Professional Documents
Culture Documents
= = 25,8
IMT normal : 18,523 kg/m
2
Status gizi = lebih
Keadaan Regional
- Kepala : normocephali, rambut memutih, merata, tidak mudah di
cabut.
- Kulit : kuning langsat, ikterik (-), sianosis (-).
- Mata : kelopak mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+,
pupil bulat, isokor, air mata +/+, shadow test +/+.
- Telinga : bentuk simetris dan tidak ada kelainan, serumen -/-, membran
timpani sulit di nilai.
- Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), mukosa tidak hiperemis,
sekret (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-).
- Mulut : bibir tidak pucat, sianosis (-), mukosa bibir basah, lidah tidak
kotor, tremor (-)
- Tenggorokan : faring tidak hiperemis, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang,
tidak terdapat bercak putih.
- Leher : tidak teraba kelenjar getah bening.
- Thoraks
o Paru
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi
Palpasi : tidak dilakukan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
o Jantung
Inspeksi : pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS IV linea midclavicula
sinistra, tidak kuat angkat
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
Inspeksi : cembung, sikatriks (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-),
turgor baik
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+)
- Ekstremitas : akral hangat, edema (-)
XIV. Diagnosis Penyakit
Diabetes mellitus tipe II
Obesitas
XV. Diagnosis Keluarga
Diabetes mellitus tipe II
XVI. Anjuran Penatalaksanaan penyakit :
Promotif : Memberikan penyuluhan dan pengertian kepada pasien tentang
diabetes mellitus; komplikasi penyakit. Serta penyuluhan tentang
penatalaksaan hidup sehari-hari mengenai diabetes mellitus dan
pentingnya konsumsi obat secara teratur.
Preventif :
A. Pencegahan primer
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada kelompok
yang memiliki faktor risiko, yakni anak-anak pasien, melalui pola makan
seimbang, membatasi konsumsi karbohidrat dan gula serta memperbanyak
konsumsi serat. Selain makanan, cara hidup berisiko lainnya harus
dihindari. Jaga berat badan agar tidak gemuk lagi, bahkan harus
mengurangi berat badannya dengan olah raga teratur. Memotivasi pasien
agar mau berobat dan mengontrol gula darahnya secara teratur
B. Pencegahan sekunder
Menemukan pengidap DM sedini mungkin, misalnya dengan tes
penyaringan terutama pada populasi risiko tinggi. Dengan demikian pasien
diabetes yang sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring sehingga
dapat dilakukan upaya untuk merncegah komplikasi. Dilakukan evaluasi
berkala :
- Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah
makan sesuai dengan kebutuhan.
- Pemeriksaan A1C dilakukan setiap (3-6) bulan.
- Setiap 1 (satu) tahun dilakukan pemeriksaan:
Jasmani lengkap
Mikroalbuminuria
Kreatinin
Albumin / globulin dan ALT
Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan
trigliserid
C. Pencegahan Tersier
Dilakukan pencegahan tersier kepada pasien agar tidak timbul
kecacatan akibat komplikasi Dalam hal ini perlu dilakukan penyuluhan
untuk meningkatkan motivasi pasien untuk mengendalikan diabetesnya.
Kuratif :
a. Medikamentosa :
- Glibenclamid 1 x 1
- Metformin 3 x 1
b. Non-medikamentosa :
- Istirahat yang cukup
- Banyak minum air
- Latihan jasmani teratur
- Memakai sepatu yang nyaman
- Diet sehat dan seimbang
Kalori 30 kal/ kgBB/ hari
* Karbohidrat 45-65% (hindari sukrosa).
* Protein 10-20%.
* Lemak 20-25% (kolesterol <300 mg/hari).
* Makan besar: pagi (25%), siang (30%), malam
(20%).
Snack 2x antara makan besar (10-15%)
XVI. Prognosis
Penyakit : dubia ad bonam
Keluarga : dubia ad bonam
Masyarakat : bonam
XVII. Resume
Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada tanggal 29 Desember 2012,
didapatkan bahwa pasien : perempuan, 49 tahun, menderita diabetes mellitus tipe II.
Pasien memberi perhatian yang cukup baik akan keadaan kesehatan dirinya dan
anggota keluarganya. Ia adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki 6 orang
anak, 1 laki-laki dan 5 perempuan, yang sudah bekerja ada 2 orang.
Rumah pasien tergolong rumah yang cukup sehat dilihat ventilasi cukup
memadai. Penerangan dan kebersihan rumah cukup baik. Terdapat dapur dan jamban
dalam rumah pasien yang letaknya saling berhadapan. Pasien dan keluarganya
menggunakan air sumur dan ledeng sebagai sumber air minum dan mandi. Tidak
ditemukan sumber pencemaran air. Terdapat pembuangan sistem pembuangan air
limbah dan sampah di depan rumah pasien. Rumah pasien terdapat pekarangan yang
dapat dimanfaatkan dengan menanam pohon jambu air.
Ditinjau dari spiritual keluarga keluarga pasien merupakan keluarga yang cukup
taat beribadah beragama Islam. Keluarga pasien yaitu ayah dan ibunya menderita
kencing manis juga.
Saat ini kondisi pasien kurang baik. Pasien mengeluh badannya lemas sejak 2
hari yang lalu. Untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih optimal hendaknya
didukung pula oleh kondisi rumah yang lebih sehat, kebersihan diri yang lebih baik,
lebih memperhatikan pakaian dan sepatu yang nyaman, cukupnya asupan gizi, serta
mengontrol pola makan dan berolah raga secara teratur.
LAMPIRAN