
Bentuk : oval yang condong ke anterior
www.themegallery.com Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo
KAVUM TIMPANI
Terdiri dari 3 bagian: Epitimpanum
Mesotimpanum
Hipotimpanum
Merupakan kotak 6 dinding yang dibentuk oleh:
Lateral :membran timpani
Medial :promontorium labirin
Superior :tegmen timpani fosa kranii
media
(lobus temporalis)
Inferior :bulbus vena jugularis
Anterior :muara tuba Eustachius,
arteri karotis interna posterior
Posterior :aditus ad antrum, antrum,
sel-sel mastoid

www.themegallery.com Company Logo
Isi kavum timpani
Osikula : maleus, inkus, stapes
Muskulus : tensor timpani, stapedius
Lain-lain : ligamen, saraf (korda timpani)

Pada proses mendengar
membran timpani & osikulae memperkuat gelombang
bunyi 25 30 kali (27 kali)
m tensor timpani & mstapedius mengurangi
gelombang bunyi yang terlalu keras

www.themegallery.com Company Logo

www.themegallery.com Company Logo
TUBA EUSTACHIUS
Menghubungkan kavum timpani dengan
nasofaring
Untuk: drainase
ventilasi (pertahankan tekanan
udara dan oksigenasi)

www.themegallery.com Company Logo
ANTRUM dan SEL-SEL MASTOID
Berhubungan dengan kavum timpani
lewat aditus ad antrum
Pneumatisasi (2 pengertian) :
Proses pembentukan sel-sel
mastoid
Jenis tergantung jumlah sel
mastoid : normal, hiper, hipo-
pneumatik dan sklerotik
www.themegallery.com Company Logo
ORGAN AUDITUS KOKLEA dan ORGAN STATUS ( VESTIBULER )
www.themegallery.com
Company Logo
ORGAN AUDITUS-KOKLEA
Rumah siput 2 lingkaran, panjang
3.5 cm
Tiga ruangan :
-Skala Vestibuli
-Skala Timpani
-Skala Media

ORGAN STATUS ( VESTIBULER )
Pada proses mendengar :
Organ Corti merupakan reseptor
pendengaran, rangsang bunyi
(mekanis) menjadi listrik (cochlear
microphonic)

BAGAN PROSES MENDENGAR
www.themegallery.com Company Logo
Konduksi
Aurikulum
M.A.E
M.Timpani
Maleus
Inkus
Stapes
gelombang bunyi
dikumpulkan dan
ditentukan arah bunyi
diteruskan,diresonansi
diperkuat 27 kali
Sensorineural
BAGAN PROSES MENDENGAR
www.themegallery.com Company Logo
Sensori
neural
Konduksi
Koklear
Perilimf
(skala vestibuli
skala timpani)
Endolimf
(skala media)
Organ Corti
Retrokoklear
M.Reisner dan
M.Basilaris bergetar
M.Tektoria bergetar
Gesekan dengan
sel rambut
Cochlear microphonic
BAGAN PROSES MENDENGAR (lanjutan)
www.themegallery.com Company Logo
Sensori
Koklear
Retrokoklear
N.Koklearis
N.Akustikus
Nuklei di Batang otak
Pusat Pendengran
Korteks Serebri
Lobus Temporalis
(Wernicke)
Meneruskan
Impuls listrik
Mendengar
dengan sadar
neural
ANAMNESIS
Keluhan utama berupa :
1. Gangguan pendengaran/ pekak ( tuli )
2. Suara berdenging/ berdengung ( tinitus )
3. Rasa pusing yang berputar ( vertigo )
4. Rasa nyeri di dalam telinga ( otalgia )
5. Keluar cairan dari dalam telinga ( otore )
www.themegallery.com Company Logo
CARA MEMERIKSA TELINGA ( OTOSKOPIA )
Tujuan :
Memeriksa MAE dan MT dengan meneranginya memakai cahaya
lampu
Alat :
- Lampu kepala Van Hasselt ( dng listrik )
- Otoskop dengan baterei
- Spekulum telinga
- Alat penghisap
- Hak tajam
- Pemilin kapas
- Forsep telinga
- Balon Politzer
- Semprit telinga
www.themegallery.com Company Logo

www.themegallery.com Company Logo
PELAKSANAAN
Cara Memakai Lampu Kepala
- pasang lampu kepala, sehingga tabung
lampu berada di antara kedua mata
- letakkan telapak tangan pada jarak 30 cm di
depan mata kanan
- mata kiri ditutup
- proyeksi tabung harus tampak terletak
medial dari proyeksi cahaya dan saling
bersinggungan
- diameter proyeksi cahaya kurang lebih 1 cm
www.themegallery.com Company Logo
Cara Duduk
- Penderita duduk di depan pemeriksa
- Lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut
kiri penderita
- Kepala dipegang dengan ujung jari
- Waktu memeriksa telinga yang kontra lateral,
hanya posisi kepala penderita yang diubah
- Kaki, lutut penderita dan pemeriksa tetap pada
keadaan semula
www.themegallery.com Company Logo

www.themegallery.com Company Logo
Cara Memeriksa Telinga
- Kanan
Aurikulum dipegang dengan jari pertama dan kedua,
sedangkan jari ketiga, keempat dan kelima pada planum
mastoid. Aurikulum ditarik ke posterosuperior untuk
meluruskan MAE
- Kiri
Aurikulum dipegang dengan jari pertama dan kedua,
sedangkan jari ketiga, keempat dan kelima di depan
aurikulum. Aurikulum ditarik ke arah postero superior

www.themegallery.com Company Logo
Cara Memegang Otoskop
- Pilih spekulum telinga yang sesuai dengan
besar lumen MAE
- nyalakan lampu otoskop
- masukkan spekulum telinga pada MAE
www.themegallery.com Company Logo
www.themegallery.com
Company Logo

www.themegallery.com Company Logo
Cara Memilin Kapas
- Ambil kapas sedikit, letakkan pada pemilin
kapas dengan ujung pemilin berada di dalam
tepi kapas
- Pilin perlahan-lahan searah dengan jarum
jam
- Untuk melepasnya, ambil sedikit kapas, putar
berlawanan arah dengan jarum jam
www.themegallery.com Company Logo

www.themegallery.com Company Logo
TES PENDENGARAN
Tes Bisik
Syarat:
- Tempat :
Ruangan sunyi serta ada jarak sepanjang 6 meter
- Penderita
Mata ditutup/ dihalangi agar tidak membaca gerak bibir;
telinga yang diperiksa dihadapkan ke arah pemeriksa; telinga
yang tidak diperiksa ditutup; mengulang dengan keras dan
jelas kata-kata yang dibisikkan
- Pemeriksa
Kata-kata yang dibisikkan terdiri dari 1 atau 2 suku kata
yang dikenal penderita
www.themegallery.com Company Logo
Hasil Tes
Normal : 6 m
Tuli Ringan : > 4 m - < 6 m
Tuli Sedang : > 1 m - < 4 m
Tuli Berat : < 1 m
Tuli Total : Bila berteriak di
depan telinga,
penderita tetap
tidak mendengar
www.themegallery.com Company Logo
TES GARPU TALA
A. Rinne Test
Membandingkan konduksi tulang dgn
konduksi udara.
Garputala dibunyikan dan pangkalnya
ditekankan pd tulang mastoid px. Ia
disuruh mendengarkan bunyinya. Bila
tdk terdengar lagi, garputala segera
didekatkan pd MAE.
Normal, konduksi udara lbh baik drpd
konduksi tulang. Didptkan juga pd tuli
perseptif/ tuli saraf. Tuli konduktif,
konduksi tulang lbh baik (getaran tdk
terdengar lg).
Jika msh terdengar bunyi, maka
konduksi udara lbh baik drpd
konduksi tulang, Rinne (+).
www.themegallery.com
Company Logo
B.Schwabach Test
Membandingkan pendengaran px
dengan pemeriksa yg dianggap
normal.
Garputala dibunyikan, kmdn
ditempatkan di dekat telinga px.
Stl px tdk mendengarkan bunyi lg,
garputala ditempatkan di dekat
telinga pemeriksa. Bila msh
terdengar bunyi o/ pemeriksa,
maka dikatakan bahwa schwabach
lbh pendek (u/ konduksi udara),
kmdn garputala dibunyikan lg &
pangkalnya ditekankan pd tulang
mastoid px. Disuruh ia
mendengarkan bunyinya. Bila
sudah tdk mendengar lg, maka
garputala ditempatkan di tulang
mastoid pemeriksa. Bila pemeriksa
msh mendengarkan bunyinya
maka dikatakan schwabach (u/
konduksi tulang) lbh pendek.
www.themegallery.com
Company Logo
C. Weber Test
Garputala yg dibunyikan
ditekankan pangkalnya pd dahi
px, tepat dipertengahan, kmdn
mintalah px u/
membandingkan getaran tsb
(lbh terasa di kanan/ kiri).
Normal, akan didengar/
dirasakan ditengah.
Jk tdp pean pendengaran 1
sisi krn pykt telinga tengah/ tuli
konduksi, maka akan dirasakan
pd sisi yg terkena, sdkan pd tuli
saraf getaran akan dirasakan di
sisi telinga yg normal.
Tes weber berlateralisasi ke kiri
(atau ke kanan), bila bunyi lbh
keras terdengar di telinga kiri
(atau kanan)
www.themegallery.com
Company Logo

www.themegallery.com Company Logo
PEMERIKSAAN SARAF VESTIBULARIS
A. Kalori Test
Berfungsi u/ mengetahui apakah
keadaan labirin normal, hipoaktif/ tdk
berfungsi.
Kepala px diangkat ke belakang 60.
Tabung suntik 20 cc diisi dgn air 30C,
disemprotkan ke liang telinga, shg
gendang telinga tersiram kira-kira 20
detik. Amati bola mata px, ada
nistagmus atau tdk. Bila telinga kiri yg
dipanaskan maka nistagmus ke kiri
Telinga yg satu diberi 5 ml air es
diinjeksikan ke telinga scr lambat.
Amati ada nistagmus atau tdk. Jika tdk
ulangi. Jk msh blm berarti labirin tdk
berfungsi. Bila telinga kiri yg
didinginkan maka nistagmus ke kanan,
krn air yg disuntikkan lbh dingin dari
suhu badan)
Catatlah arah gerak nistagmus,
frekuensi (biasanya 3-5x/ detik) &
lamanya nistagmus berlsg (biasanya -
2 menit) tiap org beda.
TES KALORI
www.themegallery.com
Company Logo
B. Romberg Test
Px berdiri dgn kaki yg satu di depan
kaki yg lainnya. Tumit kaki yg satu
berada di depan jari kaki yg lainnya,
lengan dilipat pd dada & mata kmdn
ditutup. Org yg normal mampu
berdiri dlm sikap romberg yg
dipertajam selama 30 detik/ lebih.
Romberg Test Romberg Test
A A B B
www.themegallery.com
Company Logo

You might also like