You are on page 1of 17

1

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN T DENGAN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN
PADA KASUS COMBUSTIO GRADE II AB 20 %
DI RUANG BURN UNIT RSUP SANGLAH DENPASAR

Hari/Tanggal MRS : Sabtu, 28 Juni 2014
Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa 22 Juli 2014
Jam : 09:00 wita
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
1) Nama : An T
2) Umur : 2 Tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : Belum Sekolah
6) Suku/ Bangsa : Sasak/ Indonesia
7) Status perkawinan : Belum Nikah
8) Alamat : Jln.pidada Gang.B Ubung
9) No. RM : 14038922
10) Dx Medis : Combustio grade II 20 %
11) MRS : 08-07-2014
b. Identitas penanggung jawab
1) Nama : Ny A
2) Umur : 29 Tahun
3) Jenis kelamin : Perempuan
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SD
6) Pekerjaan : IRT
7) Suku/ Bangsa : Sasak/ Indonesia
12) Alamat : Jln.pidada Gang.B Ubung
8) Hub. Dengan pasien : Orang Tua


2

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Orang tua pasien mengatakan nyeri pada daerah luka bakar bagian punggung,
gluteal, dan femur.
b. Riwayat penyakit sekarang
Orang tua pasien mengatakan pasien jatuh kedalam baskom yang berisi santen
panas 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Saat itu pasien sedang bermain dengan
kakaknya kemudian terpeleset ke dalam baskom yang berisi santan yang sudah di
hangatkan dan di rumah ibu pasien memberikan pasta gigi untuk mengobati luka
bakar anaknya, setelah itu pasien lansung di bawa ke rumah sakit wangaya karena
rawat inap penuh, pasien lansung dirujuk ke RSUP sanglah Denpasar untuk
menjalani perawatan lebih lanjut. Pasien di diagnose combusio gread II AB 20%
dengan luka bakar pada gluteal 9 %, femur dekstra 6 % dan femur sinistra 5%.
c. Riwayat penyakit dahulu
Orang tua pasien mengatakan anaknya tidak pernah dirawat dirumah sakit
sebelumnya dan tidak memiliki penyakit seperti hepatitis,HIV/AIDS ataupun rabies
serta tidak memiliki penyakit keturunan.
3. Pengkajian Fungsional (BIO, PSIKO, SOSIO, Spiritual)
a. Pola pernafasan
Ibu pasien mengatakan anaknya bernafas seperti biasa tidak ada gangguan dan tidak
ada riwayat penyakit asma dalam keluarga baik sebelum sakit maupun sesudah
sakit.
b. Pola Nutrisi
1) Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya makan 3x1 dengan menu yang
bervariasi dan porsi makan selalu habis.
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya hanya menghabiskan setengah
porsi dari rumah sakit dan mendapatkan nutrisi putih telur sebagai tambahan
nutrisinya dan pasien mendapatkan cairan melalui intra vena sejumlah 1130 ml.
c. Pola Eliminasi
1) Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya BAB 2-3 kali / hari dengan
konsistensi lembek, warna kuning dan bau khas feses dan BAK 3-4 kali/hari
dengan bau khas urine dan warna kuning.
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya BAB 1-2 kali/hari dengan
konsistensi lembek, warna kuning dan Bau khas feses. Sedangkan BAK
3

menggunakan dower kateter dengan urine tapung sekitar 900 cc/ hari warna
kuning
d. Pola latihan aktivitas
1) Sebelum sakit :ibu klien mengatakan anaknya sudah bisa berjalan
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa melakukan aktivitas
nya sehari-hari sepertia biasa. Ibu Klien mengatakan anaknya hanya tidur
ditempat tidur. Untuk ADL klien dibantu oleh ibunya.
e. Pola istirahat tidur
1) Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya dapat tidur dengan nyaman dan
tidak ada gangguan selama tidur dengan frekuansi 6-8 jam/hari dengan baik
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya kadang-kadang tidak dapat tidur
seperti biasanya kerena nyeri dan panas yang dirasakan akibat luka bakarnya, dan
ada perasaan tidak puas setelah bangun. Ibu klien juga mengatakan anaknya
bertambah rewel
f. Berpakaian
1) Sebelum sakit : ibu klien mengatakan menggantikan pakaian anaknya 2-3 kali
perhari setiap habis mandi atau pada saat pakaiannya kotor
2) Saat sakit : ibu klien mengtatakan menggantikan pakaian anaknya hanya 1
kali sehari.
g. Rekreasi / Bermain
1) Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya aktif bermain bersama dengan
kakaknya, kadang-kadang bermain dengan tetangga di sekitar rumahnya.
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya jarang bermain, kadang-
kadang hanya bermain mobil-mobilan bersama kakanya jika tidak rewel
h. Pengaturan suhu tubuh
1) Sebelum sakit : ibu klien mengatakan tidak ada masalah dengan suhu tubuh
anaknya, jika anaknya merasa dinigin biasanya diberikan selimut.
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya mengalami panas dan demam,
kadang-kadang suhu tubuhnya mengalami peningkatan sampai 38 0 C. kadang-
kadang ibunya melakukan pengompresan untuk menurunkan suhu tubuh
anaknya sementara dari tindakan medis diberikan obat penurun demam



4

i. Personal hygiene
1) Sebelum sakit : ibu klien mengatakan memandikan anaknya 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore hari mengunakan sabun dan shampoo untuk membersihkan
kotoran pada rambutnya.
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan tidak pernah memandikan anaknya
hanya mengelap memakai air biasa pada pagi hari saja.
j. Menjaga lingkungan / sosialisasi
1) Sebelum sakit : ibu pasien mengatakan anaknya hanya bersosialisasi dengan
ibunya dan keluarga serta tetangga sekitar rumahnya saja.
2) Saat sakit : ibu pasien mengatakan anaknya hanya bersosialisasi
dengan ibunya dan kakaknya sesekali bersama dengan perawat yang sedang
berjaga.
k. Komunikasi
1) Sebelum sakit : ibu klien mengatakan anaknya hanya bisa memanggil nama
orang-orang di sekelilingnya seperti mama, papa dan kakanya.
2) Saat sakit : ibu klien mentakan anaknya selain bisa memenggil nama
orang-orang atau keluarga dekatnya , anaknya juga sering mengeluh sakit
dengan berkata atit-atit dan anaknya juga mengerti apa yang di tanyakan oleh
ibunya sering pula memberikan isyarat dengan gerakkan tubuh jika merasa tidak
nyaman.
l. Spiritual
Ibu klien mengatakan anaknya belum bisa menjalankan ibadah sesuai dengan agama
Islam. Agama yang di anutnya.
m. Pekerjaan
Ibu klien mengatakan anaknya tidak bekerja karena memang belum waktunya untuk
bekerja.
n. Belajar
1) Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan anakanya sudah bisa mencoret-coret
dengan pensil pada kertas
2) Saat sakit : ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah belajar mencoret-
coret lagi selama sakit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : composmentis
5

c. Tanda- tanda vital
1) N : 100 x/ menit
2) RR : 24 x/menit
3) S : 37,9
0
c
d. Pemeriksaan review of system.
1) Breathing
Jalan napas paten, tidak ada obstruksi jalan napas, tidak ada suara napas
tambahan, napas spontas, gerakan dinding dada simetris, irama napas normal,
pola napas teratur, suara napas vesikuler, sesak napas tidak ada, cuping hidung
tidak ada. RR 24x/menit.
2) Blood
Nadi teraba 100x/menit, tidak ada sianosis, CRT< 2 detik, akral hangat, suhu
tubuh 37,9, turgor kulit bagus, cairan yang masuk tanggal 22 adalah adalah 1130
ml.
3) Brain
Kesadaran compos mentis, GCS E
4
V
5
M
6
, reaksi pupil isokor, replek cahaya ada,
bicara lancer, istirahat tidur pada malam hari 7 jam dan siang 3 jam.
4) Bladder
Nyeri pinggang ada karena adanya luka bakar, terpasang DC urin keluar 900
ml/hari dengan warna urine kekuning kuningan dan bau khas urine.
5) Bowel
Napsu makan ada 3 x/ hari jumlah porsi dengan diit ektra putih telur dan
minum 4 gelas/hari, mual dan muntah tidak ada, perut kembung tidak ada,
BAB lancer dengan frekuensi 2x/hari kosistensi lembek dan warna kuning tidak
berlendir.
6) Bone
Tidak terjadi edema pada ekstermitas baik ekstermitas atas dan ekstermitas
bawah, terpasang infus di tangan ektermitas atas dekstra, dan kekuatan otot
masing masing ekstermitas 5, terdapat luka cobustio grade II AB 20%, dimana
terdapat di bagian, gluteal 9 % ,femur dekstra 6 % dan femur sinistra 5 %,
dengan warna luka bakar kemerahan.
6



e. Riwayat Tumbuh Kembang
1) Perkembangan Psychosexual menurut Sigmeun Freud
Fase anal (2 3 tahun)
Pada pasien ini didapatkan bahwa pasien sudah mampu untuk mengungkapkan
keinginannya jika ingin BAB atau BAK kepada ibunya.
2) Erikson (Perkembangan Psikososial)
Pada perkembangan psikososial di dapatkan bahwa pada pasien ini di perlukan
banyak dukungan, pujian dan pengakuan terutama pada saat akan melakukan
pemberian obat atau tindakan yang lainnya karna menurut pengakuan ibu pasien
bahwa dulu sebelum masuk rumah sakit jika pasien sakit jika di suruh minum
obat pasien tidak pernah mengeluh dan bersemangat minum obat namun sekarang
pasien tampak rewel jika di suruh minum obat.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap tanggal 22/07/2014
No Parameter Hasil Nilai Normal
1 WBC 29,5 (10

3/uL)

6,00-14,00
2 RBC 5,14 (106/uL) 4,10-5,30
3 HGB 11,8 (g/dL) 12,0-16,0
4 HCT 38,7 (%) 36,0-49,0
5 MCV 75,2 (fL) 78,0-102,0
6 MCH 23,0 (g/dL) 25,0-35,0
7 MCHC 30,6 (g/dL) 31-36
8 RDW 15,2 (%) 11,6-18,7
9 PLT 719 (10

3/uL) 140-400
10 MPV 3,88 (fL) 6,80-10,0
11 Albumin 3,57 g/dL 3,50-5,20
12 Natrium 135,64 mmol//L 136-145
13 Kalium 4,84 mmol/L 3,50-5,10



7

b. Program Terafi
1) Enteral
a) B-Complex 1 x 1 tab.
b) Ibu Profen 3 x 1 cth.
c) Sangobion 1 x 1 cth.
2) Parenteral
a) RL : D5 % NS = 1:1/24 jam.
b) Meropenem 3 x 300 mg iv.
c) Paracetamol 6 x 150 mg iv.
d) Ranitidine 2 x 12,5 mg.

B. Rumusan Diagnose Keperawatan.
2. Analisa data
No Data fokus Etiologi Masalah
1 DS = orang tua pasien mengatakan
anaknya rewel/sering menangis dan
sering mengeluh sakit pada daerah
yang mengalami luka.
P:Nyeri dirasakan bertambah setelah
dilakukan perawatan luka dan
berkurang pada waktu istirahat.
Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk
R: Nyeri dirasakan pada daerah paha,
punggung dan pantat.
S: Skala nyeri 4
T: Nyeri dirasakan pada saat bergerak
DO :
- Pasien tampak meringis kesakitan
- Pasien tampak rewel
- Tampak luka bakar dengan luas
20%
- TTV:
N: 120x/menit
S: 37,9
R: 24x/ menit
Termal

Kontak dengan
permukaan kulit+

Kerusakan integritas
kulit

Pemajanan ujung
syaraf

Nyeri
Nyeri akut
2 DS : orang tua pasien mengatakan suhu
badan anaknya naik turun.
DO : terdapat luka bakar pada daerah paha
punggung dan pantat
- Suhu: 37,9
- Wbc : 29,5 10^3/ul
Termal

Kontak dengan
permukaan kulit

Kerusakan jaringan

Infeksi pathogen
masuk

Resiko infeksi
Resiko tinggi
infeksi

8

3. Rumusan diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan integritas kulit yang menyebabkan
pemajanan ujung syaraf ditandai dengan orang tua pasien mengatakan anaknya
rewel/sering menangis dan sering mengeluh sakit pada daerah yang mengalami luka.
P: Nyeri dirasakan bertambah setelah dilakukan perawatan luka dan berkurang pada
waktu istirahat.
Q: Nyeri dirasakan seperti ditusuk
R: Nyeri dirasakan pada daerah paha, punggung dan pantat.
S: Skala nyeri 4
T: Nyeri dirasakan pada saat bergerak.
b. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan intergitas kulit yang menyebabkan
infeksi pathogen masuk ditandai dengan orang tua pasien mengatakan suhu badan
anaknya naik turun , terdapat luka bakar pada daerah paha punggung dan pantat,
Suhu: 37,9 dan WBC 29,5 10^3/ul.







9

C. Intervensi Keperawan.
Nyeri b/d
kerusakan
kulit/jaringan,
pembentukan
oedema,
manipulasi
jaringan cedera
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam diharapkan Pasien
dapat mendemonstrasikan
hilang dari
ketidaknyamanan.
Kriteria evaluasi:
menyangkal nyeri,
melaporkan perasaan
nyaman, ekspresi wajah dan
postur tubuh rileks

1. Kaji skala nyeri



2. Observasi vital sign





3. Berikan anlgesik narkotik yang
diresepkan prn dan sedikitnya 30
menit sebelum prosedur perawatan
luka. Evaluasi keefektifannya.
Anjurkan analgesik IV bila luka
bakar luas.



4. Pertahankan pintu kamar tertutup,
tingkatkan suhu ruangan dan berikan
selimut ekstra untuk memberikan
kehangatan.
1. Memantau tingkat nyeri pasien
sehingga dapat memberikan
intervensi lebih lanjut
2. Memnatau keberhasilan serta
adanya penyimpangan atau
kemajuan dari perawatan yang
diberikan
3. Analgesik narkotik diperlukan
utnuk memblok jaras nyeri
dengan nyeri berat. Absorpsi
obat IM buruk pada pasien
dengan luka bakar luas yang
disebabkan oleh perpindahan
interstitial berkenaan dnegan
peningkatan permeabilitas
kapiler.
4. Panas dan air hilang melalui
jaringan luka bakar,
menyebabkan hipoetrmia.
Tindakan eksternal ini
membantu menghemat
10


5. Berikan ayunan di atas temapt tidur
bila diperlukan.




6. Bantu dengan pengubahan posisi
setiap 2 jam bila diperlukan.
Dapatkan bantuan tambahan sesuai
kebutuhan, khususnya bila pasien tak
dapat membantu membalikkan badan
sendiri.
7. Dorong penggunaan teknik
manajemen stres, contoh relaksasi
progresif, nafas dalam, bimbingan
imajinasi, dan visualisasi.
kehilangan panas.
5. Menurunkan nyeri dengan
mempertahankan berat badan
jauh dari linen temapat tidur
terhadap luka dan menurunkan
pemajanan ujung saraf pada
aliran udara.
6. Menghilangkan tekanan pada
tonjolan tulang dependen.
Dukungan adekuat pada luka
bakar selama gerakan
membantu meinimalkan
ketidaknyamanan.
7. memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan
relaksasi dan meningkatkan
rasa kontrol yang dapat
menurunkan ketergantungan
farmakologis.
Risiko tinggi
terhadap infeksi
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24
1. Kaji tanda- tanda infeksi

1. Mengetahui dini terjadinya
infeksi
11

berhubungan
dengan tidak
adekuatnya
pertahanan primer,
kerusakkan kulit,
trauma jaringan
prosedur invasif
jam, diharapkan risiko
infeksi tidak menjadi
aktual, dengan kriteria
hasil:
o Tidak terjadi tanda-tanda
infeksi
o Suhu tubuh dalam batas
normal
o Kadar WBC dalam batas
normal (4,10-10,9
10^3/UL)
o Pembentukan jaringan
granulasi baik

2. Batasi jumlah pengunjung.


3. Jaga asepsis selama pasien berisiko

4. Sediakan perawatan kulit pada area
yang edema


5. Inpeksi kulit dan membrane mukosa
selama kemerahan, panas tinggi atau
drainase



6. Inspeksi kondisi luka/bekas operasi.

7. Dorong intake cairan.



8. Anjurkan intake nutrisi yang cukup.



2. Mengurangi kontaminasi
silang.
3. Meminimalkan kesempatan
untuk kontaminasi
4. Perawatan kulit pada area
yang edema dapat membantu
mencegah terjadinya infeksi
yang lebih luas.
5. Apabila kulit kembali
kemerahan dan terdapat
drainase purulen menandakan
terjadi proses inflamasi
bakteri.
6. Mencegah terjadinya infeksi
yang lebih luas
7. Mempertahankan
keseimbangan cairan untuk
mendukung perfusi jaringan.
8. Mempertahankan
keseimbangan nutrisi untuk
mendukung perpusi jaringan
12





9. Dorong istirahat





10. Ajarkan pasien dan keluarga
tentang tanda dan gejala infeksi
dan melaporkan kepada petugas
perwatan ketika terdapat tanda dan
gejala infeksi.
11. Berikan antibiotic sesuai indikasi.

12. Bersihakn area luka bakar setiap
hari dan lepaskan jarinagn nekrotik
(debridemen) sesuai pesanan.
Berikan mandi kolam sesuai
pesanan, implementasikan
perawatan yang ditentukan untuk
sisi donor, yang dapat ditutup
dan memberikan nutrisi yang
perlu untuk regenerasi selular
dan penyembuhan jaringan
9. Mencegah kelelahan/ terlalu
lelah dan dapat meningkatkan
koping terhadap
ketidaknyamanan
10. Meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga




11. Antibiotic dapat
menghambat proses infeksi.
12. Pembersihan dan pelepasan
jaringan nekrotik
meningkatkan pembentukan
granulasi.






13

dengan balutan vaseline atau op
site.
13. Lepaskan krim lama dari luka
sebelum pemberian krim baru.
Gunakan sarung tangan steril dan
beriakn krim antibiotika topikal
yang diresepkan pada area luka
bakar dengan ujung jari. Berikan
krim secara menyeluruh di atas
luka.



13. Antimikroba topikal
membantu mencegah
infeksi. Mengikuti prinsip
aseptik melindungi pasien
dari infeksi. Kulit yang
gundul menjadi media yang
baik untuk kultur
pertumbuhan baketri









14

D. Implementasi
No.
Dx
Hari/tanggal/jam Implementasi Respon Hasil Paraf
1 Selasa 22/07/14

08.30 wita




















09:00 wita



12:00 wita


1. Mengkaji keluhan
pasien
2. Mengkaji nyeri pasien
dengan metode
PQRST.










3. Mengajarkan kepada
keluarga pasien untuk
melakukan manajemen
nyeri yaitu dengan
teknik distraksi



4. Mengukur TTV dan
urin keluar


5. Memberikan obat
analgetik
1. Ibu pasien mengatakan
anaknya merasa nyeri
2. Hasil penkajian nyeri.
P : Nyeri di rasakan
karena adanya
luka bakar
Q : -
R : nyeri di keluhan
pada daerah
punggung,glutel
dan femur.
S : skala nyeri 4
T : nyeri terasa waktu
bergerak.

3. Ibu mau membantu
anaknya untuk
mengurangi nyeri dengan
cara melakukan teknik
distraksi. Seperti
mangajak anaknya bicara
dan memuji anaknya
serta dengan sentuhan.

4. N : 100x/menit
RR : 24x/menit
S : 37,9
o
C
UK : 50 cc/3 jam

5. Pasien mendapatkan obat
oral ibuprofen 3 x 1 cth.
Dan paracetamol 6 x 150
mg IV


2 Selasa 22/07/14

08:00 wita

1. Membatasi jumlah
pengunjung
2. Mengkaji tanda-tanda
infeksi.
1. Pasien hanya ditunngu
oleh ibunya.
2. Pasien tidak ada tanda-
tanda infeksi. WBC :29.5

15





08:30 wita


3. Mendorong pasien
untuk banyak makan
dan minum
4. Memberikan obat
antibiotic
10^3/ul
3. Pasien mematuhi saran
yang diberikan

4. Pasien mendapatkan obat
antibiotic (Meropenem 3
x 300 mg iv.)
1 Rabu 23/07/14
14:00 wita

















15:00 wita




18:00 wita


1. Mengkaji nyeri pasien
dengan metode
PQRST.









2. Mengajurkan keluarga
untuk membantu
anaknya mengurangi
nyeri dengan cara
melakukan
manajemen nyeri
yaitu teknik distraksi.
3. Mengukur TTV



4. Memberikan obat
analgetik.
1. Hasil pengkajian nyeri
P : Nyeri di rasakan
karena adanya luka
bakar
Q : -
R : nyeri di keluhan
pada daerah
punggung,glutel dan
femur.
S : Skala nyeri 4
T :Nyeri terasa waktu
bergerak.
2. Ibu pasien mau
membantu anaknya
mengurangi respon
nyeri dengan cara
teknik distraksi.


3. N : 120x/menit
RR : 24x/menit
S : 37
o
C

4. Pasien mendapatkan
obat oral dan injeksi
ibuprofen dan
Paracetamol


2 Rabu 23/07/14
15:00 wita



15:30 wita

1. Menganjurkan pasien
untuk banyak makan
dan minum


2. Menganjurkan pasien
untuk membersikan
1. Pasien mengikuti saran
yang diberikan, pasien
makan dan minum 4-6
gelas/hari dan
menghabiskan porsi RS
2. Ibu pasien mau
melakukan apa yang di

16





18:00 wita



kotoran bekas BAB di
di sekitar luka yang
terkena.

3. Memberikan obat
antibiotik
sarankan.



3. Pasien mendapatkan
obat antibiotik
(Meropenem 3 x 300 mg
iv.)
1 Kamis, 24/07/14
08:00 wita















09:00 wita
1. Mengkaji nyeri pasien











2. Menganjurkan pasien
untuk membersikan
kotoran bekas BAB di
di sekitar luka yang
terkena.
3. Mengukur TTV



4. Memberikan obat
analgetik

1. Hasil pengkajian nyeri
P : Nyeri di rasakan
karena adanya
luka bakar
Q : -
R : nyeri di keluhan
pada daerah
punggung,glutel
dan femur.
S : skala nyeri 4
T : nyeri terasa waktu
bergerak.
2. Ibu pasien mau
membantu anaknya
mengurangi respon
nyeri dengan cara
teknik distraksi.
3. N : 110x/menit
S :36,5
0
C
RR : 24 x/menit

4. Pasien mendapatkan
obat oral (ibu profen)
dan injeksi
(paracetamol)

2 Kamis, 24/07/14

08.00 wita





09:00 wita
1. Membatasi pengujung.

2. Mencuci tangan
sebelum dan sesudah
melakukan tindakan



3. Memberikan obat
1. Pasien ditunggu oleh
ibunya.
2. Sebelum melakukan
tindakan perawat dan
dokter yang akan
merawat luka pasien
sebelumnya mencuci
tangan.
3. Pasien mendapatkan

17

antibiotik
4. Melakukan perawatan
luka dengan teknik
steril.
obat antibiotic
(Meropenem 3 x 300
mg iv.)
4. Pasien mendapatkan
perawatan luka dengan
teknik steril.

E. Evaluasi
No
Dx
Hr/tgl/bln Catatan Perkembangan Paraf
1 Kamis
25/07/14
20:00
S = orang tua pasien mengatakan anaknya masih rewel dan
mengeluh nyeri
O = pasien tampak meringis dan skala nyeri 4
A = masalah belum teratasi
P = intervensi dilanjutkan
- Mengukur tanda-tanda vital.
- Kaji nyeri pasien dengan metode PQRST.
- Berikan obat analgetik.
- Anjurkan untuk melakukan manajemen nyeri
(distraksi).

2 Kamis
25/07/14
Jam 20:30 wita
S = orang tua pasien terlihat/ mengatakan lukanya
masih terasa panas
O = luka berwarna kemerahan, dan masih, WBC: 29,5
10^3/ul
A = masalah belum teratasi
P = intervensi diansumsikan
- Batasi pengunjung
- Cusi tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
- Lakukan perawatan luka dengan teknik steril 1 x
dalam 3 hari.
- Memberikan obat antibiotik.

You might also like