You are on page 1of 4

F O B I A

DEFINISI
Penyakit Ketakutan (Fobia) adalah kecemasan yang luar biasa, terus
menerus dan tidak realistis, sebagai respon terhadap keadaan eksternal
tertentu. Penderita biasanya menghindari keadaan-keadaan yang bisa
memicu terjadinya kecemasan atau menjalaninya dengan penuh tekanan.
Penderita menyadari bahwa kecemasan yang timbul adalah
berlebihan dan karena itu mereka sadar bahwa mereka memiliki masalah.
Fobia Spesifk dan Sosial
Penelitian epidemiologis baru-baru ini telah menemukan bahwa fobia
adalah gangguan mental tunggal yang paling sering di merika !erikat.
"iperkirakan # sampai $% persen populasi menderita gangguan yang
mengganggu dan kadang-kadang menimbulkan ketidakberdayaan tersebut.
perkiraan yang kurang konser&atif adalah sampai '# persen populasi.
Penderitaan yang berhubungan dengan fobia, khususnya jika keadaan
tersebut tidak dikenali atau dianggap sebagai gangguan mental, dapat
menyebabkan komplikasi psikiatrik lain, termasuk gangguan kecemasan lain,
gangguan depresif berat, dan gangguan berhubungan (at, khususnya
gangguan penggunaan alkohol. )idak dikenalinya fobia adalah disayangkan,
karena penelitian riset terakhir telah menemukan bahwa fobia sering kali
responsif terhadap pengobatan dengan psikoterapi kognitif dan perilaku dan
terhadap pengobatan dengan farmakoterapi spesi*k, termasuk obat trisiklik,
inhibitor monoamine oksidase, dan antagonis reseptor adrenergik-beta.
!uatu fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang
menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, akti&itas, atau
situasi yang ditakuti. danya atau diperkirakan akan adanya situasi fobik
menimbulkan ketegangan parah pada orang yang terkena, yang mengetahui
bahwa reaksi adalah berlebihan. +amun demikian, reaksi fobik menyebabkan
suatu gangguan pada kemampuan seseorang untuk berfungsi di dalam
kehidupannya.
"i samping agorafobia, "iagnostic and !tatistic ,anual of ,ental
"isoders edisi keempat ("!,--.) menuliskan dua fobia lainnya/ fobia spesi*k
dan fobia sosial. Fobia spesi*k dimanakan fobia sederhana di dalam "!,
edisi ketiga yang dire&isi ("!,-----0). Fobia sosial juga disebutk gangguan
kecemasan sosial, ditandai oleh ketakutan yang berlebihan terhadap
penghinaan dan rasa memalukan di dalam berbagai lingkungan sosial,
seperti berbicara di depan public, miksi di kamar mandi publik (1shy
bladder2), dan menjanjikan kencan. )ipe umum fobia sosial sering kali suatu
keadaan yang kronis dan menimbulkan ketidakberdayaan yang ditandai oleh
penghindaran fobik terhadap sebagian besar situasi sosial. 3enis fobia sosial
tersebut mungkin sulit dibedakan dari gangguan kepribadian menghindar.
EPIDEMIOLOGI
!eperti yang disebutkan di atas, fobia adalah gangguan mental yang
sering ditemukan walau sejumlah besar orang fobik tidak mengunjungi klinisi
karena fobianya atau keliru didiagnosis jika mereka datang untuk
mendapatkan perhatian psikiatrik atau medis.
Fobia Spesifk
Fobia spesi*k adalah lebih sering dibandingkan fobia sosial. Fobia
spesi*k adalah gangguan mental yang paling sering pada wanita dan nomor
dua tersering pada laki-laki, hanya setelah gangguan berhubungan dengan
(at. Pre&elansi enam bulan fobia spesi*k adalah kira-kira # sampai $% dari
$%% orang. 0asio wanita berbanding laki-laki adalah kira-kira ' berbanding $,
walaupun rasio adalah mendekati $ berbanding $ untuk jenis darah, injeksi,
atau cedera. 4nset usia puncak untuk tipe lingkungan alami dan tipe darah,
injeksi dan cedera adalah dalam rentang # sampai 5 tahun, walaupun onset
juga terjadi pada usia yang lebih lanjut. !ebaliknya, onset usia puncak untuk
tipe situasional (kecuali takut ketinggian) adalah lebih tinggi, dalam
pertengahan '%-an, yang dekat dengan usia onset untuk agorafobia. 4bjek
dan situasi yang ditakuti fobia spesi*k (dituliskan dalam frekuensi menurun)
adalah binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dan kematian.
Fobia Sosial
Pre&elansi enam bulan untuk fobia sosial adalah kira-kira ' sampai 6
per $%% orang. "alam penelitian epidemiologis, wanita lebih sering terkena
daripada laki-laki, tetapi pada sampel klinis, sering kali terjadi hal yang
sebaliknya. lasan untuk obserbasi yang berlainan tersebut adalah tidak
diketahui. 4nset puncak untuk fobia sosial adalah pada usia belasan tahun,
walaupun onset sering kali paling muda pada usia # tahun dan paling lanjut
pada usia 6# tahun.
ETIOLOGI
7aik fobia spesi*k dan fobia sosial memiliki tipe-tipe dan penyebab
tepat dari tipe tersebut kemungkinan berbeda. 7ahkan di dalam tipe-tipe
seperti pada semua gangguan mental, ditemukan heterogenitas penyebab.
Patogenesia fobia, jika dimengerti, mungkin terbukti sebagai modek yang
jelas untuk interaksi antara faktor biologis dan genetika, pada satu pigak, dan
peristiwa lingkungan, pada pihak lain. Pada fobia spesi*k tipe darah, injeksi
dan cedera, orang yang terkena mungkin memiliki re8e9 &aso&agal yang kuat
diturunkan, yang menjadi berhubungan dengan emosi fobik.
Prinsip-prinsip Umum
Faktor perilaku. Pada tahun $5'% 3ohn 7. :atson menulis suatu artikel
yang berjudul 1;onditioned <motional 0eaction2, dimana ia menceritakan
pengalamannya dengan =ittle lbert, seorang bayi dengan ketakutan
terhadap tikus dan kelinci. )idak seperti =ittle >ans dari Freud yang memiliki
gejala fobik pada perjalanan alami kematangannya, kesulitan =ittle lbert
merupakan akibat langsung dari percobaan ilmiah oleh dua ahli psikologis
yang menggunakan teknik yang telah berhasil menginduksi respons yang
dibiasakan pada binatang percobaan.
0umusan :atson menggunakan model stimulus-respons tradisional
dari Pa&lo& tentang re8e9 yang dibiaskaan (conditional refex) untuk
menerangkan ciptaan fobia. "i mana, kecemasan adalah dibangkitakan oleh
stimulus secara alami menakutkan yang terjadi dalam hubungan dengan
stimulus kedua yang sifatnya netral. !ebagai akibat hubungan tersebut,
khususnya jika dua stimuli dipasangakan pada beberapa keadaan yang
berurutan, stimulus yang pada awalnya adalah netral memiliki kemampuan
untuk membangkitakan kecemasan oleh dirinya sendiri. "engan demikian
stimulus netral menjadi stimulus yang dibiasakan untuk menghasilkan
kecemasan.
"alam teori stimulus-respons klasik, stimulus yang dibiasakan secara
bertahap kehilangan potensinya untuk membangkitkan suatu respons jika
tidak diperkuat oleh pengulangan periodic stimulus yang tidak dibiasakan.
Pada gejala fobik, yaitu stimulus yang dibasakan tidak terjadi? gejala mungkin
berlangsung selama bertahun-tahun tanpa adanya pendorong eksternal yang
terlihat. )eori kebiasaan pelaku (operant conditioning theory) memberikan
suatu model untuk menjelaskan fenomena tersebut. pada teori pembiasaan
pelaku, kecemasan adalah suatu dorongan yang memoti&asi organism untuk
melakukan apa yang dapat menghilangkan pengaruh yang menyakitkan.

You might also like