You are on page 1of 16

MAKALAH

NUTRISI ORGANIK PROTEIN







Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah Biokimia





Disusun oleh:
AGUS MUSTOFA





AKADEMI KEPERERAWATAN KABUPATEN SUBANG
Jl. Brigjen Katamso No.37 Tlp/Fax. (0260) 412520 Subang
2014
i

KATA PENGANTAR


Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah_Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul NUTRISI ORGANIK PROTEIN
yang merupakan salah satu tugas mata kuliah BIOKIMIA.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu Penulis, hingga tersusunnya makalah ini.Penulis menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki,
hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta
sumber yang penyusun miliki. Oleh karena itu, penyusun harapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak.
Akhirnya penyusun berharap mudah mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan para pembaca pada umumnya.


Subang, Juli 2014


Penulis

ii

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................... 1
B. Ruang lingkup ............................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Nutrisi Organik
1. Pengertian ................................................................................ 3
B. Protein
1. Pengertian ............................................................................... 4
2. Struktur ................................................................................... 4
3. Pembagian ............................................................................... 6
4. Fungsi ..................................................................................... 10

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA





1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi organik adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi organik merupakan kebutuhan utama
pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih mudah,
murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
Nutrisi organik adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan
dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh
(Rock CL, 2004). Nutrisi organik adalah suatu proses organism menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001). Nutrisi
organik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup.

B. Ruang Lingkup
Nutrisi organik adalah suatu proses organism menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001). Nutrisi organik
merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup. Dari nutrisi
organik tersebut diantaranya adalah karbohidrat,lemak dan protein yang
masing-masing memiliki struktur,bagian dan fungsinya sendiri bagi makhluk
hidup.


2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari nutrisi organik protein
2. Untuk mengetahui secara keseluruhan dari nutrisi organik protein
3. Untuk mengetahui pengertian,struktur, pembagian dan fungsi dari materi
pada nutrisi organik protein


















3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Nutrisi Organik
1. Pengertian
Nutrisi organik adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi organik merupakan kebutuhan utama
pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih
mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih
efisien.
Nutrisi organik adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan
kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap
organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004).
Nutrisi organik adalah suatu proses organism menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001).
Nutrisi organik merupakan salah satu kebutuhan vital bagi semua
makhluk hidup.

Pengertian nutrisi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a.) Nutrisi organik adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting
(Nuwer, 2008).
b.) Nutrisi organik adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan
kesehatan (Wikipedia, 2008).


4

B. Protein
1. Pengertian
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen,nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi
semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein merupakan kelompok biomakromolekul yang sangat heterogen.
Ketika berada di luar makhluk hidup atau sel, protein sangat tidak stabil.

2. Struktur
Struktur protein dapat dilihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener
(tingkat empat):
a. Struktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun
protein yang dihubungkan melalui ikatan peptida (amida).Frederick
Sanger merupakan ilmuwan yang berjasa dengan temuan metode
penentuan deret asam amino pada protein, dengan penggunaan
beberapa enzim protease yang mengiris ikatan antara asam amino
tertentu, menjadi fragmen peptida yang lebih pendek untuk dipisahkan
lebih lanjut dengan bantuan kertas kromatografik. Urutan asam amino
menentukan fungsi protein, pada tahun 1957, Vernon
Ingram menemukan bahwa translokasi asam amino akan mengubah
fungsi protein, dan lebih lanjut memicumutasi genetik.
b. Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari
berbagai rangkaian asam amino pada protein yang distabilkan
olehikatan hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah
sebagai berikut:
5

- alpha helix (-helix, "puntiran-alfa"), berupa pilinan rantai asam-
asam amino berbentuk seperti spiral;
- beta-sheet (-sheet, "lempeng-beta"), berupa lembaran-lembaran
lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam amino yang saling
terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H);
- beta-turn, (-turn, "lekukan-beta"); dan
- gamma-turn, (-turn, "lekukan-gamma").
Struktur primer protein bisa ditentukan dengan beberapa metode: (1)
hidrolisis protein dengan asam kuat (misalnya, 6N hcl) dan kemudian
komposisi asam amino ditentukan dengan instrumen amino acid
analyzer, (2) analisis sekuens dari ujung-N dengan menggunakan
degradasi Edman, (3) kombinasi dari digesti dengan tripsin dan
spektrometri massa, dan (4) penentuan massa molekular
denganspektrometri massa.
c. Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam dari
struktur sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa
molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan
kovalen membentuk oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau
kuartomer) dan membentuk struktur kuartener.
Contoh struktur kuartener yang terkenal
adalah enzim Rubisco dan insulin.
Struktur sekunder bisa ditentukan dengan menggunakan
spektroskopi circular dichroism (CD) dan Fourier Transform Infra
Red (FTIR).
[6]
Spektrum CD dari puntiran-alfa menunjukkan dua
absorbans negatif pada 208 dan 220 nm dan lempeng-beta
menunjukkan satu puncak negatif sekitar 210-216 nm. Estimasi dari
komposisi struktur sekunder dari protein bisa dikalkulasi dari spektrum
CD. Pada spektrum FTIR, pita amida-I dari puntiran-alfa berbeda
dibandingkan dengan pita amida-I dari lempeng-beta. Jadi, komposisi
struktur sekunder dari protein juga bisa diestimasi dari spektrum
inframerah.
6

Struktur protein lainnya yang juga dikenal adalah domain.
Struktur ini terdiri dari 40-350 asam amino. Protein sederhana
umumnya hanya memiliki satu domain. Pada protein yang lebih
kompleks, ada beberapa domain yang terlibat di dalamnya. Hubungan
rantai polipeptida yang berperan di dalamnya akan menimbulkan
sebuah fungsi baru berbeda dengan komponen penyusunnya. Bila
strukturdomain pada struktur kompleks ini berpisah, maka fungsi
biologis masing-masing komponen domain penyusunnya tidak hilang.
Inilah yang membedakan struktur domain dengan struktur kuartener.
Pada struktur kuartener, setelah struktur kompleksnya berpisah, protein
tersebut tidak fungsional.

3. Pembagian
Berdasarkan bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut :
a. Protein bentuk serabut (fibrous)
Protein ini terdiri atas beberapa rantai peptida berbentu spiral yang
terjalin. Satu sama lain sehingga menyerupai batang yang kaku.
Karakteristik protein bentuk serabut adalah rendahnya daya larut,
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan terhadap enzim
pencernaan. Kolagen merupakan protein utama jaringan ikat. Elasti
terdapat dalam urat, otot, arteri (pembuluh darah) dan jaringan elastis
lain. Keratini adalah protein rambut dan kuku. Miosin merupakan
protein utama serat otot.
b. Protein Globuler
Berbentuk bola terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut
dalam larutan garam dan encer, mudah berubah dibawah pengaruh
suhu, konsentrasi garam dan mudah denaturasi. Albumin terdapat
dalam telur, susu, plasma, dan hemoglobin. Globulin terdapat dalam
otot, serum, kuning telur, dan gizi tumbuh-tumbuhan. Histon terdapat
dalam jaringan-jaringan seperti timus dan pancreas. Protamin
dihubungkan dengan asam nukleat.
7

c. Protein Konjugasi
Merupakan protein sederhana yang terikat dengan baha-bahan non-
asam amino. Nukleoprotein terdaoat dalam inti sel dan merupakan
bagian penting DNA dan RNA. Nukleoprotein adalah kombinasi
protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat
dalam plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam
fosfat sepertu kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang
terikat dengan mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein
dimana mineralnya adalah zat besi, tembaga dan seng.

Menurut kelarutannya, protein dibagi menjadi :
a. Albumin : Laut dalam air terkoagulasi oleh panas. Contoh :
albumin telur, albumin serum.
b. Globulin : Tidak larut air, terkoagulasi oleh panas, larut
dalam larutan garam, mengendap dalam larutan
garam, konsentrasi meningkat. Contoh :
Ixiosinogen dalam otot.
c. Glutelin : Tidak larut dalam pelarut netral tapi tapi larut
dalam asam atau basa encer. Contoh : Histo
dalam Hb.
d. Plolamin/Gliadin : Larut dalam alcohol 70-80% dan tidak larut
dalam air maupun alkohol absolut. Contoh :
prolaamin dalam gandum.
e. Histon : Larut dalam air dasn tak larut dalam ammonia
encer. Contoh : Hisron dalam Hb.
f. Protamin : Protein paling sederhana dibanding protein-
protein lain, larut dalam air dan tak
terkoagulasi oleh panas. Contoh : salmin dalam
ikatan salmon.

8

Klasifikasi protein pada biokimia didasarkan atas fungsi biologinya
yaitu:
1. Enzim
Merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting.
Kira-kira seribu macam enzim telah diketahui, yang masing-masing
berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. pada
jasad hidup yang berbeda terdapat macam jenis enzim yang berbeda
pula. Molekul enzim biasanya berbentuk bulat (globular), sebagian
terdiri atas satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri lebih dari
satu polipeptida.Contoh enzim: ribonuklease, suatu enzim yang
mengkatalisa hidrolisa RNA (asam poliribonukleat); sitokrom,
berperan dalam proses pemindahan electron; tripsin; katalisator
pemutus ikatan peptida tertentu dalam polipeptida.
2. Protein Pembangun
Protein pembangun berfungsi sebagai unsure pembentuk
struktur.Beberapa contoh misalnya: protein pembukus virus,
merupakan selubung pada kromosom; glikoprotein, merupakan
penunjang struktur dinding sel; struktur membrane, merupakan
protein komponen membrane sel; -Keratin, terdapat dalam kulit,
bulu ayam, dan kuku; sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta;
fibroin, terdapat dalam kokon ulat sutra; kolagen, merupakan
serabut dalam jaringan penyambung; elastin, terdapat pada jaringan
penyambung yang elastis (ikat sendi); mukroprotein, terdapat dalam
sekresi mukosa (lendir).
3. Protein Kontraktil
Protein kontraktil merupakan golongan protein yang berperan dalam
proses gerak. Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan unsure
filamen tak bergerak dalam myofibril; dinei, terdapat dalam rambut
getar dan flagel (bulu cambuk).


9

4. Protein Pengankut
Protein pengangkut mempunyai kemampuan mengikat molekul
tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam zat melalui
aliran darah. Sebagai contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas
gugus senyawa heme yang mengandung besi terikat pada protein
globin, berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
vertebrata; hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut oksigen
dalam darah beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat
pengangkut oksigen dalam jaringan otot; serum albumin, sebagai
alat pengangkut asam lemak dalam darah; -lipoprotein, sebagai
alat pengangkut lipid dalam darah; seruloplasmin, sebagai alat
pengangkut ion tembaga dalam darah.
5. Protein Hormon
Seperti enzim, hormone juga termasuk protein yang aktif. Sebagai
contoh misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme glukosa,
hormone adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis
kortikosteroid; hormone pertumbuhan, berperan menstimulasi
pertumbuhan tulang.
6. Protein Bersifat Racun
Beberapa protein yang bersifat racun terhadap hewan kelas tinggi
yaitu misalnya: racun dari Clostridium botulimum, menyebabkan
keracunan bahan makanan; racun ular, suatu protein enzim yang
dapat menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida yang terdapat
dalam membrane sel; risin, protein racun dari beras.
7. Protein Pelindung
Golongan protein pelindung umumnya terdapat dalam darah
vertebrata. Sebagai contoh misalnya: antibody merupakan protein
yang hanya dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang
merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa kompleks;
fibrinogen, merupakan sumber pembentuk fibrin dalam proses
10

pembekuan darah; trombin, merupakan komponen dalam
mekanisme pembekuan darah.
8. Protein Cadangan
Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses metabolisme
dalam tubuh. Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin, merupakan
protein yangterdapat dalam putih telur; kasein, merupakan protein
dalam biji jagung.

4. Fungsi
Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari
proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang
terkandung di dalam tubuh kita
a. Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu
senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai
yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar
peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem
biologis.
b. Alat Pengangkut dan Penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut
atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin
mengangkut oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein
merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena
adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
c. Penunjang Mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya
kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah
membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan
tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus
11

yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing
yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing
lain.
d. Media Perambatan Impuls Syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor,
misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
e. Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan.




















12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nutrisi organik adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan,
serta mengatur proses-proses kehidupan.
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Pembagian
Berdasarkan bentuknya, protein dikelompokkan sebagai berikut :
a. Protein bentuk serabut (fibrous)
b. Protein Globuler
c. Protein Konjugasi
Fungsi
Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses
pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di
dalam tubuh kita
a. Sebagai Enzim
b. Alat Pengangkut dan Penyimpan
c. Penunjang Mekanis
d. Media Perambatan Impuls Syaraf
e. Pengendalian Pertumbuhan

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan
mahasiswa/mahasiswi semuanya. Dan tidak lupa mohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan. Terima kasih


13

DAFTAR PUSTAKA

Jolane Abrams. 2010. DNA, RNA, and Protein: Life at its
simplest. http://www.postmodern.com/~jka/rnaworld/nfrna/nf-
rnadefed.html. Diakses pada 22 Juli 2014.
Paustian T. 2001. Protein Structure. University of Wisconsin-
Madison. http://lecturer.ukdw.ac.id/dhira/BacterialStructure/Proteins.html.
Diakses pada 22 Juli 2014.
http://ipina10.blogspot.com/2013/03/makalah-agen-nutrisi-protein.html, Diakses
pada 23 Juli 2014

You might also like