You are on page 1of 13

STRIKTURA URETRA

Batasan
Striktur urethra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya dengan
berbagai kedalaman, densitas dan panjang fibrosis tergantung pada etiologi, luas operasi
endoskopik yang dilakukan dan intrumentasi. Penyempitan lumen karena fibrosis pada
dinding uretra pada tingkat yang lebih parah terjadi fibrosis korpus spongiosum karena
hilangnya lapisan epitel uretra (urothelium).
Striktura uretra dapat disebabkan karena suatu infeksi, trauma pada uretra, dan kelainan
bawaan. Infeksi seperti uretritis gonokokus, saat ini mungkin sudah jarang ditemukan,
sering infeksi disebabkan karena pemakaian kateter uretra dalam jangka lama. Trauma
yang menyebabkan striktura uretra adalah trauma tumpul pada selangkangan (straddle
injury) yang akan menimbulkan striktur uretra pars bulbosa, fraktur tulang pelvis yang
akan merusak uretra pars membranasea hingga dapat menimbulkan striktur uretra parsial
atau komplit, dan penggunaan intrumentasi atau tindakan transuretra yang kurang hati-
hati.

Gejala dan Tanda
Gejala yang timbul sesuai dengan ukuran lumen uretra yang menyempit biasa secara
bertahap terlihat dari pancaran urine yang semakin lemah. Pancaran urine menyemprot
atau bercabang dan pada akhir miksi kencing menetes (terminal dribbling). Sistitis akut
atau terjadi infeksi atau prostatitis. Frekuensi dan disuria dapat dirasakan sebagai awal
keluhan.
Tanda yang dapat dijumpai berupa didapatkan indurasi atau massa noduler pada perabaan
uretra, fistel uretrokutan, atau teraba buli-buli bila terjadi retensi urine yang kronik.
Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk mengetahui pola pancaran urine secara
obyektif dapat memakai alat uroflowmetri. Kecepatan pancaran urine pria normal adalah
20 ml/det. Jika kecepatan pancaran urine kurang dari 10 ml/det menandakan adanya
obstruksi. Pemeriksaan sedimen dan kultur urine juga perlu dilakukan untuk melihat
adanya infeksi atau sistitis.
Pemeriksaan urethrogram atau bipolar cystourethrogram (atau keduanya) dapat
menentukan lokasi dan panjangnya striktura uretra. USG juga dapat digunakan untuk
evaluasi striktura uretra. Untuk melihat langsung striktura uretra dapat menggunakan
urethroscopy.

Terapi / Tindakan
1. Dilatasi
Dilatasi striktura uretra atau businasi dengan busi logam jarang menjadi terapi kuratif,
tetapi dapat dilakukan sebagai tindakan sementara untuk memperlebar diameter
uretra. Uretra harus diberi lubrikasi sebelum instrument dilatasi dimasukan, gunakan
terlebih dahulu instrument dilatasi ukuran kecil dan dimasukkan secara hati-hati
hingga masuk ke dalam buli-buli. Tindakan ini dapat menimbulkan salah jalan (false
route) bila melakukannay secara kasar dan tidak hati-hati.
2. Uretrotomi interna dengan panduan alat endoskopi
Uretrotomi yaitu memotong jaringan sikatriks uretra dengan menggunakan pisau Otis
atau pisau Sachse. Otis dikerjakan jika belum terjadi striktura total, sedangkan pada
striktura yang lebih berat, pemotongan striktura memakai pisau sachse.
3. Bedah Terbuka
Jika uretrotomi gagal maka pengangkatan jaringan sikatriks dapat dilakukan melalui
operasi terbuka. Striktura uretra anterior yang pendek ( ! 2 cm ) dapat dilakukan
eksisi secara komplit dan dilanjutkan anastomosis secara primer. Jika striktura uretra
lebih dari 2 cm maka dapat dilakukan uretroplasti menggunakan patch graft.
Untuk striktura uretra yang lebih panjang dapat menggunakan fasciocutaneous flap.

Follow Up Pasca Tindakan
Striktura uretra seringkali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani pemeriksaan /
kontrol secara teratur minimal sampai 1 tahun setelah operasi dan tidaka menunjukkan
tanda-tanda kekambuhan.
Setiap kontrol dilakukan pemeriksaan pancaran urine yang langsung dilihat oleh dokter
atau menggunakan rekaman uroflowmetri.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan tiap kontrol ;
1. dilatasi berkala dengan menggunakan busi
2. CIC ( clean intermitten catheterization) atau kateterisasi bersih mandiri berkala
yaitu pasien dianjurkan untuk melakukan kateterisasi secara periodik pada waktu
tertentu dengan kateter yang bersih ( tidak perlu steril) guna mencegah
kekambuhan striktura.


Referensi :
o Campbells Urology edisi 9
o Smith General Urology edisi 16
o Comprehensive Urology
Modul : STRIKTURA URETRA

Mengembangkan Kompetensi Waktu
Sesi di dalam kelas
Sesi dengan fasilitas Pembimbing
Sesi praktek dan pencapaian kompetensi
...... x 2 jam (classroom session)
...... minggu (coaching session)
12 minggu ( facilitation and assesment)


Tujuan Umum

Setelah mengikuti modul ini peserta didik mampu menguraikan latar belakang,
melakukan diagnosis, melakukan penatalaksanaan dan menangani komplikasi striktura
uretra.

Tujuan Khusus / Pembelajaran

Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk : (K4)

1. Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat striktura uretra
2. Mengenali gejala dan tanda penderita striktura uretra
3. Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita striktura uretra
4. Melakukan pilihan terapi pada striktura uretra
5. Melakukan dilatasi / businasi maupun operasi uretrotomi (terbuka dan tertutup)
6. Melakukan langkah follow-up penderita striktura uretra

Proses Pembelajaran

Menguatkan proses pembelajaran
Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung jawab anda dala proses pembelajaran
serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
partisipasi penuh dari peserta didik.

Tujuan 1 : Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat striktura uretra
Metode pembelajaran :
Kuliah singkat dan diskusi tentang patofisiologi striktura uretra yang
mencakup proses terjadinya sikatriks secara singkat.
Kuliah singkat dan diskusi tentang epidemiologi striktura uretra.

Tujuan 2 : Mengenali gejala dan tanda penderita striktura uretra
Metode pembelajaran :
Curah pendapat dan diskusi tentang gejala dan tanda penderita dengan
striktura uretra (must to know pointers)

Tujuan 3 : Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita striktura uretra
Metode pembelajaran :
Coaching dan praktek pada pasien sungguhan, yang berupa :
Melakukan pemeriksaan palpasi adanya massa noduler di uretra
Melakukan pemeriksaan uroflowmetri.
Melakukan pemeriksaan uretrogram dan bipolar voiding cystourethrogram
Melakukan pemeriksaan uretroskopi untuk melihat secara langsung striktura
uretra.

Tujuan 4 : Menentukan pilihan terapi pada striktura uretra
Metode pembelajaran :
Kuliah singkat mengenai pilihan terapi pada striktura uretra : dilatasi,
uretrotomi interna dengan pisau otis atau sachse, dan bedah rekonstruksi.
Diskusi dan coaching tentang pilihan penatalaksanaan striktura uretra
Curah pendapat dan diskusi kasus tentang dasar pemilihan terapi dan
komplikasi masing-masing terapi.

Tujuan 5 : Melakukan dilatasi / businasi maupun operasi uretrotomi (terbuka dan
tertutup)
Metode pembelajaran :
Video dilatasi / businasi, operasi uretrotomi interna dan bedah rekonstruksi
Demo oleh pembimbing pada pasien sungguhan
Asisten operasi membantu pembimbing
Operasi sendiri dengan pengawasan
Operasi sendiri tanpa pengawasan langsung

Tujuan 6 : Melakukan langkah follow-up penderita striktura uretra
Metode pembelajaran :
Curah pendapat dan diskusi kasus mengenai prosedur follow-up penderita
striktura uretra pada setiap pilihan terapi

Persiapan Sesi
Peralatan audiovisual
Materi presentasi : Power Point Striktura Uretra
Kasus : 1. Penderita striktura uretra dengan obstruksi parsial
2. Penderita striktura uretra dengan obstruksi total
Alat Bantu Latih : Model anatomi gambar, anatomi dari buku teks
Referensi :
! Campbells Urology edisi 9
! Smith General Urology edisi 16
! Comprehensive Urology

Kompetensi
Menegenali dan menatalaksana striktura uretra. Kompetensi yang diharapkan adalah K3,
P4, A4 dengan tingkat kinerja skill competency.



Keterampilan
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik diharapkan terampil :

1. Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat striktura uretra
2. Mengenali gejala dan tanda penderita striktura uretra
3. Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita striktura uretra
4. Melakukan pilihan terapi pada striktura uretra
5. Melakukan dilatasi / businasi maupun operasi uretrotomi (terbuka dan tertutup)
6. Melakukan langkah follow-up penderita striktura uretra

Gambaran Umum
Striktur uretra yang bukan disebabkan oleh kelainan kongenital lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Sebagian besar disebabkan oleh trauma.
Walaupun infeksi gonokokus telah jarang menjadi penyebab terjadinya striktur, namun
infeksi masih menjadi penyebab utama terjadinya striktur uretra (seperti infeksi dari
pemakaian kateter dalam waktu yang lama).
Striktur uretra adalah penyempitan lubang uretra yang disebabkan oleh
penumpukan kolagen dan fibroblast. Biasanya fibrosis memanjang melingkupi korpus
spongiosum, dan mengakibatkan spongiofibrosis. Penyempitan yang terjadi
mengakibatkan restriksi flow urin, dan dilatasi uretra proksimal dan duktus prostatika.
Prostatitis adalah komplikasi yang seringterjadi pada striktur uretra. Otot buli menjadi
hipertrofik, dan juga didapatkan resdual urin. Obstruksi berat dalam jangka waktu yang
lama dapat mengakibatkan dekompensasi ureterovesical junction, refluks, hidronefrosis,
dan gagal ginjal. Stasis dari urin dapat pulang meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
Fistel uretra, abses periuretra, sering dijumpai pada striktur berat dan kronik.


Penjelasan / Latar Belakang
Sehubungan dengan penjelasan pada gambaran umum yang menyatakan bahwa
penatalaksanaan striktura uretra adalah tindakan operatif maka komponen pengetahuan
pada modul ini mempunyai kapasitas yang lebih kecil dari pada komponen psikomotor.
Dengan demikian, sesi praktek klinik akan menjadi lebih dominan didalam proses
pembelajaran. Titik berat sesi praktek klinik ditekakan pada kompetensi melakukan
pemeriksaan fisik pada genitalia, uroflowmetri, uretrografi / bipolar voiding
cystourethrography dalam kaitannya dengan identifikasi dan diagnosis striktura uretra.
Selain itu pada akhir sesi praktek peserta didik kompeten untuk melakukan operasi
uretrotomi.

Contoh Kasus
Penderita pria 34 tahun dengan gangguan tidak dapat BAK selama 1 hari. Tidak
didapatkan kencing batu, namun seringkali penderita merasa nyeri ketika BAK.
Sebelumnya penderita pernah BAK bercabang. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan, kecuali ditemukan buli kesan penuh, 3 jari diatas simpisis. Pemeriksaan
radiologis didapatkan foto polos abdomen menunjukkan gambaran ground glass
appearance tanpa adanya batu radio opak, sementara hasil uretrogram didapatkan striktur
pasrsial pada uretra posterior.

Diskusi :
Kaitan faktor predisposisi dengan striktura uretra pada kasus di atas?
Apakah penderita di atas mempunyai kemungkinan striktura uretra?
Bagaimana cara mendiagnosis striktura uretra pada penderita di atas?
Bagaimana menatalaksana kasus ini?

Rangkuman hasil diskusi :
Riwayat trauma pada penis merupakan faktor predisposisi
Dari gejala yang ada, dapat diduga bahwa penderita mengalami striktura uretra
Diagnosis :
! Anamnesis : gangguan miksi
! Pemeriksaan uroflowmetri, uretrografi / bipolar voiding
! cystourethrography
Tatalaksanaan : prosedur operatif ( uretrotomi )

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti sesi ini, setiap peserta didik diharapkan mampu untuk : (K4)

1. Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat striktura uretra
2. Mengenali gejala dan tanda penderita striktura uretra
3. Melakukan langkah-langkah diagnosis penderita striktura uretra
4. Melakukan pilihan terapi pada striktura uretra
5. Melakukan dilatasi / businasi maupun operasi uretrotomi (terbuka dan tertutup)
6. Melakukan langkah follow-up penderita striktura uretra

Proses Pembelajaran
Menguatkan proses pembelajaran
Kenalkan diri anda, jabatan dan tanggung jawab anda dala proses pembelajaran
serta bagaimana anda berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
partisipasi penuh dari peserta didik.

Tujuan 1 : Menjelaskan patofisiologi dan epidemiologi singkat striktura uretra
Metode pembelajaran :
Kuliah singkat dan diskusi tentang patofisiologi striktura uretra yang mencakup
proses
terjadinya sikatriks secara singkat.
Tugas Baca dan Diskusi
Curah Pendapat dan Diskusi

Must to know key points :
1.
2.
3.

Tujuan 2 : Mengenali gejala dan tanda penderita striktura uretra
Metode pembelajaran :
Curah pendapat dan diskusi tentang gejala dan tanda penderita dengan striktura
uretra
Bedside teaching kasus mengenai prosedur follow-up penderita striktura uretra
pada setiap pilihan terapi

Kasus untuk proses pembelajaran
Penderita pria 34 tahun dengan gangguan tidak dapat BAK, awalnya biasa namun 2 bulan
terakhir BAK sedikit-sedikit yang semakon lama semakinmemberat. Tidak didapatkan
kencing batu, namun seringkali penderita merasa nyeri ketika BAK. Riwayat kencing
nanah sekitar 1 tahun yang lalu namun tidak berobat karena malu. Pada pemeriksaan fisik
tidak didapatkan kelainan, kecuali ditemukan buli kesan penuh, 3 jari diatas simpisis.
Pemeriksaan radiologis didapatkan foto polos abdomen menunjukkan gambaran ground
glass appearance tanpa adanya batu radio opak, sementara hasil uretrogram didapatkan
striktur pasrsial pada uretra posterior.

Diskusi :
Manakah data penyokong diagnosis saat itu?
Data mana yang membuat pemeriksa perlu membuat diagnosis banding?
Apakah tindakan terbaik yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut?

Rangkuman Diskusi :
Data penyokong diagnosis adalah .................................................................
Gejala dan tanda yang menyebabkan perlunya dibuat diagnosis banding
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Tindakan terpilih untuk mengatasi keadaan ini adalah .................................
........................................................................................................................

Pada Modul ini peserta didik diharapkan menguasai pengetahuan tentang patofisiologi,
gejala dan tanda, serta penatalaksanaan diagnosis dan terapi menyeluruh penderita
striktura uretra. Modul striktura uretra ini mempunyai link ke 3 Modul Keterampilan
(uroflowmetri, uretrografi / bipolar voiding cystourethrogram, Uretrotomi Interna dan
Bedah Rekonstruksi)

Penilaian Kompetensi
1. Hasil observasi selama proses alih pengetahuan dan keterampilan
2. Hasil kuesioner
3. Hasil penilaian peragaan keterampilan






Instrumen Penilaian Kompetensi Kognitif

Kuesioner sebelum sesi dimulai


1. Proses radang akibat taruma atau infeksi pada uretra akan menyebabkan
terbentuknya jaringan sikatrik pada uretra. (B/S)
2. Jaringan sikatrik pada lumen uretra menimbulkan hambatan aliran urine hingga
retensi urine. (B/S)
3. Aliran urine yang terhambat mencari jalan keluar di tempat lain dan akhirnya
mengumpul di rongga periuretra dan jika terinfeksi, pecah membentuk fistula
uretrokutan. (B/S)

Kuesioner Tengah Pelatihan



1. Tindakan yang dilakukan pada striktur uretra :
a. Dilatasi c. Ureterotomi eksterna
b. Ureterotomi interna d. Semua benar
2. Komplikasi yang dapat terjadi pada striktur uretra :
a. Fistel uretrokutan c. Gagal ginjal
b. Divertikel d. Semua benar
3. Tindakan yang dilakukan pada retensi urine akibat striktur uretra panjang :
a. Lubrikasi c. Spanner
b. Sistostomi d. Pasang kateter













Modul Striktura Uretra BAB I

Patofisiologi
MODUL STRIKTURA URETRA BAB I

Patofisiologi


Intrumen Penilaian Kompetensi Psikomotor

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR DILATASI / BUSISNASI











KEGIATAN KASUS
I. MENGENALI ...........................................................................
" ...............................................................................................
II. PERSIAPAN TINDAKAN
1. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk prosedur ............................................................
" ..................................................................................................
" ..................................................................................................

III. LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR .................................









Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal.
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien.
T/D Langkah tidak diamati (penilai mengganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan)
Instrumen Penilaian Kompetensi Psikomotor

PENUNTUN BELAJAR
PROSEDUR URETROTOMI INTERNA




KEGIATAN KASUS
I. MENGENALI ...........................................................................
" ...............................................................................................
II. PERSIAPAN TINDAKAN
1. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk prosedur ............................................................
" ..................................................................................................
" ..................................................................................................

III. LANGKAH-LANGKAH PROSEDUR .................................

Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan : langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya atau
urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan).
2. Mampu : langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan urutannya (jika harus
berurutan). Pelatih hanya membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi di luar normal.
3. Mahir : langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu kerja yang sangat
efisien.
T/D : Langkah tidak diamati (penilai mengganggap langkah tertentu tidak perlu diperagakan).

Penilaian Kinerja Keterampilan (ujian akhir)

DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA
URETROTOMI INTERNA












PESERTA : TANGGAL:
KEGIATAN
URETROTOMI INTERNA
NILAI
Persiapan
1. Penjelasan kepada penderita mengenai langkah-langkah operasi,
kemungkinan komplikasi, dan perawatan pasca operasi.

2. Meminta persetujuan tertulisuntuk tindakan ini yang ditandatangani
oleh pasien / keluarga terdekat dan dokter operator serta dokter anestesi

3.
4.
5.
6.
7.
8.
Prosedur
9.
10.
11.
12.
13
14.
15.

Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan
oleh peserta pada saat melaksanakan suatu kegiatan atau prosedur, dengan ketentuan
seperti yang diuraikan di bawah ini:
" : Memuaskan : Langkah atau kegiatan diperagakan sesuai dengan prosedur atau
panduan standar
X : Tidak memuaskan : Langkah atau kegiatan tidak dapat ditampilkan sesuai
dengan prosedur atau panduan standar
T/T : Tidak ditampilkan Langkah, kegiatan atau keterampilan tidak tidak diperagakan
oleh peserta selama proses evaluasi oleh pelatih
KEGIATAN
URETROTOMI INTERNA
NILAI
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29
30.
31.
32.
33.
34.

Komentar / Ringkasan :

Rekomendasi :




Tanda tangan Penguji_______________________________ Tanggal _______________

Power Point Modul Striktura Uretra

You might also like