You are on page 1of 20

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DALAM PENGAWASAN EFEKTIF PENGELUARAN


COST RECOVERY BP MIGAS
Pendahuluan
Hal 3
Solusi Strategis
Hal 11
Peran Teknologi Informasi dan Telekomunikasi
Hal 14
Rekomendasi
Hal 19
Agenda
C
O
S
T

R
E
C
O
V
E
R
Y

S
O
L
U
T
I
O
N

S
Y
S
T
E
M

2
PENDAHULUAN
3
Pengertian Cost Recovery
4
Cost recovery pada intinya merupakan pengeluaran
negara untuk membiayai investasi pengembangan
lapangan migas di Indonesia. Pembayaran cost
recovery oleh pemerintah ini adalah untuk mengganti
semua biaya (100%) yang telah dikeluarkan oleh
semua kontraktor bagi hasil migas (KPS) yang
beroperasi di Indonesia untuk mengembangkan
(memproduksi) lapangan migas yang dikelolanya.
Kondisi Cost Recovery Migas Saat Ini
5
1. Hasil pemeriksaan BPK atas cost recovery beberapa KKKS
untuk tahun buku 2004-2005, mencerminkan masih
perlunya peningkatan kontrol Departemen ESDM dan
BPMIGAS pada implementasi cost recovery.
2. Temuan BPK atas pelaksanaan kontrak PSC terutama
menyangkut nilai cost recoverable yang terdiri dari insentif
dan cost recovery umumnya terjadi karena adanya pasal-
pasal terbuka yang mencerminkan adanya aturan yang
sangat longgar mengenai biaya-biaya yang dapat
diperhitungkan dalam cost recovery, termasuk deductions
(komponen yang dapat dikeluarkan dari perhitungan biaya)
serta komponen yang dapat dikecualikan dalam
menghitung biaya (exemptions).

3. Recoverable yang terlalu tinggi itu mengurangi porsi
pemerintah atas penambangan migas

Kondisi Cost Recovery Migas Saat Ini
6
1. Menurut Sri Mulyani (Menkeu), cost recovery merupakan
keranjang penampung berbagai klaim biaya dari
perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang
sebenarnya tidak layak diklaim kepada pemerintah.
2. Cost recovery dinilai menampung berbagai klaim biaya yang
tidak beraturan.
3. Ditjen Pajak sudah mengundang berbagai pihak untuk
mendapatkan berbagai pandangan tentang masalah cost
recovery ini.
4. Disinyalir penerimaan pemerintah lebih rendah daripada
yang seharusnya.
Permasalahan yang dihadapi
7
1. Semua pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan eksplorasi dan
produksi migas dapat jadi Cost recovery.
2. "Yang berhubungan" artinya tidak hanya proses pencarian dan produksi
migas. Melainkan Juga:
1. Studi yang dilakukan diluar negeri related to oil and gas exploration
dan production
2. Tenaga Ahli luar negeri maupun lokal
3. Sewa rumah
4. Perjalanan dinas
5. Pembelian/sewa tanah untuk survey
6. Pemboran atau fasilitas produksi
7. Biaya penerimaan kunjungan dinas pejabat
8. Community development
9. Pengelolaan lingkungan
10. Dll
Perlu
pengawasan
menyeluruh
!
Permasalahan yang dihadapi
8
1. Produksi minyak semakin menurun sementara cost
recovery semakin membengkak dalam besaran
yang sangat signifikan untuk ukuran perekonomian
nasional (tahun 2004 mencapai Rp. 52 trilyun).
2. Dengan meningkatnya cost recovery seharusnya
produksi minyak dapat ditingkatkan.
Paling tidak dapat dipertahankan
3. Pada kenyataannya tingkat aktifitas/kegiatan
pengembangan lapangan migas yang dibiayai oleh
cost recovery menurun.

Sintesis Permasalahan
9
1. Membengkaknya cost recovery yang diiringi dengan
menurunnya produksi, dan sekaligus juga aktifitas yang
dibiayainya, pada dasarnya dapat menjadi suatu
indikator awal akan adanya inefisiensi cost recovery ini.
2. Indikasi ini bisa berupa:
1. Investasi sektor migas banyak digunakan untuk
membiayai kegiatan yang sebenarnya tidak
produktif, dan juga sangat mahal.
2. Banyak proyek-proyek yang sebenarnya tidak
produktif lolos dari pengawasan.
3. Lemahnya kemampuan pengawasan
Sintesis Permasalahan
10
C
o
s
t

R
e
c
o
v
e
r
y

A
k
t
i
v
i
t
a
s

d
a
n

p
r
o
d
u
k
s
i

Inefi-
siensi
Faktor berpengaruh:
1. Investasi sektor migas banyak
digunakan untuk membiayai
kegiatan yang sebenarnya tidak
produktif, dan juga sangat
mahal.
2. Lemahnya kemampuan
pengawasan

SOLUSI STRATEGIS
Perlu adanya langkah strategis untuk melakukan
validasi ataupun mengurangi Cost Recovery
11
Solusi strategis
12
1. Pengawasan yang efektif terhadap pengeluaran
cost.
2. Pengkajian ulang ketentuan-ketentuan yang telah
berlaku baik pada PSC maupun buku pedoman dan
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan BPMIGAS
untuk mendapatkan ketentuan yang lebih jelas
mengenai batasan-batasan dari biaya-biaya yang
boleh di cost recovery.
3. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang tepat guna

Pengawasan Cost Recovery
13
Cost
Recovery
Monitoring
Teknis
Managerial Teknologi
1. Volume dan nilai produksi
2. Volume dan nilai lifting
3. Biaya yang dimintakan penggantian
(cost recovery)

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN TELEKOMUNIKASI
Arah pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi untuk cost recovery Migas hendaknya
menjadikan sintesis permasalahan sebagai Key
Goal Indicator (KGI)
14
PERAN ICT DALAM COST RECOVERY MIGAS
15
ICT Sebagai Alat
Bantu
Pengawasan
ICT Sebagai Alat
Bantu
Penghubung
Stakeholder
ICT Sebagai
Alat Bantu
Pengambilan
Keputusan
ICT Sebagai Alat
Bantu Analisa
Pengembangan
Regulasi
ICT Sebagai Alat
Bantu Evaluasi
ICT Sebagai Alat
Bantu
Pengendalian
ICT Sebagai Alat
Bantu
Pelaporan
KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (KKKS)
ESDM & BPMIGAS
A
U
D
I
T
O
R

/

B
P
K
P

S
T
A
K
E
H
O
L
D
E
R

L
A
I
N

S

STAKEHOLDER COST RECOVERY SYSTEM
16
1. BPMIGAS
Merupakan stakeholder utama yang menjalankan berbagai fungsi
dalam cost recovery Migas
2. AUDITOR / BPKP
BPKP Sebagai Auditor yang ditunjuk akan lebih mudah dan cepat
dalam menjalankan fungsinya dalam melakukan auditing
3. KONTRAKTOR
Kontraktor sebagai pelaku bisnis dipermudah dalam delivery
laporan, project management, dll
4. STAKEHOLDER LAINNYA
Bisa berarti badan-badan / instansi terkait (ex. DPR) atau mungkin
juga masyarakat sebagai konsumen informasi.

Technology
17
1. GIS sebagai alat pemetaan wilayah kerja kontraktor
2. Web Based Application System Sebagai front office
1. PHP
3. Desktop Application sebagai Back office
1. Java,VB.Net
4. Database
1. Oracle
2. Sql Server
3. MySql
5. Infrastruktur Jaringan
1. VSAT
2. VPN Menjamin data tidak bisa diakses oleh pihak yang tidak berhak
3. Internetuntuk peyajian informasi publik
6. Operating System
1. Opensource System untuk menjamin tingkat keamanan disisi Server
2. Windows Base Client untuk menjamin tingkat kemudahan operasional
pengguna sistem
Model Hubungan Baru Stakeholder Cost Recoverry System
18
ESDM,
BPMIGAS
BPK, BPKP
KKKS
DPR, and Other
Stakeholder
Rekomendasi
19
1. Business Process Reegineering (BPR) Cost Recovery Migas
untuk mencapai proses ideal yang melingkupi keseluruhan
aktivitas pada masing-masing stakeholder
2. Implementasi ICT untuk mendukung aktivitas Cost Recovery
Migas.
3. Pengembangan SOP untuk sistem Cost Recovery
Rancangan Anggaran dan Biaya
20
NO Keahlian Volume Harga Satuan Jumlah Harga
Jml Waktu /Bln (Rp) (Rp)
A. Pengembangan Aplikasi
A.1. Biaya Langsung Personil 6 Bln Rp 25,255,000,000
A.2. Biaya Lansung Non Personil 6 Bln Rp 3,731,000,000
B. Survey di Tempat-tempat Kilang 6 Bln Rp 3,523,500,000
C.
Pengadaan Perangkat Keras dan
Infrastruktur Rp 31,000,500,000
D.
Langganan Komunikasi Dedicated
Pusat dan Daerah 1 Rp 3,600,000,000
E. Pelaporan Rp 570,000,000
SUB JUMLAH Rp 67,680,000,000
PPN 10% Rp 6,768,000,000
JUMLAH Rp 74,448,000,000

You might also like