You are on page 1of 17

Penatalaksanaan kelumpuhan (Paralysis therapy)

Dipublish Oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB)


1.Defenisi
Kelumpuhan adalah hilangnya kekuatan yang dalam hal ini mempengaruhi anggota
tubuh yaitu kaki dan lengan ataupun kelompok otot.
(http://.www.healtoz.om/healthhatoz/!toz/eny/paralysis."sp.diambil pada tgl
1#/$/$%%&).

$. Deskripsi
Di tengah masyarakat sekarang ini banyak di "umpai pasien dengan
kelumpuhan' apakah kelumpuhan pada seluruh badan atau separuh badan yang
dapat mengakibatkan terganggunya akti(itas pasien. Keadaan ini membuat pasien
sangat menderita karena tidak dapat berbuat sesuatu di dalam keluarganya bahkan
men"adi beban bagi keluarganya karena pasien akan hidup dengan bantuan
keluarganya. !kibatnya dalam diri pasien timbul rasa marah'beni pada diri sendiri
dan tidak berguna karena akan selalu bergantung pada orang lain. )ntuk mengatasi
ketidakmampuan pasien tersebut' maka diperlukan penatalaksanaan kelumpuhan
berupa pemberian asuhan keperawatan dan program rehabilitasi guna meningkatkan
kemapuan pasien minimal merawat diri sendiri dan menegah komplikasi akibat
kelumpuhan seperti atropi otot' kontraktur otot. Penatalaksanaan kelumpuhan yang
disebut "uga program rehabilitasi terdiri dari : terapi fisik' terapi ker"a'
akupuntur'terapi wiara' *onstain +ndue ,reatment ,herapy' -untional .letrial
/timulation' elektroterapi.
Penatalaksanaan meliputi obser(asi dan perawatan untuk semua perubahan
dalam status fisiologik dan psikologis dan penatalaksanaan komplikasi "angka
pan"ang.

#. Pengalaman klinik
Pengalaman saya merawat pasien dengan kelumpuhan pada saat men"adi
mahasiswa ( profesi karena saya setelah selesai kuliah beker"a di P/+K.-.K.)/) )
di ruang stroke 0/.dr.Pirngadi 1edan. /aya melihat bahwa kebanyakan pasien yang
mengalami kelumpuhan itu disebabkan karena stroke.
1
!kibat kelumpuhannya pasien tidak dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan merasa
tidak berguna. /ehingga kehadiran perawat "uga anggota keluarga sangat
dibutuhkan untuk membantu memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan semangat
hidup pasien. )ntuk mengatasi kelumpuhan pasien disamping pemberian asuhan
keperawatan yang mandiri "uga dilakukan kolaborasi dengan dokter dalam medikasi
dan program rehabilitasi dengan fisioterapi. Program rehabilitasi yang dilakukan
pada umumnya berupa terapi fisik' terapi ker"a' terapi wiara dan elektro terapi.
2. -isiologi dan patofisiologi
/etiap serabut otot yang mengatur gerakan disadari melalui dua kombinasi
sel saraf ' salah satunya terdapat pada korteks motorik' serabut 3 serabutnya berada
tepat pada traktus piramida yaitu penyilangan traktus piramida' dan serat lainnya
berada pada u"ung anterior medula spinalis' serat 3 seratnya ber"alan menu"u otot.
4ang pertama disebut sebagai neuron motorik atas ( upper motor neuron ) dan yang
terakhir disebut neuron motorik batah ( lower motor neuron ). /etiap saraf motorik
yang menggerakkan setiap otot merupakan komposisi gabungan ribuan saraf 3 saraf
motorik bawah.
5aras motorik dari otot ke medula spinalis dan "uga dari serebrum ke batang
otak dibentuk oleh )16. )16 mulai di dalam korteks pada sisi yang berlawanan
di otak' menurun melalui kapsul internal' menyilang ke sisi berlawanan di dalam
batang otak' menurun melalui traktus kortikospinal dan u"ungnya berakhir pada
sinaps 716. 716 menerima impuls di bagian u"ung saraf posterior dan ber"alan
menu"u sambungan mioneural. 8erbeda dengan )16' 716 berakhir di dalam otot.
*iri 3 iri klinik pada lesi di )16 dan 716 adalah :
9 )16 : kehilangan kontrol (olunter' peningkatan tonus otot' spastisitas otot' tidak
ada atropi otot' reflek hiperaktif dan abnormal
9 716 : kehilangan kontrol (olunter' penurunan tonus otot' paralysis flaksid otot'
atropi otot' tidak ada atau penurunan reflek.
0angkaian sel saraf ber"alan dari otak melalui batang otak keluar menu"u
otot yang disebut motor pathway. -ungsi otot yang normal membutuhkan hubungan
yang lengkap disepan"ang semua motor pathway. !danya kerusakan pada u"ungnya
menurunkan kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan 3 pergerakan otot.
$
:al ini menurunkan efesiensi disebabkan kelemahan' "uga disebut paresis.
Kehilangan hubungan yang komplit menghalangi adanya keinginan untuk bergerak
lebih banyak. Ketiadaan kontrol ini disebut paralisis.
8atas antara kelemahan dan paralisis tidak absolut. Keadaan yang
menyebabkan kelemahan mungkin berkembang men"adi kelumpuhan. Pada tangan
yang lain' kekuatan mungkin memperbaiki lumpuhnya anggota badan. 0egenerasi
saraf untuk tumbuh kembali melalui satu "alan yang mana kekuatan dapat kembali
untuk otot yang lumpuh. Paralisis lebih banyak disebabkan perubahan sifat otot.
7umpuh otot mungkin mebuat ototo lemah' lembek dan tanpa kesehatan yang
ukup' atau mungkin ke"ang' mengetat' dan tanpa sifat yang normal ketika otot
digerakkan.
$.1. ,ipe paralisis :
9 monoplegia yaitu hanya mengenai satu anggota badan
9 diplegia yaitu mengenai bagian badan yang sama pada kedua sisi badan
ontohnya : kedua lengan atau kedua sisi wa"ah
9 hemiplegia yaitu mengenai satu sisi badan atau separuh badan
9 ;uadriplegia yaitu mengenai semua keempat anggota badan dan batang tubuh
$.$. Penyebab kelumpuhan
Kerusakan saraf yang dapat menyebabkan paralisis mungkin di dalam
otak atau batang otak ( pusat sistem saraf ) atau mungkin di luar batang otak
( sistem saraf perifer ). 7ebih sering penyebab kerusakan pada otak adalah :
stroke' tumor' truma ( disebabkan "atuh atau pukulan )' multiple slerosis
( penyakit yang merusak bungkus pelindung yang menutupi sel saraf )' serebral
palsy ( keadaan yang disebabkan in"uri pada otak yang ter"adi sesaat setelah
lahir )' gangguan metabolik ( gangguan dalam penghambatan kemampuan tubuh
untuk mempertahankannya ).
Kerusakan pada batang otak lebih sering disebabkan trauma' seperti "atuh
atau keelakaan mobil. Kondisi lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan saraf
dalam atau dengan segera berdekatan pada tulang belakang termasuk : tumor'
herniasi sendi ( "uga disebut ruptur sendi )' spondilosis' rematoid artrirtis pada
tulang belakang atau multiple sklerosis.
Kerusakan pada saraf tepi mungkin disebabkan trauma' arpal tunel sindrom'
<ullain 8arre /yndrom' radiasi' toksin atau raun' *+DP' penyakit dimielinisasi.
#
$.#. ,anda dan ge"ala :
Distribusi paralisis memberikan syarat yang penting untuk bagian saraf
yang rusak. :emiplegia disebabkan kerusakan otak pada sisi berlawanan dengan
paralysis' biasanya dari stroke. Paraplegia ter"adi setelah in"uri pada bagian bawah
batang otak ' dan ;uadriplegia ter"adi setelah kerusakan bagian atas batang otak
pada tingkat bahu atau lebih tinggi ( saraf yang mengontrol lengan se"a"ar tulang
belakang ). Diplegia biasanya mengindikasikan kerusakan otak' lebih sering
karena serebral palsy. 1onoplegia mungkin disebabkan pemisahan kerusakan
diantara system saraf pusat atau saraf perifer. Kelemahan atau paralysis hanya
dapat ter"adi pada lengan dan kaki dapat mengindikasikan penyakit diemelinisasi.
<e"ala berfluktuasi dalam membedakan bagian tubuh mungkin disebabkan
multiple slerosis.
Ke"adian paralysis lebih sering disebabkan in"uri atau stroke. Pen"alaran
paralysis mengindikasikan penyakit degeneratif' penyakit infeski seperti : <8/
atau *+DP' gangguan metabolisme .
<e"ala lain yang sering menyertai paralisis termasuk mati rasa dan perasaan
kesemutan' nyeri' perubahan penglihatan ' kesulitan berbiara'atau masalah
dengan keseimbangan. *edera pada batang otak sering menyebabkan menurunnya
fungsi kandung kemih' 8!8 dan organ se=. +n"uri diatas batang otak dapat
menyebabkan kesulitan dalam bernafas.
$.# Diagnosis
1emberikan perhatian dengan teliti pada pasien dengan ada riwayat dapat
menun"ukkan penyebab paralisis. Pemeriksaan akan melihat indikasi seperti "atuh
atau trauma lainnya' terpapar dengan toksin' adanya infeksi atau pembedahan'
sakit kepala yang tidak deterangkan' mengawali adanya penyakit metabolisme dan
riwayat kelemahan atau kondisi neurologis lainnya. Pengka"ian neurologis u"i
kekuatan' refleks' dan sensasi mempengaruhi lokasi dan lokasi yang normal.
Pemeriksaan termasuk *, /ans' 10+ atau myelograpy dapat menyatakan
bagian dari in"uri. .letromyographi dan test keepatan hantaran saraf adalah
penampilan untuk u"i fungsi otot dan saraf perifer.
(http://.www.healtoz.om/healthhatoz/!toz/eny/paralysis."sp.diambil pada tgl
1#/$/$%%& )
2
$.2. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan paralisis hanya untuk menghilangkan penyebab
utamanya. Penurunan fungsi disebabkan kelumpuhan dalam waktu lama dapat
diatasi melalui program rehabilitasi. 0ehabilitasi termasuk :
9 terapi fisik : terapi fisik difokuskan pada pergerakan. ,erapi fisik membantu
mengembangkan ara untuk mengimbangi paralisis melalui penggunaan otot yang
masih mempunyai fungsi normal' membantu mempertahankan dan membentuk
adanya kekuatan dan mengontrol bekas yang dipengaruhinya pada otot dan
membantu mempertahankan 0>1 dalam mempengaruhi anggota badan untuk
menegah otot dari pemendekan ( kontraktur ) dan ter"adinya keaatan. 5ika
pertumbuhan kembali saraf yang diharapkan' terapi fisik menggunakan retrain
yang mempengaruhi anggota badan selama pemulihan. ,erapi fisik "uga
menggunakan peralatan yang sesuai seperti penyangga badan dan kursi roda.
9 terapi ker"a ( oupational therapy ). -okus terapi ker"aadalah pada akti(itas
sehari 3 hari seperti makan dan mandi. ,erapi ker"a mengembangkan alat dan
tehnik khusus yang mengi"inkan perawatan sendiri dan "alan memberi kesan untuk
memodifikasi rumah dan tempat ker"a bahwa pasien dengan kelemahannya bisa
hidup normal.
9 terapi khusus lainnya : pasien membutuhkan pelayanan terapi pernafasan'
konselor bagian rahabilitasi' peker"a sosial' nutrisi' berbiara' guru penga"ar
khusus' terapi rekreasi atau klinik.
(http://.www.healtoz.om/healthhatoz/!toz/eny/paralysis."sp.diambil pada tgl
1#/$/$%%&
9 *onstraint +ndued ,reatment Program' yaitu ara penatalaksanaan digunakan pada
paralysis yang ter"adi setelah terkena stroke dan in"uri otak.
*ara ini men"an"ikan dapat meningkatkan fungsi lengan pada seseorang rata 3
rata setahun setelah terkena stroke. Penatalaksanaan ini terdiri dari dua bagian :
a. pertama : memaksa dengan lengan pasien yang tidak terkena ' pasien
men"aga lengannya dengan kain selendang atau sarung tangan dengan lapisan
empuk untuk menegah penggunaan lengan.:al ini mengan"urkan pasien untuk
menggunakan lengan yang lemah sebanyak mungkin.
b. kedua : shaping part yang menampilkan pergerakan tertentu seseorang lebih
dan lebih untuk sepan"ang waktu. -ase ini dapat mempertimbangkan pela"aran'
?
bela"ar menggunakan kembali lengan. ,erapi akan menggunakan ara
pergerakan khusus dan bersamaan dengan pergerakan dalam tugas sehari 3 hari
seperti : menganing ba"u' mengutip koin' menulis untuk membantu mengingat
yang baru dipela"ari.
/yarat untuk men"adi peserta :
1. harus mampu' punya keinginan' dan moti(asi untuk berpartisipasi. *+ therapy
adalah ker"a keras' mungkin pasien akan merasa kelelahan dan frustasi.
/eseorang dengan afasia atau masalah lain yang ditemukan' "ika mereka dapat
beker"asama dalam & "am/ hari adalah merupakan peker"aan fisik yang
melelahkan.
$. harus punya kemampuan menekukkan dan meluruskan "ari atau pergelangan
tangan pada sisi yang terkena. Dengan terapi ini meratakan bagian yang
men"adi bengkok dan lurus mungkin bisa.
#. harus mampu untuk tinggal $ 3 # minggu di rumah sakit dan ada yang
menemani
2. mampu untuk dikirim dengan tanpa bantuan.
( http://www.neuro.wustl.edu/smart/ipt.htm. diambil pada tgl $/$/$%%& )
9 !kupuntur
!kupuntur adalah terapi pada stroke yang menyebabkan kondisi seperti
paralisis' pembekuan dan infeksi. .fek ini diharapkan seara epat ketika arteri
tersumbat. !kupuntur sebagai terapi rehabilitasi dengan nyata meningkatkan biaya'
sehari # kali dalam seminggu' pengobatan membutuhkan $ 92 minggu bahkan lebih.
/ehubungan dengan pertambahan biaya akan datangnya harapan "ika hasil akhir
menun"ukkan perawatan diri lebih baik dan menurunkan ketergantungan pada
keluarga dan pemberi perawatan.
http://www.medialaupunture.org/au@info/artile/stroktreatmen.diambil pada tgl
$%/$/$%%& ).
9 -untional .letrial /timulation
-untional .letrial /timulation adalah parastep sistem komputer
neuroprosthesis . Penggunanya berpegangan pada bagian depan alat ber"alan
memutar sesuai dengan wayar keypad untuk mikroprosesor yang digunakan pada
ikat pinggang. Permukaan elektroda ditempatkan pada ;uadriep' muskulus gluteal
dan saraf peroneal. Pengguna memulai melangkah melalui penembakan otot 3 otot
&
pada urutan yang tepat. /timulasi pada kuadriep menyebabkan kontraksi yang
menghasilkan lutut ekstensi memungkinkan penggunanya berdiri. 0angsangan pada
saraf kaki memulai kontraksi melenturkan otot 3 otot pinggul' lutut dan pergelangan
kaki.' mengangkat kaki diatas lantai sebagai rangsangan pada ;uadriep selan"utnya
pada lutut untuk memulai melangkah. Pasien dengan kelumpuhan harus mempunyai
otot yang utuh dan saraf perifer pada kaki dan mempertahankan badan sikap tegak
lurus. Kualifikasi penting lainnya adalah moti(asi yang tinggi.
( http://www.paralysis.org/site/.er515)>=-m:/b.1$&ABBC/k.$C*$/-u.Diambil tgl
$%/$/$%%& )
Pada pasien dengan hemiplegia pelaksanaan fisioterapi berupa :
1. .lektro terapi :
,u"uan : diharapkan arus *.1 menurunkan akti(itas no=e sehingga nyeri
berkurang' meningkatkan elastisitas "aringan dan sebagai pendahuluan sebelum
e=erise
.lektro terapi yang digunakan pada kondisi ini adalah ontinuous .letro
1agneti $A 1:z ( *.1 ). 1erupakan arus !* dengan frekuensi terapi $A
1:z yang memproduksi energi elektromagnetik dengan pan"ang gelombang
11'& meter' digunakan untuk menimbulkan berbagai efek terapeutik melalui
suatu proses tertentu dalam "aringan tubuh. !rus *1 ini menghasilkan energi
internal kinetika di dalam "aringan tubuh sehingga timbul panasD energi ini akan
menimbulkan pengaruh biofisika tubuh misalnya pada thermoreseptor lokal
maupun sentral ( kulit dan hipotalamus ) dan "uga terhadap struktur persendian.
$. ,erapi manipulasi
,erapi manipulasi yang diberikan adalah gerakan roll dan slide pada gerakan 3
gerakan sendi bahu yang mengalami keterbatasan' sehingga "arak gerak sendi
akan bertambah. Dasar tehnik ini adalah memperhatikan bentuk kedua
permukaan sendi dan mengikuti aturan Konkaf dan Kon(eks suatu persendia.
#. .=erise therapy
,u"uan : meningkatkan kekuatan otot daerah bahu baik manual maupun dengan
menggunakan beban.
.=erise therapy yang diberikan pada kondisi tersebut adalah latihan 0esistane
.=erise dan metode Proprioepti(e 6euromusular -ailitation ( P6- ). /elain
itu dapat "uga diberikan latihan dengan tehnik :old 0ela= yang bertu"uan untuk
A
mengulur otot 3 otot yang memendek pada daerah bahu. 7atihan tersebut
sebaiknya dilaksanakan setelah penderita mendapatkan modalitas elektro terapi.
2. 7atihan akti(itas sehari 3 hari
/eperti menyisir rambut' mengambil sesuatu yang tinggi' mengabil dompet'
memutar lengan dan mengangkat beban yang keil 3 keil.
( http://www.kalbefarma.om/files/dk/files/1C-isioterapipada -rozen /houlder.
Diambil pada tgl $%/$/$%%& ).
$.?. Prognosis
Pemulihan sepan"ang hidup dari kelumpuhan tergantung pada apa penyebab dan
berapa banyak kerusakan yang ter"adi pada sistem saraf.
$.&. Penegahan
Penegahan kelumpuhan tergantung pada penegahan pada penyebab utamanya.
0esiko stroke dapat diturunkan melalui mengontrol ,D dan nilai kolesterol. /abuk
pengaman' helm dapat menurunkan resiko in"uri dari ke"adian tabrakan dan "atuh
dari sepeda motor . Perawatan prenatal yang baik dapat membantu menegah
kelahiran premature' yang sering menyebabkan serebral palsy.
?. Kaitan topik dengan pengka"ian keperawatan'diagnosa keperawatan dan inter(ensi
keperawatan.
?.1. Pengka"ian
-okus pengka"ian pada keadaan umum pasien D keluhan utama D lokasi
keluhan utamaD sifat keluhan utama dan lamanya keluhan D faktor 3 faktor yang
memperberat keluhan . Pengka"ian dari kepala sampai kaki dan menin"au sistem
tubuh sebagai data dasar' dengan menekankan pada daerah yang memungkinkan
mengalami masalah. Pasien diinspeksi dalam posisi statis dan dinamis.
Khususnya melalui inspeksi pada semua daerah kulit seperti adanya kemerahan atau
kerusakan yang kritis. Pemeriksaan fungsi dasar : gerakan aktif' pasif dan isometrik
melawan tahanan sendi. Pemeriksaan spesifik : tes intra artikular ( "oint Play
1o(ement ) sendi bahuD tes kekuatan ototD tes koordinasi gerakanD tes sirkumtensia
otot ( lingkar otot ). Pasien 3 pasien dengan kelumpuhan kuadriplegia dan
paraplegia mempunyai pengalaman yang ber(ariasi dalam dera"at kehilangan
kekuatan motorik' sensasi dalam dan superfisial' mengontrol (asomotorik' defekasi'
berkemih serta fungsi seksual. Disamping itu perlu dika"i kondisi psikologis pasien .
Pengertian terhadap respon emosional dan psikologis pasien diapai melalui
B
obser(asi respon dan tingkah laku pasien serta keluarga untuk mendengarkan
keluhan pasien. Keberhasilan pelaksanaan terapi kelumpuhan tergantung pada
moti(asi' usaha dan keinginan pasien. >leh sebab itu diperlukan dukungan dari
keluarga ataupun orang yang terdekat dengan pasien. Pelaksanaan terapi ini
mungkin membutuhkan waktu lama dan biaya yang besar oleh sebab itu perlu dika"i
kemampuan ekonomi pasien atau sumber dana yang tersedia. 8iarkan pasien yang
menentukan terapi yang akan di"alani sesuai kemampuannya. Ka"i kondisi pasien
sebelum' pada saat dan setelah men"alankan terapi.
Pemeriksaan pada pasien hemiplegia :
a. pemeriksaan fungsi dasar : gerakan aktif' pasif dan tes isometrik melawan tahanan
bahu
b. spesifik : tes intra artikular ( 5oint Play 1o(ement ) sendi bahu D tes kekuatan ototD
tes koordinasi gerakan D tes sirkumferensia otot ( lingkar otot ) daerah bahu.

?.$. Diagnosa keperawatan berdasarkan pengka"ian pada pasien meliputi :
9 +mmobilisasi berhubungan dengan ketidakmampuan ber"alan
9 <angguan integritas kulit berhubungan dengan kehilangan sensasi dan
imobilisasi permanen
9 0etensi urinarius berhubungan dengan edera medula spinalis
9 Konstipasi berhubungan dengan efek kerusakan medula spinalis
9 Disfungsi seksual berhubungan disfungsi neurologik
9 Koping indi(idu tidak efektif berhubungan dengan prosedur dan dampak
pelaksanaan terapi
9 Kurang pengetahuan tentang kebutuhan penatalaksanaan terapi "angka
pan"ang.
!lasan perumusan diagnosa keperawatan 1 :
Pasien yang mengalami paralisis diperlukan peningkatan mobilisasi seara
dini guna menghindari atrofi pada otot. 1akin epat otot men"adi kuat' makin sedikit
kemungkinan ter"adi atrofi.makin dini pasien diposisikan berdiri makin keil
kesempatan adanya perubahan osteoporotik yang ter"adi pada tulang pan"ang. 8agian
3 bagian tubuh yang tidak terkena dibangun untuk mengoptimalkan kekuatan pasien
guna meningkatkan kemampuan pasien dalam perawatan dirinya. >tot 3 otot lengan'
tangan' bahu' dada' tulang belakang' perut dan leher pasien harus kuat' karena pasien
C
harus menanggung seluruh berat tubuh. 1aka sangat diperlukan moti(asi' kesabaran '
kemauan dan kedisiplinan pasien dalam melakukan program rehabilitasi.
!lasan perumusan diagnosa keperawatan $ :
Karena pasien sebagian besar waktunya lebih banyak bedrest atau diatas kursi
roda' maka besar kemungkinan untuk mengalami dekubitus akibat penekanan yang
lama pada daerah punggung sehingga menggangu sirkulasi di daerah bokong atau
punggung. -aktor 3 faktor yang meningkatkan resiko ini adalah adanya kehilangan
sensori permanen terhadap daerah yang tertekan sehingga pasien tidak menyadari
adanya leet atau luka pada tubuhnya' kehilangan fungsi pertahanan pada kulit karena
ekskoriasi dan maserasi kulit akibat keringat yang berlebihan' inkontinensia urin dan
feses' dan "uga karena memburuknya keadaan umum pasien.
!lasan perumusan diagnosa keperawatan # :
Pengaruh lesi spinal terhadap kandung kemih tergantung pada tingkat kerusakan
medula dan lamanya waktu setelah edera. )ntuk mengatasi masalah perkemihan'
maka perlu dipertahankan aliran urin yang adekuat dengan memberikan asupan airan
$'? liter setiap hari' sering mengosongkan kandung kemih sehingga meminimalkan
residu urin.
!lasan perumusan diagnosa keperawatan 2 :
,u"uan program latihan defekasi adalah untuk menge(akuasi usus besar melalui
mengkondisikan reflek. Konstipasi ini disebabkan adanya kerusakan pada medula dan
"uga akibat imobilisasi dalam waktu yang lama. Konstipasi menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien yang akhirnya menambah masalah pasien. Diharapkan
dengan inter(ensi yang diberikan akan dapat mengurangi keluhan pasien tentang
konstipasi.
!lasan perumusan diagnosa keperawatan ? :
Pasien dengan paralisis dan kuadriplegia mengalami masalah dalam pola hubungan
seksual dengan pasangannya. 1aka sangat perlu pen"elasan pada pasien ara
penanganan masalah ini. Konseling membantu pasien dan pasangannya
mengekspresikan masalahnya dan menari solusinya. Pendidikan dan konseling
menakup rehabilitasi pada pusat spinal.
!lasan perumusan diagnosa keperawatan & :
!kibat ketidakberdayaan dan beratnya prosedur rehabilitasi akan di"alani pasien k
terkadang membuat pasien "adi merasa selalu tidak mampu untuk men"alankan
1%
program rehabilitasi.1aka sangat diperlukan pen"elasan dan moti(asi dari perawat
ataupun keluarga agar pasien mau mengikuti program rehabilitasi dengan teratur.
!lasan perumusan diagnosa keperawatan A :
Pasien kuadriplegia dan paraplegia beresiko terhadap komplikasi akibat bedrest.
+nfeksi saluran kemih' dekubitus dan kontraktur bisa ter"adi dan bisa membuat pasien
harus di rawat kembali di rumah sakit. 1aka untuk menghindari hal ini' perlu
diberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan "uga keluarganya ara perawatan
kateter' mobilisasi dan melatih rentang gerak sendi. /elain itu' perlu sekali memberi
dukungan dan perhatian kepada pasien' agar pasien tidak merasa terisolasi di rumah
sendiri akibat kelemahannya.

+nter(ensi keperawatan
Diagnosa keperawatan 1 : immbolisasi berhubungan dengan ketidakmampuan
ber"alan
:asil yang diharapkan : mempertahankan posisi optimal dari fungsi tubuh
Kriteria hasil : tidak adanya kontraktur' fungsi motorik ' rentang gerak
dan kekuatan tangan' lengan dan tungkai normal
+nter(ensi :
1. "elaskan alasan perlunya bed rest
$. tempatkan pada matras / tempat tidur terapeutik
#. posisikan tubuh se"a"ar yang pantas
2. hindari menggunakan alas tempat tidur yang kasar
?. pertahankan alas tempat tidur bersih' kering dan bebas dari kerutan
&. pasang papan pada tempat tidur
A. gunakan alat ( ontoh : bulu domba ) untuk melindungi pasien
B. pasang pengaman tempat tidur' "ika perlu
C. awasi kondisi kulit
1%. gunakan alat untuk menegah footdrop
9 Diagnosa keperawatan $ : <angguan integritas kulit berhubungan dengan
kehilangan sensasi dan imobilisasi permanen
:asil yang diharapkan : integritas kulit dapat dipertahankan
Kriteria hasil : tidak ada leet atau luka pada bagian tubuh yang
mengalami kelumpuhan
11
+nter(ensi :
1. inspeksi seluruh area kulit' atat pengisian kapiler' adanya kemerahan dan
pembengkakan
$. lakukan masase dan lubrikasi pada kulit dengan lotion atau minyak
#. lindungi sendi dengan menggunakan bantalan busa
2. lakukan perubahan posisi sesering mungkin ditempat tidur ataupun sewaktu
duduk. 7etakkan pasien dalam posisi telungkup seara periodik
?. bersihkan dan keringkan kulit khususnya daerah 3 daerah dengan kelembaban
tinggi seperti : dengan menggunakan bantalan busa
&. lakukan perubahan posisi sesering mungkin ditempat tidur ataupun sewaktu
duduk. 7etakkan pasien dalam posisi telungkup seara periodik
A. bersihkan dan keringkan kulit khususnya daerah 3 daerah dengan kelembaban
tinggi seperti : perineum
B. tinggikan ektremitas seara periodik
9 Diagnosa keperawatan # : retensi urinarius berhubungan dengan edera medula
spinalis
:asil yang diharapkan : retensi urin dapat dikurangi
Kriteria hasil : keluhan pasien berkurang
+nter(ensi :
1. kenali berbagai faktor yang menyebabkan inkontinensia urin
$. sediakan pri(asi untuk berkemih
#. "elaskan penyebab masalah dan rasional tindakan
2. awasi eliminasi urin' termasuk frekuensi' konsistensi' warna' (olume
?. diskusikan prosedur dan hasil yang diharapkan dengan pasien
&. bantu untuk mengembangkan / mempertahankan adanya harapan
A. bersihkan area genital denga inter(al yang reguler
B. batasi airan $ 3 # "am sebelum waktu tidur' "ika perlu
C. "adwalkan pemberian diuretik
1%. instruksikan pasien dan keluarga melaporkan input dan output airan
11. instruksikan pasien minum minimal 1?%% ml setiap hari
Diagnosa keperawatan 2 : konstipasi berhubungan dengan efek kerusakan medula
spinalis
1$
:asil yang diharapkan : konstipasi bisa diatasi
Kriteria hasil : frekwensi 8!8 normal' konsistensi normal
+nter(ensi :
1. tentukan fisik atau psikologis penyebab konstipasi
$. "elaskan penyebab masalah dan rasional tindakan
#. tetapkan tu"uan dari penatalaksanaan 8!8 dengan pasien dan keluarga
2. diskusikan prosedur dan hasil yang diharapkan' "ika perlu
?. instruksikan pasien atau keluarga untuk melaporkan feses yang keluar
&. gunakan tepung atau krim pada perineal
A. laksanakan program latihan 8!8' "ika perlu
B. pertahankan kebersihan tempat tidur
C. awasi pengeluaran 8!8 seara adekuat
1%. awasi masukan airan dan makanan yang memenuhi syarat
Diagnosa keperawatan ? : disfungsi seksual berhubungan disfungsi neurologik
:asil yang diharapkan : pasien bisa memahami kondisinya dan pola seksual dapat
dipertahankan
Kriteria hasil : pasien mengungkapkan seara (erbal pemahamannya
tentang disfungsi seksual yang dialaminya
+nter(ensi :
1. pertahankan hubungan terapeutik
$. sediakan pri(ay dan yakinkan hal ini hanya diketahui perawat dan pasien
#. beritahu pasien seepatnya bahwa hubungan seksual adalah bagian yang penting
dalam hidup dan penyakit' pengobatan dan stres
2. beritahu pasien bahwa perawat akan men"awab pertanyaannya tentang fungsi
seksual
?. mulai dengan topik yang sedikit sensitif kemudian topik yang lebih sensitif
&. diskusikan akibat penyakit dan kesehatan dengan seksual
A. diskusikan akibat pengobatan terhadap fungsi seksual' "ika perlu
B. diskusikan akibat perubahan dalam fungsi seksual dan hal 3 hal yang signifikan
lainnya
C. dukung pasien untuk mengungkapkan ketakutan dan untuk bertanya
1%. sediakan informasi yang faktual tentang pola seksual dan kesalahan informasi
yang diungkapkan pasien
1#
Diagnosa keperawatan & : Koping indi(idu tidak efektif berhubungan dengan
prosedur dan dampak pelaksanaan terapi
:asil yang diharapkan : koping indi(idu efektif
Kriteria hasil : keemasan pasien berkurang dan mau berker"asama dalam
men"alankan terapi
+nter(ensi :
1. "elaskan tu"uan prosedur terapi
$. "elaskan prosedur pelaksanaan terapi
#. beri moti(asi bahwa pasien mampu melakukan terapi
2. beri penguatan positif atas kemauan pasien berker"a sama
?. libatkan keluarga untuk mendampingi pasien dalam men"alankan terapi
Diagnosa keperawatan A : Kurang pengetahuan tentang kebutuhan penatalaksanaan
terapi "angka pan"ang
:asil yang diharapkan : berpartisipasi dalam proses bela"ar
Kriteria hasil : pasien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan
prognosa dan memulai gaya hidup yang diperlukan
+nter(ensi :
1. diskusikan keadaan patologis yang khusus dan kekuatan pada indi(idu
$. tin"au ulang keterbatasan saat ini dan diskusikan kemungkinan melakukan
akti(itas termasuk akti(itas seks
#. tin"au ulang dan pertegas kembali pengobatan yang diberikan
2. identifikasi ara meneruskan program setelah pulang
?. diskusikan renana untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
&. berikan instruksi dan "adwal tertulis mengenai akti(itas' pengobatan dan faktor
lainnya
A. identifikasi tanda dan ge"ala yang memerlukan kontrol seara medis' ontoh :
perubahan fungsi penglihatan' sensorik' motorik.

&. Kritik terhadap topik
,u"uan utama dari pengelolaan keperawatan pada pasien dengan kelumpuhan
adalah untuk membantu pasien keluar dari perasaan gagal dan untuk membantu
mereka dalam penyesuaian diri terhadap kondisi yang dialaminya' sehingga pasien
12
tidak melakukan hal 3 hal yang membahayakan dirinya akibat rasa
ketidakberdayaannya itu.
)ntuk penapaian tu"uan ini ' penting ditekankan bahwa simpati yang berlebihan
dapat menyebabkan adanya rasa ketergantungan pasien yang berlebihan kepada
perawat dan menghambat tu"uan program rehabilitasi yang telah ditetapkan.
Pasien dia"arkan dan dibantu bila perlu' tetapi upaya akti(itas yang dibuat
diserahkan kepada pasien agar dilakukan oleh mereka sendiri dengan usaha minimal.
,ipe keperawatan ini dapat lebih memberi kepuasan kepuasan kepada pasien yang
kehilangan semangat untuk membantu pasien kembali mendapatkan arti hidup dengan
ara hidup yang baru.
Program rehabilitasi sangat penting dilakukan untuk membantu memperepat
pemulihan pasien. Diatas sudah di"elaskan pengka"ian' diagnosa keperawatan
inter(ensinya serta maam 3 maam program rehabilitasi. 5ika hal diatas bisa
di"alankan mudah 3 mudahan kondisi pasien bisa dipulihkan dan komplikasi akibat
kelumpuhannya bisa diegah .

B. 0enana aplikasi klinik dukungan dan hambatan
!suhan keperawatan dan program rehabilitasi yang di"elaskan diatas
sebagian besar sudah di"alankan di rumah sakit. !da beberapa program rehabilitasi
yang masih "arang atau belum ditemukan di rumah sakit misalnya :
9 *onstraint +ndued ,reatment Program. Program ini memang baru dilakukan
di 5ewish :ospital E Fashington )ni(ersity /hool 1ediine. ,etapi bukan
tidak mungkin "uga diterapkan di +ndonesia. Karena manfaatnya sangat baik
untuk memperepat pemulihan pasien yang lumpuh. 1enurut riset yang
dilakukan ternyata *+ treatment therapy menun"ukkan hasil yang lebih baik
dibanding program rehabilitasi biasa. (
http://www.neuro.wustl.edu/smart/ipt.htm. diambil pada tgl $/$/$%%& )
9 !kupuntur ' terapi ini sudah terbukti se"ak dulu digunakan sebagai pengobatan
di *hina. Di negara barat sudah dibuktikan pada pasien yang lumpuh dengan
pemberian akupuntur selama # minggu sudah menun"ukan kesembuhan yang
optimal.
( http://www.medialaupunture.org/au@info/artile/stroktreatmen.diambil
pada tgl $%/$/$%%& ).
1?
/elama ini pengobatan akupuntur masih berupa pengobatan alternatif dan
masih belum digunakan seara luas di rumah sakit. !kan tetapi karena
menyadari manfaatnya' sekarang sudah banyak para dokter yang mengikuti
latihan akupuntur. 5adi tidak tertutup kemungkinan para perawat mengikuti
pelatihan tersebut sehingga dapat melakukan pada pasien guna meningkatkan
mutu asuhan keperawatan.
1&
DAFTAR PUSTAKA
*apernito'7.5. ( 1CCC ). Nursing care plans & documentation.Nursing diagnoses and
colaborattee problems. ( $
nd
ed ). ( 1onia ester E /etiawan',r" ).5akarta :
.<* ( buku asli diterbitkan 1CC? )
Dromerik '!. ( $%%2 ). !onstraint "nduced #reatment $rogram. Diambil pada
tanggal $% -ebruari $%%& dari http://www.neuro.wustl.edu/smart/ipt.htm.
diambil pada tgl $/$/$%%&
Dongoes'1...' 1oorhouse' 1.-.' <eissler'!.*. ( $%%% ). Nursing care plans%
guidelins &or planning and documenting patient care. ( #th ed). ( + 1ade
Kariasa E 6i 1ade /umarwati' ,r" ). 5akarta : .<* ( buku asli diterbitkan
1CC# )
.rikson'0. ( $%%? ). 'cupuncture in Stro(e #reatment. Diambil pada tanggal$%
-ebruari $%%& dari
http://www.medialaupunture.org/au@info/artile/stroktreatmen
1*loskey.5' 8ulehek.<.1. ( 1CC& ). Nursing "nterentions classi&ication ( N"! ).
$
nd
.ed. /t.7ouis : 1osby 4ear 8ook9+n
/horey'5. ( $%%? ). )unctional *lectrical Stimulation. Diambil pada tanggal$%
-ebruari $%%& dari http://www.paralysis.org/site/.er515)>=-m:/b.
1$&ABBC/k.$C*$/-u.
/meltzer. E 8are. ( $%%$ ).#e+tboo( o& medical surgical nursing. 8runner E
/uddarth
( Bth ed ). ( :.4.Kunara'dkk',r" ). 5akarta : .<* ( buku asli diterbitkan 1CC& )
/uharto.( 1CCA ). -isioterapi pada -rozen /houlder akibat hemiplegia. Diambil pada
tanggal $% -ebruari $%%& dari
http://www.kalbefarma.om/files/dk/files/1C-isioterapipada -rozen /houlder

1A

You might also like