You are on page 1of 28

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Ani, anak perempuan usia 18 bulan, dibawa ibunya ke Poli anak RSMP dengan keluhan muntah dan
BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Frekuensi BAB 3 kali sehari dengan konsistensi cair, jumlah setiap kali
BAB sekitar gelas belimbing. BAB tidak disertai lendir dan darah. Ani juga mengalami muntah
dengan frekuensi 2 kali sehari banyaknya sekitar 1-3 sendok makan.
2. Satu bulan yang lalu Ani mengalami demam tidak terlalu tinggi, turun naik, disertai batuk dan pilek. Ani
tidak mengalami sesak nafas
3. Berat badan Ani tidak mengalami kenaikan sejak berusia 16 bulan. Berat badan tertinggi pada saat usia
1 tahun 4 bulan yaitu 6 Kg
4. Ani diberi ASI eksklusif hanya sampai usia 2 bulan, selanjutnya ASI + susu formula 3 kali sehari
sebanyak 2 sendok takar dalam air 60 ml, makanan pendamping ASI usia 8 bulan sampai dengan
sekarang (sekarang Ani makan nasi 3 x 1 sdm/hari dengan lauk hanya kecap manis dan kerupuk, susu
formula 100 ml/hari, cemilan (snack, wafer, kerupuk, the gelas), air putih. Ani pernah dibawa berobat ke
Puskesmas, namun tidak ada perubahan.
5. Saat ini Ani sudah bisa duduk namun dengan berpegangan, dapat menggapai benda, belum bisa
ngomong papa mama dan suka menangis bila bertemu dengan orang asing.
6. Riwayat Kehamilan dan persalinan : Ani anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama hamil ibu sehat
dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 40 minggu. Segera setelah lahir
langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 3000 gram. Panjang
badan lahir 48 cm. Lingkar kepala lahir 33 cm.
Riwayat imunisasi: BCG 1 kali, DPT 1 kali, Polio 1 kali
7. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum : tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 5 kg, panjang badan
71 cm, lingkaran kepala 45 cm
Tanda vital: HR: 112 x/ menit, RR:32x/menit, T: 37,5C
8. Keadaan spesifik :
Kepala :
- Wajah dismorfik tidak ada
- Wajah seperti orang tua
- Rambut kepala tipis warna merah kekuningan mudah dicabut
- Kontak mata baik
- Melihat dan menangis kepada pemeriksa
- Menoleh ketika dipanggil namanya
Thoraks: iga gambang (piano sign)
Abdomen: cekung
Genitalia: baggy pants (+)
Ekstremitas:
- Edema tidak ada
- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada
Status neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan 4
- Reflex fisiologis normal
- Klonus dan tonus normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
Reflekspatologis (-)

ANALISIS MASALAH
1. Ani, anak perempuan usia 18 bulan, dibawa ibunya ke Poli anak RSMP dengan keluhan muntah dan
BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Frekuensi BAB 3 kali sehari dengan konsistensi cair, jumlah setiap kali
BAB sekitar gelas belimbing. BAB tidak disertai lendir dan darah. Ani juga mengalami muntah
dengan frekuensi 2 kali sehari banyaknya sekitar 1-3 sendok makan.
a. Bagaimana histology system gastrointestinal ?
Jawab :

Gambar 1: gambaran histologis Ileum
Perbesaran lemah, pulasan hematoksilin dan eosin

Gambar 1: struktur histology intestinum tenue
Menurut Sherwood (2011), dinding saluran cerna memiliki 4 lapisan, yaitu:
1) Mukosa: terdiri dari a. membrane mukosa, b) lamina propria, dan c) lamina muskularis.
2) Submukosa : terdiri dari banyak pembuluh darah besar dab pembuluh limf.
3) Muskularis eksterna yang terdiri dari serabu sirkuler dan longitudinal
4) Serosa.




b. Hubungan usia dan jenis kelamin?
Jawab :
Diare
Usia
Diare menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang termasuk di Indonesia
dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak terutama
usia di bawah 5 tahun.
Diare banyak dialami oleh anak yang berumur di bawah 5 tahun karena sistem imun yang
belum sempurna.
Jenis kelamin
Rasio jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan untuk mengalami diare memiliki peluang
yang sama.
(Sumber: Subagyo, Bambang dan Nurtjahjo Budi Santoso dalam Mohammad Juffie
dkk,2012:88).
Gizi buruk
Usia, banyak dijumpai pada usia balita, dan tidak ada hubungan antar jenis kelamin dengan kejadian
gizi buruk
c. apa penyebab muntah dan BAB cair?
Penyebab Muntah
1. Infeksi virus
2. Alergi dan hipersensitif saluran cerna.
3. Stenosis pilorus
4. Obstruksi usus
5. Peritonitis
6. Ileus
7. Kolesistitis, pankreatitis , usus buntu, hepatitis
8. Keracunan makanan
9. Gangguan metabolik
10. Morning sickness.
11. Reaksi obat
Catatan: Penyebab sering (no 1 dan 2) dan penyebab jarang (no 3-11).

BAB cair :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral yang meliputi:
o Infeksi bakteri : Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Yersinia, dan sebagainya.
o Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, dan lain-lain.
o Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiusris, Oxyuris), Protozoa (Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia), Jamur (Candida albicans).
b. Infeksi parenteral, seperti Otitis Media Akut, Tondilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis, dan sebagainya.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
(IKA FKUI, 2007)

c. Apa makna keluhan muntah dan BAB cair sejak 3 hari yang lalu ?
Jawab :
Ani mengalami diare akut, karena onset kejadian diare yang dialami Ani berlangsung kurang
dari 14 hari. selain itu , diare pada kasus ini bukan merupakan faktor penyebab terjadinya
gizi buruk pada anak, karena diare baru terjadi, sedangkan gizi buruknya sudah terlihat sejak
dia sebelum usia 18 bulan.diare ini hanya memperparah gizi buruknya dan bisa merupakan
akibat dari gizi buruk.
d. Apa makna frekuensi BAB 3 kali sehari dengan konsistensi cair , jumlah setiap kali BAB sekitar
gelas belimbing dan BAB tidak disertai lendir dan darah dan muntah 2x sehari banyaknya 1-3
sendok teh?
Jawab :
Frekuensi : 3x sehari dengan konsistensi cair : diare
BAB tidak disertai darah dan lendir : bukan disebakan oleh mikroorganisme tetapi
disebabkan oleh gangguan absorpsi atau diare osmotik. (Jufrie, 2012)
Muntah : mengarah keaarah dehidrasi, karena menurut perhitungan :
1 gelas belimbing = 200 ml , jika maka = 50 ml (sekali BAB), jika dalam sehari 3x BAB
maka = 3x50ml = 150 ml.BAB selama 3 hari = 150x3 = 450 ml.
1 sdm = 10 ml, sehari rata-rata 2x muntah = 2x10 = 20 ml, selama 3 hari = 60 ml
Jumlah kehilangan cairan = 450 + 60 = 510 ml
BB sekarang 5 kg = 10% BB = 500 ml
Hal ini sudah menandakan sudah terjadi dehidrasi sedang.
Dehidrasi ringan <5% BB
Dehidrasi sedang 5-10% BB
Dehidrasi berat >10% BB

















e. Mekanisme BAB cair dan muntah?






























f. Apa akibat dari muntah 2x denga 1-3sendok makan dan BAB dengan konsistensi cair, jumlah setiap
kali BAB sekitar gelas belimbing?
Jawab :
BAB cair : dehidrasi, gangguan keseimbangan asam basa,kehilangan elektrolit (hipokalemia),gangguan
gizi (intake kurang),hipoglikemia
Dampak muntah : kehilangan cairan dan elektrolit , aspirasi isi lambung, malnutrisi dan gagal tumbuh






Cairan ++
Aktivasi pusat
muntah
muntah
Distensi lumen usus
BAB cair
Intake inadekuat
Defisiensi makronutrien dan mikronutrien
Malnutrisi Energi dan Protein (MEP)
sistem imunitas
infeksi
anoreksia
anabolisme, katabolisme
struktur protein
penyusun mikrovili
Kerusakan dan
atropi mikrovilli
usus
Gangguan
regenerasi
mikrovilli
produksi
enzim enterik
Terganggunya fungsi
mikrovili sebagai
pengatur enzim
pencernaan, dll
Gangguan digesti dan absorbsi
tekanan koloid osmotik usus oleh
makanan dan cairan yang tidak terabsorbsi

2. Satu bulan yang lalu Ani mengalami demam tidak terlalu tinggi, turun naik, disertai batuk dan pilek. Ani
tidak mengalami sesak nafas.
a. Apa makna Ani mengalami demam tidak terlalu tinggi , turun naik, disertai batuk dan pilek
dan tidak sesak nafas?
Jawab : Makna demam tidak terlalu tinggi, naik turun disertai batuk pilek terjadinya ISPA yang
disebabkan karena bakteri, karena demamnya tidak terlalu tinggi. Infeksi ini timbul karena sistem
imunitas yang menurun akibat malnutrisi
Tidak ada sesak nafas = menyingkirkan DD pneumonia
b. Apa penyebab demam, batuk dan pilek?
Jawab :
demam
a. Factor infeksi : infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.
b. Factor non infeksi : factor lingkungan, penyakit autoimun, keganasan, pemakaian obat-obatan
Batuk:
a. Infeksi (virus, rdg paru, tbc dll )
b. Mekanis (asap rokok, debu)
c. Perubahan suhu badan
d. Rangsangan kimia (bau , gas)
e. Penyakit jantung
f. Inflamasi pada saluran pernapasan
Pilek:
a. Mikroorganisme (infeksi),
b. Inhalasi gas toksik,
c. Debu (alergi).

























c. Hubungan keluhan 1 bulan yang lalu dengan keluhan sekarang (diare) ?
Jawab :





































Respon immunitas
kurang
Absorbsi cairan
diusus
teerganggu
Peregangan usus
Aktivasi pusat
muntah
muntah
Atrofi
tymus,menurunnya
leukosit, sel T
immatur
Demam,batuk
pilek
diare
Intoleransi
laktosa didapat
Atrofi mukosa
usus halus
Penurunan enzim
laktase
Malnutrisi energy
protein
Defisiensi makro dan
mikro nutrisi
Kebutuhan nutrisi
meningkat dan
akan terjadi
anoreksia
Mudah infeksi
Pemberian sufor dan
MP yang tidak adekuat
Imunitas kurang*
ASI hanya sampai
2 bulan
- Wajah seperti
ortu
- Piano sign
- Abdomen
cekung
- Baggy pants
Lemak subkutan
hilang
Katabolisme lemak (lipolisis
:a.lemak,gliserol,keton)
Menghambat
GH
Kortisol
meningkat
Respon korteks
adrenal
3. Berat badan Ani tidak mengalami kenaikan sejak berusia 16 bulan. Berat badan tertinggi pada saat usia
1 tahun 4 bulan yaitu 6 Kg
Jawab :
a. Bagaimana pertumbuhan anak normal antara usia 0-18 bulan ?


Interpretasi :
Z score TB/U BB/U BB/TB IMT
>3 Sangat tinggi Sangat gemuk Obes Obes
>2 Tinggi Gemuk Overweight Overweight
>1 - < -1 Normal normal Gizi baik
< -2 Pendek Kurus Kurang Kurus
< -3 Sangat pendek Sangat kurus Buruk Sangat kurus

Ani, usia 16 bulan, <-3 sangat kurus
b. Mengapa ani tidak mengalami kenaikan BB sejak usia 16 bulan?
Jawab :
Kemungkinan telah mengalami gagal tumbuh (failure-to-thrive), Hal ini dapat dilihat dari BB
Ani yang berada dibawah persentil -3 (severely wasted).
Adapun kebutuhan dasar yang dibutuhkan untuk kembang anak antara lain ASUH, ASIH, dan ASAH. Pada
kasus, aspek ASUH ( intake makanan, ketersediaan makanan di rumah) yang mendominasi penyebab failure-to-
thrive yang dialami Ani. (Tumbuh Kembang Anak dan Remaja IDAI, 2002
c. Apa penyebab berat badan tidak naik ?
Jawab :
Penyebab berat badan tidak naik pada kasus ini yaitu karena intake yang inadekuat.
Intake inadekuat ini diketahui dari keterangan tentang asupan nutris Ani yang tidak sesuai
dengan nutrisi yang seharusnya diberikan pada umunya. akibat intake inadekuat ini maka
tubuh melakukan kompensasi dengan meningkatkan katabolisme sehingga terjadi lipolisis
lemak, atropi otot. Akibat ketidakseimbangan inilah berat badan Ani tidak naik. (Ismail,
Rusdi, 2012)
Penyebab berat badan yang tidak naik ini juga dapat diterangkan pada skema lingkaran
setan MEP-diare-infeksi berikut yang memperberat kondisi sebelumnya.










(Ismail, Rusdi, 2012)
Faktor penyebabnya malnutrisi secara umum, karena
Keadaan social ekonomi yang rendah, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi
Intake inadekuat
Gangguan absorbsi makanan
Kebiasaan diet jelek
Faktor-faktor emosi, stress atau sakit
Kelainan metabolic
Malabsorbsi nutrien
Kerusukan mukosa usus berlanjut
Gangguan
regenerasi villi
Absorbsi
protein aisng
infeksi
Insufisiensi hormon
enterik
Malnutrisi energi protein
Obat-obat katabolic dan antibiotik
(Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin, 1999)
4. Ani diberi ASI eksklusif hanya sampai usia 2 bulan, selanjutnya ASI + susu formula 3 kali sehari
sebanyak 2 sendok takar dalam air 60 ml, makanan pendamping ASI usia 8 bulan sampai dengan
sekarang (sekarang Ani makan nasi 3 x 1 sdm/hari dengan lauk hanya kecap manis dan kerupuk, susu
formula 100 ml/hari, cemilan (snack, wafer, kerupuk, the gelas), air putih. Ani pernah dibawa berobat ke
Puskesmas, namun tidak ada perubahan.
a. Apa makna Ani diberi Asi ekslusif hanya sampai usia 2 bulan ?
Jawab :
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada
bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini. (Depkes RI, 2004)
Berdasarkan definisi diatas tindakan ibu Ani tidak tepat karena ASI ekslusif seharusnya
diberiakan sampai usia 6 bulan dan hanya ASI saja yg diberikan karena produksi ASI pada
periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang yang sehat. Apabila
pada periode ini bayi dipaksa menerima makanan selain ASI, maka timbul gangguan kesehatan
pada bayi, seperti diare, alergi dan lain sebagainya.

Tidak mendapatkan ekslusif malnutrisi dan defisiensi zat-zat imun yang berasal dari ASI .
(IgA, limfosit, neutrofil,makrofag,lisozim,dll)
b. Apa kandungan dan manfaat ASI?
Jawab :
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai
neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada
binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina
mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai
panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang
optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan
dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan
Omega 6 (asam linoleat).
Keunggulan dan manfaat ASI
1. Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari
pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan
lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
2. Aspek Imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A
tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat
zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3
macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut
Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary
Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna
untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek Psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
4. Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact
5. Aspek Kecerdasan
6. Aspek Neurologis
7. Aspek Ekonomis
8. Aspek Penundaan Kehamilan
c. Bagaimana criteria ASI eksklusif dan kriteria makanan pendamping ASI?
Jawab :
Kriteria pemberian asi Eksklusif adalah :
1. Pemberia Asi diberikan selama 6 bulan tanpa makanan pendamping
2. ASI diberikan kepada anak sesuai dengan permintaan anak ( ASI Based on Demand )
3. ASI diberikan kepada semua bayi yang cukup bulan (Aterm) dan sehat
4. Bayi premature berisiko rendah yang tidak memiliki masalah pernafasan juga harus
diberikan ASI

Kriteria makanan pendamping ASI
Usia 5 bulan merupakan usia peralihan tahap pertama dalam pengaturan makanan bayi.
Memasuki usia 5 bulan ASI tetap menduduki tempat yang penting sebagai makanan anak,
akan tetapi memasuki usia 5 bulan kebutuhan akan berbagai zat gizi menjadi semakin banyak
oleh karena tubuh bayi semakin besar. Memasuki usia 5 bulan produksi ASI sering juga sudah
memperlihatkan tanda-tanda akan berkurang. Karenanya mulai usia 5 bulan kepada bayi harus
sudah diberikan makanan lain sebagai pendamping ASI ( Kardiati :1985)
Pemberian makanan tambahan yang tidak mengikuti tahapan tertentu biasanya
berpengaruh buruk terhadap kesehatan bayi. Pemberian makanan sebelum waktunya biasanya
mengakibatkan bayi berak mencret.
Pada prinsipnya pemberian makanan tambahan ditujukan untuk :
a. Mencukupi kebutuhan gizi karena kekurangan ASI akibat ASI tidak keluar atau
gangguan lainnya.
b. Memenuhi kebutuhan bayi yang semakin meningkat dengan bertambahnya umur, berat
badan dan aktifitas bayi.
c. Untuk memberikan serat makanan sebagai pelancar defeksi (BAB) pada bayi yang
menderita konstipasi (Hardinsyah Drajad Martianto, 1992).
Pada sekitar bayi usia 6 bulan, lambung bayi sudah mulai siap makanan dewasa. Bayi yang
baru lahir belum memiliki semua enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan lain selain
ASI. Sebagai contoh usus halus hanya mengandung sedikit emilase yang diperlukan untuk
mencerna karbohidrat atau zat tepung. Pada usia 5-6 bulan bayi sudah mulai dapat mencerna
makanan ( King, dalam Winarno : 1987).
( Jadwal pemberian makanan dan makanan tambahan pada bayi berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia )
Waktu
Pemberian
0-6 bulan 6-7 Bulan 7-9 Bulan 9-12 ulan >12 Bulan
06.00 ASI on
demand
ASI ASI/PASI ASI/PASI ASI/PASI
08.00 ASI on
demand
Bubur Susu Bubur
menuu
Nasi Tim
Nasi Tim
Menuju
Makanan
Keluarga
Makanan
Keluarga
10.00 ASI on
demand
Buah segar
dan Biskuit
Buah segar
/ Biskuit
Buah Segar
/ Biskuit
Snack
12.00 ASI on
demand
ASI Bubur
Menuju
Nasi TIM
Nasi TIM
Menuju
Makanan
Keluarga
Makanan
Keluarga
14.00 ASI on
demand
ASI ASI/PASI ASI/PASI
16.00 ASI on
demand
Buah
Segar/
Biskuit
Buah Segar
/ Biskuit
Buah
Segar/
Biskuit
Snack
18.00 ASI on
demand
Bubur Susu Bubur
Menuju
nasi tim
Nasi TIM
Menuju
makanan
Keluarga
Makanan
Keluarga

d. Berapa kalori yang di dapatkan ani dari makanan yang diberikan selama ini?
jawab :
Kalori nasi 3 x 1 sdm/hari = 13 kalori
Kalori kecap manis = 46 kalori
Kalori kerupuk = 79 kalori
Kalori susu formula 100 ml/hari = 24 kalori (takaran susu formula yang pas = 2 sendok takar x
60 ml )
Kalori teh gelas = 80 kalori
Jadi jumlah kalori yang didapatkan ani dari makanan yang diberikan selama ini adalah 286 kalori

BB ideal= BB/PB= 8,5kg
Kebutuhan nutrisi
BB idealx RDA
=(8,5x100)-(8,5x120)
=850-1020 kalori/hari

Nutrisi yang diberikan pada ani sangat kurang. Dimana nutrisi yang harus ani dapatkan sekitar
850-1020 kalori/hari sedangkan yang ani dapatkan hanya 286, sehingga kebutuhan kalori yang
tidak terpenuhi sebanyak 564 kalori/hari sehingga kebutuhan kalori sangat kurang.
e. Hubungan asupan dengan keluhan?
Jawab : mengawali (penyebab) gizi buruk
f. Apa makna Ani sudah berobat tapi tidak ada perubahan ?
Jawab :
Tidak adanya catatan pemantauan tumbuh kembang anak buku KIA (sehingga kemungkinan obat
yang dikonsumsi inadekuat) dan kurang terlaksananya program SDIDTK oleh puskesmas.
g. Apa tindakan yang seharusnya dokter Puskesmas lakukan dalam kasus ini ?
Jawab :
Yang pertama seharusnya seorang dokter puskesmas melaksanakan program stimulasi, deteksi, dan
intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) di wilayah kerja puskesmas dengan baik dan menejerial.
Sehingga dokter puskesmas mampu mendeteksi dini penyimpangan pertumbuhan, penyimbangan
perkembangan, penyimpangan mental emosional. Apabila kasus ini sudah ditemukan sejak dini makan
tindakan yang pertama adalah melakukan intervensi dini penyimpangan perkembangan anak yaitu berupa
stimulasi perkembangan terarah yang dilakukan secara intensif dirumah selama 2 minggu, yang diikuti
dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi perkembangan. Jika masalah/penyimpangan perkembangan
anak tidak dapat ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi dapat dilakukan rujukan
penyimpangan tumbuh kembang yang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut.
1) Tingkat keluarga dan masyarakat
2) Tingkat puskesmas dan jaringannya
3) Tingkat rumah sakit rujukan
Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat ditangani di puskesmas maka perlu dirujuk ke rumah
sakit kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli
gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjangn diagnostic.
Sehingga anak dapat kembali sehat dan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensinya.
h. Bagaimana peranan Puskesmas untuk mendeteksi dini gangguan pada kasus?
Jawab :
Peran puskesmas adalah melaksanakan Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) dengan baik dan tepat.
1. Jenis Kegiatan SDIDTK
a) Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
b) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
c) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
1) Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
2) Tes Daya Dengar (TDD)
3) Tes Daya Lihat (TDL)

5. Saat ini Ani sudah bisa duduk namun dengan berpegangan, dapat menggapai benda, belum bisa
ngomong papa mama dan suka menangis bila bertemu dengan orang asing.
a. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 18 bulan dari aspek motorik,
bahasa, adaptif dan psikososialnya?
Jawab :
Motor : lari dengan kaku, duduk di kursi kecil, naik turun tangga dgn berpegang 1 tangan.
Adaptif : membuat menara dari 4 kubus, meniru coretan, melempar bola dari botol.
Bahasa : 10 kata (rata-rata), memberi nama pada gambar, bisa menunjuk hidung dsb atau
mengidentifikasi bagian tubuh.
Social : makan sendiri, mencari pertolongan jika kesusahan, mengeluh jika kotor atau basah,
mencium orang tua dengan mngerut.
(IKA Nelson)
b. Apa makna saat ini ani sudah bisa duduk namun dengan berpegangan, dapat mengapai
benda, belum bisa ngomong papa mama dan suka menangis bila bertemu orang asing?
Jawab :
Maknanya ani mengalami gangguan perkembangan karena pada usia 18 bulan anak
seharusnya sudah bisa berjalan dan pada usia tersebut juga anak sudah dapat berbicara dengan
sederhana (1-2 kata).Ani suka menangis menunjukkan ani anak yang rewel (anak yang rewel
khas pada pasien malnutrisi).
c. Apa penyebab keterlambatan perkembangan ?
Jawab : prenatal, perinatal,postnatal. Dikasus ini Gizi
6. Riwayat Kehamilan dan persalinan : Ani anak pertama dari ibu usia 22 tahun. Selama hamil ibu sehat
dan periksa hamil teratur ke bidan. Lahir spontan pada kehamilan 40 minggu. Segera setelah lahir
langsung menangis, skor APGAR 1 menit 9 dan 5 menit 10. Berat badan lahir 3000 gram. Panjang
badan lahir 48 cm. Lingkar kepala lahir 33 cm.
Riwayat imunisasi: BCG 1 kali, DPT 1 kali, Polio 1 kali
a. Bagaimana interpretasi dari riwayat kehamilan dan persalinan ?
Jawab :
- Kehamilan 40 minggu : langsung menangis : normal
- BB lahir : 3000 gr
- PB lahir : 48 gram : Normal (48cm-53cm)
- Lingkar kepala : 33 cm : normal ( 33-38)
Tanda 0 1 2
Laju jantung Tidak ada < 100 100
Usaha bernapas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi
sedikit
Gerakan aktif
Refleks Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
Warna kulit Seluruh tubuh biru
/pucat
Tubuh kemerahan,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerahan
Pemeriksaan diulang setiap 5 menit
7 - 10 = Neonatus yang beradaptasi dengan baik (Normal)
4 - 6 = Asfiksia ringan- sedang
0 - 3 = Asfiksia berat
Dalam kasus
1 menit = 9 normal
5 menit = 10 normal
( sumber buku pemeriksaan diagnosis anak )
- Riwayat Imunisasi Ani tidak lengkap
Jenis
imunisasi
Umur Waktu Pemberian
Bulan Tahun
0 1 2 3 4 6 9 15 18 1 2 3
Hepatitis B I II III
BCG X
DPT I II III IV
Polio I II III IV V
campak X
Sumber : sari pediatri, 2000
b. Hubungan riwayat kehamilan,persalinan dan imunisasi ?
Jawab : riwayat kehamilan dan persalinan tidak ada, imunisasi ada (-) imunitas, ditambah
lagi, nutrisi kurang, imunitas belum berfungsi sempurna mudah infeksi
7. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum : tampak kurus, apatis, cengeng, berat badan 5 kg, panjang badan
71 cm, lingkaran kepala 45 cm
Tanda vital: HR: 112 x/ menit, RR:32x/menit, T: 37,5C
a. Interpretasi pemeriksaan fisik?
Jawab :
Apatis = penurunan kesadaran
Cengeng = irritable
HR : < 1 tahun : < 160
>1 tahun : < 140
0-2 thn < 150-160
3-5 thn < 140
6-12 thn < 100-120

RR:

< 2 bulan : < 60
2 12 bulan : < 50
12 bln 5 thn : < 40
Atau
0-2 thn < 40-60
3-5 thn < 35
6-12 thn < 30


- Bb ani pada usia 18 bulan 5kg berada pada <-3 sd jadi interretasinya sangat kurus sedangkan
BB ideal anak usia 18 bulan adalah 10 kg.
- TB ani pada usia 18 bulan adalah 71 cm berada pada <-3 SD jadi interpretasinya sangat
pendek sedangkan TB ideal untuk anak usia 18 bulan adalah 81 cm.
- BB untuk tinggi badan Ani berada pada <-3 SD jadi interpretasinya Ani mengalami gizi
buruk BB untuk anak dengan TB 71 cm adalah 8,4.
- Status gizinya : 5/8,4 x 100% = 59,52 % malnutrisi berat / gizi buruk
- Lingkar kepala ani 45 cm berada pada garis antara -2 dan 0 jadi masih normal.
Z score TB/U BB/U BB/TB IMT
>3 Sangat tinggi Sangat gemuk Obes Obes
>2 Tinggi Gemuk Overweight Overweight
>1 - < -1 Normal normal Gizi baik
< -2 Pendek Kurus Kurang Kurus
< -3 Sangat pendek Sangat kurus Buruk Sangat kurus
b. Mekanisme ?
Jawab : asi eksklusif 2 bulan, MP-Asi tdk benar nutrisi inadekuat def.mikro dan makro
gng.pertumbuhan
Gizi buruk energi ke otak menurun penurunan kesadaran (apatis)
Gizi buruk merasa lapar walaupun sudah diberi makan

8. Keadaan spesifik :
Kepala :
- Wajah dismorfik tidak ada
- Wajah seperti orang tua
- Rambut kepala tipis warna merah kekuningan mudah dicabut
- Kontak mata baik
- Melihat dan menangis kepada pemeriksa
- Menoleh ketika dipanggil namanya
Thoraks: iga gambang (piano sign)
Abdomen: cekung
Genitalia: baggy pants (+)
Ekstremitas:
- Edema tidak ada
- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki
Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada
Status neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan 4
- Reflex fisiologis normal
- Klonus dan tonus normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol
Reflekspatologis (-)
a. Interpretasi dan mekanisme ?
Jawab :
- Wajah dismorfik tidak ada : normal,singkirkan DS
- Wajah seperti orang tua : khas pada marasmus akibat hilang lemak subkutan
- Rambut kepala tipis warna merah kekuningan mudah dicabut : khas pada marasmus
defisiensi pritein,vit.A,D,E
- Kontak mata baik : normal
- Melihat dan menangis kepada pemeriksa : abnormal irritable
- Menoleh ketika dipanggil namanya : normal
Thoraks: iga gambang (piano sign) : abnormal hilang lemak subkutan
Abdomen: cekung : abnormal hilang lemak subkutan
Genitalia: baggy pants (+) : abnormal, khas pada marasmus hilang lemak subkutan di gluteus
Ekstremitas:
- Edema tidak ada : normal , singkirkan kwasiorkor
- Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki : normal
Kulit: kelainan kulit (dermatosis) tidak ada : normal
Status neurologikus:
- Gerakan normal, kekuatan 4 : ada parese
- Reflex fisiologis normal : normal
- Klonus dan tonus normal : normal
- Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol : normal
Reflekspatologis (-) : normal
9. Cara diagnosis?
Jawab : anamnesis,pem.fisik, penunjang

















10. DD?
Gejala Marasmus Kwarsiorkor Marasmus-
kwarsiorkor
Wajah seperti orang
tua
+ - +
Rambut kepala tipis +/- + +
Rewel + + +
Iga gambang (piano + - +
sign)
Baggy pants + _ -
Edema - + +
Abdomen Cekung Cembung Cembung
Dermatosis - + +
Hepatomegali _ + -
11. apa pemeriksaan tambahan dalam kasus ?
jawab :
Pem. Lab (uji albumin serum , transferin , prealbumin) : Untuk mengetahui kerusakan ginjal
12. bagaimana working diagnosis dalam kasus ?
jawab : gizi buruk tipe Marasmus kondisi II
13. tatalaksana ?












i. Fase Stabilisasi Awal (2 jam pertama)
Kondisi I II III IV V
O
2


- - - - -
Hipoglike
mia
Bolus IV
D10% 50
ml
NGT D10%
atau
Sugar sol.
10%
Sugar
sol. 10%
Bolus IV
D10% 5
ml/kg
Sugar sol.
10% p.o.
Hipotermia + + + + +
Dehidrasi IVFD
RLG 5%
1:1 15
ml/kg/1hr
NGT
resomal 5
ml/kg
setiap 30

NGT
resomal
setiap 30
Resomal
5 ml/kg
p.o.
setiap 30
- -
Antibiotic Spektrum
luas
+ + Cotrimoksa
zole
+
Mikronutri
en
Vit. A,
asam
folat, B
kompleks/
C
+ + + +
Begin
feeding
- - - Beri
takaran
setiap 30
selama 2
jam
Beri
takaran
setiap 30
selama 2
jam
ii. Fase stabilisasi awal (10 jam berikutnya)
Kondisi I II III IV V
F75 dan resomal
intermitten setiap
1 jam
+ + + F75
(setiap 2 jam
tanpa resomal)
F75
(setiap 2 jam
tanpa resomal)
iii. Fase stabilisasi akhir
Kondisi I II III IV V
F75 12 kali/hari
Resomal setiap diare
+ + + F75 F75
F75 8 kali/hari
Resomal setiap diare
+ + + F75 F75
F75 6 kali/hari
Resomal setiap diare
+ + + F75 F75

Fase transisi :
Berikan F100 6x naikkan perlahan sampai anak tidak mampu lagi minum F 100, ASI teruskan
Fase rehabilitasi :
Susu F100 + bubur (makanan padat), halus (BB<7 kg) kasar (BB>7 kg)
Sumber buah <7kg = jus , >7kg = iris
Follow up : (boleh pulang)
Makanan sering, kontrol teratur (bln I 1 mgg 1 x), (bln II 2 mgg 1 x)
Vaksinasi, vitamin A tiap 6 bulan.
b. 10 langkah tatalaksana anak gizi buruk
No FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7
1 Hipoglikemia
2 Hipotermia
3 Dehidrasi
4 Elektrolit
5 Infeksi
6 MulaiPemberian
Makanan

7 Tumbuh
kejar/peningkatan
pemberian makanan

8 Mikronutrien Tanpa Fe dengan Fe
9 Stimulasi
10 Tindak lanjut

Pengobatan rutin yang dilakukan di rumah sakit berupa 10 langkah penting yaitu:
1. Atasi/cegah hipoglikemia
Sadar (tidak
letargis)
Berikan larutan Glukosa 10% atau larutan gula pasir 10%*) secara
oral/ NGT (bolus) sebanyak 50 ml
Tidak sadar
(letargis)
Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus) 5 ml/kgBB
Selanjutnya berikan larutan Glukosa 10% atau larutan gula
pasir 10% secara oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml
Selanjutnya berikan larutan tsb. setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan bagian dari jatah
untuk 2 jam).

2. Atasi/cegah hipotermia
Suhu tubuh 36 37 C Suhu tubuh < 36 C (hipotermia)
1. Tutuplah tubuh anak termasuk
kepalanya dan diselimuti.
2. Hindari adanya hembusan angin dan
3. pertahankan suhu ruangan 2830C.
4. Jangan biarkan tanpa baju terlalu
lama saat pemeriksaan dan
penimbangan.
5. Segeralah ganti baju atau
perlengkapan tidur
6. yang basah.
7. Segera keringkan badan setelah
mandi.
8. Tangan yang merawat jangan dingin.
1. Pemanasan aktif :
Cara kanguru: kontak langsung
kulit ibu dan kulit anak.
Lampu: diletakkan 50 cm dari
tubuh anak. Jangan gunakan botol
air panas untuk menghangati anak
kulit terbakar.
Selimut yang dipanaskan.
2. Ganti baju atau perlengkapan tidur
yang basah.
3. Pastikan seluruh tubuh sampai kepala
tertutup pakaian dan diselimuti.
4. Pertahankan suhu ruangan sekitar 28- 30C
dan hindari adanya hembusan angin.
3. Atasi/cegah dehidrasi
a. Cairan Resomal / pengganti sebanyak 5 ml/KgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara oral atau lewat pipa
nasogastrik.
b. Selanjutnya beri 510 ml/kg/jam untuk 410 jam berikutnya; jumlah tepat yang harus diberikan tergantung
berapa banyak anak menginginkannya dan banyaknya kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.
c. Ganti Resomal/cairan pengganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formula khusus sejumlah yang sama bila
keadaan rehidrasi menetap/stabil.
4. Memperbaiki gangguan keseimbangan elekrolit
Memberikan mineral mix yang dicampurkan ke dalam formula khusus (F75, F100) dan resomal
5. Obati/cegah infeksi Kotrimoksasol 5 ml suspensi pediatri secara oral, 2 x/hari selama 5 hari (2,5 ml bila
berat badan < 4 Kg).

6. Memperbaiki kekurangan zat mikro
Vitamin C 100 mg/hari (2 tablet)
Asam folat ; hari 1 5 mg/hari, selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin B kompleks ; 1 tablet /hari
Formula Fe : tablet besi/folat (sulphas ferosus 200 mg atau 60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat)
1 kali sehari setengah tablet
Atau sirup besi (sulfas ferosus 150 ml) 1 x sehari 5 ml
Vitamin A 200.000 SI (kapsul merah) diberikan pada hari 1,2 dan 15.


7. Mulai pemberian makanan untuk stabilisasi dan transisi
Fase stabilisasi
Atasi kedaruratan medik ; gangguan sirkulasi/syok, gangguan kesadaran, dehidrasi,
hipoglikemia, hipotermi.
Pemberian formula khusus F75
Energy : 80-100 kkal/kgBB/hari
Protein : 1-1,5 g/kgBB/hari
Cairan : 100 ml/kgBB/hari
Umumnya berlangsung 1-2 hari.
Fase transisi
Energi : 100-150 kkal/kgBB/hari
Protein : 2-3 g/kgBB/hari
Cairan : sesuai kebutuhan
F75-F100
Umumnya berlangsung 5-7 hari.
8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
Fase rehabilitasi
Fase tumbuh kejar
Energi : 150-220 kkal/kgBB/hari
Protein : 4-6 g/kgBB/hari
Cairan : sesuai kebutuhan
F100, bertahap ditambah makanan
Evaluasi kenaikan BB
Minimal 5 gr/kgBB/hari atau 50 gr/kgBB//minggu
Umumnya berlangsung 2-4 minggu.
9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
Pada KEP berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku, karenanya berikan:
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit/hari
Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dsb).
10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah
Fase tindak lanjut
Setelah anak pulang dari rawat inap:
Teruskan pemberian makanan tumbuh kejar
Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur:
bulan I : 1x/minggu
bulan II : 1x/2 minggu
selanjutnya : 1x/bulan.
Pemberian suntikan/imunisasi dasar dan ulangan (booster)
Pemberian vitamin A setiap 6 bulan
Rehabilitasi dianggap lengkap dan anak siap dipulangkan bila gejala klinis sudah menghilang, BB/TB-
PB -3 SD, komplikasi sudah teratasi, ibu sudah memahami cara merawat anaknya dan mendapat
konseling gizi
Penilaian kenaikan BB: baik : 50 gram/kgBB/minggu dan kurang: <50 gram / kgBB / minggu

14. Apa yang akan terjadi bila ini tidak ditanggani secara komprehensif?
Jawab :
Defesiensi mikronutrien
Anemia defisiensi besi
Kematian

15. Prognosis?
Jawab : quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad malam
Karena sekalipun gizi buruk dapat di tatalaksana, namun dampak seperti penurunan skor tes IQ,
penurunan perkembangan kognitif penurunan integrasi sensori, gangguan pemusatan perhatian,
gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentusaja merosotnya prestasi anak.
16. KDU?

17. Bagaimana pandangan islam?
Jawab :
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara yang maruf.Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun
berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan
keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu
disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (Qs Al Baqarah (2) : 233).
Kesimpulan :
Ani (pr) 18 bulan , mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan (failure to thrive) karena
menderita gizi buruk tipe marasmus kondisi II yang disebabkan asupan gizi yang kurang.

Kerangka konsep










































Bitot ika terjadi defisiensi vitamin A, maka ada gangguan epitel penghasil mucus. Setelah itu, debris keratin
menumpuk dalam plak-plak kecil. Inilah bintik bitot.

Respon immunitas
kurang
Absorbsi cairan
diusus
teerganggu
Peregangan usus
Aktivasi pusat
muntah
muntah
Atrofi
tymus,menurunnya
leukosit, sel T
immatur
Demam,batuk
pilek
diare
Intoleransi
laktosa didapat
Atrofi mukosa
usus halus
Penurunan enzim
laktase
Malnutrisi energy
protein
Defisiensi makro dan
mikro nutrisi
Kebutuhan nutrisi
meningkat dan
akan terjadi
anoreksia
Mudah infeksi
Pemberian sufor dan
MP yang tidak adekuat
Imunitas kurang*
ASI hanya sampai
2 bulan
- Wajah seperti
ortu
- Piano sign
- Abdomen
cekung
- Baggy pants
Lemak subkutan
hilang
Katabolisme lemak (lipolisis
:a.lemak,gliserol,keton)
Menghambat
GH
Kortisol
meningkat
Respon korteks
adrenal
Protein plasma (-
) akibat snitesis
albumin (-)
Perlemakan
hati
Lemak hepar sulit
ditransport
Penurunan lipoprotein b
dihepar (f/untuk
mentransport trigliserid
dari hati
Pitting edema
Extravasasi plasma ke
interstisial (tdk
terfiksasi oleh
membrane sel)
Defisiensi seng
crazy pavement dermatosis
merupakan kelainan kulit
yang khas bagi penyakit
kwashiorkor. Kelainan
kulit tersebut dimulai
dengan titik-titik merah
menyerupai ptechiae,
berpadu menjadi bercak
yang lambat-laun
menghitam. Setelah bercak
hitam mengelupas, maka
terdapat bagian-bagian
yang merah dikelilingi oleh
batas-batas yag masih
hitam. Bagian tubuh yang
sering membasah
dikarenakan keringat atau
air kencing, dan yang
terus-menerus mendapat
tekanan merupakan
predileksi crazy pavement
dermatosis,seperti di
punggung, pantat, sekitar
vulva, dan sebagainya.




Klasifikasi menurut tipe (Klasifikasi Kualitatif).
Klasifikasi ini menggolongkan KEP menurut tipenya: gizi kurang, marasmus, kwarshiorkor, dan
marasmus-kwarshiorkor.
a. Klasifikasi kualitatif menurut Wellcome Trust (FAO/WHO Exp.Comm.,1971).
Cara Wellcome Trust dapat dipraktekan dengan mudah, tidak ditemukan penentuan gejala klinis
maupun laboratories, dan dapat dilakukan oleh para tenaga medis setelah diberi latihan seperlunya. Cara
ini dapat digunakan untuk survei lapangan, namun apabila dilakukan pada penderita yang sudah
mengalami perawatan dan pengobatan selama beberapa hari dapat membuat diagnosa menjadi salah.
Misalnya pada penderita kwarshiorkor dengan berat badan > 60%, jika dirawat selama 1 minggu maka
edema akan hilang dan berat badan menjadi < 60% walaupun gejala lainnya masih ada. Dengan berat
badan < 60% dan tidak ada edema, maka penderita tersebut dapat didiagnosa sebagai marasmus dengan
menggunakan metode Wellcome Trust
(3)
.
Tabel 2.3. Klasifikasi Kualitatif KEP menurut Wellcome Trust
(3)
.
Berat badan % dari baku* Edema
Tidak ada Ada
>60% Gizi kurang Kwarshiorkor
<60% Marasmus Marasmic-Kwarshiorkor
* baku = persentil 50 Harvard.
b. Klasifikasi Kualitatif menurut McLaren, dkk (1967).
McLaren mengklasifikasikan golongan KEP berat dalam 3 kelompok menurut tipenya. Gejala klinis
edema, dermatosis, edema disertai dermatosis, perubahan pada rambut, dan pembesaran hati diberi
angka bersama-sama dengan menurunnya kadar albumin atau total protein serum. Cara seperti ini
dikenal sebagai scoring system McLaren
(3)
.

Tabel. 2.4. Cara Pemberian Angka menurut McLaren
(3)
.
Gejala klinis/laboratoris Angka
Edema 3
Dermatosis 2
Edema disertai dermatosis 6
Perubahan pada rambut 1
Hepatomegali 1
Albumin serum atau protein
total serum/g %

< 1.00 < 3.25 7
1.00 1.49 3.25 3.99 6
1.50 1.99 4.00 4.75 5
2.00 2.49 4.75 5.49 4
2.50 2.99 5.50 6.24 3
3.00 3.49 6.25 6.99 2
3.50 3.99 7.00 7.74 1
>4.00 > 7.75 0
Penentuan tipe didasarkan atas jumlah angka yang dapat dikumpulkan dari tiap penderita:
0 3 angka = marasmus
4 8 angka = marasmic-kwarshiorkor
9 15 angka = kwarshirkor
Cara demikian dapat mengurangi kesalahan jika dibandingkan dengan cara Wellcome Trust, akan tetapi
harus dilakukan oleh seorang dokter dengan bantuan laboratorium
(3)
.

c. Klasifikasi KEP menurut Waterlow
Waterlow (1973) membedakan antara penyakit KEP yang terjadi akut dan menahun. Beliau
berpendapat, bahwa defisit berat badan terhadap tinggi badan mencerminkan gangguan gizi yang akut
dan menyebabkan keadaan wasting (kurus-kering), sedangkan defisit tinggi badan menurut umur
merupakan akibat kekurangan gizi yang berlangsung sangat lama. Akibat tersebut dapat mengganggu
laju pertumbuhan tinggi badan, sehingga anak menjadi pendek (stunting) untuk umurnya. Waterlow
membagi keadaan wasting dan stunting dalam 3 kategori
(3)
.

Tabel 2.5. Klasifikasi KEP menurut Waterlow
(3)
.
Derajat gangguan Stunting
(tinggi menurut umur)
Wasting
(berat terhadap tinggi)
0 >95% >90%
1 95 90 % 90 80 %
2 80 70 % 80 70 %
3 < 70 % < 70 %

Lokakarya Antropometri Dep.Kes. R.I pada tahun 1975 memutuskan untuk mengambil baku
Harvard persentil 50 sebagai patokan dan menggolongkannya sebagai berikut:
Bagi tinggi menurut umur
Tinggi normal : diatas 85% Harvard persentil 50
Tinggi kurang : 70 84 % Harvard persentil 50
Tinggi sangat kurang : < 70% Harvard persentil 50

Bagi berat terhadap tinggi
Gizi baik : 90% Harvard persentil 50
Gizi kurang dan buruk : < 90% Harvard persentil 50














A. Gejala klinis Kwashiorkor

Gambar 1. Manifestasi klinis anak dengan kwashiorkor
crazy pavement dermatosis merupakan kelainan kulit yang khas bagi penyakit kwashiorkor. Kelainan
kulit tersebut dimulai dengan titik-titik merah menyerupai ptechiae, berpadu menjadi bercak yang
lambat-laun menghitam. Setelah bercak hitam mengelupas, maka terdapat bagian-bagian yang merah
dikelilingi oleh batas-batas yag masih hitam. Bagian tubuh yang sering membasah dikarenakan
keringat atau air kencing, dan yang terus-menerus mendapat tekanan merupakan predileksi crazy
pavement dermatosis,seperti di punggung, pantat, sekitar vulva, dan sebagainya.

You might also like