Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
82 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Peningkatan Kemampuan SDM dan Iptek Nasional menjadi salah satu dari 3 (tiga) strategi utama pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dalam konteks ini, peran sumber daya manusia yang berpendidikan dan produktif menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Peningkatan produktivitas sumber daya manusia menuju keunggulan kompetitif akan dicapai seiring dengan upaya memperkuat kemampuan sumber daya manusia berbasis inovasi dan penguasaan Iptek. Kedua hal tersebut sangat diperlukan ketika Indonesia memasuki tahap innovation- driven economies. Tahap innovation driven economies merupakan warisan ekonomi berbasis sumber daya alam yang bertumpu pada labor intensive dimana diperlukan adanya peningkatan secara bertahap untuk menuju skilled labor intensive dan kemudian menjadi human capital intensive.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Riset dan Teknologi sebagai penanggung jawab Tim Kerja SDM dan Iptek MP3EI telah menyiapkan berbagai program dan proyek- proyek pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana riset dan pendidikan guna menyiapkan SDM yang handal untuk mendukung tercapainya sasaran MP3EI.
Seperti yang telah diketahui bersama, selama ini pendekatan yang digunakan di dunia pendidikan dan teknologi di Indonesia adalah supply base, dimana institusi dan lembaga terkait menyediakan SDM dan Iptek dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan yang ada di industri. Dengan adanya MP3EI, pendekatan yang dilakukan diharapkan bisa diarahkan pada demand base. Melalui pendekatan ini, lembaga penyedia SDM dan Iptek dapat mencetak produk yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri secara langsung. Pendekatan ini juga mampu mendorong pengembangan Iptek ke arah komersial, dimana hasilhasil dari penelitian yang ada di berbagai institusi dan lembaga pendidikan bisa terserap industri dan menghasilkan value added yang berarti pada perekonomian.
9.1 PEMETAAN KEBUTUHAN DAN PENYEDIAAN SDM DAN IPTEK
Selama berjalannya pelaksanaan MP3EI, Tim Kerja Lintas Sektor dan Sekretariat KP3EI berusaha memenuhi kebutuhan yang muncul dari investor melalui tiga pilar MP3EI, yakni infrastruktur, regulasi, serta SDM dan Iptek. Setelah hampir 2 tahun berjalan sejak peluncuran MP3EI (27 Mei 2011), hasil identifikasi menunjukan bahwa kebutuhan investor yang paling sering muncul adalah halhal terkait perbaikan regulasi dan kebutuhan penambahan atau perbaikan infrastruktur. Sementara SDM dan Iptek tidak banyak muncul sebagai kebutuhan yang datang dari para Investor. Dengan mempertimbangkan kondisi ini, Tim Kerja SDM dan Iptek akhirnya membuat pendekatan melalui
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
83 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI pemetaan kebutuhan untuk mendukung penguatan SDM dan Iptek. Hasil pemetaan ini kemudian akan ditunjukan pada investor dan stakeholder lainnya untuk ditanggapi, sebelum akhirnya dijadikan patokan untuk pembuatan programprogram baru dalam pembangunan dan penguatan SDM dan Iptek.
Selama kurun waktu 2011 s.d 2012, telah dilakukan pemetaan pasokan kebutuhan SDM dan Iptek untuk seluruh koridor ekonomi dalam MP3EI. Dari hasil pemetaan tersebut, diperoleh gambaran sebagai berikut.
Gambar 9.1. Indikator Kebutuhan SDM Seluruh Koridor Ekonomi dan Konektivitas
Dari gambar diatas terlihat bahwa total kebutuhan SDM di seluruh koridor ekonomi diestimasikan sebanyak 5.837.938 orang untuk investasi MP3EI yang tercatat sampai dengan tahun 2015. Kebutuhan paling tinggi berada di Koridor Ekonomi Jawa sebanyak 2.370.221 orang atau sekitar 40% dari total kebutuhan di seluruh koridor ekonomi. Sedangkan berdasarkan jenjang pendidikan, kebutuhan tertinggi berada di jenjang SMA/K sebanyak 1.985.996 orang atau sekitar 34% dari total kebutuhan di seluruh jenjang pendidikan.
Tingginya kebutuhan tenaga kerja di Koridor Ekonomi Jawa sebanding dengan nilai investasi sektor riil dan infrastruktur di koridor ini. Semakin tinggi nilai investasi di suatu koridor ekonomi, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi kegiatan investasi tersebut juga semakin besar.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
84 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Tabel di bawah ini menunjukan bahwa Koridor Ekonomi Jawa memiliki nilai investasi terbesar senilai Rp. 2.136.785 Miliar atau sekitar 40% dari nilai investasi total seluruh koridor ekonomi.
Tabel 9.1 Nilai Investasi Sektor Riil dan Infrastruktur Seluruh Koridor Ekonomi MP3EI Koridor Ekonomi Nilai Investasi Total (Rp. Milliar) Sektor Rill Infrasruktur Sumatera 404.053 572.127 976.180 Jawa 323.045 1.813.740 2.136.785 Kalimantan 280.962 165.610 446.572 Sulawesi 97.579 186.785 284.364 Bali NT 140.045 70.266 210.311 Papua Kep. Maluku 464.042 121.364 585.406 Total 2.447.285 2.929.892 5.377.177 Sumber : Sekretariat KP3EI
Berdasarkan kebutuhan tenaga kerja yang telah diuraikan diatas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selaku penanggung jawab Tim Kerja SDM dan Iptek MP3EI, telah melaksanakan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Tim kerja mencoba untuk melihat data SDM dan angkatan kerja yang ada saat ini sebagai gambaran kondisi SDM saat ini.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
85 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Pendidikan 2001 (%) 2006 (%) 2010 (%) Universitas 1.8 3.2 4.6 Diploma I,II,III 1.6 2.2 2.7 SMK 5.5 6.2 7.8 SMA 10.3 12.7 14.6 SMP 17.7 20.2 18.9 < SD 63.0 55.5 51.5
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.2. Tabel dan Grafik Kondisi Sumber Daya Manusia
Dari tabel dan grafik diatas, dapat dilihat bahwa kondisi SDM Indonesia saat ini masih di dominasi oleh SDM dengan tingkat pendidikan yang rendah. Peningkatan tingkat pendidikan SDM dari tahun ke tahun tidak cukup signifikan dengan kebutuhan yang sebenarnya di lapangan. Perbandingan angkatan kerja yang dimiliki Indonesia dan negaranegara lain, dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.3. Perbandingan Angkatan Kerja Indonesia dan Beberapa Negara lain
Dari grafik perbandingan diatas, terlihat bahwa kondisi Indonesia masih tertinggal jauh dari negaranegara lain, bahkan dari negara tetangga seperti Malaysia. Atas pertimbangan kondisi ini serta
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 2001 2006 2010
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
86 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI perkembangan kebutuhan termasuk hasil pemetaan kebutuhan tenaga kerja MP3EI, Tim Kerja SDM dan Iptek membuat perencanaan peningkatan tingkat pendidikan angkatan kerja untuk dapat mengejar ketertinggalan dan untuk dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dan berpendidikan tinggi yang berkualitas.
9.2 PROGRAM DAN RENCANA KERJA PENGUATAN SDM DAN IPTEK
Rencana peningkatan angkatan kerja yang dirancang adalah sebagai berikut:
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.4. Rencana Peningkatan Profil Angkatan Kerja sampai tahun 2025
Peningkatan angkatan kerja dilakukan dengan meningkatkan angkatan kerja berpendidikan tinggi dan menengah. Peningkatan angkatan kerja berpendidikan tinggi ditargetkan meningkat dari 7,2% di tahun 2010 menjadi 19% di tahun 2025. Sedangkan untuk pendidikan menengah, ditargetkan meningkat dari 22,4% di tahun 2010 menjadi 44% di tahun 2025.
Dalam rangka mendukung peningkatan angkatan kerja yang berkualitas, maka dibuat pendekatan pemenuhan kebutuhan SDM, yaitu sebagai berikut:
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
87 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.5. Pendekatan Pemetaan Kebutuhan dan Penyediaan SDM
Dari Gambar 9.5 diketahui dari sisi kebutuhan (demand side), SDM dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu tenaga inovator, tenaga manajerial, dan tenaga terampil. Faktor yang menjadi pertimbangan dalam memetakan sisi kebutuhan diantaranya: (1) Pendidikan dan kompetensi, (2) Sebaran lokasi industri, (3) Sertifikasi keahlian dan keterampilan, (4) Jumlah SDM sesuai teknologi, (5) Perkembangan pertumbuhan tenaga kerja, dan (6) Situasi sosial setempat.
Apabila dilihat dari sisi pasokan (supply side), secara garis besar, faktor yang menjadi pertimbangan dalam memetakan pasokan diantaranya: (1) Tingkat pendidikan, (2) Sebaran lokasi pendidikan, (3) Akreditasi pendidikan, (4) Standar kualitas lulusan pendidikan, (5) Populasi lulusan pendidikan, dan (6) Pertumbuhan lulusan pendidikan.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
88 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Programprogram yang akan dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan hasil pemetaan, antara lain: Penguatan kursus/pendidikan non formal melalui peningkatan mutu, penguatan relevansi, dan sertifikasi lembaga kursus; Penguatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), melalui perbaikan rasio SMK/SMA, penguatan mutu, dan relevansi SMK; Pembangunan Akademi Komunitas, dengan membangun satu akademi komunitas di tiap kabupaten/kota, sehingga ditargetkan dapat terbangun 521 akademi komunitas; Pembangunan Perguruan Tinggi (PT) pendidikan dan politeknik, dengan membangun satu PT dan dua politeknik unggul di tiap provinsi (target 100 politeknik baru); Penguatan perguruan tinggi riset, melalui pengembangan 10-20 perguruan tinggi riset dan pusat penelitian secara nasional.
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.6. Skema Pemenuhan SDM dan Iptek MP3EI
Pembangunan dan penguatan sarana dan prasarana pendidikan yang telah dan akan dilakukan di masing-masing koridor ekonomi untuk periode 2011 2014 diantaranya:
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
89 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Koridor Ekonomi Sumatera
Pembangunan dan penguatan sarana dan prasarana utama mencakup pembangunan dua institut baru, yaitu Institut Teknologi Sumatera dan Institut Seni dan Budaya Aceh. Selain itu, juga dibangun akademi komunitas untuk mendukung KPI Prabumulih. Penguatan sarana dan prasarana di Koridor Ekonomi Sumatera ini diberikan pada 9 Politeknik, 13 Universitas, dan 1 Institut Seni.
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.7. Pembangunan Sarana dan Prasarana Utama SDM & IPTEK KE Sumatera
Koridor Ekonomi Jawa
Pembangunan dan penguatan sarana dan prasarana utama Koridor Ekonomi Jawa mencakup pembangunan Politeknik Madiun, Politeknik Madura, Politeknik Tuban, dan Politeknik Negeri Maritim Semarang. Selain itu, dibangun juga Akademi Komunitas Karawang, Subang, dan Lamongan.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
90 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Penguatan sarana dan prasarana di Koridor Ekonomi Jawa ini diberikan pada 5 Institut, 10 Politeknik, 1 Sekolah Tinggi Seni, dan 18 Universitas.
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.8. Pembangunan Sarana dan Prasarana Utama SDM & IPTEK KE Jawa
Koridor Ekonomi Kalimantan
Pembangunan dan penguatan sarana dan prasarana utama Koridor Ekonomi Kalimantan mencakup Institut Teknologi Kalimantan, Institut Seni dan Budaya Kalimantan, Politeknik Negeri Terpikat Sambas serta Akademi Komunitas Bontang dan Kotawaringin. Penguatan sarana dan prasarana di koridor ini diberikan pada 5 Politeknik dan 5 Universitas.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
91 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.9. Pembangunan Sarana dan Prasarana Utama SDM & IPTEK KE Kalimantan
Koridor Ekonomi Sulawesi
Pembangunan dan penguatan sarana dan prasarana utama Koridor Ekonomi Sulawesi mencakup Institut Seni dan Budaya Sulawesi dan Akademi Komunitas Kolaka. Penguatan sarana dan prasarana diberikan pada 4 Politeknik dan 7 Universitas.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
92 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.10. Pembangunan Sarana dan Prasarana Utama SDM & IPTEK KE Sulawesi
Koridor Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara
Pembangunan dan penguatan sarana dan prasarana utama Koridor Ekonomi Bali-NT mencakup Akademi Komunitas Nagakeo, Sumba Timur, dan Sumbawa. Penguatan sarana dan prasarana diberikan pada 3 Politeknik, 4 Universitas, dan 1 Institut Seni.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
93 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.11. Pembangunan Sarana dan Prasarana Utama SDM & IPTEK KE Bali-NT
Koridor Ekonomi Papua dan Kepulauan Maluku
Pembangunan dan penguatan sarana dan prasarana utama Koridor Ekonomi Papua dan Kep. Maluku mencakup Institut Seni dan Budaya Tanah Papua, Politeknik Negeri Fakfak, dan Akademi Komunitas Manokwari. Penguatan sarana dan prasarana diberikan pada 2 Politeknik dan 5 Universitas.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
94 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.12. Pembangunan Sarana dan Prasarana Utama SDM & IPTEK KE Papua & Kep. Maluku
Selain skema pendekatan pemetaan kebutuhan dan penyediaan SDM, dibuat juga skema pendekatan pemetaan kebutuhan dan penyediaan Iptek untuk melengkapi kemampuan modal SDM dalam mencapai innovation-driven economies. Skema pemetaan Iptek dinamakan juga inisiatif inovasi 1- 747 yang merupakan acuan untuk membahas mulai dari sisi input, proses, sampai sisi output berupa visi inovasi Indonesia pada tahun 2025. Secara garis besar, makna dari inisiatif inovasi 1-747 adalah input pendanaan penelitian dan pengembangan (R&D) sebesar 1% GDP per tahun yang perlu terus ditingkatkan sampai dengan 3% GDP menuju tahun 2025. Porsi pendanaan penelitian dan pengembangan di atas berasal dari pemerintah maupun dunia usaha.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
95 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI
Sumber : Sekretariat KP3EI
Gambar 9.13. Inisiatif Inovasi Iptek : 1-747
Inisiatif inovasi Iptek 1-747 dilakukan melalui 7 langkah perbaikan ekosistem inovasi dan 4 wahana percepatan pertumbuhan ekonomi sebagai model penguatan aktoraktor inovasi yang dikawal ketat. Dengan demikian, diharapkan akan menghasilkan 7 sasaran dari visi inovasi Indonesia di tahun 2025. Penjelasan skema inisiatif inovasi iptek ini dapat dilihat pada Gambar 9.13.
Pelaksanaan inisiatif inovasi dalam MP3EI sampai saat ini telah menunjukan beberapa kemajuan yang baik. Programprogram yang telah dilaksanakan Kementerian Riset dan Teknologi sebagai penanggung jawab pelaksana penguatan Iptek MP3EI diantaranya:
Program insentif peningkatan kemampuan peneliti dan perekayasa (PKPP). Program ini merupakan upaya penguatan riset untuk peningkatan produktivitas dan pengoptimalan pemanfaatan sektorsektor potensial dalam MP3EI diantaranya kelapa sawit, karet, kakao dan lainnya. Pengembangan alternatif pembangkit energi listrik pengganti Diesel Generator Sets melalui pemanfaatan limbah kelapa sawit (tandan buah kosong dan cangkang kelapa sawit). Inovasi teknologi telah dikuasai dan terbukti dapat mengubah limbah kelapa sawit menjadi fiber untuk
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
96 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI pembangkit tenaga uap yang dinyatakan zero waste. Teknologi ini dikembangkan oleh Kemristek dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT). Kemristek dan BPPT juga mengembangkan inovasi teknologi pemanfaatan limbah kelapa sawit (tandan buah kosong) menjadi biodiesel dan limbah cair (pons) menjadi minyak. Teknologi ini dapat menjadikan limbah cair yang dibuang lebih ramah lingkungan. Pembentukan pusat penelitian dan pengendalian sistem pengelolaan sawit nasional. Tahun 2012 Kemristek menetapkan pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) Sumatera Utara sebagai Pusat Unggulan Iptek. Selain itu, Kementerian Perindustrian juga membentuk Pusat Unggulan Inovasi Kelapa Sawit sebagai Center of Excellent yang terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus Seimangke, Sumatera Utara. Pusat Inovasi ini diharapkan dapat menjadi wadah riset dan inovasi KEK Sei Mangke, dimana pengembangannya juga bekerjasama dengan PPKS dibawah Kemristek. Untuk menunjang pengembangan industri Karet yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi utama di Sumatera, pemerintah mendirikan Pusat Unggulan Inovasi Karet di Palembang, Sumatera Selatan. Center of Excellent karet ini diharapkan mampu mendorong peningkatan efisiensi produksi karet dan pengembangan produk hilir, serta pengembangan teknologi pengolahan karet yang modern di industriindustri karet. Kerjasama pengembangan komoditas karet melalui konsorsium antar lembaga. Kementerian Riset dan Teknologi bekerjasama dengan Balai Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah (Balitbangnovda) Sumatera Selatan sebagai basis potensi karet di Koridor Ekonomi Sumatera sedang membina UKM yang mengembangkan produk berbasis karet. Kerjasama ini dilakukan dalam konsorsium yang melibatkan lembaga lainnya seperti Universitas Sriwijaya dan Balai Penelitian Sembawa. Program Pengembangan Pembangkit Listrik Mulut Tambang untuk pemanfaatan batu bara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kementerian Riset dan Teknologi beserta LPNKnya, berusaha memprakarsai pengembangan Pembakit Listrik Mulut Tambang. Selain efisien (misalnya penghilangan transportasi ke Pulau Jawa) dan bisa menekan harga listrik di daerah, program ini mampu menyediakan pasokan listrik yang berlebih di daerah penghasil batu bara, bahkan listrik yang dihasilkan dimungkinkan akan menjadi benefit untuk menghasilkan harga listrik yang murah, terutama dengan terbentuk sistem Interkoneksi di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terkait dengan Jembatan selat Sunda. Penyusunan masterplan pusat inovasi berbasis kakao yang diharapkan dapat menjadi wadah riset dan pengembangan pengolahan produkproduk turunan kakao yang memberikan nilai tambah bagi industri kakao di Koridor Ekonomi Sulawesi.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian | 2013
97 LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN MP3EI Pendirian pusat riset dan inovasi kelautan (Marine Center) sebagai pengembangan Iptek kelautan nasional. Pembangunan pusat unggulan perikanan tangkap sebagai wadah pengembangan teknologi pengolahan pangan berbasis ikan tangkap. Produk unggulan diantaranya ikan tuna, cakalang, dan udang. Pusat unggulan ini dikembangkan atas kerjasama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pembangunan pusat unggulan perikanan budidaya untuk peningkatan teknologi pembudidayaan dan pengolahan pangan berbasis ikan budidaya. Produk unggulan diantaranya bandeng, udang, dan rumput laut. Penyediaan bantuan modal bagi kelompok tani dan teknologi budidaya pertanian berbasis Iptek. Pembangunan balai penelitian dan pengembangan teknologi pertanian, peternakan, dan perikanan di Merauke; Pengadaan peralatan alat dan mesin pertanian (traktor, planter, reaper, power threser, mini combine, pompa air). Penyiapan teknologi budidaya pertanian dan perkebunan berbasis Iptek (pra dan pasca panen) di Merauke. Pembuatan rancangan Pembentukan Pusat Desain dan Rekayasa Teknologi Tembaga di Timika. Pendirian Pusat Informasi dan Litbang Migas di Sorong. Pembangunan unit pengolahan ikan, mesin dan peralatan pengolahan, laboratorium uji mutu dan penelitian dan pengembangan, cold storage, serta docking di Maluku dan Maluku Utara. Pendirian Pusat Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan di Ambon dan Morotai.