Pada pagi hari ini kita bersama-sama melaksanakan Sholat Idhul Fitri, setelah sebulan penuh kita menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan. Pada kesempatan ini kami mengingatkan pada diri saya pribadi dan utamanya kepada jamaah Sholat Idhul Fitri yang berbahagia, agar kita selalu bertaqwa kepada Allah SWT, dengan sebenar-benar taqwa, taqwa bukan sekedar di bulan Ramadhan saja,namun juga pada bulan-bulan sesudah Ramadhan. File-Syafaat-Hal 2 Apabila kita renungkan ibadah selama dibulan Ramadhan, terutama ibadah puasa, nyatalah bahwa puasa itu mengandung aspek ibadah fisik (Ibadah al badaniyah) dan ibadah Mental (Ibadah al ruhiyah). Dengan ibadah fisik dimaksudkan bahwa kita dengan sengaja menahan lapar dan dahaga, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, dengan niat semata-mata karena menjalankan perintah Allah. Sedangkan Ibadah mental dalam arti kerelaan kita menyesuaikan sikap, tutur kata, dan kepribadian kita dengan nilai-nilai akhlakul karimah yang diajarkan Islam. Lebih jauh kita melihat signifikasi spiritual yang paling utama dalam puasa yaitu bahwa manusia mematuhi perintah Tuhan secara sadar, tetapi selain itu puasa adalah cara untuk melepaskan diri dari keinginan hewani dan menyadari bahwa manusia lebih dari sekedar hewan. Selama manusia hanya menuruti hawa nafsu dan kecenderungannya saja ,maka ia hanya akan sedikit berbeda dari binatang, kecuali hanya binatang- binatang itu tidak mempunyai dosa dan tidak terikat pada sifat mereka,sedangkan manusia tidak. Meskipun seorang muslim yang menjalankan Ibadah Ramadhan memperoleh penghayatan spiritual yang cukup berarti, yang menambah kedekatan dirinya kepada Allah SWT, tidaklah ada jaminan bahwa ia akan tetap terus-menerus dalam suasana demikian.Hal ini disebabkan karena dalam diri manusia itu terdapat berbagai dorongan yang selalu menimbulkan konflik batiniyah, ada dorongan berbuat amal kebajikan, dan ada pula dorongan untuk berbuat kejahatan. Mudah-mudahan ibadah puasa kita dibulan Ramadhan memberi dorongan kepada diri kita untuk berbuat baik, dan mudah-mudahan dorongan itu tidak berubah sampai datang Ramadhan tahun depan. Sebab perang melawan hawa nafsu lebih berat daripada perang melawan kaum kafir, ,sebagaimana hadist nabi : Artinya : Bersabda Rasulullah Saw, Kita telah pergi dari perng kecil menuju ke peperangan yang lebih besar,Bertanya para Sahabat,bagaimana perang besar itu ya Rasulullah,bersabda Nabi,jihat melawan nafsu (HR Bukhori). File-Syafaat-Hal 3 Hadirin jamaah Idhul Fitri yang berbahagia Pada tahun ini, di bulan Ramadhan ini kita bangsa Indonesia juga melaksanakan pelaksanaan Demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, tentunya diantara kita terjadi perbedaan pilihan dalam menentukan siapa yang paling diinginkan untuk menjadi pimpinan puncak di negeri ini. Dalam sebuah pemilihan umum tentunya hal yang biasa jika terjadi sedikit perbedaan mengenai cara pandang kita terhadap pilihan kita, dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk saling menghormati perbedaan pilihan kita. Dalam sebuah pemilihan yang dilakukan oleh rakyat, yang terpilih belum tentu lebih baik daripada yang tidak terpilih, namun yang terpilih adalah yang dapat menghimpun suara yang paling banyak diantara pada pesaingnya. Maka tidak sepantasnya para pendukung saling mengolok olok pendukung lainnya, karena hal itu dapat menambah dosa, dan mengurangi pahala kita, terutama di bulan Ramadhan dimana segala amal perbuatan kita dilipat gandakan pahala dan dosanya. Hadiri Jamaah Idhul Fitri Yang dirahmati Allah Seperti kita ketahui, dosa yang diampuni itu, hanyalah dosa yang berhubungan langsung dengan Allah. Sementara masih ada dosa lain yang berkaitan dengan sesama kita, antar kita, dimana ampunan Allah bergantung pada pemaafan masing- masing kita yang bersangkutan. Oleh karenanya untuk menyempurnakan ketidak berdosaan kita, setelah shalat idul fitri ditradisikanlah halal bihalal, sini menghalalkan dan memaafkan situ, situ menghalalkan dan memaafkan sini. Dengan demikian pada Idhl Fitri kali ini diharapkan semua macam dosa apapun lebur dan kita kembali sebagaimana fitrah kita, mulus tanpa dosa bagaikan seorang bayi. Tidakkah kita tak ingin menjadi pailit kelak di hari kemudian ......? Seperti digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadits shohihnya tentang orang yang bangkrut, disampaikan bahwa Orang yang benar-benar pailit ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa banyak pahala shalat, puasa dan zakat; tapi (sementara itu) datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia banyak mencaci, menuduh, memakan harta orang lain tanpa hak, melukai, dan memukul orang lain. Maka di berikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada orang yang didzalimi tersebut. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi File-Syafaat-Hal 4 tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (yang pernah di dzaliminya) dan ditimpakan kepadanya. Kemudian dicampakkanlah ia ke api neraka. Naudzubillah Ternyata mulut, tangan, kaki, perut dan anggota tubuh kita yang biasa kita gunakan untuk beribadah, bersujud, berdzikir, berpuasa, memberikan zakat, dapat membuat kita pailit kelak. Tidak hanya menghabiskan modal pahala yang kita tumpuk sepanjang umur kita tapi bahkan dapat menarik kepada kita kerugian orang lain. Ini semua tentunya gara-gara kita terlalu meremehkan dosa dan kesalahan terhadap sesama. Oleh karenanya, apabila kita memuliakan Tuhan, maka termasuk yang dimuliakan Tuhan ialah manusia. Hadirin Yang dirahmati Allah Dalam suasana idhul fitri inilah kesempatan baik bagi Umat Islam untuk bersilaturahim sesama Umat Islam, untuk saling maaf memaafkan, sehingga kita tidak bangkrut diakhirat kelak, jika dalam waktu waktu yang dahulu kita saling banyak berbuat kesalahan terhadap keluarga, masyarakat, atau kita saling menghujat, salin mencari cari kesalahan orang lain, atau bahkan memprovokasi masyarakat untuk memusuhi orang lain, baik melalui perkataan, status pada Dunia Maya atau sosial media, SMS, selebaran selebaran, atau memusuhi penguasa pemerintahan yang sah, mengadu domba sesama masyarakat, utamanya umat Islam, maka saat inilah waktunya untuk meminta maaf, sebab yang paling baik adalah siapa yang paling dahulu meminta maaf. Firman Allah Surat An Nahl ayat 97 berbunyi : Artinya : Barang siapa beramal Sholeh dari golongan laki-laki atau perempuan maka kami berikan kepadanya kemakmuran hidup yang baik dan sesungguhnya nanti kami balas dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya File-Syafaat-Hal 5 Marilah kita Berdoa, semoga segala dosa kita diampuni oleh Allah SWT, para pemimpin Bangsa Indonesia diberi kekuatan untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang mendiri dan lebih sejahtera dalam suasana yang lebih Islami, dan semoga umat Islam dipenjuru dunia, terutama di Jalur Gaza Palestina segera diberi kedamaian dan Kemerdekaan di Negaranya. File-Syafaat-Hal 6