You are on page 1of 33

Disusun Oleh :

Jessica Prisca Gestiani


Sheila Dwiyani Aisha


SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
2014

Topikal Sistemik Intralesi
Radioterapi
Sinar
ultraviolet
Pengobatan
laser
Krioterapi
Bedah
listrik
Bedah
skalpel
Manfaat pengobatan topikal ialah
1. Mempengaruhi secara fisik dan kimiawi :
Mengeringkan
Membasahi
Melembutkan
Lubrikasi

2. Menghilangkan gejala seperti panas, gatal.

PENGOBATAN TOPIKAL
Mendinginkan
Memanaskan
Proteksi sehingga
berhomeostasis

OBAT TOPIKAL
Bahan Aktif
Bahan Dasar
(Vehikulum)

PRINSIP OBAT TOPIKAL
Bahan Dasar (Vehikulum)

B
a
h
a
n

D
a
s
a
r

(
V
e
h
i
k
u
l
u
m
)

s
e
c
a
r
a

s
e
d
e
r
h
a
n
a

Cairan
Bedak
Salep
B
a
h
a
n

D
a
s
a
r

(
V
e
h
i
k
u
l
u
m
)

C
a
m
p
u
r
a
n

Bedak kocok (lotion)
campuran cairan & bedak
Krim campuran cairan
dan salep
Pasta campuran salep
dan bedak
Linimen campuran
cairan, bedak, salep
Bagan Vehikulum
Bedak kocok
Bedak
Cairan
Salap
Pasta Krim
Linimen
Terdiri atas : solusio (larutan dalam air) dan tingtura (larutan dalam
alkohol)
Prinsip :
- Membersihkan kulit yang sakit dari debris (pus,krusta)
- Melunakan dan memecahkan vesikel, bula, dan pustula
- Mengeringkan hal hal yang basah
- Menghilangkan gejala gatal, rasa terbakar, parestesi

BAHAN DASAR
1. CAIRAN
Solusio
Kompres
terbuka
Rendam (bath) Kompres
Kompres
tertutup
Mandi (full bath)
Bahan dasar talkum venetum
Efek bedak ialah :
Mendinginkan, anti inflamasi ringan, antipruritus
lemah, mengurangi pergeseran kulit yg melipat, proteksi
mekanis
Indikasi
Dermatosis yang kering dan superficial
Mempertahankan vesikel/bula
Kontra indikasi
Dermatitis yang basah
2. BEDAK
Bahan berlemak, konsistensi sperti mentega
Bahan dasar vaseline, lanolin atau minyak
Indikasi pemberian salep:
dermatosis kering dan kronik
dermatosis dalam dan kronik
dermatosis yang bersisik dan berkusta
Kontraindikasi
dermatitis madidans
jika kelainan kulit berada di bagian yang berambut

3. SALEP
Bahan : Campuran air dan bedak bisa+gliserin jumlah zat padat 40%
juulmah gliserin 10-15%
Indikasi bedak kocok:
dermatosis yang kering superficial dan luas
pada keadaan subakut
Kontraindikasi :
Dermatitis madidans
Daerah badan yang berambut

4 BEDAK KOCOK
Bahan dasar : campuran air, minyak dan emulgator
Krim W/O krim O/W bisa ditambahakan emulgator, bahan pengawet,parfum.
Indikasi:
indikasi kosmetik
dermatosis subakut luas
Boleh digunakan di daerah berambut
Kontraindikasi:
dermatitis madidans


5. KRIM
Bahan dasar bedak dan
vaseline
Sifat nya protektif dan
mengeringkan
Indikasi : dermatosis basah
Kontraindikasi : dermatosis
eksudatif, daerah berambut.
6. PASTA
7. LINIMEN
Pasta pendingin campuran
cairan, bedak dan salep
Indikasi : Dermatosis yang
subakut
Kontraindikasi : Dermatosis
madidans

OBAT TOPIKAL
Bahan Aktif
Bahan Dasar
(Vehikulum)
Alumunium asetat
Asam asetat
Asam benzoat
Asam borat
Asam salisilat
Asam undesilenat
Asam vitamin A
Benzokain
Benzil benzoat
Camphora
Kortikosteroid topikal
Podofilin
Selenium disulfid
Sulfur
Ter
Tiosulfas natrikus
Urea
Zat antiseptik


PRINSIP OBAT TOPIKAL
Bahan aktif

1. Alumunium asetat
Contoh : larutan burowi yang mengandung alumunium
salisilat 5% . Fungsi : astringen dan antiseptic ringan.

2. Asam asetat
Fungsi : antiseptic.

3. Asam benzoate
Fungsi : fungisidal (Asam salisilat 6%, Asam benzoate 12%).

BAHAN AKTIF
4. Asam borat
Konsentrasi 3%, tidak dianjurkan sebagai bedak, kompres,
atau antiseptic

5. Asam salisilat
Fungsi : Keratolitik (3-20%) , keratoplasti (1-2%), Kelainan
dalam (40%), Antiseptik (1%)

6. Asam undesilenat
Fungsi : Antimikotik (5%)
7. Asam VILA (tretinoin, asam retinoat)
Fungsi:
Memperbaiki keratinisasi jika terjadi gangguan
Meningkatkan sintesis DNA dalam epitel germinatif
Meningkatkan mitosis
Menebalkan s. granulosum
Menormalkan parakeratosis
Indikasi nya sbb :
Penyakit dengan sumbatan folikular
Hyperkeratosis
Proses penuaan akibat sinar UV

8. Benzokain
Fungsi: anastesia (1,5-5%)

9. Benzyl benzoate
Fungsi : emulsi (20-25%), skabisid dan pedikulosid

10. Campora
Fungsi : antipruritus (1-2%)

11. Kortikosteroid topical

Klasifikasi Nama Dagang Nama Generik
Golongan I (super Poten)
Diprolene oint
Psorcon oint
Betamethasone dipropionate 0,05%
Diflorasone diacetate 0,05%
Golongan II (Potensi Tinggi)
Cyclocort oint
Elocon oint
Amcinonide 0,1%
Momethasone furoate 0,01%
Golongan III (Potensi Tinggi)
Aristocort A Oint
Cutivate Oint
Triamicinolone Acetonide 0.1%
Fluticasone propionate 0,005%
Golongan IV (Potensi Medium)
Cordran Oint
Westcort oint
Flurandrenolide 0,05%
Hydrocortisone Valerate 0.2%
Golongan V (Potensi Medium) Locoid Oint Hydrocortisone Butyrate 0.1%
Golongan VI (Potensi Medium) Aclovate oint Aclometasone 0.05%
Golongan VII(Potensi Lemah)
Obat topical dengan hidrokortison, deksametasone,
glumetalon, prednisolone, metilprednisolon
Responsif Kurang responsif
Lupus Eritematous discoid
Psoriasis pada telapak tangan dan
kaki
Nekrobiosis lipoidika diabetikorum
Vitiligo
Granuloma anulare
Sarkoiditis
Liken planus
Pemfigoid
Eksantema fikstum

Psoriasis
Dermatitis atopic
Dermatitis kontak
Dermatitis seboroik
Neurodermatitis sirkumskripta
Dermatitis numularis
Dermatitis statis
Dermatitis venerate
Dermatitis interginosa
Dermatitis solaris

Indikasi
Bersifat paliatif dan supresif, bukan kausatif
Keloid
Jaringan parut hipertofik
Alopesia areata
Akne berkista
Prurigo nodularis
Morfea
Dermatitis dengan likenifikasi
Liken amyloidosis
Sebagian vitiligo


Responsif terhadap Kortikosteroid Intralesi
PEMILIHAN
APLIKASI
Cara aplikasi :
Mengoleskan 2-3x/hari
Lihat gejala tafilaksis

Lama pemakaian :
Steroid lemah 2-4 minggu
Steroid kuat < 2 minggu

Luas/jenis lesi
Jenis penyakit kulit
Vehikulum
Lokalisasi lesi
Usia penderita
EFEK SAMPING PENCEGAHAN
K.T lemah (bayi, kelainan akut
K.T sedang (subakut)
K.T kuat (kelainan kronis yang tebal)
Perbaikan kurangi dosis /waktu
pemakaian.
Daerah lipatan k.T lemah/sedang
Tidak boleh digunakan pada infeksi
jamur, mikobakterium, dan virus.
Terapi intralesi dibatasi 1mg dan dosis
maksimum 10mg.

Penggunaan K.T jangka waktu lama
Penggunaan K.T kuat atau sangat kuat
Atrofi
Striae atrofise
Telengiektasis
Purpura
Dermatitis akneiformis
Hipertrikosis
Hipopigmentasi
Dermatitis perioral
Menghambat penyembuhan ulkus
Mudah terjadi infeksi sekunder yg meluas
Gambaran klinis peny. infeksi menjadi
kabur
12. Menthol
Bersifat antipruritik, contohnya adalah camphora. Untuk
pemakaian campora biasanya digunakan konsentrasi - 2 %.

13. Podofilin
Digunakan sebagai tingtur untuk kondiloma akuminatum.
Biasanya digunakan dengan konsentrasi 25%.

14. Selenium Disulfid
Digunakan sebagai sampo dengan konsentrasi 1% pada
dermatitis seboroik pada kepala dan tinea vesikolor

15. Sulfur
Bersifat antiseboroik, anti akne, anti skabies, anti bakteri gram
positive dan anti jamur. Biasanya digunakan dalam konsentrasi
4-20%. dalam pasta, krim, salep, dan bedak kocok.




Merupakan hasil destilasi kering, berasal dari:
1. Batu bara ( ex: liantral dan likuor karbonis detergens)
2. Kayu (ex: oleum kadini )
3. Fosil (ex: iktiol)
Yang sering digunakan ialah likuor karbonis detergens sebab memiliki efek
antipruritus, antiradang, antiekzem, antiakantosis keratoplastik, digunakan
pada psoriasis dermatitis kronik
Efek samping pemakaian ter yang berasal dari batu bara dapat terjadi
folikulitis dan ter akne dan karsinogen tetapi pada pemakaian yang lama.

16. Ter

17. Urea
Digunakan untuk iktiosis atau xerosis kutis. Pada konsentrasi
10% dalam krim memiliki efek sebagai emolien.
\
18. Zat Antiseptik
Bersifat bakteriostatik atau antiseptik, terdapat beberapa
golongan diantaranya:
1. Golongan alkohol
2. Golongan fenol
-Fenol
-Timol
-Resorsinol
-Heksaklorofen



3. Golongan halogen
4. Zat pengoksidasi (biasa digunakan sebagai disinfektan pada
dermatitis)
- Permanganas kalikus
- Benzoil peroksid
5. Senyawa logam berat
- Merkuri
- Perak
a. Larutan perak nitrat (biasa digunakan pada ulkus mengandung
pus)
b. Sulfadiazid perak (biasanya digunakan pada luka bakar).
- Zat warn
Memiliki efek astringen dan antiseptik selain itu mempunyai efek
antimikroba terhadap candida albicans.




19. Obat Imunomodulator topikal
Salah satu contohnya adalah Takrolimus (TKL) yaitu suatu
macrolaktam yang pertama-tama diisolasi dari
streptomyces.
Indikasi : terutama untuk dermatitis atopik.

You might also like