dr. ZAINOEL ABIDIN GENERAL HOSPITAL BANDA ACEH CASE REPORT Presented by: Rizki Rahma Sari Sindrom Guillain-Barr (SGB) adalah neuropati perifer dengan onset akut, dan ditandai dengan kelemahan motorik dengan cepat. Penyakit ini diduga sebagai penyakit autoimun yang dipicu oleh infeksi sebelumnya, terutama infeksi saluran pernapasan dan gastrointestinal.
Pendahuluan McGrogan, Madle, Seaman, & Vries, 2009 Di US 3.000 sampai 6.000 orang mengalami SGB setiap tahunnya. 11% pasien SGB mengalami komplikasi paru dan 9,1% menerima intubasi endotrakeal, yang merupakan prediktor kematian Terjadi puncak insidensi antara usia 15-35 tahun dan antara 50-74 tahun. Insiden tertinggi pada bulan April s/d Mei dimana terjadi pergantian musim hujan dan kemarau Alshekhlee, Hussain, Sultan, & Katiriji, 2008 CDC- Center for Disease Control and Prevention, 2012 Identitas Pasien Nama : Nn. M Umur : 21 tahun Alamat : Simeulu Pekerjaan : Mahasiswi Status : Belum menikah No. CM : 0-99-42-77 Masuk RS : 16 Juni 2014 Tgl. Pemeriksaan : 28 Juni 2014 Anamnesis KU : kedua kaki tidak bisa digerakkan tiba-tiba RPS : Demam tinggi selama 3 hari.
Kebas di kedua tangan dan kaki, kemudian melemah.
Kaki tidak bisa digerakka n RPD : pasien pernah mendapat serangan penyakit seperti ini saat pasien berusia 14 tahun, dan dirawat di rumah sakit selama 1 minggu. Keluhan membaik. RPK : Keluarga pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama. RKS : -
Compos Mentis 90/60 mmHg 64 kali /menit 20 kali/ menit 36,5 C Vital Sign S. Neurologis GCS : E4M6V5 Mata : Pupil isokor (3mm/3mm), RCL (+/+), RCTL (+/+) T.R.M : Brudzinsky I (-) Brudzinsky II (-) Kernig (-) Lasegue (-) N. Cranial : Parese N. XII (bicara sulit dan pelo) .lain-lain DBN
Motorik : 5555/5555 3333/3333
Sensorik : Hipestesi kedua pergelangan kaki dan tangan Autonom : dalam batas normal R. Fisiologis : R. Patologis : (-/-) S. Neurologis Laboratory Exam Haemoglobin : 13,8 gr/dl Haematokrit : 43% Eritrosit : 4,9x 10 6
Leukosit : 10,4x 10 3
Trombosit : 148x 10 6
Diftell : 0/0/0/89/4/7 pH : 7,52 pCO 2 : 37,20 pO 2 : 59 Bikarbonat : 30 Total CO 2 : 31,5 Kelebihan Basa: 7,6 Saturasi O 2 : 92,5 Na/K/Cl : 142/3,9/106 Ur/Cr : 33/0,24 Normal Normal Imaging Exam Diagnosis Klinis: Sindrome Guillain Barre Diagnosis Topis: Saraf perifer Diagnosis Patologis: Demielinisasi Saraf Tepi Diagnosis Etiologi: Infeksi dd Autoimun Assessment IVFD RL 20 gtt/i Inj. Ranitidin 1 ampul/12jam Inj. Metylprednisolon 4mg 3x1 tab Sohobion 5000 1x1 tab Terapi Pembahasan Kriteria diagnosa SGB oleh National Institute of Neurological and Communicative Disorder and Stroke (NINCDS), yaitu:
I. Klinis: Terjadinya kelemahan yang progresif Hiporefleksi
II. Sifat Progresif Relatif simetris Gejala gangguan sensibilitas ringan Gejala saraf kranial (n. VII, XII)
III. LCS Protein CSS meningkat Jumlah sel CSS < 10 MN/mm 3
Protein normal, sel CSS 11-50 MN/mm
IV. Elektrodiagnositik Perlambatan konduksi saraf Kecepatan hantar kurang Penyebab Infeksi virus: citomegalovirus, EBV, etc Infeksi bakteri: Campylobacter jejuni, etc Peny. Sistemik: limfoma, SLE, etc Lain: vaksinasi, trauma, pembedahan.
Terapi Awasi tanda-tanda gagal nafas Fisioterapi dada Immunoterapi: Plasmaparesis, IV imunoglobulin Kortikosteroid
Prognosis Penderita SGB dapat sembuh sempurna (75- 90%) atau sembuh dengan gejala sisa berupa dropfoot atau tremor postural (25-36%). SGB menyebabkan kematian, pada 3 % pasien, yang disebabkan oleh gagal napas dan aritmia. Rentan kambuh. TERIMA KASIH Banda Aceh, 15 Juli 2014