You are on page 1of 2

Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS?

Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa
Dosa
Kode Referensi : SYK-R03a
Referensi SYK-03a diambil dari:
Judul Buku : Teologi Dasar
Pengarang : Charles C. Ryrie
Penerbit : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1991
Halaman : 335 - 337
REFERENSI PELAJARAN 03a - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI
DAN MANUSIA SEJATI TANPA DOSA
KEALLAHAN YANG PENUH DARI KRISTUS YANG BERINKARNASI
===================================================
A. Ia Memiliki Sifat-sifat yang Hanya dimiliki oleh Allah
1. Kekekalan. Ia mengaku sudah ada sejak kekal (Yoh. 8:58; 17:5).
2. Mahahadir. Ia mengaku hadir di mana-mana (Mat. 18:20; 28:20).
3. Mahatahu. Ia memperlihatkan pengetahuan tentang hal-hal yang
hanya dapat diketahui jika Ia mahatahu (Mat. 16:21; Luk. 6:8;
11:7; Yoh. 4:29).
4. Mahakuasa. Ia memperagakan dan menyatakan kekuasaan satu Pribadi
yang Mahakuasa (Mat. 28:20; Mrk. 5:11-15; Yoh. 11:38-44).
Sifat-sifat Kealahan yang lain dinyatakan bagi diri-Nya oleh orang
lain (mis. "tak berubah", Ibr. 13:5), tetapi apa yang dikutip di
atas tadi adalah apa yang diakui oleh-Nya bagi diri-Nya sendiri.
B. Ia Melakukan Hal-hal yang Hanya Dapat Dilakukan oleh Allah
1. Pengampunan. Ia mengampuni dosa selama-lamanya. Manusia mungkin
dapat melakukannya untuk sementara, namun Kristus memberikan
pengampunan kekal (Mrk.2:1-12).
2. Kehidupan. Ia memberikan kehidupan rohani kepada barang siapa
yang dihendaki-Nya (Yoh.5:21).
3. Kebangkitan. Ia akan membangkitkan orang mati (Yoh. 11:43).
4. Penghakiman. Ia akan menghakimi semua orang (Yoh. 5:22, 27).
Lagi-lagi, semua contoh di atas adalah hal-hal yang Ia lakukan
atau pengakuan yang diucapkan-Nya sendiri, bukan orang lain.
C. Ia diberi Nama-nama dan Gelar-gelar Keallahan
1. Anak Allah. Tuhan kita mempergunakan gelar bagi diri-Nya
(meskipun hanya kadang-kadang, Yoh. 10:36), dan Ia mengakui
kebenarannya ketika dipergunakan oleh orang lain untuk menunjuk
kepada-Nya (Mat. 26:63- 64). Apakah artinya? Meskipun frase
"anak dari" dapat berarti "keturunan dari", hal ini juga
mengandung arti "dari kaum." Jadi, dalam Perjanjian Lama "anak-
anak para nabi" berarti dari kaum nabi (1 Raj.20:35), dan "anak-
anak penyanyi" berarti kaum penyanyi (Neh. 12:28). Petunjuk
"Anak Allah" apabila dipergunakan untuk Tuhan kita, berarti dari
kaum Allah dan merupakan suatu klaim yang kuat dan jelas untuk
Keallahan yang penuh." Dalam penggunaan di antara orang Yahudi,
perkataan "Anak (dari)..." umumnya tidak berarti suatu
pembawahan, tetapi lebih kepada persamaan dan jati diri hakikat.
Jadi, Bar Kokba, yang memimpin pemberontakan Yahudi pada 135-132
SM semasa pemerintahan Hadrian, diberi nama yang artinya 'Anak
Bintang.' Diperkirakan ia memakai nama ini untuk memperkenalkan
dirinya sendiri sebagai Bintang yang dinubuatkan dalam Bil.
24:17. Nama 'Anak Penghiburan' (Kis. 4:36) tak pelak lagi
berarti, 'Si Penghibur'. "Anak-anak Guruh' (Mrk. 3:17) mungkin
sekali berarti 'Penggeledek.' 'Anak Manusia, terutama
sebagaimana berlaku untuk Kristus dalam Dan. 7:13 dan selalu
dalam Perjanjian Baru, hakikatnya berarti "Orang yang Mewakili".
Jadi, bagi Kristus untuk mengatakan, 'Akulah Anak Allah' (Yoh.
10:36) dianggap oleh orang-orang pada masa-Nya sebagai
memperkenalkan diri-Nya sebagai Allah, sejajar dengan Bapa, yang
menurut mereka tidak layak" (J. Oliver Buswell, A Systematic
Theology of the Christian Religion [Grand Rapids: Zondervan,
19621, 1:105).
2. Tuhan dan Allah. Yesus disebut Yahweh dalam Perjanjian Baru.
Hal ini menunjukkan Keallahan-Nya yang penuh (band. Luk. 1:76
dengan Mal. 3:1 dan Am. 10:13 dengan Yl. 2:32). Ia juga disebut
Allah (Yoh. 1:1; 20:28; Ibr. 1:8), Tuhan (Mat. 22:43-45), dan
Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuan (Why.
19:16).
D. Ia Mengaku sebagai Allah.
Mungkin peristiwa yang paling kuat dan jelas tentang pengakuan ini,
terjadi pada waktu hari raya penahbisan Bait Allah di Yerusalem,
ketika Ia berkata, "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh. 10:30). Kata
"satu" di sini bukan berarti Ia dan Bapa merupakan satu Pribadi
melainkan bahwa mereka merupakan kesatuan dalam sifat dan
kegiatannya, suatu fakta yang benar, hanya jika Ia sama Keallahan -
Nya dengan Bapa. Orang-orang yang mendengar pengakuan ini
memahaminya demikian karena itu mereka segera berupaya merajam-Nya
dengan alasan penghujatan karena Ia menyatakan diri-Nya sebagai
Allah (Ay. 33).
Bagaimana seseorang dapat mengatakan bahwa Yesus dari Nazaret
sendiri tak pernah mengaku sebagai Allah? Dan bahwa pengikut-Nyalah
yang menyatakan demi Dia? Kebanyakan dari kutipan diatas berasal
dari kata-kata Kristus Sendiri. Karena itu, kita haruslah
menghadapi satu-satunya pilihan: apakah yang diakui-Nya itu memang
benar ataukah Ia seorang pembohong. Dan apa yang diakui-Nya itu
merupakan Keallahan yang penuh dan sempurna - tak ada yang kurang
atau dikurangkan semasa hidup-Nya di bumi.
----------------------------------------------------------------------
PESTA ======Pendidikan Elektronik Studi Teologia Kaum Awam====== PESTA

You might also like